Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 di Keamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat pada Pemilihan Umum Legislatif 2009 di Keamatan Singingi Hilir Kabupaten
Kuantan Singingi
Oleh:
Andriyus, S.Sos., M.Si Dosen Ilmu Pemerintahan FISIPOL Universitas Islam Riau Email: Andriyus_uir@yahoo.com
ABSTRAK
Pemilihan umum merupakan salah satu syarat mutlak bagi sebuah Negara yang memakai prinsip demokrasi, pemilihan umum yang dilaksanakan bertujuan sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternative kebijakan umum, mekanisme memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan-badan perwakilan rakyat melalui wakil-wakil yang terpilih atau partai politik yang memenangkan kursi sehingga kesatuan masyarakat tetap terjamin serta sebagai sarana mobilisasi dukungan rakyat terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik. Adapun yang menjadi masalah pokok pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat Kecamatan Singingi Hilir pada pemilihan umum legislative 2009. Sedangkan fenomena pada penelitian ini adalah masih banyaknya masyarakat yang tidak ikut dalam pemilihan umum legislative 2009 di Kecamatan Singingi Hilir,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi partsipasi politik masyarakat pada pemilihan umum legislative 2009 di Kecamatan Singingi Hilir, serta faktor apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi partisipasi politik masyarakat.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif artinya dengan mengadakan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat yang kemudian diuraikan berdasarkan informasi yang diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden dan hasil wawancara yang mendalam serta data-data yang sudah dalam bentuk dokumen.
Jadi dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Singingi Hilir ada dua faktor yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum legislatif tahun 2009 yang lalu yaitu faktor internal dan faktor eksternal, kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum legislatif 2009 yang lalu, tetapi faktor jika dilihat dari hasil penelitian maka faktor internal yang lebih dominan yaitu kesadaran politik masyarakat . Sedangkan untuk faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap partisipasi politik masyarakat adalah perilaku kandidat (calon Legislatif).
Kata Kunci : Pemilihan Umum, Partisipasi Politik
Pendahuluan
masyarakat. Pada sistem ini negara dibagi dalam beberapa daerah pemilihan yang
Pada Negara demokrasi Pemilihan besar, dan setiap daerah pemilihan memilih
Umum merupakan
sarana
untuk
sejumlah wakil sesuai dengan banyaknya mewujudkan kedaulatan rakyat dalam
penduduk dalam daerah pemilihan itu. pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Dengan demikian kekuatan suatu partai Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
dalam masyarakat tercermin dalam jumlah untuk itu pemilihan umum perlu
kursi yang diperolehnya dalam parlemen, diselenggarakan lebih berkualitas dengan
artinya dukungan masyarakat bagi partai itu partisipasi masyarakat (rakyat) seluas-
sesuai atau proporsional dengan jumlah luasnya dan dilaksanakan berdasarkan azaz
kursi dalam parlemen. Kedua, Sistem langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
Distrik. Sistem distrik merupakan sistem adil. Dalam pemilihan umum untuk
pemilihan yang paling tua didasarkan atas memilih anggota lembaga perwakilan
kesatuan geografis. Setiap kesatuan harus
geografis mempunyai satu wakil dalam keterwakilan, akuntabilitas dan legitimasi.
parlemen. Untuk keperluan pemilihan, Indonesia sebagai salah satu
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik Negara yang menganut paham demokrasi
dan jumlah wakil rakyat dalam parlemen sudah melaksanakan pemilihan umum
ditentukan oleh jumlah distrik. Calon dalam sebanyak sembilan kali pemilihan umum.
satu distrik memperoleh suara terbanyak Pemilu
menag sedang suara-suara yang diberikan diselenggarakan tahun 1955. Setelah itu ada
kepada calon lain dalam distrik itu masa vakum yang cukup lama (kurang
dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lebih enam belas tahun) sampai
lagi, bagaimana kecil pun selisih diselenggarakan pemilu kedua pada tahun
kekalahannya. Ketiga, sistem Campuran 1971. Pemilu kedua ini digelar dalam
yaitu sistem pemilihan umum yang konteks politik yang berbeda, karena ada
memadukan antara sistem perwakilan proses transfer kekuasaan dari rezim
berimbang dengan sistem distrik, yaitu Soekarno ke rezim Orde Baru pada tahun
sistem yang memakai daerah pemilihan dan 1966. Rezim Orde Baru cukup konsisten
juga perolehan suara terbanyak. menjalankan pemilu secara regular- lima
Untuk pemilihan umum legislatif tahunan- mulai dari dari 1971, 1977, 1982,
tahun 2009 yang lalu memakai sistem 1987, 1992 dan terakhir 1997.
campuran yaitu dengan menerapkan sistem Setelah era kekuasaan Orde Baru
perwakilan berimbang yaitu berupaka berakhir
adanya daerah pemilihan serta sistem penyelenggaraan pemilu dipercepat dari
distrik yaitu pemenang dalam pemilihan jadwal yang seharusnya, tahun 2002.
umum ditentukan oleh suara terbanyak dari Namun, perubahan konstelasi politik,
tiap-tiap daerah pemilihan. memaksa
Pemilihan umum merupakan menyelenggarakan Pemilu pada tahun
pelembagaan dari kehidupan berdemokrasi 1999. Pemilu 1999 diikuti oleh pergelaran
sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan pemilu untuk ke sepuluh kalinya pada tahun
rakyat, diadakan untuk memilih wakil- 2009. Adapun sistem pemilihan umum
wakil rakyat yang duduk di Dewan secara garis besar ada tiga yaitu, Pertama,
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Sistem Perwakilan Berimbang. Gagasan
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pokok sistem Perwakilan Berimbang
Propinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Proportional Representation) terletak pada
Kabupaten/Kota, memilih Presiden dan sesuainya jumlah kursi parlemen yang
serta membentuk diperoleh suatu golongan atau partai
secara demokratis secara demokratis
satunya alat untuk mengukur tingkat umum serta kepercayaan masyarakat dalam
partisipasi politik masyarakat, namun erat proses pemilihan umum merupakan syarat
kaitannya dengan partisipasi politik yaitu penting bagi penyelenggaraan pemilihan
pemilihan umum adalah keharusan dan umum yang berhasil dalam menjamin
suatu lembaga yang vital untuk demokrasi. kelangsungan hidup berbangsa
(S. Pamudji, 1982 : 47) bernegara menuju cita-cita kemardekaan.
dan
Salah satu bentuk partisipasi Pemilihan umum tidak sekedar pemilihan
politik masyarakat dalam pemerintahan wakil-wakil rakyat untuk duduk di Dewan
yang demokratis adalah keikutsertaan Perwakilan Rakyat, juga bukan berarti
anggota masyarakat dalam pemilihan membentuk suatu Negara baru dengan
umum. Dalam sistem politik semacam ini dasar Negara yang baru tetapi nurani rakyat
pemilihan umum mempunyai beberapa dalam perjuangan mempertahankan dan
fungsi yaitu : Pertama, ia merupakan mengisi kemardekaan. Pemilihan umum
institusi dan sekaligus instrumen untuk menjadi sarana yang penggunaannya tidak
mengendalikan konflik-konflik kepentingan boleh mengakibatkan rusaknya sendi-sendi
yang terjadi dalam masyarakat. Kedua, demokrasi, tetapi harus tetap menjamin
pemilihan umum dapat pula berfungsi pelaksanaan Pancasila secara murni dan
sebagai sarana untuk melakukan pergantian konsekwen.
pemerintahan secara wajar dan damai. Menyadari betapa pentingnya
Ketiga, pemilihan umum dalam artian yang pemilihan umum sebagai sarana demokrasi,
lebih luas lagi merupakan sarana untuk berarti pula menentukan masa depan
membangun basis legitimasi politik yang bangsa dalam hal ini dibutuhkan tingkat
konstitusional bagi kekuasaan yang akan kesadaran masyarakat itu sendiri, guna
dibangun. Keempat, melalui pemilihan mewujudkan pemerintahan yang berdaulat,
umum juga dapat dilihat tingkat dimana pemerintahan yang berdaulat itu
kedewasaan dan kemantapan budaya politik diperoleh melalui pemilihan umum karena
nasional yang disosialisasikan kepada inilah salah satu syarat dari sebuah Negara
kurun waktu yang
masyarakat
selama
pemerintahan yang lalu. Kelima, terutama Menyadari betapa pentingnya pemilihan
melalui kempanye pemilihan umum umum sebagai sarana demikrasi yang
masyarakat berpeluang memperoleh banyak berarti dapat menentukan masa depan
informasi tentang berbagai kebijakan dan bangsa maka sangat diperlukan partisipasi
permasalahan yang dihadapi bangsa dan aktif masyarakat dalam pemilihan umum
Negara dalam mewujudkan kesejahteraan terutama sekali dalam pemberian suara.
warganya ( J.Kriatiadi, 1997 : 1). Masalah
Suatu bentuk partisipasi yang masyarakat sangat menarik untuk ditelaah
partisipasi
politik
agak mudah untuk dilihat adalah pada dalam artian partisipasi politik yang
proses pemilihan umum, karena proses dimaksudkan bukanlah dilihat dari hasil
pemilihan umum merupakan salah satu jumlah
bentuk partisipasi politik langsung dari dimenangkan oleh partai politik- partai
suara semata
yang telah
rakyat dan merupakan indikasi dari tingkat politik peserta pemilihan umum, akan tetapi
partisipasi politik rakyat itu sendiri. dilihat dari kemampuan masyarakat dan
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tingkat kesadaran masyarakat dalam
pemilihan umum sangat dibutuhkan oleh menentukan pilihannya yang terbaik sesuai
sistem politik dan biasanya untuk Negara- dengan hati nurani tanpa ada tekanan dari
negara yang sedang berkembang, dimana pihak lain. Seperti diketahui bahwa angka
sebagian besar rakyatnya belum memiliki hasil pemilihan umum hanya memberi
kematangan yang cukup dalam politik. gambaran kasar mengenai partisipasi
Setiap masyarakat dari suatu Negara Setiap masyarakat dari suatu Negara
pemilihan umum.
hidup ditengah-tengah masyarakat itu Untuk aktivitas Pemilihan Umum senantiasa memiliki orientasi maupun
di Indonesia diatur dalam Undang-Undang persepsi terhadap sistem politiknya.
Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Keanekaragaman orientasi politik dalam
Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. perspektif demokrasipun merupakan suatu
Khusus mengenai partsipasi masyarakat yang dipersyaratkan, demokrasi merupakan
dalam penyelenggaraan pemilihan umum suatu sistem dimana manajemen politik
diatur dalam BAB XIX Pasal 244 ayat (1) dilaksanakan
bahwa, Pemilu partisipasi dan pluralisme adalah suatu
dengan partisipasi indikator mengenai ada atau tidaknya
diselenggarakan
masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 244 demokrasi dalam suatu masyarakat atau
ayat (2) disebutkan bahwa, Partisipasi Negara.
masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk Biasanya masyarakat yang ikut
sosialisasi pemilu, pendidikan politik bagi berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti
pemilih, survey atau jajak pendapat tentang terlihat dalam kegiatan pemberian suara
Pemilu dan penghitungan cepat hasil atau ikut kampanye didorong oleh
Pemilu, dengan ketentuan : keyakinan bahwa melalui kegiatan tersebut
a. Tidak melakukan keberpihakan yang kebutuhan atau kepentingan mereka akan
menguntungkan atau merugikan salah tersalur atau setidak-tidaknya akan
satu peserta Pemilu diperhatikan, bahwa melalui kegiatan
mengganggu proses tersebut akan mempengaruhi tindakan
b. Tidak
penyelenggaraan tahapan Pemilu pemimpin dalam membuat keputusan.
c. Bertujuan meningkatkan partisipasi Sudah diketahui bahwa dalam pemberian
politik masyarakat secara luas hak suara pada pemilihan umum
d. Mendorong terwujudnya suasana yang merupakan masalah pokok, karena ini
kondusif bagi penyelenggaraan Pemilu berkaitan dengan hak pribadi seseorang
yang aman, damai, tertib dan lancar. dalam mengambil keputusan apakah ikut
Pemilihan umum legislatif 2009 atau tidak, hal ini tidak terlepas dari peran
ini sangat diharapkan oleh semua kalangan dan keberadaan para calon Dewan
baik pemerintah maupun masyarakat akan Perwakilan Rakyat Daerah yang akan ikut
lebih baik dari pemilihan umum yang dalam pemilihan umum.
sebelumnya, namun yang terjadi sebaliknya Pemilihan umum legislatif 2009
pemilihan umum legislatif 2009 ini lebih merupakan pemilihan umum yang ketiga
berantakan dibandingkan dengan pemilihan diera reformasi, dimana peran pemerintah
umum sebelumnya khususnya pemilihan sangat dituntut dalam mensukseskan proses
umum 2004 yang lalu. Pada hal pemilihan penyelenggaraan pemilihan umum yang
umum 2004 yang lalu sudah mulai bagus luber dan jurdil tanpa adanya usaha
dengan sistem yang diterapkan dan tata cara pemerintah untuk memobilisasi masyarakat
pemilihan tetapi karena kepentingan- agar memilih partai dan calon tertentu.
kepentingan politik peserta pemilihan Namun pada kenyataannya pada pemilihan
umum maka undang-undang tentang umum legislatif 2009 ini sangat banyak
pemilihan umum dirubah lagi yang dijumpai kesalahan-kesalahan yang sangat
berakibat tidak tercapainya pemilihan mendasar seperti banyaknya masyarakat
umum yang diharapkan. yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih
Singingi Hilir Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap
Kecamatan
merupakan salah satu Kecamatan yang ada (DPT) serta sulitnya sistem pemilihan yang
di Kabupaten Kuantan Singingi yang diterapkan
merupakan pecahan dari Kecamatan Singingi, Kecamatan Singingi Hilir merupakan pecahan dari Kecamatan Singingi, Kecamatan Singingi Hilir
Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 di penduduknya cukup banyak namun dilihat
yang jumlah
Kuantan Singingi jika partisipasi masyarakatnya dalam pemilihan
Kabupaten
dibandingkan dengan hasil pemilihan umum legislatif 2009 yang lalu khususnya
umum tahun 2004 yang lalu, khususnya dalam proses pemberian suara sangat
masyarakat yang berdomisili di empat desa rendah dibanding dengan Kecamatan-
asli tempatan tersebut.
kecamatan yang lain. Berdasarkan data dari Komisi
Rumusan Masalah
Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2009, Permasalahan penelitian yang ingin Kecamatan Singingi Hilir memiliki jumlah
dijawab dengan penelitian ini adalah penduduk sebanyak 32.942 jiwa dengan
sajakah yang jumlah pemilih terdaftar sebanyak 21.023
Faktor-Faktor
apa
mempengaruhi tingkat partisipasi politik pemilih, sedangkan jumlah pemilih yang
masyarakat di Kecamatan Singingi Hilir menyalurkan hak suaranya hanya 14.782
pada pemilu legislatif 2009?. pemilih. Dari 12 desa yang ada di
Maksud dan Tujuan Penelitian
Kecamatan Singingi Hilir, ada beberapa Maksud penelitian adalah untuk desa yang tingkat partisipasi politik
mengetahui faktor apa saja yang masyarakatnya tergolong cukup rendah
mempengaruhi tingkat partisipasi politik yaitu Desa Petai dari 1.175 pemilih yang
masyarakat pada pemilihan umum legislatif terdaftar hanya 651 pemilih yang
tahun 2009 di Kecamatan Singingi Hilir menyalurkan hak suaranya atau sekitar 55,4
Kabupaten Kuantan Singingi khususnya di %, Desa Kotobaru dari 1.620 pemilih yang
empat Desa tempatan tersebut (Desa Petai, terdaftar hanya 1.061 pemilih yang
Desa Kotobaru, Desa Sungai Paku dan menyalurkan hak suaranya atau sekitar 65,5
Desa Tanjung Pauh).
%, Desa Sungai Paku dari 920 pemilih yang
bertujuan untuk terdaftar hanya 625 pemilih yang
Penelitian
faktor-faktor yang menyalurkan hak suaranya atau sekitar 67,9
mengetahui
partisipasi politik % dan Desa Tanjung Pauh dari 1.461
mempengaruhi
masyarakat pada pemilihan umum legislatif pemilih yang terdaftar hanya 834 pemilih
tahun 2009 di Kecamatan Singingi Hilir yang menyalurkan hak suaranya atau
Kabupaten Kuantan Singingi serta untuk sekitar 57,1 %, yang mana keempat desa
mengetahui faktor dominan yang lebih tersebut merupakan desa asli tempatan
berpengaruh pada partisipasi politik sedangkan selebihnya merupakan desa eks
masyarakat antara faktor internal dan faktor transpir dan rata-rata tingkat partisipasi
eksternal pada pemilihan umum legislatif masyarakatnya diatas 70%. Dan bahkan
tahun 2009 di Kecamatan Singingi Hilir jika dibandingkan dengan hasil pemilu
Kabupaten Kuantan Singingi. tahun 2004 yang lalu terdapat penurunan tingkat partisipasi politik masyarakat yang
Kegunaan Penelitian
cukup signifikan. Adapun pada pemilihan Penelitian ini diharapkan dapat umum tahun 2004, Desa Petai tingkat
memberikan kontribusi bagi pengembangan partisipasinya 95,3%, Desa Kotobaru
ilmu pengetahuan khususnya mengenai 84,9%, Desa Sungai Paku 78% dan Desa
partisipasi politik masyarakat, serta sebagai Tanjung Pauh 81%.
bagi pemerintah Berdasarkan
bahan
informasi
Kuantan Singingi dan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
penjelasan-
Kabupaten
masyarakat luas tentang tingkat partisipasi bahwa yang menjadi pokok masalah adalah
politik masyarakat khususnya di Kecamatan rendahnya tingkat partisipasi politik
Singingi Hilir pada Pemilihan Umum masyarakat Kecamatan Singingi Hilir
Legislatif 2009. Serta dapat dijadikan bahan dalam proses pemberian suara pada Legislatif 2009. Serta dapat dijadikan bahan dalam proses pemberian suara pada
Demokrasi merupakan sebuah mengenai masalah yang sama.
peneliti
berikutnya
idiom yang oleh sebagian orang dipersepsikan sebagai pilihan sistem
Kerangka Teori
prasyarat bagi terwujudnya masyarakat madani (civil
politik,
menuntut
Konsep Politik
society). Kuatnya tuntutan demokratisasi Ilmu politik merupakan salah satu
dan maraknya diskusi demokrasi tidak lain ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu yang
karena adanya anggapan bahwa demokrasi ada. Meskipun beberapa cabang ilmu
merupakan suatu yang bisa menjamin pengetahuan yang telah ada mencoba untuk
keteraturan publik sekaligus mendorong melacak asal usul keberadaannya hingga
tranformasi masyarakat menuju suatu zaman Yunani Kuno. Tetapi hasil yang
struktur sosial, politik, ekonomi dan dicapai tidak segemilang apa yang telah
kebudayaan yang lebih ideal. Demokrasi dicapai oleh ilmu politik (SP. Varma, 2003
adalah suatu konsep modern, ia hanya dapat : 3). Ilmu politik masih merupakan suatu
berjalan dalam masyarakat modern dan disiplin ilmu yang hanya dapat dipelajari
memikul nilai-nilai tertentu ( Maulani, 2000 diperpustakaan dan ruang belajar dari pada
dilapangan, dimana interaksi-interaksi Menurut Sidney Hook (dalam politik yang sebenarnya terjadi. (SP.
Abdul Ghofur, 2002 : 15-16), demokrasi Varma, 2003 : 6).
adalah dalam bentuk pemerintahan dimana Menurut Graham Wallas (dalam SP.
keputusan-keputusan yang penting atau Varma, 2003 : 15) bahwa semua orang
arah kebijakan dibalik keputusan ini secara yang
tidak langsung menganalisa berbagai macam lembaga tapi
didasarkan kepada kesepakatan mayoritas mengabaikan analisa terhadap faktor
yang diberikan secara bebas dari rakyat manusianya sendiri. Pada dasarnya politik
dewasa. Kemudian Alfian (dalam Abdul mempunyai
Ghofur, 2002 : 19) mendefenisikan sebagai membicarakan politik pada dasarnya sama
sebuah sistem politik yang memelihara dengan membicarakan negara, karena teori
antara konflik dan politik menyelidiki negara sebagai lembaga
keseimbangan
konsensus. Dalam studinya Robert Dahl yang mempengaruhi masyarakat. Jadi
(1985 : 10-11), mengajukan lima kriteria negara dalam keadaan bergerak, selain itu
bagi demokrasi sebagai sebuah ide politik, juga politik menyelidiki ide-ide, azaz-azaz,
yaitu :
sejarah pembentukan negara serta bentuk
1. Persamaan hak pilih dan dalam dan tujuan negara.
menentukan keputusan kolektif Roger F. Soltau (dalam Budiardjo,
yang mengikat.
efektif, yakni mempelajari negara, tujuan negara dan
2004 : 8) menegaskan bahwa ilmu politik
2. Partisipasi
kesempatan yang sama bagi semua lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
warga negara dalam proses tujuan hubungan antara negara dengan
keputusan secara warga negara serta dengan negara lain.
pembuatan
kolektif
kebenaran, yaitu Budiardjo, 2004 : 9) ilmu politik adalah
Sedangkan menurut J. Barent (dalam
3. Pembeberan
adanya peluang yang sama bagi ilmu yang mempelajari kehidupan negara
setiap orang untuk memberikan yang merupakan bahagian dari kehidupan
penilaian terhadap jalannya proses masyarakat, ilmu politik juga mempelajari
politik dan pemerintahan secara negara-negara lain.
logis
4. Kontrol terakhir terhadap agenda
Konsep Demokrasi
5. Pencakupan,
yaitu terlibatnya masyarakat mencakup semua orang yaitu terlibatnya masyarakat mencakup semua orang
saling mengontrol Demokrasi sangat penting karena
mengawasi dan
berdasarkan prinsip checks and balances. merupakan perwujudan nyata keikutsertaan
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
lembaga-lembaga bernegara, maka dapat dimaklumi jika
tersebut
adalah
pemerintah yang memiliki kewenangan pemilu seringkali dijadikan tolak ukur
untuk mewujudkan dan melaksanakan sejauh mana kadar demokrasi dari suatu
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga negara mengakui negaranya sebagai negara
yang berwenang demokrasi. Jadi jelas dalam suatu negara
pengadilan
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan demokrasi, pemilu benar-benar mempunyai
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, fungsi penting dan sama sekali bukan
yang memiliki sekedar formalitas atau seremonial belaka
untuk
Indonesia)
menjalankan kekuasaan dan dengan berdemokrasi yang baik bisa
kewenangan
legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan memberikan partisipasi dalam hal berpolitik
legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh menjadi lebih baik.
wakil yang wajib bekerja dan bertindak Hakekat
masyarakat yang ikutsertanya
(konstituen) dan yang mengambil keputusan yang bersifat
memilihnya melalui proses pemilihan mengatur kepentingan umum, keikutsertaan
umum legislatif, selain sesuai hukum dan masyarakat atau rakyat dalam proses
peraturan.
pengambilan keputusan dalam pemilihan Selain pemilihan umum legislatif, umum atau pemberian suara dapat dianggap
banyak keputusan atau hasil-hasil penting, sebagai
misalnya pemilihan presiden suatu negara, Partisipasi menjadi kunci terjawabnya
diperoleh melalui pemilihan umum. demokrasi, dapat dibuktikan hampir semua
Pemilihan umum tidak wajib atau tidak kegiatan
mesti diikuti oleh seluruh warganegara, membutuhkan partisipasi, demokrasi tanpa
namun oleh sebagian warga yang berhak partisipasi adalah manipulasi terhadap
dan secara sukarela mengikuti pemilihan demokrasi, karena dengan partisipasi akan
umum. Sebagai tambahan, tidak semua terbentuk demokrasi. Antara demokrasi dan
warga negara berhak untuk memilih partisipasi merupakan dua dasar dengan
(mempunyai hak pilih). Kedaulatan rakyat nilai entitas yang sama, konsep demokrasi
yang dimaksud di sini bukan dalam arti tumbuh melalui partisipasi dan demokrasi
hanya kedaulatan memilih presiden atau berasal dari partisipasi ( Elvi Juliansyah,
anggota-anggota parlemen secara langsung, 2007 : 82-83).
tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu Demokrasi adalah bentuk atau
pemilihan presiden atau anggota-anggota mekanisme sistem pemerintahan suatu
parlemen secara langsung tidak menjamin negara sebagai upaya mewujudkan
negara tersebut sebagai negara demokrasi kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri negara) atas negara untuk dijalankan oleh
secara langsung presiden hanyalah sedikit pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar
dari sekian banyak kedaulatan rakyat. demokrasi adalah prinsip trias politica yang
Walapun perannya dalam sistem demokrasi membagi ketiga kekuasaan politik negara
tidak besar, suatu pemilihan umum sering (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat diwujudkan dalam tiga jenis lembaga
cara berpikir lama dari sebagian masyarakat negara yang saling lepas (independen) dan
yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh berada dalam peringkat yg sejajar satu sama
idola, bukan sistem pemerintahan yang lain. Kesejajaran dan independensi ketiga
bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. jenis lembaga negara ini diperlukan agar
Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin
hidupnya. (Surbakti yang sudah teruji mampu membangun
mempengaruhi
Ramlan, 1992 :47).
negara. Banyak negara demokrasi hanya Pemilihan umum sebagai satu memberikan hak pilih kepada warga yang
dalam Negara telah melewati umur tertentu, misalnya
mekanisme penting
demokrasi, pemilihan umum merupakan umur 18 tahun, dan yang tak memliki
perwujudan keikutsertaan rakyat dalam catatan kriminal (misal, narapidana atau
kehidupan Negara, kenyataan tersebut bekas narapidana).
disebabkan oleh karena rakyat atau warga Negara mempunyai hak untuk memilih
Konsep Partisipasi Politik
dengan bebas wakil-wakilnya yang akan Berbicara tentang partisipasi politik,
ikut secara bebas, maka berarti bahwa tidak terlepas dari konteks negara dimana
rakyat sudah ikut terlibat dalam kehidupan warga negara itu hidup dan bertempat
kenegaraan walaupun tidak langsung tinggal yang menjadi objek pelaksana dari
(Jiwandono dalam Heriyanto, 1984 : 87). partisipasi
Sedangkan menurut J. Kristiadi (1997 : 18), demokrasi pemikiran yang mendasari
tersebut.
Dinegara-negara
pemilihan umum merupakan sarana konsep partisipasi politik ialah bahwa
penghubung antara kepentingan masyarakat kedaulatan ada ditangan rakyat yang
dan kebijakan umum dan juga merupakan melaksanakannya melalui kegiatan bersama
instrumen politik agar konflik, distribusi untuk menentukan tujuan serta masa depan
dan penggantian kekuasaan dapat dilakukan masyarakat itu dan untuk menentukan
secara tertib dan damai. Pemilihan umum orang-orang yang akan memegang tampuk
merupakan suatu cara atau sarana untuk pimpinan. Dengan demikian salah satu
menentukan orang-orang yang akan untuk menunjukkan upaya kehidupan yang
memimpin rakyat dalam menjalankan roda demokratis ialah dengan melaksanakan
pemerintahan (Heriyanto, 1984 : 81). pemilihan
Pemilihan umum tidak hanya sekedar merupakan salah satu perwujudan yang
memberikan hak warga Negara untuk demokratis. Oleh sebab itu, untuk
memilih pemerintahan, tetapi berfungsi suksesnya pemilu perlu adanya partisipasi
pula membatasi para pemimpin politik agar politik masyarakat yang aktif.
berperilaku sebaik mungkin supaya dapat Keikutsertaan dalam pemilihan
dipilih kembali dalam pemilihan umum umum atau pemberian suara dapat dianggap
berikutnya (Niemi dan Wersbeg dalam sebagai bentuk partisipasi politik aktif yang
Kristiadi, 1997 : 81). Paul Budi Kleden paling kecil atau karena hal itu menuntut
(www.indomedia.com, 9 juli 2005), keterlibatan yang minimal yang akan
menyatakan bahwa pemilihan umum adalah berhenti bila pemberian suara terlaksana
untuk menentukan (Michael Rush dan Philip Althoff, 1990 :
momentum
melalui mekanisme 129). Biasanya masyarakat yang ikut
kepemimpinan
demokratis sesuai peraturan perundangan berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti
yang berlaku. Oleh karena itu, sebuah terlihat dalam kegiatan pemberian suara
pemilihan umum direncanakan secara atau ikut kampanye didorong oleh
publik dan berlangsung dalam tahapan- keyakinan bahwa melalui kegiatan tersebut
tahapan yang diketahui bersama. Didalam kebutuhan atau kepentingan mereka akan
tahapan penyelenggaraan itu, setiap tersalur atau setidak-tidaknya akan
kontestan dapat bertarung mempengaruhi diperhatikan, bahwa melalui kegiatan
warga untuk memperebutkan kekuasaan. tersebut akan mempengaruhi tindakan
Sebagai satu mekanisme demokratis, pemimpin dalam membuat keputusan.
pemilihan umum merupakan ajang Partisipasi politik adalah keikutsertaan
penentuan pimpinan tanpa paksaan atau warga Negara bias dalam menentukan
desakan.
Yang dimaksud dengan partisipasi kekerasan politik terhadap harta benda politik adalah kegiatan seseorang atau
(kerusakan, pengeboman, pembakaran), kelompok orang untuk ikut serta secara
tindakan kekerasan politik terhadap aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan
manusia (penculikan, pembunuhan) dan jalan memilih pimpinan Negara dan secara
perang gerilya dan revolusi. langsung
Menurut Miriam Budiarjo (1992 : mempengaruhi kebijakan pemerintah.
3), dalam Negara demokrasi partisipasi Kegiatan
masyarakat merupakan tolak ukur dari memberikan suara dalam pemilihan umum,
ini mencakup
tindakan
keberhasilan sistem politiknya, semakin menghadiri rapat umum, menjadi anggota
banyak warga berpartisipasi maka semakin suatu partai atau kelompok kepentingan,
berhasil sistem politik tersebut, tetapi kalau mengadakan hubungan dengan pejabat
partisipasi warga Negara rendah bias pemerintah, anggota
dikatakan sistem politiknya kurang baik, ini sebagainya (Budiardjo, 1981 : 1).
parlemen dan
berarti banyak warga Negara kurang Partisipasi
mempunyai sifat dan perhatian terhadap empat macam fungsi yaitu : Pertama,
politik
mempunyai
masalah kenegaraan. Kearifan seseorang sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan
dalam partisipasi politik dipengaruhi atau ekonomis. Kedua, sebagai sarana untuk
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu memuaskan
tingkat pendidikan, perbedaan jenis penyesuaian sosial. Ketiga, sebagai sarana
kelamin dan status sosial ekonomi. untuk membbuat dan mengejar nilai-nilai
Selanjutnya Miriam Budiarjo mengatakan khusus dan Keempat, sebagai sarana untuk
bahwa partisipasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bawah sadar dan
dipengaruhi oleh faktor kebutuhan psikologis tertentu (Michael
berpolitik
pendidikan, status dan pendapatan atau Rush dan Philip Althoff, 2001 : 181-182).
dengan kata lain orang yang berpendidikan Kartini
baik, berstatus sosial yang tinggi cenderung mengemukakan bahwa partisipasi politik
lebih banyak berpartisipasi dari pada orang adalah keterlibatan individu sampai
berpendidikan rendah dan bermacam-macam tingkahlaku
yang
dalam
pendapatannya rendah.
sistem politik. Aktifitas politik itu bergerak Ada perbedaan yang mendasar dari ketidak terlibatan sampai dengan
antara Negara-negara demokrasi barat, aktifitas berkantor. Oleh karena itu,
Negara-negara sosialis timur serta Negara- partsipasi politik itu bisa berbeda-beda pada
negara berkembang, dalam pola dan aspek masyarakat.
yang mempengaruhi partisipasi politik Selanjutnya
individu lebih banyak dipengaruhi oleh (Mohtar Mas’oed, 2006 : 47), mengatakan
Gabriel
Almond
faktor intern dan ekstern yang non bahwa partisipasi politik dapat dibedakan
ideologis. Pada Negara sosialis timur faktor menjadi dua bentuk yaitu partisipasi politik
ideologis yang mempengaruhi partisipasi konvensional
dan partisipasi non poltik individu, pengaruh ekstern dan intern konvensional.
dari individu (status sosial, jenis kelamin konvensional merupakan bentuk partisipasi
Partisipasi
politik
dan lain-lain) yang justru berpengaruh. normal,
Sedangkan pada Negara-negara yang konvensional
berkembang faktor pengaruhnya lebih pemberian suara, diskusi politik, kegiatan
menurutnya
adalah
bervariasi, terkadang pada tingkatan kampanye, membentuk dan bergabung
partisipasi tertentu faktor ideologis lebih dalam kelompok kepentingan, kominikasi
dominant dan pada tingkatan partisipasi individu dengan pejabat politik dan
yang lain. Namun demikian secara umum administrasi. Sedangkan partisipasi politik
dapat dikatakan bahwa partisipasi politik non konvensional yaitu pengajuan petisi,
individu atau kelompok dalam sistem berdemonstrasi, konfrontasi, mogok, tindak
politik ditentukan oleh :
1. Tingkat pendidikan kearah partisipasi yang lebih luas dalam
2. Jenis kelamin
proses politik yaitu :
3. Status sosial
1. Modernisasi
4. Status dan situasi politik
2. Perubahan-perubahan struktur (pengaruh
kelas sosial peranan partai politik serta
ideologi
dan
3. Pengaruh kaum intelektual dan kelompok kepentingan dalam
komunikasi massa modern sosialisasi
4. Komplik diantara kelompok- komunikasi politik (Agus
politik
dan
kelompok pemimpin politik Yusoff dan Andi Yusran, 2007
5. Keterlibatan pemerintah yang : 94-95).
meluas dalam urusan sosial, Menurut Nelson (1990 : 46),
ekonomi dan kebudayaan. partisipasi masyarakat bervariasi, suatu
Ada beberapa pendekatan untuk masyarakat mungkin tinggi tingkat
melihat perilaku pemilih yaitu : partisipasinya
1. Pendekatan sosiologis, menjelaskan masyarakat yang lain, atau tinggi pada
disbanding
dengan
karakteristik dan pengelompokan sosial tingkat satu disbanding dengan tingkat yang
merupakan faktor yang mempengaruhi lain. Partisipasi masyarakat mencakup
perilaku pemilih dan pemberian suara tindakan sukarela dan juga digerakkan oleh
hakekatnya pengalaman orang lain berupa paksaan, rangsangan
pada
kelompok.
materi dan sebagainya. Ada dua bentuk
2. Pendekatan psikologis, menggaris partisipasi yaitu partisipasi otonom yaitu
bawahi adanya sikap politik para partisipasi
pemberi suara yang menetap. dimobilisasikan yaitu partisipasi yang
rasional, pendekatan digerakkan oleh orang lain.
3. Pendekatan
rasional berkaitan dengan orientasi Schumpeter
pemilih yakni orientasi isu dan orientasi menilai peran pemilih adalah bukan untuk
(Sorensen, 2003),
kandidat.
memutuskan masalah-masalah politik,
4. Pendekatan domain kognitif, berasal tetapi peran mereka lebih pada untuk
dari berbagai sumber seperti pemilih, memilih orang-orang yang akan membuat
komunikasi dari mulut kemulut dan keputusan-keputusan
media masa.( Nursal, 2004 : 55-67). Mohtar Mas’oed menyatakan bahwa
(bagi
mereka).
pengaruh identifkasi sumber daya politik adalah sarana yang
Kuatnya
terhadap perilaku pemilih merupakan dipakai untuk mempengaruhi orang lain
pengambilan keputusan itu tergantung dan kelompok lain. Sumber daya politik
situasi sosial politik tertentu yang tidak tersebut bisa berwujud kekuatan fisik atau
berbeda dengan pengambilan keputusan daya paksa, harta kekayaan, kepandaian,
lainnya. Kualitas kandidat (calon) memiliki status sosial dalam masyarakat dan faktor
dua variabel :
keturunan.Sedangkan Herbert Mc Closky
instrumental, yaitu dalam Miriam Budiarjo menyatakan bahwa
1. Kualitas
tindakan yang diyakini pemilih akan partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan
direalisasikan oleh kandidat bila sukarela dari warga masyarakat melalui
kelak menang pemilu. mana mereka mengambil bagian dalam
2. Kualitas simbolis, yaitu kualitas proses pemilihan penguasa dan secara
seseorang yang langsung maupun tidak langsung dalam
kepribadian
berkaitan dengan integritas diri, pembentukan kebijakan umum.
ketegasan, ketaatan pada norma dan Menurut Myron Weiner (Mas’oed,
aturan, kebaikan sikap masyarakat 2006 : 45-46), paling tidak terdapa 5 (lima)
dan sebagainya. hal yang menyebabkan timbulnya gerakan
Dinegara demokratis pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik Dinegara demokratis pemikiran yang mendasari konsep partisipasi politik
Kabupaten Kuantan Singingi. bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan
Lokasi penelitian dipilih di serta masa depan masyarakat itu dan untuk
Singingi Hilir dengan menentukan orang-orang yang akan
Kecamatan
pertimbangan bahwa dari 12 kecamatan memegang tampuk
yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi, partisipasi politik merupakan suatu
pimpinan.
Jadi
Kecamatan Singingi Hilir termasuk salah pengejawantahan dari penyelenggaraan
satu kecamatan yang jumlah penduduk kekuasaan politik yang abash oleh rakyat.
cukup banyak akan tetapi tingkat partisipasi Pada dasarnya ada tiga tujuan dalam
politik masyarakatnya pada pemilihan pemilihan umum menurut Ramlan (1992)
umum legislatif tahun 2009 cukup rendah. yaitu :
sementara kecamatan tersebut merupakan
1. Sebagai
salah satu kecamatan yang berpenduduk menyeleksi
mekanisme
untuk
heterogen seperti status sosial, ekonomi, pemerintahan
para
pemimpin
kelompok ras/etnik, suku, usia, seks, agama kebijakan umum.
dan
alternatif
yang semua itu akan mempengaruhi
2. Pemilihan umum juga merupakan partisipasi politik masyarakat. mekanisme memindahkan konflik
Data dan informasi penelitian kepentingan dari masyarakat kepada
diperoleh dari keterangan informan, badan-badan perwakilan rakyat
pengamatan serta dokumen yang relevan. melalui wakil-wakil yang terpilih
Teknik pengumpulan data dilakukan atau partai yang memenangkan
dengan menyebarkan kuisioner dan kursi sehingga kesatuan masyarakat
diperkuat dengan wawancara yang tetap terjamin.
mendalam dengan
informan, studi
3. Pemilihan umum merupakan sarana dokumentasi serta pengamatan langsung memobilisasi, menggerakkan atau
dilapangan.
menggalang
Analisis data dilakukan dengan terhadap Negara dan pemerintahan
dukungan
rakyat
tahapan-tahapan sebagai berikut setelah dengan jalan ikut serta dalam proses
data dilapangan terkumpul maka data politik.
tesebut kemudian dikelompokkan dan Menurut Undang-Undang Nomor
ditabulasikan
dengan keterangan-
10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum keterangan yang sifatnya mendukung dalam DPR, DPD dan DPRD Pasal 244 ayat (1)
penelitian,untuk pemilihan umum diselenggarakan dengan
menjelaskan
hasil
kemudian dianalisa secara diskriptif, partisipasi masyarakat. Dan ayat (2)
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
Pembahasan
dilakukan dalam bentuk sosialisasi pemilu, Partisipasi politik secara umum bisa
pendidikan politik bagi pemilih, survey atau dikatakan merupakan kegiatan seseorang
jajak pendapat tentang pemilu dan penghitungan cepat hasil pemilu.
atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dengan jalan memilih pemimpin negara
Metode Penelitian
atau pemimpin daerah.
Penelitian menggunakan pendekatan Di sisi lain, partisipasi politik pun kualitatif guna memperoleh gambaran yang
diarahkan untuk memperkuat sistem politik mendalam tentang faktor-faktor yang
yang ada. Dalam tataran ini partisipasi mempengaruhi tingkat partisipasi politik
politik dipandang sebagai bentuk legitimasi masyarakat pada pemilihan umum legislatif
dari sistem politik yang bersangkutan. Atau dengan kata lain partisipasi politik menjadi dari sistem politik yang bersangkutan. Atau dengan kata lain partisipasi politik menjadi
bagus kualitasnya.
pemimpinnya, kebijakan-kebijakan yang Tingkat pendidikan sangat besar diambil oleh pemimpinnya maupun bagi
pengaruhnya terhadap partisipasi politik sistem politik yang diterapkannya.
masyarakat pada pemilihan umum legislatif Di Negara yang menganut paham
2009 di Kecamatan Singingi Hilir, karena demokrasi, bentuk partisipasi politik
tingkat pendidikan masyarakat yang paling mudah diukur
semakin
tinggi
seseorang maka semakin tinggi pula tingkat adalah
partisipasinya dan begitu juga sebaliknya. berlangsung. Perilaku warga Negara yang
Karena yang berpendidikan akan memiliki dapat dihitung itensitasnya adalah melalui
kemampuan yang lebih dalam menganalisa perhitungan persentase orang
informasi yang diterima, serta memiliki menggunakan hak pilihnya (voter turnout)
yang
kemampuan untuk mengetahui bentuk dibanding dengan warga Negara yang
partisipasi yang dilakukan sesuai dengan berhak memilih seluruhnya.
perkembangan situasi dan kondisi. Salah satu cara melihat tingkat
Adapun tingkat pendidikan tersebut partisipasi politik masyarakat dalam
dibagi kepada beberapa tingkat yaitu : pemilihan umum adalah proses pemberian
a. Tingkat pendidikan tinggi suara karena hal tersebut merupakan
Tingkat pendidikan tinggi bentuk partisipasi politik masyarakat yang
merupakan jenjang pendidikan paling rendah. Tetapi biasanya tinggi
setelah pendidikan menengah rendahnya partisipasi politik masyarakat
yang mencakup program sarja, pada pemilihan umum bukan hanya diukur
magister, doctor dan spesialis dari tersebut, ada hal lain yang dapat
yang diselenggarakan oleh menentukan apakah masyarakat ikut aktif
perguruan tinggi. dalam politik atau pasif bahkan bias sama
b. Tingkat pendidikan menengah sekali
Tingkat pendidikan menengah penyelenggaraan pemilihan umum.
tidak ikut
dalam
proses
merupakan jenjang pendidikan Keikutsertaan masyarakat dalam
lanjutan pendidikan dasar proses pemilihan umum tidak terlepas dari
meliputi Sekolah adanya
yang
Lanjutan Tingkat Pertama mempengaruhi, adapun faktor-faktor yang
(SLTP) dan Sekolah Lanjutan mempengaruhi
Tingkat Atas (SLTA). masyarakat dalam pemilihan umum
partisipasi
politik
c. Tingkat pendidikan rendah legislatif 2009 di Kecamatan Singingi Hilir
Tingkat pendidikan rendah adalah sebagai berikut :
merupakan jenjang pendidikan dasar
atau awal yang
1. Faktor Internal
melandasi jenjang pendidikan Faktor internal merupakan faktor
menengah. Tingkat pendidikan yang berasal dari dalam diri masyarkat itu
rendah tersebut meliputi sendiri
masyarakat yang hanya tamat keikutsertaannya
yang dapat
mempengaruhi
Sekolah Dasar (SD) dan penyelenggaran pemilihan umum terutama
dalam
proses
bahkan tidak tamat atau tidak sekali dalam proses pemberian suara.
sekolah sama sekali. Adapun faktor internal tersebut
Dari hasil penelitian dapat diketahui meliputi :
bahwa
secara
keseluruhan tingkat
a. Tingkat Pendidikan
pendidikan masyarakat atau seseorang tidak Pendidikan sangat erat kaitan
berpengaruh terhadap dengan kualitas sumber daya manusia,
atau
kurang
partisipasi politiknya pada pemilihan umum karena semakin tinggi tingkat pendidikan
legislatif 2009 yang lalu di Kecamatan
Singingi Hilir. Hal ini dapat dilihat dari % mengatakan bahwa tingkat kehidupan hasil jawaban kuisioner responden yaitu
ekonomi masyarakat atau seseorang cukup persentase rata-rata jawaban tertinggi 40,4
berpengaruh terhadap partisipasi politiknya % mengatakan bahwa tingkat pendidikan
pada pemilihan umum legislatif 2009 yang masyarakat
lalu, sedangkan persentase rata-rata berpengaruh terhadap partisipasi politiknya
jawaban yang sedang 36,2 % mengatakan pada pemilihan umum legislatif 2009 yang
kehidupan ekonomi lalu, sedangkan persentase rata-rata
bahwa tingkat
seseorang sangat jawaban yang sedang 40,1 % mengatakan
masyarakat
atau
berpengaruh terhadap partisipasi politiknya bahwa tingkat pendidikan masyarakat atau
pada pemilihan umum legislatif 2009 yang seseorang cukup berpengaruh terhadap
lalu, Dan rata-rata jawaban yang paling partisipasi politiknya pada pemilihan umum
sedikit adalah 16,8 % mengatakan bahwa legislatif 2009 yang lalu, Dan rata-rata
tingkat kehidupan ekonomi masyarakat atau jawaban yang paling sedikit adalah 19,4 %
seseorang tidak berpengaruh terhadap mengatakan bahwa tingkat pendidikan
partisipasi politiknya pada pemilihan umum masyarakat
legislatif 2009 yang lalu. berpengaruh terhadap partisipasi politiknya
Maka dengan demikian dapat pada pemilihan umum legislatif 2009 yang
disimpulkan bahwa tingkat kehidupan lalu.
ekonomi masyarakat atau seseorang cukup berpengaruh terhadap partisipasi politiknya
b. Tingkat Kehidupan Ekonomi
pada pemilihan umum legislatif 2009 yang Tingkat
lalu di Kecamatan Singingi Hilir. seseorang juga sangat berpengaruh terhadap partisipasi politik orang tersebut. Adapun
kehidupan
ekonomi
c. Kesadaran Politik
tingkat kehidupan ekonomi masyarakat itu Kesadaran politik menyangkut meliputi :
pengetahuan,
minat
dan perhatian
a. Tingkat kehidupan ekonomi rendah seseorang terhadap lingkungan masyarakat Tingkat kehidupan ekonomi yang
dan politik, tingkat kesadaran politik rendah merupakan tingkatan yang
diartikan sebagai tanda bahwa warga paling bawah yang sering disebut
masyarakat menaruh perhatian terhadap dengan masyarakat miskin yaitu
kenegaraan dan atau yang berpenghasilan di bawah Rp.
masalah
pembangunan.
1.000.000,- (satu juta rupiah) per Adapun kesadaran politik itu bulan.
mecakup dua hal yaitu :
b. Tingkat Kehidupan
a. Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Menengah
Ekonomi
Negara Dalam Pemilihan Umum Tingkat
Sesuai dengan bunyi Pasal 19 ayat (1) menengah
kehidupan
ekonomi
Undang-Undang Nomor 10 Tahun kehidupan ekonomi yang sudah agak
merupakan
tingkat
2008 tentang Pemilihan Umum memadai yaitu yang berpenghasilan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, antara Rp. 1.000.000,- sampai
Dewan Perwakilan Daerah dan dengan Rp. 2.000.000,- per bulan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
c. Tingkat Kehidupan Ekonomi Tinggi menyebutkan bahwa warga Negara Tingkat kehidupan ekonomi yang
Indonesia yang pada hari pemungutan tinggi merupakan tingkat kehidupan
suara telah genap berumur 17 (tujuh yang ada diatas penghasilan rata-rata
belas) tahun atau lebih atau yaitu yang berpenghasilan diatas Rp.
sudah/pernah kawin mempunyai hak 2.000.000,- per bulannya.
memilih.
Perhatian Untuk persentase rata-rata jawaban tertinggi 46,9
Dari hasil penelitian menunjukkan
b. Minat
dan
Berpartisipasi
Minat dan
kesadaran politik sangat mempengaruhi berpartisipasi merupakan keinginan
perhatian
untuk
tingkat partisipasi politik masyarakat. dari hati setiap individu untuk ikut terlibat dalam proses politik yang
2. Faktor Eksternal
sedang berlangsung. Faktor eksternal merupakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi tingkat Dari penelitian diketahui bahwa
partisipasi politik masyarakat yang berasal persentase rata-rata jawaban tertinggi 72,9
dari luar diri masyarakat itu sendiri. % mengatakan bahwa kesadaran politik
Adapun yang termasuk kedalam faktor- masyarakat sangat berpengaruh terhadap
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi partisipasi politiknya pada pemilihan umum
tingkat partisipasi politik masyarakat pada legislatif 2009 yang lalu, sedangkan
pemilihan umum legislatif 2009 adalah persentase rata-rata jawaban yang sedang
sebagai berikut :
25,7 % mengatakan bahwa kesadaran politik masyarakat cukup berpengaruh
a. Peranan Pemerintah
terhadap partisipasi politiknya pada Peranan pemerintah sangat penting pemilihan umum legislatif 2009 yang lalu,
dalam proses pelaksanaan pemilihan Dan rata-rata jawaban yang paling sedikit
pemerintah sebagai adalah 1,5 % mengatakan bahwa kesadaran
umum, karena
penyelenggara pemilihan umum dalam hal politik masyarakat tidak berpengaruh
ini dilimpahkan kepada Komisi Pemilihan terhadap partisipasi politiknya pada
Umum (KPU) sangat sentral sekali. Sukses pemilihan umum legislatif 2009 yang lalu.
atau tidaknya penyelenggaraan pemilihan Maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran
bergantung kepada politik masyarakat atau seseorang sangat
berpengaruh terhadap partisipasi politiknya Adapun peranan pemerintah dalam pada pemilihan umum legislatif 2009 yang
partisipasi politik lalu di Kecamatan Singingi Hilir.
meningkatkan
masyarakat meliputi :
1. Sosialisasi Pemilihan Umum uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
Jadi dengan demikian berdasarkan
Sosialisasi merupakan salah satu faktor internal (tingkat pendidikan, tingkat
program yang dirancang untuk keperluan kehidupan ekonomi dan kesadaran politik)
suksesnya pelaksana dan pelaksanaan sangat berpengaruh terhadap partisipasi
adalah menjadi politik masyarakat pada pemilihan umum
pemilu.
Sehingga
kepentingan bersama bagaimana caranya legislatif 2009 di Kecamatan Singingi Hilir.
agar program sosialisasi yang dilaksanakan Hal ini dapat dilihat dari jawaban 103 orang
pada pemilihan umum berlangsung efisien responden sebanyak 42,8 % mengatakan
dan efektif.
sosialisasi yang terhadap partisipasi politik masyarakat pada
bahwa faktor internal sangat berpengaruh
Pengertian
digunakan resmi oleh Komisi Pemilihan pemilihan umum legislatif 2009 di
Umum dalam Peraturan Komisi Pemilihan Kecamatan Singingi Hilir.
Umum No.23 tahun 2008 tentang Pedoman Dari 3 (tiga) faktor internal tersebut