View of MENGATASI KESULITAN SISWA SMK DALAM MENYELESAIKAN SOAL INTEGRAL DENGAN CARA SUBSTITUSI

  

MENGATASI KESULITAN SISWA SMK DALAM MENYELESAIKAN

SOAL INTEGRAL DENGAN CARA SUBSTITUSI

ANTON SUJARWO

  e-mail:

  Abstrak:

  Penelitian ini merupakan hasil pengalaman penulis dalam mengajarkan materi integral kepada siswa SMK. Banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa SMK, mendorong penulis untuk mencari strategi yang tepat dalam mengajarkan materi integral dengan cara substitusi. Gagasan dibelakang aturan substitusi adalah menggantikanintegral yang agak rumit dengan integral yang lebih sederhana. Ini dilakukan dengan mengganti variabel semula x dengan variabel baru u yang merupakan fungsi x. Tantangan utama dalam penggunaan aturan subsitusi adalah memikirkan subsitusi yang tepat.Penulis menganggap bahwa masalah materi integral yang tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa dapat menggunakan cara subsitusi agar lebih mudah diselesaikan. Tetapi dalam membelajarkan materi integral dengan cara substitusi kepada siswa, guru banyak mengalami kesulitan. Diperlukan strategikhusus dalam menyampaikan materi integral dengan cara subsitusi kepada siswa agar tidak terjadi kesulitan.Dalam hal ini penulis mmenawarkan cara yang lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal integral selain dengan cara substitusi yaitu cara langsung dengan menggunakan simbol-simbol yang lebih mudah dipahami siswa SMK. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal integral selain dengan cara substitusi.

  Kata kunci:

  kesulitan, memecahkan masalah, integral

  PENDAHULUAN

  Salah satu kesulitan yang dialami siswa SMK dalam pembelajaran matematika adalah menyelesaikan soal-soal integral. Pada sebagian besar buku pelajaran, materi integral kurang dipaparkan secara gamblang dengan konsep-konsep yang jelas. Padahal belajar integral membutuhkan pemahaman konsep, latihan yang terus menerus dan menguasai materi prasarat dengan baik. Kesulitan guru adalah bagaimana membelajarkan siswa dalam memecahkan soal integral. Dalam memecahkan masalah diperlukan strategi, sehingga perlu pembiasaan memecahkan masalah dari unsur atau bagian dari masalahnya. Menurut Polya (dalam Stewart,2002), ‖Penemuan besar menyelesaikan masalah besar tetapi terdapat benih- benih penemuan dalam setiap penyelesaian masalah. Masalah Anda mungkin sederhana, tetapi jika menantang rasa ingin tahu Anda serta melibatkan pikiran yang kreatif, dan jika Anda menyelesaikannya dengan cara anda sendiri, Anda akan merasakan ketegangannya dan menikmati kemenangan dari suatu penemuan.‖Masalah besar tidak lagi menjadi masalah besar jika telah ditemukan jalan pemecahannya. Hal tersebut karena menemukan jalan pemecahan itu merupakan salah satu

  Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016 | 2

BAHASAN UTAMA

  bagian masalahnya.

  Shadiq (2006) menjelaskan, sesungguhnya tugas seorang guru matematika SMK adalah membantu siswa mendapatkan informasi, ide-ide, ketrampilan-ketrampilan, nilai-nilai, dan cara-cara berfikir serta cara-cara mengemukakan pendapat. Namun matematika SMK adalah membimbing para siswa tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya serta bagaimana belajar memecahkan masalah sehingga hal tersebut dapat digunakan di masa depan mereka. Tujuan jangka panjang pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan kemampuan para siswa agar mereka mampu mengembangkan diri mereka sendiri dan mampu memecahkan masalah yang muncul. Oleh karena itu di samping dibekali dengan pengetahuan ketrampilan matematis, mereka seharusnya dibekali juga dengan kemampuan untuk belajar mandiri dan belajar memecahkan masalah.

  Penulis menganggap bahwa masalah materi integral yang tidak dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa dapat menggunakan cara subsitusi agar lebih mudah diselesaikan. Tetapi dalam membelajarkan materi integral dengan cara subsitusi kepada siswa guru banyak mengalami kesulitan. Diperlukan strategi khusus dalam menyampaikan materi integral dengan cara subsitusi kepada siswa agar tidak terjadi kesulitan. Itulah yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini. Penulis ingin memberikan solusi bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal-soal integral dengan mudah. Berkaitan dengan masalah tersebut maka penulis meberikan judul

  ”Mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal integral dengan cara subsitusi.”

  Sebagian besar ahli Pendidikan Matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka menyatakan juga tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh si pelaku. Pada saat memecahkan masalah, ada beberapa cara atau langkah yang sering digunakan. Cara yang sering digunakan orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut dengan

  Strategi pemecahan masalah . Setiap manusia akan menemui masalah.

  Karenanya, strategi ini akan sangat bermanfaat jika dipelajari para siswa agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata mereka.

  Menurut Soedjana (1986), suatu persoalan atau soal matematika akan menjadi masalah bagi siswa, jika ia: 1. mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan di tinjau dari segi kematangan mentalnya dan ilmunya,

  2. belum mempunyai algoritma atau prosedur untuk menyelesaikannya, dan 3. berkeinginan untuk menyelesaikannya.

  Dalam bagian lain Soedjana (1986) menjelaskan, untuk menentukan suatu soal merupakan masalah atau bukan bagi kelas harus dilihat berdasar ketiga syaratnya. Syarat kemampuan ilmu mudah menentukannya, karena guru yang memberi pelajarannya.

  Kematangan mental kelas berhubungan dengan ilmu yang sudah di ajarkan. Kedua, yaitu algoritma atau prosedur penyelesaiannya, ini pun dapat diketahui. Umumnya siswa mendapat

  Mengatasi Kesulitan Siswa SMK ... | 3

  Strategi ini berkaitan dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Keteraturan tersebut akan memudahkan kita menemukan penyelesaiannya.

  Bergerak dari belakang.

  h.

  Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.

  Berpikir logis.

  g.

  Memperhitungkan setiap kemungkinan. Strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-paturan yang dibuat sendiri oleh si pelaku selama proses pemecahan masalah sehingga tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.

  f.

  Strategi ini berkaitan dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untukmencapai tujuan yang sesungguhnya.

  Memecah tujuan.

  e.

  Menemukan pola.

  pelajaran dari sekolah. Karena itu guru dapat mengetahui algoritma dan prosedur mana yang belum diketahui anak. Ada kecualinya, yaitu anak-anak yang belajar lebih maju dari bahan yang diberikan di sekolah. Mungkin melalui tambahan pelajaran di luar sekolah, belajar dengan bimbingan belajar sendiri. Sedang untuk syarat ketiga, ada anak yang atas kemauan sendiri ingin menyelesaikan soal yang diberikan. Tetapi sebagian lagi anak- anak terpaksa harus menyelesaikannya. Bagi golongan terakhir perintah guru dianggap sebagai adanya niat siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Karena hal-hal di atas maka sebenarnya suatu masalah seseorang belum tentu menjadi masalah bagi yang lain.

  d.

  Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan pikirankita, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan kemampuannya sangat terbatas.

  Membuat tabel.

  c.

  Strategi ini berkaitan dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarnya dapat ditemukan.

  Mencobakan pada soal yang lebih sederhana.

  b.

  Strategi ini berkaitan dengan pembuatan sket atau gambar corat coret mempermudah memahami masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaiannya.

  Membuat diagram.

  Masih menurut Soedjana (1986), agar efesien menyelesaikan masalah digunakan urutan langkah- langkah merumuskan dengan jelas masalahnya, menyatakan lagi dalam bentuk yang operasional, menentukan hipotesis, menetukan strategi, melaksanakan prosedur, dan memeriksa hasil pemecahan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Shadiq (2004), ada beberapa strategi yang sering digunakan dalam pemecahan masalah, antara lain : a.

  Dengan strategi ini, kita mulai menganalisis bagaimana cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita bergerak dari yang diinginkan lalu menyesuaikannya dengan yang diketahui.

  Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016 | 4

  

  ) `( )) ( `( )) ( (

F x g x g x g F dx d

  2

  3

  3

  2

  

3

  

2

dx d

    

  

  Secara umum, metode ini berfungsi bilamana kita mempunyai integral yang dapat kita tuliskan dalam bentuk

  dx x g x g f

  ) `( )) ( ( . Perhatikan bahwa jika F`=f maka

  C x g F dx x g x g F   

  )) ( ( ) `( )) ( `( karena menurut aturan rantai,

   . Jika kita membuat ”pergantian

  2 Tetapi sekarang kita dapat memeriksa bahwa kita mempunyai jawaban yang benar dengan menggunakan aturan rantai untuk mendeferensialkan fungsi terakhir dari jawaban di atas.

  variabel”atau ”pensubsitusian” , u=g(x) maka,  

       F du u C u F C x g F dx x g x g F

  ) `( ) ( )) ( ( ) `( )) ( `(

  atau, dengan menuliskan F`=f, kita peroleh:

   

   du u f dx x g x g f ) ( ) `( )) ( ( Perhatikan bahwa aturan subsitusi untuk pengintegralan dibuktikan dengan aturan rantai untuk pendeferensialan. Perhatikan juga bahwa jika u=g(x) maka du=g`(x)dx, satu cara untuk menghafal Aturan Subsitusi adalah memikirkan dx dan du sebagai deferensial.

  Menurut Tim dosen matematika

  ITS (2002), metode yang diilustrasikan di atas dapat diringkas dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1.

  Pilihlah u, misal u=g(x) 2. Tentukan

  ) `(x g

  dx du

  3. Subsitusikan u=g(x), du=g`(x)dx.

  Pada tahap ini, integral harus dalam suku ke u, tidak boleh tersisa suku-suku dalam x. Jika

      2 2 1 2 2 3 2

  3

  i.

  Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba dari yang diketahui.

  Mengabaikan hal yang tidak mungkin.

  Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang jelas-jelas tidak mungkin agar dicoret/diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja. Mencoba-coba.

1. Integral Dengan Cara Subsitusi

  2 2 2

  variabel

   du u C u   2 3

    

   

  Integral dengan cara subsitusi adalah suatu integrasi yang digunakan untuk mengubah permasalahan integrasi yang rumit ke bentuk yang lebih sederhana. Karena teorema dasar penting untuk mencari anti turunan. Tetapi rumus-rumus anti turunan kita tidak memberitahu kita bagaimana menghitung integral seperti:

  dx x x

   2

  1

  2 . Menurut Stewart

  (2001), untuk mencari integral ini kita menggunakan strategi pemecahan masalah tentang memperkenalkan sesuatu ekstra. Di sini

  ”sesuatu ekstra” adalah variabel baru, kita ganti

  x

  1

  menjadi variabel

  u .

  2 C x    2 3 2 ) 1 (

   1 x u  , Maka diferensial u adalah xdx du

  2  . Catat bahwa jika dx dalam

  notasi untuk integral ditafsirkan sebagai diferensial, maka diferensial

  2xdx akan muncul dalam soal di atas,

  sehingga secara formal, tanpa membenarkan perhitungan kita dapat tuliskan:

  xdx x dx x x

  2

  1

  Andaikan kita anggap bahwa u adalah besaran di bawa tanda akar, dan 2

  Mengatasi Kesulitan Siswa SMK ... | 5

  tidak demikian, coba dengan Misal: pemilihan u yang lain.

  1

  

u

  2 x  3 , du  2 dx , dudx 4. integral yang

  Selesaikan 2 dihasilkan. sehingga 5. Ganti u dengan g(x), sehingga

  1

  1    Cos ( 2 x 3 ) dx Cos u du Cos u du

  jawaban akhirnya dalam suku ke x   

  2

  2 Subsitusi yang termudah dapat

  1

  1  Sin uCSin x   C (

  2 3 )

  diperoleh apabila integrasinya

  2

  2 Tidak semua fungsi dapat

  kecuali untuk konstanta yang diintegrasikan menggunakan subsitusi ditambahkan pada peubah bebasnya.

  u. Sebagai contoh, tidak dijumpai

  Contoh: 5 subsitusi u untuk menyelesaikan integral berikut ini: 1. x dx

   2  5 

  Carilah

  

  1 2

  dx

  Penyelesaian:

  dx sin( x ) dx

  ,

  ,  

   2 x

  Misal; u=2x+5 , du=2dx dan

  1  x

  1 2.

  Penyelesaian Alternatif

  dudx sehingga:

  Dari contoh-contoh di atas

  2 5 siswa sering kali mengalami kesulitan 5

  1

  

  2 x  5  dxu du dalam menyelesaikan soal-soal integral

   

  2 dengan subsitusi. Kesulitannya

  1 5u du terletak pada pemilihan subsitusinya.

  

  2 Ketika mengalami kesulitan memilih

  1 6

  1 6

  subsitusi seharusnya mencoba-coba

   uC  ( 2 x  5 )  C

  12

  12

  subsitusi lainnya. Di sini dibutuhkan

  Cos

  5 x dx 2. Carilah strategi pemecahan masalah yang tepat

  

  dan diharapkan siswa tidak mudah Penyelesaian: menyerah. Oleh karena itu penulis

  1

  du dx

  Misal: u=5x, du=5dx dan  ingin memberikan solusi alternatif agar 5 siswa dapat menyelesaikan soal-soal sehingga: integral dengan cara subsitusi dengan

  1

1 Cos x dx  Cos u du  Cos u du 5 mudah.

    

  5

  5 n

  Bagaimana dengan ( axb ) dx  ?

  1

  1 

  Sin u C Sin 5 x C    

  5

  5 2 3 10 Penyelesaiannya:

  Misal: 3 x ( x  2 ) dx 3. Selesaikan

  

  1 Penyelesaian: 3 2 uaxb , duadx , dudx , a Misal: ux  2 , du  3 x dx sehingga sehingga: n n 2 3 10 3 10 2

  1 1 n axb dxu duu du

  ( ) x x dx x x dx

     3 ( 2 ) ( 2 )

  3      a a 10

  1 11

  1 3 11

  1 n 1 n

  1 1       u du u C ( x 2 ) C      u C ( ax b ) C

  

  11

11 a na n

( 1 ) ( 1 )

  Cos (

  2 xdx 3 ) Perhatikan bahwa integral 4. Selesaikan

  

  dengan cara subsitusi di atas dapat Penyelesaian: diselesaikan dengan cara langsung sebagai berikut:

  Jurnal Apotema, Vol. 2, No. 1, Januari 2016 | 6 ) ( ) ( ( 1 ) ) ( b ax d b ax a a b ax d b ax n n

       

     

       )' (

  ) ( ) ( ) ( b ax b ax d b ax dx b ax n n C b ax n a n

  1 ) (

  1

  1 , , maka:

  dx du aadx du b ax u   

1 Contoh: 1.

  5

  1 ) (

  1

   ) (

    

  Sin b ax d b ax C b ax Cos a

  ) ( ) ( ( 1 ) ) ( Sin b ax d b ax a a

      

  Sin dx b ax  

    )' ( ) ( ) ( ) ( b ax Sin b ax d b ax

      

  1 Persoalan tersebut juga dapat diselesaikan dengan cara langsung sebagai berikut:

  1

       ) (

  C b ax Sin a C u Sin a

  1

    )' ( ) ( ) ( ) ( b ax Cos b ax d b ax

  a du a Cos u b ax Cos

     du u Cos

    

  1

  1

   ) (

    

    

  C b ax Cos a C u Cos a

     

  1 ) ( )

  a du a Sin u b ax Sin

     du u Sin

    

      

  Cos b ax ) ( ) ( ( 1 ) ) (

  Carilah

   )

  1 ) (sin cos ) (sin cos

  3

    3 2 2 sin

  Sin x xd x    

  Sin xdx x C x x xd Sin x

  ) (sin cos cos 2 2 x Sin x xd x

     )' (sin

   Sin xdx x cos 2 Penyelesaian:

  2. Selesaikan

  3 2 (

  2 ) 3 ) 2 (

  1

  2

  3 2 (

      

  Cos b ax d b ax a a Cos b ax d b ax

  Cos dx x C x Sin Cos x d x

  3 2 ( x Cos x d x

  )

  3 ) 2 ( 3 2 (

  )

    )' 3 2 (

      

  3 2 ( Penyelesaian:

   dx x Cos )

  

  1 Contoh: 1. Selesaikan

     ) (

    C b ax Sin a

      

  1 (

  ? Misal:

  2 

  )

    )` 2 ( )

      

  Penyelesaian:

  

  ) 2 ( 3 

  dx x x 10 3 2

  1 2. Selesaikan

  2

  1

  6

  5 2 (

  1 )

  12

  5 2 (

  x d x C x C x       6 6

  2 (

  1 5

  2

  5 2 (

  5 ) 2 (

     )

  

  5 2 ( 5 5 x x d x dx x

  )

  5 ) 2 ( 5 2 (

  )

    )` 5 2 (

      

  Penyelesaian:

  

  ) 2 ( 2 ( 3 )

  3 3 3 10 3 2 10 3 2 x x d x x dx x x

  Cos b ax

  5 (

   ) (

  

   ) ( b ax Sin dan

    dx x 5

  3

  2 ) 5 (

  3

  C x C x       ) 5 (

  3 ) ) 5 ( 5 ( 3 2 1 3 2 3 2 1 3 2 x d x x x d x x

  1

  3

   ) ) 5 ( 5 (

        

  5 3 3 2 1 3 2 3 2 x x d x x x dx x

  )' 5 ( ) ) 5 (

      2 3 10 3 2

    

      

  Penyelesaiannya:

  x dx x

   5 3 2

  

  1 3. Selesaikan

  11

     11 3 ) 2 (

  x d x C x

     ) ) 2 ( 2 ( 3 10 3

  

  3 x x d x x

  3 ) ) 2 ( 2 (

  2 3 2 1 3 Bagaimana dengan 

  Mengatasi Kesulitan Siswa SMK ... | 7

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

  1. Shadiq,F. (2004), Peran Pemecahan Gagasan di belakang aturan

  Masalah Dalam Proses

  subsitusi adalah menggantikan integral yang agak rumit dengan Pembelajaran Matematika di integral yang lebih sederhana. Ini SMK , Yogyakarta:PPPG dilaksanakan dengan mengganti Matematika. dari variabel semula x menjadi Shadiq,F. (2006), Strategi

  Pembelajaran Matematika

  variabel baru u yang merupakan fungsi x. SMK , Yogyakarta:PPPG 2. utama dalam Matematika

  Tantangan penggunaan aturan subsitusi Soedjana, (1986), Strategi Belajar adalah memikirkan subsitusi yang Mengajar Matematika ,Jakarta tepat. Anda seharusnya memilih :Universitas Terbuka. berupa fungsi dalam integran yang Stewart,J. (2001), Kalkulus Jilid 1, diferensialnya juga muncul Jakarta: Erlangga. (kecuali untuk faktor konstanta). Tim Matematika ITS, (2002), Bahan Jika tidak mungkin, cobalah Ajar Kalkulus 1 , Surabaya memilih u berupa bagian yang :Institut Teknologi Sepuluh agak rumit dari integran. Nopember Pencarian subsitusi yang benar merupakan kiat tersendiri. Bukan hal yang tidak biasa, jika tebakan anda pertama tidak berhasil, cobalah subsitusi lain.

  3. Tidak semua fungsi dapat diintegrasikan menggunakan subsitusi u. Sebagai contoh, tidak dijumpai subsitusi u untuk menyelesaikan integral berikut ini:

  1 2

  dx dx , sin( x ) dx

  ,  

   2 x

  1  x

  4. Alternatif yang ditawarkan penulis, merupakan upaya penulis dalam mempermudah pemahaman tentang integral dengan cara subsitusi. Sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal integral selain dengan cara subsitusi yaitu dengan cara langsung. n n ( axb ) d ( axb ) 5.

  ( axb ) dx   

   n ( ax b )' ( axb ) d ( axb )

  1 n   ( axb ) d ( axb )   a a

  1 n 1  ( axb )  C a ( n  1 )