PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA ME

SEBUAH MODEL

Sujarno Im Sodiawati Aminullah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (BP-PAUD DAN DIKMAS) JAWA TIMUR

2016

ii

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH

JUDUL NASKAH:

PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A PASCA-MELEK AKSARA DENGAN SISTEM SETORAN KOMPETENSI (PASMA-SSK), SEBUAH MODEL

PENYUSUN

1. Sujarno, M.Pd. NIP. 196710201997031002 2. Im Sodiawati, S.E.

NIP. 197607022003122001 3. Aminullah, S.Pd., M.A.

NIP. 197303272001121002

Naskah tersebut telah direview dan divalidasi oleh Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) Jawa Timur, dan dinyatakan LAYAK untuk digandakan dan didistribusikan.

Surabaya, 27 Desember 2016 Kepala BP-PAUD dan Dikmas Jawa Timur

Drs. Dadan Supriatna, M. Pd. NIP 196212311992121001

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

iii

iv

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

SAMBUTAN KEPALA BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR

Tugas pokok Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD DAN DIKMAS) termasuk di dalamnya BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR menurut Permendikbud Nomor

69 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat adalah melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Goal (tujuan akhir) dari pelaksanaan tugas pokok tersebut salah satunya adalah terwujudnya satuan-satuan pendidikan PAUD dan Dikmas yang terakreditasi.

Untuk dapat terakreditasi, satuan pendidikan harus memenuhi delapan

nasional pendidikan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor

standar

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi (1) Standar Kompetensi Lulusan; (2) Standar Isi; (3) Standar Proses; (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Pengelolaan; (6) Standar Sarana dan Prasarana; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian. Merujuk pada tugas pokok BP-PAUD DAN DIKMAS tersebut di atas, dalam rangka penyiapan satuan pendidikan untuk mencapai akreditasi, BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah mengembangkan model atau program yang diarahkan untuk membantu satuan pendidikan memenuhi standar-standar pendidikan.

Pengembangan model atau program Penilaian Hasil Belajar Paket A Pasca-melek Aksara dengan Sistem Setoran

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Kompetensi (Paket A PASMA-SSK) ini diarahkan untuk memenuhi salah standar nasional pendidikan sebagaimana telah disebutkan di atas. Model ini merupakan produk dari BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR pada tahun 2016. Model ini disusun dengan latar masyarakat Jawa Timur utamanya masyarakat Kabupaten Probolinggo. Namun demikian, model ini dapat diterapkan di daerah- daerah lain yang memiliki kemiripan karakteristik dengan melakukan modifikasi yang diperlukan.

Keberadaan model ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi salah satu acuan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan standar penilaian pada khususnya, dan bermanfaat pula bagi masyarakat yang belum memiliki ijazah sekolah dasar atau yang sederajat pada umumnya. Kritik dan saran dari pembaca untuk peningkatan kualitas model ini akan kami terima dengan tangan terbuka.

Kepala BP-PAUD DAN DIKMAS JAWA TIMUR,

Drs. Dadan Supriatna, M. Pd NIP 196212311992121001

vi

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

KATA PENGANTAR

Standar penilaian merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan. Keberadaan standar penilaian mutlak diperlukan sebagaimana ditetapkan di Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah dua kali mengalami perubahan yakni yang terakhir melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Model ini merupakan contoh standar penilaian yang dapat diterapkan pada penyelenggaraan program Paket A setara sekolah dasar dengan sasaran warga masyarakat yang telah melek aksara. Di dalam model ini dijelaskan mengenai konsep, prinsip, dan prosedur pelaksanaan penilaian hasil belajar program Paket A setara sekolah dasar. Pendidik dan tenaga kependidikan program Paket A setara sekolah dasar dapat membaca dan memahami model ini untuk kemudian menerapkannya sesuai dengan kondisi dan situasi penyelenggaraan program Paket A setara sekolah dasar di daerahnya masing-masing.

Saran dan masukan dari pembaca baik secara teoretik akademik maupun berdasarkan pengalaman lapangan sangat diharapkan untuk menyempurnakan model ini sehingga layak untuk didiseminasikan ke para penyelenggara program Paket A setara sekolah dasar di wilayah-wilayah lain.

Tim Penyusun

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

vii

viii

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB I PENDAHULUAN

A. Problematika Pendidikan Kesetaraan Paket A

Program Paket A merupakan program pendidikan yang diberikan kepada warga masyarakat yang belum memiliki ijasah sekolah dasar atau yang sederajat. Program ini diberikan kepada mereka yang putus sekolah dasar/sederajat atau belum mengikuti pendidikan pada sekolah dasar/sederajat dengan memenuhi persyaratan tertentu. Di antara persyaratan

yang paling krusial adalah

kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang memadai untuk mengikuti program Paket A. Untuk itu, bagi mereka yang sama sekali belum mengenyam pendidikan sekolah dasar/sederajat, perlu

mengikuti

program

yang dapat

mengantarkan mereka untuk mampu membaca, menulis, dan berhitung setidaknya pada tingkat dasar.

Penyelenggaraan program Paket A oleh satuan pendidikan nonformal tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para penyelenggara program ini, antara lain:

1. Rendahnya motivasi belajar warga masyarakat usia dewasa

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Seiring bertambahnya usia, motivasi belajar seseorang

mengalami penurunan. Ini

disebabkan oleh orientasi seseorang yang lebih memntingkan mencari nafkah dibanding belajar apalagi mempelajari hal-hal yang terkait dengan pelajaran sekolah dasar. Apalagi bagi mereka yang telah berusia 40 (empat puluh) tahun atau lebih, belajar merupakan sesuatu yang sangat sulit dilaksanakan karena mereka

banyak

yang

merasa tidak

mendapatkan manfaat dari mempelajari pelajaran-pelajaran sekolah dasar.

2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebermanfaatan

pendidikan utamanya pendidikan kesetaraan (Paket A) Banyak warga masyarakat yang belum menyadari pentingnya memiliki ijasah sekolah dasar atau yang setara karena pekerjaan mereka tidak mempersyaratkan penggunaan ijasah tersebut. Pekerjaan seperti petani, buruh tani, pedangan kecil, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dilakukan oleh warga masyarakat terutama dari golongan ekonomi kurang beruntung memang tidak memerlukan ijasah sekolah dasar atau yang sederajat. Oleh karena itu, mereka merasa tidak memperoleh manfaat dari mengikuti program Paket A setara sekolah

2 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 2 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

3. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peserta didik dewasa untuk mengikuti pembelajaran Warga masyarakat sasaran program Paket A yang merupakan alumni program pendidikan keaksaraan sebagian besar berusia 40 (empat puluh) tahun atau lebih. Pada usia tersebut mereka sudah berkeluarga dan harus bekerja atau melakukan kegiatan-kegiatan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Banyaknya kegiatan membuat mereka tidak lagi memiliki waktu luang untuk belajar. Kalaupun ada waktu luang, biasanya mereka sudah dalam keadaan lelah sehingga tidak memungkinkan mengikuti pembelajaran pada program Paket

A.

B. Paket A Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi

Paket A Pasca Melek Aksara adalah layanan program pendidikan kesetaraan yang diberikan kepada warga masyarakat yang belum memiliki ijazah sekolah dasar atau yang sederajat dengan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

4, 5, atau 6. Pendidikan kesetaraan pasca melek aksara adalah layanan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat yang telah memiliki kemampuan membaca menulis dan berhitung namun belum memiliki ijazah sekolah dasar atau yang setara dengan sekolah dasar. Sistem setoran kompetensi merupakan sistem pelayanan pendidikan berbasis kompetensi yang pelaksanaannya dilakukan setahap demi setahap sesuai dengan irama belajar peserta didik di dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Sistem ini merupakan pengadaptasian dari sistem sorogan yang biasanya dilaksanakan di dalam pondok pesantren. Rumusan kompetensi diambil dari standar kompetensi lulusan pendidikan kesetaraan Paket A yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2007. Sistem setoran kompetensi diharapkan dapat memberi kemudahan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan iramanya masing-masing. Di dalam sistem ini dimungkinkan peserta didik dapat

4 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 4 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Sistem setoran kompetensi merupakan sebuah bentuk aktivitas pembelajaran yang mengarahkan warga belajar (WB) untuk belajar secara individu terhadap materi pelajaran. Sistem ini sesuai dengan karakteristik dari WB alumni KD yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan kesetaraan Paket A. Karena melalui sistem ini WB ditutut untuk belajar aktif tanpa ada sebuah paksaan sehingga akan timbul kesadaran untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Di dalam sistem ini, tutor juga dituntut untuk mengetahui materi dan metode yang sesuai untuk kebutuhan warga belajarnya.

Salah satu sistem yang menyerupai setoran kompetensi ini yaitu Sistem Sorogan. Sistem

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

aktivitas pembelajaran individu dalam menghafal. Menurut Ali (1981) Sorogan merupakan metode pengajaran dengan sistem individual, prosesnya adalah santri dan biasanya yang sudah pandai, menyodorkan sebuah kitab kepada Kyai untuk dibaca di depan Kyai, dan kalau ada salahnya, kesalahan itu langsung dibetulkan oleh Kyai. Dari segi teori pendidikan, metode ini sebenarnya metode modern, karena kalau kita pahami prosesnya, ada beberapa kelebihan di antaranya, antara kiai dan santri.

Melalui sistem sorogan ini, Kyai memperhatikan perkembangan belajar para santri dan santri juga dapat berusaha untuk belajar aktif serta selalu mempersiapkan dirinya sendiri. Selain itu, Kyai dapat mengetahui materi dan metode yang sesuai untuk santrinya. Dalam belajar dengan metode ini tidak ada unsur paksaan, karena timbul dari kebutuhan santri sendiri.

Tujuan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan kesetaraan Paket A dengan sistem setoran kompetensi ini adalah memberikan layanan pendidikan kepada warga masyarakat yang telah melek aksara (dapat membaca, menulis,

6 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 6 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

C. Tujuan Penulisan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi ini disusun untuk mendeskripsikan konsep, prosedur, sarana, dan tindak lanjut pelaksanaan penilaian hasil belajar pada program

Paket A setara sekolah dasar sehingga

mendapatkan gambaran tentang hasil belajar peserta didik yang akurat dan dapat dipercaya sebagai bahan memberikan sertifikat atau ijazah pendidikan kesetaraan, yakni Paket A setara SD.

D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Naskah

Model ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian hasil belajar program Paket A setara sekolah dasar pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi mulai dari konsep sampai dengan pelaporan. Oleh karena itu naskah model ini dirancang terdiri atas enam bab dengan pengorganisasian sebagai berikut. Bab

I membahas tentang pendahuluan yang meliputi: problematika penyelenggaraan program Paket A

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

setara SD, pengertian program Paket A setara SD pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi, tujuan penulisan, dan ruang lingkup dan pengorganisasian naskah. Bab II membahas tentang konsep dasar penilaian hasil belajar program Paket A setara sekolah dasar pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi yang meliputi: pengertian, tujuan, prinsip, sasaran, pelaksana, dan jenis penilaian. Bab III membahas tentang setoran kompetensi yang meliputi: pengertian, tujuan, instrumen, mekanisme, dan penskoran. Bab IV membahas tentang ujian komprehensif semester yang meliputi: pengertian, tujuan, instrumen, mekanisme, penskoran, dan penentuan nilai akhir semester dan penulisan rapor. Bab V membahas tentang kenaikan kelas atau tingkat yang meliputi: pengertian, tujuan, kriteria, dan remedial. Bab VI membahas tentang ujian sekolah yang meliputi: pengertian, tujuan, instrumen, mekanisme, penskoran, penentuan nilai akhir, dan kelulusan dan pemberian ijazah.

8 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB II PENILAIAN HASIL BELAJAR PAKET A SETARA SD PASCA MELEK AKSARA SISTEM SETORAN KOMPETENSI

A. Pengertian

Garrison & Ehringhaus (2007) menyatakan bahwa penilaian berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang peserta didik untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil belajar mereka. Selaras dengan pendapat ini Woolfolk (2005)

menyatakan bahwa para pakar menggunakan

istilah

penilaian untuk

mendeskripsikan proses pengumpulan informasi tentang belajar siswa.

Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pencapaian seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya. Selaras dengan ini Cherry (2016) menyatakan, “ An achievement test is designed to measure a person's level of skill, accomplishment, or knowledge in a specific area .” Penilaian hasil belajar dirancang untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada bidang tertentu.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Lombardi (2008) menyatakan bahwa penilaian merupakan komponen integral dari

setiap pembelajaran. Penilaian hasil belajar

merupakan langkah penting yang diperlukan untuk menjamin bahwa seseorang yang telah mengikuti suatu pembelajaran telah menguasai kompetensi

yang dibelajarkan. Dengan

mengetahui hasil penilaian dapat dilakukan berbagai perlakuan yang sesuai bagi peserta program yang telah dinilai, baik yang lulus dalam penilaian maupun yang tidak lulus. Tindakan yang dapat diberikan kepada peserta didik yang lulus dapat berupa pemberian sertifikat atau tanda bahwa yang bersangkutan telah lulus atau selesai mengikuti pembelajaran. Sementara itu, bagi mereka yang tidak lulus dapat diberi pembelajaran remedial agar dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan di dalam SKL.

B. Tujuan dan Manfaat Penilaian

Secara umum penilaian hasil belajar bertujuan untuk

mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Anda tentu tidak akan melakukan suatu kegiatan yang tidak bermanfaat. Demikian pula halnya dengan penilaian hasil belajar, Anda perlu mengetahui manfaatnya bagi pembelajaran

10 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 10 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

nonformal. Penilaian hasil belajar memiliki manfaat yang relatif signifikan di dalam pembelajaran baik pada pendidikan formal maupun nonformal. Manfaat penilaian bagi pembelajaran merentang dari perencanaan sampai dengan akhir pembelajaran.

1. Manfaat Penilaian Hasil Belajar bagi Perencanaan Pembelajaran

Waugh

Gronlund (2009)

menyampaikan bahwa setidaknya ada dua pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh seorang pendidik

ketika merencanakan suatu pembelajaran, yaitu:

 Apakah hasil belajar yang diharapkan?  Bagaimana kita mengetahui bahwa peserta

didik telah menguasai hasil belajar yang diharapkan?

Dua

pertanyaan

tersebut jelas

mengarahkan kita di dalam merencanakan suatu

pembelajaran untuk senantiasa

memikirkan tentang bagaimana mengukur keberhasilan peserta didik menguasai hasil belajar. Pengukuran keberhasilan peserta didik menguasai hasil belajar berkaitan dengan penilaian. Sindelar (2011) menyajikan tiga

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

belajar dan penilaian

2. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Permulaan Pembelajaran

Penilaian yang dilakukan pada awal proses pembelajaran sering disebut dengan penilaian awal, pretes, atau tes penempatan. Pada awal pembelajaran

seorang

pendidik pada

pendidikan nonformal perlu mengetahui kondisi awal penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Ini diperlukan juga oleh peserta didik agar mereka mengetahui posisi mereka di dalam penguasaan materi pembelajaran yang akan dipelajarinya sehingga pembelajaran yang akan dilakukan dapat efektif dan efisien karena sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Ini sesuai dengan prinsip pendidikan nonformal (pendidikan orang dewasa) bahwa peserta didik perlu mengetahui kenapa dia perlu memelajari suatu materi pembelajaran tertentu.

12 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Manfaat lain penilaian pada awal pembelajaran pendidikan nonformal terutama yang terkait keterampilan atau kecakapan tertentu adalah untuk menentukan pada level mana seorang peserta telah menguasai suatu keterampilan. Informasi mengenai hal ini dapat digunakan untuk menentukan strategi, metode, dan materi pembelajaran mana yang akan dikenakan kepada peserta didik yang bersangkutan. Cara ini ditempuh agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan tidak membosankan. Seorang peserta didik yang telah menguasai keterampilan pada tingkat tertentu akan merasa tidak nyaman ketika harus memelajari level yang telah dikuasainya.

3. Manfaat Penilaian Hasil Belajar Selama Pembelajaran

Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran sering dsebut dengan penilaian formatif atau penilaian progresif. Penilaian formatif dirancang untuk mengukur sejauh mana peserta didik sudah menguasai hasil belajar pada segmen pembelajaran yang terbatas —satu bab atau satu pokok bahasan (Waugh & Gronlund, 2009). Penilaian formatif

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

4. Manfaat Penilaian Hasil Belajar pada Akhir Pembelajaran

Penilaian hasil belajar yang dilakukan pada akhir program pembelajaran disebut dengan penilaian sumatif. Disebut demikian karena penilaian ini dalakukan untuk mengetahui pengusaan peserta didik terhadap terget dan hasil pembelajaran secara keseluruhan yang telah ditetapkan di dalam perencanaan pembelajaran. Penilaian pada akhir pembelajaran biasanya mencakup keseluruhan

penilaiannya mencakup uji teori maupun uji unjuk kerja.

materi

dan

14 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

5. Beberapa Manfaat Lain dari Penilaian Hasil Belajar.

Waugh & Gronlun (2009) menyebutkan beberapa manfaat penilaian bagi pembelajaran:

a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik Penilaian yang dilakukan dengan baik dan

memengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dengan cara (1) menyediakan tujuan jangka pendek, (2) mengklarifikasi tugas-tugas belajar, dan (3) menyediakan umpan balik terkait kemajuan belajar peserta didik. Tujuan jangka pendek lebih memotivasi dibanding memberitahu

hati-hati

dapat

didik akan kebermanfaatan dari apa yang dipelajarinya pada suatu waktu mendatang yang belum jelas. Kontribusi penilaian terhadap motivasi belajar sangat bergantung pada bagaimana penilaian yang dilakukan dapat mencerminkan semua hasil belajar yang penting dan bagaimana penggunaannya.

peserta

b. Membantu menguatkan daya ingat dan transfer belajar Penilaian cenderung mengarahkan upaya peserta didik untuk menguasai target

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

mengarahkan perhatian dan memberikan pengalaman pada kecakapan, aplikasi, dan interpretasi yang kita harapkan akan berkembang pada diri peserta didik.

c. Membantu peserta didik menilai diri sendiri Semua

pembelajaran hendaknya diarahkan untuk membantu peserta didik memahami dengan lebih baik dirinya sendiri sehingga dapat membuat putusan-putusan yang cerdas. Penilaian dan umpan balik yang diberikan secara periodik dapat membantu peserta didik memperoleh wawasan mengenai apa yang dapat diselesaikannya dengan baik, kesalahan konsepsi yang perlu dikoreksi, dan tingkat kecakapan yang dimilikinya di berbagai

proses

16 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 16 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

kekuatan dan kelemahannya sendiri. Penilaian yang dilakukan dengan benar dapat memberikan data yang akurat dan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Tentu saja, penilaiannya harus dirancang dan dilakukan dengan benar sehingga tujuannya adalah benar-benar

menilai

memperbaiki pembelajaran dan bukan untuk memberi

untuk

ancaman atau “cap” bagi peserta didik. Jika tujuannya untuk mengancam atau memberi cap peserta didik, penilaian diri akan tidak bermanfaat karena akan menjadi bias oleh mekanisme penolakan secara psikologis — tak seorang pun di dunia ini yang senang

diancam atau dicap “buruk”.

d. Mengevaluasi keefektifan pembelajaran

Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektifan berbagai aspek dari pelaksanaan pembelajaran. Hasil penilaian

digunakan untuk mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan realistik atau tidak, metode dan materi pembelajarannya sudah

dapat

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

dapat mengubah rancangan pembelajaran sehingga semua atau sebagian besar peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran dengan baik.

pendidik

C. Prinsip

Tujuan utama penilaian hasil belajar adalah untuk memperbaiki pembelajaran atau proses belajar peserta didik. Karenanya ada beberapa prinsip yang perlu yakini dan ditanamkan di dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Sujarno (2011) menyebutkan ada sebelas prinsip penilaian hasil belajar, yaitu:

1. Orientasi Tujuan Pembelajaran Penilaian hasil belajar hendaknya senantiasa mengacu atau berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dijabarkan secara rinci, jelas, dan terukur

18 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 18 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

2. Validitas Validitas terkait dengan kualitas penilaian terutama alat ukur (instrumen) yang digunakannya. Suatu alat ukur dinyatakan valid jika alat itu dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, suatu penilaian dapat dinyatakan valid jika alat, latar, maupun metode(cara)nya sesuai dengan kompetensi yang dinilainya.

3. Reliabilitas Reliabilitas atau konsistensi merupakan prinsip penilaian yang terkait dengan keajegan atau konsistensi hasil penilaian. Artinya, suatu penilaian dapat dinyatakan reliabel jika penilaian terhadap subjek yang memiliki kompetensi relatif sama menghasilkan hasil penilaian yang relatif sama pula. Konsistensi terkait dengan perbedaan ruang (tempat) dan waktu. Penilaian pada tempat maupun waktu yang berbeda akan mendapatkan hasil

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

4. Kemenyeluruhan (Comprehensiveness) Prinsip ini berkaitan dengan cakupan kompetensi yang dinilai. Penilaian hasil belajar berbasis kompetensi hendaknya mencakup seluruh

kompetensi

yang

dilatihkan/dikursuskan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kompetensi lebih mengarah pada penilaian terhadap unjuk kerja dari kompetensi yang telah dirumuskan.

5. Keterjangkauan Penilaian hendaknya memberikan waktu yang cukup bagi subjek yang dinilai untuk melakukan unjuk kerja terkait kompetensi yang dinilai. Selain itu, harus dipastikan bahwa kompetensi yang dinilai telah dilatihkan.

6. Umpan Balik Penilaian hendaknya memberikan umpan balik bagi subjek yang dinilai mengenai unjuk kerja yang telah dilakukan. Umpan balik dapat berupa reinforcement (penguatan) atau saran perbaikan

(koreksi). Subjek penilaian

diberikan penguatan jika telah melakukan

20 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 20 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

7. Otentisitas Otentisitas terkait dengan kesahihan bukti unjuk kerja. Penilaian kompetensi hendaknya dilakukan secara langsung terhadap subjek yang dinilai sehingga dapat dipastikan bahwa unjuk kerja tersebut benar-benar milik subjek yang dinilai.

8. Kemutakhiran Penilaian

kompetensi

hendaknya

dilakukan terhadap unjuk kerja terkini dari subjek yang dinilai. Artinya, bahwa unjuk kerja yang dinilai adalah unjuk kerja terkini bukan unjuk kerja yang dilakukan pada waktu lampau. Hasil penilaian kompetensi dibatasi waktu (masa) berlakunya karena unjuk kerja seseorang itu berkembang dari suatu waktu ke waktu yang lain.

9. Fleksibilitas Penilaian hendaknya mengakomodasi keterbatasan-keterbatasan terkait tempat dan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

hendaknya

mengakomodasi

perubahan tempat maupun waktu selama masih dalam rentang waktu yang ditentukan atau disepakati.

10. Keadilan Keadilan dalam penilaian berkaitan dengan

objektivitas. Penilaian dapat

dinyatakan adil jika penilaian dilakukan secara objektif terhadap semua subjek penilaian.

11. Keterbukaan (Transparansi) Keterbukaan (transparansi) berkaitan dengan aspek, teknik, dan hasil penilaian. Artinya, setiap subjek penilaian berhak mengetahui mengenai aspek-aspek yang dinilai, teknik (cara) penilaian yang dilakukan, dan hasil penilaian terhadap unjuk kerja yang telah dilakukannya.

D. Lingkup Penilaian

Penilaian hasil belajar meliputi penilaian terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan rumusan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian ini akan menentukan bentuk penilaian yang akan

22 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 22 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

E. Prototipe Penilaian

Penilaian hasil belajar Paket A Setara SD Pasca Melek Aksara dengan Sistem Setoran Kompetensi merupakan penilaian yang komprehensif untuk memastikan

penguasaan kompetensi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yang telah dideskripsikan di atas. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar ini dirancang agar sedemikian rupa disesuaikan

karakteristik peserta didik, dan karakteristik lingkungan geografis maupun sosial peserta didik. Sebagai gambaran, penilaian hasil belajar ini dapat digambarkan dengan skema berikut.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

UNPK

SETORAN KOMP

NILAI AKHIR

SEMESTER NA

UKS USPK

Gambar 2.1. Prototipe model penilaian hasil belajar paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa hasil akhir penilaian adalah nilai akhir (NA) yang akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk manentukan seorang peserta didik dapat dinyatakan lulus dan layak memperoleh ijazah atau tidak. Nilai akhir diperoleh dengan mempertimbangkan

ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK), ujian tingkat satuan pendidikan kesetaraan (USPK), dan rata- rata nilai akhir semester lima semester sebelumnya (semester 1 kelas 4, semester 2 kelas 4, semester 1 kelas 5, semester 2 kelas 5, dan semester 1 kelas 6). Nilai akhir tiap semester diperoleh dengan mempertimbangkan nilai setoran kompetensi dan nilai ujian komprehensif semester. Berdasarkan gambar di atas penilaian hasil belajar ini terdiri atas empat jenis yaitu: Setoran

nilai

24 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Kompetensi (SK), Ujian Komprehensif Semester (UKS), Ujian Satuan Pendidikan (USPK), dan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK).

1. Setoran Kompetensi Setoran kompetensi merupakan salah satu bentuk penilaian yang sifatnya bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik.

2. Ujian Komprehensif Semester Ujian komprehensif semester merupakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi secara menyeluruh selama satu semester. Ujian ini dilaksanakan setelah peserta didik mepelajari materi pelajaran dalam satu semester.

3. Ujian Satuan Pendidikan Kesetaraan (USPK) Ujian satuan pendidikan kesetaraan merupakan ujian akhir yang dilakukan untuk mengukur penguasaan kompetensi peserta didik selama yang bersangkutan mengikuti pembelajaran pada program paket A Pasca Melek Aksara.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

4. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Ujian

nasional pendidikan kesetaraan

merupakan ujian akhir pendidikan kesetaraan yang diselenggarakan secara nasional. Hasil ujian akhir pendidikan kesetaraan tidak diperhitungkan sebagai penentu kelulusan peserta didik tetapi dapat diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam transkrip ijazah.

26 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB III SETORAN KOMPETENSI

A. Pengertian

Setoran kompetensi adalah penilaian yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan belajar yang dicapai oleh peserta didik. Setoran kompetensi

dilakukan berdasarkan satuan

kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik. Jika di dalam satu semester terdapat sepuluh rumusan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, setoran kompetensi dapat dilakukan sebanyak beberapa kali setoran sesuai tingkat kesulitan pencapaian kompetensi.

Secara fungsi di dalam penilaian setoran kompetensi termasuk di dalam penilaian formatif. Pada pendidikan formal (sekolah) penilaian seperti ini biasa disebut dengan ulangan harian (UH). Bedanya, kalau UH dilakukan serempak oleh seluruh peserta didik dalam satu rombongan belajar, sementara SK dilakukan secara individual sesuai kecepatan penguasaan kompetensi oleh masing-masing

peserta

didik. Dalam

pelaksanaannya, peserta didik yang memiliki irama (kecepatan) belajar yang relatif sama dapat melakukan setoran kompetensi pada saat yang bersamaan. Keunggulan dari sistem setoran

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan setoran kompetensi adalah untuk

penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Selain itu, setoran kompetensi juga bertujuan untuk memberi kesempatan para peserta didik untuk menguasai kompetensi dan menunjukkan penguasaan kompetensinya sesuai irama (kecepatan) belajar mereka.

mengukur

kemajuan

adalah untuk mendokumentasikan hasil penguasaan kompetensi oleh para peserta didik secara bertahap sehingga

Tujuan

lainnya

28 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 28 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

C. Instrumen

Instrumen setoran kompetensi berupa panduan setoran kompetensi yang dikemas untuk tiap semester mulai dari semester ganjil kelas 4 sampai dengan semester genap kelas 6. Panduan setoran kompetensi berisi:

1. Nama peserta didik

2. Kelas

3. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

4. Soal-soal setoran kompetensi

5. Panduan penskoran dan/atau kunci jawaban (diletakkan pada bagian paling akhir dan hanya dipegang oleh pendidik/penerima setoran kompetensi)

Panduan setoran kompetensi tidak dibawa pulang oleh peserta didik tetapi disimpan oleh tutor atau penerima setoran kompetensi. Peserta didik membuka, membaca, dan mengerjakan soal- soal pada setoran kompetensi di hadapan tutor atau penerima setoran kompetensi.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

D. Mekanisme

Mekanisme pelaksanaan setoran kompetensi adalah sebagaimana bagan berikut.

Orientasi/ TM/

Belajar Mdr

Keterangan: TM: Tatap Muka

Tut: Tutorial

Mdr: Mandiri SK: Setoran Kompetensi KKM: Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar 3.1 Mekanisme pelaksanaan setoran kompetensi

Gambar di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem setoran kompetensi diawali dengan pelaksanaan orientasi program dan kontrak belajar. Pada kesempatan ini peserta didik diberi pemahaman mengenai program yang akan dilaksanakan meliputi nama program, tatacara pelaksanaannya, keuntungan program, serta konsekuensi yang harus diambil oleh semua pihak yang terlibat di dalam program tersebut termasuk peserta didik. Dalam kegiatan ini juga disepakati

30 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 30 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Pembelajaran pada awal program dilakukan secara tatap muka kemudian peserta didik diberi tugas untuk belajar secara mandiri. Setelah peserta didik melakukan belajar mandiri dan merasa telah menguasai kompetensi yang dipelajarinya, peserta didik tersebut diberi kesempatan untuk melakukan setoran kompetensi dengan cara mengerjakan soal setoran kompetensi pertama di depan pendidik atau penerima setoran kompetensi. Jika hasil setoran kompetensi peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 55 untuk skala 0 s.d. 100, yang bersangkutan dipersilakan melanjutkan pembelajaran pada kompetensi atau pokok bahasan berikutnya. Jika hasil setoran kompetensinya belum memenuhi KKM, yang bersangkutan diberikan remedial sampai mencapai KKM untuk pokok bahasan atau kelompok kompetensi pertama. Dan, apabila sudah merasa mampu, peserta didik tersebut dapat melakukan setoran kompetensi kedua. Begitu selanjutnya sampai dengan seluruh kompetensi yang seharusnya dikuasai pada semester yang bersangkutan telah dikuasai semua.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

E. Penskoran

Pemberian skor pada setoran kompetensi disesuaikan dengan panduan setoran kompetensi. Untuk soal-soal objektif dicocokkan dulu dengan kunci jawaban. Jika semua soal dalam satu rangkaian satu setoran kompetensi tersebut berupa soal-soal objektif, pemberian skor dapat dilakukan dengan menghitung jawaban benar dibagi banyaknya soal lalu dikalikan 100. Contoh: Setoran kompetensi 1 terdiri atas 15 soal objektif. Parlan menjawab dengan benar 12 soal. Nilai Parlan

pertama adalah (12:15)x100=80. Soal-soal uraian diberikan skor dengan mengacu pada pedoman atau rubrik penskoran yang ada di panduan setoran kompetensi. Jika seluruh soal dalam satu rangkaian setoran kompetensi berupa soal uraian dan telah diberi skor berdasarkan panduan penskoran, nilai setoran kompetensi diperoleh dengan menghitung skor perolehan dibagi skor maksimal lalu dikalikan 100. Contoh: Setoran kompetensi 2 terdiri atas 6 soal uraian dengan rentang skor soal nomor 1 adalah 0 s.d. 4, rentang skor soal nomor 2 adalah 0 s.d. 5, rentang skor soal nomor 3 adalah 0 s.d. 4, rentang skor soal nomor 4 adalah 0 s.d. 3, rentang skor soal nomor 5 adalah 0 s.d. 5 dan rentang skor

untuk

setoran

32 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK 32 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

2 Partini adalah (20:27)x100=74,1. Jika di dalam satu rangkaian setoran kompetensi terdapat soal-soal objektif dan soal- soal uraian, pemberian skor disesuaikan dengan jenis soal (objektif atau uraian). Untuk soal-soal objektif dicocokkan dengan kunci jawaban dan untuk soal-soal uraian diberi skor berdasarkan panduan atau rubrik penskoran. Soal-soal objektif jika dijawab dengan betul dihargai satu dan jika dijawab salah atau tidak dijawab diberi skor nol. Contoh: setoran kompetensi 3 terdiri atas 10 soal objektif dan 2 soal uraian. Masing-masing soal uraian skor minimalnya nol dan skor maksimalnya lima. Dengan demikian, skor maksimal keseluruhannya adalah 20. Partono menjawab dengan betul delapan soal objektif dan untuk soal uraiannya dia mendapat skor enam. Dengan demikian, nilai setoran kompetensi 3 yang diperoleh Partono adalah ((8+6):20)x100=70.

kompetensi

33

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

34 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB IV UJIAN KOMPREHENSIF SEMESTER

A. Pengertian

Ujian komprehensif semester (UKS) adalah bentuk penilaian yang dilakukan untuk mengukur penguasaan kompetensi secara komprehensif dalam satu semester. Semester biasanya dikaitkan dengan jangka waktu selama enam bulan tetapi semester di dalam penyelenggaraan program ini dihitung berdasarkan banyaknya satuan atau unit kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dasar

penghitungannya menggunakan

permendiknas nomor 14 tahun 2007 tentang standar isi pendidikan kesetaraan. Materi ujian komprehensif semester meliputi seluruh materi yang diarahkan pada penguasaan unit-unit kompetensi di dalam satu semester yang bersangkutan. Ujian komprehensi semester dilaksanakan pada tiap akhir semester kecuali semester genap kelas 6 karena langsung digabung dengan ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) dan ujian nasional pendidikan kesetaraan (UNPK).

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

B. Tujuan

Ujian komprehensif semester bertujuan untuk mengukur penguasaan peserta didik terhadap unit- unit

semester secara komprehensif. Selain itu, UKS juga bertujuan untuk memperoleh nilai yang akan digabungkan dengan nilai setoran kompetensi untuk menjadi nilai akhir semester (NAS).

kompetensi

satu

C. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk ujian komprehensif semester berupa seperangkat soal dan kelengkapannya. Soal-soal tersebut ada yang berbentuk soal-soal objektif dan ada pula yang bersifat uraian. Sebagai acuan untuk memeriksa hasil ujian peserta didik, soal-soal objektif dilengkapi dengan kunci jawaban dan soal-soal bentuk uraian dilengkapi dengan rubrik atau panduan penskoran.

D. Mekanisme

Mekanisme pelaksanaan ujian komprehensif semester dapat dicermati pada bagan berikut.

36 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Peserta

Pembelajaran KKM

didik + Setoran UKS Nilai

terdaftar Komptns UKS tidak

Remedial

Keterangan: UKS: Ujian Komprehensif Semester KKM: Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar

pelaksanaan ujian komprehensi semester

4.1 Mekanisme

Untuk mengikuti ujian komprehensif semester harus dipastikan terlebih dahulu bahwa seseorang sudah terdaftar sebagai peserta didik pada suatu satuan pendidikan. Ini diperlukan untuk mengantisipasi tertib administrasi penyelenggara- an paket A. Selain itu, harus dipastikan pula bahwa

peserta

didik

sudah mengikuti

pembelajaran dan melakukan setoran kompetensi. Pelaksanaan ujian komprehensif semester dapat dilakukan secara serempak atau secara perorangan. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa tersedia bank soal yang memadai untuk menghindari penggunaan soal yang sama pada waktu yang berbeda. Selain itu juga harus dipastikan bahwa pengadministrasian-nya dibuat sederhana sehingga tidak memerlukan banyak biaya. Peserta didik

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

E. Penskoran

Pemberian skor ujian komprehensif semester dilakukan dengan memperhatikan jenis atau sifat soal. Soal-soal objektif diberi bobot 80% dan soal- soal uraian diberi bobot 20%. Jika dalam satu rangkaian soal UKS terdapat 40 butir soal objektif dan 5 butir soal uraian, maka skor masing-masing butir soal objektif yang dijawab dengan benar adalah 2 dan skor masing-masing butir soal uraian dapat bervariasi tetapi jumlah skor keseluruhan dari 5 butir tersebut adalah 20. Untuk memberikan skor pada butir-butir soal objektif diperlukan kunci jawaban. Untuk memberikan skor pada soal-soal uraian diperlukan rubrik atau pedoman penskoran. Penentuan skor akhir (nilai) UKS dapat menggunakan rumus berikut.

38 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

UKS : nilai ujian komprehensif semester

B: jumlah jawaban benar TO: jumlah butir soal objektif P : skor perolehan berdasarkan rubrik TU : jumlah keseluruhan skor uraian Contoh: Soal UKS terdiri atas 40 soal pilihan ganda (objektif) dan 5 soal uraian dengan rincian rentang skor pada rubrik penilaian sebagai berikut.

Skor Uraian

Soal

Skor

Minimal Maksimal

Jumlah skor maksimal soal uraian adalah 5+4+6+3+4=22. Marhamah menjawab dengan benar 30 soal pilihan ganda dan mendapat skor 3 untuk soal uraian nomor 1, skor 0 untuk soal uraian nomor 2, skor 4 untuk soal uraian nomor 3, skor 3 untuk soal uraian nomor 4, dan skor 2 untuk soal uraian nomor 5. Maka nilai UKS yang diperoleh Marhamah adalah

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

F. Nilai Akhir Semester dan Rapor

Nilai akhir semester (NAS) merupakan nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran selama satu semester. Nilai akhir semester adalah nilai yang dicantumkan pada rapor (laporan hasil belajar peserta didik). Penentuan

semester adalah sebagaimana tabel berikut. Penilaian

nilai

akhir

Kontribusi Setoran Kompetensi

50% UKS

40% Nilai Sikap

40 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB V KENAIKAN KELAS ATAU TINGKAT

A. Pengertian

Yang dimaksud dengan kenaikan kelas atau kenaikan tingkat di dalam penyelenggaraan program Paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi ini adalah kenaikan dari kelas atau tingkat tertentu pada tingkat yang lebih tinggi sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan Paket A setara SD terdiri atas tiga kelas atau tingkatan yaitu kelas

4, kelas 5, dan kelas 6. Kenaikan kelas di dalam program Paket A pasca melek aksara ini tidak didasarkan atas tahun ajaran melainkan atas penguasaan kompetensi. Mereka yang sudah menguasai seluruh unit kompetensi yang telah ditetapkan untuk suatu kelas atau tingkat tertentu dapat melanjutkan ke kelas atau tingkat berikutnya tanpa harus menunggu habisnya tahun ajaran.

B. Tujuan

Kenaikan kelas atau tingkat ini bertujuan untuk menunjukkan kemajuan belajar dari peserta didik. Peserta didik perlu mengetahui apakah pembelajaran yang selama ini diikuti memberikan hasil yang nyata. Kenaikan kelas atau tingkat yang

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

C. Kriteria

Untuk menentukan seorang peserta didik dapat dinaikkan ke kelas atau tingkat yang lebih tinggi diperlukan kriteria atau persyaratan tertentu antara lain:

1. Rata-rata nilai keseluruhan memenuhi KKM

2. Tidak ada mata pelajaran yang nilainya lebih rendah daripada KKM

3. Memiliki sikap atau karakter yang memadai.

42 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

BAB VI UJIAN SATUAN PENDIDIKAN KESETARAAN

(USPK)

A. Pengertian

Ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) adalah ujian akhir pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Untuk Paket

A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompeteni, USPK dilakukan setelah peserta didik mengikuti pembelajaran selama enam semester. Telah dijelaskan pada penjelasan terdahulu bahwa istilah semester tidak langsung berkaitan dengan jangka waktu enam bulan melainkan terkait dengan unit-unit kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Demikian pula ujian satuan pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran dalam rangka menguasai seluruh unit kompetensi yang ditetapkan untuk program Paket A.

B. Tujuan

Ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur penguasaan peserta didik terhadap seluruh unit kompetensi program Paket A. USPK juga bertujuan untuk mendapatkan nilai ujian satuan

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

C. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk ujian satuan pendidikan kesetaraan berupa seperangkat soal dan kelengkapannya. Soal-soal tersebut ada yang berbentuk soal-soal objektif dan ada pula yang bersifat uraian. Sebagai acuan untuk memeriksa hasil ujian peserta didik, soal-soal objektif dilengkapi dengan kunci jawaban dan soal-soal bentuk uraian dilengkapi dengan rubrik atau panduan penskoran.

D. Mekanisme

Mekanisme pelaksanaan ujian satuan pendidikan kesetaraan (USPK) dapat dilihat pada bagan berikut.

Pembelajaran

Peserta

6 smt + didik

KKM Setoran Nilai

terdaftar

USPK

USPK smt + 5 UKS

44 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Keterangan: UKS: Ujian Komprehensif Semester USPK: Ujian Satuan Pendidikan Kesetaraan KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

Gambar 6.1 Mekanisme pelaksanaan ujian satuan pendidikan kesetaraan paket A pasca melek aksara dengan sistem setoran kompetensi.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa untuk dapat mengikuti USPK paket A seorang peserta didik harus dipastikan terdaftar sebagai peserta didik dan mengikuti proses pembelajaran pada program paket A yang meliputi: pembelajaran, setoran kompetensi, dan lima kali ujian komprehensif semester. Pelaksanaan USPK dapat dilaksanakan secara serentak atau individual dengan berbagai pertimbangan. Pada prinsipnya peserta didik dapat mengikuti USPK kapan saja selama memenuhi persyaratan yang disebutkan di atas namun juga tetap mempertimbangkan ketersediaan tenaga dan anggaran yang terkait dengan pelaksanaan USPK. Peserta didik yang telah mengikuti USPK dan memenuhi KKM dapat diberikan nilai USPK. Peserta yang belum memenuhi KKM diberikan remedial sampai memenuhi KKM.

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

E. Penskoran

Pemberian skor USPK pada prinsipnya sama dengan pemberian skor UKS. Pemberian skor dilakukan dengan memperhatikan jenis atau sifat soal. Soal-soal objektif diberi bobot 80% dan soal- soal uraian diberi bobot 20%. Jika dalam satu rangkaian soal UKS terdapat 40 butir soal objektif dan 5 butir soal uraian, maka skor masing-masing butir soal objektif yang dijawab dengan benar adalah 2 dan skor masing-masing butir soal uraian dapat bervariasi tetapi jumlah skor keseluruhan dari 5 butir tersebut adalah 20. Untuk memberikan skor pada butir-butir soal objektif diperlukan kunci jawaban. Untuk memberikan skor pada soal-soal uraian diperlukan rubrik atau pedoman penskoran. Penentuan skor akhir (nilai) UKS dapat menggunakan rumus berikut.

USPK : nilai ujian satuan pendidikan kesetaraan = rata-rata setoran kompetensi

B: jumlah jawaban benar pada soal objektif TO: jumlah butir soal objektif P : skor perolehan berdasarkan rubrik pada soal uraian TU : jumlah keseluruhan skor uraian

46 Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

Contoh: Soal USPK terdiri atas 40 soal pilihan ganda (objektif) dan 5 soal uraian dengan rincian rentang skor pada rubrik penilaian sebagai berikut.

Soal Uraian Skor Minimal Skor Maksimal

Jumlah skor maksimal soal uraian adalah 6+5+6+3+4=24. Marhamah menjawab dengan benar 35 soal pilihan ganda dan mendapat skor 3 untuk soal uraian nomor 1, skor 3 untuk soal uraian nomor 2, skor 4 untuk soal uraian nomor 3, skor 3 untuk soal uraian nomor 4, dan skor 2 untuk soal uraian nomor 5. Rata-rata nilai setoran kompetensinya

72. Maka nilai USPK yang diperoleh Marhamah adalah

Model Penilaian Hasil Belajar Paket A PASMA-SSK

F. Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) dan Nilai Akhir

Peserta didik program Paket A pasca melek aksara mengikuti UNPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nilai UNPK yang diperoleh peserta didik tidak menjadi penentu kelulusan peserta didik program paket A namun diperhitungkan di dalam penentuan nilai akhir peserta didik yang akan dicantumkan di dalam ijazah. Selain nilai UNPK, nilai

ditentukan dengan mempertimbangkan nilai USPK dan nilai akhir semester (NAS) dengan pembobotan sebagai berikut.

akhir

(NA)

1. Nilai UNPK dengan bobot 25%

2. Nilai USPK dengan bobot 30%

3. Rata-rata nilai akhir semester dengan bobot 35%