LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II redoks

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
“REDOKS DAN ELEKTROKIMIA”

Tanggal Praktikum: Selasa, 5 Mei 2015
Tanggal Laporan: Selasa, 26 Mei 2015

Disusun Oleh:
√Abdul Hakim

(1147040001)

Aida Rismawati

(1147040006)

Emay Maesaroh

(1147040024)

Hidayah


(1147040033)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
Tujuan Percobaan:
1. Mengidentifikasi sel volta.
2. Mengidentifikasi jembatan garam.
3. Mengidentifikasi sel volta dan jembatan garam menjadi baterai..
4. Dapat menjelaskan reaksi yang terjadi dalam suatu sel volta.
5. Dapat menentukan besar potensial sel dari suatu sel volta yang dirangkai.
6. Dapat menjelaskan reaksi yang terjadi dalam suatu sel elektrosis.
Teori Dasar:
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Elemen yang
digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang
dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani dan sel
elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda,

dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Sedangkan reaksi oksidasi
terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi:
1. Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh: baterai (sel kering) dan accu
2. Sel Elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh: penyepuhan, pemurnian logam
Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi energi
listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga pemindahan tidak terjadi
secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink, tembaga, dan magnesium merupakan
elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu katode (+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada
anode (-) tempat terjadinya oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan melalui
persamaan

:
E0Sel = E0Reduksi – E0Oksidasi
E0Sel = E0Katode – E0Anode
E0Sel = E0Besar – E0Kecil

Dalam sel volta, reaksi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel elektrolisis
merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk

melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi redoks yang
tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Contohnya adalah elektrolisis lelehan NaCl
dengan elektroda platina. Contoh lainnya adalah pada sel Daniell jika diterapkan beda potensial
listrik dari luar yang besarnya melebihi potensial sel Daniell.
Faktor yang mempengaruhi proses elektrolisis
1. Jenis elektroda yang digunakan
2. Kedudukan ion dalam siri elektrokimia
3. Kepekatan ion
Perbedaan Antara Sel Elektrolisis / Sel Kimia
Sel Elektrolisis dialirkan melalui elektrolit, ion-ion akan terurai dan bergerak ke masing-masing
anoda dan katoda. Penguraian elektrolit dilakukan oleh arus elektrik.
Anion bergerak menuju ke elektroda anoda manakala Kation bergerak menuju ke elektroda
katoda.
Sel Kimia Sel kimia ialah sel yang menghasilkan tenaga elektrik melalui tindakbalas
kimia. Sel kimia dibina daripada dua logam (elektrod) yang berlainan dicelupkan kedalam suatu
larutan masing- masing elektrolit. Elektroda Zn dicelupkan ke dalam larutan ZnSO 4, Elektroda
Cu dicelupkan ke dalam larutan CuSO4 dan dihubungkan oleh satu jembatan garam. Arus yang
terhasil ialah sebanyak 1.10A.
Hukum faraday pertama tentang elektrolisis menyatakan bahwa “jumlah

perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang
melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa:
“Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa
saja dalam suatu elektrolisis” (Petrucci, 1985).

Alat dan Bahan :
Nama Alat/Bahan

Ukuran/Satuan

Jumlah

Gelas kimia

100 mL

7 buah

Tabung reaksi


-

4 buah

Botol Semprot

-

1 buah

Air

-

600 mL

CuSO4

0,1 M


50 mL

ZnSO4

0,1 M

50 mL

Al2(SO4)3

0,1 M

50 mL

KI

0,5 M

100 mL


Amilum

-

8 tetes

Fenolftalein

-

8 tetes

NaCl

0,5 M

Secukupnya

Logam Cu


-

1 buah

Logam Zn

-

1 buah

Logam Al

-

1 buah

Batang karbon

-


2 buah

Tabung U

-

1 buah

Voltmeter

-

1 buah

baterai

-

2 buah


Prosedur Kerja
1. Sel volta
a. Masukkan 50 mL larutan CuSO4 0,1 M ke dalam gelas kimia 1 dan 50 mL larutan
ZnSO4 0,1 M ke dalam gelas kimia 2.
b. Celupkan lempeng logam tembaga ke dalam gelas kimia 1 dan lempeng logam Zn ke
dalam gelas kimia 2.
c. Hubungkan ke dua larutan tersebut dengan menggunakan jembatan garam.
d. Pasang voltmeter antara kedua lempeng logam tersebut.
e. Amati dan catat hasil pengukuran pada voltmeter. Bandingkan hasil pengukuran pada
voltmeter dengan hasil perhitungan.
f. Lakukan langkah kerja a sampai e untuk setiap pasangan kombinasi logam yang
memungkinkan.
2. Sel elektrolisis
a. Rangkailah set alat elektrolisis.
b. Isi wadah sampel dengan larutan KI 0,5 M sebanyak 50 mL.
c. Lakukan elektrolisis selama ± 3 menit. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
d. Pindahkan larutan dari ruang katoda dengan pipet tetes ke dalam dua tabung reaksi
yang berbeda.
e. Tambahkan 2 tetes fenolftalein pada tabung reaksi 1 dan 2 tetes amilum pada tabung
reaksi 2. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

f. Ulangi langkah d dan e untuk larutan di ruang anoda.
Hasil pengamatan
N

Objek Pengamatan

Ciri-ciri

CuSO4

Larutan, biru muda

Al2(SO4)3

Larutan, tak berwarna

Cu

padatan, kuning emas

Zn

padatan, abu-abu

o

1

Al

padatann, abu-abu

2

NaCl

Larutan, tak berwarna

3

KI

Larutan, tak berwarna

4

ZnSO4

Larutan, tak berwarna

5

Fenolftalein

Larutan, tak berwarna

Amilum

Larutan, tak berwarna

Sel volta
Larutan

lempeng

Tengangan (V)

CuSO4 + ZnSO4

Cu dan Zn

0,6

CuSO4 + Al2(SO4)3

Cu dan Al

0,25

Al2(SO4)3 + ZnSO4

Al dan Zn

0,1

Sel elektrolisis
Hasil

PP

Amilum

Anoda

Bergelembung

Merah muda

Hitam

Katoda

kuning

Tidak berubah

Tidak berubah

Perhitungan
1. Pembuatan 100 mL CuSO4 0,1 M
m 1000
M = Mr x V
m
1000
0,1 = 160 x 100
m = 1,16 gr
2. Pembuatan 100 mL ZnSO4 0,1 M
m 1000
M = Mr x V
m
1000
0,1 = 161 x 100

m = 1,61 gr
3. Pembuatan 100 mL Al2(SO4)3 0,1 M
m 1000
M = Mr x V
m
1000
0,1 = 343,15 x 100
m = 3,4315 gr
4. Pembuatan 100 mL KI 0,5 M
m 1000
M = Mr x V
m
1000
0,5 = 166 x 100
m = 8,3 gr
Persamaan reaksi
Sel volta
Pengujian pertama
Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Zn → Zn2+ + 2e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+

Zn| Zn2+|| Cu2+|Cu
E° = E°katoda – E°anoda
= 0,34 – (-0,76)
= 1,1 V
Pengujian kedua
Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Al → Al3+ + 3e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Al → Al3+ + Cu

Al|Al3+|| Cu2+|Cu
E° = E°katoda – E°anoda
= 0,34 – (-1,66)
=2V
Pengujian ketiga
Katoda

: Al3+ + 3e- → Al

Anoda

: Zn → Zn2+ + 3e-

Reaksi sel

: Al3+ + Zn → Zn2+ + Al

Al| Al3+|| Zn2+|Zn
E° = E°katoda – E°anoda
= -0,76 – (-1,66)
= 0,9 V
Sel elektrolisis
Anoda

: 2 I-

Katoda

: 2H2O + 2e
2 I- + 2H2O

I2 + 2 e
H2 + 2 OH –
I2 + H2 + 2 OH –

Pembahasan
Abdul hakim
Pada percobaan kali ini, membahas tentang redoks dan elektrokimia. Pada percobaan
pertama menguji sel volta. Sel volta adalah sel elektrokimia dimana energi kimia diubah menjadi
energi listrik. Pengujian dilakukan dengan cara mencelupkan variasi lempeng logam (Cu, Zn,
dan Al) ke dalam masing-masing larutan (CuSO4, ZnSO4, dan Al2(SO4)3) lempeng logam
dicelupkan sesuai larutannya seperti lempeng logam Al dicelupkan ke dalam larutan Al2(SO4)3.
Kemudian diukur tengangannya. Dari hasil percobaan didapat dari variasi pertama (CuSO4, dan

ZnSO4 dengan lempeng logam Cu dan Zn) sebesar 0,6 V, variasi kedua (CuSO 4, , dan Al2(SO4)3
dengan lempeng logam Cu dan Al) sebesar 0,25 V, dan variasi ketiga (ZnSO 4 dan Al2(SO4)3
dengan lempeng logam Zn dan Al) sebesar 0,1 V. hasil percobaan berbeda dengan hasil
perhitungan secara teoritis. Hal ini dikarenakan logam yang bereaksi belum sepenuhnya bereaksi
semua kemudian faktor lain adalah karena konsentrasi larutan yang molaritasnya kecil. Pada saat
pencelupan lempeng logam, larutan harus sesuai dengan logam yang akan dicelupkan karena jika
berbeda larutan, logam dan larutan akan saling melarutkan dan arus listrik tidak akan terbentuk.
Pada percobaan kedua, menguji sel elektrolisis dimana sel elektrolisis ini menghasilkan
reaksi redoks. Pengujian dilakukan dengan cara mencelupkan batang karbon yang bersifat inert
kedalam larutan KI. Batang karbon yang mengalami perubahan warna yaitu batang karbon yang
dia katoda sedangkan batang karbon yang menghasilkan gelembung di anoda. Hal ini karena
batang karbon yang menghasilkan gelembung menghasilkan OH- sedangkan yang menghasilkan
warna kuning menghasilkan asam. Pada larutan basa setelah di uji dengan fenolftalein berubah
warna menjadi merah muda dari tidak berwarna. Di uji dengan amilum berubah warna menjadi
hitam dari tidak berwarna. Sedangkan pada larutan asam setelah di uji dengan PP dan amilum
tidak ada perubahan warna. Pengujian dilakukan menggunakan batang karbon yang bersifat inert
karena sifat inert yang tidak akan bereaksi dengan larutan jika dialiri listrik.
Aida
Pada praktikum sel volta, yang bertujuan untuk mengetahui reaksi yang terjadi dalam
suatu sel volta. Dua beaker glass diisi dengan larutan ZnSO4 dan CuSO4 dimana larutan ZnSO4
dicelupkan dalam lempeng Zn dan larutan CuSO4 dicelupkan lempeng Cu yang kedualempeng
ini dihubungkan dengan penjepit buaya kedalam voltmeter. Tidak hanya rangkaian Zn dan Cu,
dalam praktikum sel volta ini kami melakukan 3 variasi, dan 2 variasiyang lain adalah antara
lempeng Cu dan Al yang masing-masing dicelupkan dalam larutan CuSO 4 dan Al(SO4)3 dan
variasi ketiga antara lempeng Al dan Zn yang masing-masing dicelupkan dalam larutan Al(SO 4)3
dan ZnSO4.
Pada variasi pertama yaitu antara larutan Zn SO4 dan Cu SO4 yang masing-masing
dicelupkan pada lempeng Zn dan Cu, dimana dalam percobaan ini kami mengamati voltase yang
dihasilkan dari sel galvanic. Voltase yang ditunjukan voltmeter adalah selisih potensial listrik.

Listrik yang terjadi dihasilkan dari aliran electron dari batang Zn sebagai anoda ke batang Cu
sebagai katoda. Reaksi keduanya adalah:
Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Zn → Zn2+ + 2e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+

Dimana Zn menjadi reduktor atau mengalami oksidasi karena Zn terjadi penambahan muatan/ion
dan Cu bertindak sebagai oksidator atau mengalami reduksi karena Cu terjadi pelepasan electron.
Jembatan garam yang digunakan dalam percobaan adalah larutan NaCl yang bersifat inert
yang mengandung ion-ion positif dan ion-ion negative karena berfungsi menetralkan muatan
positif dan negative dalam larutan elektrolit, Na+ akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam
larutan CuSO4. Dan Cl- akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam larutan ZnSO4. Namun,
dalam voltmeter yang terbaca adalah 0,6V, besar potensial sel ini jauh dari nilai potensial sel
literature yang besarnya 1,1V. Hal ini disebabkan human error atau error pada jembatan garam
yang sudah berongga sehingga aliran electron tidak lancar. Yang menunjukan ketidaksesuaian
yakni 0,6V ini menunjukan harga potensial energy dari reaksi elektrokimia dapat dibandingkan
dengan menghiung harga potensial energy dimana Cu memiliki E osel = +0,337V dan berperan
sebagai reduksi dan Zn memiliki Eosel = -0,763V yang berperan sebagai oksidasi. Dapat ditulis
notasi voltanya:
Zn/Zn2+//Cu2+/Cu
Pada variasi kedua yaitu antara larutan CuSO4 dan Al(SO4)3 yang masing-masing
dicelupkan pada lempeng Cu dan Al, dimana dalam percobaan ini kami mengamati voltase yang
dihasilkan dari sel galvanic. Voltase yang ditunjukan voltmeter adalah selisih potensial listrik.
Listrik yang terjadi dihasilkan dari aliran electron dari batang Zn sebagai anoda ke batang Cu
sebagai katoda. Reaksi keduanya adalah:
Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Al → Al3+ + 3e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Al → Al3+ + Cu

Dimana Al menjadi reduktor atau mengalami oksidasi karena Al terjadi penambahan muatan/ion
dan Cu bertindak sebagai oksidator atau mengalami reduksi karena Cu terjadi pelepasan electron.

Jembatan garam yang digunakan dalam percobaan adalah larutan NaCl yang bersifat inert
yang mengandung ion-ion positif dan ion-ion negative karena berfungsi menetralkan muatan
positif dan negative dalam larutan elektrolit, Na+ akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam
larutan CuSO4. Dan Cl- akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam larutan Al(SO4)3. Namun,
dalam voltmeter yang terbaca adalah 0,25V, sedangkan besar potensial sel ini jauh dari nilai
potensial sel literature yang besarnya 1,997V. Hal ini disebabkan human error atau error pada
jembatan garam yang sudah berongga sehingga aliran electron tidak lancar. Yang menunjukan
ketidaksesuaian yakni 0,25V ini menunjukan harga potensial energy dari reaksi elektrokimia
dapat dibandingkan dengan menghiung harga potensial energy dimana Cu memiliki E osel =
+0,337V dan berperan sebagai reduksi dan Al memiliki E osel = -1,66V yang berperan sebagai
oksidasi. Dapat ditulis notasi voltanya:
Al/Al3+//Cu2+/Cu
Pada variasi ketiga yaitu antara larutan Al(SO4)3 dan ZnSO4 yang masing-masing
dicelupkan pada lempeng Al dan Zn, dimana dalam percobaan ini kami mengamati voltase yang
dihasilkan dari sel galvanic. Voltase yang ditunjukan voltmeter adalah selisih potensial listrik.
Listrik yang terjadi dihasilkan dari aliran electron dari batang Zn sebagai anoda ke batang Al
sebagai katoda. Reaksi keduanya adalah:
Katoda

: Al3+ + 3e- → Al

Anoda

: Zn → Zn2+ + 3e-

Reaksi sel

: Al3+ + Zn → Zn2+ + Al

Dimana Zn menjadi reduktor atau mengalami oksidasi karena Zn terjadi penambahan muatan/ion
dan Al bertindak sebagai oksidator atau mengalami reduksi karena Al terjadi pelepasan electron.
Jembatan garam yang digunakan dalam percobaan adalah larutan NaCl yang bersifat inert
yang mengandung ion-ion positif dan ion-ion negative karena berfungsi menetralkan muatan
positif dan negative dalam larutan elektrolit, Na+ akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam
larutan Al(SO4)3. Dan Cl- akan menetralkan kelebihan ion SO42- dalam larutan ZnSO4. Namun,
dalam voltmeter yang terbaca adalah 0,1V, sedangkan besar potensial sel ini jauh dari nilai
potensial sel literature yang besarnya 0,9V. Hal ini disebabkan human error atau error pada
jembatan garam yang sudah berongga sehingga aliran electron tidak lancar. Yang menunjukan
ketidaksesuaian yakni 0,9V ini menunjukan harga potensial energy dari reaksi elektrokimia dapat
dibandingkan dengan menghiung harga potensial energy dimana Al memiliki Eosel = -0,763V

dan berperan sebagai reduksi dan Zn memiliki Eosel = -1,66V yang berperan sebagai oksidasi.
Dapat ditulis notasi voltanya:
Zn/Zn2+//Al3+/Al
Setelah percobaan sel volta, selanjutnya kami melakukan percobaan elektrolisis dengan
tujuan mengidentifikasi reaksi yang terjadi dalam suatu sel elektrolisis. Dimana dalam
percobaan kami menggunakan larutan KI. Pada anoda, menimbulkan cairan berwarna kuning
kecokelatan. Warna kuning yang ada pada anoda ini menandakan adanya gas iodin pada reaksi
tersebut. Jika dilihat dari reaksi di anoda larutan KI, maka benar bahwa terjadi reaksi oksidasi
pada Anoda. Pada saat larutan diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, kedua lakmus berubah
warna menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa larutan pada anoda bersifat asam.
Karena terlihat pada reaksi tersebut bahwa adanya gas iodin (I2(g)). Setelah ditambahkan
indikator PP, terjadi perubahan warna yaitu berwarna coklat jernih. Dan setelah ditambah
amilum, warna berubah menjadi coklat tua. Pada kutub anoda mengandung ion I- kemudian
dioksidasi menjadi unsurnya yaitu I2. Maka, Reaksi yang terjadi adalah :
2I- --> I2 + 2ePada katoda, larutan juga diuji dengan kertas lakmus merah dan biru. Kedua kertas lakmus
tersebut berubah warna menjadi biru, yang menandakan bahwa larutan pada katoda bersifat basa.
Larutan KI pada katoda juga diuji dengan menggunakan indikator PP dan menimbulkan warna
menjadi berwarna merah muda keunguan, hal ini menandakan bahwa larutan KI di katoda
setelah mengalami elektrolisis bersifat basa. Dan setelah ditambahkan amilum, warna berubah
menjadi putih. Pada kutub katoda, mengandung ion K + oleh karena itu yang direduksi adalah air
yang menghasilkan H2 dan OH-, sehingga pada elektroda timbul gelembung. Maka, Reaksi yang
terjadi :
2H2O + 2e- --> H2 + 2OHEmay
Pada paraktikum kali ini mengenai Redoks dan elektrokimia,dengan menggunnakan sel volta dan
sel elektrolisis. Sel volta merupakan suatu perangkat yang mengubah energi dari suatu redoks
sepontan menjadi energi listrik.
Pada percobaan kali ini dilakukan dengan 3 kali percobaan, percobaan yang pertama
dilakukan dengan mencelupkan Cu dan Zn kedalam masing masing larutan CuSO 4 dan ZnSO4

percobaan yang kedua dilakukan dilakukan dengan mencelupkan larutan Cu dan Al kedalam
masing masing larutan CuSO4 dan larutan Al(SO4) dan percobaan yang terakhir dilakukan
dilakukan dengan mencelupkan larutan Al dan Zn kedalam masing masing larutan larutan
Al(SO4) dan larutan ZnSO4. Tuuandari percobaan pertama ini untuk mengetahui reaksi yang
terjadi pada sel volta sehingga dapat menghasilkan aliran listrik, yang dihubungkan dengan suatu
jembatan garam (NaCl) yang berfungsi untuk menetralkan kelebihan ion Zn 2+ dan ion yang
positif bergerak untuk menetralkan kelebihan ion SO 4 sehingga didapat perubahan yang terjadi
pada voltmeter sebesar 0,6volt dan potensial selnya sebesar 1,10 volt.
Pada percobaaan yang kedua dan ketiga dilakukan sama seperti pada percobaan yang
pertama yang didapat pada hasil perubahan voltmeter sebesar masing masing 0,25 volt dan 0,1
volt dan potensial Esel nya sebesar : - 1,66 volt dan 0,34 volt. Pada saat memasukkan lepengan
kedalam larutan maka harus sesuai antara lempengan dan larutan karena jika dilarutkan berbeda,
lempengan itu akan larut kedalam larutan dengan arti ikut bereaksi, logam Zn melepaskan
elektron dan berubah membentuk Zn2+ dan berganung dalam larutan ZnSO4 elektron mengalir
dari elekrode Zn ke elektrode Cu, ion Cu 2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron oksidasi Zn
menjadi Zn2+ dan reduksi Cu dapat dibuat serentak dalam lokasi lokasi melalui kawat eksternal.
Pada larutan ZnSO4 dan CuSO4 dapat menghasilkan reaksi:
Anoda :Zn(s) → Zn2+ + 2e
Cu+ 2e →cu
Katoda: Zn ( s ) +Cu → Zn+Cu
Dalam notasi sel:
Zn(s) Zn2+ || Cu2+ | Cu(s)
Dalam percobaan ini yang menjadi aoda yaitu Zn dan katoda Cu, potensial listriknya
didapat sebesar 0,6 V dan Esel nya sebesar 1,10 V hal ini dapa terjadi dikarenakan kurang
telitinya pengamat dalam melakukan percobaan lempengan yang sudah digunakan sudah
terkontaminasi oleh zat lain, sel volta pada reaksi ini merupakan reaksi spontan karena
menghasilkan Esel yang positif.

Pada percobaaan yang kedua dilakukan sama seperti pada percobaan yang pertama
dengan menggunakan larutan Al2(SO4) dan larutan CuSO4 dan di jembatani oleh jembatan garan
(NaCl) Esel yang didapat sebesar 0,25 V nilai potensial -1,66 V dan nilai potensial Cu adalah
0,34 V maka logam Cu memiliki potensial reduksi yang lebih positif maka reaksinya:
Anoda : 2Al → 2Al3+ + 6e
3 Cu+6 e → 2 Al +3 cu
Katoda: 2 Al+ 3Cu →2 Al+3 Cu
Pada percobaan ini menghasilkan notasi sel sebesar 0,25 V dan berdasarkan perhitungan
dihasilkan 2,00 V dan didapatkan hasil potensial yang berbeda. Hal ini dikarenakan kurang
telitinya pengamat dalam mengamati reaksi, larutan yang dibuat belum terbentuk sempurna.
Pada percobaaan yang ketiga dilakukan sama seperti pada percobaan yang pertama
dengan menggunakan larutan Al2(SO4)3 dan larutan ZnSO4 dan di jembatani oleh jembatan garan
(NaCl) sehingga didapat Esel nya sebesar 0,1 V nilai potensial Al sebesar -1,66 V dan nilai
potensial Zn sebesar -0,76 V maka logam Zn memiliki potensial reduksi ang leih positif
dibandingkan logam Al sehingga logam Al bertindak sebagai anoda dan logam Zn sebagai
katoda maka reaksinya:
Anoda : 2Al → 2Al3+ + 6e
3 Zn+ 6 e → 3 Zn
Katoda: 2 Al+ 3 Zn →2 Al +3 Zn
Pada perlakuan ketiga ini menghasilkan potensial sebesar 0,1 V dan berdasarkan
perhitungan di dapat sebesar 0,9 V hasil yang didapat jauh berbeda hal ini dikarenakan tidak
telitinya dan kesalahan penimbangan zat terlarut.
Pada percobaan kedua yaitu mengenai : sel elektrolisis pada sel elektrolisis ini
menggunakan bahan KI dimasukan kedalam pipa U kemudian dicelupkan karbon, dengan
menggunakan karbon agar pada saat reaksi berlangsung antara larutan yang bersifat anoda /
katoda tidak ikut bereaksi dikarenakan sifatnya inert sehingga tidak mengganggu jalannya arus
listrik. Ketika dilakukan elektrolisis selama ± 3 menit pada larutan yang bersifat katoda
mengalami perubahan warna, dari larutan yang tidak berwarna menjadi kuning. Hal ini

menandakan adanya gas iodine kemudian pada ruang katoda dan anoda larutan KI dipindahkan
ke 4 tabung reaksi menggunakan pipet tetes pada tabung berisi larutan yang bersifat anoda
setelah ditambah PP tidak terjadi perubahan warna sedangkan ketika ditambah amilum warnanya
berubah warna menjadi hitam, dan larutannya bersifat asam. Hal ini tersbut menandakan bahwa
pada anoda terdapat ion I- yang kemudian dioksidasi menjadi unsur semulanya yaitu I 2 maka
reaksi yang terjadi di anoda:
Anoda : 2I-→ I2 + 2e
Pada ruang katoda tidak mengalami perubahan warna, namun setelah ditambahkan PP
berubah warna menjadi merah muda. Hal ini menandakan bahwa pada ktoda elektrolisis bersifat
basa serta terdapat ion H+ sehingga mereduksi, air direduksi menghasilkan H2 dan OH- hal
tersebut ditandai dengan dengan munculnya gelembung disekitar pipa.
Reaksi gelembung:
2H2O + 2e →H2 + 2OHMaka reaksi antara kedua ruang tersebut adalah:
Anoda : 2I-→ I2 + 2e
¿
Katoda : 2 H 2 O+2 e → H 2+2 OH − 2 I −+2 H 2 O → I 2+ H 2+2 OH−¿ ¿ ¿
Hidayah
Pada percobaan kali ini yaitu mengenai redoks dan elektrokimia. Elektrokimia
merupakan cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energi listrik dan energi
kimia. Pada percobaan redoks dan lektrokimia ini melakukan 2 perlakuan yaitu sel volta dan sel
elektrolisis.
Percobaan pertama yaitu sel volta yang melakukan 3 perlakuan, perlakuan pertama yaitu
50 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam gelas kimia dan 50 mL ZnSO4 dimasukkan ke dalam gelas
kimia lalu masing-masing larutan dimasukkan lempeng Cu dan lempeng Zn yang telah
dihubungkan ke dalam voltmeter. Lempeng Cu harus dimasukkan ke larutan CuSO4 dan lempeng
Zn harus dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4, karena jika lempeng tersebut dimassukkan ke
dalam larutan yang berbeda lempengan tersebut akan larut dalam larutan dalam arti dapat ikut

bereaksi. Pada percobaan kali ini lempengan Cu dan lempengan Zn dihubungkan ke voltmeter
yaitu untuk menentukkan besarnya arus listrik yang mengalir, serta dihubnugkan melalui
jembatan garam. Jembatan garam yang digunakan yaitu NaCl. Pada perlakuan ini jembatan
garam terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan NaCl yang berfungsi untuk menetralkan
kation dan anion dalam larutan atau untuk mensuplai ion negatif bagi positifnya yang lebih dan
mensuplai ion positif bagi negatifnya yang kurang.
Dalam larutan ZnSO4 terjadi kenaikkan jimlah ion Zn2+ dan dalam larutan CuSO4 terjadi
penurunan jumlah ion Cu2+ . Sedangkan banyaknya kation (Zn2+ dan Cu2+ ) harus setara dengan
anion. Untuk menyetarakan kation dan anion, maka kedalam larutan ZnSO4 masuk anion Cl- dari
jembatan garam sesuai dengan bertambahnya ion Zn2+. Pada larutan CuSO4 terjadi kekurangan
Cu2+ atau dapat disebut terjadi kelebihan ion, maka ion Na+ masuk ke jembatan garam
menggantikan Cl- yang masuk ke larutan ZnSO4. Logam Zn akan melepaskan elektron dan
berubah membentuk ion Zn2+ dan bergabung dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir dari
elektroda Zn ke elektroda Cu. Ion Cu2+ dalam larutan CuSO4 menerima elektron. Oksidasi Zn
menjadi Zn2+ dan reduksi Cu2+ menjadi Cu dapat dibuat berlangsung serentak dalam lokasi –
lokasi yang terpisah dimana transfer elektron antara lokasi – lokasi tersebut terjadi melalui
sebuah kawat eksternal. Lempengan seng dan lempengan tembaga dinamakan elektroda. Pada
percobaan ZnSO4 dan CuSO4 dapat menghasilkan reaksi :

Zn2+ (aq) + 2e-

Anoda (Oksidasi)

: Zn(s)

Katoda (reduksi)

: Cu2+(aq) + 2e-

Cu(s)

Reaksi bersih pada sel

: Zn(s) + Cu2+(aq)

Zn2+ (aq) + Cu(s)

Selain itu reaksi ini dapat ditulis menggunakan notasi sel yaitu :
Zn(s) Zn2+ (aq) ║ Cu2+(aq) │ Cu(s)
Anoda

Jembatan garam

Katoda

Pada perlakuan ini yang mengalami anoda yaitu Zn dan yang menjadi katoda adalah Cu,
hal ini terjadi karena potensial reduksi Cu lebih besar dari pada potensial reduksi Zn. Pada
perlakuan mengasilkan E°sel sebesar 0,6 V. Sedangkan berdasarkan perhitungan menghasilkan
E°sel sebesar 1,10 V. Hal ini disebabkan karena terdapatnya kesalahan yaitu karena kurang
telitinya pengamat dalam mengamati, jembatan garam yang tidak seluruhnya dicelupkan, dan

lempengan terkontaminasi oleh zat lain. Perlakuan pertama merupakan reaksi yang berlangsung
secara spontan karena E°sel yang dihasilkan adalah positif.
Pada perlakuan kedua yaitu 50 mL Al2 (SO4)3 dimasukan ke dalam gelas kimia dan
dimasukan CuSO4 kedalam gelas kimia, masing- masing larutan tersebut dimasukkan lempengan
Cu dan Al ke dalam gelas kimia yang telah diisi larutan dan dijembatani oleh jembatan garam
yang telah dicelupkan NaCl. Pada perlakuan ini menghasilkan E°sel sebesar 0,25 V. Nilai
potensial Al adalah -1,66 V dan nilai potensial Cu adalah 0,34 V, maka logam Cu memiliki
potensial reduksi yang lebih positif dibandingkan logam Al. Sehingga logam Al bertindak
sebagai anoda dan logam Cu bertindak sebagai katoda , maka reaksinya :
Al3+(aq) + 3e-

Al(s)
Cu2+(aq) + 2e-

E°sel : -1,66 V
Cu(s)

E°sel : 0,34 V

Maka :
Anoda

: Al(s)

Al3+ (aq) + 3e-

: Cu2+(aq) + 2e-

Cu(s)

X2
Katoda

X3

Jadi
Anoda

: 2Al(s)

Katoda

: 3Cu2+(aq) + 6e-

Reaksi bersih pada sel : 2Al(s) + 3Cu2+(aq)

2 Al3+ (aq) + 6e3Cu(s)
2 Al3+ (aq) + 3Cu(s)

Pada percobaan ini menghasilkan notasi sel sebesar 0,25 V dan berdasarkan perhitungan
dihasilkan 2,00 V. Dari hasil perhitungan dan hasil percobaan menghasilkan potensial yang
berbeda hal ini dikarenakan oleh faktor – faktor sebagai berikut yaitu kurang telitinya pengamat
dalam mengamati, larutan yang dibuat belum terbentuk sempurna, kesalahan penimbangan zat
terlarut dan kuantitas air yang digunakan dan kesalahan pada jembatan garam dalam
mencelupkannya tidak seluruhnya.
Perlakuan ketiga yaitu 50 mL Al2 (SO4)3 dimasukan ke dalam gelas kimia dan dimasukan
ZnSO4 kedalam gelas kimia, masing- masing larutan tersebut dimasukkan lempengan Zn dan Al
ke dalam gelas kimia yang telah diisi larutan dan dijembatani oleh jembatan garam yang telah
dicelupkan NaCl. Pada perlakuan ini menghasilkan E°sel sebesar 0,1 V. Nilai potensial Al adalah
-1,66 V dan nilai potensial Zn adalah -0,76 V, maka logam Zn memiliki potensial reduksi yang

lebih positif dibandingkan logam Al. Sehingga logam Al bertindak sebagai anoda dan logam Zn
bertindak sebagai katoda , maka reaksinya :
Al3+(aq) + 3e-

Al(s)
Zn2+(aq) + 2e-

E°sel : -1,66 V

Zn(s)

E°sel : 0,34 V

Maka :
Anoda

Al3+ (aq) + 3e-

: Al(s)
X2
: Zn2+(aq) + 2e-

Katoda

Zn(s)

X3
Jadi
Anoda

: 2Al(s)

Katoda

: 3Zn2+(aq) + 6e-

Reaksi bersih pada sel : 2Al(s) + 3Zn2+(aq)

2 Al3+ (aq) + 6e3 Zn(s)
2 Al3+ (aq) + 3Zn(s)

Pada perlakuan ketiga ini menghasilkan potensial sel sebesar 0,1 V dan berdasarkan
perhitungan dihasilkan potensial sebesar 0,9 V. Hasil yang didapatkan dari perhitungan jauh
berbeda dengan hasil pengamatan hal ini terjadi karena kesalahan penimbangan zat terlarut dan
tidak semua tercelup jembatan garamnya.
Pada percobaan kedua yaitu mengenai sel elektrolisis, pada sel elektrolisis ini
menggunakan bahan KI. Mula – mula KI dimasukkan ke dalam pipa U kemudian di celupkan
elektrodanya dan dihubungkan ke arus listrik dengan menggunakan baterai, karena elektroda
yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert. Ketika dilakukan elektrolisis selama
kurang lebih 3 menit pada katoda mengalami perubahan warna dari bening menjadi kuning hal
ini menandakan bahwa di anoda mengandung gas iodine. Namun pada katoda tidak ada
perubahan warna dan pada katoda ini menandakan bahwa tidak ada gas iodine. Kemudian pada
ruang katoda dan anoda larutan KI dipindahkan ke 4 tabung reaksi menggunakan pipet tetes.
Pada ruang anoda setelah ditambah fenolpthalien tidak terjadi perubahan warna sedangkan ketika
ditambah amilum warnanya berubah menjadi hitam dan bersifat asam. Hal tersebut menandakan
bahwa pada anoda terdapat ion I- yang kemudian dioksidasi menjadi unsurnya yaitu I2, maka
reaksi yang terjadi di anoda adalah
Anoda : 2 I-

I2 + 2e

Pada ruang katoda tidak mengalami perubahan warna namun setelah ditambahkan fenolpthalien
menjadi berwarna merah muda. Hal tersebut menandakan bahwa pada katoda elektrolisis
bersifat basa serta terdapat ion K+ sehingga mereduksi direduksi menghasilkan H2 dan OH - . Hal
tersebut ditandai dengan munculnya gelembung, maka
H2 + 2 OH –

2H2O + 2e

Maka reaksi antara kedua ruang tersebut adalah
Anoda

: 2 I-

Katoda

: 2H2O + 2e

I2 + 2 e

2 I- + 2H2O

H2 + 2 OH –
I2 + H2 + 2 OH –

Kesimpulan
Abdul hakim
1. Sel volta adalah rangkaian yang dibuat untuk mengukur potensial arus listrik yang
dihasilkan dari larutan kimia.
2. Jembatan garam digunakan untuk menetralkan larutan yang menghasilkan muatan positif
yang banyak. Jembatan garam pada percobaan kali ini menggunakan larutan NaCl.
3. Sel volta merupakan salah satu alat yang dapat menghantarkan listrik termasuk ke dalam
kategori baterai.
4. Sel volta merupakan sel elektrokimia dimana energy kimia diubah menjadi energy listrik.
5. Besar potensial sel dari suatu sel sel volta tergantung jenis larutan dan konsentrasinya.
6. Dalam suatu sel elektrolisis terjadi reaksi diantara anoda dan katodanya yang
meghasilkan endapan.
Aida
 Sel Volta adalah sel elektrokimia dimana energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel
volta melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel Volta selalu terbentuk
dari dua elektroda dengan Eo yang berbeda. Elektroda dengan Eo lebih negatif mengalami
Oksidasi dan bertindak sebagai Anoda (kutub negatif). Sedangkan Elektroda dengan E o
lebih positif mengalami Reduksi dan bertindak sebagai Katoda (kutub positif). Dan arah
aliran elektron dari Anoda ke Katoda.
 Besar potensial adalah selisih potensial listrik (voltase) yang ditunjukan voltmeter. Besar
potensial sel dari sel volta Cu dan Zn adalah 0,6V untuk percobaan. Sedangkan untuk

literature besarnya 1,1V. besar potensial dari sel volta Cu dan Al adalah 0,25V untuk
percobaan. Sedangkan untuk literature besarnya 1,997V. besar potensial Al dan Zn
adalah 0,1V untuk percobaan. Sedangkan untuk literature besarnya -0,9V.
 Elektrolisis senyawa KI termasuk basa karena pada katoda terdapat OH-. Pada katoda
menghasilkan gelembung, sedangkan pada anoda terjadi perubahan warna dari kuning
kecoklatan menjadi merah muda ketika ditetesi pp dan menhasilkan I 2. Factor-faktor yang
mempengaruhi sel elektrolisis adalah konsentrasi larutan, jenis larutan, dan sifat
elektroda.
Emay
 Pada percobaan kali ini didapat sel volta:
Anoda :Zn(s) → Zn2+ + 2e
Cu+ 2e →cu
Katoda: Zn ( s ) +Cu → Zn+Cu
 Didapat sel elektrolisis:
Anoda : 2I-→ I2 + 2e
¿
Katoda : 2 H 2 O+2 e → H 2+2 OH − 2 I −+2 H 2 O → I 2+ H 2+2 OH−¿ ¿ ¿
 Potensial reduksi didapat :
0,6 V 0,25 V dan 0,1 Volt
 Esel nya didapat sebesar:
1,10 volt, 2,0 volt, 0,9 volt.
 Perubahan warna yang terjadi pada saat penambahan PP berubah warna menjadi merah
muda dan pada penambahan amilum tidak terjadinya perubahan warna.
Hidayah
Pada percobaan redoks dan elektrokimia dapat disimpulkan bahwa:
1. Reaksi yang terjadi dalam suatu sel volta adalah reaksi yang terdapat dalam anoda
( tempat yang berlangsung reaksi oksidasi) dan dalam katoda ( tempat reaksi yang
berlangsung dalam reduksi). Pada percobaan dapat dihasilkan reaksi :
-

Perlakuan pertama
Anoda (Oksidasi)

: Zn(s)

Katoda (reduksi)

: Cu2+(aq) + 2e-

Zn2+ (aq) + 2eCu(s)

Reaksi bersih pada sel: Zn(s) + Cu2+(aq)
-

Zn2+ (aq) + Cu(s)

Perlakuan kedua
2 Al3+ (aq) + 6e-

Anoda

: 2Al(s)

Katoda

: 3Zn2+(aq) + 6e-

3 Zn(s)

Reaksi bersih pada sel : 2Al(s) + 3Zn2+(aq)
-

2 Al3+ (aq) + 3Zn(s)

Perlakuan ketiga
2 Al3+ (aq) + 6e-

Anoda

: 2Al(s)

Katoda

: 3Zn2+(aq) + 6e-

Reaksi bersih pada sel

3 Zn(s)

: 2Al(s) + 3Zn2+(aq)

2 Al3+ (aq) + 3Zn(s)

2. Besar potensial yang dihasilkan yaitu 0,6 V, 0,25 V, dan 0,1 V.
3. Reaksi yang terjadi dalam sel elektrolisis dalam anoda ( reaksi yang berlangsung di
oksidasi) dan katoda ( reaksi yang berlangsung di reduksi). Pada percobaan reaksi yang
dihasilkan adalah :
Anoda

: 2 I-

Katoda

: 2H2O + 2e

H2 + 2 OH –

2 I- + 2H2O

I2 + H2 + 2 OH –

I2 + 2 e

Daftar Pustaka
Abdul hakim
-

Chang, Raymond. Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 1. 2005. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

-

Chang, Raymond. Kimia Dasar konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. 2005. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

-

https://ekaputri12.wordpress.com/2012/12/19/laporan-kimia-sel-volta/

-

http://taufiksyachrial.blogspot.sg/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html

-

http://notechaca.blogspot.sg/2013/10/laporan-praktikum-sel-volta.html

-

Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga. 2005.

-

Oxtoby, David W. Kimia Modern Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2001.

-

Petrucci, Ralph H. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid III.

-

Jakarta: Erlangga. 1985.

Aida

-

Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII IPA.

-

Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

-

http://koalaungu.blogspot.com/2012/05/laporan-potensial-sel.html

-

http://getupbangkit.blogspot.com/2010/09/daftar-isi-halaman-judul.html

Emay
 H.A.M, Mulyono. 2008. Kamus kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
 Atkins, P.W.1990. Kimia Fisika Jilid 1 Edisi 6.Kartohadiprojo. Jakarta : Erlangga,
Indonesia.
 Basri, S. 2002. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Rineka Cipta, Indonesia.
 Chang, R. 2004. Kimia Dasar II. Erlangga: Jakarta.
 Budisma.web.id/materi/redoks diakses pada tanggal 16 Mei -2015 pada pukul 20:31 WIB
 Kuswati, T.M., dkk.2007. Sains Kimia 3. Jakarta: Bumi Aksara.
 Nahadi. 2008. Belajar Mudah Kimia: Pustaka setia.
Hidayah
-

Harnanto, Ari. 2009. Kimia 3 untuk SMA/ MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Nasional.

-

Raymond, Change. 2003. Kimia Dasar II jilid 3. Jakarta : Erlangga.

-

Utami, Budi. 2009. Kimia Untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Nasional.

-

Adikoyo,Setyowati.2006.Modul Kimia. Bogor: Pustaka Global Mandiri.

-

https://widia4ict.wordpress.com/2013/10/22/laporan-praktikum-elektrolisis-kelas-xiipa-4-sman-8-semarang-tahun-ajaran-20132014_semoga-bermanfaat/ diakses pada
tanggal 6 mei 2014 pukul 20.00 WIB.

Pertanyaan
1. Pada percobaan elektolisis
a. Tuliskan reaksi yang di ruang katode dan anode!
b. Zat apakah yang terbentuk di ruang katode dan anode?
c. Jelaskan sifat larutan yang terjadi di ruang katode dan anode!

2. Pada percobaan sel volta
a. Tuliskan notasi sel masing-masing sel yang saudara buat!
b. Apakah ada perbedaan harga potensial sel antara hasil pengukuran dengan
perhitungan? Jika ada, mengapa hal tersebut terjadi?
c. Pasangan logam manakah yang memberikan beda potensial paling besar dan paling
kecil?
Jawaban:
1. a. pada sel volta:
-

pengujian pertama
Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Zn → Zn2+ + 2e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+

Katoda

: 2e- + Cu2+ → Cu

Anoda

: Al → Al3+ + 3e-

Reaksi sel

: Cu2+ + Al → Al3+ + Cu

Katoda

: Al3+ + 3e- → Al

Anoda

: Zn → Zn2+ + 3e-

Reaksi sel

: Al3+ + Zn → Zn2+ + Al

Pengujian kedua

Pengujian ketiga

Sel elektrolisis
Anoda

: 2 I-

Katoda

: 2H2O + 2e
2I- + 2H2O

b. pada sel volta
pengujian pertama
Katoda : terbentuk ion Cu2+
Anoda : terbentuk ion Zn2+
Pengujian kedua
Katoda : terbentuk ion Cu2+

I2 + 2 e
H2 + 2 OH –
I2 + H2 + 2 OH –

Anoda : terbentuk ion Al3+
Pengujian ketiga
Katoda : terbentuk ion Al3+
Anoda : terbentuk ion Zn2+
Sel elektrolisis
Anoda : terbentuk ion 2I- dan molekul I2
Katoda : terbentuk molekul H2 dan ion 2OH –
c. pada katoda bersifat basa dan anoda bersifat asam
2. a. Zn| Zn2+|| Cu2+|Cu

Al|Al3+|| Cu2+|Cu
Al| Al3+|| Zn2+|Zn
b. ada, hal ini dikarenakan pada saat pengujian banyak factor kesalahan seperti
konsentrasi larutan yang tidak tepat, penggunaan jembatan garam yang terkontaminasi
oleh larutan lain, kesalahan pada voltmeter, dll.
c. untuk potensial yang paling tinggi pasangan Cu dan Zn , untuk potensial paling kecil
pasangan Al dan Zn.