Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada
Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya
Nazar J Kristiawan
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dr. Lilia Pasca Riani, M.Sc.
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Diah Ayu Septi F, M.M.
Universitas Nusantara PGRI Kediri
[email protected]
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas,
dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber
daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan
waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi. Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses
produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan
harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan
produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya
produksi.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan hasil perhitungan MRP memberikan hasil biaya
persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besarnya biaya penyimpanan
tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besarnya biaya persediaan lebih kecil pada
kondisi baru (dengan penerapan MRP). Maka, metode yang tepat untuk perencanaan pengadaan material bahan
bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada yaitu menggunakan metode MRP (Material Requirements Planning).
Kata kunci: Persediaan, MRP (Material Requirements Planning), Efisiensi Bia ya.
PENDAHULUAN
Manajemen proyek merupakan salah satu
komponen penting yang tidak dapat lepas dari industri
konstruksi, pengertian manajemen proyek itu sendiri
menurut Ervianto (2005:21) yaitu “Manajemen
proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya,
dan tepat mutu.” Perencanaan dimaksudkan untuk
menetapkan aktivitas dalam proyek beserta siapa yang
bertanggung jawab atas aktivitas tersebut dan berapa
jumlah anggaran yang dibutuhkan. Ketika menyusun
rencana proyek maka sebaiknya mempertimbangkan
keinginan pelanggan, desain atas produk dan
pelayanan yang akan diberikan. Jadi, rencana proyek
akan memberikan informasi mengenai tujuan proyek.
Salah satu aktivitas yang mempengaruhi dan
memberikan dampak signifikan dalam suatu proyek
adalah perencanaan pengadaan material bahan baku.
Perencanaan pengadaan material bahan baku yang
baik yaitu suatu perencanaan yang dapat
melaksanakan aktivitas produksi dan dapat memenuhi
permintaan produksi dengan tepat dan efesien dari
segi waktu maupun biaya. Maka diperlukan suatu
metode pengendalian dan perencanaan yang matang
agar terlaksananya kegiatan produksi. Perencanaan
dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar
dapat melayani dan memenuhi kebutuhan bahan baku
dengan tepat dan efisien. Selama ini biasanya
perusahaan melakukan perencanaan pengadaan
material bahan baku serta pengendaliaanya tidak
berdasarkan teori-teori metode pengendalian atau teori
baku, melainkan berdasarkan pada pengalamanpengalaman sebelumnya.
Karena permasalahan-permasalahan tersebut,
dibutuhkan metode manajemen pengadaan yang akan
membantu pelaksana proyek untuk memutuskan
kapan akan melakukan pemesanan persediaan bahan
baku dan pada jumlah berapa pemesanan harus
445
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
dilakukan. Dalam manajemen operasi sendiri terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam rangka
perencanaan pengadaan bahan baku, diantaranya
metode MRP (Material Requirements Planning) .
Material Requirement Planning (MRP)
merupakan suatu metode yang dimulai dengan
kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi
yang independen, menentukan kebutuhan permintaan
terikat untuk:
1. Kebutuhan terhadap tiap jenis komponen
(material, parts, atau ingredients)
2. Jumlah pasti yang benar-benar diperlukan,
dan
3. Waktu membuat peramalan secara bertahap
yang diperlukan untuk memenuhi pesanan
guna mencukupi suatu rencana produksi
(Haming dan Nurnajamuddin, 2011:119).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
memutuskan untuk meneliti masalah perencanaan
pengadaan material pada PT Dhaha Jaya Persada
dengan judul penelitian “Analisis Perencanaan
Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT
Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP
(Material Requirements Planning) Guna Efisiensi
Biaya”.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan Total Cost Pada Perencanaan
Pengadaan Material Bahan Banguna PT
Dhaha Jaya Persada
Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek,
perencaan pengadaan material bahan bangunan dan
estimasi biaya-biaya sediaan dapat kita dapatkan
hitungan total cost penyediaan material bahan
bangunan semen dan plyass sebagai berikut:
a. Total Pengadaan Semen
Tabel 1
Biaya Pengadaan Semen
Sumber: Data primer diolah (2017)
b. Total Pengadaan Plyass
Metode
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2015:39),
“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang hasil penemuannya dapat
dicapai dengan menggunakan (pengukuran).” Data
yang diambil menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data hingga hasil analisis yang
didapatkan dari pegukuran terhadap empat komponen
MRP.
Teknik penelitian yang digunakan dalah
penelitian deskriptif. Kemudian subjek
yang
digunakan PT Dhaha Jaya Persada dan objek metode
pengadaan material bahan bangunan dan efisiensi
biaya pada PT. Dhaha Jaya Persada. Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, studi literatur. Sedangkan
teknis analisis data dilakukan dengan menjabarkan
metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada,
dan menggunakan MRP lalu memberikan masukan
metode yang lebih efisien dari kedua perhitungan
tersebut.
Tabel 2
Biaya Pengadaan Plyass
Sumber: Data primer diolah (2017)
Dari tabel diatas dapat kita ambil biaya total
perencanaan pengadaan semen Rp. 32.242.000,- ,
sedangkan
biaya
total
perencanaan
plyass
Rp.16.530.000,-, kedua biaya tersebut belum
termasuk biaya bongkar barang. Dari hasil total biaya
bongkar material bahan bangunan semen Rp.
343.000,-, sedangkan biaya bongkar material bahan
banguna plyass Rp. 275.500,-. Untuk biaya angkut PT
Dhaha Jaya Persada menggunakan kendaraan
operasional yang biayanya sudah ditafsir pada
446
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
pemaparan biaya sediaan diatas senilai Rp.
200.000/periode, atau dalam 1 priode ada 6 hari, maka
biaya kendaraan operasional selama 10 priode
pelaksanaan Proyek dan 2 priode retensi (apabila
dibutuhkan) senilai Rp. 200.000,- x 12 = Rp.
2.400.000,-.
2. Perhitungan Menggunakan Metode MRP
(Matetial Requirements Planning)
Berdasarkan pemaparan dan data yang
terkumpul, maka dapat disusun penerapan MRP
(Material requirement Planning) pada PT Dhaha Jaya
Persada:
a. Input
MRP
(Material
requirement
Planning)
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep
MRP yaitu :
1. Jadwal Induk Produksi (MPS)
Merupakan suatu rencana produksi
yang menggambarkan hubungan antara
kuantitas setiap jenis produk akhir yang
diinginkan dengan waktu penyediaannya.
Berikut tabel jadwal Induk produksi
proyek pembangunan perumahan Garden
City:
Tabel 3
Jadwal Induk Produksi
Produk
1 2 3 4
Rumah Tipe 36
1
Rumah Tipe 45
1
Rumah Tipe 60
1
Rumah Tipe 65
1
Rumah Tipe 72
1
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
jumlah yang dibutuhkan, dan tingkat
penyusunannya. Berdasarkan data yang
diperoleh maka dapat disusun BOM pada
perencanaan pengadaan material bahan
bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada
sebagai berikut:
Gambar 1
Bill Of Material (BOM)
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
3. Status Persediaan
Menggambarkan keadaan dari setiap
komponen atau material yang ada dalam
persediaan, yang berkaitan dengan:
jumlah persediaan yang dimiliki pada
setiap periode (on hand inventory),
jumlah barang yang sedang dipesan dan
kapan pesanan tersebut akan datang (on
order Inventory ), waktu ancang –
ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Karena dalam penelitian ini waktu
ancang (lead time) ditiadakan (= 0),
maka dapat diperoleh status persedian PT
Dhaha Jaya Persada dalam perencanaan
pengadaan material bahan bangunan
menggunakan MRP sebagai berikut:
Tabel 4
Status Persediaan
Dalam MPS ini produk pesanan
berupa 5 unit rumah yang pengerjaannya
bersamaan dalam waktu pengerjaan yang
sama pula. Sehingga dapat diperoleh
MPS (Master Production Schedule)
seperti tabel diatas.
2. BOM (Bill Of Material)
Merupakan rangkaian struktur semua
komponen yang digunakan untuk
memproduksi barang jadi sesuai dengan
MPS. Secara spesfifik struktur BOM
tidak saja berisi komponen tetapi juga
memuat langkah penyelesaian produk.
Informasi yang dilengkapi untuk setiap
komponen ini meliputi : Jenis komponen,
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
b. Proses Perhitungan MRP
1. Netting (Kebutuhan Bersih)
Dari data yang diperoleh dalam input
MRP maka dapat diperoleh Netting pada
perencanaan pengadaan material bahan
bangunan PT Dhaha Jaya Persada
sebagai berikut:
447
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
Berdasarkan proses Lotting, maka dapat
diperoleh olahan data Offsetting pada
perencanaan persediaan Semen dan
Plyass sebagai tabel diatas.
Plyass
Semen
Tabel 5
Kebutuhan Bersih Semen dan Plyass
Priode
Kebutuhan kotor
Jadwal Penerimaan
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
132 186 30 66 95 45 50 27 20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
132 186 30 66 95 45 50 27 20
10
35
0
35
Priode
Kebutuhan kotor
Jadwal Penerimaan
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
151 138 45 51 52 30 25
9 20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
151 138 45 51 52 30 25
9 20
10
30
0
30
4. Exploding
Setelah semua tahap Netting, lotting,
offsetting selesai dapat dilakukan, berikut
perhitungan
komponen
dalam
perencanaan (exploding) pengadaan
material bahan bangunan PT Dhaha Jaya
Persada menggunakan metode MRP:
Tabel 8
Perhitungan Komponen dalam
Perencanaan
Sumber: Pengolahan Data (2017)
2. Lotting (Kuantitas Pesanan)
Plyass
Semen
Lotting adalah suatu proses untuk
menentukan besarnya jumlah pesanan
optimal untuk setiap item secara
individual didasarkan pada hasil
perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan. Berdasar hasil kebutuhan
bersih perencanaan pengadaan semen
dan plyass maka dapat diperoleh hasil
Lotting dengan metode LFL (Lot for lot)
sebagai berikut:
Tabel 6
Kuantitas Pesanan Semen dan Plyass
Priode
Kebutuhan Bersih
On Hand Inventory
Pemesanan Berdasar
Lotting
1
2 3
4 5 6 7 8 9 10
132 186 30 66 95 45 50 27 20 35
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0
132 186 30 66 95 45 50 27 20 35
Priode
Kebutuhan Bersih
On Hand Inventory
Pemesanan
Berdasar Lotting
1
2 3
4 5 6 7 8 9 10
151 138 45 51 52 30 25 9 20 30
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0
151 138 45 51 52 30 25 9 20 30
Sumber: Pengolahan Data (2017)
3. Offsetting (Rencana Pemesanan)
Tabel 7
Rencana Pemesanan
Plyass
Semen
Leadtime : 0
Persediaan di Tangan : 0
Penerimaan Terjadwal
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
Penerimaan Pesanaan Terencana
Pengiriman Pesanan Terencana
Kebutuhan kotor
Penerimaan Terjadwal
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
Penerimaan Pesanaan Terencana
Pengiriman Pesanan Terencana
0
1
2
3
Priode (Minggu)
4
5
6
7
8
9
10
132 186 30
66
95
45
50
27
20
35
0
0
132 186 30
LFL 132 186 30
132 186 30
0
66
66
66
0
95
95
95
0
45
45
45
0
50
50
50
0
27
27
27
0
20
20
20
0
35
35
35
151 138 45
51
52
30
25
9
20
30
0
0
0
0
151 138 45
LFL 151 138 45
151 138 45
0
51
51
51
0
52
52
52
0
30
30
30
0
25
25
25
0
9
9
9
0
20
20
20
0
30
30
30
0
5.
Sumber: Pengolahan Data (2017)
3. Analisis
Metode
yang
Tepat
Perencanaan Pengadaan Material
Bangunan PT Dhaha Jaya Persada
untuk
Bahan
Analisis dilakukan dalam rangka memberikan
perbandingan antara kondisi sistem persediaan yang
lama di dalam perusahaan dan kondisi sistem
persediaan yang baru setelah diterapkannya metode
MRP.
Berikut
perbandingan
perusahaan
menggunakan metode lama dengan menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP) :
a. Total Biaya pada Perencanaan Pengadaan
Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya
Persada
Sumber: Pengolahan Data (2017)
Bertujuan untuk menentukan kuantitas
pesanan yang dihasilakan proses lotting.
448
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
b. Total Biaya Perencanaan Menggunakan
Metode MRP (Material Requrement
Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada
c. Metode yang Efisien dari Segi Biaya
dalam Perencanaan Pengadaan Material
Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya
Persada
Berdasarkan data perhitungan dalam
proses perencanaan pengadaan material
bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya
Persada dan perhitungan dengan metode
MRP (Material Requirements Planning)
dapat diperoleh total biaya Rp.
52.840.500,pada
perencanaan
pengadaan material bahan bangunan
menggunakan metode lama (metode yang
dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada),
sedangkan pada hasil perhitungan
menggunakan
MRP
(Material
Requirements Planning) didapatkan total
biaya Rp. 52.099.750,-. Selisih antara
metode yang dipakai PT Dhaha Jaya
Persada dengan perhitungan metode MRP
(Material
Requirements
Planning)
sebesar Rp. 740.750,- selisih tersebut
diperoleh dari biaya penyimpanan bahan
baku.
pengadaan material bahan bangunan pada PT
Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan
metode MRP (Material Requirements Planning)
dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,-.
2. Sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan
MRP (Material Requirements Planning) biaya
variabel perusahaan mengalami penyusutan,
didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-, selisih
tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan
baku.
3. Secara keseluruhan hasil perhitungan MRP
memberikan hasil bahwa biaya persediaan yang
meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel
sebagai biaya variabel, besarnya biaya
penyimpanan tergantung pada jumlah atau
volume item yang disimpan perusahaan sehingga
besarnya biaya persediaan jauh lebih kecil pada
kondisi baru (dengan penerapan MRP). Selisih
antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya
Persada dengan perhitungan metode MRP
(Material Requirements Planning) sebesar Rp.
740.750,-
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif & RND . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penellitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka baru press.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini, maka diperoleh
kesimpulan antara lain:
1. PT Dhaha Jaya Persada belum menggunakan
metode-metode khusus yang efisien dalam
pengadaan bahan material bangunan yang
dibutuhkan, karena dalam menentukan material
yang dibutuhkan hanya berpedoman pada
perencanaan yang telah disusun berdasarkan
urutan
kegiatan-kegiatan
yang
dibuat
berdasarkan kebutuhan tidak dihitung dengan
estimasi yang tepat. Biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam proses pengadaan material
bahan bangunan masih belum efisien. Data
perhitungan
dalam
proses
perencanaan
449
Analisis Perencanaan Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada
Menggunakan Metode MRP (Material Requirements Planning) Guna Efisiensi Biaya
Nazar J Kristiawan
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dr. Lilia Pasca Riani, M.Sc.
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Diah Ayu Septi F, M.M.
Universitas Nusantara PGRI Kediri
[email protected]
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas,
dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber
daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan
waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya produksi. Penelitian ini dilatar belakangi bahwa kinerja proses
produksi perusahaan bergantung pada ketepatan, efektivitas, dan efisiensi sumber daya yang dilibatkan. Maka perusahaan
harus melakukan tindakan dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada khususnya persediaan guna untuk meningkatkan
produktivitas. Dengan mengetahui kuantitas dan ketepatan waktu pemesanan perusahaan dapat meminimalisir biaya
produksi.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan hasil perhitungan MRP memberikan hasil biaya
persediaan yang meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel sebagai biaya variabel, besarnya biaya penyimpanan
tergantung pada jumlah atau volume item yang disimpan perusahaan sehingga besarnya biaya persediaan lebih kecil pada
kondisi baru (dengan penerapan MRP). Maka, metode yang tepat untuk perencanaan pengadaan material bahan
bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada yaitu menggunakan metode MRP (Material Requirements Planning).
Kata kunci: Persediaan, MRP (Material Requirements Planning), Efisiensi Bia ya.
PENDAHULUAN
Manajemen proyek merupakan salah satu
komponen penting yang tidak dapat lepas dari industri
konstruksi, pengertian manajemen proyek itu sendiri
menurut Ervianto (2005:21) yaitu “Manajemen
proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya,
dan tepat mutu.” Perencanaan dimaksudkan untuk
menetapkan aktivitas dalam proyek beserta siapa yang
bertanggung jawab atas aktivitas tersebut dan berapa
jumlah anggaran yang dibutuhkan. Ketika menyusun
rencana proyek maka sebaiknya mempertimbangkan
keinginan pelanggan, desain atas produk dan
pelayanan yang akan diberikan. Jadi, rencana proyek
akan memberikan informasi mengenai tujuan proyek.
Salah satu aktivitas yang mempengaruhi dan
memberikan dampak signifikan dalam suatu proyek
adalah perencanaan pengadaan material bahan baku.
Perencanaan pengadaan material bahan baku yang
baik yaitu suatu perencanaan yang dapat
melaksanakan aktivitas produksi dan dapat memenuhi
permintaan produksi dengan tepat dan efesien dari
segi waktu maupun biaya. Maka diperlukan suatu
metode pengendalian dan perencanaan yang matang
agar terlaksananya kegiatan produksi. Perencanaan
dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar
dapat melayani dan memenuhi kebutuhan bahan baku
dengan tepat dan efisien. Selama ini biasanya
perusahaan melakukan perencanaan pengadaan
material bahan baku serta pengendaliaanya tidak
berdasarkan teori-teori metode pengendalian atau teori
baku, melainkan berdasarkan pada pengalamanpengalaman sebelumnya.
Karena permasalahan-permasalahan tersebut,
dibutuhkan metode manajemen pengadaan yang akan
membantu pelaksana proyek untuk memutuskan
kapan akan melakukan pemesanan persediaan bahan
baku dan pada jumlah berapa pemesanan harus
445
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
dilakukan. Dalam manajemen operasi sendiri terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam rangka
perencanaan pengadaan bahan baku, diantaranya
metode MRP (Material Requirements Planning) .
Material Requirement Planning (MRP)
merupakan suatu metode yang dimulai dengan
kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi
yang independen, menentukan kebutuhan permintaan
terikat untuk:
1. Kebutuhan terhadap tiap jenis komponen
(material, parts, atau ingredients)
2. Jumlah pasti yang benar-benar diperlukan,
dan
3. Waktu membuat peramalan secara bertahap
yang diperlukan untuk memenuhi pesanan
guna mencukupi suatu rencana produksi
(Haming dan Nurnajamuddin, 2011:119).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
memutuskan untuk meneliti masalah perencanaan
pengadaan material pada PT Dhaha Jaya Persada
dengan judul penelitian “Analisis Perencanaan
Pengadaan Material Bahan Bangunan pada PT
Dhaha Jaya Persada Menggunakan Metode MRP
(Material Requirements Planning) Guna Efisiensi
Biaya”.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan Total Cost Pada Perencanaan
Pengadaan Material Bahan Banguna PT
Dhaha Jaya Persada
Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan proyek,
perencaan pengadaan material bahan bangunan dan
estimasi biaya-biaya sediaan dapat kita dapatkan
hitungan total cost penyediaan material bahan
bangunan semen dan plyass sebagai berikut:
a. Total Pengadaan Semen
Tabel 1
Biaya Pengadaan Semen
Sumber: Data primer diolah (2017)
b. Total Pengadaan Plyass
Metode
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2015:39),
“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang hasil penemuannya dapat
dicapai dengan menggunakan (pengukuran).” Data
yang diambil menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data hingga hasil analisis yang
didapatkan dari pegukuran terhadap empat komponen
MRP.
Teknik penelitian yang digunakan dalah
penelitian deskriptif. Kemudian subjek
yang
digunakan PT Dhaha Jaya Persada dan objek metode
pengadaan material bahan bangunan dan efisiensi
biaya pada PT. Dhaha Jaya Persada. Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, studi literatur. Sedangkan
teknis analisis data dilakukan dengan menjabarkan
metode yang dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada,
dan menggunakan MRP lalu memberikan masukan
metode yang lebih efisien dari kedua perhitungan
tersebut.
Tabel 2
Biaya Pengadaan Plyass
Sumber: Data primer diolah (2017)
Dari tabel diatas dapat kita ambil biaya total
perencanaan pengadaan semen Rp. 32.242.000,- ,
sedangkan
biaya
total
perencanaan
plyass
Rp.16.530.000,-, kedua biaya tersebut belum
termasuk biaya bongkar barang. Dari hasil total biaya
bongkar material bahan bangunan semen Rp.
343.000,-, sedangkan biaya bongkar material bahan
banguna plyass Rp. 275.500,-. Untuk biaya angkut PT
Dhaha Jaya Persada menggunakan kendaraan
operasional yang biayanya sudah ditafsir pada
446
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
pemaparan biaya sediaan diatas senilai Rp.
200.000/periode, atau dalam 1 priode ada 6 hari, maka
biaya kendaraan operasional selama 10 priode
pelaksanaan Proyek dan 2 priode retensi (apabila
dibutuhkan) senilai Rp. 200.000,- x 12 = Rp.
2.400.000,-.
2. Perhitungan Menggunakan Metode MRP
(Matetial Requirements Planning)
Berdasarkan pemaparan dan data yang
terkumpul, maka dapat disusun penerapan MRP
(Material requirement Planning) pada PT Dhaha Jaya
Persada:
a. Input
MRP
(Material
requirement
Planning)
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep
MRP yaitu :
1. Jadwal Induk Produksi (MPS)
Merupakan suatu rencana produksi
yang menggambarkan hubungan antara
kuantitas setiap jenis produk akhir yang
diinginkan dengan waktu penyediaannya.
Berikut tabel jadwal Induk produksi
proyek pembangunan perumahan Garden
City:
Tabel 3
Jadwal Induk Produksi
Produk
1 2 3 4
Rumah Tipe 36
1
Rumah Tipe 45
1
Rumah Tipe 60
1
Rumah Tipe 65
1
Rumah Tipe 72
1
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
jumlah yang dibutuhkan, dan tingkat
penyusunannya. Berdasarkan data yang
diperoleh maka dapat disusun BOM pada
perencanaan pengadaan material bahan
bangunan pada PT Dhaha Jaya Persada
sebagai berikut:
Gambar 1
Bill Of Material (BOM)
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
3. Status Persediaan
Menggambarkan keadaan dari setiap
komponen atau material yang ada dalam
persediaan, yang berkaitan dengan:
jumlah persediaan yang dimiliki pada
setiap periode (on hand inventory),
jumlah barang yang sedang dipesan dan
kapan pesanan tersebut akan datang (on
order Inventory ), waktu ancang –
ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Karena dalam penelitian ini waktu
ancang (lead time) ditiadakan (= 0),
maka dapat diperoleh status persedian PT
Dhaha Jaya Persada dalam perencanaan
pengadaan material bahan bangunan
menggunakan MRP sebagai berikut:
Tabel 4
Status Persediaan
Dalam MPS ini produk pesanan
berupa 5 unit rumah yang pengerjaannya
bersamaan dalam waktu pengerjaan yang
sama pula. Sehingga dapat diperoleh
MPS (Master Production Schedule)
seperti tabel diatas.
2. BOM (Bill Of Material)
Merupakan rangkaian struktur semua
komponen yang digunakan untuk
memproduksi barang jadi sesuai dengan
MPS. Secara spesfifik struktur BOM
tidak saja berisi komponen tetapi juga
memuat langkah penyelesaian produk.
Informasi yang dilengkapi untuk setiap
komponen ini meliputi : Jenis komponen,
Sumber: Data primer perusahaan (2017)
b. Proses Perhitungan MRP
1. Netting (Kebutuhan Bersih)
Dari data yang diperoleh dalam input
MRP maka dapat diperoleh Netting pada
perencanaan pengadaan material bahan
bangunan PT Dhaha Jaya Persada
sebagai berikut:
447
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
Berdasarkan proses Lotting, maka dapat
diperoleh olahan data Offsetting pada
perencanaan persediaan Semen dan
Plyass sebagai tabel diatas.
Plyass
Semen
Tabel 5
Kebutuhan Bersih Semen dan Plyass
Priode
Kebutuhan kotor
Jadwal Penerimaan
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
132 186 30 66 95 45 50 27 20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
132 186 30 66 95 45 50 27 20
10
35
0
35
Priode
Kebutuhan kotor
Jadwal Penerimaan
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
151 138 45 51 52 30 25
9 20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
151 138 45 51 52 30 25
9 20
10
30
0
30
4. Exploding
Setelah semua tahap Netting, lotting,
offsetting selesai dapat dilakukan, berikut
perhitungan
komponen
dalam
perencanaan (exploding) pengadaan
material bahan bangunan PT Dhaha Jaya
Persada menggunakan metode MRP:
Tabel 8
Perhitungan Komponen dalam
Perencanaan
Sumber: Pengolahan Data (2017)
2. Lotting (Kuantitas Pesanan)
Plyass
Semen
Lotting adalah suatu proses untuk
menentukan besarnya jumlah pesanan
optimal untuk setiap item secara
individual didasarkan pada hasil
perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan. Berdasar hasil kebutuhan
bersih perencanaan pengadaan semen
dan plyass maka dapat diperoleh hasil
Lotting dengan metode LFL (Lot for lot)
sebagai berikut:
Tabel 6
Kuantitas Pesanan Semen dan Plyass
Priode
Kebutuhan Bersih
On Hand Inventory
Pemesanan Berdasar
Lotting
1
2 3
4 5 6 7 8 9 10
132 186 30 66 95 45 50 27 20 35
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0
132 186 30 66 95 45 50 27 20 35
Priode
Kebutuhan Bersih
On Hand Inventory
Pemesanan
Berdasar Lotting
1
2 3
4 5 6 7 8 9 10
151 138 45 51 52 30 25 9 20 30
0
0
0
0
0 0 0 0 0 0
151 138 45 51 52 30 25 9 20 30
Sumber: Pengolahan Data (2017)
3. Offsetting (Rencana Pemesanan)
Tabel 7
Rencana Pemesanan
Plyass
Semen
Leadtime : 0
Persediaan di Tangan : 0
Penerimaan Terjadwal
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
Penerimaan Pesanaan Terencana
Pengiriman Pesanan Terencana
Kebutuhan kotor
Penerimaan Terjadwal
On Hand Inventory
Kebutuhan Bersih
Penerimaan Pesanaan Terencana
Pengiriman Pesanan Terencana
0
1
2
3
Priode (Minggu)
4
5
6
7
8
9
10
132 186 30
66
95
45
50
27
20
35
0
0
132 186 30
LFL 132 186 30
132 186 30
0
66
66
66
0
95
95
95
0
45
45
45
0
50
50
50
0
27
27
27
0
20
20
20
0
35
35
35
151 138 45
51
52
30
25
9
20
30
0
0
0
0
151 138 45
LFL 151 138 45
151 138 45
0
51
51
51
0
52
52
52
0
30
30
30
0
25
25
25
0
9
9
9
0
20
20
20
0
30
30
30
0
5.
Sumber: Pengolahan Data (2017)
3. Analisis
Metode
yang
Tepat
Perencanaan Pengadaan Material
Bangunan PT Dhaha Jaya Persada
untuk
Bahan
Analisis dilakukan dalam rangka memberikan
perbandingan antara kondisi sistem persediaan yang
lama di dalam perusahaan dan kondisi sistem
persediaan yang baru setelah diterapkannya metode
MRP.
Berikut
perbandingan
perusahaan
menggunakan metode lama dengan menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP) :
a. Total Biaya pada Perencanaan Pengadaan
Material Bahan Bangunan PT Dhaha Jaya
Persada
Sumber: Pengolahan Data (2017)
Bertujuan untuk menentukan kuantitas
pesanan yang dihasilakan proses lotting.
448
Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI
b. Total Biaya Perencanaan Menggunakan
Metode MRP (Material Requrement
Planning) pada PT Dhaha Jaya Persada
c. Metode yang Efisien dari Segi Biaya
dalam Perencanaan Pengadaan Material
Bahan Bangunan pada PT Dhaha Jaya
Persada
Berdasarkan data perhitungan dalam
proses perencanaan pengadaan material
bahan bangunan pada PT Dhaha Jaya
Persada dan perhitungan dengan metode
MRP (Material Requirements Planning)
dapat diperoleh total biaya Rp.
52.840.500,pada
perencanaan
pengadaan material bahan bangunan
menggunakan metode lama (metode yang
dipakai pada PT Dhaha Jaya Persada),
sedangkan pada hasil perhitungan
menggunakan
MRP
(Material
Requirements Planning) didapatkan total
biaya Rp. 52.099.750,-. Selisih antara
metode yang dipakai PT Dhaha Jaya
Persada dengan perhitungan metode MRP
(Material
Requirements
Planning)
sebesar Rp. 740.750,- selisih tersebut
diperoleh dari biaya penyimpanan bahan
baku.
pengadaan material bahan bangunan pada PT
Dhaha Jaya Persada dan perhitungan dengan
metode MRP (Material Requirements Planning)
dapat diperoleh total biaya Rp. 52.840.500,-.
2. Sedangkan pada hasil perhitungan menggunakan
MRP (Material Requirements Planning) biaya
variabel perusahaan mengalami penyusutan,
didapatkan total biaya Rp. 52.099.750,-, selisih
tersebut diperoleh dari biaya penyimpanan bahan
baku.
3. Secara keseluruhan hasil perhitungan MRP
memberikan hasil bahwa biaya persediaan yang
meliputi biaya penyimpanan lebih fleksibel
sebagai biaya variabel, besarnya biaya
penyimpanan tergantung pada jumlah atau
volume item yang disimpan perusahaan sehingga
besarnya biaya persediaan jauh lebih kecil pada
kondisi baru (dengan penerapan MRP). Selisih
antara metode yang dipakai PT Dhaha Jaya
Persada dengan perhitungan metode MRP
(Material Requirements Planning) sebesar Rp.
740.750,-
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif & RND . Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penellitian Kombinasi (Mix
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka baru press.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini, maka diperoleh
kesimpulan antara lain:
1. PT Dhaha Jaya Persada belum menggunakan
metode-metode khusus yang efisien dalam
pengadaan bahan material bangunan yang
dibutuhkan, karena dalam menentukan material
yang dibutuhkan hanya berpedoman pada
perencanaan yang telah disusun berdasarkan
urutan
kegiatan-kegiatan
yang
dibuat
berdasarkan kebutuhan tidak dihitung dengan
estimasi yang tepat. Biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam proses pengadaan material
bahan bangunan masih belum efisien. Data
perhitungan
dalam
proses
perencanaan
449