ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR JURNAL
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN
WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
JURNAL
OLEH
DEWI MARTINA
C1G021043
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2016
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN
WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Dewi Martina* Parta Tanaya** Nurtaji Wathoni Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran, struktur, perilaku dan kinerja pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Saluran pemasaran bawang merah yang ada di Kacamatan Wanasaba adalah: Petani
- –PPD–Pengecer- Konsumen Akhir. (2) Struktur pasar bawang merah pada tingkat Pedagang Pengumpul Desa (PPD) dan Pedagang Pengecer bersifat oligopsonistik. (3) Hasil analisis perilaku pasar bawang merah Kacamatan Wanasaba yaitu: keterpaduan pasar secara vertikal, terdapat hubungan harga yang berarti antara kedua desa X dan Y atau dan keterpaduan pasar secara horizontal, bahwa perubahan harga di tingkat konsumen dapat ditransmisikan secara sempurna ke tingkat petani atau pemasaran bawang merah terpadu. (4) Hasil analisis kinerja pasar: pada saluran pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba terdapat Margin pemasaran sebesar Rp. 4.400, Share harga sebesar 55% (dibawah 60%, ) artinya tidak efisien dan distribusi keuntungan sebesar 0,15 (dibawah 0,5) artinya tidak efisien. Secara umum, pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur tidak efisien, karena Share Harga dan Distribusi Keuntungan tidak memenuhi kriteria efisiensi. Kata Kunci : Saluran pemasaran, Struktur Pasar, Keterpaduan Pasar, Kinerja Pemasaran
MARKETING ANALYSIS OF ONION IN SUB WANASABA EAST
LOMBOK
Dewi Martina * Parta Tanaya ** Nurtaji Wathoni Student* Main Supervisor** Supervisor Companion***
Agribusiness Studies Program Faculty of Agriculture University of Mataram
ABSTRACT
This study aims to determine the channel, structure, behavior and performance marketing Wanasaba onion in District East Lombok. The results showed that: (1) Maarketing channels onion in subdistricts
Wanasaba are: Farmer-PPD-Retailer-Consumer end. (2) The structure of the red onion market at a rate Traiders Village Ghaterer (PPD) and Wholesalers Retailer are oligopsonistik. (3) The result of the analysis of market behavior onion subdistrick Wanasaba namely: the integration of markets vertically, are of significant price between the two villages X and Y or integration of market horizontally, that the change in consumer prices can be transmitted perfecctly to farm or integrated marketing onion. ($) The results of the analysis of the performance of the market: the marketing channels of onion in District Wanasaba are marketing margin of Rp. 4400, Share prices of 55% (below 60%) mean inefficent and distribution of profits amounting to 0.15 (below 0.5) means inefficient, because the Share Price and Distribution of Profits does not meet the criteria of efficiency.
Keywords: Channel Marketing, Market Structure, Market Integration, Perpormance Marketing
PENDAHULUAN
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia. Meningkatnya permintaan pasar akan bawang merah serta tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di berbagai daerah tertarik memproduksinya untuk mendapatkan keuntungan besar dari potensi bisnis tersebut.
Hasil proses produksi bawang merah pada akhirnya akan disalurkan ke pasar. Dalam hal ini, kedudukan pasar sangatlah penting, sehingga dituntut pemasaran yang efisien. Artinya, petani dan lembaga pemasaran mendapat keuntungan yang sesuai.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik survey. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wanasaba dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Wanasaba merupakan sentra utama produksi bawang merah di Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan Wanasaba terdiri dari empat belas desa. Dari ke empat belas desa tersebut ditentukan dua desa sebagai daerah penelitian atas atas pertimbangan desa tersebut memiliki luas panen dan produksi bawang merah terbanyak dibanding dengan desa-desa lainnya. Desa yang terpilih adalah Desa Mamben Daya dan Desa Wanasaba
. Jumlah responden ditentukan secara “Quota
Sampling” sebanyak 30 responden, dan selanjutnya untuk pemilihan responden
dilakukan dengan metode “proportional sampling”, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan bagian dari sub-sub populasi yang ada dan Metode “accedential sampling” yaitu metode pengambilan sampel secara kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dinggap cocok dengan karakteristik responden penelitian. Sedangkan untuk penentuan responden lembaga pemasaran dilakukan secara
“Snowball Sampling” yaitu penentuan
responden yang semula kecil kemudian terus membesar seperti bola salju yang dilakukan dengan menelusuri lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran bawang merah mulai dari tingkat petani bawang nerah sampai ke konsumen akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3. Saluran Pemasaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran bawang merah yang ada di Kecamatan Wanasaba adalah 1 saluran pemasaran, yaitu Petani-PPD- Pengecer-Konsumen Akhir.
4.4. Struktur Pasar
Tabel 4.3. Perhitungan Indeks Herfindahl (IH) untuk Struktur Pasar BawangMerah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015.
Perhitungan Lembaga Jumlah
No Indeks
IH Struktur Pasar Pemasaran Pedagang
Herfindahl Pasar bawang merah
- 1 PPD
2 0,52 mengarah pada oligopsoni Pasar bawang
- merah
- mengarah
2 Pengecer 5 0,20 pada oligopsoni
: Data Primer diolah, 2015
Sumber
Pada Tabel 4.3. tampak bahwa kosentrasi pembeli pada pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur bersifat oligopsoni dengan hasil Indeks Herfindahl pada tingkat pedagang pengumpul desa (PPD) 0,52 dan pedagang pengecer 0,20. Ini berdasarkan pada kriteria, dimana Indeks Herfindahl lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu, maka pada tingkat pedagang pengumpul dan Pedagang pengecer bersifat oligopsoni. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur dikuasai lebih dari dua pembeli dari komoditas bawang merah dengan jumlah produsen/petani bawang merah yang banyak.
Dari hasil pengujian dengan alat analisis Perhitungan Indeks Herfindahl maka dapat diketahui bahwa struktur pasar bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur berada pada kondisi pasar tidak tidak sempurna yang menyebabkan posisisi tawar petani bawang merah pada kondisi lemah.
4.5. Perilaku Pasar
4.5.1. Analisis Keterpaduan Pasar Secara horizontal
Hasil analisis korelasi diperoleh sebagai berikut :
4 Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan t-hitung (6,824) lebih besar dari t-tabel (1,771) pada taraf nyata 5%. Ho : r 0, dan Ha : r 0, maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan harga yang berarti antara kedua desa X dan Y atau pemasaran bawang merah terpadu.
4.5.2. Analisis Keterpaduan Pasar Secara Vertikal
Dari hasil analisis regresi model double logaritma diperoleh sebagai berikut :
SUMMARY OUTPUT Regression Statistics
Multiple R 0.7449 R Square 0.5549 Adjusted R Square 0.5390 Standard Error 0.0288 Observations
30 ANOVA
Significanc Df SS MS F e F 0.02904 34.9067670 Regression 1 0.029042263
2 7 2.34348E-06 0.00083 Residual 28 0.023295866
2 Total 29 0.05233813 Coefficient Standard s Error t Stat P-value Ket.
Intercept -0.2935 0.689450653 -0.42576 0.67353509 5.90819
Pr 1.0127 0.171407258 5 2.34348E-06 Significant
Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan hasil bawang merah yang dipasarkan memiliki t-hitung (0,069) lebih kecil dari t-tabel (2,048) pada taraf nyata 5%. Dengan Ho:b = 1, dan Ha:b ≠ 1, maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan harga ditingkat konsumen dapat ditransmisikan secara sempurna ke tingkat petani atau pemasaran bawang merah terpadu.
4.6. Kinerja Pasar
Tabel 4.4. Margin Pemasaran, Share Harga dan Distribusi Keuntungan PemasaranBawang Merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015.
Saluran Pemasaran Desa Desa Kec. No Pelaku Pasar
Mamben Wanasaba Wanasaba Daya
(Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg)
1 Petani/Produsen 6.050
a. 6.000 6.100 Harga Jual
2 Pedagang Pengumpul Desa (PPD) 6.000 6.100 6.050
a. 580 180 380 Harga Beli
b. 7.000 6.500 6.750 Biaya Pemasaran
c. 1.000 400 700 Harga jual
d. 420 220 320 Margin Pemasaran (c-a)
e. 0,72 1,22 0,97 Keuntungan Pemasaran (d-
b) f. π/с (e/b)
3 Pedagang Pengecer
a. 7.000 6.500 6.800 Harga Beli
b. 487 500 492 Biaya Pemasaran
c. 10.833 10.000 11.000 Harga jual
d. 3.833 3.500 3.700 Margin Pemasaran (c-a)
e. 3.346 3.000 3.207 Keuntungan Pemasaran (d-
b) 6,87 6 6.435 f. π/с (e/b)
4 Konsumen Akhir
a. 10.833 10.000 11.000 Harga Beli
Total Margin Pemasaran 4.833 3.900 4.400 Harga (%)
55
61
55 Share Distribusi Keuntungan 0,10 0,20 0,15
Data Primer Diolah, 2015
Sumber:
4.6.1. Margin Pemasaran
Tabel 4.5. Margin Pemasaran pada Saluran Pemasaran Bawang Merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015.Harga Rata
- –Rata Saluran (Rp/Kg) Margin Kriteria Pemasaran Pemasaran Keputusan Tingkat Tingkat Petani Konsumen Desa Mamben Daya 6.000 10.833 4.833 Efisien Lebih Desa Wanasaba 6.100 10.000 3.900
Efisien Kec. Wanasaba 6.050 11.000 4.400 Efisien
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Tabel 4.5. tampak bahwa, pada saluran pemasaran Desa Wanasaba memiliki nilai margin pemasaran yang lebih kecil, yaitu sebesar Rp. 3.900 danmerupakan saluran yang lebih efisien bila dibandingkan dengan saluran Desa Mamben Daya. Secara umum, saluran pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba memiliki nilai margin pemasaran sebesar Rp. 4.400 merupakan saluran pemasaran yang efisien. Hal tersebut sesuai dengan kriteria margin pemasaran bahwa semakin kecil nilai margin pemasaran, maka margin pemasaran dikatakan semakin efisien.
4.6.2. Share Harga
Tabel 4.6. Bagian Harga yang Diterima Petani pada Saluran Pemasaran Bawang Merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, 2015.Harga Rata
- –Rata
Share
(Rp/Kg) Saluran
Kriteria Harga
Pemasaran Keputusan
Tingkat Tingkat (%)
Petani Konsumen Desa Mamben Daya 6.000 10.833
55 Tidak efisien Desa Wanasaba 6.100 10.000
61 Efisien Kec.Wanasaba 6.050 10.500
58 Tidak Efisien
Sumber: Data Primer Diolah, 2015
Pada Tabel 4.6. tampak bahwa pada saluran pemasaran Desa Wanasaba memiliki nilai Share harga diatas 60%, yaitu sebesar 61% merupakan saluran yang efisien, sedangkan saluran pemasaran Desa Mamben Daya memiliki nilai
Share harga dibawah 60%, yaitu sebesar 55% merupakan saluran yang tidak
efisien. Secara umum, saluran pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba memiliki nilai Share harga dibawah 60%, yaitu sebesar 55% merupakan saluran yang tidak efisien. Hal tersebut sesuai dengan kriteria Share harga bahwa apabila harga yang diterima petani < 60%, maka pemasaran dikatakan tidak efisien dan sebaliknya pemasaran dikatakan efisien apabila nilai Share harga ≥ 60%.
4.6.3. Distribusi Keuntungan
Tabel 4.7. Distribusi Keuntungan pada Saluran Pemasaran Bawang Merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2015.Saluran Distribusi Kriteria π∕с π∕с
Pemasaran Terendah Tertinggi Keuntungan Keputusan Desa Mamben Daya 0,72 6,87 0,10 Tidak Efisien Desa Wanasaba 1,22 6,00 0,20 Tidak Efisien Kec. Wanasaba 0,97 6,43 0,15 Tidak Efisien Data Primer Diolah, 2015.
Sumber:
Dari Tabel 4.7. tampak bahwa pembagian keuntungan pada saluran pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba tidak merata atau tidak adil. Sehingga dapat disimpulkan saluran pemasaran tersebut tidak efisien. karena memiliki nilai distribusi keuntungan dibawah 0,5. Hal tersebut sesuai dengan kriteria pemasaran dikatakan adil atau merata apabila nilai distribusi keuntungan antara 0,5 sampai 1, jika distribusi keuntungan lebih kecil dari 0,5 maka pemasaran dikatakan tidak adil atau tidak efisien.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Saluran pemasaran bawang merah yang ada di Kecamatan Wanasaba adalah : Petani –PPD–Pengecer.
2. Kosentrasi pembeli pada pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba pada tingkat Pedagang Pengumpul Desa (PPD) dan Pedagang Pengecer bersifat oligopsonistik.
3. Keterpaduan pasar secara horizontal dan vertikal pada pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba terpadu atau efisien.
4. Secara umum, pemasaran bawang merah di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur tidak efisien, karena Share Harga dan Distribusi Keuntungan tidak memenuhi kriteria efisiensi.
5.2. Saran
Saran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu :
1. Sebelum melakukan penjualan, petani sebaiknya mencari informasi perkembangan harga, sehingga petani memiliki acuan dalam menentukan harga jual.
2. Diperlukan peran pemerintah untuk mendukung petani dalam menentukan harga jual bawang merah, sehingga posisi tawar petani tidak selalu berada pada kondisi lemah.
DAFTAR PUSTAKA
Azzaino, Z. 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. 2014. Lombok Timur Dalam Angka.
Lombok Timur. Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. 2014. NTB Dalam Angka. Mataram. Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Dinas Pertanian NTB, 2014. Laporan Tahunan Dinas Pertanian. Provinsi NTB Mataram.
Komoditas Hortikultura. Mataram.
Febriyana, 2010. Struktur Pasar dan Kinerja Industri Batik di Desa Jarum Kecamatan
Bayat Kabupaten Klaten. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.
Hendri, 2014. Analisis Pemasaran Pisang di Kecamatan Gangga Lombok Utara. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Lukmanul, H. 2014. Analisis Pemasaran Mangga di Kecamatan Gangga Lombok Utara.
. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Skripsi Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.
Nurmi, S. 2011. Efisiensi Usahatani Bawang Merah di Kecamatan Belo Kabupaten Bima.
. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Skripsi
Septiani, 2012. Analisis Usaha Tani Bawang Merah di Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Sil, H. 2014. Analisis Pemasaran Tomat di Kecamatan Lingsar Lombok Utara. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Simanjuntak, P.J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta Bandung.
Html?m=1. (Diakses Tanggal 12 Oktober 2015) Sunarjono, H.H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunaryati, B. 2005. Pola Produksi dan Perilaku Pemasaran Bawang Merah di Kecamatan
Belo Kabupaten Bima. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Surakhmad, W. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Metode dan Tekhnik, Tarsito.
Bandung.
Syarif, 2015. Kajian Struktur Perilaku dan Kinerja Pemasaran Jagung di Kabupaten
Dompu. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Bawang Merah. Yrama Widya.
Bandung.