Perancangan Tipografi Adaptasi Dari Seni Kaligrafi Islam Jenis Khat Kufi

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Agung Yuwanda

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 2 Oktober 1981

Alamat : Jl jatihandap Gg. Ibu Epon No 35c 10/09 Bandung

Status Perkawinan : Menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Email : agung.yuwanda@yahoo.com

Pendidikan Terakhir : POLITEKNIK GANESHA BANDUNG

No Tlp : 022-70113775

II. Orang Tua

Nama Bapak : Dodo Daswanda

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Iyus Rusmiati

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Jatihandap Gg. Ibu Epon No. 35c 10/09 Bandung

III. Pendidikan Formal

1. SDN I PADASUKA BANDUNG 1987-1993 (Berijazah)

2. SMPN 16 BANDUNG 1993-1996 (Berijazah)

3. SMUN 24 BANDUNG 1996-2999 (Berijazah)

4. POLITEKNIK GANESHA BANDUNG 1999-2000 (Berijazah)

Bandung, 19 Agustus 2010

Hormat Saya

(Agung Yuwanda)


(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bahasa tulis sebuah perangkat komunikasi yang efektif, penjabaran fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak terlihat secara kasat mata. Bahasa tulis adalah salah satu bentuk dari komunikasi yang bersifat tekstual.

Huruf salah satu bagian terkecil dari struktur bahasa tulis, elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra atau kesan secara visual. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi.

Tipografi adalah teknik dan seni mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, jarak aksara, dan pengaturan teks dalam bentuk yang mudah dibaca dan menarik dipandang (www.tipsdesain.com).

Mempelajari tipografi berarti mengenal karakter huruf. Tipografi sebagai lambang bunyi, citra (image), penyampai pesan atau informasi. Setiap jenis huruf memberikan kesan tertentu yang khas dari setiap jenis huruf; ada yang terkesan kokoh, ringan halus, kuat, tajam dan lain-lain tergantung penampilan yang dibangun dari setiap jenis huruf itu sendiri.

Huruf yang dipelajari dalam tipografi ini yaitu mengenai huruf latin (Romawi) yang penulisannya dari kiri ke kanan. Selain huruf latin terdapat pula huruf arab (hjaiyyah) yang penulisannya dari kanan ke kiri. Pengetahuan mengenai huruf arab dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut kaligrafi.

Menurut Syaikh Syamsuddin Al Akhfani (Dalam Irsyad Al Qoshid, 2000) “Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai menjadi sebuah


(3)

2 kalimat tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis; menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya”.

Dalam perkembangannya muncul ratusan gaya penulisan kaligrafi (khat), tidak semua khat tersebut bertahan hingga saat ini. Terdapat delapan khat kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi di Indonesia, seperti tsuluts, diwani, farisi, kufi, naskhi, riq’ah, diwani jali, dan ijazah (raihani).

Diantara delapan gaya penulisan kaligrafi, kufi adalah gaya kaligrafi tertua dan banyak digemari terutama sering digunakan sebagai hiasan pemanis ruangan pribadi dan rumah, dekorasi mesjid, ukiran, dan lain-lain. Kalau dilihat dari bentuknya, gaya kufi memiliki ciri khas tersendiri, yaitu berkarakter kotak, kaku, unik, geometris, garis-garisnya bersifat horizontal dan vertikal. Karakter khas ini yang menjadikan kaligrafi jenis kufi banyak digandrungi terutama bagi mereka yang menyukai sesuatu yang terkesan kokoh, sederhana, dan minimalis. Karakter-karakter kufi memiliki kesamaan dengan karakter huruf alphabet (latin) yang geometris, memungkinkan khat kufi diadaptasikan dalam merancang suatu jenis huruf baru yang unik dan menarik, tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah penulisan huruf itu sendiri.

Perkembangan tipografi sangat pesat, ditandai dengan banyaknya jenis huruf baru berjumlah ribuan bermunculan yang sudah didigitalikan pada aplikasi komputer. Kehadiran teknologi komputer memberikan solusi yang lebih bersifat teknis bagi perkembangan dunia tipografi, sehingga hal itu telah memberikan banyak peluang untuk mempermudah pekerjaan perancang huruf dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang ada pada proses penciptaan desain huruf baru.

Saat ini muncul istilah kaligrafi kontemporer dan tipografi kontemporer, dimana huruf bukan hanya menjadi sesuatu yang utama, tetapi juga keindahan yang merupakan unsur penting dari kaligrafi ataupun tipografi itu sendiri, seperti menemukan ruang bereksplorasi dan bereksperimen untuk mempercantik bentuk huruf.


(4)

3 Faktor penting dalam merancang suatu jenis huruf baru yaitu mengenai readability yang berarti keterbacaan, berhubungan dengan kemudahan dalam membaca pesan, keterbacaan meliputi keseluruhan tampilan hubungan antara huruf satu dengan huruf lain menjadi kata atau kalimat. Kedua Legibility yang berarti kejelasan, berhubungan dengan

kejelasan relevansi dalam mengenali atau membaca bentuk/ susunan huruf. Sehingga dalam perancangan huruf ini tidak hanya memperhatikan nilai keindahan semata tetapi juga nilai estetika dari huruf-huruf itu sendiri, memungkinkan huruf ini akan mudah dibaca dan jelas.

1.2. Identifikasi masalah.

Berdasarkan apa-apa yang disampaikan pada latar belakang masalah, maka ada beberapa hal yang perlu dijabarkan.

1. Khatkufi memiliki karakter yang unik dan khas.

2. Karakter kufi lebih indah dan variatif untuk dijadikan sebagai ornamen hiasan masjid, bangunan rumah dan lain-lain.

3. Kaligrafi dapat diadaptasikan kedalam tipografi untuk merancang jenis huruf yang baru yang unik dan menarik.

4. Khat kufi memilki kesamaan dengan huruf alphabet dalam hal bentuk yang bersifat geometris, kaku, garis horizontal dan vertikal.

5. Eksplorasi perancangan tipografi kontemporer dengan mengolah keunikan karakter bentuk khat kufi.

6. Perancangan tipografi tidak hanya mengedepankan nilai keindahan tetapi memperhatikan hal readability dan Legibility.

1.3. Fokus Masalah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka dapat

dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimana proses pengadaptasian khat kufi yang merupakan salah satu jenis kaligrafi tertua itu kedalam rancangan


(5)

4 1.4. Tujuan Perancangan.

Maksud:

- Membuat huruf alphabet berdasarkan adaptasi khat kufi dalam seni kaligrafi Islam.

- Mengembangkan huruf alphabet sehingga terciptanya bentuk huruf baru yang dapat diapresiasi.

Tujuan:

- Memunculkan bentuk huruf baru yang memiliki karakter khatkufi.

- Rancangan huruf baru ke dalam proses digitalisasi pada aplikasi komputer ini dapat digunakan dan diapresiasi oleh orang lain.

1.5. Kata Kunci.


(6)

1

BAB II

TINJAUAN TENTANG KALIGRAFI DAN TIPOGRAFI

2.1. Definisi Kaligrafi dan Khat

Kaligrafi berasal dari bahasa Yunani. (kallos) berarti indah dan (graphe) yang artinya tulisan. Syaikh Syamsuddin Al Akhfani (Dalam Irsyad Al Qoshid, 2000) Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis; menggubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk menggubahnya.

Menurut Didin Sirojuddin (2006, 3); “Kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Qur’an atau Al-Hadits.”

Jadi bisa disimpulkan sebagai berikut, kaligrafi Islam adalah seni menulis huruf Arab dengan indah, merangkai susunan huruf-huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkai menjadi sebuah kalimat tersusun, yang isinya mengenai ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Menurut Abdul Rahman (2006) “Khat adalah rangkaian huruf-huruf hijaiyah yang memuat ayat-ayat Al-Qur’an maupun Al-Hadist ataupun kalimat hikmah di mana rangkaian huruf-huruf itu dibuat dengan proporsi yang sesuai, baik jarak maupun ketepatan sapuan huruf”.

2.2. Jenis-jenis Khat

Dalam perkembangannya muncul ratusan jenis khat kaligrafi, tidak semua khat tersebut bertahan hingga saat ini. Terdapat delapan jenis khat kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi di Indonesia, yaitu;


(7)

2

2.2.1. Naskhi

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Kaligrafi gaya Naskhi paling sering dipakai umat Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naskhi termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.

2.2.2. Tsuluts

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts diperkenalkan oleh Ibnu Muqlah yang

( Gbr. II.2. Gaya Tsuluts)

Sumber : http://www.noqtahcalligraphy.com ( Gbr. II.1. Gaya Naskhi)


(8)

3

merupakan seorang menteri (wazir) di masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsuluts sangat ornamental, dengan banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva, dengan kepala meruncing dan terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.

2.2.3. Farisi

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arabes.

2.2.4. Riq’ah

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Kaligrafi gaya Riq’ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts.

( Gbr.II.3. Gaya Farisi)


(9)

4

Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari.

Riq’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat.

2.2.5. Ijazah (Raihani)

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya Tsuluts dan Naskhi, yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani. Gaya ini lazim digunakan untuk penulisan ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya seperti Tsuluts, tetapi lebih

Gb .II.4. Gaya Ri ’ah

Sumber : http://www.noqtahcalligraphy.com

( Gbr.II.5. Gaya Ijazah))


(10)

5

sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab).

2.2.6. Diwani

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Gaya kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16.

Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu neninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.

2.2.7. DiwaniJali

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Kaligrafi gaya Diwani Jali merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk.

( Gbr.II.6. Gaya Diwani)


(11)

6

Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias.

2.2.8. Kufi

Menurut Didin Sirojuddin (2006), Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M.

( Gbr. II.8. gaya kufi)

Sumber : http://www.noqtahcalligraphy.com ( Gbr.II.7. Gaya Diwani Jali)


(12)

7

Khat Arab dinamakan Jazm karena khat kufi pada awalnya bernama Jazm, sebelum kota Kufah didirikan. Dinamakan Jazm karena dia „juzima’ atau terpotong dan dilahirkan dari fan Musnad Humeiri. Khat ini juga disebut sebagai khat Muzawwa (kubisme) merupakan tulisan Arab yang asal. Khat ini pernah masyhur di Hirah, Raha dan Nashibain sebelum berdirinya kota Kufah. Tulisan ini yang juga dipanggil khat Hieri (dari perkataan Hirah) diakui sebagai tulisan yang pernah memainkan peranan penting dalam menyalin masalah-masalah keagamaan.

Khat kufi mempunyai ciri istimewa dan berbeda dengan khat -khat lain. Khat kufi mudah dikenal, sifatnya yang bersudut-sudut atau bersegi, mempunyai ukuran yang seimbang dan spesifik khat ini nampak lebih kokoh dan ringkas. Sapuan garis vertikalnya pendek manakala sapuan garis horizontal memanjang dalam ukuran yang sama lebar. Maka ini akan menyebabkan tulisan khat kufi kelihatan berbentuk segiempat panjang. Hal yang penting dalam menulis khat ini ialah menekankan bahwa khat kufi dari jenis tulisan yang bersiku-siku.

Kemashyuran khat kufi:

Pada pertengahan abad kedelapanlah khat kufi mencapai tahap kesempurnaannya.

Selama tiga ratus tahun lamanya khat kufi diiktiraf sebagai “raja

tulisan” dan merupakan satu-satunya tulisan yang digunakan untuk

menyalin Al-Quran. Umumnya, mushaf-mushaf Al-Quran terdahulu ditulis dengan khat kufi yang menggunakan format (ukuran) empat persegi panjang.

Pada abad kesepuluh gaya tulisan kursif mulai menjadi terkenal. Khat kufi juga tidak ketinggalan dan mulai menekankan bentuk gaya kursif dan geometri yang di kenal sebagai “KufiTimur”.

Didapati bahwa sapuan vertikal gaya ini adalah lebih lembut berbanding gaya khat kufi sebelum ini yang agak kasar. Tulisan


(13)

8

gaya ini lebih banyak digunakan dalam penulisan buku daripada digunakan dalam hiasan bangunan.

Khat kufi amat masyhur dan terus diutamakan untuk penulisan Al-Quran hingga diganti dengan gaya naskhi Atabag di zaman Atabag (545H) di Mosul dan Utara Syam.

Penggunaan khatkufi walaupun telah diketahui bahwa khat kufi digunakan untuk tugas-tugas menyalin Al-Quran tetapi fungsinya tidak terbatas pada tugas tersebut saja. Khat kufi turut digunakan sebagai lambang-lambang dalam transkrip Arab atau sebagai tulisan hiasan.

Pada abad kelapan khat kufi di gunakan secara meluas dan dicetak pada mata uang logam dan dan tulisan pada hari-hari kebesaran. Malahan khat kufilah yang digunakan untuk cetakan mata uang dirham pada zaman al khulafa’ al rashidin (r.a), pemerintahan bani Umaiyyah, Abbasiyah dan ketika kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol). Di Afrika Utara mata uang yang di buat pada akhir abad pertama dan permulaan abad kedua hijrah dicetak dalam gaya khat kufi dalam tiga bahasa.

Pada sekitar abad ke-13 dan abad ke-14 khat kufi mulai digunakan sebagai hiasan pada bangunan. Gaya khatKufi merupakan satu-satunya gaya yang di guna untuk menghiasi segenap ruang bangunan yang merupakan satu keistimewaan yang di miliki oleh seniman Islam.

( Gbr. II.9. uang dirham)


(14)

9

Di Morocco khat Kufi banyak di gunakan untuk menulis teks-teks sejarah di sekitar Bandar Attarin Medersa pada kayu, hiasan pada pintu Challah of Rabat turut menggunakan gaya tulisan khat kufi. Di Alhambra motto Nasrid yaitu „La ghaliba illallah’ hanya ditulis dengan gaya khat kufi saja. Tulisan khat kufi digunakan untuk menulis basmalah di „gate of Udaya’ di Rabat, mihrab di masjid agung di Cordova, pada Nilometre* (Miqyas) di pulau roda di Mesir pada abad ke-9.

Seniman-seniman muslim di Mesir dan Syria di bawah khalifah Fathimiyah (909-1171) menggunakan khat kufi secara meluas dalam bidang hiasan pada logam, kaca dan tekstil.

( Gbr. II.12. hiasan tekstil)

Sumber: www.ummah.com

( Gbr. II.11. dekorasi pintu)

Sumber: www.ummah.com

( Gbr. II.10. dekorasi dinding)


(15)

10

( Gbr. II.13. ornamen kubah mesjid) Sumber: www.ummah.com

( Gbr. II.14. ornamen bangunan) Sumber: www.ummah.com Khat kufi hias mencapai puncak kegemilangannya pada pada abad kesebelas di bawah sultan-sultan Seljuk, yang berkuasa sejak berakhirnya zaman dinasti Abbasiyah. Malahan pada zaman kerajaan Abbasiyah sendiri khat kufi digunakan sebagai hiasan pada pelbagai bangunan masjid, gedung pemerintahan, kubah atau menara azan dan ditulis dalam bentuk ukiran timbul.

Gaya khat kufi memiliki beberapa variasi bentuk: a. Kufi awal.

Kufi ini digunakan pada salinan awal Al-Qur’an, garis horizontal tulisan kufi ini sering diperpanjang unutk menghasilkan tulisan pendek, gemuk dan kompak. khat kufi awal mempunyai huruf yang

bersegi-( Gbr. II.15. gaya kufi Awal) Sumber : http://www.sakkal.com


(16)

11

segi dan mempunyai sapuan lembut ke atas dan ke bawah. Sapuan vertikalnya mempunyai ujung yang dilebarkan dan berakhir dengan lekuk yang serong.

b. Kufi Timur atau Bengkok.

Kufi ini merupakan pengembangan dari kufi awal, dimana garis vertikal diperpanjang dalam gaya baru yang dikembangkan oleh

penduduk Persia. Bentuk ini lazim dikenal sebagai “kufiTimur”, karena contoh-contohnya sangat umum dalam salinan Al-Qur’an yang dibuat

di Timur. Juga disebut “kufi bengkok”, karena condong kesebelah kiri coretan vertical pendeknya.Hiasan huruf-hurufnya sering ditempatkan di bawah baris tulisan. Keseluruhannya, tulisan ini jauh lebih halus ketimbang bentuk kufi lain di masa itu.

c. Kufi Bunga.

( Gbr. II.17. gaya kufi Bunga) Sumber : http://www.sakkal.com

( Gbr. II.16. gaya kufi Bengkok) Sumber : http://www.sakkal.com


(17)

12

Selain variasi gaya tulisan kufi yang diperpanjang secara vertikal dan horizontal, ahli-ahli muslim mengembangkan varian baru bentuk yang pada dasarnya bundar. Tiap ragam tulisan kufi yang paling terkenal merupakan hasil dari perpanjangan huruf-hurufnya sendiri menjadi berbagai motif non kaligrafis. Salah satu diantara gaya-gaya ini, dimana vertikal tulisan diperpanjang menjadi bentuk

daun dan bunga, hingga dikenal dengan nama “kufibunga”.

d. Kufi Berjalin.

Kufi ini sama halnya dengan kufi bunga dimana garis vertical diperpanjang menjadi jalinan yang saling terhubung dengan huruf lainnya, sehingga menghasilkan suatu jalinan yang dekoratif., unik dan sangat menarik. Gaya ini banyak dipakai untuk dekorasi hiasan dinding rumah dan masjid.

e. Kufi Kotak.

Gaya ini merupakan gaya kufi yang lebih menyederhanakan bentuk kufi itu sendiri menjadi berbentuk kotak-kotak geometris, sangat kaku. Tetapi dengan jalinan satu huruf dengan huruf yang lain sehingga menjadi suatu harmoni yang baik dan enak dilihat.

( Gbr. II.18. gaya kufi Berjalin) Sumber : http://www.sakkal.com


(18)

13

Bentuk dan karakter masing-masing huruf lebih cenderung menampakkan sebuah ornamen (hiasan), atau timbulnya sifat keterkaitan antara huruf satu dengan yang lain, yang membentu hiasan.

( Gbr. II.20. ragam gaya kufi) Sumber : http://www.sakkal.com

( Gbr. II.19. gaya kufi kotak) Sumber : http://www.sakkal.com

Kufi awal

Kufi timur/bengkok

Kufi bunga

Kufi berjalin


(19)

14

Cara penulisan dan penggunan khat ini tetap dikembalikan pada asal-muasal tiap-tiap huruf, seperti dibawah ini:

1.alif, 2.Ba’, 3.Ha’, 4.kho', 5.dal, 6. Ro’, 7.sin, 8.shod, 9. Tho’, 10. ‘ain, 11. Fa’, 12.fa’, 13.wa’,

14.wa’, 15.kaf, 16.kaf, 17.kaf, 18-23.Ya’, 24.kha’, 25-26.sin, 27.shod, 28.tho, 29.Ha’, 30.wa’,

31.Lam alif, 32.Ya, 33.Ya’, 34.Lam alif.

1 2 3 5 6 17 7 16

15 14 13 12 11 10 9 8 8

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 4


(20)

15

2.3. Tinjauan tentang Tipografi

Tipografi dalam bahasa Inggris Typography (berasal dari kata bahasa Greek typos = bentuk dan graphein = menulis) adalah teknik dan seni

( Gbr. II.21. penulisan khat kufi)


(21)

16

mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, jarak aksara, dan pengaturan teks dalam bentuk yang mudah dibaca dan menarik dipandang (www.tipsdesain.com).

Secara modern, tipografi berkaitan dengan penataan huruf pada media elektronik, baik dari segi tampilan maupun outputnya ke berbagai media cetak. Sedangkan secara tradisional, tipografi berkaitan dengan penataan huruf melalui media manual berupa lempeng baja yang timbul atau karet (stempel) yang timbul yang berkenaan dengan tinta dan akan dituangkan ke permukaan kertas.

Tipografi memegang peranan penting dalam segala hal yang berkenaan dengan penyampaian bahasa non verbal (menggunakan tulisan) dalam segala bentuk publikasi, karena harus diketahui berapa ukuran tulisan yang akan digunakan, efek dan bentuk yang akan ditampilkan sehingga muatan emosi dan sifat dari pesan yang muncul sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin disampaikan kepada publik.

2.3.1. Prinsip Tipografi

Ada empat prinsip yang penting dalam tipografi; a. Legibility.

Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah, atau kejelasan relevansi dengan kecepatan/waktu dalam mengenali atau membaca bentuk/ susunan huruf pada setiap media (Danton Sihombing, 2001: 58). Kualitas pada huruf membuat huruf tersebut dapat dibaca Hal ini bisa ditentukan oleh:

- Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.

- Penggunaan warna.

- Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari.


(22)

17

b. Readibility.

Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca (www.wikipedia.com). Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf lain sehingga terbaca, yang dipengaruhi oleh:

- Jenis huruf

- Ukuran huruf, x-height, lebar garis (stroke)

- Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya

- Kontras warna terhadap latar belakang c. Visibility

Kemampuan suatu huruf, kata, kalimat dalam suatu karya komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak tertentu.

d. Clarity

Kemampuan huruf-huruf dalam karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.

2.3.2. Fungsi Tipografi

Menurut Rama Kertamukti, huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memiliki nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam ilmu tipografi. Oleh karena itu, para ahli mengelompokkan jenis-jenis desain huruf sesuai ciri masing-masing bagian tersebut.(www.ramakertamukti.wordpress.com)

Ada beberapa fungsi tipografi: Huruf sebagai figur informatif :

- Segi Ketampakkan (Legibility)

- Keterbacaan (readibility), dan

- Aspek-aspek ergonomic lainnya Huruf sebagai figur identitas :

Huruf merupakan elemen simbolisasi yang banyak digunakan dalam kegiatan desain grafis, karena dianggap sebagai medium yang


(23)

18

paling efektif dalam menyampaikan informasi dan identitas dari

sesuatu “entitas”.

Huruf sebagai simbol.

Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai simbol (pemberi Tanda) adalah memiliki bentuk khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya.

Huruf sebagai gambar (Image).

Huruf ini cenderung mengesankan gambar, tanpa menghilangkan makna bahwa yang ditunjukkannya adalah sesungguhnya huruf yang bermakna.

Berdasarkan fungsinya huruf dibagi menjadi dua jenis:

1. Display type : untuk judul (Headline), supaya menarik perhatian ukuran 14 pt ke atas

2. Body Type : untuk teks (text), badan teks (body text/copy) ukuran 8 hingga 12 pt.

2.4. Tinjauan Tentang Huruf

Huruf dalam bahasa inggris font (asal kata dari fount, dari typefoundry) adalah serangkaian glyphs yang mempresentasikan karakter-karakter dari serangkaian karakter-karakter tertentu didalam typeface tertentu.

Huruf adalah bentuk visual yang dibunyikan sebagai kebutuhan komunikasi verbal. Huruf adalah salah satu elemen terpenting dalam desain grafis karena huruf merupakan sebuah bentuk yang universal untuk mengantarkan bentuk visual menjadi sebuah bentuk bahasa (www.wikipedia.com)

Huruf lebih dari sekadar lambang bunyi. Huruf menyampaikan makna ganda. Selain dibaca, huruf juga dilihat. Orang menggali makna dari apa yang ia baca dan juga dari apa yang ia lihat pada rupa huruf.

Huruf itu selalu dibaca ganda, disadari atau tidak oleh pembacanya. Sementara huruf berfungsi mengantar makna melalui kata/kalimat, ia sekaligus mengantar makna melalui bentuk visualnya. Kata yang sama bila


(24)

19

ditampilkan dengan visual yang berbeda akan melahirkan nuansa makna yang berbeda pula. Huruf tidak netral, setiap huruf punya karakter yang diekspresikan melalui rupa huruf. Makna kata/kalimat dibalut tampilan huruf memberi pengaruh psikologis pada pembaca.

Hadirnya beragam jenis personal komputer dan perangkat lunak yang semakin canggih, serta ditambah dengan meningkatnya apresiasi dari para perancang grafis dan masyarakat umum, merupakan penyebab terjadinya lonjakan kebutuhan terhadap huruf digital.

Sejak akhir tahun delapan-puluhan, para perancang huruf (type designers) di berbagai negara seperti di Amerika, Jerman, Rusia, Swiss, dan Jepang, telah menggunakan teknologi komputer sebagai perangkat kerja utama mereka. Kontribusi perancangan huruf digital bukan hanya berasal dari perorangan saja, karena saat ini banyak sekali ditemukan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis perancangan serta produksi huruf digital (Type Foundry) seperti Emigre. Font Bureau, T-26 dan Agfa yang beroperasi di Amerika, serta Linotype-Hell AG, di Jerman.

2.5. Modullar Type

Suatu teknik dalam merancang suatu huruf baru dengan menggunakan modul dari suatu bentuk tertentu sebagai bahan untuk menyusun, merakit, menciptakan huruf baru, tanpa merubah keaslian bentuk yang sudah ada.

Pemilihan modul itu diambil dari kekhasan, keunikan dari struktur bentuk yang dijadikan sebagai modul untuk merancang suatu huruf baru. Hal ini bertujuan untuk menjaga karakteristik dari suatu bentuk yang dijadikan modul agar tercipta suatu huruf baru dengan karakteristik khas dari bentuk yang dijadikan sebagai modul tersebut. Beberapa contoh dari modullar type sebagai berikut:


(25)

20

( Gbr. II.23. Modullar type Skeleton karya Andy Mangold) Sumber : http://www.andymangold.com/modular-type-skeleton/

( Gbr. II.22. Modullar type karya Fregio Mecano) Sumber : http://modulartype.tumblr.com/


(26)

21

Proses pembuatan huruf dengan menggunakan teknik modullar type memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya:

Kelebihan Kelemahan

- Ciri khas bentuk aslinya terjaga

- Huruf lebih dekoratif

- Proses pengerjaan lebih cepat

- Kualitas bentuk huruf lebih original

- Banyak menemukan alternatif bentuk huruf

- Penggunaan huruf untuk headline dan sub-headline.

- Menggunakan modul bentuk apa adanya

- Bentuk modul terbatas

- Kebutuhan stroke tidak terpenuhi

- Merubah susunan bentuk huruf yang baku

- Tingkat readibility lemah

- Penggunaan huruf tidak cocok untuk body teks.

Sedangkan pembuatan huruf menggunakan teknik stroke memilki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

Kelebihan Kelemahan

- Bentuk huruf baku tetap terjaga

- Mengedepankan tingkat readability dan legibility

- Semua kebutuhan stroke terpenuhi

- Penyusunan bentuk huruf lebih mudah

- Penggunaan huruf ditentukan tergantung tingkat readability hurufnya.

- Terjadi penurunan kualitas keaslian bentuk

- Adanya distorsi originalitas bentuk asli, karena lebih mengedepankan kebutuhan akan stroke

- Proses pengerjaan lebih lama

- Alternatif bentuk huruf sedikit

- Jenis huruf ditentukan kualitas bentuk huruf.

( Tabel II.2. kelebihan dan kelemahan Teknik Stroke) ( Tabel II.1. kelebihan dan kelemahan Teknik Modullar type)


(27)

22

2.6. Klasifikasi Huruf

Berdasarkan bentuknya, para pakar tipografi umumnya membagi jenis huruf ke dalam empat kelompok besar: serif, sans serif, script dan dekoratif.

2.6.1. Serif

Serif, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Persis mendekati ujung kaki-kaki hurufnya, baik di bagian atas maupun bawah, terdapat pelebaran yang menyerupai penopang atau tangkai. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Menurut sejarah, asal-usul bentuk huruf ini adalah mengikuti bentuk pilar-pilar bangunan di Yunani Kuno.

Kegunaan tangkai serif pada ukuran teks kecil, seperti seukuran tulisan teks di surat kabar atau buku, umumnya tangkai pada kaki-kaki font serif membantu agar tulisan mudah dibaca, tangkai font serif membantu membentuk garis tak tampak yang memandu kita mengikuti sebuah baris teks. Karena itulah banyak buku-buku di-layout dengan serif.

2.6.2. Sans Serif

Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.

Pada kondisi-kondisi berikut ini:

huruf amat kecil (seperti tulisan bahan-bahan di label makanan)

huruf amat besar (seperti di plang-plang merek) yang harus dilihat dari jauh

( Gbr. II.24. Huruf Serif)


(28)

23

di layar monitor

Huruf sans serif kadang lebih mudah dibaca, karena justru kaki-kaki font serif memperumit bentuk huruf sehingga sedikit lebih lama dibaca. Jika huruf kecil sekali atau pada resolusi rendah seperti di layar monitor, kaki serif bisa tampak bertindihan dan menghalangi pandangan.

2.6.3. Script

Huruf sambung atau script bisa juga Anda sebut “huruf tulis

tangan” (handwriting) karena menyerupai tulisan tangan orang. Atau

bisa juga disebut “huruf undangan” karena hampir selalu hadir di kartu -kartu undangan karena dipandang indah dan anggun. Ada berbagai macam huruf script dan handwriting, mulai dari yang kuno hingga

modern, dari yang agak lurus hingga miring dan amat “melingkar

-lingkar”. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

2.6.4. Miscellaneous/Decorative

Huruf dekoratif merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Umumnya jenis-jenis huruf skrip dan dekoratif digunakan untuk hiasan atau dekorasi, bukan untuk teks maupun headline teks. Karena derajat kompleksitasnya lebih tinggi, maka tidak cocok untuk teks karena akan menyulitkan pembacaan.

( Gbr. II.26. Huruf Script)

French Script MT

Brush Script

Edward Script

( Gbr. II.25. Huruf Sans Serif)


(29)

24

2.7. Anatomi Huruf

Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila kita telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah kita dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.

Berikut adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf.Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai character. Seluruh character secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil secara optis rata dengan x-height. Setiap character apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal. Pada dasarnya setiap huruf terdiri dari kombinasi berbagai guratan garis (strokes) yang terbagi menjadi dua, yaitu guratan garis dasar (basic stroke) dan guratan garis sekunder (secondary stroke).

1. Capline : garis maya lurus bagian teratas huruf besar 2. Meanline : garis lurus bagian teratas huruf kecil

3. Baseline : garis maya lurus bagian terbawah huruf ( Gbr. II.28. Anatomi Huruf)

Sumber: Tipografi dalam Desain grafis ( Gbr. II.27. Huruf Dekoratif)


(30)

25

4. Descender : bagian huruf kecil yang berada di bawah baseline

5. Ascender : bagian huruf kecil yang berada diantara meanling dan capline

6. X-Height : jarak baseline ke meanline

Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

- Kelompok garis tegak-datar; EFHIL

- Kelompok garis tegak-miring; AKMNVZXYW

- Kelompok garis tegak-lengkung; BDGJPRU

- Kelompok garis lengkung; COQS

( Gbr. II.30. Geometri Huruf) Sumber: Tipografi dalam Desain grafis

( Gbr. II.29. Anatomi Huruf) Sumber: Tipografi dalam Desain grafis


(31)

26

Apabila ditinjau dari sudut negatif, maka garis dasar yang mendominasi struktur huruf dalam alfabet dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

- Ruang negatif bersudut lengkung; BCDGOPQRSU

- Ruang negatif bersudut persegi-empat, EFHILT

- Ruang negatif bersudut persegi-tiga, AKMNVWXYZ

Perhitungan tinggi fisik huruf memiliki azas optikal-matematis, dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa huruf dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda-beda, namun secara optis keseluruhan huruf tersebut terlihat sama tinggi. Huruf yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga lancip pada bagian teratas atau terbawah dari badan huruf akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan huruf yang memiliki bentuk datar. Apabila beberapa huruf tersebut dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.

Perbandingan huruf besar:

Sistem Pengukuran Huruf Dalam Tipografi: Meliputi;

1. Tinggi huruf

( Gbr. II.32. Perbandingan Huruf) Sumber: Tipografi dalam Desain grafis

( Gbr. II.31. Anatomi Huruf) Sumber: Tipografi dalam Desain grafis


(32)

27

2. Panjang baris huruf

3. Jarak antar huruf (kerning) 4. Jarak antar baris (leading) Unit ukur tipografi;

1. Point : tinggi huruf 2. Pica : panjang huruf 3. Unit : jarak antar huruf 1 pica : 12 pt

1 inch : 8 pica (1 inch = 2,359 cm) 1 inch : 72 pt

Jarak antar huruf (kerning) Tidak boleh terlalu dekat/terlalu jauh

Jarak antar baris (leading)

Tidak boleh terlalu dekat karena mengakibatkan baris yang sama terbaca 2 kali, tidak boleh terlalu jauh karena mengakibatkan pembaca kehilangan starting point.

( Gbr. II.34. Jarak antar baris) Sumber: Tipografi dalam Desain grafis ( Gbr. II.33. Jarak antar huru)


(33)

1

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan

Perancangan tipografi dengan mengadaptasi khat kufi dalam seni kaligrafi ini mencakup beberapa tahapan sehingga terciptanya suatu rancangan tipografi yang baik secara visual, pesan, dan tujuannya dengan merujuk pada metode kajian ilmu tipografi yang baik, sehingga faktor Legibility dan readability terpenuhi dalam perancanagan tipografi ini.

Strategi perancangan yang dilakukan merupakan salah satu upaya untuk mempermudah dalam bereksplorasi dan bereksperimen dalam perancangan huruf ini. Tahapan-tahapan perancangan huruf sebagai berikut:

3.1.1 Strategi Komunikasi

Penggunaan khat kufi pada awalnya digunakan sebagai khat untuk menyalin kitab suci Al-Qur’an. Seiring perkembangannya khat kufi juga digunakan sebagai hiasan dekorasi mesjid, bangunan, kubah, mata uang dirham dan hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan lainnya.

Khat kufi ini memiliki keunikan-keunikan yang sangat khas bentuknya yang geometris, bersiku-siku, kaku, sapuan vertikal dan horizontalnya sangat khas. Keunikan dari khat kufi inilah yang menjadi dasar pengadaptasian dalam perancangan tipografi kontemporer.

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Perancangan tipografi kontemporer dengan mengadaptasi khat kufi dalam seni kaligrafi ini bertujuan untuk menciptakan huruf baru dengan berkarakter khat kufi ke dalam proses digitalisasi pada aplikasi komputer untuk dapat digunakan dan diapresiasi oleh orang lain.


(34)

2

3.1.3. Segmentasi

Khatkufi merupakan salah satu jenis khat yang tertua yang ada dari delapan khat yang berkembang di Indonesia. Fungsi utama dari khat sebagai khat yang digunakan untuk menyalin kitab suci Al-Qur’an dan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan keagamaan seperti; sebagai ornamen bangunan mesjid, kubah, mata uang dirham, dan lain-lain.

Kemungkinan karakter yang dihasilkan dari tipografi khatkufi ini akan memiliki karakter yang bersifat seperti halnya khat kufi; formal, dekoratif, kokoh, kuat, dan lain-lain. Maka segmentasi penggunaan tipografi yang mengadaptasikan khat kufi ini akan lebih spesifik dan hanya digunakan pada hal-hal tertentu, dianalisis sebagai berikut:

a. Demografis

Dilihat secara fungsi dan penggunaan khat kufi maka kemungkinan tipografi khat kufi ini akan lebih baik digunakan sebagai display type, Secara demografis uraiannya sebagai berikut:

- Digunakan untuk hal-hal yang bersifat formal, atau yang bernuansa keagamaan.

- Target sasarannya yaitu umur 17 tahun keatas

- Pekerjaan yang menggunakan tipografi ini yaitu seperti; guru madrasah/sekolah agama, mahasiswa, yayasan-yayasan Islam, pengurus Dewan Keluarga Mesjid (DKM), partai politik yang bernuansa Islam, desainer, pekerja pemerintahan (PNS), dan lain-lain.

- Secara fisik digunakan oleh semua gender baik laki-laki ataupun perempuan.

- Status sosial penggunanya lebih menyeluruh dari masyarakat bawah hingga atas.


(35)

3

b. Geografis

Secara geografis, jika melihat uraian diatas tipografi khat kufi ini lebih bersifat keagamaan maka penggunaan tipografi ini bisa lebih meluas tidak hanya menunjuk satu daerah tertentu, baik di daerah perkotaan atau pun daerah pedesaan bisa menggunakannya. Institusi, sekolah, mesjid, lembaga dan lain-lain yang berhubungan dengan keagamaan ada dimana-mana, bisa di kota ataupun di desa.

c. Psikologis

Secara psokologis, pengguna tipografi ini lebih banyak orang yang bersifat religius, formal, sopan-santun yang baik, senang beribadah, tutur kata baik, jujur, percaya, amanah, dermawan, rendah hati (low profile), jauh dari sifat-siaft buruk, dan lain-lain.

3.1.4. Pesan Utama

Tema dasar dari perancangan tipografi ini adalah “menyatukan seni kaligrafi Islam dengan seni tipografi menjadi suatu bentuk

tipografi kontemporer yang unik”. Huruf alphabet dengan berkarakter

khat kufi yang unik, kaku, kotak, geometris, garis-garisnya bersifat horizontal dan vertical dengan memperhatikan tingkat keterbacaan dan kejelasan.

3.1.5. Materi Pesan

Pesan dari tipografi akan sangat penting nilai dan maknanya, agar dapat diasosiasikan dalam sebuah visual khat kufi seni kaligrafi. Terlahir dari kultur masyarakat Arab yang secara demografis dan psikologis ada hubungan erat dengan masyarakat di Indonesia yang notabene penganut agama Islam yang kuat.


(36)

4

Perancangan tipografi dengan mengadaptasi khat kufi ini dapat menciptakan ketertarikan dari audien karena adanya medium baru dalam pengembangan khat kufi dalam bentuk huruf latin (Romawi).

3.2. Strategi Kreatif

Proses strategi kreatif perancangan tipografi dengan mengadaptasi khat kufi terbagi kedalam beberapa tahapan:

3.2.1. Pendekatan Visual

Gaya kufi memiliki ciri khas tersendiri, yaitu berkarakter kotak, kaku, unik, geometris, garis-garisnya bersifat horizontal dan vertikal. Karakter khas ini terkesan kokoh, sederhana, dan minimalis. Karakter-karakter kufi memiliki kesamaan dengan karakter huruf alphabet (latin) yang geometris, memungkinkan khat kufi diadaptasikan dalam merancang suatu jenis huruf baru yang unik dan menarik.

3.2.2. Pemilihan Modul Huruf

Pemilihan modul itu diambil dari kekhasan, keunikan dari struktur bentuk huruf kufi. Hal ini bertujuan untuk menjaga karakteristik dari huruf kufi yang dijadikan modul agar tercipta suatu huruf baru dengan karakteristik khas dari bentuk huruf kufi.


(37)

5

Setelah dipilih berbagai macam keunikan bentuk huruf kufi mulai dari alif sampai ya, maka dihasilkan beberapa modul kufi yang akan dijadikan sebagai bahan untuk menyusun, merakit, menciptakan huruf baru. Adapun hasil pemilihan modul kufi itu sebagai berikut:


(38)

6

1.2.3. Grid Sistem

Grid sistem merupakan acuan visual dalam perancangan huruf ini demi tercapainya visual yang dihasilkan memiliki kesatuan karakter visual. Grid sistem pada rancangan huruf ini memiliki dua titik koordinat X dan Y (horizontal-vertikal). Grid sistem ini berfungsi sebagai perangkat bantu dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen modul huruf kufi. Adapun grid system pada modul huruf kufi sebagai berikut:

( Gbr. III.3. Grid sistem)


(39)

7

3.3. Sistem Huruf

3.3.1. Analisa Bentuk Huruf

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf

„m’ dengan „p’ atau „C’ dengan „Q’. Untuk mengenal atau „membaca’

sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negative yang disebut dengan ground (Danton Sihombing, 2001: 12). Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

3.3.2. Anatomi Huruf

Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam perancangan tipografi kufi ini secara optis rata dengan baseline. Tinggi dari badan huruf kecil tidak semua rata dengan x-height, tergantung dari modul yang digunakan dalam merangkai suatu huruf ini, huruf kecil lebih mengedepankan hal mengenai ilusi mata, secara optis semua huruf kecil rata dengan ilusi mata. Seperti pada gambar dibawah ini:


(40)

8

Setiap karakter huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup khas kufi berbentuk runcing yang disebut terminal. Tampak pada gambar dibawah ini:

3.3.3. Penggunaan Modullar Type

Setiap modul kufi yang ada dapat dirangkai, disusun menjadi suatu huruf dengan mengacu pada grid sistem. Modul kufi terdiri dari beberapa bentukan modul seperti Horizontal, vertikal, cross tajam, cross melengkung, setengah lingkaran, ¼ lingkaran, lengkungan descender, dan lain-lain. Terlihat seperti gambar dibawah ini:

( Gbr. III.6. Terminal) ( Gbr. III.5. Anatomi huruf)


(41)

9

3.3.4. Jarak antar Huruf (Kerning)

Tipografi ini secara keseluruhan tidak menggunakan jarak antar huruf (kerning) sehingga dihasilkan rangkaian huruf yang bersambung satu sama lain seperti halnya penggunaan kaligrafi khat kufi yang bersambung. Ada beberapa huruf yang memakai jarak antar huruf seperti; B, C, D, I, J, O, P, Q, 3, 6, 7, 8, 9, dan 0 dan jarak huruf yang dibuat pengecualian dengan menjorok ke dalam seperti; T bila dipasangkan dengan huruf lain. Tampak gambar dibawah ini:


(42)

10

3.3.5. Jarak antar Kata (Tracking)

Jarak antar kata pada tipografi kufi ini memiliki satuan yang disebut sebagai em. Apabila huruf dengan ukuran 12 pt maka em-quad-nya berukuran 12 pt. Berikut adalah contoh penggunaan pengukuran dengan satuan em;

( Gbr. III.10. Kerning Pairs) ( Gbr. III.9. Kerning) ( Gbr. III.8. tanpa Kerning)


(43)

11

3.3.6. Jarak antar Baris (leading)

Pengukuran jarak antar baris (leading) pada tipografi kufi ini dihitung dengan menggunakan satuan point. Ukuran 18 pt memiliki ukuran leading sebesar 1 pt. terlihat pada contoh dibawah:

3.3.7. Legibility

Tingkat kemudahan untuk dibaca yang sering disebut dengan legibility pada tipografi kufi ini cukup baik. Tingkat keterbacaannya paling kecil pada ukuran 12 pt, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai body teks, namun karena bentuk hurufnya yang terkesan tajam dan dekoratif maka akan lebih baik penggunaan huruf ini untuk Headline atau sub-headline. Tingkat keterbacaan ini akan terlihat seperti dibawah ini:

( Gbr. III.12. Jarak antar baris) ( Gbr. III.11. Jarak antar kata)


(44)

12

3.4. STRATEGI MEDIA

Strategi media sebagai sarana untuk penyampaian pesan terhadap audien. Hal ini berkaitan erat dengan kepentingan pengaplikasian karya grafis terhadap pendekatan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan terhadap audiennya.


(45)

13

3.4.1. PERTIMBANGAN MEDIA

Faktor-faktor yang penting dalam pertimbangan media perancangan tipografi khat kufi ini adalah faktor kemudahan dalam pengaplikasiannya, kemudahan untuk mendapatkannya, dan mudah dipahami oleh audien.

3.4.2. PEMILIHAN MEDIA

Penerapan proses digitalisasi huruf terhadap aplikasi komputer sebagai media utama, yaitu huruf digitalyang biasa digunakan pada pengetikan computer format file TTF (True Type Font). Sarana ini memberikan kemudahan terhadap audien dan selalu digunakan setiap saat.

Penerapan terhadap media seperti; logo type, majalah, bulletin, company profile, dan lain-lain.


(46)

1

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1. PROSES SKETSA

Pada tahap awal proses sketsa dilakukan untuk lebih memudahkan dalam berfikir, menuangkan ide gagasan berbagai bentuk huruf yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai modul dalam menyusun, membangun huruf. Proses sketsa ini dilakukan pada media buku millimeter block, dimana block-block yang ada digunakan sebagai grid untuk memudahkan dalam proses menggambar huruf.

Proses sketsa ini tidak hanya dibuat sekadarnya saja tetapi proses pengerjaannya sampai tuntas semua karakter huruf disketsa, dimulai dari karakter huruf kapital, huruf kecil, angka hingga tanda baca.


(47)

2

4.2. PROSES DIGITAL

Proses digitalisasi pada komputer dilakukan setelah menyelesaikan tahapan pada proses sketsa. Dua program yang digunakan dalam mendigitalisasikan tipografi kufi ini yaitu; Program Corel Draw X3, dan Font Creator 5.5. Adapun tahapan proses keduanya sebagai berikut:

4.2.1. PROSES APLIKASI PROGRAM COREL DRAW X3

Program Corel Draw X3 digunakan untuk membuat gambar huruf yang kerjakan pada tahapan sketsa menjadi gambar huruf digital. Corel draw X3 ini sering dipakai untuk menggambar bentuk apapun yang diinginkan oleh penggunanya, termasuk menggambar huruf yang sedang dalam proses pengerjaan ini.

Pada proses corel draw ini biasanya sketsa di scan terlebih dahulu kemudian dijiplak atau tracing corel draw X3, tetapi untuk pengerjaan tipografi ini tidak mengalami proses scaning terlebih


(48)

3

dahulu melainkan langsung menggambar di corel draw X3 dengan bantuan grid view ukuran 1 x 1 mm/blok. Menggambar dicorel draw X3 sama halnya dengan proses sketsa pada millimeter block, yang membedakan adalah media yang digunakannya saja.

Pertama menggambar bentuk modul kufi dengan Bezier tool, kemudian susun satu persatu semua karakter huruf, angka dan tanda baca. Tampilan yang dihasilkan pada program corel draw x3 seperti berikut:


(49)

4

( Gbr. IV.5. Proses digital corel draw X3) ( Gbr. IV.4. Proses digital corel draw X3)


(50)

5

Demikan juga untuk jenis huruf bold, proses pengerjaannya sama dengan proses pengerjaan regular. Setelah semua karakter huruf, angka, dan tanda baca selesai dibuat, kemudian setiap karakter di eksport kedalam file jpeg satu persatu sehingga diperoleh 76 karakter huruf regular dan 76 karakter huruf bold dalam format jpeg.

4.2.2. PROSES APLIKASI PROGRAM FONT CREATOR 5.5

Program font creator versi 5.5 adalah salah satu program software untuk membuat huruf khusus untuk PC. Software ini mempunyai Trace Tool untuk memvectorkan dari hasil scanner sehingga bisa menciptakan font handwriting sendiri.

Proses aplikasi program font creator 5.5 diawali dengan

membuka file baru dengan nama font sendiri yaitu “alphakufi regular” untuk regular dan “alphakufi bold” untuk bold.


(51)

6

File jpeg setiap karakter huruf hasil eksport dari corel draw x3 kemudian di import image ke font creator 5.5, cheklis none dan trace, lalu klik generate.

( Gbr. IV.8. Proses digital font creator 5.5) ( Gbr. IV.7. Proses digital font creator 5.5)


(52)

7

Proses itu dilakukan hingga semua karakter huruf dari mulai huruf kapital, huruf kecil, angka, dan tanda baca di import kemudian ditrace otomatis oleh program font creator 5.5. Hasilnya akan terlihat seperti berikut:

Setelah semua karakter huruf selesai di import dan ditrace otomatis, selanjutnya tinggal mengatur tata letak setiap huruf, dan mengatur jarak antar huruf atau kerning. Hasil huruf yang telah ditrace penempatannya masih belum baik maka harus diatur tata letaknya agar posisi baseline setiap huruf lurus.

Jarak antar hurufnya pun masih belum baik, ada macam tiga kerning yang harus diatur dalam penempatan huruf kufi ini, yaitu; huruf yang menyambung dengan huruf lain berarti tanpa kerning, lalu huruf yang menggunakan kerning, dan huruf pengecualian yang menggunakan kerning pairs, posisi kerning menjorok kedalam seperti huruf T vertemu dengan huruf a, c, d, dan lain-lain.


(53)

8

( Gbr. IV.11. Proses digital font creator 5.5) ( Gbr. IV.10. Proses digital font creator 5.5)


(54)

9

Setelah semua karakter huruf diatur tata letak dan jarak antar hurufnya selesai save file tersebut dengan nama “alpha kufi regular”

dan “alpha kufi bold. Font creator akan secara otomatis menyimpan

file tersebut dengan format TTF (True Type Font).

Huruf alpha kufi.ttf tersebut siap untuk diinstall pada windows sehingga dapat digunakan pada program aplikasi komputer seperti; microsoft word, corel draw x3, dan lain-lain.


(55)

10

4.3. TAMPILAN KARAKTER HURUF

Tampilan karakter huruf Alphakufi Regular:

Tampilan karakter huruf Alphakufi Bold:

( Gbr. IV.14. Tampilan huruf alphakufi bold) ( Gbr. IV.13. Tampilan huruf alphakufi regular)


(56)

11

4.4. FILOSOFI PENAMAAN HURUF

Nama huruf “alpha kufi” diambil dari dua kata “Apha” yang berarti alphabet dan “kufi” yang berarti kaligrafi khat kufi sebagai pengadaptasian huruf itu sendiri, berarti alpha kufi adalah huruf alphabet yang berkarakter khat kufi atau dengan kata lain alpha kufi adalah huruf yang dihasilkan gabungan antara tipografi dan kaligrafi khat kufi.

“Alpha” juga merupakan huruf “A” yang berarti inisial dari nama penyusun yaitu “Agung”. Jadi bisa disimpulkan bahwa “alpha kufi” adalah

huruf alphabet yang dibuat oleh Agung dengan mengadaptasi dari seni kaligrafi Islam jenis khat kufi.


(57)

12

4.5. TEKNIS PRODUKSI MEDIA APLIKASI

4.5.1. Aplikasi pada Cover Majalah

Ukuran : 210X 29,7 cm Teknis : Cetak


(58)

13

4.5.2. Aplikasi pada Logo Type


(59)

14

4.5.3. Aplikasi pada Buletin

Ukuran : 21 X 29,7 cm Teknis : Cetak


(60)

15

4.5.4. Aplikasi pada T-Shirt

Ukuran : All size Teknis : Sablon


(61)

16

4.5.5. Aplikasi pada Stempel

Ukuran : bulat diameter 5 cm Persegi 7,5 X 2,3 cm Teknis : di ukir pada bahan karet


(62)

17

4.5.6. Aplikasi pada Nota / Bon

Ukuran : 20 x 15 cm Teknis : Cetak


(63)

18

4.5.7. Aplikasi pada Poster

Poster 1

Ukuran : A3, 29,7 x 42 cm Teknis : Cetak / Digital Printing


(64)

19

Poster 2

Ukuran : A3, 29,7 x 42 cm Teknis : Cetak / Digital Printing


(65)

20

Poster 3

Ukuran : A3, 42 x 29,7 cm Teknis : Cetak / Digital Printing


(66)

21

DAFTAR PUSTAKA

Al-Faruqi, R. Isma’il. (1995) Atlas Budaya Islam. Bandung: Mizan. Anwar, C. H. R. (1999). Seni Kaligrafi. Jombang: Lintas Media.

Sihombing, Danton. (2003) Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.

Sirojuddin, D. (2006). Asah Asuh Huruf Kaligrafi Islam. Jakarta: Darul Ulum Press.

---, (2007). Koleksi Karya Master Kaligrafi Islam. Jakarta: Darul Ulum Press.

Syaifulloh, A. M. (1999). Dasar-dasar Pokok Seni Kaligrafi. Jombang: Lintas Media.

Mangold, Andy. 2009 (5 November). Modular Type Micro-Site. Tersedia di: http://modulartype.andymangold.com/ [27 April 2010]

Mecano, Fregio. 2009 (30 September) Modular Typography. Tersedia di http://modulartype.tumblr.com [27 April 2010]

Rahman, Abdul. 2009 (20 Oktober). Belajar Kaligrafi Islam. Tersedia di: http://bangrahman.blogspot.com/2009/10/belajar-kaligrafi-islam-belajar-bersama.html [18 Oktober 2009]

Safadi, H. Y. 2008 (14 Juli). Sejarah Seni Kaligrafi Islam. Tersedia di: http://w.w.w.noqtahislamkaligrafi.com/kaligrafi/sejarahdanperkembangan. html [18 Oktober 2009]

Samad, Irhash A. (1999) Seni Klaigrafi Islam. Tersedia di:

http://www.ummah.com.my/islamicportal/kaligrafi.htm[18 Oktober 2009]

Sijilmasi, Muhammad. (2008) The Splendour of Islamic Calligraphy. Tersedia di: http://www.sakkal.com [27 April 2010]

Yahya, sukor. 2008 (19 Desember). Kufi is a font. Tersedia di:


(67)

22


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN TIPOGRAFI ADAPTASI DARI SENI

KALIGRAFI ISLAM JENIS KHAT KUFI

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Agung Yuwanda NIM:

52107054

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(73)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN TIPOGRAFI ADAPTASI DARI SENI

KALIGRAFI ISLAM JENIS KHAT KUFI

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Agung Yuwanda NIM:

52107054

Program Studi Desain Grafis

Disahkan Oleh: Pembimbing

Dodi Nursaiman, S.Ds. 4127 32 06 018

Koordinator Tugas Akhir

Kankan K, S.Sn. 4127 32 06 010


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN TIPOGRAFI ADAPTASI DARI SENI

KALIGRAFI ISLAM JENIS KHAT KUFI

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Agung Yuwanda

NIM:

52107054

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN TIPOGRAFI ADAPTASI DARI SENI

KALIGRAFI ISLAM JENIS KHAT KUFI

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2009/2010

Oleh:

Agung Yuwanda

NIM:

52107054

Program Studi Desain Grafis

Disahkan Oleh: Pembimbing

Dodi Nursaiman, S.Ds. 4127 32 06 018

Koordinator Tugas Akhir

Kankan K, S.Sn. 4127 32 06 010