GAMBARAN GEJALA KECEMASAN TENAGA KERJA W

1

GAMBARAN GEJALA KECEMASAN TENAGA KERJA WANITA
INDONESIA MENJELANG KEBERANGKATAN
PERTAMA KALI KE LUAR NEGERI
Kurnia Putri Febrianti
(kurnia.febrianti@gmail.com)
Abstract
This study the theme of anxiety labor Indonesian women before departure first time
abroad. The subject of this study is the female workers new Indonesian first set out of the
country. This study using quantitative descriptive. Data source form of infomasi directly from
the 60 subject by filling the questionnaire. The results of the study is known that women
workers to be set out the country experiencing anxiety. It is shown from the results of the
questionnaire conducted during the study took place in mind that anxiety symptoms
physiological experienced subjects as many as 43 the subject or 71, 6% had heart rate
pounding, as much 21 the subject or 35% experienced irritable or sensitive, as much 47 the
subject or 78, 3% often feels dizzy, as much 39 the subject or 65% was nervous, as much 26
the subject or 43, 3% feel the limbs to cool, as much 12 the subject or 20% often sweat, as
much 52 the subject or 86, 6% heart beat faster when there is a problem, as much 39 the
subject or 78, 3% irritability, as much 29 the subject or 48, 3% mouth feels dry, as much 39
the subject or 65% stomach feels nausea, as much 23 the subject or 38, 3% body feels weak,

as much 38 the subject or 63, 3% decreased appetite, as much 43 the subject or 71, 6%
menglami trouble sleeping, as much 39 the subject or 65% to urinate frequently, as much 42
the subject or 70% loss of appetite. While the anxiety symptoms cognitive experienced
subjects as many as 35 the subject or 58, 3% glued on the desire, as much 51 the subject or
85% experienced fears of the future, as much 52 the subject or 86, 6% have difficulty in
taking decisions, as much 41 the subject or 68, 3% have difficulty concentrating, as much 45
the subject or 75% experienced inability in overcoming problems, as much 46 the subject or
76, 6% never think that life there is no means again. Then anxiety symptoms behavior
experienced subjects as many as 49 the subject or 81, 6% often ask for help others, as much
40 the subject or 66, 6% easily depending with others, as much 38 the subject or 63, 3% like
to avoid problems.
Keywords: anxiety symptoms, female workers
Abstrak
Penelitian ini mengangkat tema tentang kecemasan tenaga kerja wanita Indonesia
menjelang keberangkatan pertama kali ke luar negeri. Subyek penelitian ini adalah tenaga
kerja wanita Indonesia yang baru pertama kali berangkat ke luar negeri. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sumber data berupa infomasi langsung dari 60
subyek dengan mengisi kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa tenaga
kerja wanita yang akan berangkat keluar negeri mengalami kecemasan. Hal ini ditunjukkan
dari hasil kuesioner yang dilakukan selama penelitian berlangsung diketahui bahwa gejala

kecemasan fisiologis yang dialami subyek yaitu sebanyak 43 subyek atau 71,6% mengalami
detak jantung yang berdetak kencang, sebanyak 21 subyek atau 35% mengalami mudah
marah atau sensitif, sebanyak 47 subyek atau 78,3% sering terasa pusing, sebanyak 39 subyek
atau 65% merasa gugup, sebanyak 26 subyek atau 43,3% merasakan anggota tubuh menjadi
dingin, sebanyak 12 subyek atau 20% sering mengeluarkan keringat, sebanyak 52 subyek

2

atau 86,6% jantung berdetak kencang ketika ada masalah, sebanyak 39 subyek atau 78,3%
mudah marah, sebanyak 29 subyek atau 48,3% mulut terasa kering, sebanyak 39 subyek atau
65% perut terasa mual, sebanyak 23 subyek atau 38,3% tubuh terasa lemah, sebanyak 38
subyek atau 63,3% nafsu makan berkurang, sebanyak 43 subyek atau 71,6% menglami
kesulitan tidur, sebanyak 39 subyek atau 65% sering buang air kecil, sebanyak 42 subyek
atau 70% kehilangan nafsu makan. Sedangkan gejala kecemasan kognitif yang dialami
subyek yaitu sebanyak 35 subyek atau 58,3% terpaku pada keinginan , sebanyak 51 subyek
atau 85% mengalami kekhawatiran akan masa depan, sebanyak 52 subyek atau 86,6%
mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, sebanyak 41 subyek atau 68,3%
mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, sebanyak 45 subyek atau 75% mengalami ketidak
mampuan dalam mengatasi masalah, sebanyak 46 subyek atau 76,6% pernah berfikir bahwa
hidup tak ada artinya lagi. Kemudian gejala kecemasan perilaku yang dialami subyek yaitu

sebanyak 49 subyek atau 81,6% sering meminta bantuan orang lain, sebanyak 40 subyek atau
66,6% mudah tergantung dengan orang lain, sebanyak 38 subyek atau 63,3% suka
menghindar dari masalah.
Kata kunci : gejala kecemasan, tenaga kerja wanita
LATAR BELAKANG
Kecemasan merupakan suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu
yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan, misalnya,
kesehatan, relasi sosial, ujian, karier, relasi internasional, dan kondisi lingkungan adalah
beberapa hal yang menjadi sumber kekhawatiran. Kecemasan terjadi akibat dari ancaman
terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu.
Kecemasan dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan penting untuk upaya memelihara
keseimbangan diri dan melindungi diri (Nevid,J.S.,Rathus,S.A.,Green,B., 2003).
Kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi, tidak hanya
pada ruang dan waktu tetapi pada orang dan arti peristiwa. Distorsi tersebut dapat
mengganggu dan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat,
dan mengganggu kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan hal lain (Kaplan dan
Sadock, 1997).
Sebagian besar orang tentu pernah memiliki pengalaman tentang cemas dan takut
dalam kehidupannya, hal tersebut wajar sebagai bagian dari kehidupan. Kecemasan dapat

berpengaruh positif atau berpengaruh negatif terhadap seseorang, tergantung bagaimana
menyikapinya. Apabila seseorang terus menerus merasa cemas, khawatir berkepanjangan
tanpa ada upaya untuk mengurangi bahkan menyembuhkannya, maka kecemasan tersebut
akan menimbulkan pengaruh yang buruk. Orang yang mengalami kecemasan ketika akan
bertindak atau menghadapi suatu masalah, maka selalu dihantui rasa cemas, takut, khawatir
untuk menghadapi pekerjaan tersebut. Perasaan takut gagal serta tidak mampu untuk

3

melakukannya akan menghantui orang yang senantiasa dihantui rasa cemas (Kaplan dan
Sadock, 1997).
Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National
Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami
gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa
beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri,
dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu
mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari
orang yang dicintainya. Perasaan-perasaam tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang
tidak disadari oleh individu.
Kecemasan merupakan keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan,

yang meliputi rangsangan fisiologis misalnya bernafas lebih cepat, jantung berdebar-debar,
berkeringat dingin dan juga psikologis misalnya kehawatiran, keprihatinan dan rasa takut
yang dialami dalam tingkatan yang berbeda (Olendick, 1985) . Penelitian yang dilakukan
pada kelompok laki-laki dan kelompok perempuan pada murid SLTA dengan menggunakan
Hamilton Anxiety Rating Scale, angka gangguan kecemasan sebesar 8-12% (Ibrahim, 2002).
Kemajuan suatu negara dari era pra-industri menuju era industri, atau era industri
menuju

era pasca industri makin memberikan peluang bagi kaum wanita untuk

mengembangkan pribadinya melalui kesertaannya sebagai tenaga kerja. Tenaga Kerja
Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar
negeri (seperti Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Australia dan Amerika Serikat) dalam
hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima gaji. TKI perempuan
seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). Penyebab para wanita Indonesia menjadi
TKW di luar negeri antara lain: pertama, karena lapangan tenaga kerja dalam negeri yang
sedikit mengakibatkan semakin bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang

menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang besar, pesebaran penduduk yang tidak
merata dan minimalnya lapangan pekerjaan dan tingginya gaji serta fasilitas yang dijanjikan

4

menyebabkan munculnya fenomena migrasi tenaga kerja, selanjutnya para pekerja ini
dikenalkan dengan istilah pekerja migran.
Menurut Disnakertrans kota Malang tahun 2010 tentang jumlah lapangan kerja dan
pencari kerja, didapatkan data lapangan kerja yang tersedia sebanyak 5.289 orang sedangkan
pencari kerja sebanyak 49.445 orang, terlihat bahwa jumlah lapangan kerja di kota Malang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan pencari kerja. Kedua, gaji yang terlalu kecil membuat
TKW memilih untuk bekerja di luar negeri. (Faradina, 2011). Dari data yang ada di
Disnakertrans kota Malangsejak Maret 2009, KBRI menetapkan gaji pembantu rumah tangga
di Malaysia minimal sebesar 600 ringgit per bulan (Rp.1.560.000) bagi perpanjangan masa
kerja. Jika dibandingkan dengan pembantu rumah tangga di Indonesia gaji yang di dapat
sekitar 500.000-600.000 rupiah. Upah yang sangat kecil ini jelas sekali sangat tidak

mencukupi kebutuhan keluarga, di mana semua harga barang-barang yang ada selalu naik
setiap tahunnya. Jadi gaji yang diperoleh berbanding terbalik dengan pengeluaran yang harus
dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga (Edison, 2008).
Para TKW yang memutuskan untuk bekerja di luar negeri akan di proses dengan
teliti,dan harus memenuhi prosedur-prosedur yang di tentukan agar menjadi TKW yang
resmi. Sebelum di berangkatkan ke luar negeri, TKW akan di kumpulkan di asrama untuk
menjalani pelatihan menjadi seorang TKW yang benar, belajar menguasai berbagai bahasa
,dan lain-lain.
Berdasarkan pemaparan tentang gambaran umum tenaga kerja wanita Indonesia dan
permasalahannya serta informasi yang didapatkan dikemukakan melalui berbagai penelitian
maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang tenaga kerja Indonesia. Dengan
demikian, penelitian ini mengambil judul “Gambaran gejala kecemasan TKW menjelang
keberangkatan pertama kali ke luar negeri”.

LANDASAN TEORI
A. Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang
buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang dicemaskan, misalnya kesehatan kita, relasi
sekolah, ujian dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber

kekhawatiran (Nevid,J.S.,Rathus,S.A.,Green,B., 2003).

5

Semua situasi yang akan mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan
kecemasan. Konflik, frustasi, ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk
melakukan sesuatu diluar kemampuan akan menimbulkan kecemasan (Atkinson, 1996).
Menurut Freud (Alwisol, 2005) kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi
adaptif yang sesuai. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena
kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan
yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.
Kecemasan adalah keadaan emosi yang tidak memiliki objek yang spesifik.
Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan
berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2006).
The New Encyclopedia Britannica (1990) kecemasan atau anxiety adalah suatu
perasaan takut, kekuatiran atau kecemasan yang seringkali terjadi tanpa ada penyebab yang
jelas. Kecemasan dibedakan dari rasa takut yang sebenarnya, rasa takut itu timbul karena
penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau keadaan yang benar-benar membahayakan,

sedangkan kecemasan timbul karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak
menakutkan, atau bisa juga dikatakan sebagai hasil dari rekaan, rekaan pikiran sendiri
(praduga sbuyektif), dan juga suatu prasangka pribadi yang menyebabkan seseorang
mengalami kecemasan.
Berdasarkan pengertian kecemasan maka peneliti menyimpulkan kecemasan adalah
suatu perasaan yang tidak menyenangkan atau terancam yang ditandai dengan kegelisahan,
rasa takut dan khawatir.
2. Gejala Kecemasan
Menurut Nevid,dkk (2003) gejala-gejala yang akan muncul pada individu yang
mengalami kecemasan adalah sebagai berikut :
a. Gejala fisiologis
Gejala fisiologis yang muncul adalah sering gelisah/gugup, anggota tubuh sering
bergemetar, mudah marah atau sensitif, sering buang air besar/kecil, anggota tubuh menjadi
panas dingin, merasa mual atau sakit perut, jantung anda berdetak kencang, merasakan sesak
napas, mulut dan kerongkongan terasa kering, mudah pusing, anggota tubuh mengeluarkan
keringat, dada terasa nyeri, ragu-ragu, sulit tidur, dan nafsu makan berkurang.

6

b. Gejala kognitif

Gejala kognitif yang muncul adalah khawatir tentang sesuatu hal, sulit berkonsentrasi,
perasaan khawatir jika ditinggal sendirian, berfikir akan segera mati walaupun tidak ada
masalah kesehatan, sulit menghilangkan pikiran yang mengganggu, berfikir hidup ini tak ada
artinya lagi, ketidakmampuan mengatasi masalah, sangat terpaku pada keinginan, berfikir
sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada alasan yang

jelas, perasaan ketakutan

tehadap sesuatu terjadi di masa depan, dan kesulitan dalam mengambil keputusan.
c. Gejala perilaku
Gejala perilaku yang sering muncul adalah mudah terguncang, tergantung pada orang
lain, dan menghindar.
B. Tenaga Kerja Indonesia
1. Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. (Wikipedia,
2008)

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak
pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun
ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun
karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja.(Payaman, 2009)
2. Definisi Tenaga Kerja Indonesia
Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia
yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan
menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar.
TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita. (Disnakertrans, 2009).
Pertumbuhan penduduk yang besar, pesebaran penduduk yang tidak merata dan
minimalnya lapangan pekerjaan dan tingginya gaji serta fasilitas yang dijanjikan
menyebabkan munculnya fenomena migrasi tenaga kerja, selanjutnya para pekerja ini
dikenalkan dengan istilah pekerja migran. Di Indonesia pengertian ini merunjuk pada Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) baik laki-laki maupun perempuan yang tersebar dibeberapa negara.

7

Pengiriman TKI Indonesia masih berlangsung ke negara-negara ekonomi maju di sekitar Asia
seperti Taiwan, Singapura, Brunei, Korea, jepang, dan Malaysia. Dan juga ke negara Arab.
Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di lakukan dikarenakan permintaan yang tinggi
dari negara-negara tujuan tersebut juga disebabkan beberapa hal, yaitu sempitnya lapangan
pekerjaan di Indonesia dan juga besarnya gaji yang dijanjikan.
Penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri merupakan program nasional dalam
upaya peningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas
sumber daya manusia. Penempatan tenaga kerja ke luar dapat dilakukan dengan
memanfaatkan pasar kerja internasional melalui peningkatan kualitas kompetensi tenaga
kerja disertai dengan perlindungan yang optimal sejak sebelum keberangkatan, selama
bekerja di luar negeri sampai tiba kembali ke Indonesia.
Menurut pasal 1 UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang dimaksud
dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan, selanjutnya dijelaskan dalam pasal 4 bahwa pemerintah mewujudkan
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasional dan daerah.
Pemerintah mengatur penyediaan tenaga kerja dalam kualitas dan kuantitas yang
memadai, serta mengatur penyebaran tenaga kerja sedemikian rupa sehingga memberi
dorongan kearah penyebaran tenaga kerja yang efisien dan efektif, pemerintah juga mengatur
penggunaan tenaga kerja secara penuh dan produktif untuk mencapai kemanfaatan yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan prinsip tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang
tepat.
TKI yang bekerja di luar negeri dapat dikelompokan menjadi TKI legal dan TKI
ilegal, TKI legal adalah tenaga kerja Indonesia yang hendak mencari pekerjaan di luar negeri
dengan mengikuti prosedur dan aturan serta mekanisme secara hukum yang harus ditempuh
untuk mendapatkan izin bekerja di luar negeri, para pekerja juga disertai dengan surat-surat
resmi yang menyatakan izin bekerja di luar negeri. TKI legal akan mendapatkan
perlindungan hukum, baik itu dari pemerintah Indonesia maupun dari pemerintah negara
penerima. Oleh karena itu para TKI ini juga harus melengkapi persyaratan legal yang
diajukan oleh pihak imigrasi negara penerima.Sedangkan TKI ilegal adalah tenaga kerja
indonesia yang bekerja di luar negeri namun tidak memiliki izin resmi untuk bekerja di

8

tempat tersebut, para TKI ini tidak mengikuti prosedur dan mekanisme hukum yang ada di
indonesia dan negara penerima.
Undang – undang No. 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga
kerja Indonesia di luar negeri yang nasibnya tidak menentu baik ancaman hukuman maupun
rasa ketidakadilan yang setiap saat mengancam.
Tugas dan kewajiban pemerintah dalam UU No. 39 tahun 2004 BAB II pasal 5 ayat
(1) dimana pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan dan mengawasi
penyelanggaraan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negri
dalam mewujudkan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (1) pemerintah dapat
melimpahkan sebagian wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada pemerintah daerah
sesuai dengan peraturan perundang undangan kemudian dalam pasal 6 pemerintah
bertanggung jawab untuk meningkatkan upaya perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di
luar negeri.
Tenaga kerja wanita Indonesia yang akan berangkat pertama kali ke luar negeri
merupakan tenaga kerja yang masih belum pernah bekerja di luar negeri, sehingga sebelum
mereka diberangkatkan terlebih dahulu calon tenaga tersebut di beri pendidikan untuk
kesiapan mereka bekerja.
METODE
Partisipan dan Desain Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif karena data statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau mengembangkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian yang dilakukan
pada populasi jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik inferensial karena membuat kesimpulan yang berlaku
untuk populasi (Sugiyono, 2010). Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak
60 orang tenaga kerja wanita Indonesia yang akan berangkat pertama kali keluar negeri
dengan karakteristik yaitu terdaftar sebagai calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar
negeri dan tenaga kerja yang baru pertama kali akan berangkat ke luar negeri. Teknik yang
digunakan oleh peneliti yaitu Sampling Jenuh yang berarti teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010). Berdasarkan jumlah
tenaga kerja wanita di 2 PJTKI sehingga populasi dalam teknik sampling yaitu seluruh
populasi.

9

Alat Ukur dan Prosedur Penelitian
Data dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan memberikan instrumen penelitian dalam bentuk
sebuah kuesioner dan diisi oleh responden yang telah ditetapkan. Penelitian ini peneliti
menggunakan skala Guttman, skala pengukuran ini akan didapatkan jawaban yang tegas,
yaitu ya-tidak, benar-salah, pernah-tidak pernah, positif-negatif, dan lain-lain. Selain dapat
dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Kuesioner yang
dibuat mengacu pada teori (Nevid,J.S.,Rathus,S.A.,Green,B., 2003) dengan melihat dari
beberapa indikator, yaitu fisiologis, kognitif dan perilaku. Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang berupa literatur atau bacaan lain yang
berhubungan dengan penelitian. Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber seperti data kuesioner yang terkumpul. Langkah
selanjutnya yang akan ditempuh oleh peneliti setelah data yang terkumpul adalah sebagai
berikut : 1. Memberi skor yaitu pemberian skor jawaban untuk diberikan oleh responden pada
pedoman angket didasarkan pada opsi jawaban ya-tidak, pernah-tidak pernah. Skor yang
diberikan yaitu 1 untuk jawaban ya/pernah dan 2 untuk jawaban tidak/tidak pernah, 2.
Menentukan rentang skor yaitu Sebelum menentukan panjang kelas interval terlebih dahulu
dicari rentang skor yang ada. Rentang skor sama dengan data terbesar dikurangi data terkecil,
3. Menentukan panjang kelas interval yaitu dengan rumus skor tertinggi dikurangi skor
terendah dibagi banyaknya interval, 4. Menentukan persentase yaitu Persentase dilakukan
dengan membandingkan gejala/ kategori dengan jumlah totalnya dengan menggunakan angka
dasar 100 (Winarsunu, 2002).
HASIL
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diketahui gejala fisiologis yang
dialami kebanyakan para tenaga kerja sering merasakan detak jantung yang berdetak kencang
dan sering pusing serta sulit tidur. Hal ini diperkuat berdasarkan data yang ada dalam analisis
hasil penelitian bahwa sebanyak 52 subyek atau 86,6% merasakan jantung yang berdetak
kencang, kemudian 47 subyek atau 78,3 % kepala sering terasa pusing, dan 43 subyek atau
71,6% mengalami kesulitan tidur. Kemudian jika dilihat berdasarkan klasifikasinya para
tenaga kerja ini termasuk dalam kecemasan fisologis yang tinggi artinya gejala- gejala
tersebut banyak dialami sebagian besar subyek. Dari hasil analisis penelitian terdapat 43
subyek atau 71,6% yang tergolong dalam klasifikasi tinggi.

10

Tenaga kerja yang akan berangkat keluar negeri untuk yang pertama kali ke luar
negeri, berdasar pada data yang telah diperoleh, gejala kognitif yang sering dialami oleh para
tenaga kerja ini yaitu sebanyak 52 subyek atau 86,6% merasa kesulitan dalam mengambil
suatu keputusan, kemudian terdapat 51 subyek atau 85% merasakan kekhawatiran akan masa
depannya.Kecemasan kognitif para tenaga kerja wanita Indonesia yang akan berangkat keluar
negeri tergolong tinggi, karena terdapat 49 subyek atau 81,6% yang termasuk daam
klasifikasi tinggi.
Aspek gejala kecemasan perilaku yang sering muncul adalah mudah terguncang,
tergantung pada orang lain, dan menghindar. Hal ini juga dialami tenaga kerja wanita
Indonesia. Hampir seluruh tenaga kerja merasakannya. Berdasarkan data yang terdapat dalam
analisis hasil penelitian terdapat 49 subyek atau 81,6 % merasa tergantung dengan orang lain,
kemudian terdapat 38 subyek atau 63,3% menghindar dari masalah. Kemudian sebagian
besar tenaga kerja wanita mengalami kecemasan perilaku yang tinggi, hal ini dapat dilihat
bahwa dari 60 subyek, yang termasuk dalam gejala fisiologis tinggi sebanyak 49 orang atau
81,6%, sedangkan yang rendah sebanyak 11 orang atau18,3 %.
Berdasarkan ketiga gejala kecemasan tersebut didapatkan hasil bahwa semua tenaga
kerja wanita Indonesia pernah mengalami. Dalam penelitian ini kecemasan yang paling
banyak dialami atau dirasakan oleh para tenaga kerja wanita Indonesia yang akan berangkat
pertama kali keluar negeri yaitu

gejala fisiologis karena sebanyak 52 subyek dengan

persentase 86,6% tenaga kerja wanita Indonesia merasakan jantung yang berdetak kencang
ketika ada masalah dan gejala kognitif sebanyak 52 subyek dengan prosentase 86,6%
mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan.
DISKUSI
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang perlu untuk didiskusikan lebih lanjut
sehingga dapat bermanfaat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menurut teori
ternyata sebagian besar tenaga kerja wanita Indonesia yang akan berangkat pertama kali ke
luar negeri mengalami gejala kecemasan Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dikaji lebih
dalam lagi apa penyebab yang membuat tenaga kerja wanita Indonesia ini mengalami gejala
kecemasan. Penelitian ini hanya melihat gambaran tentang berapa persentase gejala
kecemasan yang dialami tenaga wanita Indonesia. Kemudian, berkaitan dengan penggunaan
teori maupun refrensi dalam penelitian ini hendaknya bisa dikembangkan melalui literaturliteratur tokoh yang teruji secara empiris seiring berkembangnya pengetahuan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Alwisol (2005). Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Disnakertrans (2009). TKI PLRT Diusulkan Dapat Balasan Gaji Minimum. Malang
Edison A. (2008). Buku Saku Tenaga Kerja Indonesia. Dunia TKI
Ibrahim (2002). (Online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/4354/1/J500040048.pdf diunduh pada
tanggal 22 November 2011)
Kaplan dan Sadock (1997). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis.
Jakarta: Bina Aksara
Nevid,J.S.,Rathus,S.A.,Green,B.(2003). Psikologi Abnormal. (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga
Payaman.J.S.(2009) Definisi Tenaga Kerja .(Online), (http://www.scribd.com/doc/55507338/
4/Definisi-Tenaga-Kerja diunduh pada tanggal 16 Januari 2012)
Stuart, G. W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi kelima. Jakarta : EGC.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wikipedia(2008).Definisi TKI Wikipedia.(Online), (http://tkistories.blogspot.com/2009/01/
definisi-tki-wikipedia.html/diunduh tanggal 23 November 2011)
Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:UMM
Press