Pengaruh Harga Citra Merek dan Kualitas

1

PENGARUH HARGA, CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP
MINAT BELI DOMAIN .ID
Kristiurman Jaya Mendrofa dan Mudji Sabar
Universitas Mercu Buana
kris@mendrofa.com dan mudji_sabar@yahoo.com

ABSTRACT

The number of domain names that registered in Indonesia is very low compared to the
population. As entities that carry the name of Indonesia, .id domain has not been able to compete
with a domain that an already popular as .com. This study aims to examine and analyze the
effect of price, brand image and product quality on buying interest of .id domain. This research
was descriptive quantitative by using primary and secondary datawith the entire population of
consumers (registry) domain name in Indonesia . The samples in the study using convenience
sampling method with a total sample of 385 respondents from Lemeshow theory, data analysis
used multiple linear regression analysis. The results showed price, brand image and product
quality together (simultaneously) significantly influence buying interest. Price is a variable that
most influence on buying interest .id domain. Campaigns or price socialization, premium
services, security and brand image needs to be improved. Response to the suggestions and

complaints of consumers (registry) need to be considered and discussed in the domain name
forum that is already established.
Keyword: Price, Brand Image, Product Quality, Buying Interest

ABSTRAK
Jumlah nama domain yang terdaftar di Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan
penduduknya. Sebagai entitas yang membawa nama negara Indonesia, domain .id belum mampu
bersaing dengan domain yang sudah terlebih dahulu populer seperti .com. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh harga, citra merek dan kualitas produk
terhadap minat beli domain .id. Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
data primer dan sekunder dengan populasi seluruh konsumen (registry) nama domain di
Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 385 orang sebagai responden dari teori Lemeshow, analisa data yang
digunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan harga, citra merek dan
kualitas produk secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap minat
beli. Harga merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap minat beli domain .id.
Kampanye atau sosialisasi harga, layanan premium, keamanan dan citra merek perlu
ditingkatkan. Respon atas saran dan keluhan konsumen (registry) perlu diperhatikan dan dibahas
dalam forum nama domain yang sudah dibentuk.
Kata kunci: Harga, Citra Merek, Kualitas Produk, Minat Beli.


2

PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin berkembangnya teknolog, maka ketergantungan manusia terhadap
jaringan Internet semakin tinggi. Pemanfaatan jaringan Internet merupakan suatu hal yang tidak
pernah terbayang di benak manusia pada beberapa dasawarsa yang lalu. Kini, teknologi Internet
telah merambah ke berbagai sendi kehidupan manusia modern. Hampir mustahil memisahkan
aktifitas sehari-hari tanpa keterlibatan jaringan Internet.
Nama domain merupakan suatu nama unik yang berfungsi untuk mempermudah akses ke
suatu laman (website) dibanding harus mengetik alamat IP (Internet Protocol address) dalam
bentuk angka yang rumit. Misalnya untuk mengunjungi situs mesin pencari Google, maka
pengguna Internet tidak perlu mengetik alamat IP 173.194.39.19, cukup mengetik google.co.id.
Kini, ratusan ratusan ranah Internet tingkat atas atau sering dikenal dengan istilah Top Level
Domain (TLD) dan country code Top Level Domain (ccTLD) untuk skala negara telah disetujui
oleh Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) yang punya otoritas atau
mengawasi beberapa tugas yang terkait dengan Internet.
Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia serta dengan
penetrasi pengguna Internet yang semakin meningkat, kebutuhan akan suatu nama domain dirasa
semakin penting dalam memasarkan, mempromosikan atau mencitrakan suatu produk atau jasa

dengan menggunakan media Internet.
Negara Indonesia mempunyai kode Internet resmi dengan akhiran .id (dot id) yang dikenal
sebagai country code Top Level Domain Indonesia (ccTLD-ID). Kini, domain berakhiran .id
yang membawa identitas Indonesia berjumlah 13 yakni .co.id, .web.id, .sch.id, .or.id, .go.id,.
ac.id, .net.id, .mil.id, .biz.id, .my.id, .desa.id, .ponpes.id dan .id yang diluncurkan pada tanggal
17 Agustus 2014.
Tepat pada perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yakni pada tanggal
17 Agustus 2014, Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI) sebagai registry meluncurkan
domain .id. Dengan peluncuran resmi domain tingkat pertama (first level domain), lembaga atau
individu dapat memiliki ccTLD-ID berakhiran .id. Pada Tabel 1 terlihat perbandingan jumlah
nama domain .id yang terdaftar di Indonesia pada tahun 2014.
Tabel 1 Jumlah ccTLD-ID Tahun 2014
Domain

Jan.

Feb.

Mar.


Apr.

Mei

Juni

Juli

Agst.

Sept.

Okt.

Nov.

Des.

.co.id


49.128

50.027

51.010

51.782

52.626

53.390

53.735

54.479

55.686

56.404


57.228

57.858

.web.id

24.684

24.027

24.310

24.161

23.992

24.496

24.009


23.967

24.124

23.820

23.969

24.581

.sch.id

12.542

13.083

12.996

13.096


13.489

13.880

13.959

14.193

14.707

14.764

14.908

14.809

-

-


-

654

746

1.408

1.659

5.004

5.801

6.574

7.351

7.854


.or.id

5.145

5.230

5.282

5.317

5.411

5.523

5.568

5.627

5.729


5.776

5.815

5.829

.go.id

3.230

3.242

3.274

3.302

3.306

3.319

3.332

3.342

3.347

3.360

3.371

3.380

.ac.id

2.975

3.021

3.053

3.089

3.132

3.150

3.166

3.179

3.239

3.267

3.309

3.350

.my.id

2.449

2.506

2.523

2.597

2.636

2.680

2.735

2.773

2.816

2.805

2.991

3.080

.desa.id

553

589

614

696

821

1.029

1.062

1.095

1.153

1.204

1.297

1.336

.biz.id

787

807

818

866

873

897

914

928

956

971

991

1.038

.net.id

350

355

357

363

365

365

371

372

379

372

374

377

.id

.mil.id
Total

254

255

255

256

257

257

258

258

259

259

259

259

102.097

103.142

104.492

106.179

107.654

110.394

110.768

115.217

118.196

119.576

121.863

123.751

Sumber: PANDI (2015)
Pada Tabel 1 terlihat pada tahun 2014 rata-rata domain .id yang terdaftar adalah 4.117 per
bulan dengan jumlah domain terbanyak ada pada bulan Desember 2014 yakni 7.854 domain. Di

3

bulan pertama sebelum diluncurkan secara resmi yakni Maret 2014, sebanyak 654 domain .id
yang terdaftar. Adapun pada saat diluncurkan secara resmi yakni pada bulan Agustus 2014,
jumlah domain .id yang terdaftar adalah 5.004 domain. Secara keseluruhan, di tahun pertama
peluncurannya, domain .id berada di urutan keempat, tepatnya berada di bawah .co.id (57.858
domain), .web.id (24.581) dan .sch.id (14.809 domain).
Meskipun domain .id merupakan salah satu nama domain terakhir yang diluncurkan
(.ponpes.id diluncurkan bulan April 2015), akan tetapi secara statistik di tahun kedua tepatnya
sampai akhir September 2015 ada kenaikan jumlah domain .id secara signifikan seperti yang
terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah ccTLD-ID Tahun 2015
Domain
.co.id
.web.id
.id
.sch.id
.my.id
.or.id
.ac.id
.go.id
.desa.id
.biz.id
.net.id
.mil.id
.ponpes.id

Jan.
58.701
24.426
8.529
14.250
2.614
5.871
3.397
3.390
1.243
905
375
259
-

Feb.
59.563
24.018
9.287
13.661
2.58s0
5.927
3.435
3.404
1.291
894
379
261
-

Mar.
60.537
23.913
11.087
13.825
6.225
5.980
3.457
3.417
1.513
884
386
264
-

Apr.
61.316
23.749
12.404
14.048
7.352
6.030
3.486
3.434
1.942
904
385
267
19

Mei
62.092
23.624
13.709
14.287
8.000
6.091
3.513
3.450
2.169
908
387
267
19

Juni
62.685
24.248
14.610
14.482
9.300
6.117
3.523
3.471
2.217
910
386
268
19

Juli
63.896
24.854
15.328
14.781
9.437
6.290
3.576
3.490
2.239
949
389
270
57

Agst.
64.598
24.188
16.747
14.842
9.502
6.344
3.589
3.510
2.252
954
391
272
57

Sept.
65.189
23.435
17.802
14.918
9.561
6.376
3.614
3.530
2.255
975
391
273
57

Total

123.960

124.700

131.488

135.336

138.516

142.236

145.556

147.246

148.376

Sumber: PANDI (2015)
Pada Tabel 2 per September 2015 dapat dilihat jumlah domain .id yang terdaftar dengan
total 17.802 domain, sudah melewati domain .sch.id (14.918) namun masih berada di bawah
domain .co.id (65.189) dan .web.id (23.435) atau berada urutan empat bila diukur secara
persentase yakni 9,66%. Persentase domain .id yang terdaftar pada tahun 2015 naik menjadi
9,66% dan berada di bawah dan .co.id (45,14%), .web.id (17,49%) dan .sch.id (10,43%).
Pada akhir September 2015, ccTLD-ID yang terdaftar sebanyak 148.376 domain.
Dibandingkan dengan domain Internasional atau Top Level Domain (TLD), masih selisih jauh
yakni 285.020 domain (Webhosting.info, 2015). Pada Tabel 3 dapat dilihat rincian harga domain
.id.
Tabel 3 Harga ccTLD-ID dalam Rupiah
No. Ekstensi
Daftar
Transfer
Perpanjangan
1.
.id
550.000
550.000
550.000
2.
.co.id
110.000
110.000
110.000
3.
.ac.id
55.000
55.000
55.000
4.
.or.id
55.000
55.000
55.000
5.
.sch.id
55.000
55.000
55.000
6.
.web.id
55.000
55.000
55.000
7.
.my.id
55.000
55.000
55.000
8.
.biz.id
55.000
55.000
55.000
9.
.desa.id
55.000
55.000
55.000

4

Sumber: Belidomain.co.id (2015)
Pada Tabel 3 dapat dilihat perbandingan harga sembilan domain ccTLD Indonesia
(kecuali .go.id dan .militer.id karena tidak dijual secara komersial). Terlihat dengan jelas bahwa
harga domain .id lebih mahal dibanding biaya pendaftaran, transfer dan perpanjangan rata-rata
ccTLD Indonesia lainnya yakni Rp. 55.000 per tahun untuk domain .ac.id, or.id, .sch.id, .web.id,
.my.id, .biz.id, .desa.id dan domain .co.id (Rp. 110.000 per tahun).
Pada Tabel 4 dapat diketahui perbandingan harga domain .id dengan domain populer
seperti domain .com dan TLD lainnya.
Tabel 4 Harga TLD dalam Rupiah
No.
Ekstensi
Daftar
Transfer
Perpanjangan
1.
.com
90.000
90.000
90.000
2.
.net
90.000
90.000
90.000
3.
.org
90.000
90.000
90.000
4.
.info
90.000
90.000
90.000
5.
.biz
90.000
90.000
90.000
6.
.us
90.000
90.000
90.000
7.
.eu
90.000
90.000
90.000
8.
.name
90.000
90.000
90.000
9.
.asia
155.000
155.000
155.000
10. .me
265.000
265.000
265.000
Sumber: Duada.com (2015)
Pada Tabel 4 dapat dilihat harga domain populer seperti .com, .net, .org, .info, .biz, .us, .eu,
.name, .asia dan .me dengan rata-rata biaya pendaftaran, transfer dan perpanjangan Top Level
Domain (TLD) Rp. 90.000 per tahun, hanya domain .asia yang sedikit berbeda yakni domain
.asia (Rp. 155.000 per tahun) dan domain .me (Rp. 265.000 per tahun).
Biaya domain populer tersebut berada di bawah domain .id. Dibanding domain berakhiran
.com, .net, .org atau TLD lainnya yang tidak ada unsur identitas lokal pada penamaan
domainnya, ccTLD-IDmemberikan identitas yakni negara Indonesia.
Keamanan Internet di Indonesia merupakan salah satu isu yang sering dibahas dalam
berbagai forum diskusi. Bahkan situs Indonesia Security Incidents Response Team on Internet
Infrastructure (ID-SIRTI), yang bertugas menjaga keamanan informasi data dari serangan di
dunia maya di Indonesia pernah menjadi korban pembajakan domain. Menurut Ketua ID-SIRTI
Rudi Lukmanto, gangguan ini terjadi bukan karena server mereka dibajak, melainkan karena ada
pembajakan domain yang dikenal dengan istilah Domain Name Server (DNS) hijacking (BBC
Indonesia, 2015). Secara umum, kesadasaran keamanan dunia maya di Indonesia masih rendah,
tindakan memalsukan (phising) halaman situs di Indonesia masih tinggi (Tempo, 2015).
KAJIAN TEORI
Harga
Menurut Tjiptono (2008:151), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya
(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung
terhadap laba perusahaan.
Dimensi harga menurut Lichtenstein, et. al (2013:182) terdiri dari:
1. Kesadaran harga, yakni untuk mengukur atau mengungkapkan kecenderungan konsumen
untuk membeli produk berdasarkan nilai tambah yang didapat
2. Kesadaran fisik produk yaitu kesadaran konsumen akan tampilan fisik atas suatu jasa atau
produk barang apakah sesuai dengan harga yang ditawarkan

5

3.
4.
5.

Potongan harga yaitu potongan yang ditawarkan oleh penjual jasa atau produk kepada
pelanggan
Skema harga yaitu skema harga yang ditawarkan kepada reseller , distributor dengan
pelanggan dibedakan
Prestis yaitu prestis yang didapatkan oleh konsumen bila membeli suatu jasa atau produk

Citra Merek (Brand Image)
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:282), merek adalah pengaruh diferensiasi positif
bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk atau jasa. Satu
ekuitas ukuran merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek
tersebut. Merek dengan ekuitas yang kuat merupakan aset yang sangat berharga.
Dimensi citra merek (brand image) menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) terdiri dari:
1. Memorable (mudah diingat) yaitu suatu merek sebaiknya mudah diingat baik kata-kata
maupun gambarnya.
2. Meaningful (bermakna) yaitu merek mewakili kredibilitas perusahaan
3. Likeable (disukai) yaitu estetika dan tingkat atraktif merek
4. Transferable (mudah ditransfer) yaitu merek dapat dialihkan ke pihak lain bila suatu
perusahaan mengalami perubahan manajemen
5. Adaptable (adaptasi) yaitu kemampuan merek dalam beradaptasi sesuai perkembangan
zaman
6. Protectable (terproteksi) yaitu merek dilindungi payung hukum
Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:272), kualitas produk diartikan sebagai totalitas fitur
dan karakteristik produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau diimplisitasikan. Hal ini berarti fitur produk yang ditawarkan juga menentukan
mutu yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Produsen dikatakan telah mempertahankan
mutu jika produk atau jasa yang ditawarkan sesuai atau melampaui ekspektasi pelanggan.
Dimensi kualitas produk menurut Parasuraman, et al dalam Fredy Rangkuti (2002:29)
terdiri dari:
1. Tangible (bukti langsung) yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya
kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan
pelayanan yang diberikan.
2. Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan
pelanggan. Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui keinginan pelanggan secara
spesifik dari bentuk fisik produk atau jasa sampai pendistribusian yang tepat.
3. Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
4. Reability (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
5. Assurace (jaminan) yaitu pengetahuan, kesopasantunan dan kemampuan para pegawai
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri
dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan
sopan santun.

6

Minat Beli
Rossiter dan Percy dalam Luh Nisa Ditriami, et al (2014:3) mengemukakan bahwa minat
beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,
melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan
(pemrakarsa), merekomendasikan (influencer ), memilih dan akhirnya mengambil keputusan
untuk melakukan pembelian.
Dimensi minat beli menurut Lucas dan Britt (2003:101) terdiri dari:
1. Perhatian (attention) yaitu adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu
produk (barang atau jasa)
2. Ketertarikan (interest) yaitu setelah adanya perhatian maka timbul rasa tertarik dari
konsumen
3. Keinginan (desire) yaitu berlanjut pada perasaan untuk memiliki suatu produk
4. Keyakinan (conviction) yaitu timbul keyakinan individu terhadap produk sehingga
menimbulkan keputusan untuk memperoleh produk dengan tindakan yang disebut membeli
Penelitian Terdahulu
1. Hasil penelitian Gayle dan Weisman (2007). Telah menguji relevansi harga terhadap minat
beli atau keputusan pembelian, ditemukan bahwa ada tidaknya relevansi harga tergantung
dari model kompetisi. Persaingan harga yang relevan dalam model Hotelling, tidak selalu
relevan dalam diferensiasi vertikal model Bertrand dan tidak relevan dalam model Cournot.
Dalam hal penelitian mendatang, ada dua pilihan yang tampaknya akan memegang peranan
tertentu. Pertama, mengingat perbedaan yang timbul dalam penetapan harga versus kerangka
kuantitas, akan menjadi petunjuk untuk mempelajari karakter terbaik tertentu yang menjadi
ciri khas perusahaan. Kedua, penelitian akan memanfaatkan model yang lebih umum.
2. Hasil penelitian Mandy (2009). Penelitian menunjukkan bahwa harga tidak relevan dalam
melakukan atau memutuskan pembelian ketika permintaan dibatasi dan sulit dipenuhi.
Harga sangat penting dan menjadi masalah yang rumit dalam menentukannya bahkan dalam
beberapa industri. Masalah umum melibatkan banyak persaingan; termasuk kebutuhan untuk
menutupi biaya tetap dengan menggabungkan layanan atau aturan efisiensi komponen;
pemberian insentif untuk inovasi dan penghematan biaya; kontrol harga; cakupan biaya dan
memastikan pengoptimalan informasi dari lingkungan strategis yang berbeda secara
signifikan terkait akses dua arah dari pada akses satu arah.
3. Hasil penelitian Ando (2015). Penelitian melibatkan analis bisnis untuk mendukung
perumusan strategi bagi perusahaan-perusahaan untuk memprediksi kebutuhan pasar dan
menganalisis lingkungan yang kompetitif. Untuk memanfaatkan adanya saling
ketergantungan antara permintaan dan penawaran dari sisi pasar, dianggap sebagai model
ketidakseimbangan dengan pasokan tetap dan harga endogen. Studi kasus melalui analisis
dari kelompok pembeli online di pasar Jepang dengan mengaitkan analisis bisnis dengan
efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan.
4. Hasil penelitian Wang, et al (2008). Penelitian menunjukkan adanya implikasi penting untuk
memahami perilaku konsumen dalam lingkungan yang kompetitif yang ditemukan lewat
proses lelang (diskon) harga produk. Fitur “beli sekarang” (pada sebuah website) menjadi
media pemasaran yang fleksibel, membantu pedagang memasarkan produknya sementara
konsumen mendapatkan kemudahan. Metode ini dapat membantu perusahaan lelang, seperti
eBay, meningkatkan kebijakan harga mereka sendiri untuk penjual yang ingin menggunakan
fitur “beli sekarang” tersebut. Penjual dikenakan biaya untuk menggunakan opsi ini (kecuali
untuk kategori auto). Peneliti merekomendasikan, perusahaan lelang seperti eBay harus
menyediakan berbagai opsi berbeda di berbagai kategori produk untuk meningkatkan
transaksi yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan.

7

5.

Hasil penelitian Li, et al (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi harga dari
saluran campuran di pasar monopoli dan di pasar yang optimal secara sosial adalah hasil
dari faktor teknologi informasi. Namun, di pasar duopolistic, jika satu pengecer beroperasi
dalam jaringan individu dan lainnya beroperasi dalam jaringan kelompok, hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengecer dalam jaringan kelompok lebih suka investasi yang paling
sederhana.
6. Hasil penelitian Lee dan Workman (2015). Penelitian menunjukkan bahwawanita
menunjukkan kecenderungan pembelian kompulsif lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Temuan menunjukkan bahwa lebih tinggi kecenderungan pembelian kompulsif secara
positif berhubungan dengan konsumen yang menguntungkan merek dan loyalitas merek
tetapi berhubungan negatif dengan kesadaran merek. Dalam penelitian, 18% responden
dikelompokkan sebagai pembeli kompulsif.
7. Hasil penelitian Crespo-Almendros dan Barrio-Garc´ia (2014). Penelitian menunjukkan
bahwa jenis promosi penjualan online memiliki dampak yang signifikan terhadap citra
merek. Di satu sisi, promosi penjualan online mempengaruhi citra merek, dan di sisi lain,
pengaruh ini berbeda, tergantung pada jenis promosi penjualan secara online (moneter vs
non-moneter). Promosi penjualan online tidak selalu menghasilkan citra merek negatif,
berbeda dengan temuan dari literatur pada media tradisional.
8. Hasil penelitian Ruey-Dang, et al (2012). Penelitian menunjukkan kontribusi untuk literatur
yang ada dengan memfokuskan pada masalah yang belum pada merek jasa asuransi. Dalam
pasar berkembang seperti Taiwan, bisnis telah berkembang dengan pesat, karena
kepercayaan terhadap layanan website semakin meningkat.
9. Hasil penelitian Kauffman, et al(2010). Penelitian menunjukkan bahwa segel jaminan
WebTrust memiliki dampak yang signifikan terhadap pembelian konsumen. Segel jaminan
yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan besar memiliki dampak yang lebih besar.
Dibandingkan dengan responden yang digunakan dalam literatur sebelumnya, percobaan ini
memberikan tambahan praktis kerangka umum atas kepercayaan dalam studi e-commerce.
10. Hasil penelitian Wei, et al (2010). Penelitian menujukkan bahwa ulasan konsumen sangat
penting untuk produsen produk untuk lebih memahami tanggapan umum pelanggan atas
produk atau jasa yang ditawarkan dan meningkatkan kampanye pemasaran untuk produk
yang sesuai. Ulasan konsumen memungkinkan produsen mengenali preferensi spesifik
pelanggan individu, yang dapat memfasilitasi strategi pemasaran berikutnya.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan kombinasi antara argumentasi dan didukung oleh buktibukti empiris atau hasil penelitian terdahulu maka disusun kerangka pemikiran dalam penelitian
ini seperti pada Gambar 1.

8

Harga
- KesadaranHarga
- PotonganHarga
- SkemaHarga
Citra Merek
- Memorable
- Meaningful
- Likeable
- Transferable
- Protectable

MinatBeli
- Perhatian
- Ketertarikan
- Keinginan
- Keyakinan

KualitasProduk
- Tangible
- Empathy
- Responsiveness
- Reability
- Assurance

Gambar 1 Kerangka pemikiran
Sumber: Peneliti (2015)
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan klausal. Menurut Malhotra
(2009:93) bahwa riset kausal digunakan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat. Kata
kausal berasal dari bahasa Inggris to cause yang berarti “menyebabkan“ atau “mempengaruhi“.
Oleh karena itu, riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama untuk membuktikan
hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel
yang diteliti.
Variabel Penelitian
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen terdiri dari harga (X1), ctra merek (X2) dan kualitas produk (X3)
2. Variabel minat beli (Y) sebagai variabel dependen
Pada Tabel 5 dapat dilihat variabel dan defenisi operasional variabel.
Tabel 5 Variabel dan Defenisi Operasional Variabel
No.
Variabel
Dimensi
Indikator
1.
Kesadaran harga (X1.1)
Tingkat keterjangkauan harga
Harga (X1)
Lichtenstein,
Tingkat kewajaran biaya
et al (2013)
Potongan harga (X1.2)
Tingkat periode penawaran potongan
harga
Tingkat diskon yang menarik
Skema harga (X1.3)
Tingkat keterjangkauan bundling harga
domain .id dengan hosting

9

2.

Citra Merek
(X2)
Kotler dan
Amstrong
(2008)

3.

Kualitas
Produk (X3)
Parasuraman,
et al (2002)

4.

Minat Beli
(Y)
Lucas & Britt
(2012)

Tingkat keterjangkauan variasi harga
yang ditawarkan masing-masing mitra
Mudah diingat
Tingkat daya ingat terhadap domain .id
(Memorable) (X2.1)
Tingkat kemudahan
Bermakna
Tingkat kredibilitas
(Meaningful)(X2.2)
Tingkat kemampuan domain .id dalam
mewakili identitas perusahaan
Disukai (Likeable) (X2.3) Tingkat ketertarikan terhadap domain
.id
Tingkat kemudhan pengetikan domain
.id
Mudah ditransfer
Tingkat kemudahan dalam perubahan
(Transferable) (X2.4)
kepemilikan domain .id
Tingkat ketersediaan fitur yang jelas
bila domain diambil alih
Terlindungi
Tingkat kejelaan identitas pemilik
(Protectable)(X2.5)
domain .id
Tingkat perlindungan keamanan
kepemilikan domain .id dilindungi oleh
payung hukum (UU ITE)
Bukti Langsung (Tangible) Tingkat kemudahan dalam mengakses
(X3.1)
clientarea dalam pemesanan domain .id
Tingkat kemudahan menghubungi
customer support
Empati (Empathy) (X3.2)
Tingkat kemudahan dalam memperoleh
panduan yang jelas bagi customer
Tingkat keramahan customer support
Cepat Tanggap
Tingkat kesiagaan terhadap keluhan
(Responsiveness) (X3.3)
penggunaan domain .id
Tingkat kecepatan respon terhadap
saran
Keandalan (Reability)
Tingkat keandalan dalam memberikan
(X3.4)
informasi tentang domain .id
Tingkat keandalan dalam melancarkan
prosedur pelayanan domain .id
Jaminan (Assurance)
Tingkat kemampuan administrasi
(X3.5)
pelayanan domain .id
Tingkat kemampuan teknis
Perhatian (Y1)
Tingkat perhatian terhadap domain .id
Tingkat persepsi terhadap domain .id
karena cuma 2 huruf
Ketertarikan (Y2)
Tingkat ketertarikan dalam
menggunakan domain .id
Tingkat keunikan domain .id
Keinginan (Y3)
Tingkat keinginan memiliki domain .id
Tingkat keinginan untuk memiliki
domain unik
Keyakinan (Y4)
Tingkat keyakinan terhadap domain .id

10

Tingkat keyakinan suatu saat domain .id
akan semakin populer di Indonesia
Sumber: Peneliti (2015)
Populasi dan Sampel
Populasi pemilik domain di Indonesia tidak diketahui secara pasti baik kepemilikan
domain ccTLD-ID maupun TLD karena konsumen bisa mendaftarkan atau memiliki lebih dari
1 (satu) domain. Data populasi berdasarkan wilayah (propinsi, kabupaten dan kota) juga tidak
tersedia.
Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki
dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan populasi. Melihat luasnya jumlah populasi
tersebut, maka penulis membatasi untuk pengambilan sampel. Jumlah sampel diambil dengan
rumus Lemeshow dalam Bhisma Murti (2007: 59,81,111,137) untuk populasi yang tidak
diketahui sebagai berikut:
˄

Z 2 P(1-P)
n=
˄
d 2
Dimana:
z = 1.96 p = maksimal estimasi = 0.5
d = alpha (0.05)
Dengan demikian:
˄
1.96 2 . 0.05 (1-0.5)
n=
˄
0.05 2
= 384
Berdasarkan perhitungan, maka sampel yang diambil dalam penelitian domain .id
dibulatkan menjadi 385 responden, dengan tingkat kesalahan (error ) 5 persen. Kuisioner
disebar secara online lewat Google Forms maupun offline. Penulis melakukan filter agar
kuisioner yang diisi oleh reponden dengan 2 metode berbeda (online dan offline) agar diambil
salah satunya saja dengan melihat profil responden berupa nama lengkap, nomor handphone
dan alamat surat elektronik (e-mail).
Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pengisisan
kuisioner oleh pengguna (registrant) domain selain .id. Kuisioner dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan media Internet maupun versi cetak (offline).
Data sekunder diperoleh dari buku, literatur dan Internet yang membahas mengenai
fenomena perkembangan nama domain di Indonesia maupun dunia beserta fitur-fitur maupun
regulasi yang ditentukan oleh pihak registry ataupun pihak terkait.
Metode dan Analisis Data
1. Uji validitas diukur dengan cara membandingkan nilai pearson correlation (rhitung) dengan
rtabel. Jika rhitung> rtabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Pada hasil uji validitas diketahui
bahwa semua indikator dari masing-masing dimensi memiliki nilai rhitung> rtabel, maka semua
pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.
2. Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara
empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Uji reliabilitas
menggunakan bantuan program SPSS 22 dengan uji statistik Cronbach Alpha .

11

Variabel

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach Alpha
R Alpha
Standard
0,60
0,769
0,60
0,860
0,60
0,774
0,60
0,852

Keterangan

Harga
Reliable
Citra merek
Reliable
Kualitas produk
Reliable
Minat beli
Reliable
Sumber: Olah data (2015)
Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien yang cukup besar
yakni di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukuran semua variabel dari kuisioner
reliable, artinya kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat diandalkan.
3. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian
variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat
digunakan. Pada grafik normalprobability plot menunjukkan bahwa titik berada tidak jauh dan
mengikuti garis diagonal. Hal ini dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut sudah
terdistribusi dengan normal atau memenuhi asumsi normalitas.
4. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Suatu variabel menunjukkan gejala multikolinieritas bisa
dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor ) yang tinggi pada variabel bebas suatu model
regresi. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam
model regresi.
Tabel 7 Pengujian Hasil Multikolinieritas
Variabel
Tolerance
VIF
Keterangan
Harga
0,727
1,375
Bebas Multikolinieritas
Citra Merek
0,586
1,707
Bebas Multikolinieritas
Kualitas Produk
0,683
1,465
Bebas Multikolinieritas
Sumber: Hasil pengujian data (2015)
Hasil pengujian pada Tabel 7, menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan
sebagai predictor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya
berada di bawah 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas,
yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling
independen.
5. Uji heterokedastitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan
scatterplot, menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas atau teratur dari titik-titik. Jika varian
dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika varian berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
6. Analisis regresi linear bergandadigunakan untuk mengetahui besarnya pangaruh variabel
harga, citra merek dan kualitas produk secara parsial maupun secara bersama-sama terhadap
minat beli. Pada Tabel 8 dapat dilihat hasil analisa regresi linear berganda.

12

Tabel 8 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Determinasi (R²), Uji F dan Uji t
Variabel
(Constant)
Harga
Citra Merek
Kualitas Produk
R Square
F

Koefisien Regresi

t

Sig.

0,221
0,336
0,247
0,079
0,350
68,444

5,797
5,949
6,217
1,672

0,000
0,000
0,000
0,095

Sumber: Hasil olah data (2015)
Dari hasil olah data pada Tabel 8 didapatkan nilai sig variabel harga dan citra merek 0,000
artinya harga dan citra merek mempunyai pangaruh yang signifikan terhadap minat beli domain
.id, sementara variabel kualitas produk mempunyai nilai sig 0,095 yang berarti kualitas kualitas
produk mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat beli domain .id. Setelah data
memenuhi kriteria, maka dilakukan analisis data untuk menjawab hipotesis, dengan model
regresi sebagai berikut:
Minat Beli = 0,221 + 0,336 Harga + 0,247 Citra Merek + 0,079 Kualitas Produk
Dari persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Nilai konstanta sebesar 0,221 artinya apabila atribut harga, citra merek, kualitas produk dan
faktor lainnya dianggap nol, maka minat beli nilainya sebesar 22,1%
b) Nilai koefisien regresi variabel harga sebesar 0,336 artinya kontribusi variabel harga
terhadap minat beli sebesar 33,6%
c) Nilai koefisien regresi variabel citra merek sebesar 0,247 artinya kontribusi variabel citra
merek terhadap minat beli sebesar 24,7%
d) Nilai koefisien regresi variabel kualitas produk sebesar 0,079 artinya kontribusi variabel
kualitas produk terhadap minat beli sebesar 7,9%
7. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besar persentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel harga, citra merek dan kualitas produk terhadap
variabel minat beli. Koefesien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat pengaruh variabel-variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen.
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≥ 1), bila R=0 berarti variabel
diantara variabel independen dengan variabel dependen tidak ada hubungannya, sedangkan bila
R=1 berarti ada hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk nilai koefisien determinasi digunakan R Square.
Dapat diketahui pada Tabel 8, bahwa koefisien R Square yang diperoleh sebesar 0,350. Hal
ini menunjukkan 35% variabel independen (harga, citra merek dan kualitas produk) dapat
menjelaskan variabel dependen (minat beli) sedangkan sisanya yaitu sebesar 65% dipengaruhi
oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti seperti variabel promosi, distribusi, positioning,
kualitas layanan dan sebagainya.
8. Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Uji koefesien regresi
secara simultan dilakukan untuk mengetahui variabel independen (harga, citra merek dan
kualitas produk) secara bersama-sama atau simultan dapat berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (minat beli). Signifikan berarti bahwa hubungan yang terjadi dapat berlaku
untuk populasi atau dapat digeneralisasi.
Dari data pada Tabel 8 diperoleh dilihat nilai Fhitung = 68,444 sedangkan nilai Ftabel
0,291. Berdasarkan data tersebut maka Fhitung > Ftabel sehingga secara simultan seluruh variabel
X berpengaruh terhadap Y.Hasil pengujian memutuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal

13

ini menyimpulkan keempat hipotesa dalam penelitian ini diterima, dimana variabel harga, citra
merek dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
beli.
9. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (harga, citra
merek, dan kualitas produk) terhadap variabel dependen (minat beli).
Seperti yang terlihat pada Tabel 8, hasil uji t untuk variabel X1 (harga) diperoleh nilai
thitung sebesar 5,949 dengan tingkat signifikansi 0,000, dengan menggunakan batas signifikansi
0,05 maka thitung sama dengan 5,949 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho
ditolak dan Ha diterima, dengan arah koefisien regresi positif harga berpengaruh signifikan
terhadap minat beli.
Hasil uji t untuk variabel X2 (citra merek) diperoleh nilai thitung sebesar 6,217 dengan
tingkat signifikansi 0,000 dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 maka thitung sama dengan
6,217 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima,
dengan arah koefisien regresi positif citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
Hasil uji t untuk variabel X3 (kualitas produk) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,672
dengan tingkat signifikansi 0,095 dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 maka thitung sama
dengan 1,672 > 0,05 yang berarti Ho ditolak. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha
diterima, walau dengan arah koefisien regresi positif tetapi kualitas produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli.
10. Matriks korelasi menggambarkan korelasi antar dimensi. Untuk mengetahui perbandingan
kekuatan hubungan antar dimensi dapat dianalisis dengan melihat korelasi keduanya. Dengan
demikian dapat diketahui tingkat kekuatan hubungan masing-masing dimensi dan pengaruhnya
terhadap dimensi yang lain. Perbandingan kekuatan korelasi dan tingkat signifikan koefesien
antar dimensi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9Korelasi antar Dimensi
Minat Beli (Y)
Variabel
Dimensi
Y1
Y2
Y3
Y4
Harga (X1)
X1.1
0,552
0,474
0,456
0,634

Citra Merek (X2)

Kualitas Produk (X3)

X1.2
X1.3
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5

0,195
0,098
0,390
0,428
0,483
0,445
0,250
0,245
0,357
0,153
0,273
0,283

-0,033
0,007
0,377
0,462
0,349
0,416
0,125
0,452
0,028
-0,205
-0,104
0,129

0,161
0,103
0,224
0,098
0,313
0,133
0,045
0,298
0,112
-0,009
0,216
0,379

0,296
0,248
0,487
0,614
0,505
0,589
0,305
0,368
0,408
0,175
0,277
0,284

Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian (2015).
Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel harga
mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap minat beli domain .id. Dalam penelitian ini,
ditemukan fakta yang cukup menarik bahwa ketika harga pendaftaran domain .id cukup mahal
dibanding dengan domain yang sudah terlebih dahulu populer seperti domain .com, minat
konsumen terhadap domain .id cukup tinggi. Sebaliknya, ketika domain tingkat dua ccTLD-ID
seperti .co.id, .web.id masih ditawarkan secara gratis, minat konsumen terhadap domain ccTLDID tidak terlalu tinggi. Domain ccTLD-ID ditawarkan secara gratis ketika dikelola oleh

14

Departemen Komunikasi dan Informatika RI, kemudian masih gratis di awal peralihan ke
Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI)
Adanya penawaran domain terbatas dengan dua karakter dalam periode tertentu, namun
ditawarkan dengan harga khusus, telah membantu memposisikan citra domain .id sebagai salah
satu domain premium. Dengan demikian, secara tidak langsung persepsi konsumen terhadap
harga domain .id yang ditetapkan cenderung positif. Respon konsumen yang positif akan
semakin terasa bila pengelola domain .id semakin intensif melakukan kampanye dalam
memperkenalkan nama domain Indonesia ke publik.
Dimensi yang paling lemah hubungannya adalah dimensi responsiveness terhadap
keyakinan. Pengelola domain .id (dalam hal ini PANDI, dan mitranya) harus meningkatkan
kecepatan dalam menanggapi pertanyaan, keluhan bahkan masukan konsumen terhadap fiturfitur domain .id beserta keamanannya. Isu-isu keamanan dan fitur-fitur terkini yang berhubungan
dengan domain .id hendaknya dicarikan solusi dan didiskusikan bersama lewat Forum Nama
Domain yang sebelumnya sudah terbentuk.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga secara parsial (terpisah) berpengaruh signifikan
terhadap minat beli domain .id. Hasil uji hipotesis pertama dengan menggunakan uji t,
menunjukkan variabel harga mempunyai pengaruh yang cukup positif dan signifikan terhadap
variabel minat beli. Temuan ini mendukung hasil studi yang dilakukan oleh Gayle dan Weisman
(2007) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa harga penting bagi minat beli atau
keputusan pembelian. Domain .id yang tidak digratiskan, membuat konsumen mempunyai
pandangan positif tentang domain .id, sementara bila domain .id digratiskan, kemungkinan
konsumen akan segan untuk memilihnya sebagai sebuah nama domain pribadi ataupun bisnis
karena dianggap tidak berkualitas.
Untuk meningkatkan minat beli domain .id, salah satu strategi yang ditempuh adalah
dengan adanya program diskon harga yang menarik atau dengan memaketkannya dengan
layanan hosting maupun desain website. PANDI beserta mitra dalam periode tertentu perlu
mengadakan lelang domain premium, sebagai pengembangan dari kebijakan penawaran domain
terbatas yang sudah berjalan. Kebijakan lelang, memiliki implikasi penting untuk memahami
perilaku konsumen. Hal ini pernah diteliti oleh Wang, et al (2008) dimana fitur “beli sekarang”
(pada sebuah website) menjadi media pemasaran yang fleksibel, membantu pedagang
memasarkan produknya sementara konsumen mendapatkan kemudahan akses.
Untuk menganalisa harga domain .id yang bisa diterima pasar secara luas, perlu analisa
bisnis dari kelompok pembeli tertentu. Dalam penelitian Ando (2015) di pasar Jepang, analisa
seperti ini telah menambah efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan sebuah keputusan
penting.
Citra merek secara parsial (terpisah) berpengaruh signifikan terhadap minat beli domain
.id. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Crespo-Almendros dan Barrio-Garc´ia (2014)
terungkap bahwa jenis promosi penjualan online memiliki dampak yang signifikan terhadap
citra merek, berbeda dengan temuan dari literatur pada media tradisional. Promosi secara
tradisional lewat pameran, workshop atau seminar akan memperkuat citra merek domain .id,
namun promosi yang memanfaatkan media Internet secara maksimal lebih kuat pengaruhnya.
Meskipun citra domain .id sudah positif, namun perlu secara berkala diadakan penelitian
merek seperti kesadaran merek, loyalitas dan kualitas merek. Lee dan Workman (2015)
menyebarkan kuesioner, berisi item demografi dan item yang terkait dengan pembelian
kompulsif, kesadaran merek, loyalitas merek dan persepsi kualitas merek. Metode tersebut perlu
dilakukan untuk menganalisa tingkat kekuatan pemahaman atau pengetahuan calon konsumen
termasuk konsumen terhadap domain .id.

15

Kualitas produk secara parsial (terpisah) tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli
domain .id. Untuk meningkatkan minat beli, salah satu yang diperhatikan adalah kualitas dari
produk dari domain .id. Saran dan kritik dari konsumen lewat ulasan di forum yang dibuat secara
khusus, di kolom pembaca di media masa ataupun di blog pribadi perlu ditampung dan
diimplementasikan secara proporsional. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wei, et al (2010)
menyimpulkan bahwa dengan ekspansi yang cepat dari inovasi e-commerce, website telah
menjadi sumber yang sangat berguna untuk mengumpulkan pendapat pelanggan tentang suatu
layanan atau produk. Ulasan konsumen sangat penting bagi pengecer dan produsen atas layanan
atau produk yang ditawarkan agar lebih memahami tanggapan umum pelanggan. Selain itu,
ulasan konsumen memungkinkan pengecer atau produsen untuk mengenali preferensi spesifik
pelanggan individu, yang dapat memfasilitasi strategi pemasaran. Ulasan (rewiew) sangat
penting bagi layanan atau produk yang ditawarkan agar lebih memahami tanggapan umum
pelanggan. Pengelola nama domain domain .id dapat memanfaatkan beragam sumber misalnya
forum diskusi ataupun ulasan di blog pribadi. Namun, terkadang ulasan konsumen bersifat
subjektif dan berdasarkan sentimen semata atas suatu produk. Konsumen bahkan perusahaan
harus memastikan atau mengecek dengan detail keakuratan informasi tersebut apakah
berbanding lurus dengan kepuasan pelanggan dan kuantitas pembelian atau justru sebaliknya.
Kauffman, et al (2010) menyatakan bahwa WebTrust memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap minat atau keputusan pembelian. Domain .id yang unik dan membawa entitas nama
negara Indonesia dinilai mudah diingat, bermakna, disukai dan terproteksi dengan baik karena
mewajibkan pemiliknya untuk menyerahkan identitas dengan jelas. Perlu kampanye dan edukasi
kepada calon konsumen tentang fitur dan jaminan keamanan yang akan didapatkan.
Dengan menggunakan uji F diperoleh hasil hipotesis keempat bahwa secara bersamasama variabel harga, citra merek dan kualitas produk signifikan terhadap minat beli. Pada hasil
penelitian ini, dimensi kesadaran harga merupakan dimensi yang paling kuat terhadap minat beli
domain .id, konsumen tertarik dengan domain .id karena disebabkan harganya yang cenderung
mahal menambah citranya sebagai suatu produk yang aman, nyaman dan mampu memproteksi
kepentingan konsumennya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menganai pengaruh harga, citra merek dan
kualitas produk terhadap minat beli domain .id, maka ditarik beberapa kesimpulan:
1.

2.

Terbukti bahwa harga secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap minat beli
domain .id. Variabel harga memberikan pengaruh lebih besar terhadap minat beli domain .id
dibanding variabel citra merek dan variabel kualitas produk. Dimensi yang kuat adalah
dimensi kesadaran harga terhadap dimensi keyakinan. Kampanye tentang kesadaran harga
bahwa domain .id masih wajar sesuai dengan benefit yang didapatkan oleh konsumen perlu
dilakukan secara terus-menerus baik oleh PANDI maupun para mitranya (registrar ). Dengan
demikian, konsumen (registrant) akan mendapatkan gambaran secara menyeluruh terhadap
domain .id dan tidak hanya fokus pada perbandingan harga domain .id dengan harga domain
yang menjadi pesaingnya seperti domain .com.
Terbukti bahwa citra merek secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap minat
beli domain .id. Dimensi yang kuat adalah dimensi meaningful (bermakna) terhadap dimensi
keyakinan. Konsumen (registrant) perlu diyakinkan lewat sosialisasi dan kampanye untuk
meningkatkan citra domain .id sebagai salah satu pilihan yang bisa dimanfaatkan
mencitrakan produk atau jasa yang ditawarkan karena domain .id selain membawa atau
mewakili entitas nama negara, unik karena hanya dua karakter serta informasi dan transaksi

16

3.

4.

yang dilakukan di situs yang menggunakan domain .id aman karena identitas
kepemilikannya jelas lewat verifikasi data pengguna atau pemilik domain.
Terbukti bahwa kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan positif terhadap
minat beli domain .id. Dimensi yang kuat adalah dimensi tangible (bukti langsung) terhadap
dimensi ketertarikan. Kualitas domain .id sangat perlu ditingkatkan meskipun citranya sudah
bagus di mata konsumen namun perlu pembuktian misalnya domain .id digunakan oleh
perusahan-perusahan keuangan ataupun figur publik yang secara tidak langsung membuat
konsumen mempunyai penilaian positif terhadap kualitas domain .id.
Terbukti bahwa harga, citra merek dan kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan
positif terhadap minat beli domain .id. Hal ini mengindikasikan bahwa naik turunnya minat
beli domain .id bergantung pada naik turun harga, citra merek dan kualitas produk. Bila
adannya kebijakan perubahan harga, maka di waktu yang bersamaan perlu adanya
peningkatan citra merek maupun peningkatan kualitas domain .id.

Daftar Pustaka
Amirullah. (2015). Kesadaran Keamanan Cyber Indonesia Masih Rendah, Kata Pandi.
https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/08/25/090694709/kesadaran-keamanan-cyberindonesia-masih-rendah-kata-pandi (diakses 15 Oktober 2015).
Ando, Tomohiro. (2015). “Merchant selection and pricing strategy for a platform firm in the
online group buying market. Ann Oper Res”. DOI 10.1007/s1049-015-2036-9
Anonim.
(2015).
Country-wise
Total
Domains
data
as
10/07/2015.
http://webhosting.info/domains/country_stats/ID (diakses 10 Juli 2015)
_______. (2015). Domain Price. http://www.belidomain.co.id/harga_domain.html (diakses 8
Maret 2015)
_______.
(2014).
Nama
Domain
yang
terdaftar
di
Indonesia
2014.
http://www.pandi.id/artikel/statistik-2014 (diakses 10 Juli 2015)
_______.
(2015).
Nama
Domain
yang
terdaftar
di
Indonesia

2015.
http://www.pandi.id/statistik-2015 (diakses 14 Oktober 2015)
_______. (2015). Top Level Domain Price. http://duada.com/domain.html (diakses 10 Juli 2015)
_______. (2015). #TrenSosial: Situs pengawas Internet di Indonesia dibajak.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/05/150525_trensosial_idsirtii (diakses 15
Oktober 2015)
Crespo-Almendros, E. and S. Del Barrio-Garc´ia. (2014). “Do online discounts and free gifts
damage brand image of service? The moderating role of promotion-proneness”. Serv Bus.
DOI 10.1007/s11628-014-0255-9
Ditriami, Luh Nisa, I Ketut Kirya, I Wayan Suwendra. (2014). “Pengaruh Tata Ruang Toko dan
Minat Beli Konsumen terhadap Pembelian Produk pada Butik IO/CO”. E-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha . Volume 2
Gayle, Philip G. and Dennis L. Weisman. (2007). “Are input prices irrelevant for make-or-buy
decisions?”. J Regul Econ. 32:195-207. DOI 10.1007/s11149-007-9030-3. 32:195-207
Kauffman, Robert J., Hsiangchu Lai and Huang-Chi Lin. (2010). “Consumer adoption of groupbuying auctions: an experimental study”. Inf Technol Manag. 11.191-211. DOI
10.1007/s10799-010-0086-z
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Erlangga.
Jakarta
Lee, Seung-Hee and Jane E. Workman. (2015). “Compulsive buying and branding phenomena”.
Lee and Workman Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity”.
1:13. DOI 10.1186/s40852-015-0004-x

17

Li, Yung-Ming, Jhih-Hua Jhang-Li, Ting-Kai Hwang and Ping-Wen Chen. (2012). “Analysis of
pricing strategies for community-based group buying: The impact of competition and
waiting cost”. Inf Syst Front. 14:633-645. DOI 10.1007/s10796-010-9290-9
Lichtenstein, David R., Nancy M. Ridgway and R. G. Netemeyer. (2013). “Price Perception and
Consumer Shopping Behavior: A Field Study”. Journal of Marketing Research. Vol
30, pp234–245
Lucas, D. B. dan Steuart H. Britt. (2003). Advertising Psychology and Research.McGraw-Hill.
New York.
Mandy, David M. (2009). “Pricing inputs to induce efficient Make-or-Buy decisions”. J Regul
Econ.36:29-43. DOI 10.1007/s11149-008-9084-X
Malhotra, N. K. (2009). Marketing Research. 5th edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey
Murti, Bhisma. (2007). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
di Bidang Kesehatan . Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Parasuraman, A., L. L. Berry and A. V. Zeithaml. (2002). Teknik Mengukur dan Strategi
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Saduran Fredy Rangkuti. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Rossiter, J. dan L. Percy. (1998). Advertising Communications & Promotion Management. 2nd
Edition. McGraw-Hill . Singapore
Ruey-Dang, Chang, Fang Chun-Ju and Yee-Chy Tseng. (2012). “The effects of WebTrust
assurance on consumers' web purchase decisions”. Online Information Review. Volume:
36. Pages: 218-240
Tjiptono, Fandi. (2008). Strategi Pemasaran . Edisi III. Andi. Yogyakarta
Wei, Chih-Ping, Yen-Ming Chen, Chin-Sheng Yang and Christopher C. Yang. (2010).
“Understanding what concerns consumers: a semantic approach to product feature
extraction from consumer reviews”. Inf Syst E-Bus Manage. 8:149-167. DOI
10.1007/s10257-009-0113-9