PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMPNEGERI 3 PULE TRENGGALEK DENGAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMPNEGERI 3 PULE

TRENGGALEK DENGAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION

Andi Navianto

  

SMP Negeri 3 Pule, Trenggalek

  

Abstrak

Salah satu hasil belajar yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah siswa memahami

konsep matematika. Oleh karena itu pembelajaran matematika seharusnya menekankan pada pemahaman

konsep.Proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi

merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan

langsung. Jadi dalam proses pembelajaran yang lebih aktif adalah siswa sehingga berpengaruh terhadap

hasil belajar yang didapatkan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran

menggunakan strategi Group Investigation (GI) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

mendiskripsikan bagaimana peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa.Penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas yang berlangsung sebanyak dua siklus.Setiap siklus terdiri dari 3

pertemuan.Tahap-tahap penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Data yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil tes akhir siswa. Hasil

penelitian menunjukkan penerapan strategi Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Kelas VIII B SMP Negeri 3 Pule Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016.Hal ini ditunjukkan oleh

peningkatan aktivitas siswa dari kategori CUKUP pada siklus I menjadi BAIK pada siklus II. Hasil tes

siswa juga menunjukkan peningkatan.Pada siklus I siswa yang tuntas baru mencapai 50% sedang pada

siklus II ketuntasan siswa mencapai presentase 85% dengan nilai rata-rata 82.

  Kata kunci: Peningkatan Hasil belajar, Pembelajaran Matematika, Strategi Group Investigation

Abstract

  

One of the learning outcomes to be achieved in mathematics learning is that students understand the

concept of mathematics. Therefore, mathematics learning should emphasize conceptual understanding.

The learning process is a process of obtaining concepts oriented to the involvement of students actively

and directly. So in the process of learning is more active students so that the effect on student learning

outcomes obtained. This study aims to describe the learning process using Group Investigation (GI)

strategy that can improve student learning outcomes and describe how improvements in student learning

outcomes. This study is a Classroom Action Research which lasted two cycles. Each cycle consists of 3

lesons. The stages of this study consist of planning, implementation of action, observation, and reflection.

The data collected in the form of observation of student activity and result of student test. The results

showed that the implementation of Group Investigation strategy can improve student learning outcomes

of Class VIII B SMP Negeri 3 Pule Trenggalek. This is indicated by the increase in student activity from

the ENOUGH category in cycle I to GOOD in cycle II. Student test results also show improvement. In the

first cycle of students who completed the new 50% is on cycle II mastery of students reach 85%

percentage with an average value of 82.

  Keywords: Improving learning outcomes, Learning of mathematics, Group Investigation strategy

  Pemahaman konsep adalah salah satu

  PENDAHULUAN

  kemampuan penting dalam pembelajaran matematika. Materi-materi Hasil belajar yang ingin dicapai dalam yang diajarkan kepada siswa bukan pembelajaran matematika pada aspek hanya sebagai hafalan, namun lebih kognitif, salah satunya adalah siswa dari itu dengan pemahaman siswa memahami konsep matematika.

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu pembelajaran matematika seharusnya menekankan pada pemahaman konsep.Proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung.Jadi dalam proses pembelajaran yang lebih aktif adalah siswa. Siswa diberi situasi atau lingkungan untuk membangun pemahaman matematika berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa. Namun pada kenyataan pembelajaran di SMP Negeri 3 Pule masih terpusat di guru.Pembelajaran matematika selama ini adalah guru menerangkan materi, memberi contoh soal yang dikerjakan menggunakan rumus yang telah guru berikan lalu memberikan tugas kepada siswa untuk dibahas.Dalam pembelajaran yang berlangsung siswa hanya menghapalkan rumus dan berpatokan pada contoh yang telah diberikan.Ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh, banyak siswa yang tidak mampu mengerjakan dengan baik.Setelah diadakan evaluasi pembelajaran, hasil yang didapatkan belum memuaskan.Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil ulangan harian matematika pada semester ganjil tahun 2015/2016 banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditentukan.Hasil tes sebelum penelitian ini dilakukan juga menunjukkan hanya 26% siswa yang telah tuntas. Peneliti sering menemui siswa mampu menyebutkan rumus luas segitiga sebagai

  setengah alas kali tinggi .Ketika diberikan

  segitiga siku-siku ABC beserta ukuran panjang sisi-sisinya kemudian siswa diminta menyebutkan rumus luas segitiga atau menghitung luas segitiga, siswa mengalami kesulitan.Siswa kesulitan dalam menyebutkan rumus luas segitiga berdasarkan notasi yang diberikan.Kesulitan yang sering dialami siswa adalah menentukan manakah yang alas dan mana yang tinggi segitiga. Belum tercapainya hasil belajar siswa yang memuaskan salah satunya dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan membangun pemahaman siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik adalah strategi Group Investigation (GI). Melalui strategi ini, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk memecahkan masalah dengan cara menyelidiki dan mengkaitkan data dan pengetahuan yang dimiliki siswa. Pada proses pembelajaran akan terbangun pemahaman konsep bersama sebagai dasar memecahkan masalah.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a) bagaimanakah penerapan startegi Group Investigation (GI)yang dapat meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pule Trenggalek Tahun

  Pelajaran 2015/2016, dan (b) bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pule Trenggalek setelah diterapkan pembelajaran dengan strategi Group

  Investigation (GI) . Sedang tujuan

  penelitian adalah (a) mendiskripsikan proses pembelajaran menggunakan strategi Group Investigation (GI) yang dapat meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Pule Trenggalek Tahun

  Pelajaran 2015/2016 dan (b) mendiskripsikan peningkatan hasil belajar bangun ruang sisi datar pada siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Pule Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  setelah diterapkan pembelajaran dengan strategi Group Investigation (GI).Manfaat yang ingin didapatkan dari penelitian ini bagi guru adalah sebagai tambahan wawasan dalam melaksanakan pembelajaran agar lebih bervariasi, menyenangkan dan dapat memberdayakan siswa untuk berpartisifasi aktif dan bagi siswa adalah sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan motivasi dan efektifitas belajar karena dalam strategi ini menuntut keaktifan dan kreatifitas belajar siswa.

  Menurut Daryanto (2013: 51) pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yangmemungkinkan terjadi proses belajar.Menurut Hamalik (2009: 27) belajar merupakan perubahan perilaku individu akibat pengalaman yang dialami inidividu tersebut. Menurut Abdurrahmandan Mulyono (2009: 207)belajar adalah suatu bentuk perubahancara-cara bertingkah laku baru yang dilakukan seseorang akibat pengalaman dan latihan. Irwanto (2002: 105) juga mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan suatu individu dari sebelumnya belum mampu menjadi sudah mampu. Suatu proses belajar dalam lingkup sekolah ditandai dengan adanya proses perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku didapatkan dari pengalaman maupun latihan yang dialami siswa. Interaksi yang dilakukan antara siswa dan lingkungannya akan menciptakan pengalaman-pengalaman. Bentuk pengalaman dan latihan dapat berupa kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan,meniru, mencoba, mempraktekan dan sebagainya. Melalui belajar, seorang siswa yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Dari proses belajar yang dilakukan siswa akan didapatkan hasil belajar. Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimilikisiswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Fatimah (2011: 95) bahwa pencapaian hasil belajar siswa merujuk pada pencapaian aspek-aspek yang bersifatkognitif, afektif, dan psikomotorik.Ditinjau dari segi aspek perubahan yang ingin dicapai, hasil belajar setidaknya dapat dideskripsikan menjadi aspek pengetahuanatau pemahaman, aspek keterampilan, dan aspek sikap. Dari pengertian hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan proses belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Secara umum ada tiga aspek hasil belajar yang dapat dinilai yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar pada aspek kognitif dinilai berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang dikuasai siswa. Pada aspek afektif dilihat dari perubahan sikap yang ditunjukkan siswa. Untuk aspek psikomotorik ditinjau dari ketrampilan yang dikuasai siswa. Karena subjek belajar adalah siswa, maka guru harus mengupayakan lingkungan yang membuat siswa belajar. Lingkungan yang menyediakan aktivitas- aktivitas bagi siswa untuk melakukan latihan dan mendapatkan pengalaman. Guru menciptakan situasi yang memberi pengaruh pada perubahan perilaku dan kemampuan siswa. Siswa yang belum bisa menjadi bisa, belum paham menjadi paham dan belum terampil menjadi terampil.

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  Dalam matematika, setiap materi saling berkaitan. Satu materi melandasi materi yang lain. Menurut Hudojo (2001:103) agar proses belajar matematika terjadi, materi matematika seyogyanya tidak disajikan dalam bentuk yang sudah tersusun secara final, melainkan siswa dapat terlibat aktif di dalam menemukan konsep-konsep, struktur-struktur, sampai kepada teorema atau rumus-rumus. Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivis menurut Hudojo (1988:7) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: siswa terlibat aktif, siswa belajar secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan mengkaitkan informasi baru dengan informasi sebelumnya.Oleh karena itu perlu diupayakan penciptaan lingkungan belajar yang konstruktif. Lingkungan belajar yang konstruktif menurut Hudojo (1988:7) diantaranya memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) menyediakan pengalaman belajar yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan, (2) menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, (3) mengintegrasikan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi dan kerja sama antara siswa, dan (4) memanfaatkan berbagai media agar pembelajaran lebih menarik . Pelibatan siswa dalam proses berpikir dan menghubungkan pengetahuan- pengetahuan yang telah dimiliki dan pengetahuan baru merupakan hal penting dalam membangun pemahaman matematika yang lebih baik.Pembelajaran bangun ruang sisi datar di kelas VIII SMP, guru dapat memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatkan siswa di kelas VII. Guru dapat memfasilitasi pengetahuan siswa tentang luas bangun datar untuk digunakan siswa menemukan aturan atau rumus luas permukaan bangun ruang sisi datar. Misalkan pengetahuan tentang luas persegi digunakan untuk menentukan rumus luas permukaan kubus. Dalam proses pembelajaran guru menjadi fasilitator untuk berkembangnya pengetahuan dalam diri siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat terjadinya interaksi dan diskusi antar siswa melalui kerjasama kelompok. Guru memiliki peranan penting dalam pembagian anggota yang heterogen. Setiap siswa memiliki kemampuan dan latar belakang yang berbeda, pengetahuan dan pengalaman yang mungkin tak sama. Adanya diskusi dan saling bertukar pengetahuan dan pengalaman dapat menjadi sarana berkembangnya pengetahuan siswa dan dasar untuk membangun pemahaman bersama. Pada pembelajaran siswa SMP perlu menggunakan alat peraga.Hal ini dikarenakan siswa SMP masih dalam berpikir hal yang konkret. Penggunaan alat peraga dapat menjadi cara menghubungkan pengetahuan siswa. Misalnya siswa diberikan media bangun kubus, ketika siswa memahami permukaan kubus berbentuk persegi dan luas persegi.maka siswa dapat merumuskan luas permukaan kubus. Untuk itu dalam pembelajaran, upaya guru membangun pemahaman matematika padasiswa dapat dilakukan dengan cara: (1) melibatkan siswa untuk menemukan konsep/pengetahuan baru dengan memanfaatkan dan menggali pengetahuan yang telah dimiliki siswa, (2) membuat terjadinyanya interaksi dan kerja sama siswa untuk membangun pemahaman bersama, (3) menggunakan alat peraga untuk menemukan konsep secara konkret sebagai dasar memahami konsep yang lebih abstrak.

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membangun interaksi dan kerjasama siswa dalam memperoleh pemahaman matematika adalah strategi

  group investigation (GI).Menurut

  Setiawan (2006: 9) pembelajaran investigasimerupakan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Siswa dituntut selaluberpikir tentang suatu persoalan dan peserta didik mencari sendiri carapenyelesaiannya. Siswa akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilanpengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akantertanam untuk jangka waktu yang lama. Kegiatan investigasi dapat dilakukan secara berkelompok. Melalui kelompok siswa dapat saling membantu dan melengkapi pengetahuan sebagai dasar memecahkan masalah. Melalui kegiatan investigasi, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang dapat menghasilkan banyak konsep dan prinsip/teorema. Menurut Hopkins (1996) di dalam strategi Group Investigation (GI) ini terdapat tiga konsep utama, yaitu penyelidikan (inkuiry) , pengetahuan

  (knowledge) dan dinamika belajar

  kelompok (the dynamics of learning

  group) . Yang dimaksud penyelidikan

  ialah proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkanya pada masalah. Pengetahuan dalam konteks ini maksudnya adalah pengalaman yang diperoleh siswa dari pengalaman langsung maupun tidak langsung, jadi bukan pengalaman yang dibawa lahir. Dinamika kelompok adalah suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama, yang melibatkan proses berbagi ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Kemudian siswa menganalisis unsur- unsur yang diperlukan, mengorganisasikanya, melaksanakan dan melaporkan hasilnya. Strategi Group Investigation (GI) menurut Thelen dalam Joyce dan Weil, (1986:232 ) memiliki enam tahapan kegiatan seperti berikut: (a) siswa dihadapkan masalah, (b) siswa melakukan eksplorasi/mengkaji masalah, (c) siswa merumuskan tugas-tugas belajar, (d) siswa melakukan kegiatan belajar kelompok atau sendiri, (e) siswa menganalisa kemajuan dan proses belajar, dan (f) siswa mengecek ulang hasil belajar. Tahap-tahap strategiGroup Investigation (GI) dapat dijelaskan sebagai berikut :

  a) pemberian masalah, dalam langkah ini siswa memahami masalah dan menganalisa apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah,

  b) eksplorasi/mengkaji masalah, dalam langkah ini siswa menggali masalah untuk menentukan fokus permasalahan serta mengerti rencana penyelesaian masalah dari apa yang diketahui,

  c) perumusan tugas, dalam langkah ini siswa membagi tugas belajar secara perorangan atau kelompok, d) kegiatan belajar, dalam langkah ini siswa menyelesaikan masalah didampingi/ dibimbing oleh guru sebagai fasilitator sesuai dengan pembagian tugas, e) analisa kemajuan, dalam langkah ini siswa menganalisa hasil pekerjaan masing-masing dan melaporkannya dalam diskusi kelas untuk membahas hasil pekerjaan tersebut, dan f) cek ulang, dalam langkah ini siswa mengecek ulang hasil pekerjaan masing-masing dan memperbaiki

  • – Mei 2016. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pule semester genap tahun ajaran 2015/2016. Kelas yang dipilih adalah

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  pekerjaan yang salah serta menyimpulkan. Dari tahap-tahap pembelajaran menggunakan strategi Group

  Investigation (GI) menunjukkan strategi

  GI memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari memahami dan menentukan masalah, merencanakan penyelesaian sampai pada menyimpulkan. Melalui strategi ini, siswa berinteraksi dengan banyak informasi sambil bekerja secara kolaboratifdengan lainnya dalam situasi kooperatif untuk menyelidiki permasalahan, perencanaan dan melakukan presentasi, dan mengevalusi hasil pekerjaan mereka.Pembelajaran ini juga menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupunketerampilan proses kelompok. Melalui strategi ini, suasana belajarakan lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran akan membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus.Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan.Siklus I digunakan untuk pembelajaran materi luas permukaan dan siklus II untuk pembelajaran materi volume bangun ruang sisi datar. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Pule yang terletak di Desa Puyung, Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek Jawa Timur pada bulan Maret

  VIII B. Siswa kelas VIII B sebanyak 34 siswa, yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Tahap-tahap penelitian ini mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart, yaitu:perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.Secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: i.

   Tahap Perencanaan

  Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap ini adalah merancang dan menyusun (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Silabus yang ada, (2) Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) lembar pengamatan, (4) soal tes evaluasi, (5) menyediakan alat peraga yang diperlukan, (6) merancang pembagian kelompok, dan (7) berdiskusi dengan sesama guru untuk mendapatkan masukan atas rencana penelitian yang akan dilakukan.

  ii. Tahap Pelaksanaan Tindakan

  Pada tahap ini merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada saat perencanaan tindakan. Adapun langkah-langkah pokok kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai strategi Group Investigation(GI) yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

  iii. Tahap Pengamatan

  Pengamatan dilaksanakan dengan cara mengamati dan mencatat hasil pengamatan semua aktivitas yang tampak selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan yang dilakukan berdasar kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pengamat tinggal

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  c) Memperhatikan presentasi dan memberi tanggapan baik dalam diskusi kelas

  Keterangan SR= Persentase skor rata-rata hasil tes siswa S = jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 75 n = Jumlah siswa

  100 

  % x n S SR

  Untuk analisis data berdasar hasil tes siswa menggunakan rumus:

  : Sangat Baik 80% ≤ NR < 90% : Baik 70% ≤ NR < 80% : Cukup 60% ≤ NR < 70% : Kurang 0% ≤ NR < 60% : Sangat Kurang

  Taraf keberhasilannya sebagai berikut: 90% ≤ NR ≤ 100%

  Analisis data dilakukan berdasar data aktivitas pembelajaran dari hasil pengamatan dengan menggunakan Persentase Nilai Rata-rata (NR) sebagai berikut:

  Menjalankan tugasnya dan bekerja sama dalam kelompok melakukan investigasi

  memberi skor pada lembar pengamatan jika aktivitas yang diharapkan dalam proses pembelajaran ditampilkan dan mencatat hal lain yang dianggap penting pada tempat yang tersedia dalam lembar pengamatan.

  a) Mengkaji, merumuskan masalah dan merencanakan penyelesaian b)

  diamati adalah :

  Investigation (GI) . Aktivitas siswa yang

  pengamatanmemuat indikator-indikator yang mencerminkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi Group

  Investigation (GI). Lembar

  Tahap ini merupakan kegiatan mengevaluasi dan meninjau kembali pelaksanaan pembelajaran berdasarkan data pengamatan dan hasil tes demi perbaikan dalam pembelajaran.Refleksi dilakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahamansiswa. Adapun langkah- langkah dalam refleksi tindakan meliputi : (a) mendata permasalahan- permasalahan yang muncul selama tindakan pembelajaran langsung, (b) menganalisis dan merinci tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan aktivitas pembelajaran berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi guru, (c) menentukan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat. Instrumen penelitian ini berupa tes dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Tes diberikan di setiap akhir siklus. Tes berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bangun ruang sisi datar setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan strategi Group

  iv. Tahap Refleksi

  Kriteria ketuntasan belajar yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah.Hasil tes akhir siklus dikatakan tuntas secara kelas apabila siswa yang mendapat nilai minimal 75 paling sedikit 80% dari jumlah siswa yang mengikuti tes.Suatu siklus dikatakan berhasil jika hasil pengamatan aktivitas belajar pada masing-masing tindakan berada pada kategori baik atau sangat baik, serta hasil tes akhir siklus tuntas secara kelas. Apabila hasil analisis yang

BAHASAN UTAMA

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  5)

  Siswa melakukan eksplorasi atau mengkaji masalahuntuk menentukan fokus permasalahan dan menyusun rencana penyelesaian masalah secara kelompok.

  3)

  Siswa berbagi tugas dan bekerja sama mengikuti langkah-langkah di LKS.

  4) Siswa bekerjasama secara

  kelompok menggunakan alat peraga untuk menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok untuk menyelesaikan masalah di LKS.

  6) Siswa mengecek kembali hasil yang telah didapatkan kelompok.

  Siswa berdiskusi untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dikerjakan. Guru membantu menganalisis hasil pekerjaan siswa.

  Siswa secara berkelompokmembaca dan memahami masalah yang terdapat di awal Lembar kerja Siswa (LKS)

  Guru membantu menguatkan hasil pekerjaan siswa dengan meminta mengecek kembali apakah hasil yang didapatkan sudah benar.

  7)

  Siswa menyiapkan laporan hasil kerja kelompok

  8)

  Wakil kelompok yang ditunjuk guru atau inisiatif kelompok menyajikan hasil kerja kelompok berupa hasil investigasi dan pemecahan masalah.

  2)

  1)

  diperoleh tidak memenuhi kategori tersebut, akan dijadikan patokan untuk melanjutkan ke siklus berikutnya.

  Guru mempersiapkan siswa untuk belajar dengan memberi salam dan mengecek kehadiran siswa.

  b.

  Guru meminta satu wakil dari kelompok untuk memilih LKS dari dua macam LKS yang disediakan guru. Guru menyediakan tiga LKS Luas Permukaan Kubus dan 3 LKS Luas Permukaan Balok. Kelompok juga dapat memilih peraga yang sesuai.

  6)

  Siklus I terdiri dari tiga pertemuan.Pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran materi luas permukaan kubus dan balok.Pertemuan kedua digunakan untuk materi luas permukaan prisma dan limas.Pertemuan ketiga digunakan untuk tes akhir siklus I. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

  Pertemuan Pertama a.

  Pendahuluan

  1)

  Kegiatan Inti

2) Guru lalu bertanya atau mengajak

  dialog tentang bentuk-bentuk bangunan yang ada di sekolah.

  3)

  4)

  Guru meminta siswa menempati kelompok heterogen(kemampuan) yang telah dibentuk dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa.

  5)

  Guru menjelaskan tugas dan tanggung jawab yaitu investigasiberkelompokmenggunak an Lembar Kerja Siswa (LKS) dan peraga yang ada untuk menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok dan menggunakan untuk menyelesaikan masalah kemudian siswa menyajikan hasil kerja kelompoknya.

  Guru menyampaikantujuan pembelajaranyaitu menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok dan menggunakan untuk menyelesaikan masalah melalui strategi Group Investigation (GI).

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  Siswa bekerja secara berkelompok untuk melakukan investigasi untuk memecahkan masalah yang terdapat di awal Lembar kerja Siswa (LKS)

  kembali dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

  5)

  Guru menjelaskan tugas dan tanggung jawab yaitu investigasiberkelompokmenggunak an Lembar Kerja Siswa (LKS) dan peraga yang ada untuk menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas dan menggunakan untuk menyelesaikan masalah kemudian siswa menyajikan hasil kerja kelompoknya.

  6)

  Guru meminta satu wakil dari kelompok untuk memilih LKS dari dua macam LKS yang disediakan guru. Guru menyediakan tiga LKS Luas Permukaan Prisma dan 3 LKS Luas Permukaan Limas. Kelompok juga dapat memilih peraga yang sesuai.

  b.

  Kegiatan Inti

  1)

  2)

  pembelajaranyaitu menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas dan menggunakan untuk menyelesaikan masalah melalui strategi Group Investigation (GI).

  Siswa melakukan eksplorasi atau mengkaji masalahuntuk menentukan fokus permasalahan dan menyusun rencana penyelesaian masalah secara kelompok.

  3)

  Siswa berbagi tugas dan bekerja sama mengikuti langkah-langkah di LKS.

  4)

  Siswa bekerjasama secara kelompok menggunakan alat peraga untuk menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas untuk menyelesaikan masalah di LKS.

  5)

  Siswa berdiskusi untuk membahas hasil pekerjaan yang telah dikerjakan. Guru membantu menganalisis hasil pekerjaan siswa.

  6)

  4) Guru meminta siswa berkumpul

  3) Guru menyampaikantujuan

  9)

  Guru memberikan tugas individu yang harus dikumpulkan di akhir pertemuan berikutnya. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada yang belum jelas.

  Kelompok lain menanggapi penyajian kelompok lain dan berdiskusi. Guru membantu kelancaran kegiatan diskusi.

  c.

  Penutup

  1)

  Guru mengapresiasi dan memberi penguatan hasil diskusi. Lalu guru mengarahkan siswa membuat kesimpulan.

  2)

  Guru melakukan evaluasi pembelajarandengan bertanya tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada yang belum jelas.

  3)

  4)

  Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan siswa tentang tugas individu yang harus dikumpulkan di akhir pertemuan ini.

  Guru mengkomunikasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

  5)

  Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran.

  Pertemuan Kedua a.

  Pendahuluan

  1) Guru mempersiapkan siswa untuk

  belajar dengan memberi salam dan mengecek kehadiran siswa.

  2)

  Siswa mengecek kembali hasil yang telah didapatkan kelompok. Guru membantu menguatkan hasil pekerjaan siswa dengan meminta kekurangan atau kesalahan siswa yang mengecek kembali apakah hasil perlu diperbaiki. yang didapatkan sudah benar. 4) Guru meminta siswa mempersiapkan

  7) Siswa menyiapkan laporan hasil diri untuk mengikuti Tes siklus I.

  kerja kelompok b.

  Kegiatan Inti

  8) 1)

  Wakil kelompok yang ditunjuk Siswa mengerjakan Tes Siklus I. Guru guru atau inisiatif kelompok mengawasi jalannya tes. menyajikan hasil kerja kelompok c.

  Penutup

  1)

  berupa hasil investigasi dan Guru meminta siswa mengecek pemecahan masalah. kembali pekerjaanya kemudian

  9) Kelompok lain menanggapi mengumpulkan lembar jawab.

  penyajian kelompok lain dan 2) Guru memberikan penghargaan berdiskusi. Guru membantu kepada seluruh siswa atas partisipasi kelancaran kegiatan diskusi. aktifnya dalam belajar.

  Guru menyampaikan tindak lanjut dari Penutup

  3) c.

  1)

  Guru mengapresiasi dan memberi Tes Siklus I dan rencana kegiatan penguatan hasil diskusi. Lalu guru selanjutnya. mengarahkan siswa membuat 4) Guru mengakhiri kegiatan kesimpulan. pembelajaran

  2)

  Guru melakukan evaluasi pembelajarandengan bertanya Pada saat pembelajaran berlangsung tentang materi yang telah dipelajari. dilakukan pengamatan terhadap aktivitas Guru memberikan kesempatan siswa. Pengamatan dilakukan terhadap siswa bertanya jika ada yang belum pembelajaran di pertemuan pertama dan jelas. kedua. Pertemuan ketiga tidak dilakukan

  3)

  Guru memberi kesempatan siswa pengamatan karena berupa kegiatan tes untuk menyelesaikan tugas individu akhir siklus. Hasil pengamtan aktivitas yang harus dikumpulkan. Setelah siswa pada siklus I ditunjukkan pada dirasa cukup guru meminta siswa Tabel 1 sebagai berikut: untuk mengumpulkan tugas.

  4)

  Guru mengkomunikasikan rencana Tabel 1. Statistik Aktivitas Siswa Tes Siklus Iyang akan dilaksanakan

  Siklus I

  pada pertemuan selanjutnya. (dalam persen)

  5)

  Guru mengakhiri kegiatan

  Pertemua pembelajaran.

  Rata- n Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga rata

  1

  2 a.

  Pendahuluan

  A Mengkaji, merumuskan 1) Guru mempersiapkan siswa untuk masalah dan

  83

  80

  82

  belajar dengan memberi salam dan

  merencanakan penyelesaian

  mengecek kehadiran siswa.

  B Menjalankan tugasnya 2)

  Guru mengajak dialog tentang materi

  dan bekerja sama dalam pembelajaran sebelumnya.

  68

  71

  69 kelompok melakukan 3) Guru membahas tugas yang telah investigasi

  dikumpulkan siswa pada pertemuan

  C Memperhatikan presentasi dan memberi tanggapan

  60

  64

  62

  sebelumnya, memberi penghargaan

  baik dalam diskusi kelas

  atas kerja siswa dan menunjukkan

  Rata-rata

  71 Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

NO URAIAN NILAI

NO URAIAN NILAI

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  92

  82. Oleh karena itu pembelajaran dicukupkan pada siklus II saja. Berdasarkan hasil pengamatan juga ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1)

  Pada saat pembagian kelompok pertama kali menyita waktu sehingga meminta waktu pelajaran sesudahnya. Siswa bingung untuk menentukan tempat duduk kelompok. Untuk mengatasi hal tersebut, pada akhir pertemuan pertama guru menyampaikan supaya siswa langsung

  Aktivitas Siswa Pertemua n Rata- rata

  1

  masalah dan merencanakan penyelesaian

  94

  79

  93 B Menjalankan tugasnya dan bekerja sama dalam kelompok melakukan investigasi

  Berdasarkan Tabel 1 aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori CUKUP. Secara umum hasil tes siswa pada siklus I disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut:

  79

  79 C Memperhatikan presentasi dan memberi tanggapan baik dalam diskusi kelas

  71

  74

  82

  Berdasarkan Tabel 3 dan 4 hasil belajar pada siklus IIsudah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang berada dalam kategori BAIKdan banyak siswa yang tuntas 85% dengan rata-rata nilai kelas

  4 Siswa Tuntas Belajar 85 %

  82

  3 Rata-rata

  Tabel 2. Statistik Hasil Tes Siswa Siklus 1

  1 Nilai Terendah

  40

  2 Nilai Tertinggi 100

  3 Rata-rata

  72

  4 Siswa Tuntas Belajar 50 %

  Berdasarkan Tabel 1 dan 2 hasil belajar pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang masih berada dalam kategori CUKUP dan banyak siswa yang tuntas hanya 50% dengan rata-rata nilai kelas 72. Oleh karena itu pembelajaran dilanjutkan siklus II.

  Siklus

  II terdiri dari tiga pertemuan.Pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran materi volume kubus dan balok.Pertemuan kedua digunakan untuk materi volume prisma dan limas.Pertemuan ketiga digunakan untuk tes akhir siklus II. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II secara umum sama dengan pembelajaran siklus I. Perbedaannya adalah materi pembelajaran. Materi siklus I adalah luas permukaan sedang siklus II adalah volume bangun ruang sisi datar. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa ditunjukkan pada Tabel 3 sebagai berikut:

  Tabel 3. Statistik Aktivitas Siswa Siklus II (dalam persen)

  Sedang hasil tes siswa pada siklus II ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut:

  Tabel 4. Statistik Hasil Tes Siswa Siklus II

  1 Nilai Terendah

  55

  2 Nilai Tertinggi 100

2 A Mengkaji, merumuskan

72 Rata-rata

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  I II A Mengkaji, merumuskan masalah dan merencanakan penyelesaian

  aktif sedang guru sebagai fasilitator. Karena subyek dalam proses belajar adalah siswa maka dalam pembelajaran yang palingutama adalah bagaimana siswa belajar. Menurut Daryanto (2013: 51) dalam pembelajaran diperlukan proses penciptaan lingkungan belajar.

  Group Investigation yang menjadikan siswa

  Berdasarkan Tabel 5 terlihat kenaikan presentase aktivitas siswa 11% dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa dalam pembelajaran naik dari kategori CUKUP menjadi BAIK. Pembelajaran sebelum penelitiandilakukan memiliki perbedaan dibandingkan pembelajaran pada siklus I dan II. Pembelajaran sebelumpenelitian menempatkan siswa sebagai penerima ilmu yang pasif sedang yang menguasai pembelajaran adalah guru. Hal ini berbeda dengan pembelajaran siklus yang menggunakan strategi

  62% 72% Rata-rata 71 % 82 % KATEGORI CUKUP BAIK

  C Memperhatikan presentasi dan memberi tanggapan baik dalam diskusi kelas

  82% 93% B Menjalankan tugasnya dan bekerja sama dalam kelompok melakukan investigasi 69% 79%

  Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa Siklus

  berkumpul dengan kelompok dan menempati tempat duduk pada pertemuan kedua. 2)

  VIII B SMP Negeri 3 Pule Trenggalek Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dan hasil tes siswa. disajikan pada Tabel 5 berikut:

  materi bangun ruang sisi datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

  Investigation (GI) pada pembelajaran

  Hasil pembelajaran pada siklus I dan II menunjukkan bahwa strategi Grup

  Pada saat belajar kelompok, didapatkan kelompok yang interaksi siswa kurang. Siswa kurang mampu bekerja sama. Siswa masih belajar secara individu. Hal lain yang didapatkan ada siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok dan siswa yang mengobrol hal yang lain. Untuk mengatasi hal itu, guru memantau kegiatan seluruh kelompok sehingga mampu bekerja sama dan menegur siswa yang berbicara tentang hal-hal lain. Guru berusaha menjalankan saran pengamat

  Saat siswa diberikan masalah dan mendapatkan LKS, mayoritas siswa tidak paham apa yang harus dilakukan. Banyak siswa yang bertanya kegiatan apa yang harus dilakukan. Kegiatan ini merupakan hal yang baru bagi para siswa. Termasuk juga bagi guru yang pertama kali menerapkan strategi Grup Investigation (GI) . 4)

  Selain itu ada ketidaksiapan siswa menerima teman kelompoknya karena siswa lebih memilih untuk satu kelompok dengan teman sebangku atau teman yang dekat tempat duduknya. Tindakan yang dilakukan guru adalah memotivasi dan memberi pengertian siswa bahwa semua siswa sama dan satu kelas adalah keluarga. 3)

  Guru di sini memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan dan menata unsur-unsurnya sehingga dapatmengubah prilaku siswa. Melalui strategi Group Investigation , siswa dimasukan dalam situasi untuk

  Andi Navianto: Peningkatan Hasil Belajar Siswa.......................................

  menyelesaikan masalah dengan cara bersama-sama melakukan investigasi untuk menemukan konsep atau aturan tertentu terlebih dahulu sebelum menyelesaikan masalah. Strategi Group

  Investigation (GI) diterapkan dalm pembelajaran agar proses belajar terjadi.

  Menurut Hudojo (2001:103) agar proses belajar matematika terjadi, materi matematika seyogyanya tidak disajikan dalam bentuk yang sudah tersusun secara final, melainkan siswa dapat terlibat aktif di dalam menemukan konsep-konsep, struktur-struktur, sampai kepada teorema atau rumus-rumus. Siswa menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk membangun pengetahuan-pengetahuan baru. Peningkatan hasil tes siswa disajikan pada Tabel 6 berikut:

  Tabel 6Peningkatan Hasil Tes No Tahap Hasil Tes Akhir Rata-rata Ketuntasan

  1 Siklus I 72 50 %

  2 Siklus II 82 85 %

  Dari hasil tes siswa terjadi kenaikan dalam presentase ketuntasan dan rata-rata nilai kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa melakukan proses belajar karena siswa yang awalnya belum mampu menjadi mampu. Hal ini sesuai dengan pendapat Irwanto (2002: 105) yang mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan suatu individu dari sebelumnya belum mampu menjadi sudah mampu. Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimilikisiswa setelah menerima pengalaman belajar. Dari hasil tes siswa menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah mengalami peningkatan.

  Dari penelitian ini juga didapatkan peningkatan aktivitas siswa juga dibarengi peningkatan hasil tes siswa. Pada Tabel 5 menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dan Tabel 6 menunjukkan peningkatan hasil tes siswa. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas belajar yang dilakukan siswa juga meningkatkan hasil belajar yang dperoleh siswa.

  PENUTUP Simpulan 1.

  Penerapan strategi Group

  Investigation yang dapat meningkatkan

  pemahaman bangun ruang sisi datar pada siswa SMP Negeri 3 Pule Trenggalek meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pada kegiatanpendahuluan, setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi terkait lingkungan sekitar dan materi yang pernah dipelajari siswa, siswa dibagi dalam 6kelompok belajar yang heterogenterdiri dari 5atau 6 siswa. Masing-masing kelompok diberi kebebasan untuk memilih topik pembahasan yang telah disiapkan. Pada setiap topik yang dipilih siswa telah disiapkan LKS dan alat peraga. Kemudian guru menyampaikan tugas dan tanggung jawab kelompok. Di awal kegiatan inti, siswa dihadapkan pada masalah yang terdapat dalam LKS. Kemudian siswa mengkaji masalah yang diberikan,menentukan fokus masalah dan rencana penyelesaian. Dalam kelompok siswa merumuskan tugas dan membagi tugas untuk dikerjakan secara berkelompok atau perseorangan. Selama siswa menyelesaikan tugas, guru memberikan bimbingan kepada siswa. Selanjutnya, siswa mendiskusikan hasil pekerjaannya dalam kelompok mempersiapkan diri untuk dan membuat laporan. Untuk melihat menghadapi hal-hal yang tidak sesuai hasil pembelajaran yang telah rencana sehingga tujuan pembelajaran dilakukan siswa maka laporan tercapai. kelompok dipresentasikan pada 3.

  Guru perlu mengarahkan dan diskusi kelas. Respon dan tanggapan memotivasi siswa untuk aktif dan siswa selama dalam diskusi kelas berkontribusi pada saat menyelesaikan menjadi bahan perbaikan untuk tugas kelompok dan saat diskusi kelas membuat kesimpulan dan membuat serta memperhatikan dan menghargai laporan akhir. Kegiatan penutup apabila ada siswa yang presentasi, adalah guru memberikan respon atas bertanya dan menyampaikan diskusi yang berlangsung, menarik tanggapan. kesimpulan dan mengadakan evaluasi pembelajaran. 2. strategi Group

  Penerapan

  Investigation dapat meningkatkan hasil DAFTAR PUSTAKA

  belajar siswa SMP Negeri 3 Pule Abdurrahman dan Mulyono. 2009. Trenggalek pada materi bangun ruang

  Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan

  sisi datar. Hal ini berdasarkan hasil Belajar . Jakarta:Rineka Cipta. pengamatan aktivitas pembelajaran

  Daryanto. 2013.Media dan hasil tes akhir siklus. Hasil

  Pembelajaran .Yogyakarta: Gava

  pengamatan menunjukkan aktivitas Media siswa terjadi kenaikan dari kategori

  Fatimah. 2011. Faktor Penentu CUKUP pada siklus I menjadi BAIK

  Obyektivitas dan pada siklus II. Hasil belajar siswa juga Kreativitas.Majalah Ilmiah. menunjukkan peningkatan. Pada EdisiMaret-April 2011 . siklus I siswa yang tuntas baru Sekeretariat LPPM UNINDRA. mencapai 50% sedang pada siklus II

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TALKING STICK (TONGKAT BERBICARA) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 07 BANGKALAN PADA MATERI PECAHAN Munifah Guru SDN Martajasah Bangkalan Email:

0 0 10

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 1 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SDN 1 TATURA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT Hamsinah Abstrak: Masalah yang dikaji dalam PTK ini adalah Apa

0 2 9

View of UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA FUNGSI EKSPONENSIAL DAN LOGARITMA

0 0 5

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 1 TATURA PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI METODE KERJA KELOMPOK Arlina Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa

0 0 11

PENINGKATAN AKTIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GEOMETRI BIDANG DATAR MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGASI PADA SISWA KELAS X-MIA.6 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20142015 Abdur Rachman Abstrak: Penerapan metode Group Investi

0 1 5

View of PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR

0 1 10

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA MATA KULIAH KALKULUS DIFFERENSIAL

0 0 13

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP TO GROUP EXCHANGE PADA MATERI HIMPUNAN DI MTs NURUL IHSAN

0 0 9

PROSES KOGNITIF MAHASISWA BERKEMAMPUAN TINGGI DENGAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DALAM MEMBUKTIKAN GRUP

0 0 14