Laporan Akhir NUtrisi Tanaman. doc

Laporan Akhir NUtrisi Tanaman
Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman
Acara
Efek Input Fosfor Terhadap Tanah Di Fase Awal Budidaya
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Legum
Oleh :
Agung Tustiana(E1A00600)
A. PENDAHULUAN
a.1 Latar Belakang
Kedelai merupakan bahan baku makanan yang bergizi seperti tahu dan tempe. Hampir semua
lapisan masyarakat menyukai makanan yang terbuat dari kedelai. Bagi petani, tanaman ini
penting untuk menambah pendapatan karena dapat segera dijual dan harganya tinggi. Namun
belakangan ini kebutuhan masyarakat Indonesia akan kedelai semakin meningkat, hal ini
disebabkan semakin pesatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan
bahan pangan pun semakin meningkat. Bahkan saat ini di beberapa Negara maju telah ditemukan
kandungan bio gas didalam biji kedelai yang dapat di manfaatkan sebagi bahan bakar mesin.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan adanya penemuan-penemuan baru,
kemungkinan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kedelai semakin meningkat juga,
sehingga pasokan kedelai akan semakin berkurang juga. Bahkan untuk saat ini Indonesia masih
mengimpor kedelai dari luar negeri, seperti dari Thailand, Kamboja dll.
Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu

mencukupinya sendiri. Hal ini disebabkan karena produktivitas kedelai di Negara kita sangat
rendah dibandingkan dengan kebutuhan akan kedelai tersebut . Oleh karena itu perlu adanya
peningkatan produksi secara secara kuantitas , kualitas dan kelestarian lingkungan sehingga kita
bisa bersaing di era pasar bebas.
Pada kenyataanya kedelai adalah termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, tanaman
ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah
cukup baik, memiliki curah hujan 100-400 mm/bulan, dengan suhu udara 2300C – 3000C, serta
kelembaban antara 60% - 70%, dengan pH tanah 5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.
Bahkan kedelai salah satu tanaman yang dapat diusahakan di lahan pasang surut dengan hasil
yang cukup memadai, namun cara mengusahakannya berbeda daripada di lahan sawah irigasi
dan lahan kering. Tanaman ini tidak tahan genangan. Oleh sebab itu, tidak dianjurkan menanam
kedelai di lahan pasang surut yang bertipe luapan air A yang selalu terluapi baik saat pasang
besar maupun pasang kecil, karena akan dapat membusukan akar daripada kedelai tersebut.
a.2 Tujuan
Melihat pengaruh berlimpahnya ketersedian fospor terhadap luas daun pertanaman, berat
berangkasan atas tanaman, dan berat akar pertanaman.
Melihat pengaruh rendahnya ketersediaan fospor terhadap terhadap luas daun pertanaman,
berat berangkasan atas dan berat akar pertanaman.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Fosfor termasuk unsure hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi yang
tidak dapat diganti dengan hara lain. Ketidak cukupan pasokan P menjadikan tanaman tidak
tumbuh maksimal atau potensi hasilnya tidak maksimal atau tidak mampu melengkapi proses
reproduktif normal. Peranan P dalam tanaman sebagai penyimpanan dan pemindahan energi
yang berpengaruh terhadap berbagai proses lain dalam tanaman. Adanya P dibutuhkan untuk
reaksi biokimiawi penting, seperti pemindahan ion,kerja osmotic, reaksi fotosintesis dan
glikolisis.
Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion H2PO4- atau ion HPO42-. Factor-faktor yang
mempengaruhi efesiensi pengangkutan P dan ketersediannya bagi tanaman adlah berupa factor
lingkungan, pemupukan, dan pengelolaan. Factor-faktor ini saling tindak sangat rumit dan untuk
melacaknya memerlukan pemahaman mengenai perangai system fisis kimiawi.
Sedangkan yang menentukan pasokan fosfor pada tanah sbb:
1. Aerasi (ktersedian oksigen dalam tanah). Pada tanah yang padat atau tergenang air, penyerapan
fosfor dan unsure lain akn terganggu.
2. Temperatur ; pada temperature yang relative hangat, ketersedian forfor akan meningkat karena
proses perombakan bahan organic juga meningkat. Ketersedian fosfor menurun pada didaerag
yang bersuhu rendah.
3. Bahan Organik ; untuk menyediakan fosfor yang cukup, kondisi tanah yang menguntungkan
bagi perkembangan mikro organisme tanah perlu dipertahankan.
4. Unsur hara lain; tercukupinya jumlah unsure hara lain dapat meningkatkan penyerapan fosfor.

Aminium dari N dapat meningkatkan penyerapan fosfor. Kekurangan unsure hara mikro dapat
menghambat respon tanamn terhadap pemupukan fosfor.
Didalam lapisan akar, fosfor tidak mudah hanyut oleh air. Sebagian besar tanah memiliki
kapasitas menyerap dan mengikat fosfor yang tinggi kecuali pada tanah pasir. Fosfor sangat
mudah bereaksi dengan tanah dan dapat dengan mudah terikat menjadi bentuk yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tanaman.
a. Manfaat Fosfor Bagi Tanaman
1) Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik sehingga tanaman
dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat serta kuat.
2) Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
3) Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat masa panen.
4) Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.
5) Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
b. Gejala defesiensi fosfor pada tanaman
Pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat dan kerdil
Perkembangan akar terhambat
 Gejala pada daun beragam, beberapa tanaman menunjukan warna hijau tua mengkilap yang
tidak normal. Pada jagung, daun berwarna merah keunguan atau pingirannya berwarna kuning.
Pematangan buah terhambat
Perkembangan bentuk dan warna buah buruk

Biji berkembang tidak normal

C. METODELOGI
Percobaan A :
1. Percobaan dilakukan dengan menggunakan polibag
2. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang
dengan perandingan 1:1:1.
3. Menugalakan benih kedelai pada tanah yang telah tersedia dengan 3 ulangan.
4. Hari jika tidak turun hujan Melakukan penyiraman setiap sampai pecobaan selesai.
5. memberikan pupuk urea dengan dosis setara 50 kg/ha, SP-36 280 kg/ha dan KCL 75 kg/ha
pada hari ke 21 setlah tanam.
6. melakukan pengukuran tehadap luas daun memakai leaf area meter, berat daun pertanaman,
dan berat akar memakai timbangan mikro setelah tanaman berumur lima minggu.
Percobaan B :
1. percobaan dilakukan menggunakan polibag
2. Media tanah yang digunakan adalah campuran tanah topsoil dengan pasir dan pupuk kandang
dengan perandingan 1:1:1.
3. Hari jika tidak turun hujan Melakukan penyiraman setiap sampai pecobaan selesai.
4. memberikan pupuk nitrogen 100 kg/ha dan KCL 75 kg/ha pada hari ke 21 setelah tanam tanpa
memberikan pupuk fosfor.

5. melakukan pengukuran tehadap luas daun memakai leaf area meter, berat daun pertanaman,
dan berat akar memakai timbangan mikro setelah tanaman berumur lima minggu.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
d.1 Hasil Pembahasan
d.1.1 Luas daun
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 81,25 63,75 118,34 87,78
2 Defesiensi fosfor 50 91,25 57,5 66,25
d.1.2 Berat Akar
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 3,57 2,78 2,58 2,98
2 Defesiensi fosfor 1,67 1,18 1,07 1,31

d.1.3 Kandungan Hijau Daun
No Perlakuan Ulangan Rata-rata
I II III
1 Sufesiensi fosfor 39,3 36,3 38,9 38,16

2 Defesiensi fosfor 37,5 38,3 35 36.94
d.2 Pembahasan
Dari table pengamatan diatas dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan luas daun pada tanaman
kedelai yang diberi perlakuan sufesiensi fosfor dengan yang diberi perlakuan defesiensi fosfor
terdapat perbedaan, dimana rata-rata luas daun kedelai yang diberi perlakuan sufesiensi fosfor
lebih luas yaitu 87,78 cm2 dibandingkan yang diberi perlakuan defesiensi fosfor yang hanya
66,25 cm2.
Sedangakan untuk variable pengamatan berat akar, dari hasil pengamatan dapat kita lihat dengan
jelas bahwa pertumbuhan akar pada kedelai yang mengalami sufesiensi fosfor begitu subur, hal
itu dapat kita lihat dari rata-rata berat akar pada saat dipanen yang mencapai 2,98 g jauh diatas
berat akar kedelai yang mengalami defesiensi fosfor yang hanya 1,31 g, tdak mencapai
setengahnya.
Dan untuk variable pengamatan yang terakhir yaitu kandungan klorofil (hijau daun) dapat kita
lihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara tanaman kedelai yang mengalami
sufesiensi dengan yang defisiensi fosfor. Untuk tanaman yang mengalami sufesiensi memiliki
rata-rata tingkat hijau daun sebesar 38,16, sedangkan pada tanaman yang mengalami defesiensi
sebesar 36,94. Hal ini disebabkan pengaruh fosfor terhadap warna daun pada tanaman kedelai
tidak begitu sebesar pengaruh terhadap akar, bunga, biji dan buah. Namun bila yang mengalami
defesiensi fosfor pada tanamn jagung, akan sangat mempengaruhi warna daun. Dimana pada
tanamn jagung yang mengalami defesiensi P, daunnya akan berwarna merah ke unguaan atau

pinggiran daunnya berwarna kuning.
Sedangkan pada variable berat akar saat panen dan luas daun terjadi perbedaan yang sangat
mencolok. Hal ini disebabkan pengaruh kandungan P dalam tanah sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kedelai baik pertumbuhan bunga, buah, biji, akar bahkan daun. Seperti
yang kita ketahui fosfor dalam tanaman berfungsi membentuk asam nukleat (DNA dan RNA),
menyimpan serta memindahkan energi ATP dan ADP, merangsang pembelahan sel, dan
membantu proses amilasi dan respirasi. Selain itu fosfor mampu mempercepat pemasakan buah
dan membuat biji menjadi lebih bernas.
Dengan terjadinya defeisiensi Fosfor mengakibatkan aktivitas-aktivitas tanaman yang seperti
disebutkan diatas tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Dan hal itu tentu saja
memberikan pengaruh terhadap tanaman, yaitu antara lain sebagai berikut ;
Pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat dan kerdil
Perkembangan akar terhambat
 Gejala pada daun beragam, beberapa tanaman menunjukan warna hijau tua mengkilap yang
tidak normal. Pada jagung, daun berwarna merah keunguan atau pingirannya berwarna kuning.
Pematangan buah terhambat
Perkembangan bentuk dan warna buah buruk
Biji berkembang tidak normal

E. KESIMPULAN

• Fosfor termasuk unsure hara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagai pemindah energi
yang tidak dapat diganti dengan hara lain.
• Fosfor dapat merangsang pembentukan bunga, buah dan biji bahkan mampu mempercepat
pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas.
• Fosfor dalam tanaman berfungsi membentuk asam nukleat (DNA dan RNA), menyimpan serta
memindahkan energi ATP dan ADP, merangsang pembelahan sel, dan membantu proses amilasi
dan respirasi.
• Dengan terjadinya defeisiensi Fosfor mengakibatkan aktivitas-aktivitas tanaman yang
seharusnya terjadi tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
• Fosfor dapat memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik
sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi
sehat serta kuat.
• Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman.
• Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.
• Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

Daftar Pustaka
Anonim, 2005. Penuntun Praktikum Nutrisi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Suawastika, I Wayan, Tumarlan T, Ratmini, NP. 1997. Budidaya Kedelai Dilahan Pasang Surut.

BPPT.
file://localhost/D:/file%20download/ASPEK%20PRODUKSI%20BUDIDAYA%20KEDELAI
%20«%20ANEKAPLANTASIA.cybermediaclips.htm