N A T A K G N I N E P

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD
PANGUDILUHUR SEDAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Nurvita Kurnianingsih
NIM

: 091134020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD
PANGUDILUHUR SEDAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Nurvita Kurnianingsih
NIM

: 091134020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

SKRIPSI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD
PANGUDILUHUR SEDAYU

ii

iii

HALAMAN MOTTO
MOTTO
j Allah akan meninggikan orang yang ber iman diantara
kamu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan
( QS. AL- Mujadah : 11)
Barang siapa menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan jalan baginya jalan menuju surga. Dan
tidaklah berkumpul suatu kaum di sanalah satu dari
rumah-rumah Allah, maka membaca izzabbullah dan

saling mengajarkan di antara mereka, kecuali akan
turun kepada mereka kesenangan di liputi dengan
rahmat, di kelilingi oleh para malaikat dan Allah akan
menyambut mereka kepada siapa saja yang di sisihNya.
Barang siapa memperlambat dalam amalannya niscaya
tidak akan bisa dipercepat nasabnya.
( HR Muslim dan Ahahihnya)

.

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Nurvita Kurnianingsih
NIM

: 091134020


Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul : PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPSMELALUI
MODEL KOOPERATIF TIPE STADPADA SISWA KELAS IV SD
PANGUDILUHUR SEDAYUkepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 27 Februari 2014
Yang menyatakan,

Nurvita Kurnianingsih

v


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2014
Peneliti,

Nurvita Kurnianingsih

vi

ABSTRAK
SKRIPSI
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI
MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD
PANGUDILUHUR SEDAYU
Oleh :
Nurvita Kurnianingsih

NIM : 091134020
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi
belajar siswa kelas IV SD Pangudiluhur Sedayu pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment
Division) tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam satu siklus, siklus tersebut terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Pangudiluhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa,
sedangkan objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar pada mata
pelajaran IPS.
Tahapan dalam model pembelajaran koopertif tipe student team achievement
divisions yaitu dimulai dengan presentasi kelas, diskusi kelompok, tes individu, dan
dilanjutkan dengan pemberian penghargaan. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan wawancara. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian minat pada indikator (1) yaitu perhatian dalam proses
pembelajaran, dari kondisi awal sebesar 29% meningkat menjadi 79%. Pada indikator
(2) partisipasi dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan, dari kondisi awal
29% meningkat menjadi100%. Indikator (3) yaitu kemampuan untuk
mengembangkan diri kondisi awal sebesar 32% meningkat menjadi 79%, .Indikator

minat yang (4) perasaan senang dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan,
dari kondisi awal sebesar 21% siswa yang merasa senang dalam pembelajaran
menjadi 76%. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD rata-rata
nilai siswa kelas IV SD tahun pelajaran 2011/2012 adalah 66,36 dan persentase
jumlah siswa yang lulus KKM 44%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ratarata meningkat menjadi 76,06 dan persentase jumlah siswa yang lulus KKM juga
meningkat menjadi 100%.
Kata kunci :Minat, Prestasi belajar & Metode STAD

vii

ABSTRACT
THESIS
IMPROVING THE INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE
SOCIAL SCIENCE THROUGH STAD COOPERATIVE MODEL OF THE
FOURTH GRADERS STUDENT OF SD PANGUDILUHUR SEDAYU
By:
Nurvita Kurnianingsih
091134020
This research aimed to know the fourth grade students year 2012/2013 of SD

Pangudiluhur Sedayu improvements in their activeness and learning achievements in
Social Science using cooperative learning method type STAD (Students Teams
Achievement Division). This research used action research. It was done in one cycle
which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subjects of this
research were 30 fourth grade students of SD Pangudiluhur Sedayu year 2012/2013,
while the objects were the improvements of students’ activeness and achievements in
Social Science.
The learning activities begins with classroom presentation, group discussion,
individual test, and continued with give rewards. The data collection technique
through written test, observation, and interview. Then, the data were analyzed using
quantitative and qualitative descriptive.
Theresults of the research interest in the indicator number (1) is the learning
process, from the early conditions increased from 29% to 79%. In indicator (2)The
participation in learning IS also increased, from 29% TO 100%. Indicators (3) the
ability to develop students are also increased from 32% to 79%,. Indicators of interest
number (4) Is a sense of excitement in the study also increased, from 21% of students
who take pleasure in learning to 76%. The results of research on student achievement
before subjected to the action by using STAD cooperative learning model the average
value of fourth grade students of the school year 2011/2012 was 66.36 and the
percentage of students who passed the KKM 44%. After the action of the first cycle,

the average score increased to 76.06 and the number of students achieving the passing
grade became 100%.
Keywords: interest, learning achievement & Methods STAD

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Bapa atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A, Ed. D, Selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan arahan, dorongan , semangat, serta sumbangan pemikiran yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
4. Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D., Selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat
berguna bagi penelitian ini.
5. Bapak Drs. Petrus Silam., Selaku Kepala Sekolah Dasar Pangudiluhur Sedayu
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas
IV SD PL. Sedayu.
6. Ibu Sri Lestari, S.Pd., Selaku guru kelas IV SD PL Sedayuyang telah
memberikan waktu, bantuan untuk melakukan penelitian.
7. Siswa kelas IV SD PL Sedayu, yang telah bersedia menjadi subjek dalam
penelitian ini.

ix

8. Ayah, Ibu, dan Adik tercinta yang telah memberikan fasilitas material maupun
finansial serta doa yang tidak pernah berhenti dari awal hingga akhir perkuliahan.
9. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan kasih dan dukungan, Dien, Lia,
Melani, Ana, Ayuk, Vivin, Nawang, Rina, Thomas, Galih, Dimas, Esti, Ega, dan

Andar.
10. Keluarga besar PGSD’09 kelas C yang telah menjadikan aku pribadi yang lebih
kuat, tangguh, dewasa dalam iman dan mengerti tentang artikehidupan.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerimasumbangan baik
pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.

Yogyakarta, 27 Februari 2014
Peneliti

Nurvita Kurnianingsih

x

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................

vi

ABSTRAK ............................................................................................................

vii

ABSTRACT ..........................................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

ix

DAFTAR ISI .........................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah .........................................................................................

6

1.3 Batasan Masalah ..............................................................................................

6

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................

6

1.5 Tujuan Masalah................................................................................................

7

1.6 Manfaat Penelitian ...........................................................................................

7

1.7 Definisi Operasional ........................................................................................

8

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................

10

2.2 Prestasi Belajar ................................................................................................

13

2.3 Model Pembelajaraan Kooperatif .....................................................................

17

2.4 Tipe STAD .....................................................................................................

24

2.5 Ilmu Pengetahuan Sosial ..................................................................................

27

2.6 Penelitian yang Relevan ...................................................................................

27

2.7 Kerangka Berpikir............................................................................................

32

xi

2.8 Hipotesis Tindakan ..........................................................................................

32

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................

34

3.2 Setting Penelitian .............................................................................................

37

3.3 Rancangan Penelitian .......................................................................................

38

3.4 Indikator dan Pengukuran ................................................................................

40

3.5 Rencana Tindakan............................................................................................

41

3.6 Tahap Pelaksanaan ...........................................................................................

42

3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................................

44

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................

47

3.9 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian..................................................

52

3.10 Validitas Instrumen Soal dan Kuesioner............................................................

58

3.11 Reliabilitas........................................................................ ................................

62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................

65

4.2 Hasil Minat Siswa ............................................................................................

73

4.3 Hasil Prestasi Belajar Siswa .............................................................................

78

4.4 Pembahasan .....................................................................................................

83

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................

91

5.2 Saran................................................................................................................

93

5.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................

94

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

95

xii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu ...........................................

26

Tabel 2.2 Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok ........................................

26

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................

38

Tabel 3.2 Indikator Ketercapaian ...........................................................................

40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal..........................................................................................

44

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Minat .......................................................................

46

Tabel 3.5 Tingkat Penguasaan Kompetensi PAP ....................................................

48

Tabel 3.6 Skor Pilihan Jawaban .............................................................................

48

Tabel 3.7 Batas Nilai .............................................................................................

49

Tabel 3.8 Poin Kemajuan .......................................................................................

50

Tabel 3.9 Kriteria Penghargaan Kelompok .............................................................

51

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validitas Silabus ......................................................

54

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...........

55

Tabel 3.12 Hasil Validasi Kuisioner .......................................................................

57

Tabel 3.13 Kriteria Validasi Kuisioner ...................................................................

58

Tabel 3.14 Perhitungan Validasi Soal Siklus I ........................................................

59

Tabel 3.15 Hasil Uji Validasi Kuisioner .................................................................

62

Tabel 3.16 Kriteria Koofisen Reliabilitas ...............................................................

63

Tabel 3.17 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I..............................................................

63

Tabel 3.18 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ............................................................

64

Tabel 4.1 Penghargaan Yang Didapat Dalam Kelompok Pertemuan 1 ....................

68

Tabel 4.2 Penghargaan Yang Didapat Dalam Kelompok Pertemuan 2 ....................

69

Tabel 4.3 Penghargaan Yang Didapat Dalam Kelompok Pertemuan 3 ....................

71

Tabel 4.4 Data Minat Siswa ..................................................................................

75

Tabel 4.5 Hasil Prestasi Belajar Siswa ...................................................................

79

Tabel 4.6 Tabel Ketercapaian Indikator..................................................................

82

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis & MC Taggart ....

35

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Minat ...................................................................

77

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas............................................

80

Gambar 4.3 Grafik Pencapaian Presentase KKM ...................................................

81

Gambar 4.4 Hasil Kerja Kelompok Anjing.............................................................

88

Gambar 4.5 Hasil Kerja Kelompok Kuda ...............................................................

89

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian............................................................................

98

Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ...........................

99

Lampiran 3. Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa .......................................................

100

Lampiran 4. Skor Awal Siswa ................................................................................

106

Lampiran 5. Perangkat Pembelajaran Sesudah Divalidasi.......................................

108

Lampiran 6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ..............................................

143

Lampiran 7. Hasil Validitas dari SPSS ...................................................................

149

Lampiran 8. Reliabilitas dari SPSS ........................................................................

151

Lampiran 9. Hasil pengamatan Minat.....................................................................

154

Lampiran 10. Hasil Karya Siswa ............................................................................

158

Lampiran 11. Foto-Foto Penelitian .........................................................................

167

xv

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia
yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan masa
datang. Pendidikan yang demikian juga akan melahirkan siswa yang cerdas serta
mempunyai

kompetensi

dan

sk i l l

untuk

dikembangkan

ditengah-tengah

masyarakat. Hal ini tidak jauh berbeda dengan tujuan belajar IPS yaitu siswa
dapat berpikir kritis dan logis untuk memecahkan suatu masalah sosial dan juga
dapat berlatih untuk berinteraksi dalam kehidupan sosial di sekitarnya, seperti
keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah (Sapriyana, 2009 : 194).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran wajib yang harus diadakan di Sekolah Dasar (SD) dan menengah
menurut UU Pasal 37 Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) (Sapriyana, 2009 :
45). Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang sangatlah penting
bagi siswa. Mata pelajaran IPS dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain hal
tersebut dengan belajar IPS siswa dapat berfikir kritis dan logis untuk
memecahkan suatu masalah sosial dan juga dapat berlatih untuk berinteraksi
dalam kehidupan sosial disekitarnya, seperti keluarga, lingkungan masyarakat
dan lingkungan sekolah (Sapriyana, 2009 : 194), hal tersebut dikarenakan ruang

1

2

lingkup mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek yang berada di
sekitar kehidupan sosial siswa.
Guru harus memperhatikan kualitas dan mutu pembelajaran itu sendiri
dalam proses pembelajaran IPS. Kegiatan belajar mengajar yang bermutu adalah
yang berorientasi pada keaktifan atau kemandirian siswa. Kegiatan pembelajaran
yang berorientasi pada keaktifan siswa ditandai dengan peningkatan prestasi
belajar pada aspek kognitif yang didukung dengan aspek psikomotor dan afektif.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dan
membuat siswa menjadi lebih aktif menemukan pengetahuannya sendiri. Hal ini
sesuai dengan teori konstruktivisme menurut Piaget (dalam Suparno, 2001:122),
konstruktivisme adalah teori yang menganggap bahwa pengetahuan siswa adalah
bentukan (kontruksi) dari siswa itu sendiri. Siswa akan menjadi aktif dalam proses
belajar dengan membangun pengetahuannya sendiri maka.
Hal tersebut berbeda dengan realita yang terjadi di SD Pangudiluhur
Sedayu. Hasil pengamatan proses pembelajaran di SD Pangudiluhur Sedayu pada
mata pelajaran IPS pada 7 September 2013, guru menggunakan model ceramah
dengan membacakan buku paket dan pemberian tugas. Selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa kelas IV mengikuti pelajaran terlihat relatif
kurang senang, terlihat 7 siswa meletakkan kepalanya di meja dan 3 siswa terlihat
menguap saat pelajaran, 5 anak sibuk dengan kegiatannya sendiri yaitu bermain
alat tulis, 3 anak tidak membawa buku paket secara sengaja. Selain itu siswa
kurang merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru hal ini yang terlihat adanya
3 siswa ketika di tanya oleh guru hanya senyum atau diam saja.

3

Siswa mempelajari materi pelajaran di sekolah saja dan tidak diulang ketika
di rumah, hal tersebut di peroleh dari hasil wawancara dengan delapan siswa kelas
IV SD Pangudi Luhur Sedayu pada tanggal 7 September 2012, salah satu siswa
mengungkapkan bahwa “kami sehabis pulang sekolah biasanya tidak mengulangi
pelajaran yang di berikan di sekolah tadi”( komunikasi pribadi, 7 September
2012). Hal tersebut diduga kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Kurangnya minat terhadap suatu pembelajaran dapat dilihat dari tiga aspek yaitu
keinginan untuk mengetahui pembelajaran, partisipasi dalam pembelajaran dan
perhatian dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah
(2002:132) “ minat dapat diekspresikan siswa melalui; 1) keinginan siswa untuk
mengetahui pembelajaran, 2) partisipasi siswa dalam pembelajaran, 3)perhatian
siswa dalam pembelajaran, 4) perasaan senang dalam pembelajaran.” Sedangkan
pada aspek ke-4 peneliti tidak dapat melihatnya sekedar melalui observasi
melainkan dibutuhkan angket karena aspek ini merupakan indikator yang timbul
dari dalam diri siswa yang relatif sulit untuk diobservasi.
Berdasarkan angket yang disebarkan peneliti untuk mengetahui minat
belajar siswa, diperoleh data yang menunjukan bahwa minat belajar IPS siswa
masih relatif rendah. Terbukti dengan hasil perhitungan data indikator minat
belajar siswa yang cukup rendah. Pada indikator minat siswa yang pertama,
keinginan siswa untuk mengetahui pembelajaran, hanya 29% siswa yang berminat
untuk mengetahui pembelajaran. Pada indikator minat yang kedua, partisipasi
dalam pembelajaran, terlihat 29% siswa berpartisipasi, sedangkan indikator ketiga
yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran, terlihat 32% siswa memperhatikan

4

pembelajaran. Pada indikator keempat terlihat 21% siswa merasa senang dalam
pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa kelas IV tahun pelajaran
2011/2012 pada mata pelajaran IPS yang peneliti lakukan di SD Pangudiluhur
Sedayu nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas IV yaitu 66,36, dari jumlah
keseluruhan 25 siswa. Sedangkan siswa yang lulus KKM dengan nilai KKM yang
sudah di tetapkan 68 sebanyak 44% atau 12 siswa. Data tersebut menunjukan
rendahnya prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh model pembelajaran yang
kurang bervariasi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam memperbaiki proses
pembelajaran tersebut yaitu dengan memilih model pembelajaran yang dapat
membuat siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa yang mampu
membangun pengetahuannya sendiri akan menjadi lebih berminat dalam proses
pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dengan peningkatan nilai yang diperoleh siswa. Suyono & Haryanto
(2011:115-116) penerapan pendekatan konstruktivisme pada umumnya diterapkan
pada model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) secara luas dengan
alasan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit jika para siswa tersebut saling berdiskusi dengan temannya dalam
kelompok. Model kerja kooperatif memiliki kelebihan dibandingkan dengan
model pembelajaran yang lain. Kelebihan dari model kooperatif adalah sebagai
berikut (1) Model kooperatif melalui kerja kelompok dapat memberikan
kesempatan pada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas

5

sesuatu masalah (2) Model kooperatif dapat memberikan kesempatan pada para
siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau
masalah. (3) Model kooperatif dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajarkan ketrampilan berdiskusi (4) Model kooperatif dapat memungkinkan
guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar.
Suyatno (dalam Murtini 2011: 15) ada beberapa tipe pembelajaran
kooperatif yaitu Student Teams Achievement Division (STAD), Numbered Heads
Togethers (NHT), Jigsaw, Think Pairs Share (TPS), Teams Games Tournament
(TGT). Student Teams Achievement Division (STAD) dianggap paling sesuai dari
beberapa tipe yang ada, untuk mengatasi rendahnya masalah minat dan juga
prestasi belajar di Kelas IV SD Pangudiluhur Sedayu. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat Slavin (2005:143) yang berpendapat bahwa STAD
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
merupakan model yang paling baik digunakan bagi guru yang baru menggunakan
model kooperatif. Selain itu pemilihan tipe ini juga diperkuat dengan empat
penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Andayanti (2011), Krisdianto (2011),
Riyanto (2010), dan Kusumadewi (2012). Penelitian tersebut membuktikan bahwa
STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Jadi Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif digunakan untuk meningkatkan minat
dan perestasi belajar siswa.
Sesuai dengan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian dengan
judul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu.

6

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
kelas IV SD Pangudiluhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan analisis observasi dapat diidentifikasi masalah masalah sebagai
berikut.
1. Kurangnya keberanian dan pengalaman guru dalam menggunakan variasi
model pembelajaran sehingga guru cenderung menggunakan metode ceramah
yang bersifat mononton dalam pembelajaran IPS.
2. Siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran.
3. Data hasil prestasi mata pelajaran IPS rendah di bawah nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dari
penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SD Pangudi
Luhur Sedayu melalui metode kerja kelompok model STAD.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dalam upaya meningkatkan minat belajar IPS
siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions) dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPS
siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2012/2013?

7

1.5 Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya, masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatkan minat belajar IPS siswa kelas IV SD Pangudi
Luhur Sedayu melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams Achievement Divisions).
2. Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD
Pangudi Luhur Sedayu melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Teams Achievement Divisions).
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan
minat siswa di kelas melalui model kooperatif.
2. Bagi Guru
a. Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat
menerapkan model kooperatif sebagai usaha meningkatkan prestasi belajar
siswa.
b. Penelitian ini dapat meningkatkan kreatifitas dan peran aktif guru dalam
mengelola pembelajaran dan mencari berbagai sumber belajar untuk proses
pembelajaran.
3. Bagi Siswa
a.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa
untuk mempelajari materi perkembangan teknoligi dengan menggunakan

8

model pembelajaran cooperatif tipe STAD (Studen Teams Achievement
Divisions)
4. Bagi Kepala Sekolah
a.

Penelitian

ini

diharapkan

mendorong

guru

untuk

melaksanakan

pembelajaran bermakna pada mata pelajaran IPS.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
pembinaan guru-guru di lingkungan kerjanya.
5. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian berikutnya dan dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kualitas sekolah.
1.7 Definisi Oprasional
1. Minat
Keinginan atau rasa ketertarikan yang datang dari hati nurani seseorang
untuk ikut serta dalam kegiatan belajar tanpa ada pengaruh dari siapa pun.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil atau pencapaian kegiatan individu dalam
membangun pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan ajar.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta
menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari
berbagai aspek kehidupan secara terpadu (Sardjiyo, 2011:32).

9

4. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif

atau Cooperatif Learning adalah model

pembelajaran yang membuat siswa belajar dan bekerja dalam kelompok
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. STAD (Student Teams Achievement Divisions).
STAD adalah pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan siswa
dalam tim pembelajaran, yang terdiri dari kelompok yang heterogen dan
saling membantu untuk mencapai tujuan belajar, yang pada akhirnya nanti
dilakukan evaluasi untuk diambil poin kemajuan individual dan kelompok.

10

BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini, diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian ini. Pembahasan tentang teori terdiri
dari kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
2.1 Kajian pustaka
2.1.1 Pengertian Minat
Hurlock (1993: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
pilih. Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan
seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Sepanjang
masa anak-anak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak
yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan, akan
berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat atau merasa bosan.
Surya (2003: 67) berpendapat bahwa minat sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi
seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat
yang besar dalam melakukan tindakannya. Soewardi (1987: 183) dalam
Ensiklopedi Pendidikan mengatakan bahwa minat adalah kesediaan jiwa yang
sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Tiap pelajaran yang diberikan
guru harus menarik minat siswa. Widiyanto (1986: 3) mengatakan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan yang agak menetap yang terdapat di dalam diri

10

11

individu, untuk merasa tertarik atau tidak tertarik pada sesuatu. Dari beberapa
pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan yang
menyebabkan timbulnya perhatian seseorang dalam pemusatan pikiran.
2.1.2 Faktor pendorong minat
Soewardi (1987: 183) berpendapat bahwa minat dapat didorong oleh
motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.Minat dan motivasi berhubungan
sangat erat, dimana minat merupakan alat motivasi yang utama.
Esti (2002: 365) berpendapat bahwa cara menarik minat selama pelajaran
adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang
guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat
dihubungkan dengan minat siswa.
Sardiman (1986: 95) menjelaskan bahwa beberapa cara untuk menciptakan
minat, antara lain (1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar (2)
Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa
lampau (3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan
hasil yang lebih baik (4) Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya
siswa tidak merasa bosan.Dari beberapa cara menciptakan minat di atas, minat
tumbuh dari perasaan senang yang dialami oleh siswa.
Winkel (1984: 31) menyatakan bahwa guru harus dapat membuat siswa
selalu merasa senang dalam belajar, antara lain dengan cara sebagai berikut (1)
Membina hubungan yang akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah seperti
anak remaja (2) Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun juga

12

tidak terlalu mudah (3) Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk
menunjang proses belajar mengajar (4) Menggunakan alat-alat pelajaran yang
cocok untuk menunjang proses belajar mengajar (5) Menggunakan cara mengajar
atau metode mengajar yang bervariasi, namun tidak berganti-ganti metode
sehingga siswa menjadi bingung.

Hurlock (1995:117) Hurlock berpendapat bahwa minat terbagi menjadi 3 aspek
yaitu:
a) Aspek kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari
baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media masa.
b) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam
sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari
pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru,
teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut
dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media
masa terhadap kegiatan itu.
c) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.
Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan
keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

13

2.1.3 Cara Mengukur Minat
Masidjo (1995:59) yang berpendapat bahwa minat siswa dapat diukur
menggunakan penilaian nontes, beliau juga menjelaskan bahwa penilaian non tes
merupakan rangkaian pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab secara
sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan. Untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari individu atau
kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan
anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara. Pada penelitian ini minat
siswa diukur menggunakan pengamatan (observasi).
Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan
menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi
tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins dalam
Kunandar, 2008 : 157). Wawancara dilakukan secara bertatap muka langsung
dengan guru dan beberapa siswa.
2.2 Prestasi belajar
2.2.1 Pengertian Belajar
Para ahli mendefinisikan belajar sesuai dengan cara berpikir, dan filsafat
yang dianutnya. Belajar menurut Ernes ER. Hilgard dalam Riyanto ( 2009: 4-5)
adalah belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau dibebankan
prosedur pelatihan itu melalui (baik di laboratorium atau dalam lingkungan alam)
yang dibedakan dari perubahan oleh faktor tidak terkait dengan pelatihan yang
artinya seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan
cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.

14

Winkle (dalam Riyanto, 2009: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuanpemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Sedangkan Degeng (dalam Riyanto,
2009: 5) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar. Gagne (dalam Suprijono,2009: 2)
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Muhibbin (2008: 63) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu kegiatan
berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil atau tidaknya suatu pencapaian
tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa.
Proses belajar yang dialami siswa baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik ketika ia berada di sekolah, di lingkungan rumah, maupun di keluarganya
sendiri.
Menurut Muhibbin (2008: 63) belajar diartikan kegiatan berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri.

15

Suryono dan Hariyanto (2011: 9) berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini, belajar dari
tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan. Travers (dalam
Suprijono ,2009: 2) menyatakan bahwa belajar adalah proses menghasilkan
penyesuaian tingkah laku. Morgan (dalam Suprijono, 2009: 3) menyatakan
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam perilaku yang merupakan hasil
pengalaman masa lalu. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman.
Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah sebuah proses pengumpulan informasi yang didapat dari
lingkungan atau seseorang sehingga terjadi perubahan perilaku pada seseorang.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Muhibbin Syah (2001: 132), mengemukakan secara global faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar anatara lain (1)Bakat
merupakan kemampuan untuk belajar. (2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar
yang dimiliki oleh setiap siswa. (3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau
perhatian pada suatu objek yang cenderung bersifat menetap yang

16

didalamnya ada unsur rasa senang. (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang
mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sekolah seperti
guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dan faktor lingkungan
siswa meliputi masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di
sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang paling
berpengaruh yaitu orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sedangkan faktor
lingkungan nonsosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu
upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan model belajar yang
digunakan siswa. Strategi dan model belajar digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam
cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan model belajar
maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

17

2.2.3 Prestasi Belajar IPS
Prestasi belajar merupakan suatu puncak proses belajar, yang dipengaruhi
oleh

proses-proses

penerimaan,

keaktifan,

pra

pengolahan,

pengolahan,

penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkit pesan dan pengalaman
(Dimyati & Mudjiono, 2006: 23-24).
Ridwan (2007) mengemukakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh
faktor faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang terdapat
dalam diri siswa. Faktor intern meliputi kecerdasan atau inteligensi.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam
usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Khususnya dalam mata
pelajaran IPS.
Pengertian prestasi belajar dalam penelitian ini dapat dipandang sebagai
suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat diukur dan hasil
pengukurannya berupa skor atau angka yang merupakan gambaran dari hasil
proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Lie (dalam Handayanti, 2010:14) mengatakan pembelajaran kooperatif
merupakan model pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Sugiyanto
(2010:37) menyatakan “pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah

18

model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.” Sehingga dalam model pembelajaran kooperatif setiap orang dalam
kelompok mendapatkan kepercayaan dari teman mereka dalam satu kelompok
untuk menyelesaikan bagian dari tugas kelompok. Menurut Salvin (dalam
Widyaningtyas 2008 : 28) “cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana para siswa belajar bersama-sama dalam kelompok kecil
yang heterogen dan setiap siswa saling bekerjasama serta saling membantu dalam
mempelajari materi pelajaran.” Sebenarnya jika sebuah tim ingin berhasil maka
harus tercipta keinginan untuk saling membantu di antara anggotanya,

jadi

memang mau tidak mau harus ada interaksi dalam kelompok. Hal tersebut tidak
jauh berbeda dengan pengertian model pembelajaran kooperatif menurut Majid
(2013 : 175) “pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi.” Jadi pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
membuat siswa belajar dan bekerja dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2.3.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran yang
lainnya. Terlihat dari proses belajarnya model pembelajaran kooperatif lebih
menekankan pada kerjasama dalam sebuah tim/kelompok. Selain kemampuan
akademik dan penguasaan materi kooperatif terdapat unsur kerjasama. Menurut
Rusman (2010: 206) ”adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari model

19

pembelajaran kooperatif”. Menurut Lie dalam Sugiyanto (2010) ciri-ciri model
pembelajaran kooperatif dijelaskan sebagai berikut :
a) Saling ketergantungan positif
Guru menciptakan kondisi yang mendorong siswa menjadi merasa
saling membutuhkan. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui : (1)
saling

ketergantungan

mencapai

tujuan

(2)

s a l i ng

ketergantungan

menyelesaikan tugas (3) saling ketergantungan bahan atau sumber (4) saling
ketergantungan peran (5) saling ketergantungan hadiah.
b) Interaksi tatap muka
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif intraksi tatap
muka akan memaksa siswa untuk saling bertatap muka dan berdialog,
dengan demikian dialog tidak hanya dengan guru melainkan dengan
sesamanya. Berinteraksi dengan sesama akan mempermudah siswa dalam
belajar karena mereka tidak perlu sungkan untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat. Ini juga mencerminkan konsep teman sebaya.
c) Akuntabilitas Individual
Model pembelajaran kooperatif dilaksanakan secara berkelompok
namun penilaiannnya berdasar individu. Hasil penilaian individu tersebut
disampaikan kepada kelompok supaya kelompok mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan dapat memberikan bantuan. Karena itulah setiap
orang dalam kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan
kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan

20

semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan
akuntabilitas individual.
d) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.
Ketrampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman,
mengkritik ide bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran
logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang
bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal
relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa
yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran
dari guru dan juga dari sesama siswa. Berdasar ciri-ciri diatas pembelajaran
kooperatif akan memberikan banyak manfaat baik bagi guru maupun
kemajuan siswa karena

siswa dapat mengembangkan intelektual dan

emosional mereka. Nilai-nilai pembelajaran yang siswa peroleh adalah
mereka dapat meningkatkan kesetiakawanan sosial, menghilangkan sifat
egois, saling belajar mengenai sikap, informasi, ketrampilan, membangun
persahabatan, saling percaya, kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasa lebih baik, berteman tanpa memandang perbedaan.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Majid (2013:175) model pembelajaran kooperatif memiliki 3
tujuan yaitu :
(1) Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model
kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk

21

memahami konsep-konsep yang sulit. (2) Siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang.(3)
Mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk
bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat dan bekerja dalam
kelompok. “
Sedangkan manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa yang
memiliki prestasi belajar yang rendah menurut Lungren (dalam Majid 2013: 175)
adalah 1) meningkatkan alokasi waktu pada tugas, 2) harga diri menjadi lebih
tinggi, 3) memperbaiki sikap terhadap IPA dan tugas, 4) memperbaiki kehadiran
siswa, 5) membuat rendah angka putus sekolah, 6) penerimaan perbedaan
individu, 7) tingkah laku anak yang suka menggagu menjadi berkurang, 8)
berkurangnya konflik antar pribadi, 9) berkurangnya sikap apatis, 10) lebih
memahami materi, 11) menambah motivasi siswa, 12) membuat hasil belajar
menjadi lebih tinggi, 13) retensi lebih lama, 14) meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan, dan toleransi. Jadi beberapa tujuan dan manfaat pembelajaran
kooperatif tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mengembangkan potensi
siswa supaya potensi tersebut lebih maksimal.

2.3.4 Tipe-Tipe Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends (dalam Widyaningsih 2007) model pembelajaran
kooperatif dapat dibagi menjadi 4 tipe pendekatan dasar, yaitu :
a) Student Teams Achievement Division (STAD)

22

Dalam STAD siswa dikelompokan secara heterogen, setiap kelompok
anggotanya terdiri dari 4-5 orang. Dalam pembelajaran guru memulai
dengan mempresentasikan materi pelajaran kemudian membagi kelompok
secara heterogen. Siswa bekerja dalam kelompok dan pada akhirnya guru
memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu untuk memperoleh skor
individu, kemudian skor tersebut dijumlahkan dan dicar

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

H U B U N G A N A N T A R A P R O F E S I O N A L I S M E P E G A W A I D E N G A N K U A L I T A S P E L A Y A N A N P E N E R B I T A N K T P D A N K K D I K A N T O R K E C A M A T A N G A M B I R A N K A B U P A T E N B A N Y U W A N G I

0 6 22

H U B U N G A N T I N G K A T P E N G E T A H U A N I B U T E N T A N G D A M P A K K E C E L A K A A N P A D A B A L I T A D I R U M A H D E N G A N T I N D A K A N P E N C E G A H A N K E C E L A K A A N D I W I L A Y A H P O S Y A N D U A L A M A N D A

0 4 19

ANALISIS P E N I L A I A N K I N E R J A K E U A N G A N D E N G A N M E N G G U N A K A N PERHnXFNGAN RASIO K E U A N G A N PADA K O P E R A S I SIMPAN PINJAM KOPDA OKU TIMUR SKRIPSI

0 1 115

K E B I J A K A N H U K U M PIDANA D A L A M M E N A N G G U L A N G I T I N D A K PIDANA P E R P A J A K A N M E N U R U T U N D A N G - U N D A N G N0.28 T A H U N 2007 T E N T A N G P E R P A J A K A N

0 0 83

N A T A K G N I N E P

0 5 166

N A D N A D N E M U S N O K N A S A U P E K T A K G N I T A D A P I S A K O L G N A L U N A G N U J N U K N A S U T U P E K

0 4 202

N A T A K G N I N E P N A G N A L I B N A G N A R U G N E P I S A R E P O N A K I A S E L E Y N E M N A R A J A L E B M E P L E D O M N A K A N U G N E M T A L U B E P I T F I T A R E P O K

0 0 199

N A T A K G N I N E P

0 0 266

N A T A K G N I N E P

0 4 127