ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

   Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

  

VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS

SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Arifin Akhmad*, Rika Ramadiyansari**

  • Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi USU arifinakhmad52@yahoo.com
    • Alumni Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi USU rika_ramadiyansari@yahoo.com

  

Abstract: This study aims to determine and analyze the extent to which the stock

split event can influence the public or the owners of the funds (investors) in trading

stocks with a variable measuring the difference in abnormal returns, trading

volume and liquidity of the stock before and after the stock split at a manufacturing

company listed on the Stock Exchange Indonesia. The analytical method used is the

test for normality of data using one sample kolmogorov smirnov test, detrended

normal Q-Q plots test, histogram, and using non-parametric statistical tests,

namely wilcoxon signed-rank test to test the hypotheses.Based on the results of

hypotheses testing, the first hypothesis states that there are no significant

differences in abnormal return before and after the stock split. While the second

and third hypothesis shows that there are significant differences in the stock

trading volume and liquidity of shares before and after stock split .

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis sejauh mana

  peristiwa stock split dapat mempengaruhi masyarakat atau pemegang saham (investor) dalam perdagangan saham dengan mengukur perbedaan variabel dalam abnormal return, volume perdagangan saham dan likuiditas sebelum dan setelah stock split di sebuah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah uji normalitas data menggunakan one sample kolmogorov smirnov, uji detrended normal Q-Q plot, histogram, dan menggunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji wilcoxon signed-rank untuk menguji hipotesis.Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Sementara hipotesis kedua dan ketiga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam volume perdagangan dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split.

  

Keywords: Stock Split, Abnormal Return, Trading Volume and Liquidity of The

Stock .

  

PENDAHULUAN untuk mengukur pasar modal adalah

  Pasar modal mempunyai peranan hubungan antara harga sekuritas dengan penting sebagai salah satu sumber informasi (Jogiyanto, 2003: 370). Pasar pembiayaan dana usaha di Indonesia, dikatakan efisien apabila memenuhi dua sedangkan di sisi lain, pasar modal kriteria, yaitu harga saham mencerminkan merupakan wahana investasi bagi semua informasi yang relevan saat itu dan masyarakat, termasuk pemodal menengah informasi menyebar secara merata maka dan kecil. Para investor yang melakukan reaksi harga terhadap informasi baru terjadi transaksi di lantai bursa bertujuan untuk seketika karena semua pemain di pasar menghimpun dana dari keuntungan, bagi telah memiliki antisipasi yang cukup. dirinya maupun perusahaan. Kunci utama Efisiensi pasar berdasarkan informasi

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013

  1. Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat dimana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut.

  3. Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

  2. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.

  1. Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

  Menurut Scott, Martin, Petty, dan Keown, (1999) dalam Hendrawijaya (2009: 26), beberapa manfaat aktivitas stock split yaitu:

  3. Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan member kesempatan pada mereka untuk mengambil manfaat darisuatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna setelah stock split.

  2. Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau.

  Menurut Kieso dan Weygandt (2007: 60), alasan perusahaan melakukan stock split yaitu:

  dibagi menjadi: (1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form) dan (3) Efisiensi pasar bentuk kuat.

  Alasan Melakukan Stock Split

  adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang dapat mengubah besarnya modal. Harga per-lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Stock split adalah penurunan nilai nominal per-lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (split factors), misalnya dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1 dan 4:1 menunjukkan bahwa jumlah saham beredar setelah split menjadi 2 kali, 3 kali atau 4 kali lebih besar dibandingkan dengan sebelum split. Split factor diartikan sebagai perbandingan antara jumlah saham yang beredar setelah split dengan saham yang beredar sebelum split.

  Pemecahan Saham (Stock Split) Stock split

  Investor melihat peristiwa stock split sebagai suatu informasi yang menghasilkan berita baik dan mengartikan sebagai sinyal positif karena mendeskripsikan optimisme perusahaan atas laba di masa yang akan datang (Savitri dan Martani, 2006: 2). Alasan sinyal yang positif ini didukung oleh kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (Jogiyanto, 2003).

  split) .

  Investor memerlukan informasi dalam membuat suatu keputusan memilih investasi yang menguntungkan di lantai bursa. Salah satu informasi yang penting untuk diperhatikan oleh investor adalah peristiwa pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk mengubah jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapenski, et al, 1999 dalam Hendrawijaya, 2009: 15). Pada dasarnya terdapat dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan, yaitu pemecahan naik (split up/ stock split) dan pemecahan turun (split down/ reverse split) (Savitri dan Martani, 2006: 2). Pemecahan naik adalah peningkatkan jumlah saham yang beredar dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham, sedangkan pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per-lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar. Pemecahan saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemecahan saham naik (split up/ stock

  Tujuan dilakukan stock split adalah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harga menjadi lebih murah (Savitri dan Martani, 2006: 5). Hal ini akan segera efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi (Kieso dan Weygandt, 2007: 60). Secara teoritis, motivasi yang melatar-belakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam

   Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

  Motivasi utama investor menanamkan modalnya dalam suatu investasi adalah mendapatkan tingkat pengembalian (return) investasi yang optimal. Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati investor atas suatu investasi yang dilakukannya (Robert

  (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perusahaan volume perdagangan saham di pasar modal”.

  Lakonishok dan Lev,1987, serta Lamoureux dan Ponn, 1987 dalam Mila, 2010: 14). Marwan Asri dan Faisal (1998) dalam Mila (2010: 14) menjelaskan “Trading Volume Activity

  Volume Activity (TVA) (Copeland, 1979,

  Likuiditas saham merupakan salah satu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman, dimana likuiditas saham dapat diukur dengan Trading

  Likuiditas Saham

  Menurut Copeland (1979), “semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan sahamnya akan meningkat.”

  . “Trading Volume Activity (TVA) merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu” (Suad Husnan dkk, 2005). Stock split yang dilakukan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya.

  Volume Activity)

  Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham (Savitri dan Martani, 2006: 7). Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham (Trading

  Volume Perdagangan Saham

  abnormal return yang diterima oleh investor.

  Ang, 1997). Return yang akan diterima investor sehubungan dengan adanya peristiwa stock split diukur dengan adanya

  Abnormal Return

  beberapa hipotesis yaitu hipotesis signaling

  mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah.

  split

  Copeland (1979) menyatakan “alasan dilakukannya stock split adalah untuk mencapai optimal range harga saham sehingga dapat menciptakan pasar yang lebih luas.” Pernyataan dari Copeland tersebut didukung oleh (McNicholes, et al, 1990 dan Angel, 1997 dalam Hendrawijaya, 2009: 30) yang menyatakan bahwa “stock

  kembali harga saham pada kisaran harga yang diinginkan sehingga semakin memungkinkan bagi investor untuk membeli dalam jumlah yang banyak.” Jika harga pada pre-split tinggi, maka stock split semakin menguatkan kebenaran akan motif tersebut (Leung, et al, 2005).

  split digunakan sebagai alat untuk mengatur

  Menurut trading range theory , “stock

  Trading Range Theory

  split merupakan penyampaian informasi melalui signaling.

  adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain, misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal (Pramastuti, 2007 dalam Hendrawijaya, 2009: 28). Informasi yang diterima tersebut dapat direspon secara berbeda oleh investor. Jika manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan kepada publik disertai dengan data yang mendasarinya, maka publik juga akan merespon secara positif. Peristiwa stock

  information . Asymmetric information

  Prinsip dari signaling theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi karena adanya asymmetric

  Signaling Theory

  theory dan trading range theory (Baker dan Powel, 1993).

  Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin tinggi frekuensi transaksi maka semakin tinggi likuiditas saham, ini berarti saham tersebut semakin diminati oleh para investor. diharapkan oleh investor. Return ekspektasi dalam penelitian ini

  return) (Rmt) merupakan return yang

  window ) atau periode dimana reaksi

  1. Mengidentifikasi tanggal publikasi (event date) stock split di BEI.

  2. Menetukan event period, yaitu periode waktu disekitar event time (ketika

  event memang benar –benar terjadi). Event period yang dipilih dalam

  penelitian ini adalah selama 21 hari, yaitu terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre-event), 1 hari peristiwa, dan 10 hari setelah peristiwa (post-

  event ).

  3. Menentukan jendela peristiwa (event

  likuiditas perusahaan akibat pengumuman stock split . Event

  Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan diatas, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 29 perusahaan yang melakukan stock split mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan populasi 351 perusahaan.

  window yang digunakan adalah 10 hari

  sebelum stock split dan 10 hari sesudah stock split (t-10 hingga t+10).

  4. Menghitung metode studi peristiwa

  a. Menghitung actual return (Rit) untuk masing-masing perusahaan yang menjadi sampel periode 2005-2010 yang dirumuskan (Jogiyanto, 2003).

  Rit = Keterangan: Rit = return saham i pada hari ke-t Pit = harga saham i pada hari ke-t Pit1=harga saham i pada hari ke t-1

  b. Menghitung return pasar (expected

  Metode Analisis Data

  c. Perusahaan memiliki data dan tanggal stock split yang jelas.

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013 METODE Tujuan Penelitian

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003: 124) dan merupakan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia, Data juga diperoleh dari hasil penelitian, buku

  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan abnormal return, volume perdagangan saham, dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split.

  Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono (2004: 70), “penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.” Penelitian ini membandingkan abnormal

  return , volume perdagangan saham dan

  likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split .

  Jenis dan Sumber Data Penelitian

  b. Tidak delisting pada periode bersangkutan.

  • –buku, jurnal-jurnal, dan media lain yang mendukung penelitian ini. Data sekunder yang diperoleh meliputi:

  b. Harga saham harian (closing price) perusahaan sampel dalam periode pengamatan (windows period).

  c. Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada periode pengamatan yang terdiri data harga saham harian selama periode pengamatan.

  Populasi dan Sampel Penelitian

  Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

  purposive sampling . Kriteria yang

  digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan go public termasuk industri manufaktur dan industri lain selain kelompok perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dan industri finance atau perusahaan perbankan dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan melakukan stock split pada periode pengamatan tahun 2005 sampai dengan tahun 2010.

  a. Data tanggal pengumuman stock split perusahaan sampel. Data tersebut digunakan untuk menentukan harga saham, dan lembar saham yang diperdagangkan di sekitar tanggal stock split .

  Trading Volume Activity (TVA) pada

  c. Rata-rata likuiditas saham dengan persamaan TVA, rumusnya: TVAi,t=

  t-10 sebelum dan t+10 sesudah stock split .

  a. Rata-rata sebelum pengumuman stock

  split , rumusnya:

  TVA Sebelum=

  b. Rata-rata sesudah pengumuman stock

  split , rumusnya:

  TVA Sesudah=

  6. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data rata-rata

  abnormal return , volume perdagangan

  saham, dan likuiditas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Uji One Sample Kolmogrov Smirnov

  Kaidah penggunaan keputusan yang digunakan adalah:

  • Jika P value atau Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.
  • Jika P value atau Sig. < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
  • Jika data menyebar di sekitar garis pada nilai 0, maka data berdistribusi normal.
  • Jika data menyebar tidak di sekitar garis pada nilai 0, maka data tidak berdistribusi normal.
    • – Rmt Kerangan: ARit=abnormal return saham i pada peristiwa ke t Rit=actual return saham i pada hari ke t Rmt=return pasar (expected return) saham ke-i pada hari ke-t

  b. Uji Detrended normal Q-Q Plots Kaidah penggunaan keputusan yang digunakan adalah:

  c. Histogram Kaidah penggunaan keputusan yang digunakan adalah:

  • Jika data menyebar simetris, tidak miring kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka data berdistribusi normal.
  • Jika data menyebar tidak simetris, miring kiri maupun kanan, terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka data berdistribusi tidak normal.

  7. Pengujian Hipotesis Penelitian (Ha) Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan alat uji statistik non- parametrik wilcoxon signed-rank test karena data variabel rata-rata abnormal

  return , volume perdagangan saham, dan likuiditas berdistribusi tidak normal.

  5. Menghitung rata-rata volume perdagangan saham dan likuiditas dengan menggunakan persamaan

  = jumlah hari pengamatan saham

  Rmt = Keterangan: Rmt =Return pasar saham ke-i pada peristiwa ke-t

   Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

  dihitung dengan menggunakan model disesuaikan pasar (Market Adjusted

  Model) dikarenakan bahwa penduga

  yang terbaik untuk mengestimasi

  return ekspektasi adalah return indeks

  pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saat tersebut (Jogiyanto, 2003).

  IHSGt=Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t

  k

  IHSGt-1=Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1

  c. Menghitung return tidak normal

  (abnormal return) dimana merupakan

  selisih antara actual return dengan

  expected return yang dihitung dengan persamaan (Jogiyanto, 2003).

  ARit = Rit

  d. Menghitung rata-rata abnormal return Keterangan : RARit= rata-rata abnormal return saham pada peristiwa ke-t ARit= abnormal return saham ke-i pada peristiwa ke-t

  8. Penelitian ini menggunakan tingkat alpha sebesar 5%. Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ha 1 =Terdapat perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Ha 2 =Terdapat perbedaan signifikan terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013 Detrended Normal P-P Plot of Rata2_Ab_Return_Sesudah

  Ha 3 =Terdapat perbedaan signifikan 0.6 terhadap likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split. 0.4 Kriteria pengambilan keputusan untuk orm al pengujian hipotesis penelitian adalah N rom 0.2 sebagai berikut: on f ti 0.0

  • Jika probabilitas atau Sig. < 0.05, De via maka Ha dapat diterima. -0.2

  Jika probabilitas atau Sig. > 0.05, maka Ha -0.4 tidak dapat diterima. 0.0 0.2 Observed Cum Prob 0.4 0.6 0.8 1.0 HASIL

  Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split

  Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return

  Berdasarkan hasil uji normalitas pada

  Uji one sample kolmogrov smirnov

  gambar 1 di atas, data abnormal return Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Abnormal sebelum dan sesudah stock split

  Return berdistribusi tidak normal karena data

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tersebar tidak di sekitar garis (nilai 0).

  Ab_Return_Seb Ab_Return elum _Sesudah N

  29

  29 Histogram Normal Mean .0705 .0301 a Parameters 12.5 Std. Dev .21218 .16879 Most Absolute .439 .507 10.0 Extreme Positive .439 .507

  Differences 7.5 Negative -.346 -.381 Frequency Kolmogorov- 2.363 2.732 5.0 Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 0.000 2.5 0.0 -0.20 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 Std. Dev. =0.212 Mean =0.07 N =29

  Berdasarkan hasil uji normalitas pada Rata2_Ab_Return_Sebelum tabel 1 di atas, data abnormal return

  berdistribusi tidak normal karena nilai 15

  signifikansi sebelum stock split sebesar 0,000 < 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah stock split sebesar 0,000 < 0,05 10 (alpha). Frequency

  Uji detrended normal Q-Q plot Detrended Normal P-P Plot of Rata2_Ab_Return_Sebelum 0.6 5 Std. Dev. =0.169 Mean =0.03 N =29 orm N rom al 0.2

  0.4

  • -0.20
  • 0.00 Rata2_Ab_Return_Sesudah 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 ti on f 0.0 Grafik 1. Hasil Uji Normalitas Abnormal De via Return Sebelum dan Sesudah -0.2 Stock Split
    • -0.4
    • 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Berdasarkan hasil uji normalitas pada Observed Cum Prob grafik 1 di atas, data abnormal return sebelum dan sesudah stock split berdistribusi tidak normal karena

        persebaran data tidak simetris dan cenderung ke kiri.

         Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

        signifikansi sebelum stock split sebesar 0,002 < 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah stock split sebesar 0,006 < 0,05 (alpha).

        persebaran data tidak simetris dan cenderung ke kiri. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 De via ti on f rom N orm al 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 Detrended Normal P-P Plot of rata2_Vol_Perd_Saham_Sebelum

        berdistribusi tidak normal karena

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada grafik 2, data volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

        Grafik 2. Hasil Uji Normalitas Volume Perdagangan Sahan Sebelum dan Sesudah Stock Split

        berdistribusi tidak normal karena data tersebar tidak di sekitar garis (nilai 0). Histogram

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 2, data volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

        Uji detrended normal Q-Q plot Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split

        berdistribusi tidak normal karena nilai

        Uji Normalitas Data Variabel Volume Perdagangan Saham Uji one sample kolmogrov smirnov

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 2, data rata-rata likuiditas saham

        Asymp. Sig. (2-tailed) 0.002 0.006

        Extreme Differences Absolute .350 .317 Positive .350 .317 Negative -.327 -.254 Kolmogorov-Smirnov Z 1.883 1.706

        29 Normal Parameters a Mean .0452 .0833 Std. Dev .10021 .11581 Most

        29

        One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LS_Sebelum LS_Sesudah N

        Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Volume Perdagangan Saham

        Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 De via ti on f rom N orm al 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 Detrended Normal P-P Plot of Rata2_Vo_Perd_Saham_Setelah rata2_Vol_Perd_Saham_Sebelum 600000.00 500000.00 400000.00 300000.00 200000.00 100000.00 0.00 Frequency 20 15 10 5 Mean =103671.97 Std. Dev. =148993.156 N =29 Rata2_Vo_Perd_Saham_Setelah 2000000.00 1500000.00 1000000.00 500000.00 0.00 Frequency 20 15 10 5 Mean =304174.48 Std. Dev. =442927.368 N =29

        Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013 Uji Normalitas Data Variabel Likuiditas Saham Uji one sample kolmogrov smirnov

        Stock Split

        berdistribusi tidak normal, maka uji

        Hasil pengujian normalitas data seluruhnya menunjukkan data

        normal karena persebaran data tidak simetris dan cenderung ke kiri.

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada grafik 3, data likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split berdistribusi tidak

        Stock Spilt

        Grafik 3. Hasil Uji Normalitas Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah

        berdistribusi tidak normal karena data tersebar tidak di sekitar garis (nilai 0). Histogram

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 3, data likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split

        Uji detrended normal Q-Q plot Gambar 3. Hasil Uji Normalitas Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah

        Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Likuiditas Saham

        signifikansi sebelum stock split sebesar 0,002 < 0,05 (alpha), dan signifikansi sesudah stock split sebesar 0,006 < 0,05 (alpha).

        berdistribusi tidak normal karena nilai

        Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3, data rata-rata likuiditas saham

        Z 1.883 1.706 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.002 0.006

        Extreme Differences Absolute .350 .317 Positive .350 .317 Negative -.327 -.254 Kolmogorov-Smirnov

        29 Normal Parameters a Mean .0452 .0833 Std. Dev .10021 .11581 Most

        29

        One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LS_Sebelum LS_Sesudah N

        statistik yang digunakan adalah uji statistik non paramaterik wilcoxon signed-rank test. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 De via ti on f rom N orm al 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 Detrended Normal P-P Plot of TVA_Sebelum Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 De via ti on f rom N orm al 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 Detrended Normal P-P Plot of TVA_Sesudah TVA_Sebelum 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 Frequency 25 20 15 10 5 Mean =0.05 Std. Dev. =0.10 N =29 TVA_Sesudah 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 Frequency 25 20 15 10 5 Mean =0.08 Std. Dev. =0.116 N =29

         Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

        Tabel 6. Hasil Uji Wilcoxon Signed-Rank

        split bukan good news, sehingga tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

        Dari hasil penelitian hipotesis pertama, maka peristiwa stock split tidak relevan dengan Signalling Theory yang menyatakan bahwa stock split akan memberikan masa depan yang substansial. Tidak terdapatnya perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split mengindikasikan bahwa investor tidak merespon dengan baik sinyal atau informasi yang diterimanya atau investor menganggap bahwa peristiwa stock

        oleh reaksi pasar yang berbeda-beda, dimana stock split dirasakan bukan kejadian politik yang luar biasa sehingga para investor tidak bereaksi tinggi terhadap kejadian tersebut.

        abnormal return . Hal ini dapat disebabkan

        Hasil penelitian dari hipotesis pertama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hendrawijaya (2009) dan Mila (2010) yang menyimpulkan bahwa aktivitas pemecahan saham tidak mempengaruhi

        PEMBAHASAN

        signifikan terhadap likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split.

        diterima yang artinya terdapat perbedaan

        Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 6, likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa Ha 3 dapat

        Test Statistics a TVA Mann-Whitney U 195.000 Wilcoxon W 630.000 Z -3.507 Asymp. Sig. (2-tailed) .000

        Sebelum dan Sesudah Stock Split

        Test Terhadap Likuiditas Saham

        Hipotesis ketiga

        Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis pertama

        Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 5, volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai signifikansi 0,011 < 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa Ha 2 dapat diterima yang artinya terdapat perbedaan signifikan terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

        Test Statistics a Ab_Return Mann-Whitney U 331.500 Wilcoxon W 766.500 Z -1.384 Asymp. Sig. (2-tailed) .166

        Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split

        Test Terhadap Volume

        Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Signed-Rank

        Hipotesis kedua

        perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split.

        diterima yang artinya tidak terdapat

        Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4, abnormal return sebelum dan sesudah stock split menunjukkan nilai signifikansi 0,166 > 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa Ha 1 tidak dapat

        Test Statistics a Vol Perd Saham Mann-Whitney U 256.000 Wilcoxon W 691.000 Z -2.558 Asymp.Sig. (2-tailed) .011

        Sebelum dan Sesudah Stock Split

        Test Terhadap Abnormal Return

        Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed-Rank

        Hasil penelitian hipotesis kedua dan ketiga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham dan likuiditas sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Setiyanto (2006), Subiyanti (2010) dan Conroy, Harris, Bennet (1993), tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2006), Hendrawijaya (2009), dan Mila (2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa stock split mengakibatkan harga saham turun secara signifikan, namun volume perdagangannya mengalami peningkatan yang signifikan. Kegiatan perdagangan saham yang

      • – rata likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split, menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (alpha), yang artinya terdapat perbedaan

        Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Pedoman Penulisan

        Analisis Investasi , Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

        Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan

        untuk Bisnis dan Ekonomi , Edisi Kesatu, Erlangga, Jakarta.

        Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset

        Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif Program Strata Satu (S1), Fakultas Ekonomi USU, Medan.

        Fakultas Ekonomi USU, 2011. Buku

        Penelitian Bisnis , Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

        Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi

        metode lain seperti mean-adjusted model atau market model.

        abnormal return dengan menggunakan

        3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menghitung expected return pada

        2. Sampel yang diteliti sebaiknya ditambah serta mewakili masing – masing jenis industri secara proporsional.

        1. Diharapkan dapat menambah variabel yang diteliti dalam menganalisis peristiwa stock split seperti harga saham perusahaan dengan memperpanjang periode pengamatan yang akan lebih mencerminkan reaksi pasar.

        SARAN

        sebelum dan sesudah stock split. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiyanto (2006) dan Conroy, Harris, Bennet (1993), namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Rahayu (2006).

        signifikan terhadap likuiditas saham

        3. Berdasarkan uji statistik terhadap rata

        volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split. Hal ini disebabkan karena transaksi saham menjadi lebih menarik setelah harga saham menjadi lebih rendah yang ditunjukkan dengan nilai transaksi yang meningkat. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subiyanti (2010) dan Setiyanto (2006), namun tidak sesuai dengan penelitian Mila (2010) dan Hendrawijaya (2009).

        perbedaan signifikan terhadap

        2. Berdasarkan uji statistik terhadap rata

        dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mila (2010) dan Hendrawijaya (2009), namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Subiyanti (2010).

        perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split . Hasil penelitian ini relevan

        1. Berdasarkan uji statistik terhadap rata – rata abnormal return sebelum dan sesudah stock split, menunjukkan nilai signifikansi 0,166 > 0,05 (alpha), yang artinya tidak terdapat

        KESIMPULAN

        menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Manajer cenderung menyebutkan alasan likuiditas sebagai motivasi pemecahan saham (Baker dan Gallagher, 1998 dalam Setiyanto, 2006).

        Stock split menyebabkan harga saham

        Hasil penelitian ini telah membuktikan Trading Range Theory yang menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Teori ini menyatakan bahwa harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Tidak likuidnya saham –saham tersebut akan mempersempit gerak investor dalam berinvestasi, selain itu saham tidak likuid akan merugikan investor karena saham –saham tersebut tidak mudah diinvestasikan. Likuiditas saham sangat penting bagi emiten, karena saham yang tidak likuid akan berakibat dikeluarkannya saham tersebut dari pasar modal (delisting).

        meningkat mengindikasikan bahwa jumlah saham yang diperdagangkan semakin banyak, begitu juga dengan jumlah pemegang saham sehingga peristiwa ini dapat mempengaruhi likuiditas saham setelah stock split yang semakin meningkat.

        Jurnal Ekonom, Vol 16, No 1, Januari 2013

      • – rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split, menunjukkan nilai signifikansi 0,011 < 0,05 (alpha), yang artinya terdapat

         Arifin Akhmad, Rika Ramadiyansari: Analisis Perbandingan…

        4:1288-1289. Copeland, T.E., 1979. “Liquidity Changes

        Split di Bursa Efek Jakarta Periode

        2003-2005 ”,

        Skripsi , Fakultas

        Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

        Subiyanti, Wiwin Tri, 2010. “Analisis Dampak Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham dI Bursa Efek Indonesia (Sektor Industri)”, Skripsi, Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

        Jurnal Nasional dan Internasional: Baker, H.K, dan G.E. Powell, 1993.

        “Further Evidence on Managerial

        Motives for Stock Splits.” Quartely Journal of Business and Economics 32:20-30 .

        Conroy, R.M,R.S, Harris dan B.A. Benet, 1990. “The Effect of Stock Split on

        Bid- Ask Spread.” Journal of Finance

        Following Stock Split .” Journal of Finance 34:115-141.

        Terhadap Peristiwa Stock Split Yang Terjadi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Skripsi. Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

        Leung, Tak Yan, et al, 2005. “ Do Stock Splits Really Signal ? “, pp. 1 – 33. Savitri, Melinda dan Dwi Martani, 2006. “

        The Analysis Impact of Stock Split And Reverse Stock Split on Stock Return and Volume The Case of Jakarta Stock Exchange.”Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia.

        Wang Sutrisno, 2000. “Pengaruh Stock

        Split Terhadap Likuiditas dan Return

        Saham di Bursa Efek Jakarta.”,

        Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , September, Vol. 2.

        No. 2: 1 -13.

        Website:

        Bursa Efek Indonesia

        www.idx.co.id (Desember 2011) www.duniainvestasi.com/bei/

        (Des 2011

        Setiyanto, Agus, 2006. “Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock

        Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Rahayu, Indah Retno, 2006. “Reaksi Pasar

        Skripsi , Fakultas Ekonomi USU, Medan.

        Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi. Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta.

        Robert Ang, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia , Mediasoft, Jakarta. Santoso, Singgih, 2001. Buku Latihan

        SPSS : Statistika Multivariat, Elex Media Komputindo, Jakarta.

        Sarwono, Jonathan, dan Tutty Martadiredja.

        2008. Riset Bisnis Untuk

        Pengambilan Keputusan , Penerbit Andi, Yogyakarta.

        Suad Husnan, 2005. Dasar Dasar Teori

        Portofolio dan Analisis Sekuritas , UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

        Sujarweni, Wiratna. 2008. Belajar Mudah

        SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi & Umum , Yogyakarta.

        Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian

        Bisni s, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta, Bandung. Tandelin, Eduardus. 2001 . Analisis

        Umar, Husein 2003. Metode Riset

        dan Abnormal Return Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI tahun 2007- 2009”, Skrispi, Fakultas

        Akuntansi Terapa

        n, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.

        Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Weygandt, Jerry J and Kieso, Donald E and

        Kimmel, Paul D, 2007. Accounting

        Principles , Pengantar Akutansi, Edisi

        Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Fortuna, Chotyahani Hasana Rizka, 2010.

        “Analisis pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham Pada

      Perusahaan Yang Go Publik di Bursa efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas

        Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Hendrawijaya, Michael, 2009. “Analisis

        Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi pada perusahaan go public yang melakukan pemecahan saham antara tahun 2005 –2008 di BEI )”, Tesis, Fakultas Ekonomi, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang.

        Mila, I Gusti Ayu, 2010. “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock

        Split) Terhadap Volume Perdagangan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT DI BEI TAHUN 2010-2014

0 6 70

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

0 10 50

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

1 7 62

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITIES (TVA) SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA PERIODE 2007-2008.

7 28 65

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 7 36

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011

0 9 58

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA EMITEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 – 2011

0 7 58

217 ANALISIS PERBANDINGAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA Suryanto

0 0 10

PERBEDAAN NILAI ACTUAL RETURN, EXPECTED RETURN, ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME ACTIVITY DAN SECURITY RETURN VARIABILITY SEBELUM DAN SESUDAH MERJER PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 9