Pengaruh Karakter Kewirausahaan dan Strategi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Berwirausaha Pada Studi kasus anggota BPD HIPMI Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan yang akan muncul, sejak
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tanggal 1 Januari
2016. Persaingan dalam mendapatkan pasar tidak lagi dapat dihindarkan. Produk
dan jasa dari Indonesia akan berkompetisi dengan produk barang dan jasa lain
dari negara ASEAN lainnya untuk mendapatkan pasar, baik yang ada di dalam
Indonesia maupun pasar bagi negara-negara yang menjadi anggota MEA. Jika
produk dan jasa dalam negeri tidak memiliki kualitas yang baik, maka produk dan
jasa Indonesia tidak akan mendapat tempat bagi konsumen dan produk barang dan
jasa Indonesia tidak diperhitungkan di pasar dalam negeri dan luar negeri bahkan
produk Indonesia tidak akan menjadi primadona di negara sendiri. Indonesia akan
diserbu dengan arus bebas barang dan jasa, tetapi sebaliknya barang dan jasa
Indonesia dapat dengan bebas untuk memasuki pasar negara-negara MEA.
Hadirnya
MEA
sebagai
bentuk
kerjasama
dalam
meningkatkan
perekonomian bangsa-bangsa di ASEAN akan menjadi suatu ancaman bagi para
tenaga kerja Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan pengangguran jika tenaga
kerja Indonesia tidak memiliki kualitas yang baik dalam bersaing.
Pemerintah mendorong berbagai usaha dalam bidang wirausaha dengan
harapan orang-orang Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
mampu membuat suatu produk dan jasa yang dapat dijual ke luar negeri. Usaha
ini dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai cara, mulai dari membuat seminar
1
Universitas Sumatera Utara
dan workshop mengenai entrepreneur dan pelatihan kreatifitas sampai menjadikan
wirausaha sebagai mata kuliah wajib hampir setiap fakultas yang ada di
universitas di Indonesia.
Wirausaha adalah seseorang yang menjalankan kegiatan kewirausahaan,
atau seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini
adalah seorang pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil
resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba (Daryanto, 2012: 6).
Kewirausahaan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai dan
kemampuan dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam
konteks bisnis, menurut Zimmerer (dalam Alifuddin dan Razak, 2015: 2)
kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.
Menjadi wirausaha yang berhasil, dituntut untuk mampu berfikir kreatif
dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda serta memiliki
nilai jual yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Disisi lain, seorang
wirausaha harus memahami seluk beluk dalam berwirausaha seperti memiliki
karakter berwirausaha dan memiliki perilaku berwirausaha dan mampu membaca
peluang. Banyak para wirausaha yang tidak mengerti tentang cara menjadi
seorang wirausaha yang baik, sehingga nilai-nilai atau ide bisa menjadi peluang
yang baik tidak dapat disampaikan dengan maksimal kepada para pelanggan atau
konsumen karena dianggap ide tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan
konsumen.
2
Universitas Sumatera Utara
Menurut Daryanto (2012: 18) faktor kegagalan dalam wirausaha adalah:
1. Tidak kompeten dalam manajerial,
2. Kurang pengalaman dan kurang dapat mengendalikan keuangan,
3. Gagal dalam perencanaan,
4. Lokasi yang kurang memadai,
5. Kurangnya pengawasan peralatan dan sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha, dan
6. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi wirausaha.
Kelemahan yang sering dijumpai pada para pebisnis yang gagal adalah
dalam keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran. Kelemahan
keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi,
pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta sistem
penggajian yang tidak beres. Kelemahan yang dapat menghancurkan usaha,
terutama apabila pimpinan sakit dalam jangka waktu yang cukup lama atau
bahkan meninggal dunia secara mendadak, sementara persiapan kader belum
dilakukan. Dalam bidang keuangan, biasanya pengusaha lemah dalam membuat
anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan secara baik, serta tidak adanya
batasan tegas antara harta milik pribadi (keluarga) dengan harta milik perusahaan.
Dengan demikian, seringkali pimpinan tidak tahu tentang besarnya laba-rugi
kegiatan usahanya. Kelemahan di bidang pemasaran pada umumnya berupa
ketidakserasian antara program produksi dan penjualan. Kelemahan ini juga
disebabkan karena kurangnya pengamatan pasar, sehingga tidak tahu posisi
pasarnya, cara menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya.
3
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan usaha yang dilakukan secara emosional tanpa didukung oleh data
dan fakta yang aktual merupakan kelemahan lain yang muncul.
Wirausaha mencapai sasaran nyata kegiatan usahanya yang berupa
keuntungan, dipengaruhi oleh berbagai faktor selain modal, yang perlu untuk
diperhatikan. Ini biasanya disebabkan karena pengusaha tidak memiliki karakter
dan perilaku yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu bisnis. Apalagi
terkadang para pebisnis menjalankan bisnisnya bukan dari awal atau dalam artian
bisnis yang diturunkan dari keluarga. Sehingga ketika estafet kepemilikan atau
kepengurusan diberikan kepada penerusnya tidak jarang para pebisnis tersebut
tidak bisa menjalankan bisnisnya dengan baik karena kurang memiliki
pengalaman
dan
pengetahuan
menciptakan
strategi
yang
baik
dalam
mengembangkan suatu bisnis.
Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan berwirausaha adalah
faktor karakter wirausaha itu sendiri. Setidaknya karakter menjadi penyaring
alami seorang wirausahawan. Tanpa karakter yang khas, hanya akan membuat
wirausaha sebagai ajang coba-coba. Banyak yang ingin menjalankannya, namun
karena tidak memiliki karakter, akhirnya harus berhenti di tengah jalan. Tanpa
karakter yang kuat, wirausaha tidak akan berjalan. Apalagi, jika ketakutan, baik
takut rugi, takut gagal, atau takut yang lainnya, selalu menggelayuti (Alifuddin
dan Razak, 2015: 31).
Faktor lain yang mendorong keberhasilan usaha adalah strategi
kewirausahaan. Strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan
internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, perusahaan yang
4
Universitas Sumatera Utara
harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan yang bersifat strategis,
misalnya berada pertama di pasar dengan produk baru (Daryanto, 2012: 71).
Banyaknya strategi yang akan diambil menghadapkan para wirausaha pada resiko
tinggi yang harus mereka hadapi karena lingkungan selalu berubah tanpa dapat
diprediksi. Kemampuan dalam mengatur internal dan aktivitas eksternal
perusahaan bukanlah hal mudah bagi wirausaha yang ingin mencapai keberhasilan
dalam berwirausaha.
Menurut Haryadi (dalam Lindrayanti, 2003: 113), keberhasilan usaha
biasanya dicirikan dengan membesarnya skala usaha yang dimilikinya. Hal
tersebut bisa dilihat dari volume produksnya yang tadinya biasa menghabiskan
sejumlah bahan baku perhari meningkat menjadi mampu mengolah bahan baku
yang lebih banyak dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti
meningkat pada jumlah buruhnya sekaligus mencirikan perluasan jaringan
pemasaran.
Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis
mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapatkan laba,
karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis (Noor, 2007: 397).
Tetapi pada dasarnya, keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik
tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan
pribadi atau kepuasaan batin.
Wirausaha atau pengusaha yang tergabung dalam BPD HIPMI SUMUT
(Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sumatera Utara)
merupakan kumpulan pengusaha muda diseluruh Sumatera Utara yang
5
Universitas Sumatera Utara
mempunyai usaha yang diturunkan dari kelurga untuk dikelola kepada generasi
selanjutnya (biasanya diturunkan ke anak). Permasalahan yang timbul adalah para
pengusaha muda ini tidak mengetahui bagaimana cara mengatur perusahaan ini
karena kurangnya pengalaman, kurangnya manajemen strategi kewirausahaan
yang dimiliki dan tidak mempunyai tenaga ahli dalam mengurus perusahaan.
Kurangnya pengalaman para pengusaha disebabkan karena umur atau usia yang
masih terlalu muda karena pada dasarnya pengusaha yang bergabung di HIPMI
adalah pengusaha yang berusia dibawah 40 (empat puluh) tahun.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakter Kewirausahaan dan Strategi
Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Berwirausaha (Studi Kasus pada
anggota BPD HIPMI SUMUT)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah variabel karakter kewirausahaan dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD
HIPMI SUMUT ?
2.
Apakah variabel strategi kewirausahaan dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD
HIPMI SUMUT?
6
Universitas Sumatera Utara
3.
Apakah variabel karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan dapat
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
variabel
keberhasilan
berwirausaha anggota BPD HIPMI SUMUT?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
karakter
kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota
BPD HIPMI SUMUT.
2.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
strategi
kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota
BPD HIPMI SUMUT.
3.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
karakter
kewirausahaan dan strategi kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan
berwirausaha anggota BPD HIPMI SUMUT.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait maupun yang membacanya sehingga dapat dijadikan referensi untuk
kedepannya. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a.
Bagi HIPMI
Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan masukan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan berwirausaha.
7
Universitas Sumatera Utara
b.
Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dan literartur yang di pelajari dibangku kuliah dalam
bidang manajemen kewirausahaan serta memperluas wawasan penulis.
c.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai referensi atau bahan
perbandingan untuk penelitian yang akan datang.
8
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan yang akan muncul, sejak
diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tanggal 1 Januari
2016. Persaingan dalam mendapatkan pasar tidak lagi dapat dihindarkan. Produk
dan jasa dari Indonesia akan berkompetisi dengan produk barang dan jasa lain
dari negara ASEAN lainnya untuk mendapatkan pasar, baik yang ada di dalam
Indonesia maupun pasar bagi negara-negara yang menjadi anggota MEA. Jika
produk dan jasa dalam negeri tidak memiliki kualitas yang baik, maka produk dan
jasa Indonesia tidak akan mendapat tempat bagi konsumen dan produk barang dan
jasa Indonesia tidak diperhitungkan di pasar dalam negeri dan luar negeri bahkan
produk Indonesia tidak akan menjadi primadona di negara sendiri. Indonesia akan
diserbu dengan arus bebas barang dan jasa, tetapi sebaliknya barang dan jasa
Indonesia dapat dengan bebas untuk memasuki pasar negara-negara MEA.
Hadirnya
MEA
sebagai
bentuk
kerjasama
dalam
meningkatkan
perekonomian bangsa-bangsa di ASEAN akan menjadi suatu ancaman bagi para
tenaga kerja Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan pengangguran jika tenaga
kerja Indonesia tidak memiliki kualitas yang baik dalam bersaing.
Pemerintah mendorong berbagai usaha dalam bidang wirausaha dengan
harapan orang-orang Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
mampu membuat suatu produk dan jasa yang dapat dijual ke luar negeri. Usaha
ini dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai cara, mulai dari membuat seminar
1
Universitas Sumatera Utara
dan workshop mengenai entrepreneur dan pelatihan kreatifitas sampai menjadikan
wirausaha sebagai mata kuliah wajib hampir setiap fakultas yang ada di
universitas di Indonesia.
Wirausaha adalah seseorang yang menjalankan kegiatan kewirausahaan,
atau seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini
adalah seorang pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil
resiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba (Daryanto, 2012: 6).
Kewirausahaan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai dan
kemampuan dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam
konteks bisnis, menurut Zimmerer (dalam Alifuddin dan Razak, 2015: 2)
kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.
Menjadi wirausaha yang berhasil, dituntut untuk mampu berfikir kreatif
dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda serta memiliki
nilai jual yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Disisi lain, seorang
wirausaha harus memahami seluk beluk dalam berwirausaha seperti memiliki
karakter berwirausaha dan memiliki perilaku berwirausaha dan mampu membaca
peluang. Banyak para wirausaha yang tidak mengerti tentang cara menjadi
seorang wirausaha yang baik, sehingga nilai-nilai atau ide bisa menjadi peluang
yang baik tidak dapat disampaikan dengan maksimal kepada para pelanggan atau
konsumen karena dianggap ide tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan
konsumen.
2
Universitas Sumatera Utara
Menurut Daryanto (2012: 18) faktor kegagalan dalam wirausaha adalah:
1. Tidak kompeten dalam manajerial,
2. Kurang pengalaman dan kurang dapat mengendalikan keuangan,
3. Gagal dalam perencanaan,
4. Lokasi yang kurang memadai,
5. Kurangnya pengawasan peralatan dan sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha, dan
6. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi wirausaha.
Kelemahan yang sering dijumpai pada para pebisnis yang gagal adalah
dalam keorganisasian, keuangan, administrasi, dan pemasaran. Kelemahan
keorganisasian pada umumnya berupa tidak jelasnya struktur organisasi,
pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, serta sistem
penggajian yang tidak beres. Kelemahan yang dapat menghancurkan usaha,
terutama apabila pimpinan sakit dalam jangka waktu yang cukup lama atau
bahkan meninggal dunia secara mendadak, sementara persiapan kader belum
dilakukan. Dalam bidang keuangan, biasanya pengusaha lemah dalam membuat
anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan secara baik, serta tidak adanya
batasan tegas antara harta milik pribadi (keluarga) dengan harta milik perusahaan.
Dengan demikian, seringkali pimpinan tidak tahu tentang besarnya laba-rugi
kegiatan usahanya. Kelemahan di bidang pemasaran pada umumnya berupa
ketidakserasian antara program produksi dan penjualan. Kelemahan ini juga
disebabkan karena kurangnya pengamatan pasar, sehingga tidak tahu posisi
pasarnya, cara menghadapi saingan, serta cara mempromosikan hasil usahanya.
3
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan usaha yang dilakukan secara emosional tanpa didukung oleh data
dan fakta yang aktual merupakan kelemahan lain yang muncul.
Wirausaha mencapai sasaran nyata kegiatan usahanya yang berupa
keuntungan, dipengaruhi oleh berbagai faktor selain modal, yang perlu untuk
diperhatikan. Ini biasanya disebabkan karena pengusaha tidak memiliki karakter
dan perilaku yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu bisnis. Apalagi
terkadang para pebisnis menjalankan bisnisnya bukan dari awal atau dalam artian
bisnis yang diturunkan dari keluarga. Sehingga ketika estafet kepemilikan atau
kepengurusan diberikan kepada penerusnya tidak jarang para pebisnis tersebut
tidak bisa menjalankan bisnisnya dengan baik karena kurang memiliki
pengalaman
dan
pengetahuan
menciptakan
strategi
yang
baik
dalam
mengembangkan suatu bisnis.
Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan berwirausaha adalah
faktor karakter wirausaha itu sendiri. Setidaknya karakter menjadi penyaring
alami seorang wirausahawan. Tanpa karakter yang khas, hanya akan membuat
wirausaha sebagai ajang coba-coba. Banyak yang ingin menjalankannya, namun
karena tidak memiliki karakter, akhirnya harus berhenti di tengah jalan. Tanpa
karakter yang kuat, wirausaha tidak akan berjalan. Apalagi, jika ketakutan, baik
takut rugi, takut gagal, atau takut yang lainnya, selalu menggelayuti (Alifuddin
dan Razak, 2015: 31).
Faktor lain yang mendorong keberhasilan usaha adalah strategi
kewirausahaan. Strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan
internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, perusahaan yang
4
Universitas Sumatera Utara
harus bersaing dengan menggunakan keputusan-keputusan yang bersifat strategis,
misalnya berada pertama di pasar dengan produk baru (Daryanto, 2012: 71).
Banyaknya strategi yang akan diambil menghadapkan para wirausaha pada resiko
tinggi yang harus mereka hadapi karena lingkungan selalu berubah tanpa dapat
diprediksi. Kemampuan dalam mengatur internal dan aktivitas eksternal
perusahaan bukanlah hal mudah bagi wirausaha yang ingin mencapai keberhasilan
dalam berwirausaha.
Menurut Haryadi (dalam Lindrayanti, 2003: 113), keberhasilan usaha
biasanya dicirikan dengan membesarnya skala usaha yang dimilikinya. Hal
tersebut bisa dilihat dari volume produksnya yang tadinya biasa menghabiskan
sejumlah bahan baku perhari meningkat menjadi mampu mengolah bahan baku
yang lebih banyak dengan meningkatnya bahan baku yang dibutuhkan berarti
meningkat pada jumlah buruhnya sekaligus mencirikan perluasan jaringan
pemasaran.
Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis
mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapatkan laba,
karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis (Noor, 2007: 397).
Tetapi pada dasarnya, keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik
tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan
pribadi atau kepuasaan batin.
Wirausaha atau pengusaha yang tergabung dalam BPD HIPMI SUMUT
(Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sumatera Utara)
merupakan kumpulan pengusaha muda diseluruh Sumatera Utara yang
5
Universitas Sumatera Utara
mempunyai usaha yang diturunkan dari kelurga untuk dikelola kepada generasi
selanjutnya (biasanya diturunkan ke anak). Permasalahan yang timbul adalah para
pengusaha muda ini tidak mengetahui bagaimana cara mengatur perusahaan ini
karena kurangnya pengalaman, kurangnya manajemen strategi kewirausahaan
yang dimiliki dan tidak mempunyai tenaga ahli dalam mengurus perusahaan.
Kurangnya pengalaman para pengusaha disebabkan karena umur atau usia yang
masih terlalu muda karena pada dasarnya pengusaha yang bergabung di HIPMI
adalah pengusaha yang berusia dibawah 40 (empat puluh) tahun.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakter Kewirausahaan dan Strategi
Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Berwirausaha (Studi Kasus pada
anggota BPD HIPMI SUMUT)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah variabel karakter kewirausahaan dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD
HIPMI SUMUT ?
2.
Apakah variabel strategi kewirausahaan dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota BPD
HIPMI SUMUT?
6
Universitas Sumatera Utara
3.
Apakah variabel karakter kewirausahaan dan strategi kewirausahaan dapat
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
variabel
keberhasilan
berwirausaha anggota BPD HIPMI SUMUT?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
karakter
kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota
BPD HIPMI SUMUT.
2.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
strategi
kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan berwirausaha pada anggota
BPD HIPMI SUMUT.
3.
Untuk
mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh
variabel
karakter
kewirausahaan dan strategi kewirausahaan terhadap variabel keberhasilan
berwirausaha anggota BPD HIPMI SUMUT.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait maupun yang membacanya sehingga dapat dijadikan referensi untuk
kedepannya. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a.
Bagi HIPMI
Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan masukan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan berwirausaha.
7
Universitas Sumatera Utara
b.
Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menerapkan teori-teori dan literartur yang di pelajari dibangku kuliah dalam
bidang manajemen kewirausahaan serta memperluas wawasan penulis.
c.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai referensi atau bahan
perbandingan untuk penelitian yang akan datang.
8
Universitas Sumatera Utara