Seni Rupa Pengertian Seni Menurut Ahli (1)

Seni Rupa: Pengertian Seni Menurut Ahli
Seni dan kesenian. Kata – kata ini pasti sering kamu ucapkan atau
gunakan dalam percakapan sehari – hari. Tapi apa arti seni
sesungguhnya?
Kamus besar Bahasa Indonesia
Seni mempunyai pengertian: (1) halus, kecil dan halus, tipis dan
halus, lembut dan enak didengar, mungil dan elok; (2) keahlian
membuat karya yang bermutu; (3) kesanggupan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa); orang yang
berkesanggupan luar biasa.
Secara istilah seni berasal dari kata Seni (sansekerta) yang berarti
pemujaan, pelayanan, persembahan dan pelayanan. Kata ini berkaitan
erat dengan upacara keagamaan yang ada pada akhirnya disebut
kesenian, tetapi menurut Pemda Puspita, kata seni berasal dari bahasa
Belanda, genie yang dalam bahasa Latin disebut genius yang artinya
kemapuan luar biasa yang dibawa sejak lahir.

Karya andre tanama sudah lama tahun

2006


Seiring perkembangan waktu banyak definisi diungkapkan oleh
beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
1. Everyman Encyklopedia
Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melakukan apa saja yang dilakukan semata –
mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun
kebutuhan spiritual
2. Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena
keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya
3. Frederich Schiler dan Herbert Spencer
Seni lahir dilatarbelakangi adanya dorongan bermain – main yang ada
dalam diri seniman
4. Herbert Read
Seni adalah kemahiran dalam menciptakan aneka bentuk untuk
menggembirakan orang lain.
5. Plato
Seni adalah peniruan terhadap alam, sehingga karya seni merupakan
tiruan dan bentuk alam seperti manusia, binatang dan tumbuhan
6. Soedarso Sp

Seni adalah karya manusia yang mengomunikasikan pengalaman –
pengalaman batinnya, pengalaman batin tersebut disajikan secara
indah atau menarik seningga merangsang timbulnya pengalaman batin
pula pada manusia lain yang menghayatnya. Kelahirannya tidak
didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan pokok, melainkan
merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat
kemanusiaanya memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual.
7. Ki Hajar Dewantara
Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya
dan bersifat indah sehingga dapat menggetarkan jiwa perasaan
manusia
8. Drs. Sudarmadji
Seni adalah segala manifetasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media garis, bidang, warna, tekstur, volume dan gelap

terang.
9. Prof. Drs. Suwadji Bustomi
Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetis yang
dinyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya
membangkitkan rasa takjub dan haru

10. Akhdiat Kartamihardja
Seni adalah kegiatan mumi manusia yang merleksikan kenyataan
dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya
untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si
penerima.
Berdasarkan beberaka pendapat di atas dapat diketahui bahwa seni
merupakan hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk
karya, yang pada akhirnya dapat membangkitkan parasaan orang lain
yang melihatnya. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah
kegiatan menghasilkan karya indah. Definisi secara umum seni adalah
segala macam keindahan yang diciptakan oleh manusia.

Ekspresi seni manusia di muka bumi ini tidaklah seragam. Ekspresi
yang timbuk dengan berbagai gagasan, bentuk dan corak
ungkapannya, justru dengan berbeda – beda atau beragam.
Keagaman ini berkembang sesuai dengan kebudayaan masyarakat
yang bersangkutan. Perbedaan budaya, perbedaan kondisi sosial, dan
perbedaan alam sekitar akan membentuk seni yang berbeda.
Dengan beragamnya nilai – nilai budaya nusantara timbullah kesenian
nusantara. Kesenian nusantara adalah ekspresi gagasan atau perasaan

manusian yang berisi nilai – nilai budaya nusantara melaui pola
kelakuan yang menghasilkan karya yang bersifat estetis dan
bermakna. Dengan kata lain, kesenian nusantara adalah kesenian
yang memiliki nilai – nilai budaya nusantara.

Seni Rupa: Medium berkarya Seni Rupa
h.m. Idem
4:23 AM

seni budayaSeni Rupa

Medium adalah perantara yang biasa dipakai untuk menyebut
berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan
teknik) yang dipakai dalam karya seni.

1. Bahan dan penggunaannya
a. Pensil
Pensil sebagai salah satu alat dalam seni rupa terdiri dari 3 jenis yaitu :
H, HB, dan B. pengeelompokkan ini berdasarkan pada sifat goresan
yang dihasilkannya.

H
: hard. Semakin banyak nomor serinya, semakin keras goresan
yang
dihasilkannya. Jenisnya antara lain 2H, 3H, 4H
HB : sedang
B : bold, semakin banyak nomor serinya, semakin lunak dan teabal
goresan yang dihasilkannya. Jenisnya antara lain : 2B, 3B, 4B, 5B

b. Pensil berwarna
Sebagai salah satu bahan seni rupa pansil warna memiliki beragam
warna. Pilih atau pakai pensil warna yang berkualitas baik yakni yang
lunak agar memudahkan pada saat mencampur warna. Cara
penggunaannya seperti pensil biasa.

c. Pastel colour/ crayon
Bahan ini termasuk bahan kering (artinya dapat digunakan langsung

tanpa proses pencampuran). Pastel atau crayon berbentuk kapur
batangan kecil yang dikemas dalam bentuk kardus berisi 12 warna
atau lebih. Sifat utamanya bersifat lembut; namun dapat juga menjadi

cerah dan cemerlang bila kita terampil menggunakannya. Media yang
digunakan sebaiknya kertas karton padalarang yang permukaannya
kasar (meyerap air). adapun teknik penggunaannya adalah dengan
cara digoreskan langsung, seperti menggunakan kapur tulis biasa.
Pada bidang gambar yang luas (lebar), dapat digunakan secara dussel,
yaitu setelah ditorehkan digosok dengan jari atau penghapus (brushes)

d. Spidol berwarna
Spidol warna biasanya dikemas dalam plastik tebal dan
penggunaannya adalah dengan mengggoreskan langsung dengan
ujungnya seperti alat tulis biasa.

e. Tinta bak/tinta cina
Tinta bak adalah jenis tinta yang warnanya hitam pekat. Dalam
penggunaan bisa menggunakan pana, trak pena atau kuas. Biasanya
tinta dijual dalam kemasan botol – botol kecil.

f. Cat air
Cat air adalah cat atau bahan pewarna yang penggunaannya harus
dicampur dengan air. cat air ini bersifat trasparan (tembus pandang).

Transaparan artinya pulaskan warna yang pertama. Jika ditumpangi
(ditutup) dengan pulasan warna berikutnya akan menghasilkan warna
baru.

g. Cat plakat (poster colour)
Bahan pewarna yang jenis ini berkualitas biasanya memiliki warna

yang cemerlang. Cat plakat ini ada yang dikemas dalam tube dan ada
juga yang dikemas dalam botol. Cat poter memiliki sifat apaque
(menutup warna) artinya jika satu warna ditempa warna berikutnya
maka warna pertama menjadi tertutup/tidak terlihat. Sedang
keencerannya cat plakat dicampur dengan air adonannya kental.

h. Cat minyak
Sifat umum dari bahan ini adalah menutup (opaque). Karena sifatnya
yang saling menutup ini, maka untuk mencapur atau mencari warna –
warna tertentu digunakan pallet mess (tempat mengacuk cat)
meskipun demikian ada juga pelukis yang mencapurkan warna
langsung diatas kanvas. Untuk memudahkan dalam mencari warna
terang digunakan warna putih. Untuk melukis dengan cat minyak pada

umumnya digunakan kanvas (alat yang digunakan bisa berbentuk
kuas, pisau pallet, atau langsung dari tube)

i. Bahan warna alami
Bahan ini diambil dari tumbuhan yang ditumbuh atau direbus. Contoh :
daun jati, daun tarum, kunyit, pohon nila, daun suji (hijau) dll.

2. Media dan alat dalam seni rupa
a. Kertas gambar
Kertas gambar merupakan salah satu media dalam seni lukis.
Ketebalan, derajat keputihan dan kehalusan permukaannya
disesuaikan dengan bahan yang hendak dipergunakan

b. Kanvas
Kanvas adalah media dari kain, yang digunakan untuk melukis baik
dengan cat minyak atau cat aerylic. Permukaan kanvas telah ditutup

dengan lem agar jangan tembus.

c. Easel

Easel adalah alat penyangga berkaki tiga untuk mendudukkan kanvas
untuk melukis maupun memanjang karya dalam pameran.

d. Pallet mess
Pallet mess adalah alat untuk mengaduk cat (warna).

e. Pisau pallet
Pisau mess biasanya digunakan untuk mencampur warna pada pallet
mess. Bentuknya seperti sendok semen. Tapi lebih kecil serta terbuat
dari baja yang tipis dan lentur sifatnnya.

Kuas yang macam-macam

f. Kuas untuk cat air dan poster
Alat ini memiliki bulu yang halus dan silindris meruncing. Kuas cat air
mempunyai ukuran yang terkecil mulai dari 1 sampai nomor yang
terbesar.

g. Kuas untuk cat minyak
Kuas untuk car minyak bulunya kuat, bentuknya tidak meruncing

tetapi rata dan pipih. Kuas cat minyak ini mempunyai ukuran dari yang
terkecil 1 sampai yang terbesar 12.

h. Penggaris/mistar
Alat ini selain digunakan sebagai alat Bantu dalam membuat garis juga
berfungsi sebagai alat ukur. Untuk membuat panjang suatu garis lurus
pakailah penggaris yang lurus dan jelas mata ukurannya

Seni Rupa: Cabang-cabang Seni secara UMUM
h.m. Idem
4:25 AM

seni budayaSeni Rupa

1. Seni rupa
Seni rupa merupakan cabang seni yang umum disebut seni visual. Hal
ini disebabkan penggambaran seni rupa berwujud bentuk – bentuk
yang dinikmati melalui indera penglihatan.

saat saya pameran seni grafis di Perpustakaan Kota

Malang

2. Seni musik
Istilah musik berasal dari Yunani, Mousiko. Kata ini diambil dari nama
salah satu dewa orang Yunani yang bernama Mousiko yang
dilambangkan sebagai sewa keindahan dan menguasai bidang
kesenian dan ilmu pengetahuan. Pada masa sekarang musik dapat
diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk
bunyi – bunyian. Ungkapan yang dikeluarkan melalui alat musik
disebut instrumen. Berdasarkan jenisnya musik dibagi menjadi dua
yaitu musik tradisional dan musik modern
3. Seni tari
Seni tari adalah seni yang dihasilkan dari gerak dan tingkah laku
seseorang. Agar gerakannya menarik dan enak dipandang, umumnya
tariannya diiringi musik
4. Seni drama
Drama berasal dari kata Yunani dramos yang berarti suatu perbuatan
atau kumpulan pertunjukkan perikehidupan seseorang. Drama ialah
seni pertunjukkan yang menyayikan perikehidupan manusia di atas
pentas panggung.
5. Seni sastra
Istilah kasusastran berasal dari Sansekerta susastra. Su berarti baik
dan sastra berarti buku. Jafi kasusastran adalah tulisan yang
mempunyai bahasa yang indah dan baik.

Seni Rupa: Fungsi Seni Secara Umum
h.m. Idem
4:24 AM

seni budayaSeni Rupa

Di sela-sela pemenuhan kebutuhan hidupnya manusia senantiasa
mencari peluang untuk menyalurkan ekspresi seninya. Seni
merupakan kebutuhan hidup yang penting. Dalam sejarah umat
manusia, seni selalu menjadi bagian dari kehidupan.

Kebutuhan hidup manusia sendiri dapat digolongkan ke dalam tiga jenis. Yaitu:
(1) kebutuhan primer atau pokok, seperti makanan, pakaian, dan
rumah;
(2) kebutuhan sekunder atau sosial, yang terwujud dalam usahausaha manusia untuk memenuhi kebutuhan primer yang melibatkan
orang atau sejumlah orang; dan
(3) kebutuhan integrat atau yang berkaitan dengan berbagai
kebutuhan manusia sebagai makhluk budaya.
Seni merupakan kebutuhan manusia yang tergolong kebutuhan
integratif yang terkait dengan kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial.
1. Seni dari Kebutuhan Pokok
Pangan (makanan)
Makanan tidak menyangkut hal perut semata. Wujud ma¬kanan yang
cantik dilihat tentu lebih menggugah selera orang yang akan
menyantapnya. Itulah sebabnya terdapat seni menyajikan hidangan.
Bagai¬mana pun sederhananya suatu budaya, masyarakat senantiasa
mempunyai keinginan untuk memperindah bentuk makanan yang
dikonsumsinya, apalayi bila makanan tersebut disajikan untuk orang
lain atau oranq banyak. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa
bentuk makanan yang disajikan atau yang dikomsumsi sehari-hari,
secara tidak langsung dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seni yang
terkait dengan kebutuhan pangan.
Sandang (pakaian)
Pakaian tidak hanya berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh
dari kondisi lingkungan alam saja, tetapi juga sebagai sarana sosial
budaya. Semakin tinggi peradaban manusia, semakin tinggi fungsi
sosial dan budaya dari pakaian ini. Pakaian merupakan suatu gengsi,
lambang status sosial manusia. Selain itu, pakaian di¬ kenakan
manusia berdasarkan pertimbangan nilai-nilai moral dan kesopanan
yang dianut oleh masyarakat. Pakaian juga dapat berfungsi sebagai

identitas budaya pada masya¬rakat tertentu. Misalnya, pakaian adat
Flores tentu berbeda dengan pakaian adat Minahasa. Dengan demikian
dapat dikatakan, bahwa pakaian sebagai benda pakai sekaligus benda
hias, selain sebagai penutup dan pelindung tubuh manusia dari cuaca
ataupun sebagai penghias, juga dapat dianggap sebagai identitas
sosial-budaya.
Papan (tempat tinggal)
Kebutuhan akan tempat tinggal mendorong manusia menciptakan
rumah. Manusia membangun rumah untuk melindungi dirinya dari
gang¬guan-gangguan alam, seperti hujan, panas matahari, angin,
atau binatang buas. Selain sebagai tempat tinggal, rumah merupakan
karya seni. Betapa pun sederhananya, rumah merupakan hasil
ekspresi manusia yang dipedomani oleh budayanya. Rumah dibuat
dari berbagai komponen bahan yang diperoleh dari lingkungan alam
dan disusun secara artistik. Dari kamar tidur, dapur, sampai atap,
semua ditata sedemikian rupa sehingga nyaman ditinggali dan
berfungsi sebagaimana mestinya.

Rumah AdatTradisional :Rumahbolaang mongondow

Demikianlah seni juga banyak terlibat dalam pemenuhan kebutuhan
manusia akan tewpat tinggal dan tempat berlindung.

2. Seni dan Kebutuhan Sosial
Pendidikan Seni
Seni memiliki fungsi yang dapat dirasakan secara langsung maupun
tidak langsung bagi manusia. Fungsi yang secara langsung dapat
dirasakan adalah sebagai media untuk berekspresi diri, berkomunikasi,
bermain, dan menyalurkan bakat yang dimiliki Secara tidak langsung,
manusia dapat memperoleh manfaat pendidikan melalui
pengembangan berbagai kemampuan dasarnya untuk belajar. Selain
itu, melalui pendidikan seni manusia dapat memperoleh kehalusan
budi pekerti, karena seni mengolah kepekaan manusia terhadap alam
dan lingkungan sekitar serta hal-hal vana berkaitan dengan
keindahan.
Kemampuan dasar manusia yang dapat dikembangkan melalui seni
meliputi
1. Perkembangan fisik yang berkaitan dengan kegiatan seni adalah
kemampuan gerak. Gerak/motorik dapat dibedakan menjadi motorik
kasar dan motorik halus. Seni banyak terkait dengan motorik halus.
Menggambar, membentuk, mematong, serta menggerakkan jari
sewaktu menari dan memainkan alat musik merupakan gerak motorik
halus. Gerak kepala, tangan, kaki, dan tubuh saat menari dan
memainkan peran adalah contoh motorik kasar. Melalui seni,
kemampuan motorik manusia bisa berkembang.
2. Daya serap berkaitan dengan kemampuan manusia menerima
masukan dari inderanya. Dalam kegiatan belajar, kepekaan manusia
untuk menaf¬sirkan dan merespon masukan-masukan amat penting.
Menyerap hal yang terjadi di lingkungan dan diubah dalam sebuah
lagu, menyerap kesan alam sekitar untuk dituangkan lewat lukisan.
3. Daya pikir berkaitan dengan kemampuan manusia mengolah
kesadaran terhadap lingkungannya, mengolah pengetahuan yang
dimiliki, dan menunjukkan hubungan dirinya dengan lingkungannya.
Melalui kegiatan berolah seni, manusia mengembangkan kesadaran
terhadap lingkungan sekitarnya. Dari hal - hal yang telah diserap tadi
diperlukan proses olah piker untuk bisa menjadi suatu karya seni.
Sehingga, dapat meningkatkan kemampuan pengamatan dan berpikir

kritis.
4. Emosi berkaitan dengan kemampuan manusia mengungkapkan
perasaannya secara bebas dan spontan. Hal yang tak bisa
diungkapkan lewat kata-kata dapat diekspresikan lewat karya seni.
Lagu misalnya, seringkali merupakan tumpahan emosi dari
pengalaman hidup penciptanya.
5. Daya cipta atau kreativitas berkaitan dengan kemampuan manusia
berpikir kreatif. Kreatif berkaitan dengan hal yang baru, unik, dan
khas. Karya seni yang baik bukan hasil mencontek atau meniru karya
lain. Karya lain bisa menjadi sumber ilham, tapi kita harus membuat
kreasi karya yang lain agar karya kita bernilai lebih tinggi dan diakui
masvarakat.
6. Cita rasa keindahan. Cita rasa keindahan berkaitan dengan
kemampuan - manusia dalam menata unsur-unsur seni secara
harmonis berdasarkan kaidah-kaidah seni. Cita rasa keindahan lebih
cenderung pada kegiatan untuk mengolah kepekaan rasa akar, nilainilai keindahan. Nilai keindahan bagi manusia berkaitan dengan
kepuasan batin. Kesadaran akan nilai-nilai keindahan melalui kegiatan
berolah seni, berfungsi untuk menyelaraskan otak kanan dan otak kiri
sehingga membuahkan cara berpikir kritis dan kreatif.
7. Sosial, seni pun memberl kesadaran bahwa manusia satu
berhubungan dengan manusia yang lain. Kesadaran sosial ini diolah
dalam kegiatan seni sehingga menumbuhkan sikap dan perasaan
dalam berkomunikasi, bekerja-sama, dan menghargai pendapat
manusia lain.
Keagamaan
Setiap manusia memiliki kesadaran terhadap Tuhan yang diwujudkan
dalaln agama. Setiap agama memiliki pedoman tata cara beribadah
dan tempat ibadah. Tempat ibadah sebagai karya seni bangunan
merupakan ungkapan manusia yang mengandung nilai-nilai
keindahan, di samping nilai-nilai religi. Secara fisik, tempat ibadah
dapat dilihat sebagai suatu bangunan yang merupakan hasil karya
manusia yang diatur dan diarahkan oleh budaya masyarakat setempat
dan kaidah- kaidah agama tertentu.

Ritus Kehidupan
Setiap manusia yang berbudaya, termasuk masyarakat nusantara
yang berada di berbagai daerah, memiliki upacara atau ritual yang
berkaitan dengan lingkaran hidup manusia. Sejak dalam kandungan,
kelahiran, khitan, perkawinan, sampai dengan kematian, banyak
rangkaian upacara dilakukan.
Dalam upacara-upacara ini banyak karya seni yang terlibat. Dalam
pesta adat perkawinan misalnya, tempat pesta perkawinan ditata
sedemikian rupa sehingga menjadi indah, hiburan musik dan tarian
menyemarakkan acara pesta, makanan dengan berbagai bentuk
disajikan dengan apik, dan para tamu mengenakan pakaian dengan
berbagai model dan warna yang menarik.

Seni Rupa: Konsep Cara Mengapresiasi Karya Seni
Kriya
Bagaimana mengapresiasi sebuah karya seni rupa terapan???apakah sama
seperti mengapresiasi karya seni rupa murni dimana ada apresiasi empatik
hingga apresiasi kritik??? Adakah apresiasi kritik pada karya seni rupa
terapa(Kriya.red)???

Sekarang kita tengok dalam KTSP BSNP, ternyata di sana terdapat KD
“Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam

karya seni rupa terapan Nusantara”. Penafsiran terhadap KD ini sangat luas,
salah satunya akan melahirkan materi Apresiasi Karya Seni Terapan Nusantara.

Sedangkan Apresiasi Ditinjau dari asal katanya terbentuk dari kata appreciation,
dalam bentuk kata kerja yaitu to appreciate yang berarti menyadari sepenuhnya
sehingga mampu menilai dengan semestinya. Dengan kata lain menyadari
sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi
estetiknya sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan
semestinya.( Suwaji. 2000)

Bila menikmati dan menilai karya yang dimaksud dalam pengertian di atas
tergeneralisasi untuk karya seni kriya, berarti teridentifikasi bahwa karya seni
kriya tidak hanya difungsikan sebagaimana terapannya, tetapi juga dinikmati segi
estetiknya agar dapat memantapkan nilai dari karya seni kriya.

Merujuk pada pengertian seni kriya, yang diartikan sebagai seni fungsional yang
mengutamakan fungsi sebelum mengutamakan estetika atau keindahan. Lebih
jauh, seni kriya memiliki 3 jenis fungsional yang harus dipenuhi yaitusecurity,
comfortable, dan flexibility.

Sehingga proses apresiasi karya seni rupa kriya tidak bisa pincang hanya
mengupas segi fungsional saja, tetapi harus mengulas unsur estetikanya.
Estetika disini tidak serumit dan sekompleks estetika seni murni yang notabene
memiliki perlambangan,simbol, ekspresi-sosial, dan sarat independensial
seniman. Menurut hemat penulis, karya seni kriya dalam porsi apresiasi karya
seni kriya(estetika) cukup mengulas estetika yang mendukung 3 jenis fungsional
seni kriya. Bila estetika tersebut tidak mendukung 3 jenis fungsional, maka
estetika tersebut akan mengalihkan seni kriya menjadi seni murni, atau malah
menjadi karya tidak bernilai apapun.

Terkait seni kriya menjadi seni murni, pernah majalah visual art mengupasnya.
Terkait bagaimana bahasannya langsung saja berkunjung ke web portal visual
art indonesia.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimanakah estetika yang mendukung fungsional???
singkatnya estetika yang terdiri dari unsur-unsur rupa, warna, bentuk, tekstur,
dsb(lihat di unsur-unsur seni rupa) serta kaidah/prinsip seni rupa dirangkai
secara harmonis dengan tujuan fungsionalnya(applied). Bilapun dibatasi estetika
yang fungsional itu sebatas mana,ya,.,.susah...tidak beda jauh, kajian itu dengan
bagaimana membatasi seni dan bukan seni dalam kacamata manusia sebagai
penciptanya.

Sekarang penulis lagi bingung membuat assesment untuk mengukur nilai dari
sebuah karya seni kriya, sebagai wahana praktis bagi para pelajar tingkat SLTP
belajar apresiasi seni kriya. Bagi yang telah mempunyai mohon
moderasinya...share-ya,.,.,.
A.Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan
1. Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah seni yang pengungkapkannya diwujudkan dalam
bentuk

rupa dengan unsur – unsur garis, bidang, warna, tekstur, titik,

ruang, dan value (gelap terang).
2. Jenis-jenis seni rupa terapan
a. Menurut Matra/Dimensi (Ukuran, Bentuk)
Jenis matra seni rupa ada dua macam, yaitu:
1) Seni rupa datar dengan dua ukuran (dwimatra)
Seni rupa ini berbentuk dastar dengan dua ukuran(panjang dan
lebar), hanya dapat dipandang dari depan saja
Contohnya: gamar, lukisan, mozaik, sulaman dan anyaman.

2) Seni rupa tiga dimensi (trimatra)
Seni rupa ini memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi dan isi.
Dapat dipandang dari berbagai arah pandangan.
Contoh: seni bangun, patung, diaroma, mebel, dan maket.
b. Menurut Teknik dan Cara Pembuatannya
Jenis teknik (cara membuat) seni rupa, yaitu:
1) Teknik pada seni rupa dua dimensi, meliputi: arsir, blok,
transparan, gosok, sablom, dan kuas.
2) Teknik pada seni rupa tiga dimensi, meliputi: pahat, cetak(cor),
sambung, plester, dan membentuk.
c. Menurut Gaya atau Aliran (Paham)
Jenis gaya atau aliran seni rupa, meliputi: naturalisme, realisme,
impresionisme, ekspresionisme, surrealisme, romantisme,klasikisme,
kubisme, abstrak, pointilisme, dan primitivisme.
d. Menurut Tujuan Pembuatan
Jenis seni rupa menurut tujuannya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Karya seni rupa murni (pure art)
Karya seni rupa murni diciptakan sebagai sarana atau media
berkreasi, rekreasi, terapi, dan kkomunikasi.
2) Karya seni rupa terapan
Karya seni rupa terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
atau memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
e. Menurut Teknik dan Media yang Digunakan
Berdasarkan teknik dan media yang digunakan dibagi 5, yaitu:
1) Karya Tekstil
2) Karya Patung
3) Karya Patung
4) Karya Logam
5) Karya Anyaman
f. Menurut Fungsinya
Seni rupa menurut fungsinya, dapat dibedakan menjadi:
1) Karya seni rupa murni (fine art)
Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa untuk keperluan
mewujudkan ekspresi, gagasan, dan imajinasi secara bebas
tanpa terikat dan tidak berhubungan dengan unsur fungsi produk.
2) Karya seni rupa pakai (Appleid art)
Karya sen i rupa pakai adalah karya seni yang hasil karyanya
langsung dapat dipergunakan fungsinya oleh kehidupan manusia

3. Karya Seni Rupa Terapan Daerah
a. Pengertian Seni Rupa Terapan
Karya seni rupa terapan yaitu karya seni rupa yang dirancang
untuk tujuaan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik

dan psikologis (kejiwaan). Bentuknya berupa benda -benda pakai
atau benda guna untuk kebutuhan manusia.
Contoh: alat perkakas rumah tangga (meja, kursi, lemari, bufet, tempet
benda – benda gerabah, keramik, kerajinan kulit,
dan mainan anak.
b. Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Karya seni rupa terapan daerah disebut seni terapan tradisional.
Karya seni terapan diciptaka bertujuan untuk melestarikan tradisi
seni rupa di suatu daerah. Digarap olah masyarakat tertentu
sebagai ciri khas suatu daerah yang terikat oleh nilai-nilai filosofi
dan nilai-nilai tradisi.
Seni
terapan daerah dikerjakan secara
tradisi,
dengan
keterampilan tangan yang sederhana. Bahan atau media yang
digunakan umumnya diambil dari alam yang ada didaerah tersebut.
Contoh: bahan kayu, bambu, rumput – rumputan, tanah liat, batu
andesit, akar pohon jati, eceng gondok, dan masih banyak lagi.

tidur),

4. Pembuatan Karya Seni Terapan
Penbuatan seni terapan atau seni pakai berupa seni kerajinan (seni
kriya) harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
a. Komposisi dan proporsi benda harmonis atau serasi.
b. Memenuhi selera keinginan masyarakat.
c. Berharga murah bila di jual.
d. Bentuknya selaras dengan kegunaannya.
e. Memiliki kegunaan praktis (nilai guna)
f. Bentuknya dibuat indah, bagus, dan menarik.
5. Macam Karya Seni Rupa Terapan Daerah
Daerah – daerah di indonesia banyak menghasilkan berbagai karya
seni yang i ndah dan mnenarik, berupa karya seni kriya atau seni
kerajinan.
Daerah penghasil seni kerajinan atau kriya yang terkenal, antara lain:
a. Cendera mata: Bali, Yogyakarta, Suraskarta, dan Bandung.
b. Kerajinan bordir: Tasikmalaya dan Kudus.
c. Kerajinan keramik urwakarta, Karawang, dan Yogyakarta.
d. Kerajinan perak: Kota Gede-Yogyakarta
e. Kerajina Kuningan: Juwono-Bali.
f. Wayang: Bandung,Yogyakarta, Surakarta dan Bali.
g. Seni ukir: Jepara, Bali, dan Papua.
h. Seni batik: Surakarta, yagyakarta, Garut, Pekalongan, Lasem,
Palembang, dan Cirebon.
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki fungsi

guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda
yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan
antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik,
peralatan rumah tangga, kerajinan furniture.
Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi
dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik,
dan media memiliki keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya.
Karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi pakai/guna,
dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat, sebagai aset atau kekayaan
budaya nasional.

2. Hasil Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di bagian daerah di wilayah Indonesia
diantaranya yang terkenal adalah:
a.

Kerajinan Batik

Seni batik adalah sebagai budaya nasional yang sudah banyak dikenal di mancanegara. Sebagian
besar daerah di Indonesia memiliki karya seni batik yang berbeda jenis dan coraknya. Batik
termasuk karya seni terapan dua dimensi yang umumnya digunakan sebagai nama motif atau
corak batik. Antara lain :













Batik Solo
Batik Yogyakarta
Batik Bayumasan (Purwokerto)
Batik Laseman (Lasem-Rembang)
Batik Bakaran (Pati)
Batik Cirebon
Batik Pekalongan (corak Pekalongan)
Batik Madura
Batik Palembang
Batik Garut (Jawa barat)
Batik Bali
Batik Tuban (Jawa Timur)

b.
Kerajinan keramik dari Kasongan Yogyakarta, Purwakarta, Sompok, Mayong (Jepara),
Bojonegoro (Jawa Timur), Bandung, dan Kedu.
c.
Kerajinan kain tenun dari daerah Troso (Jepara), Bali, Garut, Yogyakarta, Tuban, Lombok,
dan Timor.

d.

Kerajinan kuningan dari Juwana Pati (Jawa Tengah).

e.

Kerajinan ukir perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta.

f.
Kerajinan anyaman dari bahan alami untuk benda tas, keranjang, tikar, dan topi. Daerah
asal Tangerang, Kudus, Kedu, Tasikmalaya dan Bali.
g.
Kerajinan tangan untuk cinderamata (souvenir) dari daerah Surakarta, Jepara, Yogyakarta,
Jakarta, Bali, Bandung, Palembang, Makassar, dan Samarinda.
h.
Kerajinan wayang kulit (Wayang / boneka yang terbuat dari kulit berbentuk dua dimensi)
digunakan untuk seni perdalangan atau sebagai hiasan. Dihasilkan dari daerah Yogyakarta,
Surakarta, Kedu, Bali, dan Jawa Timur.
i.
Wayang Golek (boneka berbentuk tiga dimensi) dihasilkan dari daerah, Bandung, dan
Yogyakarta (Jawa tengah)
j.
Kerajinan ukir kayu, yang menghasilkan benda-benda ukir berupa perabotan rumah tangga
ukir (meja, kursi, tempat tidur, almari, dan hiasan dinding) dan gambar relief. Daerah penghasik
ukiran kayu antara lain Jepara, Bali, Kalimantan, Madura, dan Papua (suku Asmat), Yogyakarta,
Surakarta, Cirebon, dan Palembang.
k.
Kerajinan topeng kayu dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Betawi, Cirebon, Bali, dan
Bandung.
l.
m.

Kerajinan merangkai janur. Jawa Tengah, Bali dan Yogyakarta.
Kerajinan bordir berasal dari daerah Kudus dan Tasikmalaya.

Karya Seni Rupa Terapan

Sofa Ukir

Krajinan
Tas Kulit

Kerajinan
Tektil Batik

3. Media dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
 Media (bahan/alat) yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari
daerah setempat. Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya
menggunakan yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu,
kayu, tanah liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung
(batok) kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
 Teknik (cara) yang digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau
tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau
dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun,
ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek, bordir,
sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan cara (teknik)
ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk.

BATIK JUMPUTAN
Batik modern adalah batik yang diproses dengan teknik baru. Pembaruan pada batik modern
tidak hanya pada urutan pengerjaan, tetapi juga pemakaian warna dan ragam hiasnya. Salah satu
batik modern ialah batik jumputan.
Batik jumputan sepintas seperti batik yang proses pembuatannya menggunakan lilin malam
sebagai bahan perintang atau bahan resist (penolak) warna. Sebenarnya teknik jumputan tidak
menggunakan lilin malam sebagai bahan perintang. Teknik ini menggunakan tali-tali sebagai
penolak warna. Bagian-bagian kain dijumput dan diikat dengan kuat menggunakan karet gelang
atau tali rafia. Setelah itu kain diwarnai dengan cara dikuaskan. Jadi teknik ini tidak
menggunakan celupan. Hal ini dilakukan untuk menghindari zat warna terlalu banyak dan

merembes ke bagian ikatan.
Setelah dikuas warna, tali-tali dibuka dan kain dijemur. Motif yang dihasilkan adalah pada
bagian kain yang dijumput tidak terkena warna sehingga menyisakan warna kain. Batas antara
warna dengan bagian kain yang dijumput berbentuk gelombang abstrak.
Kain jumputan lebih cocok dibuat dengan bahan kain yang tipis, seperti sutera, atau sutra buatan,
Kain jumputan sering disebut pula dengan kain pelangi.
Teknik jumputan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Siapkan kain tipis dengan bahan dari katun
2. Buatlah ikatan-ikatan dibeberapa bagian kain dengan karet gelang atau tali rafia dengan ikatan
yang kuat.
3. Setelah seluruh ikatan (jumputan) selesai kain diberi warna dengan kuas, untuk pekerjaan ini
tidak dicelup agar hasilnya lebih baik. Agar terlihat bervariasi bagian ujung ikatan dapat diolesi
dengan warna yang berbeda.
4. Setelah pewarnaan selesai kain ditiriskan sambil ikatan-ikatannya dilepaskan.
5. Kain dijemur di tempat yang panas.