STUDI KELAYAKAN BISNIS PENDAHULUAN INDONESIA

STUDI KELAYAKAN
BISNIS
“PENDAHULUAN”
DISUSUN OLEH :
GLEIDYS AUDINA HENGKENG14061104012
CHICILIA CKRISMAST TASIKREDE14061104028
FITRI RAHMADANI14061104120
HARTINA14061104151
WULANDARI SAFITRI BAWON14061104126
CHRISTIAN DENISIUS WILMAR14061104094

1.1 PENGERTIAN BISNIS
Kata bisnis berasal dari bahasa inggris “busy” yang artinya sibuk
sedangkan business artinya kesibukan. Sedangkan dalam arti luas
sebagai keseluruhan kegiatan yang direncanakan dan dijalankan oleh
perorangan atau kelompok secara teratur dengan cara menciptakan
memasarkan barang maupun jasa baik dengan tujuan mencari
keuntungan maupun tidak bertujuan mencari keuntungan
Tujuan bisnis dapat dikelompokan :
a. Bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oriented)
Bisnis yang didirikan semata – semata bertujuan memperoleh

keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan
serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut
contohnya :
perusahaan rokok,perusaan pembuatan sepatu dan sejenisnya
b. Bisnis yang tidak berorientasi keuntungan (non – profit oriented)
Bisnis yang tujuannya untuk kepentingan sosial contohnya : yayasan
sosial yatim piatu dll.
Berdasarkan
jenis kegiatannya secara umum
bisnis
dapat
dibedakan menjadi empat macam
1. Bisnis ekstratif adalah bisnis yang bergerak dalam penggalian
barang-barang tambang
2. Bisnis agraris
adalah bisnis bergerak dalam bidang
pertanian
,termasuk
didalamanya
perikanan,

peternakan,
perkebunan dan kehutanan
3. Bisnis industri adalah bisnis yang bergerak
dalam bidang
pengolahan (manufaktur)
4. Bisnis jasa adalah bisnis yang bergerak dalam penyediaan produk
yang tidak berwujud

1.2 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk
memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau
tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide
tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua
pihak dibandingakan dampak negatif yang ditumbulkan.

Sedangkan menurut subagyo (2005) studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau
tidaknya ide tersebut di laksanakan .
Pengertian studi kelayakan bisnis sering kali membingungkan,hal ini
karena baik studi kelayakan bisnis maupun rencana bisnis menganalis

beberapa aspek yang sama yaitu aspek hukum, lingkungan, pasar dan
pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia,
maupun aspek keuangan. Keduanya pun mempunyai fungsi membantu
pengambilan keputusan bisnis
Rencana bisnis atau business plan adalah dokumen tertulis yang
mendiskripsikan masa depan bisnis yang akan dimulai yang meliputi
apa, bagaimana, siapa, kapan, dan mengapa sebuah bisnis dijalankan.
Business plan pada umumnya terdiri :
1. Tujuan bisnis
2. Stretegi yang digunakan untuk mencapainya
3. Masalah pontesial yang kira-kira akan dihadapi
dan cara
mengatasinya
4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab)
5. Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan

6. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan dan bagaimana
mempertahankannya sampai mencapai Break Even Point (BEP)

Table 1.1 perbedaan antara studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis


No
.
1
2

Faktor pembeda

Studi kelayakan bisnis

Jenis
data
yang
digunakan
Sumber data yang
digunakan

Menggunakan
estimasi


3

Penyusunan

4

Tujuan

5

Waktu

6

Biaya

Rencana bisnis
data

Menggunakan

data
empiris perusahaan

Data eksternal

Data internal

Pihak eksternal, dengan
tujuan
agar
lebih
independen
Menilai kelayakan sebuah
ide bisnis
Memakan waktu relative
lama,
karena
harus
menggali
data

dari
berbagai sumber
Memerlukan biaya yang
relative besar

Pihak
internal
yang
mengetahui
kondisi
perusahaan
Membuat rencana bisnis
yang akan datang
Memerlukan waktu yang
relative pendek, karena
data hanya bersumber
dari intern perusahaan
Memerlukan biaya yang
tidak terlalu besar.


Keterkaitan antara studi kelayakan
diilustrasikan dengan gambar 1.1

bisnis

dengan

rencana

bisnis

dapat

Ide
bisnis

Studi
kelayaka
n


bisnis

Rencana

bisnis

Pelaksana
an bisnis

Gambar 1.1 keterkaitan antara studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis

Setiap bisnis memerlukan adanya studi kelayakan pada saat memulai
usahanya meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Intensitas pada
penyusunan studi kelayakan bisnis tergantung pada beberapa hal berikut.
a. Besar kecilnya dampak yang dapat ditimbulkan
Semakin besar dampak yang ditimbulkan dari ide bisnis yang akan
dijalankan. Samakin tinggi kecermatan yang diperlukan dalam
menyusun studi kelayakan bisnis. Sebaliknya, semakin kecil dampak
yang dapat ditimbulkan dari ide bisnis yang akan dijalankan, semakin
rendah tuntutan akan kecermatan dalam menyusun studi kelayakan

bisnis.

b. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis
Semakin besar tingkat ketidakpastian suatu bisnis, semakin tinggi
intensitas dalam menyusun studi kelayak bisnis. Sebaliknya, semakin
kecil tingkat ketidakpastian bisnis semakin rendah intensitas dalam
menyuun studi kelayakan bisnis.
c. Banyak sedikitnya investasi yang diperlukan untuk melaksanakan
suatu bisnis.
Semakin besar nilai investasi yang ditanamkan pada suatu bisnis,
semakin tinggi kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi
kelayak bisnis. Sebaliknya’ semakin kecil investasi yang ditanamkan,
semakin sederhana studi kelayakan yang dilakukan.
Studi kelayakan bisnis tidak hanya diperlukan oleh pemrakarsa bisnis atau
pelaku bisnis tetapi juga diperlukan oleh beberapa pihak lain. Berikut pihakpihak yang membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingan.
a. Pelaku bisnis/manajemen perusahaan
Pihak pelaku bisnis/manajemen perusahaan memerlukan studi
kelayakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk
melanjutkan ide bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi
kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka pelaku

bisnis/manajemen akan mejalankan ide bisnis tersebut untuk
mengembangkan usahanya.
b. Investor
Pihak investor memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah akan ikut menamankan modal pada
suatu bisnis atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi klayakan suatu ide
bisnis
dinyatakan layak dilaksanakan maka
investor
akan
menanamkan modalnya dengan harapan memperoleh keuntungan dari
investasi yang akan ditanamkan, demikian pula sebaliknya.
c. Kreditor
Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu dasar
dalam megambil keputusan, apakah akan memberikan kredit pada
suatu bisnis yang disusulkan atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi
kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka
kreditor akan memberikan kredit dengan harapan akan memperoleh
keuntungan berupa bunga, demikian pula sebaliknya.

d. Pemerintah
Pihak pemerintah memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah memberikan izin terhadap suatu bisnis
atau tidak. Jika berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis
dinyatakan
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
memberikan kesempatan kerja, mengoptimalkan sumber daya yang
ada, dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka
pemerintah akan memberikan izin. Sebaliknya jika suatu bisnis
memiliki dampak negative yang lebih besar dibandingkan manfaatnya
maka pemerintah tidak akan memberikan izin atas ide bisnis yang
diajukan.
e. Masyarakat
Masyarakat memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan, apakah mendukung suatu bisnis atau tidak. Jika
berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan akan
memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat
dibandingkan dampak negatifnya maka masyarakat kan mendukung
ide bisnis tersebut. Namun jika studi kelayakan menyatakan bahwa
suatu ide bisnis akan memberikan dampak negative yang lebih besar
terhadap masyarakat dibandingkan dengan dampak positifnya maka
masyarakat akan menolak ide bisnis tersebut.

1.3 LANGKAH – LANGKAH STUDI KELAYAKAN BISNIS
Studi kelayakan bisnis merupakan metode ilmiah. Salah satu syarat
metode ilmiah adalah sistematis. Penyusunan studi kelayakan bisnis
sebagai salah satu metode ilmiah pada umumnya meliputi beberapa
langkah kegiatan, yang secara umum dapat dilihat pada gambar 1.2

penemuan
ide bisnis

melakukan
studi
pendahuluan

membuat
desain studi
kelayakan

menarik
kesimpulan
dan
rekomendasi

analisis dan
interpretasi
data

pengumpula
n data

penyusunan
laporan studi
kelayakan
bisnis
Gambar 1.2 langkah – langkah studi kelayakan bisnis

Keterangan :
a. Penemuan ide bisnis
Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan sebuah
ide bisnis. Ide bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang
mamiliki prospek yang baik terlihat.penemuan ide bisnis ini dapat
bersumber dari bacaan, hasil pengamatan, informasi dari orang lain,
media masa, maupun berdasarkan pengalaman.
b. Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum
peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan, termasuk di
dalamnya prospek dan kendala yang dapat muncul dari bisni yang
akan dilakukan. Jika berdasarkan studi pendahuluan suatu ide bisnis
yang akan dijlankan memiliki kendala yang besar dan kurang prospek
maka penyusunan studi kelayakan yang lebih mendalam tidak perlu
dilakukan. Sebaliknya, jika berdasarkan studi pendahuluan sebuah ide
bisnis memiliki prospek yang baik dan pelaku bisnis memilikikayakinan

untuk mengatai kendala yang mungkin
dilanjutkan dengan tahap berikutnya.

muncul

maka

proses

c. Membuat desain studi kelayakan.
Setelah gamaran umum tentang peluang bisnis dari ide yang akan
dijalankan diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat desain
studi kelayakan yang meliputi penentuan aspek-aspek yang akan
diteliti, responden, teknik pengumpulan data, penyusunan kuesioner,
alat analisis data, penyusunan anggaran untuk melakukan studi
kelayakan sampai dengan penentuan desain laporan akhir
d. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi,
wawancara, maupun kuesioner, sedangkan sumber data dapat berupa
data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data seringkali
merupakan pekerjaan yang paling memerlukan waktu dan biaya yang
besar untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sehingga proses
pengumpulan data harus didesain sebaik mungkin.
e. Analisis dan interpretasi data
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Analisi kualitatif dilakukan jika data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif (judgement). Sedangka analisis
kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data
kuantitatif.

f. Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data untuk memutuskan
suatu ide bisnis layak atau tidak layak berdasarkan setiap aspek yang
diteliti. Sedangkan rekomendasi memberikan arahan petunjuk tentang
tindak lanjut ide bisnis yang akan dijalankan serta memberikan
catatan-catatan jika ide bisnis tersebut akan dilaksanakan.
g. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
Format maupun desain laporan akhir harus disesuaikan dengan pihakpihak yang akan menggunakan studi kelayakan bisnis. Selain itu,
besarnya anggaran untuk menyusun studi kelayakan bisnis juga harus
dipertimbangkan.

Kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak hanya dilakukan pada saat
ada ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi studi kelayakan
bisnis juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan hal-hal berikut.
a. Merintis usaha baru
Ketika seorang pelaku bisnis akan merintis usaha baru, studi kelayakan
bisnis dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang akan dirintis
layak atau tidak untuk dijalankan.
b. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Ketika seorang pelaku bisnis akan mengembangkan usaha, studi
kelayakan
bisnis
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
ide
pegembangan bisnis layak atau tidak untuk dijalankan.
c. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan
Seringkali investor dan pelaku bisnis dihdapkan pada masalah untuk
menentukan pilihan jenis bisnis atau investasi/proyek karena terbatas
biaya atau investasi. Agar pilihan investasi dapat optimal maka
diperlukan adanya studi kelayakan bisnis untuk menentukan pilihan
dari berbagai alternatif investasi yang ada.

1.4 ASPEK – ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS
Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya
sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan
pada beberapa aspek kelayakan bisnis yaitu:
a. Aspek hukum
Aspek hukum menganalisa kemampuan pelaku bisnis dalam
memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang diperlukan untuk
mejalankan bisnis diwilayah tertentu.

b. Aspek lingkungan
Aspek lingkungan menganalisa kesesuaian lingkungan sekitar (baik
lingkungan operasional, lingkungan dekat, dan lingkungan jauh)
dengan ide bisnis yang akan dijalankan. Dalam aspek ini dampak
bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.
c. Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar menganalisis potensi pasar, intensitas persaingan, market
share yang dapat dicapai, serta menganalisi strategi pemasaran yang
dapat digunakan untuk mencapai market share yang diharapkan.
d. Aspek teknis dan teknologi
Aspek teknis menganalisis kesiapan teknis dan ketersedian teknologi
yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.
e. Aspek manajemen dan sumber daya manusia
Aspek manajemen dan sumber daya manusia menganalisis tahaptahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja, baik tenaga keja
kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis.
f. Aspek keuangan
Aspek keuangan menganalisis besarnya biaya investasi dan modal
kerja serta tingkat pengembalian investasi dari bisnis yang akan
dijalankan.
Analisis aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis memiliki keterkaitan
antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Oleh karena itu,
kesalahan atau ketidakcermatan pada satu aspek akan berpengaruh
terhadap hasil analisis studi kelayakan secara keseluruhan.

Gambar 1.3 keterkaitan Antar aspek dalam studi kelayakan bisnis
Berdasarkan gambar tersebut aspek pasar dan pemasaran memiliki
keterkaitan dengan nilai proyeksi penjualan, sedangkan aspek hukum,
lingkungan, teknis dan teknologis, dan aspek manajemen dan sumber daya
manusia memiliki keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan laba rugi
perusahaan. Proyeksi penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya akan
menghasilkan proyeksi laba/rugi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat
bersumber dari utang dan modal sendiri sehingga besarnya biaya akan
berpengaruh pada sisi pasiva dalam proyeksi neraca perusahaan.
Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan proyeksi kas masuk, sedangkan
proyeksi biaya akan berkaitan dengan proyeksi kas keluar. Proyek aliran kas
masuk dikurangi dengan proyek aliran kas keluar akan menghasilkan
proyeksi aliran kas bersih. Aliran kas bersih inilah yang digunakan untuk
melakukan analisis kelayakan pada aspek keuangan.

1.5 BIDANG ILMU YANG TERKAIT DENGAN STUDI KELAYAKAN
BISNIS
Keahlian di berbagai disiplin ilmu diperlukan untuk dapat melakukan studi
kelayakan bisnis. Oleh karena itu, penyelesaian studi kelayakan bisnis yang
kompleks seringkali melibatnya banyak ahli dari berbagai latar belakang
ilmu yang berbeda untuk memperoleh kesimpulan yang lebih akurat.
Beberapa bidang ilmu yang memiliki keterkaitan dengan penyusunan studi
kelayakan bisnis adalah sebagai berikut.

Aspek
hukum

Hukum
bisnis

Aspek
Lingkungan

Sosiologi &
lingkungan

Aspek
Pasar &
Pemasaran

Manajemen
Pemasaran

Aspek
Manajemen &
SDM

Manaj. SDM &
Operational
Research

Aspek
Teknis &
Teknologi

Manaj. Operasional &

Aspek
keuangan

Manaj.
Keuangan &
Akuntansi

Ilmu
Penunjang :
 Metodologi
Penelitian
 Statistika
 Komputer

Operational
Research

Gambar 1.4 Keterkaitan Studi Kelayakan Bisnis dengan beberapa bidang
ilmu

Keterangan :
a. Hukum Bisnis
Pengetahuan tentang hukum bisnis memiliki peranan yang sangat
penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek bisnis. Hukum
Bisnis membahas ketentuan – ketentuan hukum dalam menjalankan
bisnis, termasuk di dalamnya kontrak perjanjian yang berkaitan
dengan bisnis.
b. Sosiologi dan Lingkungan
Pengetahuan tentang sosiologi memiliki peranan yang sangat penting
untuk melakukan analisis kelayakan aspek sosial. Sosiologi
mempelajari perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,
sedangkan ilmu lingkungan penting perananya untuk melakukan
analisis kelayakan dampak bisnis terhadap lingkungan fsik.
c. Manajemen Pemasaran
Pengetahuan tentang manajemen pemasaran diperlukan untuk
melakukan analisis pada aspek pemasaran. Manajemen pemasaran
membahas perhitungan potensi pasar, penentuan harga, pemilihan
saluran distribusi, pemilihan sarana promosi, penentuan produk, dan
analisis persaingan.
d. Manajemen operasional dan operational research
Pengetahuan tentang manajemen operasional dan operational
research memiliki peranan yang sangat penting untuk melakukan
analisis kelayakan aspek teknis. Manajemen operasional dan
operational research membahas jalur kritis penyelesaian proyek,
penentuan layout, pemilihan lokasi, pengaturan persediaan, dan
penentuan pola prouksi.
e. Manajemen sumber daya manusia
Pengetahuan manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk
melakukan analisis kondisi sumber daya manusia. Manajemen sumber
daya manusia membahas perencanaan tenaga kerja, rekrutmen,
seleksi, pengembangan, dan pemberhentian karyawan.
f. Manajemen keuangan dan akuntansi

Pengetahuan tentang manajemen keuangan dan akuntansi diperlukan
untuk melakukan analisis pada aspek keuangan. Manajemen keuangan
membahas bagaimana mendapatkan sumber dana yang murah dan
menggunakannya secara efsien, sedangkan akuntansi membahas
tentang pelaporan keuangan perusahaan.
g. Metodologi penelitian, statistika, dan komputer
Pengetahuan tentang metodologi penelitian, statistika, dan komputer
diperlukan untuk menunjang proses penelitian pada semua aspek studi
kelayakan bisnis. Pengetahuan tentang metodologi penelitian
memberikan pemahaman untuk melakukan proses penelititan secara
baik dan benar. Pengetahuan statistika memiliki peranan dalam
melakukan analisis data, sedangkan pengetahuan komputer sangat
penting dalam membantu analisis data dan penyusunan laporan.

1.6 ETIKA PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
Studi kelayakan bisnis pada umumnya melibatkan pihak penyusun studi
kelayakan bisnis dengan pihak sponsor. Agar kedua belah pihak tidak ada
yang merasa dirugikan maka etika dalam penyusunan studi kelayakan bisnis
diperlukan. Etika merupakan norma atau standar perilaku yang digunakan
sebagai petunjuk bagi perilaku pihak – pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan studi kelayakan bisnis dan hubungan dengan orang lain.
Tujuannya adalah agar tidak ada pihak – pihak yang merasa dirugikan
sehubungan dengan kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis yang
dilakukan.
a. Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor
 Jika sponsor meminta agar pihaknya dirahasiakan, bahwa mereka
telah mensponsori sebuah studi kelayakan bisnis, maka penyusun
studi kelayakan bisnis harus menjaga kerahasiaanya. Hal ini
dimaksudkan agar hasil studi kelayakan bisnis benar – benar dapat
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya tanpa adanya
tendensi tertentu dari para responden. Kadang – kadang sponsor
meminta bantuan penyusunan studi kelayakan bisnis independen
dengan tujuannya agar kerahasiaannya dapat terjamin sehingga
hasilnya tidak bias.
 Jika sponsor menghendaki hasil studi kelayakan bisnis hanya untuk
kepentingan sponsor maka penyusun studi kelayakan bisnis harus

menjaga kerahasiaannya atau tidak memberikan data atau hasil
studi kelayakan kepada pihak lain tanpa seizin sponsor.
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat memberikan hasil
studi kelayakan yang berkualitas sesuai dengan besarnya biaya
yang diberikan oleh sponsor. Sponsor bersedia membiayai suatu
studi kelayakan bisnis tentunya dengan harapan mendapatkan hasil
studi kelayakan yang baik sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan bisnis. Jangan memanipulasi hasil studi kelayakan
bisnis dengan tujuan menyenangkan sponsor.
 Penyusun studi kelayakan bisnis harus dapat menyelesaikan
penyusunan studi kelayakan bisnis sesuai dengan kesepakatan
yang telah ditentukan. Biasanya kesepakatan penyusunan studi
kelayakan bisnis berisi biaya studi kelayakan bisnis, waktu
penyelesaian studi kelayakan bisnis, jumlah eksemplar laporan
studi kelayaan bisnis, dan kesepakatan lain.
b. Etika sponsor terhadap penyusun studi kelayakan bisnis
 Sponsor harus membayar biaya studi kelayakan bisnis sesuai
dengan kesepakatan, baik jumlah maupun waktu pembayarannya.
 Sponsor tidak boleh memaksakan hasil kelayakan bisnis kepada
penyusun studi kelayakan bisnis sesuai dengan kepentingan
sponsor.

Soal
1. Asal kata bisnis berasal dari bahasa apa?
a.indonesia
d.inggris
b.jerman
e.jepang
c.amerika
jawaban : D
2. Berdasarkan definisi ,tujuan bisnis dapat dikelompokan menjadi berapa bagian
a. 2
d. 5
b. 4
e. 7
c. 3
Jawaban : A
3. Contoh dari bisnis ekstratif
a. Pertambangan minyak,pabrik pakain
b. Pabrik pakaian ,pabrik baja
c. Pertambangan mas,pertambangan minyak
d. Kantor akuntan,rumah sakit
e. Semua a,b,c benar
Jawaban : C
4. Bisnis yang bergerak dalam penyedian produk tidak berwujud pengertian dari
a. Bisnis industry
d.bisnis agraris
b. Bisnis jasa
e. bisnis barang
c. Bisnis ekstratif
Jawaban : B

5. Penelitian mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk
dilaksanakan adalah pengertian studi kelayakan bisnis dari
a.suyanto
d.yusuf ahmad
b.subagyo
e.Michael G. Tearney
c.susilo
Jawaban : B

6. Dokumen yang tertulis yang mendeskripsikan masa depan bisnis yang akan dimulai adalah
pengertian dari
a.tujuan bisnis
d.business plan
b.strategi bisnis
e.studi kelayakan bisnis
c.manfaat bisnis
Jawaban : D
7. Factor pembedaan antara studi kelayakan bisnis dan rencana bisnis
a. Tujuan bisnis
b. Waktu
c. Biaya
d. Sumber daya yang digunakan
e. Semua a,b,c,d benar
Jawaban : E
8. Intensitas pada penyusunan studi kelayakan bisnis tergantung pada beberapa hal yaitu
a. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis
b. Besar kecilnya dampak yang ditimbulkan
c. Banyak sedikitnya investasi yang diperlukan
d. Banyaknya peluang yang di timbulkan
e. A, b, c benar
Jawaban : E
9. Ada berapa langkah –langkah dalam penyusunan studi kelayakan bisnis
a. 5
d.8
b. 6
e.9
c. 7
Jawaban : C

10. Memperoleh gambaran umum peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan termasuk
kedalam langkah
a. Melakukan studi pendahuluan
b. Penemuan ide bisnis
c. Pengumpulan data
d. Menarik kesimpulan
e. Analis data
Jawaban : A
11. Dibawah ini yang tidak termasuk aspek-aspek studi kelayakan bisnis adalah
a. Aspek keungan
d. aspek pemerintahan
b. Aspek pemasaran
e. aspek sumberdaya manusia dan manajemen
c. Aspek lingkungan
Jawaban : D
12. Menganalisis tahap –tahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga kerja ,baik tenaga kerja kasar
maupun terampil yang diperlukan untuke menjalakan kan bisnis bagian dari aspek
a. Aspek pasar dan pemasaran
b. Aspek keuangan
c. Aspek sumber daya dan manajemen
d. Aspek hukum
e. Aspek teknologi
Jawaban : C
13. Bidang ilmu yang memiliki keterkaitan dengan penyusun studi kelayakan bisnis adalah
a. Aspek hukum dan hukum bisnis
b. Aspek keungan dan manajemen pemasaran
c. Aspek manajemen dan aspek teknologi
d. Aspek lingkungan dan aspek sdm
e. Aspek keungan akuntansi dan aspek lingkungan
Jawaban : A
14. Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan
a. Proyeksi biaya
d. proyeksi aliran kas bersih
b. Proyeksi kas keluar
e. proyeksi utang
c. Proyeksi kas masuk
Jawaban : C
15. Kegunaan dari aliran kas bersih untuk

a.
b.
c.
d.
e.

Menetukan laba
Melakukan analisi kelayakan pada aspek keuangan
Menentukan apa ada kerugian
Menentukan gaji kariawan
Menentukan pendapatan

Jawaban : B
16. Agar tidak adanya pihak –pihak yang merasa dirugikan sehubungan dengan kegiatan
penyusunan studi kelayaka bisnis, yakni tujuan dari…
a. Bisnis plan
b. Struktur bisnis
c. Strategi bisnis
d. Studi kelayakan bisnis
e. Etika penyusun studi kelayakan bisnis
Jawaban : E
17. Etika penyusun studi kelayakan terhadap sponsor terdiri dari berapa bagian
a. 3
d. 6
b. 4
e. 5
c. 2
Jawaban : B
18. Membahas ketentuan-ketentuan hukum dalam menjalankan bisnis termasuk aspek
a. Hukum bisnis
d. metodolegi penelitian
b. Manajemen pemasaran
e.manajemen akuntansi
c. Manajemen sumber daya
Jawaban : A
19. Pihak –pihak yang membutuhkan studi kelayakan dengan berbagai kepentingan
a. Investor
b. Kreditur
c. Pemerintah
d. Pajak
e. A,b,c benar
Jawaban : E
20. Rencana bisnis atau bisnis plan biasanya digunakan oleh pihak
a. Pemerintah
d. investor
b. Masyarakat
e.kreditur

c. Wiraswastawan
Jawaban : C