RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
BAB VI – KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN REGULASI KABUPATEN
PELALAWAN
6.1
Kerangka Kelembagaan
Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain
mengenai organisasi, tata laksanana, dan sumber daya manusia.
6.1.1
Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 2 tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang
Susunan
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Dinas
Daerah
Kabupaten
Pelalawan
mencantumkan unit organisasi terkait dengan Keciptakaryaaan.
A. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
a) Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten
Pelalawan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
VI - 1
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
3. Bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Teknis Bangunan Gedung dan Lingkungan
b. Seksi Bangunan Gedung Perumahan Permukiman
c. Seksi Air Minum, Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi
4. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :
a. Seksi Tata Ruang
b. Seksi Tata Bangunan Perumahan dan Permukiman
c. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang, Pengawasan dan Pengendalian.
5. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan
b. Seksi Pertamanan
c. Seksi Kebersihan
6. Bidang Bina Teknis Cipta Karya dan Tata Ruang, terdiri dari :
a. Seksi Bina Kasa Konstruksi
b. Seksi Bina Teknik dan Penyusunan Program
c. Seksi Monitoring dan Pelaporan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
b. Tugas Pokok
Tugas pokok dan fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan
Peraturan Daerah No. 2 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Pelalawan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.
6.1.2 Analisis Kelembagaan
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya dan
Tata Ruang ini perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
VI - 2
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja
yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya,
maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang
tumpang
tindih
dalam
rangka
menghindari
atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan
menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya
menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No
Instansi
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
Unit/Bagian yang menangani
Pembangunan Bidang CK
(1)
(2)
(3)
(4)
Perencanaan, Koordinator dan
fungsi Pengawasan bidang CK
1
Bappeda
2
Dinas
Cipta
Perencanaan, Pelaksana Bidang
Karya
dan
CK
Tata Ruang
3
Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Bangunan Gedung dan
Lingkungan serta Bidang Kebersihan
dan Pertamanan.
Dinas
Tata Perencanaan, Pelaksana Bidang CK Bidang Tata
Kebersihan
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Kota
dan
Bidang
Sumber : Analisis 2016
Secara garis besar fungsi oleh intansi terkait keciptakaryaan di Kabupaten
Pelalawan dibagi atas 3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
VI - 3
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No
Nama SOP
(1)
1
(2)
Bangkim
2
PBL
3
PLP
4
AM
5
SOP
Non - Teknis
Instansi yang terlibat
(3)
• Bappeda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Bapedda
• Bapedda
•Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
•Dinas Kesehatan
• Dinas Tata Kota, Pertanaman dan
Kebersihan
• Bapedda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air
• Bapedda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
Sumber : Analisis 2016
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pelalawan antara lain:
a. Berkembangnya arus informasi, teknologi dan kehidupan masyarakat,
sehingga struktur cipta karya yang ada sangat dinamis sesuai kebutuhan
pembangunan infrastruktur.
b. Teknologi terapan berkembang dinamis, namun kurang diperkenalkan dengan
baik.
c. Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten
dalam penelitian dan pengembangan (litbang), baik di lingkungan cipta karya
VI - 4
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
maupun diluar cipta karya yang dapat membantu mengembangkan teknologi
yang embrionya sudah ditetapkan secara terbatas.
6.2
Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk
mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk regulasi
melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja
penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan
kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda
100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum,
sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan
lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan
keciptakaryaan antara lain:
➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan,
maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan
sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset
management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan
kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3)
penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional;
dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
Percepatan
pembangunan
infrastruktur
dengan
lebih
meningkatkan
kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan
permukiman.
VI - 5
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air
minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung
pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka
panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.
Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel
sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping)
paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya
pengurangan
sampah
dilakukan
dengan
pembatasan
timbulan
sampah,
pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir.
➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan &
pembiayaan, dan peran masyarakat.
Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri
dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya
peningkatan
kualitas
permukiman,
yaitu
pemugaran,
peremajaan,
dan
permukiman kembali.
➢ Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
VI - 6
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan,
penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas,
pengendalian, kelembagaan,
tugas dan
wewenang, hak dan kewajiban,
pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian
udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green
building).
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan
dilestarikan. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan
lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan
bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan
membentuk struktur ruang kota.
Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan
proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat
Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah
diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus
dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan
di daerah.
VI - 7
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian
dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.
Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat
memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional,
lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan
antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel
berikut:
Tabel 6. 3 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Daerah
Urusan
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
Permukiman
a. Penetapan sistem
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
pengembangan
infrastruktur pada
infrastruktur pada
infrastruktur
permukiman di
permukiman di
permukiman secara
kawasan strategis
Daerah
nasional.
Daerah Provinsi.
kabupaten/kota
Kab/Kota
b. Penyelenggaraan
infrastruktur pada
permukiman di
kawasan strategis
nasional
Bangunan
a. Penetapan
a. Penetapan
Penyelenggaraan
Gedung
bangunan gedung
bangunan gedung
bangunan
untuk kepentingan
untuk kepentingan
gedung di
strategis nasional
strategis Daerah
wilayah Daerah
b. Penyelenggaraan
provinsi
kabupaten/kota,
VI - 8
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Daerah
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
bangunan gedung
b.Penyelenggaraan
termasuk
untuk kepentingan
bangunan gedung
pemberian IMB
strategis nasional dan
untuk kepentigan
dan sertifikat laik
penyelenggaraan
strategis Daerah
fungsi bangunan
bangunan gedung
provinsi
Kab/Kota
fungsi khusus
Penataan
a. Penetapan
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
Bangunan
pengembangan sistem
penataan
penataan
dan
penataan bangunan
bangunan dan
banguanan dan
Lingkungan
dan lingkungan secara
lingkungan di
lingkungan di
nasional
kawasan strategis
daerah
b. Penyelenggaraan
Daerah provinsi
kabupaten/kota
penataan bangunan
dan penataan
dan lingkungannya di
bangunan dan
kawasan strategis
lingkungan lintas
nasional
daerah
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan SPAM
pengembangan
pengembangan
secara nasional
SPAM lintas daerah SPAM di daerah
b. Pengelolaan dan
kabupaten/kota
kabupaten/kota
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengembangan
pengembangan
pengelolaan air limbah
sistem airl limbah
sistem air limbah
Air Minum
pengembangan SPAM
lintas Daerah provinsi,
dan SPAM untuk
kepentingan strategis
nasional
Air Limbah
VI - 9
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
domestik secara
domestik regional
Daerah
Kab/Kota
domestik dalam
nasional
daerah
b. Pengelolaan dan
kabupaten/kota
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
domestik lintas daerah
provinsi, dan sistem
pengelolaan air limbah
domestik untuk
kepentingan strategis
nasional
Persampahan a. Penetapan
Pengembangan
Pengembangan
pengembangan sistem
sistem dan
sistem dan
pengelolaan
pengelolaan
pengelolaan
persampahan secara
persampahan
persampahan
nasional
regional
dalam daerah
b. Pengembangan
kabupaten/ kota
sistem pengelolaan
persampahan lintas
daerah provinsi dan
sistem pengelolaan
persampahan untuk
kepentingan strategis
nasional
Drainase
VI - 10
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengembangan
pengembangan
drainase secara
sistem drainase
sistem drainase
nasional
yang terhubung
yang terhubung
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Daerah
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
b. Pengelolaan dan
dengan sungai
dengan sungai
pengembangan sistem
lintas daerah
dalam daerah
drainase lintas daerah
kabupaten/kota
kabupaten/kota
Kab/Kota
provinsi dan sistem
drainase untuk
kepentingan strategis
nasional
Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR.
Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:
➢ PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang
Bangunan Gedung);
➢ PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
➢ PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
➢ Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Infrastruktur;
➢ Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
➢ Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
➢ Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
➢ Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda
100-0-100 di Kabupaten Pelalawan:
VI - 11
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0100 Bidang CIpta Karya
NO
ARAH
KERANGKA
REGULASI
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
Penerbitan
Perda
ttg Obligasi Daerah
sbg
Mekanisme
Pembiayaan
Infrastruktur
Peraturan
Bupati
tentang
Rencana
Induk
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pencegahan
Dan
Peningkatan
Kualitas Perumahan
Kumuh
dan
Permukiman Kumuh
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Sampah
Rumah
Tangga dan Sejenis
Rumah Tangga
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Air
Limbah
Rumah
Tangga
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Rencana
Induk
Sistem
VI - 12
URGENSI
PEMBENTUKAN
BERDASARKAN
EVALUASI REGULASI
EKSITING, KAJIAN, DAN
PENELITIAN
UNIT
TERKAIT/
SKPD
*Implementasi UU 23/2014
DPPKAD
Sebagai landasan dalam
pembangunan
Sistem
Penyediaan Air Minum di
Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
Sebagai landasan dalam
Pencegahan
Dan
Peningkatan
Kualitas
Perumahan Kumuh dan
Permukiman
Kumuh
di
Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan
Sampah
Rumah Tangga dan Sejenis
Rumah
Tangga
di
Kabupaten/Kota
Dinas
Tata
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan Air Limbah
Rumah
Tangga
di
Kabupaten/Kota
Dinas
Tata
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Sebagai landasan dalam
Pembangunan
Sistem
Drainase di Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
TARGET
PENYELESAIAN
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
NO
ARAH
KERANGKA
REGULASI
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
URGENSI
PEMBENTUKAN
BERDASARKAN
EVALUASI REGULASI
EKSITING, KAJIAN, DAN
PENELITIAN
UNIT
TERKAIT/
SKPD
TARGET
PENYELESAIAN
Drainase
Kabupaten/Kota
Peraturan
Bupati
tentang Tenaga Ahli
Bangunan Gedung,
Izin
Mendirikan
Bangunan, Sertifikat
Laik Fungsi dan
Pendataan
Bangunan Gedung
Sebagai petunuk teknis
dalam pelaksanaan Perda
Bangunan Gedung
Dinas CKTR
Sumber : Analisa 2016
VI - 13
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
6.1
Kerangka Kelembagaan .......................................................................... 1
6.1.1
Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya ........................................................ 1
6.1.2 Analisis Kelembagaan .......................................................................... 2
6.2
Kerangka Regulasi ................................................................................... 5
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ..................................... 3
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya .............................................. 4
Tabel 6. 3
Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota ............................................................................................................ 8
Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 1000-100 Bidang CIpta Karya ........................................................................................... 12
VI - 14
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
(RPIJM)
BAB VI – KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN REGULASI KABUPATEN
PELALAWAN
6.1
Kerangka Kelembagaan
Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain
mengenai organisasi, tata laksanana, dan sumber daya manusia.
6.1.1
Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 2 tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang
Susunan
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Dinas
Daerah
Kabupaten
Pelalawan
mencantumkan unit organisasi terkait dengan Keciptakaryaaan.
A. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
a) Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten
Pelalawan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Program
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan
VI - 1
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
3. Bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Teknis Bangunan Gedung dan Lingkungan
b. Seksi Bangunan Gedung Perumahan Permukiman
c. Seksi Air Minum, Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi
4. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :
a. Seksi Tata Ruang
b. Seksi Tata Bangunan Perumahan dan Permukiman
c. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang, Pengawasan dan Pengendalian.
5. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan
b. Seksi Pertamanan
c. Seksi Kebersihan
6. Bidang Bina Teknis Cipta Karya dan Tata Ruang, terdiri dari :
a. Seksi Bina Kasa Konstruksi
b. Seksi Bina Teknik dan Penyusunan Program
c. Seksi Monitoring dan Pelaporan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
b. Tugas Pokok
Tugas pokok dan fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan
Peraturan Daerah No. 2 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kabupaten Pelalawan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.
6.1.2 Analisis Kelembagaan
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya dan
Tata Ruang ini perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan
VI - 2
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja
yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya,
maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang
tumpang
tindih
dalam
rangka
menghindari
atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan
menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam
Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya
menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No
Instansi
Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang CK
Unit/Bagian yang menangani
Pembangunan Bidang CK
(1)
(2)
(3)
(4)
Perencanaan, Koordinator dan
fungsi Pengawasan bidang CK
1
Bappeda
2
Dinas
Cipta
Perencanaan, Pelaksana Bidang
Karya
dan
CK
Tata Ruang
3
Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Bangunan Gedung dan
Lingkungan serta Bidang Kebersihan
dan Pertamanan.
Dinas
Tata Perencanaan, Pelaksana Bidang CK Bidang Tata
Kebersihan
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Kota
dan
Bidang
Sumber : Analisis 2016
Secara garis besar fungsi oleh intansi terkait keciptakaryaan di Kabupaten
Pelalawan dibagi atas 3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu
VI - 3
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta
Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat
dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No
Nama SOP
(1)
1
(2)
Bangkim
2
PBL
3
PLP
4
AM
5
SOP
Non - Teknis
Instansi yang terlibat
(3)
• Bappeda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Bapedda
• Bapedda
•Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
•Dinas Kesehatan
• Dinas Tata Kota, Pertanaman dan
Kebersihan
• Bapedda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
• Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air
• Bapedda
• Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang
Sumber : Analisis 2016
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pelalawan antara lain:
a. Berkembangnya arus informasi, teknologi dan kehidupan masyarakat,
sehingga struktur cipta karya yang ada sangat dinamis sesuai kebutuhan
pembangunan infrastruktur.
b. Teknologi terapan berkembang dinamis, namun kurang diperkenalkan dengan
baik.
c. Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten
dalam penelitian dan pengembangan (litbang), baik di lingkungan cipta karya
VI - 4
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
maupun diluar cipta karya yang dapat membantu mengembangkan teknologi
yang embrionya sudah ditetapkan secara terbatas.
6.2
Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk
mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk regulasi
melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja
penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan
kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda
100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum,
sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan
lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan
keciptakaryaan antara lain:
➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan,
maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan
sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset
management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan
kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3)
penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional;
dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
Percepatan
pembangunan
infrastruktur
dengan
lebih
meningkatkan
kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan
permukiman.
VI - 5
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air
minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung
pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka
panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.
Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel
sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping)
paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya
pengurangan
sampah
dilakukan
dengan
pembatasan
timbulan
sampah,
pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir.
➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan &
pembiayaan, dan peran masyarakat.
Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri
dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya
peningkatan
kualitas
permukiman,
yaitu
pemugaran,
peremajaan,
dan
permukiman kembali.
➢ Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
VI - 6
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan,
penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas,
pengendalian, kelembagaan,
tugas dan
wewenang, hak dan kewajiban,
pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras
dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian
udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green
building).
Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan
dilestarikan. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan
lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan
bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan
membentuk struktur ruang kota.
Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan
proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat
Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah
diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus
dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan
di daerah.
VI - 7
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian
dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.
Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat
memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional,
lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan
antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel
berikut:
Tabel 6. 3 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Daerah
Urusan
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
Permukiman
a. Penetapan sistem
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
pengembangan
infrastruktur pada
infrastruktur pada
infrastruktur
permukiman di
permukiman di
permukiman secara
kawasan strategis
Daerah
nasional.
Daerah Provinsi.
kabupaten/kota
Kab/Kota
b. Penyelenggaraan
infrastruktur pada
permukiman di
kawasan strategis
nasional
Bangunan
a. Penetapan
a. Penetapan
Penyelenggaraan
Gedung
bangunan gedung
bangunan gedung
bangunan
untuk kepentingan
untuk kepentingan
gedung di
strategis nasional
strategis Daerah
wilayah Daerah
b. Penyelenggaraan
provinsi
kabupaten/kota,
VI - 8
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Daerah
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
bangunan gedung
b.Penyelenggaraan
termasuk
untuk kepentingan
bangunan gedung
pemberian IMB
strategis nasional dan
untuk kepentigan
dan sertifikat laik
penyelenggaraan
strategis Daerah
fungsi bangunan
bangunan gedung
provinsi
Kab/Kota
fungsi khusus
Penataan
a. Penetapan
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
Bangunan
pengembangan sistem
penataan
penataan
dan
penataan bangunan
bangunan dan
banguanan dan
Lingkungan
dan lingkungan secara
lingkungan di
lingkungan di
nasional
kawasan strategis
daerah
b. Penyelenggaraan
Daerah provinsi
kabupaten/kota
penataan bangunan
dan penataan
dan lingkungannya di
bangunan dan
kawasan strategis
lingkungan lintas
nasional
daerah
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan SPAM
pengembangan
pengembangan
secara nasional
SPAM lintas daerah SPAM di daerah
b. Pengelolaan dan
kabupaten/kota
kabupaten/kota
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengembangan
pengembangan
pengelolaan air limbah
sistem airl limbah
sistem air limbah
Air Minum
pengembangan SPAM
lintas Daerah provinsi,
dan SPAM untuk
kepentingan strategis
nasional
Air Limbah
VI - 9
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
domestik secara
domestik regional
Daerah
Kab/Kota
domestik dalam
nasional
daerah
b. Pengelolaan dan
kabupaten/kota
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
domestik lintas daerah
provinsi, dan sistem
pengelolaan air limbah
domestik untuk
kepentingan strategis
nasional
Persampahan a. Penetapan
Pengembangan
Pengembangan
pengembangan sistem
sistem dan
sistem dan
pengelolaan
pengelolaan
pengelolaan
persampahan secara
persampahan
persampahan
nasional
regional
dalam daerah
b. Pengembangan
kabupaten/ kota
sistem pengelolaan
persampahan lintas
daerah provinsi dan
sistem pengelolaan
persampahan untuk
kepentingan strategis
nasional
Drainase
VI - 10
a. Penetapan
Pengelolaan dan
Pengelolaan dan
pengembangan sistem
pengembangan
pengembangan
drainase secara
sistem drainase
sistem drainase
nasional
yang terhubung
yang terhubung
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Urusan
Daerah
Pemerintah Pusat
Daerah Provinsi
b. Pengelolaan dan
dengan sungai
dengan sungai
pengembangan sistem
lintas daerah
dalam daerah
drainase lintas daerah
kabupaten/kota
kabupaten/kota
Kab/Kota
provinsi dan sistem
drainase untuk
kepentingan strategis
nasional
Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR.
Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:
➢ PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang
Bangunan Gedung);
➢ PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
➢ PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
➢ Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Infrastruktur;
➢ Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
➢ Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
➢ Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
➢ Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda
100-0-100 di Kabupaten Pelalawan:
VI - 11
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0100 Bidang CIpta Karya
NO
ARAH
KERANGKA
REGULASI
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
Penerbitan
Perda
ttg Obligasi Daerah
sbg
Mekanisme
Pembiayaan
Infrastruktur
Peraturan
Bupati
tentang
Rencana
Induk
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pencegahan
Dan
Peningkatan
Kualitas Perumahan
Kumuh
dan
Permukiman Kumuh
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Sampah
Rumah
Tangga dan Sejenis
Rumah Tangga
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Pengelolaan
Air
Limbah
Rumah
Tangga
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota
tentang
Rencana
Induk
Sistem
VI - 12
URGENSI
PEMBENTUKAN
BERDASARKAN
EVALUASI REGULASI
EKSITING, KAJIAN, DAN
PENELITIAN
UNIT
TERKAIT/
SKPD
*Implementasi UU 23/2014
DPPKAD
Sebagai landasan dalam
pembangunan
Sistem
Penyediaan Air Minum di
Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
Sebagai landasan dalam
Pencegahan
Dan
Peningkatan
Kualitas
Perumahan Kumuh dan
Permukiman
Kumuh
di
Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan
Sampah
Rumah Tangga dan Sejenis
Rumah
Tangga
di
Kabupaten/Kota
Dinas
Tata
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Sebagai landasan dalam
Pengelolaan Air Limbah
Rumah
Tangga
di
Kabupaten/Kota
Dinas
Tata
Kota,
Pertanaman
dan
Kebersihan
Sebagai landasan dalam
Pembangunan
Sistem
Drainase di Kabupaten/Kota
Dinas CKTR
TARGET
PENYELESAIAN
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
NO
ARAH
KERANGKA
REGULASI
DAN/ATAU
KEBUTUHAN
REGULASI
URGENSI
PEMBENTUKAN
BERDASARKAN
EVALUASI REGULASI
EKSITING, KAJIAN, DAN
PENELITIAN
UNIT
TERKAIT/
SKPD
TARGET
PENYELESAIAN
Drainase
Kabupaten/Kota
Peraturan
Bupati
tentang Tenaga Ahli
Bangunan Gedung,
Izin
Mendirikan
Bangunan, Sertifikat
Laik Fungsi dan
Pendataan
Bangunan Gedung
Sebagai petunuk teknis
dalam pelaksanaan Perda
Bangunan Gedung
Dinas CKTR
Sumber : Analisa 2016
VI - 13
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
(RPIJM)
6.1
Kerangka Kelembagaan .......................................................................... 1
6.1.1
Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya ........................................................ 1
6.1.2 Analisis Kelembagaan .......................................................................... 2
6.2
Kerangka Regulasi ................................................................................... 5
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ..................................... 3
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya .............................................. 4
Tabel 6. 3
Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota ............................................................................................................ 8
Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 1000-100 Bidang CIpta Karya ........................................................................................... 12
VI - 14
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten PELALAWAN