ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016 Virginia Yovita Putri
ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN
ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA
PERUSAHAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2014-2016
1 2 Virginia Yovita Putri , Sri Megawati ElizabethJurusan Manajemen STIE Multi Data Palembang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pada volume penjualan saham dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014 – 2016. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan diperoleh jumlah sampel 31 perusahan. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Paired Sample T-test dengan periode pengamatan adalah 10 hari yaitu H-5 (5 hari sebelum stock split) dan H+5 (5 hari sesudah stock split). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada volume perdagangan saham dan sebelum dan sesudah stock split.
abnormal return Kata kunci: Stock Split, Volume Perdagangan Saham, Abnormal Return Abstract
This study aims to determine the difference in stock sales volume and abnormal
return before and after the stock split on companies that listed on Indonesia Stock
Exchange in the period 2014 - 2016. Sample of this research obtain 31 companies and
uses purposive sampling technique. The analysis method used Paired Sample T-test with
observation period is 10 days and H-5 (5 days before stock split) and H + 5 (5 days after
stock split). The results showed no there is significant difference in stock trading volume
and abnormal return before and after stock split.Keywords: Stock Split, Trading Volume Activity, Abnormal Return
1. Pendahuluan
Pasar modal merupakan tempat yang tepat untuk mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana atau calon investor dengan perusahaan yang membutuhkan dana (Dwimulyani, 2014). Dalam pasar modal banyak tersedia informasi yang dapat diperoleh para investor. Salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor adalah peristiwa pemecahan saham (stock split ).
Stock split (pemecahan saham) adalah untuk mengubah jumlah saham
yang beredar, dimana peristiwa tersebut sengaja dilakukan karena harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga mengurangi minat investor untuk membelinya. Pengumuman peristiwa pemecahan saham merupakan suatu informasi yang menimbulkan permintaan saham meningkat dan saham akan menjadi likuid (Shofa, 2016).
Perusahaan menunjukkan minat untuk perusahaan – perusahaan melakukan stock split selama 3 tahun (2014-2016) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 ada 4, pada tahun 2015 ada 14 dan pada tahun 2016 ada 29. Pada tahun 2016 minat perusahaan untuk melakukan stock split sebanyak 29 perusahan, lebih banyak dibanding dengan 2 tahun sebelumnya. Di bawah ini alasan – alasan beberapa perusahaan melakukan stock split.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) telah sepakat untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham ( stock split ) yang rasionya 1:25. Artinya pemegang saham akan mendapatkan 25 lembar saham untuk setiap saham yang dimiliki. Presiden Direktur HM Sampoerna, Paul Janelle mengatakan aksi stock
split sejalan dengan program Bursa Efek Indonesia untuk meningkatan jumlah
investor dan nilai transaksi saham di pasar modal Indonesia. "Stock
split membuat harga saham kami terjangkau sehingga menarik minat investor retail lebih banyak," kata Paul (investasi.kontan, 2015).
PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5, karena harga saham perseroan dianggap sudah terlalu tinggi. "Dengan mempertimbangkan harga saham sektor lainnya, dan agar harga saham lebih terjangkau investor publik, maka perseroan memutuskan melakukan stock split dengan perbandingan 1:5," (beritasatu, 2015).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan sementara bahwa peristiwa stock split mengandung suatu informasi terhadap pasar modal yang ditunjukan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham dan abnormal
return setelah stock split. Dengan kenaikan perdagangan saham otomatis akan
berpengaruh terhadap return pemegang saham dan perusahaan dapat mencapai kesejahteran para pemegang saham.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Abnormal
Return Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2016 “.
2. Landasan Teori
2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah sebuah lembaga keuangan negara yang kegiatannya dalam hal penawaran dan perdagangan efek (surat berharga). Pasar modal bisa diartikan sebuah lembaga profesi yang berhubungan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek (Sugeng, 2017)
2.2 Saham
Menurut Fahmi (2012, h. 81) saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham
2.3 Stock Split
Menurut Darmawan (2017) Stock Split atau Pemecahan Saham adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham.
Dalam Larasanti (2017) ada tiga teori yang berhubungan dengan pemecahan saham. Teori – teori tersebut adalah Signaling Theory,
Trading Range Theory dan Teori Likuiditas.
1. Signaling Theory
Menurut Jogiyanto (2014) dalam informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada saat informasi diumumkan, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news ).
2. Trading Range Theory
Menurut Larasanti (2017) Trading Range Theory tentang pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Dengan harga saham baru setelah pemecahan saham yang berada di rentang harga optimal oleh pihak manajemen, maka saham perusahaan tersebut akan lebih mudah diperdagangkan dan menjadi lebih likuid.
3. Teori Likuiditas Menurut Larasanti (2017) berargumentasi bahwa stock split akan membawa harga saham pada tingkat yang lebih murah dan menarik bagi investor, sehingga saham menjadi lebih likuid. Dengan dilakukannya pemecahan saham akan meningkatkan daya beli dari investor sehingga saham tersebut akan lebih mudah diperjual belikan dan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham tersebut yang ditunjukan dengan meningkatkan volume perdangan saham.
2.4 Volume Perdagangan Saham
Menurut Hernoyo (2013, h. 112) volume perdagangan saham merupakan tingkat permintaan dan penawaran terhadap saham suatu perusahaan. Menururt Hernoyo (2013) menjelaskan bahwa aktivitas volume perdagangan saham dapat diukur dengan melihat indikator
Trading Volume Activity (TVA).
TVA , =
Keterangan : TVAi,t = Aktivitas perdagangan saham i pada hari ke-t
2.5 Abnormal Return
Menurut Halim (2015, h. 96) abnormal return dapat dihitung dengan cara:
ARTN , = A( R , ) E( R , )
Keterangan: ARTNi,t = abnormal return untuk saham i pada hari ke-t A(Ri,t) = actual return untuk saham i pada hari ke-t E(Ri,t) = expected return untuk saham i pada hari ke-t
Actual return P , P ,
1 A( R , ) = P ,
1 Keterangan :
A(Ri,t) = actual return yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode ke-t Pi,t = harga saham i pada waktu t Pi,t-1 = harga saham saham i pada waktu t-1
Expected return
- E( R , ) = ( R ) +
Keterangan : E(R i,t ) = expected return
=
intercept 1 = koefisien slope yang merupakan Beta
Rm = return pasar pada waktu t
ei = faktor lain yang tidak termasuk dalam model
1 Untuk mendapatkan nilai dan , maka dilakukan uji dengan cara
meregresikan return pasar dengan return actual (Rit) untuk masing – masing sekuritas pada waktu t.
Return pasar
IHSG
IHSG
1 R =
IHSG
1 Keterangan :
Rm = Return pasar
IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1 t-1
2.6 Studi Peristiwa (Event Study)
akuntansi, pemasaran, politik, sistem, informasi dan penelitian sosial lainnya. Studi peristiwa mengukur langsung pengaruh peristiwa terhadap harga saham perusahaan pada saat terjadinya peristiwa karena harga saham tersedia pada saat peristiwa terjadi. Selain itu, data yang digunakan dalam studi peristiwa dapat diakses di pasar modal.
2.7 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka PikirBerdasarkan kerangka pikir diatas, dapat dilihat terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Sedangkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah stock split.
3. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka pendekatan penelitian yang akan digunakan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013, h. 8) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sugiyono (2012, h. 38) mendefinisikan objek penelitian merupakan suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari serta ditarik kesimpulannya. Objek penelitian yang menarik perhatian penulis adalah volume Perdagangan saham dan abnormal return dari perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2014-2016 selama periode jeda yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah.
Sugiyono (2012, h. 13) mendefinisikan bahwa subjek penelitian penelitian ini adalah Perusahan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split.
Dalam penelitian ini, adapun yang menjadi populasi adalah perusahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan stock split periode 2014- 2016 adalah sebanyak 47 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2013, h. 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014), purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria
tertentu Sampel dalam penelitian yang berkaitan dengan latar belakang peneliti dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang telah melakukan stock split selama periode 2014-2016.
2. Perusahan yang aktif diperdagangan selama 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah.
3. Perusahan yang datanya tersedia lengkap untuk kebutuhan analisis. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang ada, maka proses pemilihan sampel terdapat 31 sampel.
Jenis Data
Sumber data dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Data Primer Menurut Sugiyono (2014, h.137) data primer adalah data yang didapatkan langsung oleh sumber data dan diberikan langsung kepada pengumpul data untuk diolah.
2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2014, h. 137) data sekunder adalah data yang tidak langsung didapatkan melalui sumber, melainkan data yang diperoleh dari berbagai sumber baik berupa teks, artikel maupun berbagai jenis karangan ilmiah dan catatan- catatan.
Berdasarkan kedua data tersebut, maka peneliti menggunakan jenis data yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang dipublikasikan pada periode 2014-2016. Data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, situs resminfinance.yahoo.com, sahamok.com dan duniainvestasi.com.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang diteliti adalah teknik dokumentasi yaitu berupa dokumen laporan saham harian perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Berdasarkan periode pengamatan dalam penelitian ini selama 10 hari, yang terdiri dari 5 hari sebelum peristiwa pengumuman stock split dan 5 hari sesudah pengumuman stock split. Alasan penggunaan periode ini adalah mengurangi bias akibat dari adanya peristiwa lain yang dapat mempengaruhi
4. Hasil Penelitian
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Rata-Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock SplitN Minimum Maximum Mean
Sebelum 31 ,000005 ,008837 ,00071855 Sesudah 31 ,000002 ,012482 ,00093782
Valid N (listwise)
31 Sumber : Data yang diolah (2018) Berdasarkan Tabel 4.1, dapat diketahui nilai minimum volume perdagangan saham pada periode sebelum peristiwa adalah sebesar
0,000005, maximum sebesar 0,008837 dan mean sebesar 0,00071855. Sedangkan pada periode sesudah peristiwa, dapat diketahui nilai minimum volume perdagangan saham adalah sebesar 0,000002, dan maximum sebesar 0,012482, mean sebesar 0,00093782.
Tabel 4.2 Statistika Deskriptif Rata-Rata Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Stock SplitN Minimum Maximum Mean
Sebelum 31 -,011952 -,000012 -,00152529 Sesudah 31 -,226723 -,005836 -,07285545
Valid N (listwise)
31 Sumber : Data yang diolah (2018) Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui nilai minimum abnormal
return pada periode sebelum peristiwa adalah sebesar -0,011952,
maximum sebesar -0,000012 dan mean sebesar -0,00152529. Sedangkan pada periode sesudah peristiwa, dapat diketahui nilai minimum abnormal
return adalah sebesar -0,226723, dan maximum sebesar -0,005836, sebesar -0,07285545. mean
4.2 Analisis Data
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan nilai dari masing-masing variabel pada periode sebelum dan sesudah peristiwa, yang mana periodenya adalah lima hari sebelum peristiwa dan lima hari sesudah peristiwa. Hasil dari analisis data adalah sebagai berikut
Tabel 4.3 Rata – Rata Volume Perdagangan Saham danAbnormal Return ada Periode Pengamatan Periode TVA ART
H-5 0,000597 -0,018074 H-4 0,000653 -0,001429 H-3 0,000547 0,012267 H-2 0,000839 -0,001893 H-1 0,000958 0,001512
H+1 0,000928 -0,692325 H+2 0,000875 0,105852 H+3 0,001079 0,070820 H+4 0,000810 0,083616 H+5 0,000997 0,067760
Sumber : Data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa volume perdagangan saham pada periode H+1 dan H+2 justru menggalami penurunan sesudah peristiwa pemecahan saham (stock split), dan baru mengalami peningkatan pada H+3 peristiwa pemecahan saham (stock split). Sedangkan untuk variabel abnormal return menggalami penurunan pada H+1, mengalami peningkatan pada H+2 peristiwa pemecahan saham (stock split).
4.3 Uji Normalitas
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Variabel Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock SplitOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual
N a,b
5 Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,00016665 Most Extreme Differences Absolute ,315
,315
Positive
Negative -,224
Test Statistic ,315 c Asymp. Sig. (2-tailed) ,118
Sumber : Data yang diolah (2018) Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat dari hasil
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return
Sebelum dan Sesudah Stock Split
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz edResidual
N a,b
5 Normal Parameters Mean ,0000000
Std.Deviation ,00595956
,319
Most Extreme Differences Absolute Positive ,319
Negative -,220
Test Statistic
,319 c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,107
Sumber : Data yang diolah (2018) Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat dari hasil Kolmogorov-Smirnov Test diatas menunjukkan bahwa Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,107 yang lebih besar dari 0,05 oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa data diatas berdistribusi normal.
4.5 Uji Hipotesis
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Rata - Rata Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock SplitPaired Samples Test Paired Differences Std. Std. Error 95% Confidence Interval Mean Deviation Mean of the Difference Sig. t df (2-tailed)
Lower Upper Pair 1
- ,0004997 ,0000617 -2,166 4 ,096 Sebelum - -,0002190 ,0002260 ,0001011 Sesudah
Sumber: Data yang diolah (2018) Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, hasil Uji Paired Sample T-test pada periode sebelum dan sesudah peristiwa stock split di peroleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,096 dengan tingkat signifikasi yang digunakan adalah 5% atau sebesar 0,05. Dapat disimpulkan nilai signifikasi nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0,096 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o1 diterima dan H a1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan signifikan pada volume perdagangan
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Rata - Rata Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock SplitPaired Samples Test Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Interval
Mean Deviation Error of the Difference Sig. t df (2-tailed)
Mean Lower Upper
Pair 1 Sebelum - ,0713320 ,3375690 ,1509655 -,3478153 ,49047931 ,4734 ,661 Sesudah Sumber : Data yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat hasil Uji Paired
Sample T-test pada periode sebelum dan sesudah peristiwa stock split di peroleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,661 dengan tingkat
signifikasi yang digunakan adalah 5% atau sebesar 0,05. Dapat disimpulkan nilai signifikasi nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0,661 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o2 diterima dan H a2 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah stock split .
5. Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari uji yang menggunakan Uji Paired Sample T-test untuk rata-rata Volume Perdagangan Saham sebelum dan sesudah stock split diperoleh sig2 tailed 0,096 < 0,05, dari hasil uji tersebut maka H o1 diterima dan H a1 ditolak karena tidak adanya perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.
2. Berdasarkan hasil dari uji yang menggunakan Uji Paired Sample T-test untuk rata-rata Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split diperoleh sig2
tailed 0,661 < 0,05, dari hasil uji tersebut maka H 02 diterima dan H a2 ditolak
karena tidak adanya perbedaan yang signifikan antara Abnormal Return sebelum dan sesudah stock split.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka terdapat beberapa saran bagi pihak – pihak yang berkepentingan antara lain :
1. Bagi Penulis Bagi penulis penelitian ini untuk mendapatkan pengalaman dalam menulis karya ilmiah dan memperdalam pengetahuan tentang saham, stock split,
abnormal return dan volume perdagangan saham.
2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan pengambilan keputusan stock split juga mempertimbangkan kembali untuk kondisi perusahaan saat melakukan pemecahaan saham,
3. Bagi penelitian selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis agar variabel yang diteliti dapat ditambah sehingga diharapkan dapat menggambarkan pengaruh pemecahan saham secara lebih akurat, menggunakan sampel yang lebih besar dan periode pengamatan yang lebih lama dengan harapan hasil penelitian akan menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Halim 2015,Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan),Jilid 1. Edisi hhhhh Kelima. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Anonim 2018, Diakses pada 23 Februari 2018, dari w Anonim, Diakses pada 23 Februari 2018, dari w Anonim, Diakses pada 23 Februari 2018, dari www.duniainvestasi.com 2017, Definisi Stock Split diakses 26 februari 2018 dari,
hhhhh
Fahmi, Irham 2012, Analisis Laporan Keuangan, Jilid 2 (Gegerkalong Hilir), Bandung : hhhhh Alfabeta. Halim2015, Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan), Jilid 1 Edisi Kelima, AAAAA Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan STIM YKPN. Hartono Jogiyanto 2015,Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesepuluh, AAAAA Yogyakarta. Hernoyo 2013, Pengaruh stock split terhadap volume, Management Analysis Journal Larasanti. Ni 2017, “Analisis Pengaruh Pemecah Saham (Stock
AAAAA Split)TerhadapHargaSaham dan Volume Perdagangan Saham Pada AAAAA Perusahaan Yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2015 ”, AAAAA Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rivan, Awal 2014. Ini Tiga Faktor Penyebab Jumlah Pemudik 2014 Turun, diakses 24 Mei hhhhh 2018 dari www.beritasatu.com Shofa 2016, Analisis Perbandingan Harga dan Volume Perdagangan Saham
AAAAA Sebelumdan Sesudah Stock Split, Jurnal, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi h AAAAA Indonesia (STIESIA)Surabaya dari e
Sugianto. Danang 2015, Saham Mayoritas Dimiliki Asing, Alasan MIKA Stock split, hhhhh Diakses 27 Februari 2018 dari economy.okezone.com.
Sugiyono 2012, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta , Bandung Sugiyono 2013, Metode Penelitian Manajemen, Alfabeta, Bandung Sugiyono2014, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,Bandung Wibawa, Annisa 2014, Saham Super Mahal, MLBI Mengkaji Stock Split dari AAAAA investasi.kontan.co.id.