MAKALAH PRAKTIK PERADILAN PIDANA ANALISI

MAKALAH PRAKTIK PERADILAN PIDANA
(ANALISIS KASUS SETYA NOVANTO DITINJAU DARI KETENTUAN KUHAP

Analisis Kasus Setya Novanto)

Disusun oleh :
Afriza Iwan Sanjaya
1112002

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM MUHAMMADIYAH KALIANDA
2017

1

LATAR BELAKANG

Kontroversi Kasus Dugaan Korupsi Setya Novanto
Sosok Setya Novanto seakan tidak pernah lepas dari pertentangan. Bahkan munculnya
kontroversi sudah dimulai sejak politikus gaek Partai Golkar itu terpilih menjadi Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) pada awal Oktober 2014 lalu.
Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ketika itu, blak-blakan

mengungkapkan keprihatinan dan kekecewaannya atas terpilihnya pria yang akrab disapa Setnov itu.
Saat itu Abraham secara terbuka menyatakan terpilihnya Setnov sebagai orang nomor satu di
parlemen berpotensi mempunyai masalah hukum dan dapat merusak citra DPR sebagai lembaga
terhormat.
Tentunya bukan tanpa alasan kalau Abraham menyesalkan terpilihnya Setnov. Sederetan kasus
dugaan korupsi pernah memaksa Setnov harus bolak balik menjalani pemeriksaan sebagai saksi. KPK
sendiri pernah beberapa kali memeriksa Setnov. Tak hanya KPK, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor)
Jakarta
juga
memintai
keterangan
Setnov.
Pada Tahun 2011
Jauh sebelumnya, nama Setnov juga sempat berurusan dengan hukum. Kasus dugaan korupsi
yang ikut menyeret-nyeret nama Setnov yaitu pengadaan paket penerapan Kartu Tanda Penduduk
berbasis nomor induk kependudukan secara elektronik (e-KTP) tahun anggaran 2011-2012. Dalam
kasus di proyek Kementerian Dalam Negeri itu nama Setnov disebut oleh bekas Bendahara Umum
Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Nazaruddin ketika itu menyebut ada aliran dana yang mengalir ke sejumlah anggota DPR di

antaranya Setya Novanto. Kala itu Setnov yang menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar
disebut-sebut menerima Rp300 miliar dari proyek besar e-KTP. Nazaruddin waktu itu juga menyebut
bahwa salah satu pengedali proyek E-KTP adalah Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR yaitu Setnov.

Pada Tahun 2013
Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie itu pernah diperiksa perkara suap
terkait pembangunan lanjutan venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII. Tersangkanya dalam
kasus itu ada bekas Gubernur Riau Rusli Zainal. Penyidik KPK bahkan pernah menggeledah ruang
kerja Setnov pada 19 Maret 2013.

Pada Bulan September 2015
Belum lama ini nama Setnov kembali menjadi sorotan buruk. Bukan dalam perkara dugaan
korupsi namun menyangkut pelanggaran etika sebagai ketua Dewan. Pada awal September lalu,
2

Setnov bersama pimpinan DPR lain yaitu Fadli Zon menemui kandidat calon presiden Amerika
Serikat, Donald Trump. Keduanya kemudian diperkarakan ke Majelis Kehormatan Dewan.

Pencatutan Nama Presiden dan Wakil presiden
Pada 16 November 2015

Kini, Setnov lagi-lagi membetot perhatian publik dengan mencuatnya kasus pencatut nama
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menteri Energi dan Sumber daya Mineral
(ESDM) sudirman said melaporkan Setya Novanto ke MKD DPR RI, politikus dari partai golkar dan
juga menjabat sebagai ketua DPR RI tersebut dilaporkan karena menjanjikan perpanjangan kontrak
PT Freeport, imbalannya Novanto meminta saham Freeport dengan mencatut nama presiden Jokowi
dodo dan wakil presiden Jusuf Kalla.

Bantahan Setya Novanto
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil munas Bali tersebut membantah adanya transrip
tentang dirinya mencantumkan nama presiden dan wakil presiden. Ia mengatakan;
“Presiden dan Wakil Presiden adalah simbol negara yang harus dihormati dan dilindungi.
Jadi, pimpinan DPR tidak akan membawa nama Presiden dan Wakil Presiden. Apa yang
disampaikan Presiden dan Wakil Presiden harus disampaikan secara jelas.”
Soal adanya berita yang menyebut permintaan saham, Novanto mengatakan;
“Sebagai pimpinan DPR sangat mengetahui adanya kode etik baik di Indonesia maupun di
Amerika atau perusahaan Amerika di mana pun. “Perusahaan Amerika keluar Rp 100 ribu saja
betul-betul dilaporkan, apalagi saham, apalagi untuk melaporkan hal-hal lebih jauh itu harus
dilaporkan lebih dulu dan harus disampaikan lebih dulu,” imbuh Novanto.(nasional.republika.co.id)

Setya Novanto Akan Menyerang Balik

Tak terima dengan berbagai tudingan ini, Politikus Golkar itu memilih menyerang balik.
Melalui laman situs NBCIndonesia.com, Setya Novanto melalui kuasa hukumnya, Rudy
Alfonso, mengaku akan melaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman
Said ke kepolisian. Menurut dia, Menteri ESDM telah melanggar hukum karena melakukan
penyadapan yang bukan kewenangannya sebagai menteri.
“Pasti kita laporin. Terutama kalau bukti dari MKD masih di tangan, teradu punya hak dong.
Kalau tidak ditindaklanjuti, orang besok sembarangan cari bukti lain diedit kan enggak bagus. Dari
sisi itu, kita ingin lakukan upaya hukum. “tandas Rudy di Jakarta, Senin (23/12/2015).
Selain itu, Setya pun berharap dukungan dari Koalisi Merah Putih (KMP). Dalam pertemuan
tertutup dengan seluruh petinggi KMP yang diinisiasi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo
Subianto yang dilakukan di Bojong Koneng, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini dihadiri
3

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Majelis
Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Umum DPP PPP Djan Faridz dan politikus senior PAN,
Amien Rais.
Usai pertemuan tertutup itu, Prabowo menegaskan KMP tetap konsisten mendukung dan
berada di belakang Setya Novanto dalam menghadapi laporan Sudirman Said tersebut.
“KMP tetap mendukung Setya Novanto dan tidak mencatut Presiden dan tidak meminta saham Freeport
sesuai setelah mendengar penjelasan Ketua DPR,"kata Prabowo di kediamannya, Jumat malam, 20 November

2015.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang ikut dalam pertemuan itu pun mengatakan setelah mendapat
penjelasan dari Setya Novanto mereka berkesimpulan bahwa Politikus Golkar itu tak mencatut nama Jokowi
dan JK.

Tanggapan Presiden dan Wakil Presiden

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Presiden Joko Widodo geram lantaran namanya
dicatut oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dalam lobi perpanjangan kontrak PT
Freeport Indonesia. Jokowi, kata dia, ingin kasus ini segera selesai dengan adanya sanksi bagi Setya
dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Ya pastilah, siapa tidak marah kalau dijual namanya," kata Kalla, di Bandar Udara Halim
Perdanakusuma, Selasa, 17 November 2015. (nasional.tempo.co)
Kalla juga mengaku sudah menegur Setya di kantornya kemarin. Namun, Kalla heran, Setya
masih saja berkilah tidak mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden dalam lobi perpanjangan
kontrak Freeport. Setya, kata Kalla, hanya mengaku bahwa dia mengadakan pertemuan dengan
Freeport tanpa mencatut nama Presiden.
Tanggapan MKD DPR RI
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menyimpulkan laporan Menteri Sudirman Said terkait
dugaan pencatutan nama presiden dan wakil presiden oleh Ketua DPR, Setya Novanto, "kurang laik" dan perlu

ditinjau ulang.
"Ini karena kami memerlukan opini pakar hukum terlebih dahulu, terkait legal standing," ungkap Ketua
MKD, Surahman Hidayat usai rapat pleno internal MKD, Senin sore (23/11).
Legal standing yang dimaksud, dikatakan Surahman terkait dua hal. Pertama, aduan pelanggaran etika
anggota dewan, menurut MKD hanya bisa disampaikan oleh masyarakat secara perorangan, anggota dan
pimpinan DPR, atau pimpinan alat kelengkapan dewan.
"Tapi pak Sudirman (Said) datang ke MKD, bukan sebagai individu-perorangan. Tetapi sebagai menteri
ESDM, dengan surat kop menteri," ungkap Surahman.
Sehingga dipertanyakan, apakah pengaduan itu bisa diterima. Kedua, laporan dugaan upaya Setya
Novanto untuk memuluskan perpanjangan kontrak PT Freeport tersebut, belum bisa dibahas di MKD karena
data yang disampaikan Sudirman "belum bisa diverifikasi".

4

"Awalnya Pak Sudirman datang dengan beberapa lembar transkrip saja. Lalu dua hari
kemudian datang membawa flashdisk. Tapi pembicaraan diflashdisk itu hanya 11.38 menit. Padahal
tertulis di laporan, panjang pembicaraan total 120 menit."
MKD pun mempertanyakan sisa rekaman sekitar 100 menit itu. "Kalau disimpulkan bisa
lanjut atau tidak dari data yang sekarang saja, bisa sesat," kata Surahman.


Hasil Rapat Pleno: MKD Putuskan Lanjutkan Persidangan Kasus Setya Novanto
Mahkamah Kehormatan Dewan memutuskan untuk melanjutkan laporan Menteri ESDM Sudirman Said
terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto. Keputusan itu diambil setelah
MKD mendengar pendapat Ahli Bahasa terkait legal standing Sudirman dalam membuat laporan.
" asil rapat pleno tadi diputuskan untuk dilanjutkan ke dalam proses persidangan,"kata anggota MKD,
H
Syarifudin Sudding, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2015). (kompas.com)
Menurut Sudding, tidak ada perdebatan berarti selama rapat pleno berlangsung. Sebab, ahli bahasa telah
memberikan penafsiran pada kata "dapat" dalam Bab IV Pasal 5 ayat (1) tentang tata beracara MKD.
Rencananya, MKD akan menggelar rapat pleno kembali pada Senin (30/11/2015). Dalam rapat tersebut,
MKD akan menyusun jadwal sidang termasuk siapa saja pihak-pihak yang akan dipanggil untuk digali
keterangannya.

Setya Novanto Batal Menyerang Balik

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto batal melaporkan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke aparat kepolisian. Rencana pelaporan Sudirman
Said sempat diungkapkan kuasa hukum Novanto terkait dugaan pelanggaran perekaman percakapan
Novanto bersama bos Freeport Indonesia.
"Tidak, saya tidak akan melaporkan. Semua, saya tentu memaafkan yang sudah-sudah," kata

Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).(nasional.kompas.com)

IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam Kasus diatas, penulis menemukan beragam kasus yang melibatkan Setya Novanto.
Kasus dugaan korupsi, pelanggaran etika, dan terakhir pencatutan nama presiden dan wakil presiden
RI. Dalam hal ini penulis memfokuskan masalah pada kasus terbaru yaitu Pencatutan Nama Presiden
dan Wakil Presiden RI kemudian dihubungkan dengan teori-teori komunikasi yang relevan dengan
kasus tersebut.

METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif. Melalui penelitian kualitatif peneliti
5

dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari (Basrowi dan
Suwandi, 2008:2).

KAJIAN TEORI


1. Teori Retorika Ajakan
Teori ini dicetuskan oleh Sonja K. Foss dan Cindy L. Griffin dalam karya tulis mereka
“Beyond Persuasion” mereka berpendapat tentang pertimbangan dari sebuah mode interaksi yang
berbeda, dimana seseorang berusaha mengubah mode yag lainnya.
Untuk lebih memahami konsep ini, Stephen dan Karen (2014:265) menjelaskan. Retorika
Ajakan menggunakan ide dari sebuah undangan. Ketika anda memberikan sebuah undangan kepada
orang lain supaya mengenali perspektif anda, anda mengundang audience untuk melihat dunia seperti
yang anda lakukan dan mempertimbangkan perspektif anda dengan serius. Akan tetapi, hal ini
terserah pada audiensi untuk memutuskan apakah akan menggunakan perspektif tersebut atau tidak.
1.1. Diskusi
Seperti yang telah dijelaskan konsep dasar teori retorika ajakan, kita akan mengaitkannya
dengan kasus Setya Novanto. Teori Retorika Ajakan mengatakan bahwa seorang komunikator
mengundang khalayak untuk mengenal pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. Dalam hal
ini, Sudirman Said yang menjabat sebagai Menteri energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin
menyampaikan sesuatu berkaitan dengan pelaporannya berupa transkrip rekaman yang diduga
dilakukan oleh Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI, dengan mencantut nama presiden Jokowi Dodo
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan permintaan saham ke perusahaan PT Freeport Indonesia.
Dalam perspektif Sudirman Said, berdasarkan hasil penyadapan berupa transkrip rekaman dan
buti-bukti tertulis lainnya, yang telah ia serahkan ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) ia
menganggap bahwa Setya Novanto telah melakukan pelanggaran kode etik dengan membahas

perpanjangan kontrak PT Freeport dengan mencatut nama presiden dan wakil presiden. Disini terlihat
bahwa tindakan Sudirman Said menginginkan semua lapisan masyarakat, baik itu pemerintahan,
akademisi, politikus untuk mempertimbangkan perspektif yang ia bangun dengan mengungkap kasus
freeport. Dalam hal ini tentu masyarakat merespon dengan positif, namun ada pula yang meragukan
tindakan dari Sudriman Said.
Perspektif yang telah dibangun oleh Sudirman Said, juga dikuatkan oleh Ketua KPK Abraham
Samad, ia mengatakan sangat disayangkan orang seperti Setya Novanto terpilih menjadi ketua DPR
dengan banyaknya kasus yang melibatkan dirinya yang sempat diperiksa oleh KPK.
“Abraham Samad, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ketika itu, blak-blakan
mengungkapkan keprihatinan dan kekecewaannya atas terpilihnya pria yang akrab disapa Setnov itu.
Saat itu Abraham secara terbuka menyatakan terpilihnya Setnov sebagai orang nomor satu di
parlemen berpotensi mempunyai masalah hukum dan dapat merusak citra DPR sebagai lembaga
terhormat.”

6

Berdasarkan perspektif yang dibangun Sudirman Said, penulis melihat kesuksesan Retorika
yang dibangun oleh Sudrman Said, namun dibalik itu penulis menduga ada sesuatu hal yang lain
dibalik ia membongkar kasus tersebut. Dengan melirik latar belakang citra kinerja Sudriman Said,
adanya dugaan membangun pencitraan. Untuk pembahasan Pencitraan akan dilanjutkan pada

pembahasan selanjutnya.

2. Teori Pencitraan
Menurut Robert (1977) dalam Hikmat (2011:39) Citra adalah gambaran seseorang (figur) yang
tersusun melalui persepsi yang bermakna melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan.

Teori Pemulihan Citra
Teori Pemulihan Citra yang dicetuskan oleh William L. Benoit adalah sebuah teori yang
menjelaskan bahwa setiap orang selalu menginginkan citra positif di dalam dirinya. Bahkan ketika ia
melakukan kesalahan, ia berusaha untuk mengembalikan citra positifnya (Sujudi, 2014).
Teori ini memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Komunikasi yang terbaik dikonseptualisasikan sebagai kegiatan yang diarahkan pada tujuan.
2. Mempertahankan reputasi positif adalah salah satu tujuan utama dalam komunikasi.
Sedangkan menurut Sulaiman dalam Lely (2010:130), citra seorang politisi ditentukan oleh
tiga hal: Pertama, Aksentuasi ketika berbicara dan substansi yang dibicarakan dimanapun dia, baik
resmi maupun tidak resmi. Kedua, pada sikap dan performance dia untuk menghargai orang meski
sangat berbeda-beda pendapat sekalipun sehingga bisa diterima dikalangan lawan. Ketiga, Physically
dia yang tidak hanya pada wajah, tapi juga gaya dan penampilan.

Memperbaiki Image
Image yang terlanjur rusak dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, image buruk tersebut
memang disebabkan oleh aktivitas dan tindakan yang dilakukan, baik sengaja maupun tidak. Kedua,
image tersebut muncul karena gencarnya lawan politik dalam mendiskreditkan image negatif.
Firmanzah (2012:248).
Kalau hal ini terjadi, apa yang dilakukan oleh Sudirman Said adalah membangun citra dengan
mengangkat kasus dan menghindari reshuffle kabinet.
Masih dalam buku Firmanzah. Ada tiga cara memperbaiki image negatif yang diyakini
Ashforth dan Kreiner (1991). Pertama, politikus dapat menggunakan strategi Reframing. Strategi ini
menggunakan metode transformasi makna dan pemahaman mengenai image negatif tersebut. Strategi
kedua adalah metode recalibrating. Dalam metode ini dapat melakukan perubahan standar yang terkait
dengan magnitude (seberapa besar) dan valance (seberapa bagus) suatu atribut negatif atas imagenya.
Yang diubah adalah standar dari efek negatifnya dan bukan image itu sendiri. Ketiga, dengan metode
refocussing. Dalam strategi ini, perhatian masyarakat dapat digeser dari hal-hal yang terkait image
negatif ke arah hal-hal bersifat positif. Pengalihan peratian publik ini dapat dilakukan dengan strategi
7

komunikasi yang tepat, yaitu membanjiri publik dengan informasi-informasi yang bertolak belakang
dengan isu negatif yang berkembang.
Diskusi
Mungkinkah laporan sudirman said ke MKD tentang pencatutan nama presiden dan wakil
presiden oleh Setya Novanto merupakan strategi Menteri ESDM itu untuk membangun pencitraannya
karena bekinerja buruk dan menghindari reshuffle kabinet ?
Berdasarkan hasil analisa penulis, Sudirman Said memungkinkan melakukan pencitraan
dengan metode refocussing. Dalam strategi ini, telah disebutkan citra buruk yang melekat padanya
soal BBM dan Mafia Migas kemudian dialihkan dengan membanjiri publik dengan mengungkap
kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menganggap pengaduan Menteri ESDM Sudirman Said kepada
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sebagai manuver politik. Fadli menilai Menteri Sudirman takut
disingkirkan dalam perombakan (reshuffle) jilid dua Kabinet Kerja, yang gencar diwacanakan belakangan ini.
"Karena dia (Sudirman Said) kan menteri yang tidak berprestasi dan menurut survei termasuk yang
kinerjanya terburuk. Jadi mungkin dia punya mekanisme survival semacam ini. Supaya nanti kalau direshuffleya nanti (dianggap) karena membongkar kasus ini," ucap Fadli Zon di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu
(18/11).(republika.co.id)

Survei Political Commmunication Institute:
Kinerja Sudirman Said Buruk
Menurut survei Political Communication (PolcoMM) Institute, melalui Direktur PolcoMM
Institute Heri Budianto, mengatakan, setidaknya ada tujuh menteri di Kabinet Kerja yang kinerjanya
jarang diketahui publik.
Ketujuh menteri yang berkinerja jeblok adalah Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Mentan
Amran Sulaiman, Menperin Saleh Husin, Menkes Nila F. Moeloek, Menteri Riset dan Dikti M. Nasir,
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise, serta Menteri
Koperasi dan UKM Puspayoga.
Kinerja pemerintah dapat diketahui publik melalui kerja menteri di kabinet. Ada menteri yang
proaktif di media massa sehingga diketahui kerjanya. Tapi tidak sedikit juga yang belum terlihat
karena jarang terekspose media.
Bahkan PolcoMM menyebut ada tiga menteri yang kinerjanya paling negative yakni Menteri
Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan,
Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said.
Survei itu dilakukan dengan teknik pengumpulan data berupa berita sebanyak 32.046 berita di
media massa nasional. (waspada.co.id)

3. Teori Disonansi Kognitif
8

Teori disonansi kognitif adalah perasaan yang dimiliki seseorang ketika mereka menemukan
diri mereka sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai (inkonsisten) dengan apa yang mereka
ketahui (konsisten), atau mempunyai pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat yang lain yang
mereka pegang Leon Festinger dalam West and Turner (2014:137).
Sebagaimana Roger Brown (1965) katakan, dasar dari teori ini mengikuti sebuah prinsip yang
cukup sederhana: “Keadaan disonansi kognitif dikatakan sebagai keadaan ketidanyamanan psikologis
atau ketegangan yang memotivasi usaha-usaha untuk mencapai konsonansi. Disonansi adalah sebutan
untuk ketidakseimbangan dan konsonansi adalah sebutan untuk keseimbangan.
West dan Turner (2012:139) mengatakan bahwa teori ini memiliki empat asumsidasar, yaitu:
Asumsi pertama menekankan pada sebuah model mengenai sifat dasar manusia yang
mementingkan adanya stabilitas dan konsistensi. Teori Disonansi Kognitif menyatakan bahwa orang
tidak akan menikmati inkonsistensi dalam pikiran dan keyakinan mereka. Sebaliknya, mereka
mencari konsistensi.
Asumsi kedua berbicara mengenai jenis konsistensi yang penting bagi individu. Teori ini
tidak berpegang pada konsistensi logis yang kaku. Sebaliknya, teori ini merujuk pada fakta bahwa
kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara psikologis (dibandingkan tidak konsisten secara logis)
satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi kognitif.
Asumsi ketiga menyatakan bahwa ketika orang mengalami inkonsistensi psikologis
disonansi yang tercipta menimbulkan perasaan tidak suka. Jadi, orang tidak senang berada dalam
keadaan disonansi; hal itu merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman. Festinger mengatakan bahwa
disonansi merupakan keadaan pendorong yang memiliki properti rangsangan.
Asumsi keempat mengasumsikan bahwa rangsangan yang diciptakan oleh disonansi akan
memotivasi seseorang untuk menghindari situasi yang menciptakan
inkonsistensi dan berusaha
mencari situasi yang mengembalikan konsistensi. Jadi,
gambaran akan sifat dasar manusia yang
membingkai teori ini adalah sifat di mana manusia mencari konsitensi psikologis sebagai hasil dari
rangsangan yang disebabkan oleh kondisi ketidaksenangan terhadap kognisi yang tidak konsisten.
Diskusi
Setelah membahas mengenai teori Dinonansi Kognitif, maka dimanakah hubungan teori
tersebut dengan kasus Setya Novanto. Seperti yang diberitakan di media-media. Terlihat adanya
Inkonsisten yang dilakukan Setya Novanto. Sebelumnya ia membantah telah mencantumkan nama
presiden Jokowi Dodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di dalam transkrip tersebut dan akan menuntut
balik Sudirman Said.
“Pasti kita laporin. Terutama kalau bukti dari MKD masih di tangan, teradu punya hak
dong. Kalau tidak ditindaklanjuti, orang besok sembarangan cari bukti lain diedit kan enggak bagus.
Dari sisi itu, kita ingin lakukan upaya hukum. “tandas Rudy di Jakarta, Senin (23/12/2015).
(NBCIndonesia.com)
Namun, besoknya saat dikonfirmasi kembali ia membatalkan serangannya dan mengatakan
sudah memaafkan tindakan yang dilakukan Sudirman Said.
"Tidak, saya tidak akan melaporkan. Semua, saya tentu memaafkan yang sudah-sudah," kata
Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
9

Nampak, antara pernyataan pertama dan kedua tidak mencerminkan sikap Konsistensi
4. Teori Konspirasi
Teori persekongkolan atau teori konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa
penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah)
adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orangorang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. (wikipedia.org)
Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir ke semua ranah kehidupan manusia,
dari urusan politik sampai makanan. Teori konspirasi benar adanya, itu dapat dibuktikan dari hal-hal kecil
seperti: Apabila kita bermain poker dengan jumlah pemain 5 orang, maka kita dapat melakukan konspirasi
terhadap 3 pemain lainnya, sehingga hasil dari kekalahan 1 pemain yang merupakan calon korban konspirator
dapat dibagi berempat, dan cara itu biasa digunakan oleh pejudi-pejudi terkenal.

Diskusi
Adanya dugaan konspirasi yang dilakukan oleh Sudirman Said bersama petinggi Pt Freeport
Ma’roef Sirajuddin.
Menurut Politikus (PDIP) Effendi Simbolon mencurigai adanya konspirasi di balik kasus
pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Effendi curiga
konspirasi itu dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan
Presiden
Direktur
PT
Freeport
Indonesia,
Ma'roef
Sjamsoeddin.
"Karena dia (Ma'roef) berikan rekaman, nah ini yang harus dipanggil. Apakah mantan Wakil
BIN gunakan instrumen BIN? Karena kita harus ketahui bahwa tidak bisa gunakan instrumen BIN
untuk kepentingan usaha swasta asing,"kata anggota Komisi I DPR itu. (nasional.sindonews.com)
Pengakuan Maroef Sirajuddin
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin mengakui keaslian bukti
rekaman yang diperdengarkan dalam persidangan kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Anggota MKD Fraksi Hanura Syarifuddin Sudding mempertanyakan bukti rekaman itu
apakah benar sesuai dengan peristiwa yang terjadi atau tidak. Menanggapi pertanyaan tersebut,
Maroef pun membenarkan rekaman tersebut.
" ang mulia suara rekaman itu betul yang mulia,"kata Maroef dalam persidangan etik MKD di
Y
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/12015) (metrotvnews.com)

10

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Kasus Setya Novanto telah ditinjau dari berbagai teori-teori komunikasi politik, maka dapat
disimpulkan bahwa setidaknya terdapat 4 teori yang dapat dikaitkan. Yaitu:
1.

Teori Retorika Ajakan dan Teori Pencitraan (Sudirman Said)
Adanya dugaan penggunakan strategi Retorika Ajakan oleh Sudirman Said dalam
mengungkapkan kasus pencantutan nama presiden dan wakil presiden, terlihat bahwa ia secara
langsung melaporkan sendiri transkrip rekaman tersebut ke MKD, kemudian menjadi berita paling
hangat belakangan ini, masyarakat secara tidak sadar telah terpengaruh oleh retorika ajakan Sudirman
Said. Disini terlihat bahwa tindakan Sudirman Said menginginkan lapisan-lapisan masyarakat, baik
itu pemerintahan, akademisi, politikus untuk mempertimbangkan perspektif yang ia bangun dengan
mengungkap kasus tersebut. Berkaitan dengan strategi pencitraan, berdasarkan hasil analisa penulis,
Sudirman Said memungkinkan melakukan pencitraan dengan metode refocussing. Dalam strategi ini,
telah disebutkan citra buruk yang melekat padanya soal BBM dan Mafia Migas kemudian dialihkan
dengan membanjiri publik dengan mengungkap kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden.

2.

Teori Disonansi Kognitif (Setya Novanto)
Disonansi Kognitif berkaitan antara perasaan Konsisten dan Inkonsisten oleh seorang
komunikator. Seorang komunikator seperti Setya Novanto, menunjukkan adanya inkonsistensi yang ia
lakukan dalam menanggapi kasus yang melilitnya. Pernyataan sebelumnya ia membantah telah
mencantumkan nama presiden Jokowi Dodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di dalam transkrip
tersebut dan akan menuntut balik Sudirman Said. Namun, dihari berikutnya saat dikonfirmasi di
media massa, ia membatalkan tuntutannya ke Sudirman Said. Disini terlihat antara pernyataan
pertama dan kedua bersifat inkonsisten.

3.

Teori Konspirasi (Antara Sudirman Said dan Maroef Sirajuddin)
Adanya dugaan konspirasi yang dilakukan oleh Sudirman Said bersama Maroef Sirajuddin
untuk menjebak Setya Novanto. Hal ini dikuatkan oleh bukti dan pengakuan Maroef bahwa rekaman
transkrip terasal darinya dan membenarkan isi transkrip tersebut.

Saran
Dari pemaparan yang telah diuraikan diatas, penulis menyadari terdapat kekurangan yang
belum terlihat oleh penulis sendiri, terutama teori yang digunakan belum semaksimal yang telah
dipaparkan, maka diharapkan dikoreksi dan masukan, baik dari kalangan akademisi maupun
masyarakat secara umumnya.

11

Daftar Isi

Latar Belakang...................................................................................................................................2
Pembahasan .......................................................................................................................................3
Kesimpulan .......................................................................................................................................11
Daftar Pustaka....................................................................................................................................13

12

DAFTAR PUSTAKA

Lely Arrianie, komunikasi politik Politisi dan Pencitraan di panggung politik. Widya
padjadjaran 2010. Bandung
Firmanzah, marketing politik antara pemahaman dan realitas. Yayasan Pusaka Obor
2012. Jakarta

Indonesia

http://www.cnnindonesia.com/politik/20151117113335-32-92150/jejak-kontroversi-ketuasetya-novanto/

dpr-

http://www.nbcindonesia.com/2015/11/kuasa-hukum-setya-novanto-siap-adukan.html
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/17/078719703/wapres-jk-jokowi-marahnovanto-catut-namanya

besar-setya-

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/11/17/nxy34l334-beredarrekaman-dengan-freeport-ini-bantahan-setya-novanto
http://nasional.sindonews.com/read/1062943/12/politikus-pdip-curigai-konspirasi-di-balikkasus-catut-nama-jokowi-1447928994
http://nasional.kompas.com/read/2015/11/24/19393791/Setya.Novanto.B

13

transkrip-