Eufemisme Dalam Pesan Politik | M.Pd | GERAM (Gerakan Aktif Menulis)

  EUFEMISME DALAM PESAN POLITIK Oleh: HERMALIZA, M.Pd.

  This research is motivated by the use of eupemisms in the mass media with the goal of which is negative. Basically the use of eupemisms positive aims for smooth communication, but the opposite happens. The words were originally perceived taboo or inappropriate pronounced to be easy to pronounce, forming a smooth communication and polite. In politics eupemisms used to convey political messages, usually aimed at the use of influence, inform, and persuade the reader. In this study described the use of eupemisms in political messages on the editorial covers from and function of eupemisms in political massages in newspaper editorial Riau Pos. Keywords: euphemism, political message, form, function

  PENDAHULUAN

  Ditinjau dari segi bahasa, komunikasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tulis. Menurut Keraf (1993:12) bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Komunikasi lisan dapat disampaikan melalui sarana media massa elektronik, sedangkan komunikasi tulis penyampaiannya melalui sarana media massa cetak. Media massa cetak (pers) merupakan salah satu sarana penyampaian informasi yang efektif dan mampu menjangkau cukup banyak pembaca di semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain, media massa sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang komplek dan beragam.

  Pemakaian bahasa dalam berbagai bidang, terutama politik cenderung membelenggu dan menjajah masyarakat dengan jalan mengaburkan makna semantiknya. Umpanya Bahasa Indonesia tampil dihalus-haluskan, bahkan dikabur- kaburkan maknanya guna menyembunyikan perilaku dan tindakan penguasa. Tokoh politik mempertahankan kepentingannya menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dengan cara menciptakan beragam eufemisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Orwell (dalam Thomas dan Wareing, 2006: 63) bahasa politik sebagian besar terdiri dari eufemisme, pendapat- pendapat yang patut dipertanyakan dan ungkapan-ungkapan yang tidak jelas. Bahasa politik dirancang untuk membuat dusta kedengarannya benar dan membuat pembunuhan kedengarannya benar dan membuat omong kosong kedengaran meyakinkan.

  Fungsi dari pemanfaatan eufemisme tersebut secara umum untuk menutupi kata yang berkonotasi jelek atau negatif. Dengan menggunakan kata-kata yang lebih santun maka makna asal yang berkonotasi negatif akan menjadi positif dan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Misalnya kata

  korupsi yang diubah menjadi komersialisasi jabatan , kata teror yang diubah menjadi ancaman keselamatan . Pemakaian bahasa

  yang melibatkan eufemisme tersebut akan menyebabkan terjadinya politisasi makna bahasa. Halliday dan Hasan (1992: 23) mengatakan bahwa fungsi pemakaian bahasa ditafsirkan bukan hanya sebagai penggunaan bahasa semata, melainkan sebagai khasanah bahasa yang mendasar, sesuatu yang makna. Hal ini berarti bahwa sistem setiap bahasa harus dijelaskan melalui teori fungsional. Secara umum Malinowski (dalam Atmazaki, 2006: 12) mengatakan fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menghubungkan, memengaruhi pikiran, memperkuat hubungan, memeroleh informasi, mengekspresikan emosi, dan

  Pada dasarnya penggunaan eufemisme bersifat positif agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Dalam hal ini eufemisme jelas bermanfaat memuluskan komunikasi antara lain menjaga perasaan, menunjukkan kesopanan, memberikan penghormatan dan penghargaan, dst. Begitu pula hal-hal yang dianggap kotor atau tidak enak dikatakan bisa dibicarakan dengan mudah dan enak. Akan tetapi, pada saat ini penggunaan eufemisme cenderung dipakai untuk menjaga perasaan dan kepentingan pribadi maupun kelompok. Eufemisme seolah-olah menjadi andalan untuk melindungi diri. Contohnya penggunaan eufemisme rawan

  pangan dan daerah tertinggal yang pada

  dasarnya mengaburkan permasalahan dan fakta dari kelaparan dan daerah miskin. Berdasarkan contoh tersebut tampak pemakaian eufemisme bertujuan melindungi diri, pihak-pihak yang bertanggung jawab menjadi aman dan berteduh di balik eufemisme.

  Melalui eufemisme yang digunakan oleh pejabat resmi pemerintah, penguasa berhasil memainkan simulasi realitas untuk menyembunyikan realitas yang sesungguhnya dan merekayasa realitas sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara realitas yang asli dan yang bukan. Misalnya, eufemisme

  mengundurkan diri , yang dipakai saat Sri

  Mulyani Indrawati pergi meninggalkan jabatannya. Mengundurkan diri, istilah yang dipakai dengan gaya bahasa eufemisme pengganti ungkapan yang dirasakan kasar.

  Sri Mulyani Indrawati tidak dicopot melainkan mengundurkan diri karena mendapat jabatan di Bank Dunia. Dalam konteks ini, frasa Sri Mulyani

  mengundurkan diri yang diekspose ke publik tentu saja sangat politis.

  Mengundurkan diri berarti mundur dari

  dicopot . Artinya, lepasnya jabatan Menkeu

  yang disandang Sri Mulyani adalah karena keinginan pribadi. (http:// eufemisme/2010/tumbal/politikdunia-

  bahasa)

  Rahardi (2003: 34) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia telah dieksplotasi sedemikian rupa demi tujuan politik dan kekuasaan. Pemakaian tersebut tampak dominan sekali dalam fakta akronimisasi dan bentuk eufemisme terhadap istilah- istilah politik yang berlebihan. Eufemisme juga terbukti telah dipakai dalam pesan- pesan politik sehingga dapat menyiratkan bahwa sesungguhnya masyarakat kita takut dengan fakta sosial budayanya sendiri. Pemakaian eufemisme semacam itu sebenarnya telah jauh dari sekedar kesantunan linguistik, akan tetapi sudah sarat dengan aneka muatan politis.

  Politik dapat mencakup beberapa jenis kegiatan, yaitu (a) proses pembuatan kebijakan nasional (politik pemerintahan), (b) kesetaraan gender (politik seksual), (c) persaingan dalam kelompok yang erat jalinannya, seperti persaingan antarrekan sekantor dalam memperebutkan jabatan, yang biasanya dilakukan dengan membocorkan atau menyimpan rahasia (politik kantor), (d) cara orang menegosiasikan peran yang harus mereka jalankan dalam kehidupan pribadi mereka (termasuk juga masalah gender), (e) sejarah dari sistem politik, (f) kegiatan-kegiatan yang terkait dengan transportasi, pemukiman dan konsumsi yang bisa memengaruhi lingkungan (politik tersebut sebenarnya kita tidak terlepas dari masalah politik (Tomas dan Wareing, 2006: 52).

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis). Menurut Krippendorff (1991:15) analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi (content analysis) merupakan penelitian yang bersifat pembahasan yang mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Penggunaan metode analisis isi (content analysis) ini karena penelitian yang dilaksanakan bukan sekedar memaparkan data sesuai realita atau temuan saja, tetapi juga melihat data berdasarkan gejala simboliknya seperti konteks. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan penggunaan eufemisme secara eksplisit dengan menghubungkan data dengan konteksnya dalam pesan politik tajuk rencana surat kabar Riau Pos . Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersifat dokumentasi. Data yang diperoleh adalah data yang berhubungan dengan eufemisme dalam surat kabar. Analisis data penelitian ini meliputi tahap-tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Ungkapan-ungkapan eufemisme yang sering dimunculkan memang dengan maksud dan tujuan tertentu seperti mempengaruhi, memberitahu, serta meyakinkan. Penggunaan eufemisme bisa jadi untuk menutupi situasi buruk dan tidak menyenangkan. Eufemisme bahkan digunakan untuk megungkapkan fakta yang ada dengan cara yang halus. Bentuk-bentuk menggunakan metafora, kiasan, bahkan dihiperbolakan. Bentuk eufemisme dikemukakan Allan dan Burridge (1991: 14):

  1. Ekspresi Figuratif (Figurative Expressions)

  Ekspresi Figuratif yaitu suatu bentuk yang menghaluskan kata dengan cara dengan yang lainnya. (1) Bukannya kukuh pada prinsip kehati- hatian yang menjadi hal mendasar perbankan, pemilik dan jajaran pengelola bank tersebut malah menjalankan operasi banknya seperti

  money game. (Riau Pos, 29 Januari 2010 )

  (2) Kita semua tentu tidak ingin panggung Pansus itu hanya sebagai

  panggung sandiwara

  (Riau Pos, 11 Februari 2010) (3) Meski sudah disahkan DPR sejak sekitar enam tahun lalu, hingga sekarang undang-undang itu masih

  mandul .(Riau Pos, 25 Maret 2010)

  (4) Tekanan demi tekanan telah membuat KPK kehilangan taring.

  (Riau Pos, 11 Juni 2010) Empat contoh di atas secara jelas memperlihatkan pemanfaatan eufemisme untuk menyampaikan pesan politik atas tujuan dan maksud tertentu pada (1) tersirat makna betapa buruknya pengelolaan Bank Century sehingga menimbulkan berbagai kasus, terbukti dengan pemanfaatan eufemisme seperti money game, kata seperti pada data tersebut melambangkan seta mengiaskan operasi Bank Century hanya semacam permainan uang saja. Pesan politik yang terkandung pada wacana tersebut yang disampaikan surat kabar Riau Pos, bahwa timbulnya kasus Bank Century disebabkan pengelolaan Bank Century yang buruk, terbukti dengan berbagai kesaksian nasabah

HASIL DAN PEMBAHASAN

  dari berpenghasilan tetap (deposito)

  2. Flipansi (flippancy)

  terproteksi ke produk-produk lain. Bahkan Flipansi adalahpenghalusan kata ada dana nasabah besar yang berpindah yang maknanya di luar pernyataan yang dengan alasan dipinjam. Pemanfaatan ada. Hal tersebut dapat dilihat dari eufemisme eperti money game mengarah kutipan berikut: pada kasus-kasus tersebut. (5) Bisa ditebak, karena Demokrat disinyalir punya peran dalam kasus

  Bentuk eufemisme (2) panggung ini,… yang dibentuk oleh DPR agar tidak menjadi (6) Menurut Pengakuan Edo mereka suatu ajang kebohongan atau kepura-puraan mendapat pesanan untuk mengawasi saja. Berkaitan dengan kasus Bank Century target bukan untuk melenyapkan pemerintah akhirnya membentuk Pansus target. (Riau Pos, 12 Januari 2010) angket DPR, pembentukan pansus tersebut (7) ..., ternyata di mata Wapres Jusuf diharap dapat menyelesaikan kasus yang Kalla waktu itu adalah hanya terjadi. Pemanfaatan eufemisme panggung dramatisir saja. (Riau Pos,

  19

  sandiwara untuk menyampaikan pesan Januari 2010 ) politik tertuju kepaa wakil rakyat DPR agar (8) …, republik ini masih jalan di bias menjadi teladan bagi rakyat yang

  tempat dalam membedakan mana

  diwakili, hal lainnya yang terkandung pada kehendak rakyat dan mana eufemisme tersebut adalah harapan semoga kehendak penguasa. (Riau Pos, 4 panggung pansus tidak menjadi panggung

  Maret 2010) kebohongan belaka.

  (9) Wajar jika mereka ingin juga Susno Bentuk eufemisme (3) dan (4) mencicipi dinginnya jeruji besi . tersirat pesan politik menandakan adanya pengiasan tersirat pesan politik menandakan (Riau Pos, 10 Mei 2010) adanya pengiasan antara undang-undang dan

  Pada kutipan (6) dalam kalimat di atas penerapannya. Untuk mengiaskan bahwa ditemukan eufemisme dalam bentuk frase undang-undang tidak berlaku atau tidak

  punya peran , eufemisme punya peran

  berkembang maka digunakan eufemisme mengandung makna di luar frase tersebut.

  mandul . Undang-undang yang dimaksud

  Arti sesungguhnya adalah keterlibatan, adalah undang-undang sistem penjaminan untuk memperhalus hal tersebut maka social nasional (SJSN) yang belum digunakan frase punya peran. Dalam teks maksimal penerapannya di Indonesia yang wacana tersebut Partai DEmokrat dituduh terdapat pada eufemisme mandul. Dalam sebagai pelaku dalam kasus Bank Century. wacana tersebut juga terdapat perbandingan dengan RUU reformasi jaminan kesehatan

  Bentuk eufemisme pada kutipan (6) (RJK) di Amerika SErikat yang merupakan yaitu frase mendapat pesanan dan salah satu misi penting dari Barack Obama.

  melenyapkan target , kedua bentuk

  Bentuk eufemisme pada frasa KPK eufemisme tersebut digunakan untuk

  kehilangan taring melambangkan bahwa

  menutupi hal yang sesungguhnya yaitu KPK telah kehilangan keberanian atau

  diperintah dan membunuh target. Bentuk

  kewibawaan dalam menuntaas kasus eufemisme (7) Bentuk eufemisme yaitu korupsi. Hal tersebut dilambangkan dengan frase hanya dramatisir saja, eufemisme kata taring. mengiaskan adanya suatu

  dramatisir saja digunakan. Pada kutipan (8) dalam kalimat (15) Sebab, kejahatan yang dilakukan di atas ditemukan eufemisme dalam bentuk lingkaran orang dalam itu sudah frase masih jalan di tempat , bentuk diatur sedemikian rapi sehingga eufemisme tersebut mengandung makna lain sulit dideteksi orang luar. (Riau dari makna yang sesungguhnya. Kata jalan Pos, 10 April 2010)

  di tempat dalam arti yang sesungguhnya

  adalah suatu keadaan yang tidak ada Dalam kutipan (10) di atas, ditemukan perkembangan atau kemajuan, sedangkan eufemisme dalam bentuk frase yaitu orang adalah lambat dalam pelaksanaan sesuatu. mengandung makna keberadaan Ruhut di Pada kutipan (12) dalam kalimat di atas DPR karena didukung oleh pihak-pihak ditemukan eufemisme dalam bentuk frase yang ingin menganggu kerja Pansus. Maka

  

mencicipi dinginnya jeruji besi , Bentuk digunakan istilah orang yang disusup. Pada

  eufemisme di atas mengandung makna (11) ditemukan eufemisme dalam bentuk penjara atau bui. Hal tersebut dengan kiasan frase menemukan jalan buntu, frase dalam bentuk frase mencicipi dinginnya menemukan jalan buntu digunakan sebagai jeruji besi . pengganti kata tidak ada hasil. Tidak ada hasil berarti suatu perbuatan yang tidak

3. Sirkumlokusi (circumlocution) memberikan dampak atau jalan keluar. Jadi,

  Sirkumlokusi adalah penggunaan agar lebih eufemis (halus) lagi maka beberapa kata yang lebih panjang dan digunakan frase menemukan jalan buntu. bersifat tidak langsung. Pada kutipan (12) dalam kalimat di (10) Ruhut, pengacara dan pemain atas ditemukan eufemisme dalam bentuk frase terombang ambing kehilangan arah, sinetron, selama ini diindikasikan frase terombang ambing kehilangan arah sebagai orang yang disusupkan pada kalimat di atas secara tidak langsung untuk menumpulkan kerja Pansus. dapat berarti kebingungan . Kata

  (Riau Pos, 9 Januari 2010)

  kebingungan berasal dari kata bingung (11) Perseteruan kekuatan kepentingan ditambah dengan konfiks ke-an. Pada politik partai-partai besar selalu kutipan (13) dalam kalimat di atas

  menemukan jalan buntu . (Riau ditemukan eufemisme dalam bentuk frase mengkondisikan posisi , frase Pos, 4 Maret 2010) mengkondisikan posisi dalam kalimat di atas

  (12) Pasalnya, wakil-wakil rakyat di secara tidak langsung menyatakan bahwa Senayan sering terombang ambing mempertahankan jabatan atau kedudukan.

  kehilangan arah. (Riau Pos, 4

  Untuk memperhalus hal tersebut agar tidak

  Maret 2010 )

  terasa disampaikan secara langsung maka (13) Mega, panggilan akrab Megawati digunakan frase mengkondisikan posisi . justru mengkondisikan posisi yang

  Pada (14) ditemukan eufemisme dalam tak tergantikan di pucuk pimpinan bentuk frase koruptor yang dimanjakan, partai. (Riau Pos, 8 April 2010) frase koruptor yang dimanjakan dalam

  (14) Tidak sedikit koruptor yang kalimat tersebut secara tidak langsung

  dimanjakan oleh hakim dengan

  menyatakan perlakuan istimewa terhadap putusan bebas atau putusan yang seseorang. Untuk memperhalus ungkapan sangat ringan. (Riau Pos, 12 April maka digunakan frase koruptor yang

  2010) di atas ditemukan dalam bentuk frase yaitu Pada kalimat (16) ditemukan

  

diatur sedemikian rapi, eufemisme tersebut ditemukan eufemisme dalam bentuk kata

  digunakan dalam bentuk yang lebih panjang yaitu bui, kata bui tersebut menggantikan dan bersifat tidak langsung, frase diatur kata penjara, sel, rumah tahanan, dan

  

sedemikian rapi berarti menutupi sesuatu. lembaga pemasyarakatan. Jadi, penggunaan

  Sesuai dengan konteksnya, yang ditutupi kata bui dalam kalimat di atas menggantikan adalah kasus korupsi yang terjadi di institusi kata lain yang bernilai rasa lebih rendah. pajak.

  Pada kutipan (17) terdapat eufemisme dalam

  

4. Satu Kata untuk Menggantikan Satu digunakan untuk mengganti kata menerima

Kata yang Lain suap atau sogok. Kutipan (18) di atas,

  Satu kata untuk menggantikan satu kata ditemukan eufemisme dalam bentuk kata yang lain maksudnya penggunaan satu kata yaitu mantan yang menggantikan kata dapat menggantikan posisi kata yang lain. bekas . Kata mantan dianggap lebih halus dibandingkan dengan bekas . Jadi,

  (16) Masa lalu, tidak sedikit tokoh- penggunaan kata mantan dianggap dapat tokoh atau ulama terkenal menggantikan kata bekas. Pada kutipan (19) dijebloskan ke bui karena dalam kalimat di atas, ditemukan eufemisme mengungkapkan suatu kebenaran. dalam bentuk kata yaitu dimutasi, kata

  (Riau Pos, 14 Mei 2010) dimutasi dalam kutipan (19) di atas

  (17) Dalam UU Pemilu Thailand, menggantikan kata dipindahkan . Dalam kutipan (20) di atas, terdapat eufemisme melarang partai politik menerima dalam bentuk kata yaitu lengser, kata

  sumbangan lebih dari 309.310 lengser menggantikan frase turun dari

  dolar AS (Rp2,79 miliar) pertahun, jabatan. Agar penggunaannya lebih halus baik dari individu maupun maka kata lengser dianggap lebih tepat. perusahaan. (Riau Pos, 14 April

  Bentuk eufemisme pada kutipan (21) yaitu

  2010)

  berupa kata dinonaktifkan, kata

  dinonaktifkan dalam kutipan (21) digunakan

  (18) … dalam penanganan kasus yang melibatkan mantan ketua KPK untuk menggantikan kata dipecat. Agar tersebut. (Riau Pos, 12 Februari terdengar lebih halus maka dipilih kata dinonaktifkan.

  2010 )

  (19) … dan 121 rekannya di Direktoral

  1. Fungsi Eufemisme dalam Pesan Politik

  keberatan dan banding segera

  Tajuk Rencana Surat Kabar Riau Pos dimutasi . (Riau Pos, 10 April 2010)

  Fungsi eufemisme yang digunakan (20) Setelah Sri Mulyani Indrawati dalam penelitian ini merujuk kepada

  lengser , perusahaan Grup Bakrie

  pendapat Allan yaitu fungsi eufemisme yang listing di pasar modal terbagi empat bagian yaitu (a) sapaan dan penamaan, (b) menghindari tabu, (c) mendadak menggeliat. (Riau Pos, menyatakan cara eufemisme digunakan, (d)

28 Mei 2010) menyatakan situasi.

  (21) Selain itu, sepuluh atasan Gayus

  a. Sapaan dan Penamaan dinonaktifkan (Riau Pos, 10 April 2010) Yaitu eufemisme yang berfungsi hanya sebagai sapaan dan penamaan terhadap sesuatu atau objek yang dituju.

  (1) Jika pihak-pihak terkait yang

  Adapun kutipan yang menyatakan eufemisme digunakan yaitu.

  seseorang yang diganti menjadi melenyapkan terget . Berkaitan dengan hal di

  menggantikan kata yang tidak enak diucapkan dan menghaluskan pernyataan karena menyangkut rahasia sekelompok orang yaitu kata diperintah yang digantikan menjadi mendapat pesanan dan membunuh

  melenyapkan target digunakan untuk

  Sebagaimana yang tampak pada kutipan (4) di atas, frase punya peran berfungsi menyatakan cara eufemisme digunakan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah frase punya peran digunakan untuk menyatakan suatu tindakan atau prilaku dari sekelompok orang, dalam kalimat tersebut yang dituju adalah partai Demokrat, dalam kalimat tersebut penggunaan eufemisme adalah agar orang yang dituju tidak tersinggung. Sama halnya dengan kutipan (4) di atas, kutipan (5) juga terdapat eufemisme yaitu frase mendapat pesanan dan melenyapkan target yang berfungsi menyatakan eufemisme digunakan. Dalam hal ini, eufemisme mendapat pesanan dan

  (Riau Pos, 20 Maret 2010)

  (7) Dari hasil penulusuran Bareskrim, diketahui aliran dana tersebut terkait dengan pencucian uang Rp400 juta

  dramatisir saja. (Riau Pos, 19 Januari 2010 )

  (6) ..., ternyata di mata Wapres Jusuf Kalla waktu itu adalah hanya

  melenyapkan target. (Riau Pos, 12 Januari 2010 )

  mengawasi target bukan untuk

  mendapat pesanan untuk

  (Riau Pos, 9 Januari 2010)

  (4) Bisa ditebak, karena Demokrat disinyalir punya peran dalam kasus ini,…

  sapaan tetapi juga penamaan terhadap suatu jabatan.

  disentil dalam buku ini justru

  mantan tidak hanya berfungsi sebagai

  untuk penamaan atau sapaan terhadap ketua KPK. Kata mantan berhubungan langsung dengan orang yang ditujukan dalam kalimat tersebut yaitu ketua KPK. Dalam hal ini kata

  disusupkan . Kutipan (3) di atas, kata mantan

  sapaaan, yaitu terhadap Ruhut Sitompul. Hal ini berarti bahwa dalam kalimat tersebut eufemisme menggantikan nama Ruhut Sitompul dengan frase orang yang

  orang yang disusupkan berfungsi sebagai

  eufemisme pihak-pihak terkait yang disentil merupakan sapaan dan penamaan terhadap objek pembicaraan yang dimaksud. Eufemisme dalam kutipan (2) yaitu frase

  tersengat Gurita . Jadi, penggunaan

  Dari kutipan (1), terlihat adanya fungsi penamaan dan sapaan seperti tampak pada frase pihak-pihak terkait yang disentil yang ditujukan untuk kepada pihak-pihak yang disinggung. Dalam kalimat tersebut yang dimaksud adalah penamaan terhadap Presiden SBY yang dibicarakan dalam buku

  2010 )

  (3) … dalam penanganan kasus yang melibatkan mantan ketua KPK tersebut. (Riau Pos, 12 Februari

  (Riau Pos, 9 Januari 2010)

  sinetron, selama ini diindikasikan sebagai orang yang disusupkan untuk menumpulkan kerja Pansus.

  Januari 2010)

  memberi respon negatif, merasa kebakaran jenggot… (Riau Pos, 5

b. Menyatakan Cara Eufemisme

  adalah mengenai kasus pembunuhan Nazrudin yang diduga ada pihak-pihak tertentu yang terlibat, hal tersebut terbongkar karena kesaksian Susno Duadji yang mengagetkan banyak orang.

  28 Mei 2010)

  (17) … dan 121 rekannya di Direktoral keberatan dan banding segera

  dimutasi .(Riau Pos, 10 April 2010)

  (18) Masa lalu, tidak sedikit tokoh- tokoh atau ulama terkenal dijebloskan ke bui karena mengungkapkan suatu kebenaran.

  (Riau Pos, 14 Mei 2010)

  (19) Setelah Sri Mulyani Indrawati

  Lengser , perusahaan Grup Bakrie

  yang listing di pasar modal mendadak menggeliat. (Riau Pos,

  (20) Tekanan demi tekanan telah membuat KPK kehilangan taring.

  dinonaktifkan. (Riau Pos,

  (Riau Pos, 11 Juni 2010) (21) Tidak sedikit koruptor yang

  dimanjakan oleh hakim dengan

  putusan bebas atau putusan yang sangat ringan. (Riau Pos, 12 April

  2010)

  (22) Sebab, kejahatan yang dilakukan lingkaran orang dalam itu sudah

  diatur sedemikian rapi sehingga

  sulit dideteksi orang luar. (Riau

  Pos, 10 April 2010)

  10 April 2010)

  tak tergantikan di pucuk pimpinan partai. (Riau Pos, 8 April 2010) (16) Selain itu, sepuluh atasan Gayus

  Eufemisme dalam kutipan (6) di atas, yaitu hanya dramatisir saja berfungsi menyatakan cara eufemisme digunakan. digunakan untuk menyatakan suatu hal yang berkaitan dengan permasalahan kasus Bank Century. Sebagaimana yang tampak pada kutipan (7) di atas, frase pencucian uang berfungsi menyatakan cara eufemisme digunakan. Dalam hal ini, frase pencucian

  tindakan atau prilaku dari sekelompok orang yang melakukan korupsi. Dalam kalimat tersebut, penggunaan eufemisme adalah agar orang yang dituju tidak tersinggung.

  (15) Mega, panggilan akrab Megawati

  2010)

  (14) Polemik adanya markus di Mabes menjadi bagian serial kebobrokan aparat hukum. (Riau Pos, 20 Maret

  Maret 2010)

  kehendak rakyat dan mana kehendak penguasa. (Riau Pos, 4

  tempat dalam membedakan mana

  (13) …, republik ini masih jalan di

  kehilangan arah. (Riau Pos, 4 Maret 2010 )

  justru mengkondisikan posisi yang

  uang digunakan untuk menyatakan suatu

c. Menyatakan Situasi

  abu-abu… (Riau Pos, 12 Februari 2010 )

  (10) Pada kasus Nazaruddin Zulkarnaen, walau sudah ada vonis dari majelis hakim, masih terlihat

  panggung sandiwara (Riau Pos, 11 Februari 2010 )

  (9) Kita semua tentu tidak ingin panggung Pansus itu hanya sebagai

  Adapun kutipan yang menyatakan situasi yaitu. (8) Bukannya kukuh pada prinsip kehati-hatian yang menjadi hal mendasar perbankan, pemilik dan jajaran pengelola bank tersebut malah menjalankan operasi banknya seperti money game. (Riau Pos, 29 Januari 2010)

  (11) Perseteruan kekuatan kepentingan politik partai-partai besar selalu

  menemukan jalan buntu . (Riau Pos, 4 Maret 2010)

  (12) Pasalnya, wakil-wakil rakyat di Senayan sering terombang ambing

  (23) Dalam UU Pemilu Thailand, melarang partai politik menerima

  Dalam hal ini, frase masih terlihat abu-abu menyatakan situasi ketidakjelasan akhir dari kasus Nazaruddin Zulkarnaen dari majelis hakim. Kutipan (11) di atas, terdapat

  situasi partai PDIP yang masih tetap diketuai oleh Megawati. Dapat dipahami bahwa penggunaan eufemisme dalam kalimat di atas bertujuan untuk menghormati atau menghargai orang lain dalam hal ini adalah Megawati.

  mengkondisikan posisi yang menyatakan

  dan kacau. Dalam hal ini, eufemisme yang digunakan berfungsi untuk mengurangi atau tidak menyinggung hal-hal yang dianggap menyebabkab terjadinya peristiwa yang tidak menyenangkan. Pada kutipan (15) terdapat eufemisme yaitu justru

  Polemik menyatakan situasi yang tidak baik

  untuk memperhalus ucapan agar tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang atau sekelompok orang. Dalam kutipan (14) di atas, terdapat eufemisme

  di tempat dalam kalimat di atas, adalah

  Frase terombang ambing kehilangan arah dianggap tepat untuk menyatakan situasi DPR RI yang tidak pernah menunjukkan konsistensi dalam menanggapi berbagai permasalahan. Pada kutipan (13) di atas, terdapat eufemisme masih jalan di tempat menyatakan situasi tidak ada respon dari pemerintah dalam membela suara-suara rakyat. Penggunaan eufemisme masih jalan

  ambing kehilangan arah menyatakan situasi menyelesaikan permasalahan di negeri ini.

  Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (12) di atas, eufemisme terombang

  ini, frase menemukan jalan buntu digunakan untuk menyatakan situasi perdebatan partai- partai politik yang tidak menemukan jalan keluar atau penyelesaian.

  buntu menyatakan suatu situasi. Dalam hal

  abu-abu menyatakan situasi dari kasus pembunuhan Nazaruddin Zulkarnaen.

  sumbangan lebih dari 309.310

  digunakan. Pada kutipan (10) di atas, terdapat eufemisme yaitu masih terlihat

  panggung sandiwara dianggap tepat

  yang dituju, dalam hal ini yang dimaksud adalah Pansus angket Bank Century yang diharapkan jangan hanya dijadikan panggung untuk berpura-pura. Untuk mengiaskan hal tersebut maka frase

  panggung sandiwara . Frase panggung sandiwara menyatakan situasi dari objek

  Sebagaimana yang tampak pada kutipan (8) di atas, frase seperti money game berfungsi menyatakan situasi. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah untuk menyatakan situasi dari Bank Century. Aliran dana dalam kasus Bank Century dicurigai ada pihak-pihak tertentu yang bergerak di dalamnya untuk mempermainkan dana tersebut. Dapat dipahami bahwa eufemisme yang terdapat dalam kutipan (8) di atas, merupakan frase yang berusaha mendeskipsikan situasi bank Century. Seperti halnya dalam kutipan (8) di atas, kutipan (9) juga terdapat eufemisme yaitu

  Mei 2010)

  menguntungkan kelompok usahanya sendiri. (Riau Pos, 28

  melakukan aksi korporasi dan akrobat financial yang

  (24) Mantan orang terkaya di Asia

  2010)

  dolar AS (Rp2,79 miliar) pertahun, baik dari individu maupun perusahaan. (Riau Pos, 14 April

  Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa kutipan (16) dapat dipahami bahwa eufemisme sangat berperan dalam kalimat di atas, yaitu untuk menjaga perasaan orang lain, seandainya yang digunakan adalah frase yang digunakan adalah mempertahankan jabatan, maka akan Eufemisme yang digunakan dalam kutipan (17) adalah dinonaktifkan. Kata tersebut berfungsi menyatakan situasi dari objek pembicaraan yaitu Gayus Tambunan yang telah dipecat dari jabatannya. Pada dasarnya penggunaan eufemisme

  dinonaktifkan juga bertujuan untuk

  memperhalus ucapan agar tidak seseorang. Kata dinonaktifkan memiliki konotasi yang lebih baik dan terdengar lebih santun jika dibandingkan dengan kata

  dicopot, dipecat, diberhentikan atau di PHK.

  Oleh karena itu, kata dinonaktifkan dipilih agar pernyataan lebih halus.

  Kutipan (19) di atas, terdapat eufemisme Lengser yang menyatakan situasi Sri Mulyani yang tidak lagi menjabat sebaggai menteri keuangan. Penggunaan eufemisme tersebut dianggap lebih halus jika dibandingkan kata turun jabatan . Tujuannya tidak lain adalah untuk menghormati atau menghargai orang lain.

  Pada kutipan (19) terdapat eufemisme kehilangan taring yang menyatakan situasi KPK yang kehilangan kewibawaan dan keberanian. Penggunaan frase tersebut bertujuan menghormati atau menghargai orang lain. Pada kutipan (20) terdapat eufemisme kehilangan taring yang menyatakan situasi KPK yang kehilangan kewibawaan dan keberanian. Penggunaan frase tersebut bertujuan menghormati atau menghargai orang lain. Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (21) yaitu eufemisme

  koruptor yang dimanjakan yang menyatakan

  situasi ketidakadilan jaksa hakim dalam memberantas kasus korupsi. Terbukti banyak koruptor yang diperlakukan istemewa alias dilepaskan dalam kasus korupsi. Penggunaan eufemisme tersebut untuk menghormati atau menghargai orang lain. Kutipan (22) merupakan kalimat yang menggunakan eufemisme yaitu frase diatur

  sedemikian rapi , yang menyatakan situasi sedemikian rapi bertujuan untuk menutupi

  sesuatu sekaligus menyindir atau mengkritik dengan halus. Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (23) di atas, terdapat eufemisme menerima sumbangan yang menyatakan situasi dari elit politik Thailand yang dihimbau untuk tidak menerima sogokan atau pemberian. Pada kutipan (24)

  akrobat financial kursi menyatakan situasi

  Bank Century yang dijalankan oleh pihak- pihak tertentu dengan menganut paham kebebasan menjalankan perusahaan, sehingga hal tersebut dapat menguntungkan sebagian pihak.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Pada satu sisi penggunaan eufemisme memang untuk menggantikan ungkapan yang dirasakan kasar, merugikan orang lain bahkan tidak menyenangkan. Pada sisi lain, ungkapan eufemisme dimanfaatkan untuk menyampaikan suatu hal/maksud bahkan untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya. Bentuk-bentuk eufemisme ditemukan dalam pesan politik tajuk rencana surat kabar Riau Pos adalah bentuk (1) ekspresi figuratif, (2) flipansi, (3) sirkumlokusi, (4) dan satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain. Dari data yang ditemukan eufemisme yang terdapat dalam pesan politik tajuk rencana surat kabar Riau Pos memang dimanfaatkan untuk memuluskan penyampaian pesan politik, dan sebagian data lagi memang digunakan untuk menggantikan ungkapan yang terasa kasar dan menyinggung pihak lain. Sedangkan eufemisme meliputi: (1) sapaan dan penamaan, (2) menyatakan cara eufemisme diguanakan, dan (3) menyatakan situasi. Dilihat dari fungsi eufemisme, sebagian besar data menunjukkan bahwa pemanfaatan eufemisme untuk menyatakan situasi. Dalam hal ini, eufemisme digunakan sebagai sarana penyampaian pesan politik terkait situasi politik beserta pelakunya. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Jakarta: Rineka Cipta. Rohmadi. 2009. Analisis Wacana

  Djajasudarma, T. Fatimah. 1997. Analisis Pragmatik: Kajian Teori dan Bahasa . Bandung: Humaniora Analisis . Surakarta: Yuma Pustaka.

  Utama Press. Halliday, M.A.K., dan Hasan, R. 1992.

  Bahasa, Konteks, dan Teks .

  Yogyakarta: Gadjah Mada Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa.

  Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur,

  Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis . Jakarta: Universitas

  Katolik Indonesia Atma Jaya. Krippendorff, Klaus. 1980. Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi .

  Terjemahan oleh Frid Wajidi. 1991. Jakarta: Rajawali Pers. Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahardi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia

  dalam Problematika Kekinian .Yogyakarta: Dioma.

  Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam

  Wacana: Prinsip-prinsip semantik dan pragmatik . Bandung: Yrama

  Widya. Thomas, Linda. dan Wareing, Shan. 1999.

  Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan . Terjemahan oleh

  Sunoto, dkk. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.