Makalah Sejarah Lahirnya Orde Baru

Makalah Sejarah
Lahirnya Orde Baru
02/Mei/2015

Nama Guru
Nama
Kelas

: Lily Chairunnisyah
: Nia Liani Nasution
: XI IPA 1

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah SWT pemilik segala ilmu pengetahuan.
Sebuah prestasi dan kebanggaan tatkala saya dapat menyelesaikan makalah ini
denga judul “Lahirnya Orde Baru”. Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa
Indonesia, khususnya sejarah Indonesia pada Masa Orde Baru. Lahirnya era orde
baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya pada saat runtuhnya
kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah satu penyebab
yang melata rbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah

keadaan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa orde lama.
Akhirnya, tidak ada sesuatu yang sempurna. Saya menyadari masih
banyak terdapat kesalahan di sana-sini dalam makalah ini. Maka dari itu kritik dan
saran

yang

bersifat

membangun

sangat

dibutuhkan

oleh

saya

untuk


penyempurnaan di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kisaran, 06 Desember 2013

Penyusun
Nia Liani Nasution

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................
1.4 Tinjauan Pustaka yang Relevan....................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana sejarah lahirnya Orde Baru?

2.2 Bagaimana kehidupan politik pada masa Orde Baru?
2.3 Bagaimana kehidupan ekonom pada masa Orde Baru?
2.4 Tindakan apa saja yang dilakukan pada masa Orde Baru?
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di
Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno.Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya
orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang
tidak kondusif pada masa Orde Lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa
pemberontakan G30S/PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan
mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia
melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar. Orde Baru hadir dengan
semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada
masa Orde Lama. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam

jangka waktu tersebut,ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini
terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Kekuasan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat
Perintah SebelasMaret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan Supersemar
maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan
lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar
berdampak semakin besarnya kepercayaan rakya kepada pemerintah karena
Soeharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Pada tanggal 23
Februari

1967,

MPRS

menyelenggarakan

sidang


istimewa

untuk

mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto
sebagai pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS
mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS
dari Presiden Sukarno. 12 Maret 1967 Jendral Soeharto dilantik sebagai Pejabat
Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde
Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru.

2.1 Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah Lahirnya Orde Baru?
b. Bagaimana kehidupan politik pada masa Orde Baru?
c. Bagaimana kehidupan ekonom pada masa Orde Baru?
d. Tindakan apa saja yang dilakukan pada masa Orde Baru?
1.2 Tujuan
Berdasarkan uraian yang saya buat, maka tujuannya adalah seperti berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Orde Baru
2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi politik masa Orde Baru

3. Untuk mengetahui apa saja yang ada dalam kehidupan ekonomi masa Orde
Baru
4. Untuk mengetahui apa saja tindakan sosial pada masa Orde Baru
1.3 Tinjauan Pustaka yang Relevan
Pada subbab ini, penulis akan melakukan tinjauan pustaka yang relevan dengan
tema penelitian ini. Pustaka yang ditinjau berasal dari buku-buku umum mengenai
sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia, buku-buku lain yang relevan serta
internet. Buku-buku umum menegenai sejarah masuknya agama Islam yang
relevan anatara lain.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah lahirnya Orde Baru?
Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa
Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang
sudah berlangsunglama..
3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga

bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa
pembunuhan besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan
demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta
tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat
bergabungmembentuk Kesatuan Aksi berupa Front Pancasila yang selanjutnya
lebih dikenaldengan Angkatan 66 untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam
Gerakan 30September 19656.
6. Kesatuan Aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPRGR mengajukan tuntutan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat).
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan
KabinetSeratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap
di kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30
September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya
untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September
1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar
Biasa(Mahmilub)
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah


Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan.
2.2 Kehidupan Politik pada Masa Orde Baru
1. Politik dalam negeri era order baru.
A. Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet
Awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet
AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Amper
yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut
Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
1) Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan
2) Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3) Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan
nasional.
4) Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya.
B. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi

bukan berarti menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan
(fusi) sejumlah partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan
pada

ideologi

tetapi

atas

persamaan

program.

Penggabungan

tersebut

menghasilkan tiga kekuatan sosial-politik, yaitu:
1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII,

danPartai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok
partai politik Islam).
2)

Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik,

PartaiMurba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat
nasionalis).
3)

Golongan karya (golkar)

C. Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru
Pemilihan umum pada masa orde baru diadakan setiap lima tahun sekali
dan telah dilaksanakan sebanyak enamkali. Tujuan pemilu tersebut untuk memilih
anggota MPR, DPR, DPRD 1 dan 11. Keanggotaan MPR, yaitu seluruh anggota
DPR, utusan daerah dan golongan. Setiap lima tahun sekali MPR mengadakan
sidang umum. MPR berwenang memilih dan mengangkat presiden dan wakil
presiden. Presiden dan kabinetnya berkewajiban menjalankan tugasnya sesuai
dengan UUD 1945 melaksanakan GBHN, mempertanggungjawabkan tugasnya

tersebut pada akhir masa jabatannya. DPR bertugas mengawasi jalannya
pemerintahan/tugas presiden. Mekanisme tugas dan kerja lembaga negara lain
menyesuikan UUD 1945 dan UU yang mengaturnya.
Pada masa orde baru kehidupan politiknya diatur dalam UU berikut ini.
1.

UU No.1 Tahun 1985 tentang pemilihan umum.

2.

UU No.2 Tahun 1985 tentang susunan dan kedudukan MPR dan DPR.

3.

UU No.3 Tahun 1985 tentang partai politik dan golongan karya.

4.

UU No.4 Tahun 1985 tentang preferendum.

5.

UU No.5 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan (Ormas).
Sistem politik yang adalah otoriter dan tidak demokratis, dimana

kekuasaan eksekutif terpusat dan tertutup dibawah kontrol lembaga kepresidenan,
dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan ekonomi banyak terjadi KKN.
Pemerintahan orde baru pimpinan soekarto berlangsung selama 32 tahun namun
kehidupan politik pada waktu itu dinilai gagal. Sistem politik yang berlaku adalah
oteriter dan tidak demokratis dimana kekuasaan eksekutif terpesat dan tertutup
dibawah kontro lembaga kepresidenan dalam penyelenggaraan negara dan
pembangunan ekonomi banyak terjadi KKN. Selanjutnya pemerintahan orde baru
juga dinilai gagal karena telah menciptakan pemerintahan yang sentralistik yaitu
mekanisme hubungan pusat dan daeraah cenderung menganut sentralisasi
kekuasaan

sehingga

menyebabkan

kesenjangandan

pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah

ketidakadilan

antara

Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan
pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun
sekali, yaitu: tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, dan1997.
D. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal
2 Agustus 1969.
Kebijakan lain yang di ambil pemerintah Orde baru adalah menetapkan
peran ganda ABRI yang

di

kenal

dengan

Dwifungsi

ABRI.ABRI tidak

hanya berperan dalam bidang pertahanan dan keamanan Negara tetapi juga
berperan di bidang politik.Hal terbukti dari banyaknya anggota ABRI yang
ternyata memegang jabatan sipil seperti walikota,bupati dan gubenur bahkan
ABRI memiliki jatah di keanggotaan MPR/DPR.Alasan yang mendasari
kebijakan tersebut tertuang dalam pasal 27 ayat (1)UUD 1945. Pasal tersebut
mengemukakan bahnwa “segala warga Negara bersama kedudukankannya di
dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.Bukan hanya
pada bidang politik pemerintahan,ternyata kedudkan ABRI dalam masyarakat
Indonesia juga merambat di sector ekonomi.Banyak anggota ABRI menjadi
kepala skepala BUMN maupun komisaris di berbagai perusahaan swasta .
2.3 Kehidupan Ekonomi
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Negara bersama aparat ekonominya
mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi
unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program
pemerintah berorientasi pada usaha penyelamtan ekonomi nasioanl terutama pada
usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat . Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi
kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.Oleh karena itu pemerintah
menempuh cara sebagai berikut :
2.3.1 Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi

Ekonomi yang kacau sebagai peninggalan masa Demokrasi terpimpin,
pemerintah menempuh cara:
a. Mengeluarkan Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang pembangunan.
b.

MPRS

mengeluarkan

garis

program

pembangunan,

yakni

program

penylematan, program stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan.
Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional
terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendaliakan
inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Sedangkan Rehabilitasi
adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari
kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin
berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah terwujudnya masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.Langkah-langakah yang diambil Kabinet pada saat
itu yang mengacu pada Tap MPRS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang
menyebabkan kemacetan, seperti :
a. rendahnya penerimaan Negara
b. tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran Negara
c. terlalu banyak dan tidak produktifnya ekspansi kredit bank
d. terlalu banyak tunggakan hutang luar negri
e. penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan
prasarana.
2.Debirokrtisasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian
3. Berorientasi pada kepentingan produsen kecil
Untuk melaksanakan langkah-langkahpenyelamatan tersebut maka ditempuh cara:
a. mengadakan operasi pajak
b. cara pemungutan pajak baru bagi pendapatan perorangan dan kekayaan dengan
menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang
c. penghematan pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta
menghapuskan subsidi bagi perusahaan Negara
d. membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit impor

Program stabilisasi

dilakukan

dengan

cara

membendung

laju

inflasi.Hasilnya bertolak belakang dengan perbaikan inflasi sebab harga bahan
kebutuhan pokok melonjak namun inflasi berhasil dibendung (pada tahun 1967awal 1968). Sesudah kabinet pembangunan dibentuk pada bulan juli 1968
berdasarkan Tap MPRS NO.XLI/MPRS/1968, kebijakn ekonomi pemerintah
dialihkan pada pengendalian yang ketat terhadap gerak harga barang khususnya
sandang, pangan, dan kurs valas. Sejak saat itu kestabilan ekonomi nasional relatif
tercapai sebab sejak 1966 kenaikan harga bahan-bahan pokok dan valas dapat
diatasi.
Program

rehabilitasi

dilakukan

dengan

berusaha

memulihkan

kemampuan berproduksi. Selam 10 tahun mengalami kelumpuhan dan kerusakan
pada prasarana ekonomi dan sosial. Lembaga perkreditan desa, gerakan koperasi,
perbankan disalahgunakan dan dijadikan alat kekuasaan oleh golongan dan
kepentingan tertentu. Dampaknya lembaga tidak dapat melaksanakan fungsinya
sebagai penyusun dan perbaikan tata hidup masyarakat.
1. Kerja Sama Luar Negri
Keadaan ekonomi Indonesia paska Orde Lama sangat parah,hutangnya mencapai
2,3-2,7 miliar sehingga pemerintah Indonesia meminta Negara-negara kreditor
untuk dapat menunda pembayaran kembali utang Indonesia. Pemerintah
mengikuti perundingan dengan Negara-negara kreditor di Tokyo Jepang pada 1920 September 1966 yang menanggapi baik usaha pemerintah Indonesia bahwa
devisa ekspornya akan digunakan untuk pembayaran utang yang selanjutnya akan
dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku. Perundingan dilanjutkan di Paris,
Perancis dan dicapai kesepakatan sebagai berikut:
a. Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun 1968 ditunda
pembayarannya hingga tahun 1972-1979
b. Utang-utang Indonesia yang seharusnya dibayar tahun1969 dab 1970
dipertimbangkan untuk ditunda juga pembayarannya.
Kemudian kerundingan dilanjutkan di Amsterdam, Belanda pada tanggal
23-24 Februari 1967. Perundingan itu bertujuan membicarakan kebutuhan
Indonesia akan bantuan luar negri serta kemungkinan pemberian bantuan dengan

syarat lunak yang selanjutnya dikenal dengan IGGI (Inter Governmental Group
for

Indonesia).

Melalui

pertemuan

itu

pemerintah

Indonesia

berhasil

mengusahakn bantuan luar negri. Indonesia mendapatkan penangguhan dan
keinginan syarat-syarat pembayaran utangnya.
1. Pembangunan Nasional
Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala
bidang. Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan
Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan
bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi
trilogi Pembangunan adalah sebagai berikut :
a.Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Sedangkan pelaksanannya pembanguanan nasional dilakukan secara bertahap
yaitu:
a.

Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun.

b.

Jangka pendek mencakup periode 5 tahun(pelita / pembangunan lima

tahun).
2.4 Tindakan yang Dilakukan Pada Masa Orde Baru
A. Pembubaran PKI dan Menteri-menteri yang terlibat.
Berdasarkan wewenang yang bersumber pada Surat Perintah 11 Maret, Letnan
Jenderal Soeharto atas nama Presiden menetapkan pembubaran dan pelarangan
Partai Komunis Indonesia (PKI) termasuk semua bagian-bagian organisasinya
dari tingkat pusat sampai ke daerah beserta semua organisasi yang bernaung di
bawahnya. Keputusan pembubaran dan pelarangan PKI itu diambil oleh
pengemban Supersemar berdasarkan pertimbangan bahwa PKI telah nyata-nyata
melakukan perbuatan kejahatan dan kekejaman. Bukan itu saja, tetapi telah

melakukan pengkhiatan terhadap Negara dan rakyat Indonesia yang sedang
berjuang.sehingga dilakukan pembersihan terhadap PKI dan Para Menterimenterinya.
B. Sidang Umum MPRS
Pada tanggal 20 Juni 1966 MPRS mengadakan sidang umum. Berikut ini
ketetapan

MPRS

hasil

sidang

umum

tersebut.

1. Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966, tentang Pengesahan dan Pengukuhan
Supersemar.
2. Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966, tentang Pemilihan Umum yang
dilaksanakan

selambat-lambatnya

tanggal

5

Juli

1968.

3. Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966, tentang penegasan kembali Landasan
Kebijaksanaan

Politik

Luar

Negeri

Indonesia

yang

bebas

dan

aktif.

4. Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966, tentang Pembentukan Kabinet
Ampera.
5. Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966, tentang Pembubaran PKI, dan
menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah Indonesia.
D. Penyerahan kekuasaan Soekarno ke Soeharto ( Supersemar )
Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI,
KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonstrasi. Mereka membulatkan
barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi ekonomi yang parah, para
demonstran menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari
1966 para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:
1.
2.

pembubaran
pembubaran

kabinet

dari

unsur-unsur

PKI,
G

30

S/PKI,

dan

3. penurunan harga.
Menghadapi aksi mahasiswa, Presiden memberi mandat kepada Letjen Soeharto
untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Mandat itu dikenal
sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Keluarnya Supersemar
dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Supersemar pada intinya berisi
perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu
untuk terjaminnya keamanan dan kestabilan jalannya pemerintahan. Selain itu

untuk menjamin keselamatan presiden. Bagi bangsa Indonesia Supersemar
memiliki
1.

arti
Menjadi

penting

tonggak

lahirnya

berikut.
Orde

Baru.

2. Dengan Supersemar, Letjen Soeharto mengambil beberapa tindakan untuk
menjamin kestabilan jalannya pemerintahan dan revolusi Indonesia.
3. Lahirnya Supersemar menjadi awal penataan kehidupan sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945. Kedudukan Supersemar secara hukum semakin kuat
setelah dilegalkan melalui Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966 tanggal 21
Juni 1966. Sebagai pengemban dan pemegang Supersemar, Letnan Jenderal
Soeharto mengambil beberapa langkah strategis untuk terjaminnya keamanan
dan kestabilan jalannya pemerintahan.
E. Sidang Istimewa MPRS.
MPRS melaksanakan Sidang Istimewa tanggal 7 – 12 Maret 1967. Dalam
Sidang Istimewa ini MPRS menghasilkan empat Ketetapan penting berikut.
1. Ketetapan MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang pencabutan kekuasaan dari
Presiden Soekarno dan mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden
sampai

dipilihnya

presiden

oleh

MPRS

hasil

Pemilu.

2. Ketetapan MPRS No. XXXIV/MPRS/1967 tentang peninjauan kembali
Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik Indonesia sebagai
Garis-Garis

Besar

Haluan

Negara.

3. Ketetapan MPRS No. XXXV/MPRS/1967 tentang pencabutan Ketetapan
MPRS

No.

XVII/MPRS/1966

tentang

Pemimpin

Besar

Revolusi.

4. Ketetapan MPRS No. XXXVI/MPRS/1967 tentang pencabutan Ketetapan
MPRS No. XXVI/MPRS/1966 tentang pembentukan panitia penelitian ajaranajaran

Pemimpin

Besar

Revolusi

Bung

Karno.

Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 maka dibentuk Kabinet
Ampera pada tanggal 25 Juli 1966.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahirnya orde baru dilatarbelakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti dengan
kondisi politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi). Wibawa
presiden Sukarno semakin menurun setelah gagal mengadili tokoh-tokoh yang
terlibat G30S. Presiden mengeluarkan SUPERSEMAR 1966 bagi Letjen Suharto
guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk memperbaiki keadaan
negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri dan digantikan oleh
Presiden Suharto.
Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik
dalam negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai
presiden

dan

dibentuklah

Kabinet

Pembangunan,

penyederhanaan

dan

pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di Irian
Barat pada 2 Agustus 1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri yaitu
dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan
beberapa negara.
Pada masa awal Orde Baru pembangunan ekonomi di Indonesia maju
pesat mulai dari pendapatan perkapita, pertanian, pembangunan infrastruktur dll.
Upaya pembangunanekonomi dilaksanakan melalui REPELITA (Rencana
Pembangunan Lima Tahun) yangdimulai pada tanggal 1 April 1969. Namun pada
akhir tahun 1997 Indonesia dilandakrisis ekonomi. Kondisi kian terpuruk
ditambah dengan KKN yang merajalela.
Dalam bidang social budaya pada masa orde baru telah mengalami
kemajuan.

Antara

lainmakin meningkatnya pelayanan kesehatan

bagi

masyarakat dan fasilitas pendidikan dasar sudah makin merata dengan adanya
program wajib belajar 9 tahun. Ditetapkan tentang P-4 yaitu Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Parasetia Pancakarsa)untuk menuju
masyarakat yang adil dan makmur.

Daftar Pustaka
 Supriatna, Nana. 2012. Advanced Learning History 2. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
 http://shentiald.blogspot.com/2013/12/makalah-indonesia-pada-masa-

orde-baru.html
 http://ryanpunyo.blogspot.com/2013/04/makalah-lahirnya-orde-baru-

supersemar.html
 http://susifkipsejarah2011.blogspot.com/2013/05/makalah-orde-baru.html
 http://ncjfs.blogspot.com/