PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011

(1)

ABSTRAK

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011 Oleh

UTAMI DEWI PANGESTI

Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan antara volume perdagangan saham sebelum stock split dan volume perdagangan saham sesudah stock split, serta untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan antara abnormal return saham sebelum stock split dan abnormal return saham sesudah stock split.

Metode penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 17 perusahaan dengan periode penelitian 2009-2011. Analisis data menggunakan uji regresi berganda, dan diawali dengan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, Pengujian hipotesis menggunakan uji beda yaitu

paired t-test dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa diindikasikan terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan, abnormal return saham sebelum stock split dan volume

perdagangan abnormal return, sesudah stock split.

Berdasarkan hasil pengujian Paired Sample t-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham.


(2)

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011 Oleh

Utami Dewi Pangesti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(3)

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011 (Skripsi)

Oleh

UTAMI DEWI PANGESTI

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1Kerangka Teoritis... 7 3.1Jendela Peristiwa (event window) ... 29 4.1Nilai Rata-Rata Trading Volume Activity Pada Periode Peristiwa

Pemecahan Saham ... 40 4.2 Nilai Rata-Rata Abnormal Return Pada Periode Peristiwa Pemecahan


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian... 5

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 6

1.4 Kerangka Pemikiran ... 6

1.5 Hipotesis ... 8

II. LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Stock Split ... 9

2.2 Teori Pemecahan Saham ... 11

2.2.1 Signaling Theory (Teori Sinyal)... 11

2.2.2 Trading Range Theory... 12

2.3 Return Saham dan Abnormal Return... 12

2.4 Efficient Market Theory... 13

2.5 Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Volume Perdagangan ... 16


(6)

2.6 Penelitian Terdahulu... 17

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... ... 25

3.2.1 Populasi... 25

3.2.2 Sampel... 25

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4 Metode Pengmpulan Data ... 27

3.4.1 Penelitian Kepustakaan... 27

3.4.2 Penelitian Lapangan... 27

3.5 Metode Analisis Data... 27

3.5.1 Event Study... 27

3.5.2 Uji Normalitas... 33

3.5.3 Uji Beda t-test... 33

IV PEMBAHASAN DAN HASIL ... 35

4.1 Gambaram Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian ... 35

4.2 Analisis Data dan Pembahasan ... 35

4.2.1 Analisis Aktivitas Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham ... 35

4.2.2 Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham ... 41


(7)

4.2.3 Pembahasan... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data sampel penelitian Tahun 2009 – 2011 2. Jumlah Saham yang beredar

3. Jumlah Saham yang diperdagangkan dari H-10 dan H+10 terjadinya Stock Split.

4. Harga saham yang diperdagangkan.

5. IHSG dari H-10 dan H+10 terjadinya Stock Split.

6. Actual Return dari H-10 dan H+10 terjadinya Stock Split. 7. Expected Return H-10 dan H+10 terjadinya Stock Split. 8. Hasil Uji Normalitas dan hasil uji wilcoxon TVA.


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal. 1.1 Perusahaan yang melakukan stock split di BEI tahun 2009 -2011... 4 2.1 Penelitian Terdahulu... 17 4.1 Data TVA Sebelum Stock Split... 37 4.2 Data TVA Sesudah Stock Split... 38 4.3 Rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan

saham... 39 4.4 Hasil Uji Normalitas TVA... 41 4.5 Hasil Uji Paired t Test Terhadap Trading Volume Activity (TVA)

Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham... 42 4.6 Data Abnormal Return Sebelum Stock Split... 44 4.7 Data Abnormal Return Sesudah Stock Split... 45 4.8 Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham... 46 4.7 Hasil Uji Normalitas Abnormal Return... 48 4.8 Hasil Uji Wilcoxon Terhadap Abnormal Return Sebelum dan Sesudah


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTTO

Bersabarlah, bertawakallah serta selalu berpositive thingking

dengan apa yang sudah diatur ALLAH SWT, karena ALLAH

tidak akan menguji manusia lebih dari kemampuan hamba-Nya

"Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah

Sebaik-baik Pelindung".

(QS. Ali „Imran : 173)

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada

Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya

Allah bersama orang-

orang yang sabar.”

(QS. Al-Baqarah : 153)


(14)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Utami Dewi Pngesti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0911011035

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Bandar Lampung,23 Mei 2013 Yang menyatakan,

Utami Dewi Pangesti NPM 0911011035


(15)

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmannirohim

Puji syukurku kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunianya kupersembahkan karya sederhanaku ini sebagai tanda baktiku untuk:

Ibuku dan Bapakku tercinta yang ku hormati serta adik-adikku yang sangat kusayangi yang selalu menantikan keberhasilanku, dan semua rekan/sahabat yang menyayangi dan mendukung serta memberikan semanagat kepadaku.Terima kasih sepenuhnya atas dorongan semangat

dan perhatiannya yang telah diberikan. Almamaterku tercinta


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1991, di Bandar Lampung. Anak pertama pasangan Bapak Mujiat dan Ibu Surati dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis diawali di Taman Kanak-Kanak Xaverius Panjang Bandar Lampung dan Sekolah Dasar di SD Xaverius Panjang Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Petama Al – Kautsar Bandar Lampung hingga selesai pada tahun 2006. Pendidikan selanjutnya Sekolah Menengah Atas YP UNILA Bandar Lampung sampai selesai pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung mengambil program Sarjana Ekonomi, jurusan Manajemen, melalui jalur PKAB.


(17)

SAN WACANA

Ungkapan puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Stock Split Terhadap Volume Perdagangan Dan

Abnormal Return Saham Pada Emiten Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 – 2011

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Hi Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

2. Ibu Aida Sari, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E.,M.E selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini. Saran, perbaikan, arahan, dan dorongan semangat yang telah diberikan merupakan bantuan yang tidak terkira dalam menyelesaikan skripsi ini.


(18)

4. Ibu Ernie Hendrawaty, S.E.,M.Si selaku Pembimbing II dalam

penyusunan skripsi ini, atas sumbangan pemikiran dan bimbingan yang sangat membantu untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ayi Ahadiyat, S.E., MBA selaku Pembimbing Akademik. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung atas

sumbangsih pemikiran dan ilmu selama menjadi mahasiswa, serta seluruh karyawan dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Lampung yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Allah S.W.T yang telah memberikan segala nikmat dan karunia Nya kepada kehidupanku.

8. Bapak ku tercinta, terimakasih atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan semangat yang telah diberikan baik secara moril dan materil sehingga Esti dapat menyelesaikan pendidikan sampai dengan S1 ini, semoga Allah selalu memberi kesempatan kepadaku agar dapat lebih membuat bapak bangga. Amin

9. Ibu ku tersayang terimakasih atas doa, kesabaran, motivasi, kepercayaan, dan semua yang tak bisa ternilai dengan apapun. Engkau adalah semangat dalam hidupku. Esti akan selalu berusaha untuk selalu membuat Ibu bahagia.


(19)

10.Adik – adik ku Dwi Septiani Putri, Tri Sevilia Rhomadani, dan si bungsu Syifa Khalida Azhar terimakasih atas dukungan, perhatian, pengertian, serta doa untukku.

11.Sahabatku sekaligus keluargaku tersayang Cintia Tri Utami, Euis

Wulandari, Precillia Rosa Amanda, Mutiara Rachmawardani, dan Shane Juni Catur, terimakasih atas persahabatan yang tak akan lekang oleh waktu ini.

12.Seseorang yang setia menemaniku dan dengan sabar membantu khususnya dalam penelitian skripsi ini berlansung Riandes Roberta. Terimakasih karena telah menjadi penyemangat,peredam amarah, pemberi dukungan, perhatian dan motivasi untukku selama ini.

13.Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan sejak duduk di bangku kuliah khususnya Catherine, Annisa Widita, Yunita, Ditta, Rizka, Lucy, Septi, Elis, Kamal, HIMATOL

(Lucky,Amos,Seno,Erry,Yudi,Randy,dkk) yang telah banyak membantu dalam memotivasi dan memberikan banyak pelajaran dalam kebersamaan baik suka maupun duka selama 4 tahun terakhir ini.

14.Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Manajemen 2009 , M Iqbal Maulana terimakasih untuk pinjaman buku tanpa didenda, Sasi Ngati Ningrum untuk waktunya dalam mengajari skripsi, partner bimbingan Iin


(20)

Anggraini dan Kak Duwansyah dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu diberikan. 15.Keluarga besar KKN kecamatan Gunung Sari, kabupaten Way Kanan.

Terimakasih atas doa dan semangat kalian untukku.

16.Serta seluruh karib, kerabat, dan seluruh keluarga yang pernah hadir dalam kehidupanku selama ini, terimakasih atas ikut sertanya dalam

menyemangati dan doaannya untukku. 17.Almamater hijauku Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dari pihak-pihak yang disebutkan diatas maka penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai. Semoga bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,

Utami Dewi Pangesti NPM 0911011035


(21)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi. Menurut Fatmawati dan Asri (1999) informasi mengenai stock split akan memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan harga, volume perdagangan dan indikator atau karakteristik pasar lainnya. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Stock split

diharapkan agar saham tersebut lebih menarik bagi investor sehingga menjadi likuid. Likuiditas menjadi sangat penting karena emiten menginginkan sahamnya dapat diperdagangkan dengan mudah dan menghindari sahamnya menjadi saham tidur. Saham tidur dekat dengan ancaman delisted. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n lembar saham.

Dua teori utama yang mendominasi pemecahan saham adalah signalingtheory

dan trading range theory. Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan


(22)

2

saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Likuiditas saham merupakan salah satu pertimbangan investor selain tingkat pengembalian dan resiko dalam melakukan investasi. Frekuensi perdagangan saham sangat mempengaruhi jumlah saham yang beredar. Jika frekuensi perdagangan saham tinggi maka saham tersebut dinyatakan saham teraktif yang diperdagangkan dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap volume perdagangan. Pengaruh stock split terhadap return saham dapat dilihat dari perubahan harga saham. Apabila

stock split dinilai peristiwa yang positif, maka harga saham akan mengalami peningkatan dan akan meningkatkan return yang diterima para pemegang saham. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukan stock split menyebabkan pertemuan antara bid dan ask relatif besar dan investor kecil kemungkinan untuk melakukan investasi.

Studi tentang stock split dilakukan terhadap pasar modal di Indonesia antara lain dilakukan oleh Fatmawati dan Asri (1999) dengan mengambil sampel 30 perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode Juli 1995 – Juni 1997 menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara harga saham dan persentase spread serta menemukan adanya perbedaan yang signifikan untuk volume perdagangan antara sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Sriwulan (2007) yang menganalisis tentang pengaruh stock split terhadap likuiditas saham menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan rata-rata harga saham, volume perdagangan dan persentase spread sebelum dan sesudah stock split, sehingga dapat disimpulkan bahwa stock split mempengaruhi likuiditas. Hal serupa juga dinyatakan oleh Rusliati dan Farida (2010) yang menganalisis pemecahan saham


(23)

3

terhadap likuiditas saham dan return saham , hasilnya rata-rata Bid Ask Spread

dan Abnormal Return mengalami penurunan setelah dilakukan Stock Split. Akan tetapi terdapat perbedaan pendapat dari beberapa peneliti yang lain seperti Sutrisno ( 2000) yang menganalisis pengaruh stock split terhadap likuiditas dan

return saham yakni tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk abnormal return, berarti tidak ada perubahan pada return saham , dengan demikian disimpulkan bahwa aktivitas split tidak berpengaruh pada return saham baik individu maupun portofolio. Ayu W (2010) yang menganalisis pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap volume perdagangan saham dan

abnormal return saham menyatakan tidak ada perbedaan signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Serta Sadikin ( 2011) yang menganalisis abnormal return

saham dan pedagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham menyatakan tidak ada perbedaan signifikan terhadap volume perdagangan saham dan return saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan perbedaan pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut, terdapat pendapat ambigu yakni ada peneliti yang menyatakan adanya perbedaan

signifikan volume perdagangan dan abnormal return setelah dilakukan stock split

tetapi ada pula yang menyatakan bahwa stock split tidak memberikan perubahan terhadap volume perdagangan dan abnormal return. Penulis tertarik melakukan penelitian serupa untuk mendapatkan jawaban atas keambiguan hasil beberapa penelitian tersebut, karena seharusnya diperoleh satu jawaban yang sama. Adapun perusahaan yang melakukan kebijakan stock split periode 2009-2011


(24)

4

teradapat 17 perusahaan. Tabel berikut adalah tabel perusahaan yang melakukan kebijakan stock split di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 dan dijadikan objek dalam penelitian ini.

Tabel 1.1 Perusahaan yang melakukan stock split di BEI tahun 2009 -2011

No. KODE NAMA TANGGAL STOCK

SPLIT

RATIO

1 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 6 Januari 2009 1 : 10

2 ARNA PT. Arwana Citra Mulia 10 September 2009 1 : 2

3 KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk 17 Maret 2010 1 :4

4 TURI PT. Tunas Ridean Tbk 16 Juni 2010 1 : 4

5 DILD PT. Intiland Development Tbk 23 Juli 2010 1 :2

6 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 11 Oktober 2010 1 : 2

7 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 6 Desember 2010 1 : 5

8 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 10 Janari 20111 1 : 2

9 LSIP PT. London Sumatera Indonesia Tbk 24 Februari 2011 1 : 5

10 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan

Nasional Tbk

25 Maret 2011 1 : 5

11 INTA PT. Intraco Penta Tbk 3 Juni 2011 1 : 5

12 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk 14 Juni 2011 1 : 5

13 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 23 Juni 2011 1 : 5

14 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk. 6 Juli 2011 1: 4

15 MTFN PT. Capitalic Investmen 8 Juli 2011 1: 5

16 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 25 Juli 2011 1 : 5

17 MTSM PT. Metro Reality Tbk 17 Oktober 2011 1 : 4

Sumber : www.ksei.co.id

Berdasarkan perbedaan pendapat pada penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Stock Split Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode 2009 – 2011.”

1.2 Perumusan Masalah

Hasil penelitian terhadap stock split, ada yang menunjukkan bahwa stock split

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel yang diteliti. Penelitian yang mendukung stock split berkeyakinan bahwa dengan harga saham yang lebih


(25)

5

terjangkau setelah stock split, diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah pemegang saham tersebut dan dapat meningkatkan harga pasar saham emiten yang melakukan stock split, sehingga membuat pasar lebih likuid. Dilain pihak peneliti stock split berkeyakinan bahwa tingkat harga saham setelah stock split

akan menempatkan perusahaan pada kelompok perusahaan yang memiliki nilai saham rendah sehingga berakibat semakin menurunnya kepercayaan investor terhadap saham tersebut karena itu stock split merupakan fenomena yang membingungkan bagi analisis keuangan. Perbedaan pendapat ini sering

menimbulkan kontroversi mengenai fenomena pengaruh pengumuman stock split

ini maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Berangkat dari beberapa perbedaan pendapat yang ada, maka penelitian ini akan menguji lebih lanjut mengenai:

1. Apakah terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum stock split

dan volume perdagangan saham sesudah stock split ?

2. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum stock split dan

abnormal return sesudah stock split ? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan signifikan antara volume perdagangan saham sebelum stock split dan volume perdagangan saham sesudah stock split.

b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan antara abnormal return saham sebelum stock split dan abnormal return saham sesudah stock split.


(26)

6

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi terhadap emiten tentang dampak / pengaruh pemecahan saham yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.

2. Memberikan informasi pada investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ketika terjadi pemecahan saham.

3. Memberikan tambahan literatur dan pertimbangan pada penelitian yang akan datang tentang pasar modal khususnya tentang pemecahan saham.

1.4 Kerangka Pemikiran

Pemecahan saham merupakan fenomena yang banyak menarik perhatian dan sekaligus membingungkan dan banyak terjadi perdebatan diantara para pengamat pasar modal. Tujuan utama emiten melakukan stock split adalah untuk

meningkatkan likuiditas saham dan menempatkan saham pada trading range yang optimal. Likuiditas saham dapat diukur salah satunya menggunakan Trading Volume Activity (TVA) sedangkan untuk return saham digunakan konsep antara lain return realisasi (actual return) yang merupakan capital gain atau capital loss

yaitu selisih antara harga saham saat ini dengan harga saham sebelumnya. Stock split merupakan variabel yang dapat menentukan variabel lain. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menguji apakah terdapat perbedaan likuiditas saham dan

abnormalreturn saham disekitar pengumuman stock split. Menurut Jogiyanto (2008), alasan perusahaan melakukan stock split adalah supaya harga sahamnya


(27)

7

tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagannya. Likuiditas dapat diukur dengan Trading Volume Activity.Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham

memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang substantial (Marwata, 2001: 753). Dengan memandang bahwa perusahaan akan memberikan return (tingkat pengembalian) yang tinggi, akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi dan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham. Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Teoritis

Stock split seharusnya memberikan perubahan terhadap volume perdagangan dan

abnormal return saham. Bila pemecahan saham mempunyai kandungan informasi yang menguntungkan maka akan berpengaruh terhadap saham yang terlihat dari perubahan volume perdagangan saham, hal ini disebabkan karena pemecahan

STOCK SPLIT

Rata-Rata Trading Volume Activity dan Abnormal Return SahamSebelum

Stock Split

Rata-Rata Trading Volume Activity dan Abnormal Return Saham Sesudah

StockSplit

UJI BEDA DUA RATA-RATA


(28)

8

saham membuat harga saham menjadi lebih rendah yang akan mendorong investor melakukan transaksi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu dan

kerangka pemikiran,maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum stock split dan volume perdagangan sesudah stock split.

2. Terdapat perbedaan signifikan antara abnormal return saham sebelum stock split dan abnormal return saham sesudah stock split.


(29)

9

II. LANDASAN TEORI

2.1. Stock Split

Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal Indonesia yang ditegaskan dalam peraturan BAPEPAM No.S-1059/PM/1999 tanggal 25 Mei 2001. Stock Split adalah memecah saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demiikian, senenarnya stock split tidak menambah nilai ekonomis , akan tetapi banyak banyaknya perusahaan yang melakukan stock split menunjukan bahwa stock split adalah alat yang penting dalam praktik keuangan. Menurut Robert Ang (1997), pemecahan saham merupakan suatu aksi yang dilakukan oleh emiten dengan memecah nilai

sahamnya menjadi nilai nominal yang lebih kecil. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008), alasan perusahaan melakukan stock split adalah supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi, sehingga dengan harga saham yang tidak terlalu tinggi akan meningkatkan likuiditas perdagannya. Manfaat stock split secara langsung tidak nampak pada laporan keuangan perusahaan yang melakukan pemecahan saham tersebut. Dampak ini bisa positif ataupun negatif. Jika positif maka investor lebih tertarik memperebutkan saham perusahaan itu yang tentunya berakibat harga


(30)

10

saham terdongkrak naik dan akhirnya tujuan perusahaan untuk mencapai kesejahteraan para pemegang saham tercapai. Dengan adanya stock split berarti jumlah saham yang beredar semakin bertambah.

Terdapat dua jenis aktifitas stock split yaitu split up ( pemecahan saham naik ) dan

split down. Split up dilakukan jika harga terlalu tinggi sehingga aktifitas split dilakukan untuk menurunkan nominalnya dan menambah jumlah saham beredar. Sedangkan split down adalah peningkatan nilai nomnal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham beredar. Pemecahan saham ini memberikan informasi yang mampu memberikan keyakinan tinggi tentang masa depan perusahaan. Pengaruh informasi terhadap harga saham menunjukkan hasil yang

menyenangkan disekitar waktu pengumuman pemecahan saham, harga saham mengalami kenaikan yang cukup tinggi, namun bukti yang diperoleh harus diinterprestasikan dengan hati–hati. Ternyata pemecahan saham yang dilakukan ini mendahului adanya peningkatan deviden kas dan laba. Pasar tampaknya menganggap pemecahan saham sebagai indikasi adanya peningkatan laba perusahaan, jadi peningkatan harga saham yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya pemecahan saham itu sendiri namun lebih disebabkan oleh informasi yang positif. Penjelasan bahwa split dapat memberikan sinyal yang informatif

mengenai prospek perusahaan yang menguntungkan, menurut Brennan dan Copeland (1988), aktivitas split memberikan sinyal yang mahal terhadap informasi manager karena biaya perdagangan tergantung pada besarnya harga saham dimana kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang negatif. Apabila aktivitas split dapat meningkatkan biaya likuiditas kepada investor, maka split


(31)

11

2.2 Teori Pemecahan Saham 2.2.1 Signaling Theory (Teori Sinyal)

Signaling theory menyatakan bahwa stock split dianggap perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek perusahaan yang bagus dimasa depan, karena perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang memiliki saham dengan harga yang tinggi, harga saham yang tinggi tersebutlah sebagai sinyal bahwa perusahaan memilik prospek masa depan yang baik, dimana harga saham yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik (Jogiyanto, 2008). Menurut Signaling theory, stock split hanya dilakukan oleh perusahaan yang memiliki prospek kinerja yang baik dimana perusahaan yakin bahwa harga saham setelah di pecah akan naik sesuai dengan kinerja di masa depan. Copeland (1979) dalam Jogiyanto (2008)

menyatakan bahwa stock split memerlukan biaya transaksi yang besar, misalnya mencetak sertifikatbaru sehingga perusahaan yang memiliki prospek yang baik saja yangmampu menaggung biaya tersebut. Jika bereaksi pada waktu pemecahan saham bukan berarti pasar bereaksi atas informasi stock split yang tidakmemiliki nilai ekonomis, melainkan mengetahui prospek perusahaan dimasa depan yang disinyalkan melalui pemecahan saham. Jadi faktor yangmemotivasi perusahaan melakukan pemecahan saham adalah kinerjaperusahaan.


(32)

12

2.2.2 Trading Range Theory

Perusahaan melakukan pemecahan saham karena harga saham terlalu tinggi sehingga tidak mampu di jangkau oleh calon investor. Menurut teori ini harga saham yang terlalu tunggi menyebabkan saham tidak likuid, hal tersebut berkaitan dengan kemampuan tiap – tiap investor yang berbeda – beda, oleh karena itu perusahaan melakukan pemecahan saham dalam upaya menharahkan harga saham pada interval tertentu yang tidak terlalu mahal.Sehingga menurut trading range theory, perusahaan melakukan stock split karena memandang harga sahamnya terlalu tinggi itulah yang mendorong perusahaan melakukan pemecahan saham.

2.3 Return Saham dan Abnormal Return

Motivasi utama investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal. Return

merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati investor atas suatu investasi yang dilakukannya (Robert Ang, 1997). Return saham yang akan diterima oleh investor sangat dipengaruhi oleh jenis investasi yang dipilih.Untuk mengukur besarnya

return yang akan diterima investor sehubungan dengan adanya peristiwa stock split diukur dengan adanya abnormalreturn yang diterima oleh investor.

Abnormal return merupakan selisih antara return yang sebenarnya (Actual Return) dengan return yang diharapkan (Expected Return) (Robert Ang, 1997). Tingkat keuntungan yang sesungguhnya merupakan perbandingan antara selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya. Abnormal return yang positif menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar yaitu antara


(33)

13

apabila terjadi abnormal return yang positif setelah pemecahan saham dapat memberikan keuntungan diatas normal pada investor dan sebaliknya jika terdapat

abnormal return yang negatif menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh dibawah normal. Uji efisiensi pasar modal yaitu dengan menganalisis return yang tidak normal (abnormalreturn) yang terjadi. Abnormal return merupakan

kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Studi peristiwa merupakan analisis return tidak normal (abnormal return) dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Dengan

demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return

sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2000), sebagai berikut :

AR it = R it - E (R it )

Dimana :

AR it : return tidak normal (abnormal return) saham i pada periode

peristiwa ke- t

R it : return sesungguhnya (actual return) yang terjadi untuk saham

ke i pada periode peristiwa ke- t.

E (R it ) : expected return saham ke i untuk periode peristiwa ke- t

1.4 Efficient Market Theory (Efisiensi Pasar)

Efisiensi pasar merupakan salah satu topik mendasar yang perlu kita renungi karena berkaitan langsung dengan relevan atau tidaknya kegiatan untuk berusaha memprediksi arah harga (timing). Sebagian besar kalangan akademisi


(34)

14

dikatakan efisien apabila harga barang –barang yang dijual telah menunjukan semua informasi yang ada sehingga tidak terbias (not biased) menjadi terlalu murah atau terlalu mahal. Perubahan harga di masa mendatang hanya tergantung dari datangnya informasi. Pasar yang efisien adalah suatu pasar bursa dimana efek yang diperjualbelikan merefleksikan seluruh informasi yang mungkin terjadi dengan cepat serta akurat. Konsep efisiensi pasar menyatakan bahwa pemodal selalu menyertakan faktor informasi yang tersedia kedalam keputusan mereka sehingga terefleksi pada harga yang mereka transaksikan. Jadi harga yang berlaku di pasar telah mengandung informasi tersebut (Robbert Ang, 1997). Uji efisiensi pasar modal yaitu dengan menganalisis return yang tidak normal (abnormal return) yang terjadi. Dengan demikian return tidak normal (abnormal return)

adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2008) Sedangkan expected return yang harus diestimasi (Brown & Warner, 1985) dikutip dari Jogiyanto (2008) mengestimasi expected return

dengan menggunakan beberapa model estimasi antara lain :

1. Mean Adjusted Model

Model disesuaikan rata–rata (mean adjusted model) menganggap bahwa return

ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata–rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period).

E (R it ) =∑ Dimana :

E (R it ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.


(35)

15

T = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 – t2.

2. Market model.

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dapat dilakukan dengan 2 tahap :

1. Perhitungan return ekpektasi ke-i pada periode Estimasi.

2. Menggunakan model ekpektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square)

Rij = αi + βi R Mj + Eij

Dimana :

Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

αi = intercept untuk sekuritas ke-i.

βi = koefisien slope yang merupakan beta sekuritas ke-i.

RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j.

Eij = kesalahan residu ke-i pada periode estimasi ke-j.

3. Market adjusted model.

Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

return pasar. Rumus :


(36)

16

Dimana :

Rmt = Return pasar pada waktu ke-t

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t-1

E (R it ) = Rmt

Dimana :

E (R it ) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

Rmt = return sekuritas pada waktu ke -t.

1.5 Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya

pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan


(37)

17

mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume perdagangan sahamnya.

Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan (Weston dan Copeland, 1997). Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah jumlah saham yang diperdagangkan. Menurut Copeland (1979), semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan sahamnya akan meningkat.

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang membahas penelitian serupa mengenai stock split :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999 Pengaruh stock split terhadap likuiditas saham diukur dengan besarnya bid ask

spread di BEJ

-Likuiditas -Bid Ask Spread -Uji Beda Dua Rata-Rata -Uji Regresi Linear berganda 1 adanya perbedaan yang signifikan antara harga saham dan persentase spread 2.Tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk


(38)

18 volume perdagangan antara sebelum dan sesudah dilakukan

stock split. 3.pemecaha n saham berpengaruh signifikan terhadap voume perdagangan saham dan return saham

2. Wang Sutrisno, September 2000 Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas dan Return

Saham

-Likuiditas -Return Saham

-Uji Beda Dua Rata – Rata -Regresi Berganda 1.Tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk abnormal return, berarti tidak ada perubahan pada return

saham ,

dengan demikian disimpulkan bahwa aktivitas

split tidak berpengaruh pada return

saham baik individu maupun portofolio.

Hasil

No Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Penelitian

Teknik Analisis


(39)

19

No Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Penelitian

Tekhnik Analisis

Hasil

3 Tati Sriwulan, Juni 2007 Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham. -Persentase Spread -Harga Saham -Volume Perdagangan -Resiko Saham -Uji Beda Dua Rata-Rata Berpasangan (paired sample t test) 1.Terdapat perbedaan signifikan rata-rata harga saham, volume perdagangan dan persentase spread sebelum dan sesudah

stock split. 2.Rata-rata resiko saham tidak mengalami perbedaan sebelum dan sesudah

stock split. 4 Ellen Rusliati

dan Esti Nur Farida, Desember 2010 Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return

Saham

-Bid Ask Spread

- Abnormal Return

Saham

- Uji Beda Dua Rata-Rata

1.Rata-rata

Bid Ask Spread dan

Abnormal Return mengalami penurunan setelah Stock Split

5 I Gusti Ayu Mila W, 2010 Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang -Trading Volume Activity -Abnormal Return Saham Uji Beda Dua Rata-Rata 1.tidak ada perbedaa signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham. 2.tidak terdapat perbedaan yang


(40)

20

Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009

signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham.

6 Sadikin, 2011 Analisis

Abnormal Return Saham Dan Pedagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham -Abnormal Return Saham

- Trading Volume Activity

- Uji Beda Dua Rata-Rata 1.Tidak ada perbedaan signifikan terhadap volume perdaganga n saham dan return saham sebelum dan sesudah stock split.

Sumber : berbagai jurnal

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu pada tabel di atas,hasil penelitian mengenai pengaruh stock split terhadap volume perdagangan dan abnormal return saham masih ambigu. Terdapat perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh peneliti, Fatmawati dan Asri (1999), Sriwulan ( 2007), serta Rusliati dan Farida (2010) menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan baik volume perdagangan maupun abnormal return saham sebelum dan sesudah terjadinya peristiwa stock split. Mereka berpendapat dengan adanya stock split maka harga saham akan lebih murah dan menarik investor untuk melakukan pembelian saham, sehingga

menyebabkan tingginya volume perdagangan.

Hasil

No Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Penelitian

Teknik Analisis


(41)

21

Sedangkan Sutrisno (2000), Ayu W (2010) dan Sadikin (2011) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan, maupun

abnornal return saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Perbedaan ini dikarenakan reaksi pasar yang juga berbeda, dimana pemecahan saham dirasakan bukan kejadian politik yang luar biasa sehingga para investor tidak bereaksi tinggi terhadap kejadian tersebut.


(42)

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n lembar saham, harga perlembar saham baru setelah pemecahan saham adalah 1/n dari harga saham perlembar sebelumnya. Tanggal pengumuman stock split (eventdate) merupakan tanggal dimana pemecahan saham diumumkan oleh perusahaan kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia. Penetapan tanggal pengumuman pemecahan saham digunakan t = 0 yaitu tanggal diumumkannya pemecahan saham. Periode

pengamatan (event window) yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 hari bursa yang dibagi menjadi 2 yaitu t = -10 (10 hari sebelum stock split) dan t = 10 (10 hari sesudah stock split). Pemilihan periode pengamatan tersebut didasarkan pada pendekatan penelitian Brown & Warner (1985), dimana peristiwa

pengumuman stock split merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor sehingga reaksi investor berlangsung secara tepat serta untuk menghindari terjadinya confounding effect yaitu dampak tercampurnya suatu peristiwa yang diamati dengan peristiwa lain (Jogiyanto, 2000).


(43)

23

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan berikut akan dijelaskan definisi operasi variabel yang digunakan penelitian ini :

1. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangakan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya digunakan uji beda dua rata-rata antara sebelum dan sesudah pemecahan saham.

Adapun rumus yang digunakan yaitu (Husnan,2001)

Volume perdagangan saham 10 hari sebelum dan sesudah pemecahan saha

2. Abnormal Return .

Abnormal return merupakan selisih antara expected return dengan actual return


(44)

24

sedangkan actual return merupakan selisih antara harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif. Setelah itu, dihitung besarnya rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham dengan menggunakan model indeks tunggal. Pengumuman pemecahan saham dipilih sebagai Event study

dimana peneliti perlu menguji perilaku harga saham, yang ditunjukkan oleh gerakan abnormal return disekitar event, yaitu 10 hari sebelum dan sesudah dilaksanakannya pengumuman pemecahan saham, berarti pasar modal belum efisien dalam bentuk setengah kuat. Sebaliknya apabila investor tidak

memperoleh abnormal return dengan dilaksanakannya pengumuman pemecahan saham, berarti pasar modal efisien bentuk setengah kuat tercapai. Untuk

mengetahui signifikansinya dilakukan uji beda dua rata-rata antara rata-rata

abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Model indeks tunggal digunakan untuk mencari abnormal yang rumusnya sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):

E ( R I ) = α I + β I R mt + e I Dimana :

E ( R I ) = Return saham individual yang diharapkan

α I = besarnya return saham individual yang tidak dipengaruhi oleh harga saham

β I = tingkat kepekaan return saham individual sebagai akibat berubahnya harga pasar


(45)

25

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Sugiyono (2005 : 72) “populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajati dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan pemecahan saham pada periode 2009 dan 2011. Periode tersebut dipilih karena perekonomian dalam kondisi stabil dan tidak dipengaruhi oleh krisis ekonomi serta merupakan data terkini. Pada periode ini terdapat 17 peristiwa pemecahan saham.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2005: 73). Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling

yaitu memilih sampel dengan kriteria tertentu, sehingga sesuai dengan penelitian yang dirancang. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tidak melakukan kebijakan lain seperti stock deviden (deviden saham), right issue, bonus share (saham bonus) atau pengumuman perusahaan yang bersifat strategis yang secara langsung dapat mempengaruhi likuiditas saham pada waktu pengumuman stock split atau pada periode sekitar pengumuman stock split.


(46)

26

2. Sampel saham yang dipilih aktif diperdagangkan minimal 10 hari sebelum dan sesudah dilakukan pemecahan saham .

Berdasarkan kriteria di atasa maka sampel yang digunakan adalah 17 perusahaan.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena tidak memungkinkan untuk memperoleh data tersebut secara langsung. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang dipubikasikan dalam bentuk yang sudah jadi (Supranto, 1992). Data ini adalah data historis tentang harga dan volume perdagangan saham secara harian. Data tersebut diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), JSX Watch dan www.ksei.co.id Data yang digunakan adalah :

1. Volume perdagangan saham 10 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham.

2. Harga saham perusahaan yang melakukan pemecahan saham 10 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham.

3. Jumlah saham perusahaan yang beredar 10 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham.

4. Index harga saham gabungan 10 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham.

5. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan kebijakan pemecahan saham periode 2009 dan 2011.


(47)

27

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah penelitian terhadap bahan-bahan tertulis , lieratur, diktat, modul kuliah, jurnal-jurnal ilmiah, surat kabar, dan bahan-bahan tertulis lainnya yang dilakukan dengan membaca, mengetik, menyadur pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan tema penelitian dengan maksud untuk

menghimpun landasan teoriti.

3.4.2 Penelitian Lapangan

Berhubungan dengan penelitian melalui internet, adapun alamat website yang Penelitian lapangan yang dilakukan adalah mencari data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah www.finance.yahoo.com dan www.idx.co.id.

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Event Study

( Identifikasi Peristiwa) dan analisis uji beda dua rata-rata (t-test). 3.5.1 Event Study ( Identifikasi Peristiwa )

Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989). Sedangkan menurut Kritzman (1994), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut. Menurut Jogiyanto (2008) event study merupakan studi yang


(48)

28

mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Dari pengertian tersebut sebenarnya

event study dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan

pendekatan pergerakan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Sejalan dengan tujuan itu, event study dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien (efficient market hyphothesis) pada bentuk setengah kuat (semi – strong form). Peristiwa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peristiwa

pengumuman pemecahan saham yang dilakukan perusahaan yang terdaftar di BEI. Dalam event study dikenal istilah event window (jendela peristiwa) / eventdate

(tanggal peristiwa) dan estimation period (periode estimasi). Periode peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan / jendela peristiwa (eventwindow) mempunyai panjang yang bervariasi, lama dari jendela yang umumnya digunakan berkisar 3 hari – 121 hari untuk data harian dan 3 bulan- 121 bulan untuk data bulanan. Sedangkan lama periode estimasi yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari – 300 hari untuk data harian dan berkisar 24 – 60 bulan untuk data bulanan (Jogiyanto, 2008)

Adapun tahap-tahap dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi tanggal publikasi stock split. Tanggal publikasi pemecahan saham (event date) yang dimaksud adalah tanggal pencatatan di BEJ ketika saham sudah dapat diperdagangkan, untuk mempermudah tanggal pencatatan maka diidentifikasi sebagai hari ke 0.


(49)

29

b. Menetukan event period, yaitu periode waktu disekitar event time (ketika

event memang benar – benar terjadi). Event period yang dipilih dalam penelitian ini adalah selama 20 hari, yaitu terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre event), dan 10 hari setelah peristiwa (post – event).

c. Menentukan jendela peristiwa (event window) atau periode dimana reaksi likuiditas perusahaan akibat pengumuman stock split. Event window yang digunakan adalah 10 hari sebelum stock split dan 10 hari sesudah stock split

(h-10 hingga h+10). Penentuan event window tersebut untuk menghindari pengaruh informasi lain yang dapat mempengaruhi perubahan volume perdagangan dan harga emiten yang bersangkutan, jika periode peristiwa diambil terlalu lama, dikhawatirkan adanya peristiwa lain yang cukup signifikan mempengaruhi hasilnya (Jogiyanto, 2008)

-10 0 10

Event Window

Gambar 3.1 Jendela peristiwa (event window)

d. Membuat perbandingan secara statistik rata-rata likuiditas saham dengan menggunakan abnormal return dan Trading Volume Activity (TVA) dengan hari ke 0 atau (event date) untuk melihat apakah terdapat perbedaan

signifikan diantara kedua periode tersebut dibandingkan dengan hari ke 0.


(50)

30

1. Menghitung Volume Perdagangan

a) Menghitung perubahan volume perdagangan saham

untuk masing-masing saham emiten untuk periode 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pemecahan saham.

Rumus TVA :

jumlah saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t

jumlah saham prusahaan i yang beredar pada waktu t

b) rata-rata volume perdagangan saham untuk semua sampel

Setelah TVA masing-masing saham diketahui, maka kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk semua sampel dengan rumus :

TV =∑ n Dimana:

x = rata-rata volume perdagangan

n = sampel

TVAi = Trading Volume Activity

2. Untuk menghitung Abnormal Return a. Menghitung Actual Return


(51)

31

Untuk mengetahui perbandingan antara harga

saham hari ini dengan harga saham sebelumnya yaitu dengan persamaan :

Rumus :

Dimana :

Rit = Return saham i pada waktu t

Pit = Harga saham i pada waktu t

Pit-1 = Harga saham i pada waktu t-1

b. Menghitung Expected Return

Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diharapkan yaitu dengan

menggunakan Market adjusted model.Market adjusted model menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. Keunggulan dengan menggunakan model ini adalah tidak perlu menggunakan estimation period untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi sama dengan return indeks pasar. Jadi expected return sama dengan return pasar pada saat itu. Rumus yang

digunakan sebagai berikut : ARit = Rit – ER

Dimana :


(52)

32

Rit = actual return saham ke i pada hari ke t ER = expected return . dihitung dengan rumus ER = –

ER = expected return

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1

c. Rata-Rata Abnormal Return

Setelah Abnormal Return masing-masing saham diketahui, maka kemudian dihitung rata-rata abnormal return.

Rumus :

̅̅̅̅̅̅ ∑

Dimana :

ARit = abnormal return

n = sampel

̅̅̅̅̅̅ = Rata-rata abnormal return

d. Uji beda dua rata-rata

Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara rata-rata abnormal return dan volume perdagangan


(53)

33

saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham.

Rumus :

√ √

Keterangan :

X1 = Rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum

pemecahan saham

X2 = Rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sesudah

pemecahan saham

= Jumlah sampel sebelum pemecahan saham = Jumlah sampel sesudah pemecahan saham = Standar deviasi sebelum pemecahan saham

= Standar deviasi sesudah pemecahan saham

3.5.2 Uji Normalitas

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji metode

kolmogorov-smirnov test. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05 sebaliknya jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3.5.3 Uji Beda t- test

Uji beda dilakukan untuk membuktikan apakah pemecahan saham

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan dan


(54)

34

1) Paired t Test

Paired t Test digunakan jika data berdistribusi secara normal. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar nilai probabilitas sebagai berikut :

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak  Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima 2) Wilcoxon Signed Ranks Test

Apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian non-parametik yaitu uji wilcoxon signed ranks test. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak  Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima


(55)

53

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian Pengumuman Pemecahan Saham terhadap Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Perusahaan di BEI Tahun 2009 – 2011 maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sehingga hipotesis 1 tidak terbukti. Hal itu dapat terjadi karena informasi yang tersedia terserap dengan baik oleh pasar, sehingga pasar cenderung melakukan penyesuaian terhadap

perkembangan informasi. Hasil ini didukung oleh penelitian Mila (2010) yang menyimpulkan bahwa aktivitas pemecahan saham tidak

mempengaruhi volume perdagangan.

2. Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sehingga hipotesis 2 terbukti. Aktifitas pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman split. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian


(56)

54

Rusliati dan Farida (2010) yang menyimpulkan bahwa aktivitas pemecahan saham mempengaruhi abnormal return saham. 5.2 Saran – saran

Bagi para pemegang saham perusahaan yang terdaftar dalam saham – saham yang terdaftar di BEI.

1. Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi berupa kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan seperti kebijakan stock

split karena dengan adanya informasi tersebut maka dapat

dimanfaatkan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. Akan tetapi tetap harus memperhatikan kandungan informasi didalamnya sehingga tidak menimbulkan kerugian.

Bagi peneliti selanjutnya :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menghitung abnormal return dengan menggunakan model lain yaitu Mean Adjusted Model dan atau Market Model karena 2 model tersebut menggunakan periode estimasi.

2. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil semua perusahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. Apabila dipisahkan antar jenis industri, mungkin akan memberikan hasil yang berbeda.

3. Jumlah sampel yang terbatas, yaitu 17 perusahaan, belum dapat menggeneralisasi hasil penelitian sehingga memerlukan jumlah observasi yang lebih banyak.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert.1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Erlangga Copeland, T.E. dan D. Mayers “The Value-Line Enignma (1965-1978)”. 1982.

Journal of Financial Economics. Vol. 10. p. 289-321.

Ewijaya, dan Nur Indriantoro. 1999. ”Analisi Pengaruh Pemecahan Saham

terhadap Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Januari, Vol 2. No.1. hal 53-65.

Fatmawati, S.dan M.Asri 1999. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Yang Diukur Dengan Besarnya Bid – Ask Spread di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14 No.4.

Husnan, Suad.1998, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi dua, Yogyakarta, AMP YKPN

Jogiyanto. 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, Edisi Ketiga Yogyakarta : BPFE

Marwata, 2000 Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III, hal 751-769

Mila,I Gusti Ayu .2010 Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return saham Yang Terdaftar di BEI 2007-2009, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Rusliati,E. dan Esti Nur Farida. 2010, Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 12, No 3 Desember 2010, hal 161-174

Sadikin.2011 ,Analisis Abnormal Return Saham Dan Pedagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham,Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Santoso, Singgih. 2001. MengolahData Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media


(58)

Komputindo. Jakarta

Sriwulan,Taty.2007, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham, Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi Uneversitas Psundan, Vol 6, Juni 2007 Supranto, J.2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Sugiyono, 2005.Metode Penelitian Bisnis, edisi pertama, cetakan kedelapan, CV Alfabeta, Bandung.

Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati. 2000, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, hal. 1-13.

Wijarnako,Iguh.2012Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 189-199 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom www.idx.co.id

www.ksei.co.id

www.yahoo.finance.co.id


(1)

saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham.

Rumus :

√ √

Keterangan :

X1 = Rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sebelum pemecahan saham

X2 = Rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham sesudah pemecahan saham

= Jumlah sampel sebelum pemecahan saham = Jumlah sampel sesudah pemecahan saham = Standar deviasi sebelum pemecahan saham

= Standar deviasi sesudah pemecahan saham

3.5.2 Uji Normalitas

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji metode

kolmogorov-smirnov test. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05 sebaliknya jika nilai probabilitas ≤ 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

3.5.3 Uji Beda t- test

Uji beda dilakukan untuk membuktikan apakah pemecahan saham

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan dan


(2)

34

1) Paired t Test

Paired t Test digunakan jika data berdistribusi secara normal. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar nilai probabilitas sebagai berikut :

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak  Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima

2) Wilcoxon Signed Ranks Test

Apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian non-parametik yaitu uji wilcoxon signed ranks test. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

 Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak  Jika probabilitas ≤ 0,05 maka Ha diterima


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian Pengumuman Pemecahan Saham terhadap Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Perusahaan di BEI Tahun 2009 – 2011 maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sehingga hipotesis 1 tidak terbukti. Hal itu dapat terjadi karena informasi yang tersedia terserap dengan baik oleh pasar, sehingga pasar cenderung melakukan penyesuaian terhadap

perkembangan informasi. Hasil ini didukung oleh penelitian Mila (2010) yang menyimpulkan bahwa aktivitas pemecahan saham tidak

mempengaruhi volume perdagangan.

2. Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sehingga hipotesis 2 terbukti. Aktifitas pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif di sekitar pengumuman split. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian


(4)

54

Rusliati dan Farida (2010) yang menyimpulkan bahwa aktivitas pemecahan saham mempengaruhi abnormal return saham.

5.2 Saran – saran

Bagi para pemegang saham perusahaan yang terdaftar dalam saham – saham yang terdaftar di BEI.

1. Investor sebaiknya memperhatikan informasi-informasi berupa kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan seperti kebijakan stock

split karena dengan adanya informasi tersebut maka dapat

dimanfaatkan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. Akan tetapi tetap harus memperhatikan kandungan informasi didalamnya sehingga tidak menimbulkan kerugian.

Bagi peneliti selanjutnya :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menghitung abnormal return dengan menggunakan model lain yaitu Mean Adjusted Model dan atau Market Model karena 2 model tersebut menggunakan periode estimasi.

2. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil semua perusahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. Apabila dipisahkan antar jenis industri, mungkin akan memberikan hasil yang berbeda.

3. Jumlah sampel yang terbatas, yaitu 17 perusahaan, belum dapat menggeneralisasi hasil penelitian sehingga memerlukan jumlah observasi yang lebih banyak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert.1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Erlangga

Copeland, T.E. dan D. Mayers “The Value-Line Enignma (1965-1978)”. 1982.

Journal of Financial Economics. Vol. 10. p. 289-321.

Ewijaya, dan Nur Indriantoro. 1999. ”Analisi Pengaruh Pemecahan Saham

terhadap Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Januari, Vol 2. No.1. hal 53-65.

Fatmawati, S.dan M.Asri 1999. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Yang Diukur Dengan Besarnya Bid – Ask Spread di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14 No.4.

Husnan, Suad.1998, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi dua, Yogyakarta, AMP YKPN

Jogiyanto. 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, Edisi Ketiga Yogyakarta : BPFE

Marwata, 2000 Kinerja Keuangan, Harga Saham, dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III, hal 751-769

Mila,I Gusti Ayu .2010 Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return saham Yang Terdaftar di BEI 2007-2009, Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Rusliati,E. dan Esti Nur Farida. 2010, Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 12, No 3 Desember 2010, hal 161-174

Sadikin.2011 ,Analisis Abnormal Return Saham Dan Pedagangan Saham

Sebelum Dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham,Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Santoso, Singgih. 2001. MengolahData Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media


(6)

Komputindo. Jakarta

Sriwulan,Taty.2007, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham, Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi Uneversitas Psundan, Vol 6, Juni 2007 Supranto, J.2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Sugiyono, 2005.Metode Penelitian Bisnis, edisi pertama, cetakan kedelapan, CV Alfabeta, Bandung.

Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati. 2000, Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, hal. 1-13.

Wijarnako,Iguh.2012Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 189-199 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom

www.idx.co.id

www.ksei.co.id

www.yahoo.finance.co.id


Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham

0 29 79

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

Analisis Pengaruh Stock Split Dan Reverse Stock Split Terhadap Return Saham Dan Volume Perdagangan : Studi Kasus Pada Perusahaan Yang terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia

0 6 135

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011

0 7 58

PENDAHULUAN Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015).

0 2 8

Dampak Stock Split Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015.

0 5 22

Perbedaan Volume Perdagangan Saham dan abnormal Return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

0 1 22

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014) SKRIPSI

0 0 17