Rencana Progam Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara PROFIL KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PROFIL KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

  Profil kabupaten Penajam Paser Utara merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur pada masa yang akan datang. Bagian profil kabupaten Penajam Paser Utara pada RPI2-JM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah daeri berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi.

  4.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

  Kabupaten Penajam Paser Utara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur. Kabupaten Penajam

  o o

  Paser Utara terletak antara 00 48’29” - 01 36’37” Lintang Selatan dan

  o o

  116 19’30” - 116 56’35” Bujur Timur. Posisi Kabupaten Penajam Paser Utara sangat strategis sebagai pintu gerbang transportasi laut dan transportasi darat menuju Provinsi Kalimantan Selatan serta merupakan jalur pergerakan barang dan jasa lintas Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki batas-batas administrasi dengan kabupaten/kota sebagai berikut :

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara;

  2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Balikpapan dan Selat Makassar;

  3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Paser dan Selat Makassar;

  4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Paser dan Kabupaten Kutai Barat

  Peta 4.1 Batas wilayah kabupaten Penajam Paser Utara Sumber : RTRW Kab.PPU 2011-2031

  2 Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki luas wilayah 3.333,06 Km

  2

  meliputi wilayah daratan seluas 3.060.82 Km dan wilayah lautan seluas 272.24

2 Km . Berdasarkan Topografinya, Penajam Paser Utara berada di ketinggian

  antara 0-500 m diatas permukaan laut (dpl). Pada elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai yang mengalir di Penajam Paser Utara. Penajam

  Paser Utara memiliki wilayah yang didominasi wilayah perbukitan dan dataran di wilayah bagian barat.

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten PPU Tahun 2013

  2 Luas Wilayah (Km ) Jumlah Persentase Kecamatan

  2 Darat Laut (Km ) ( % )

  Babulu 355,71 43,74 399,45 11,98 Waru 496,05 57,83 553,88 16,62 Penajam 1.036,70 170,63 1.207,37 36,22 Sepaku 1.172,36 0,00 1.172,36 35,17 Jumlah 3.060,82 272,24 3.333,06 100,00

  Sumber: BPS, Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2014

4.2 Demografi

  Selama lima tahun terakhir (2009-2013) jumlah penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami pertumbuhan relatif kecil. Pada tahun 2009 jumlah penduduk seluruhnya sebanyak 137.165 jiwa dengan komposisi 70.657 jiwa penduduk laki-laki dan 66.508 jiwa penduduk perempuan. Pada tahun 2013 jumlah penduduk telah meningkat menjadi 157.944 jiwa dengan komposisi 83.132 jiwa penduduk laki-laki dan 74.812 penduduk perempuan. Untuk mengetahui lebih rinci jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada akhir tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

  Tabel. 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Penajam Paser UtaraTahun 2009- 2013 Pertumbuhan Jumlah No Tahun Laki-Laki Perempuan Penduduk Total (%)

  1 2009 70 657 66 508 137 165 2,47 2 2010 70 657 66 508 137 165 2,47 3 2011 78 337 70 807 149 144 2,88 4 2012 80 692 72 778 153 470 2,90 5 2013 83 132 74 812 157 944 2,92

  Sumber: BPS, Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2014

  Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara relatif kecil dari tahun ke tahun. Persentase lebih tinggi terjadi pada tahun 2010 dan tahun 2011 yaitu masing- masing 2,79% dan 2,88% sedangkan tahun 2009 pertumbuhan penduduk lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu hanya 2,47%. Bila dirata-rata maka pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 2,79%.

  Untuk melihat lebih detail mengenai gambaran kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut:

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2013 di Kabupaten PPU Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

  0 - 4 8163 7346 15506 5 – 9 9091 8181 17272 10 – 14 9807 8826 18633 15 – 19 7150 6432 13585 20 – 24 4990 4492 9482 25 – 29 6477 5827 12306 30 – 34 7542 6787 14329 35 – 39 7247 6521 13768 40 – 44 5851 5265 11116 45 – 49 5354 4818 10172 50 – 54 3836 3451 7287 55 – 59 2647 2381 5028 60 – 64 2066 1860 3926 65 + 2911 2620 5531

  Jumlah 83132 74812 157944 Sumber: BPS, Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2014

  Dari data diatas dapat diketahui bahwa lebih dari 70 persen penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan penduduk usia produktif yaitu usia 15-64 tahun. Kondisi tersebut merupakan potensi yang dimiliki Kabupaten Penajam Paser Utara karena dengan formasi tersebut maka berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara melalui kontribusi tenaga kerja di sektor-sektor lapangan usaha.

4.2.1 Kepadatan Penduduk

  Berdasarkan data kependudukan yang ada perkecamatan, kondisi kependudukan setiap kecamatan dapat digambarkan pada piramida seperti terlihat pada gambar 2.6.

  Grafik 4.1 Piramida Penduduk Perkecamatan dan Kabupaten Penajam

Paser Utara Tahun 2013

Kecamatan Penajam Kecamatan Waru

  Kecamatan Babulu Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara Sumber: Data Kependudukan tahun 2013 dan Hasil analisis

  

Peta.2 Sebaran Penduduk di Kabuaten Penajam Paser Utara

Tahun 2013

Sumber : Hasil analisis data

4.2.2 Penyebaran Penduduk

  Dilihat dari kepadatan penduduknya di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki kepadatan yang relatif rendah.

Tabel 4.4 Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten PPU Tahun 2009 – 2013 Luas Rata-Rata Banyaknya Wilayah Penduduk Kecamatan Penduduk Km2 Tiap/Km2

  Babulu 399,45 32185 80,57 Waru 553,88 17722 31,99 Penajam 1207,37 76423 63,29 Sepaku 1172,36 31613 26,29

  

Sumber: BPS, Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2014

  Mengamati data tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dari ke-empat kecamatan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kecamatan Babulu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi dalam

  2 kurun waktu 2009-2013, pada tahun 2013 kepadatan mencapai 80,57 orang/km .

  2 Disusul Kecamatan Penajam dengan kepadatan 63,29 orang/km dan

  Kecamatan Sepaku adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah

  2 diantara kecamatan lain yaitu 26,96 orang/km .

  Dinamika penduduk adalah perubahan penduduk, baik pengurangan maupun penambahannya.Faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk adalah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan kepindahan atau migrasi.Dalam pembahasan ini, titik berat pembahasan diutamakan pada indikator fertilitas. Selain itu, dibahas juga tentang keluarga berencana yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas.

  Salah satu indikator fertilitas adalah umur perkawinan pertama.Semakin muda seseorang melakukan perkawinan semakin panjang masa reproduksinya sehingga peluang melahirkan semakin besar.Karena resiko melahirkan hanya terjadi pada wanita, maka umur yang diperhitungkan adalah umur wanita pada saat perkawinan pertamanya.

  Perkawinan pertama lebih banyak dilakukan pada kelompok umur diatas 19-24 tahun.Hal ini sesuai dengan program penurunan fertilitas yang dicanangkan pemerintah dengan menentukan umur 20-25 tahun sesuai umur ideal untuk melaksanakan perkawinan. Bila dilihat polanya tampak bahwa proposi penduduk yang melangsungkan perkawinan pertamanya pada umur 16 tahun atau kurang sebesar19,08 persen dari seluruh penduduk wanita usia 10 tahun ke atas yang pernah kawin.

  Grafik 4.2 Persentase Wanita 10 Tahun Ke Atas Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 19,08 55,01

  <= 16 25,91 17-18 >= 19

  Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

  Proporsi terbesar perkawinan pertama adalah pada kelompok umur diatas 19tahun keatas yang mencapai 55,01 persen. Sedangkan proporsi penduduk yang melangsungkan perkawinan pertamanya antara umur 17-18 tahun mencapai 25,91 persen, lebih besar dibandingkan proporsi yang melangsungkan perkawinan pertamanya pada umur 16 tahun atau kurang. Dari hasil angka tersebut menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai pekerjaan rumah untuk memberikan sosialisasi ke masyarakat tentang usia perkawinan yang sehat bagi seorang perempuan, karena kalau seorang perempuan menikah dibawah usia 16 tahun ditakutkan organ reproduksinya belum matang dan secara psikologis juga belum ada kesiapan untuk membina rumah tangga.

  Penurunan fertilitas juga banyak dipengaruhi oleh program keluarga Berencana (KB). Usaha yang dilakukan pemerintah dengan membentuk badan khusus yang menangani KB tampaknya cukup berhasil.Fertilitas semakin menurun sehingga laju pertumbuhan penduduk pun bisa ditekan. Hal ini sejalan dengan salah satu konsep beyond family planning yang menyatakan bahwa apabila program KB dikelola dengan baik, fertilitas akan dapat diturunkan.

  Tingkat keberhasilan KB biasanya tidak hanya diukur dari penurunan fertilitas yang dicapai tetapi juga dari pencapaian target akseptor. Seseorang dikatakan sebagai akseptor KB adalah apabila ia menggunakan salah satu alat/cara KB dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dan bukan karena alasan lain seperti alasan kesehatan, serta harus mengacu pada masa berlaku atau ke-efektif-an dari masing-masing alat/cara KB tersebut.

  Tingkat penggunaan alat KB cukup tinggi. Tercatat dari 42.061 wanita usia subur, wanita pernah kawin berumur 15-49 tahun yang pernah menggunakan alat KB sebanyak 81,84 persen. Sedangkan dari 34.422 wanita usia subur yang pernah memakai alat KB tersebut, yang sedang memakai alat KB mencapai 55,06 persen.

  Grafik 4.3 Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun Menurut Pemanfaatan Alat KB di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 18,16 55,06

  26,78

Sedang menggunakan Pernah menggunakan Tidak pernah menggunakan

  Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

  Berdasarkan alat atau cara yang digunakan peserta KB aktif, suntikan KB dan Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan, yang keduanya mencapai 85,59 persen dari seluruh akseptor KB. Walaupun termasuk alat kontrasepsi modern, sebenarnya pil mempunyai risiko kegagalan cukup tinggi dibandingkan alat kontrasepsi modern lainnya. Untuk itu, perlu ada upaya untuk mengubah pandangan masyarakat yang lebih menyukai pil sebagai cara ber-KB dan diarahkan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih efektif.

  Metode KB selain pil dan suntik yang penggunanya cukup banyak adalah

  IUD/AKDR/Spiral dan Susuk KB. Proporsi pengguna metode ini adalah lebih dari 9 persen. Sedangkan metode KB selain ketiga metode tersebut tampaknya kurang diminati oleh para akseptor dan hanya sekitar2 persen.

  

Grafik 4.4 Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun Menurut Cara

KB yang Digunakan di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

2,19 2,77 4,33

  MOW & MOP 41,65 AKDR/IUD/Spiral Suntikan

  43,94 Susuk/norplan Pil 5,12 Lainnya

  

Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

  4.3 Topografi

  Dalam perencanaan kota kemiringan lahan/ topografi merupakan unsur yang penting untuk ditelaah. Kesesuaian lahan bagi peruntukkan bangunan tertentu tidak terlepas dari pertimbangan kemiringan lahan di kawasan tersebut. Pada umumnya Ketinggian tempat di Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara berada pada 0 – 500 m diatas permukaan laut (dpl) pada elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai yang mengalir di Kabupaten Penajam Paser Utara. Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri atas wilayah berupa daratan dan wilayah yang berupa perairan laut. Wilayah perairan laut ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Babulu, Kecamatan Waru dan Kecamatan Penajam dimana ketiga kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Ditinjau dari kondisi topografi, dapat diketahui bahwa wilayah daratan Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri atas dataran dan perbukitan, terutama di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara bagian barat.

  4.4 Geohidrologi

  Adanya siklus hidrologi di daerah Kabuapten Penajam Paser Utara mempunyai pengaruh terhadap lapisan permukaan tanah. Kondisi Hidrologi di Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan keadaan eksisting dapat melayani kebutuhan pengairan untuk pertanian.

Tabel 4.5 Nama - Nama Sungai Menurut Kecamatan No. Kecamatan Nama Sungai

  1. Babulu

  2. Terjun

  1. Babulu

  3. Masappa

  4. Labangka

  5. Tulung

  1. Sesulu

  2. W a r u

  2. Tunan

  1. Muan

  2. Riko

  3. Penajam

  3. Selimbung

  4. Sepan

  1. Toyu

  2. Kernaen

  4. Sepaku

  3. Pemaluan

  4. Samuntai

  5. Mentawir

  Sumber : Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam AngkaTahun 2009

  Di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat mata air, embung dan bendung yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, baik yang sudah di kelola maupun yang masih belum dikelola namun mempunyai potensi yang cukup besar untuk pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara. Di Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki 21 titik sumber air yang tersebar 2 (dua) kecamatan yaitu 9 titik sumber air di Kecamatan Babulu dan 12 titik sumber air di Kecamatan Sepaku. Sedangkan untuk embung yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara sendiri terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, dimana di Kecamatan Penajam terdapat 3 embung yang ada dimana 2 embung terletak di sekitar Desa Seloloang dan Desa Nipah – Nipah merupakan embung yang sudah dikelola dan berpotensi cukup besar sedangkan ada 1 embung lagi di sekitar Desa Sotek yang belum dikelola masih alami namun mempunyai potensi yang cukup besar, hal ini dapat dilihat dari debit air yang ada sekitar 300.000 m3. sedangkan yang lainnya terdapat di Kecamatan Waru sebanyak 2 titik embung, Kecamatan Babulu ada 6 titik embung dan di Kecamatan Sepaku sebanyak 6 titik embung.

  Untuk Bendung yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara hanya terdapat 2 Bendung yang terdapat di Desa Babulu Darat 1 Bendung dan 1 Bendung di Desa Waru. Selain bendung yang ada, di Kabupaten Penajam Paser Utara Pemerintah Terutama Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara merencanakan pembangunan Bendungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara namun masih bersifat rencana atau akan dibangun. Rencana Bendungan tersebut terletak di sekitar Kecamatan Penajam tepatnya di sekitar Sungai Tonan dan di sekitar Sungai Tenin yang terdapat di Kecamatan Sepaku. Ke-2 rencana bendungan tersebut akan

  

1 Penajam - - -

  

2 Waru - - -

Desa Gunung Intan TP 1 Besar Desa Gunung Intan TP 2 Besar Desa Gunung Intan TP 3 Besar Desa Babulu Darat TP 4 Besar Desa Babulu Darat TP 5 Kecil Desa Babulu Darat TP 6 Besar Desa Gunung Makmur TP 7 Besar Desa Gunung Makmur TP 8 Besar Desa Gunung Makmur TP 9 Besar Desa Sukaraja TP 10 Besar Desa Sukaraja TP 11 Sedang Desa Sukaraja TP 12 Besar Desa Agromulyo TP 13 Besar Desa Agromulyo TP 14 Sedang Desa Agromulyo TP 15 Sedang Desa Bukit Raya TP 16 Besar Desa Bukit Raya TP 17 Besar Desa Bukit Raya TP 18 Besar Desa Semoi II TP 19 Besar Desa Semoi II TP 20 Besar Desa Semoi II TP 21 Besar

  Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010

  3 Babulu

  4 Sepaku No. Kecamatan Lokasi Potensi Titik Duga

  dibangun dari dana propinsi lewat Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara.

  Sedangkan untuk mata air, di Kabupaten Penajam Paser Utara hanya terdapat 3 mata air yang terdapat di Desa Babulu Darat dan Desa Labangka Kecamatan Babulu serta di sekitar Kecamatan Sepaku.

Tabel 4.6 Sumber Air Baku Di Kabupaten Penajam Paser UtaraTabel 4.7 Lokasi dan Luas Genangan Embung Di Kabupaten Penajam Paser Utara

  4.5 Gambaran Geologi

  Daerah perbukitan terbesar dibagian Utara dan Barat antara lain di Kecamatan Babulu dan Kecamatan Sepaku. Struktur geologi didaerah ini merupakan lipatan yang berbentuk antilklinal dan sinklinal, hal tersebut adanya sistem rekahan dan rongga akibat pelarutan menyebabkan batu gamping banyak menyimpan air. 1 Embung Batu Pengrusut Babulu Darat 17,65 440.000 Irigasi 2.000 - 2 Embung Gentong Gendis Gunung Makmur 50,00 500.000 Irigasi 1.000 - 3 Embung Blok A Gunung Intan 20,00 200.000 Irigasi 1.000 - 4 Embung Blok U Gunung Intan 15,00 100.000 Irigasi 500 - 5 Embung Labangka I Labangka 12,00 75.000 Irigasi 500 - 6 Embung Labangka II Labangka 5,00 35.000 Irigasi 500 - 7 Embung Api - Api Api Api 5,00 30.000 Irigasi 100 - 8 Embung Sesulu Sesulu 5,00 30.000 Air Bersih - 638 KK 9 Embung Waduk / Lapangan Seloloang 25,00 200.000 Irigasi 550 - 10 Embung Nipah Nipah Nipah Nipah 12,00 100.000 Irigasi 250 - 11 Embung Buki Raya Bukit Raya 15,00 150.000 Air Minum - 250 KK 12 Embung Sukaraja Sukaraja 10,00 100.000 Air Minum - 300 KK 13 Embung Sotek Sotek 15,00 300.000 Air Minum - 891 KK 14 Embung Pemaluan Pemaluan 7,00 12.000 Air Minum - - 15 Embung ITCI Maridan 5,00 8.000 Air Minum - - 16 Embung IHM Bumi Harapan 3,00 7.500.000 Air Minum - 744 Jiwa 17 Embung Karang Jinawi Karang Jinawa 2,00 6.000 Air Minum - 300 KK Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 Luas Genangan / Kapasitas Tampung Ha M³ Fungsi Polusi Lahan (Ha) Jumlah Pengguna Desa / Kelurahan Nama Embung No.

  IV - 13 Rencana Progam Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Tahun 2014-2018 Kabupaten Penajam Paser Utara

4.5.1 Daerah dataran rendah

  Daerah dataran rendah ini tertutup oleh belahan hasil rombakan daerah atas didekat ataupun di daerah hulu, lapisan tanah bagian atas ini terdiri dari lempung, lempung pasiran dan napal. Pada umumnya berupa dataran alluvial yang batuannya bersifat kedap air, oleh karena itu peresapan air hujan lebih kecil apabila dibandingkan dengan daerah batu gamping. Adapun masing-masing jenis tanah dan proporsi sifat adalah sebagai berikut :

  • Alluvial, bahan induk dari tanah liat dan pasir yang beraneka ragam tanah kelabu kehitam-hitaman dengan tekstur liat berat sedikit plastis.

  Penggunaan lahan pada umumnya berupa persawahan dengan pengairan yang sebagian besar sudah teratur dan sebagian berupa empang/tambak. Dengan ini baik untuk perluasan sawah yang dipergunakan sebagai tanaman bahan pangan.

  • Kompleks mediteran, tanah jenis ini berasal dari bahan induk batu liat napal, sifat lainnya dari jenis tanah ini mempunyai kadar bahan organik rendah sampai sedang. Fisiografi daerah berupa bukit lipatan dengan bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, sebagian besar merupakan wilayah berbukit dengan kemiringan lereng 30 %. Jenis tanah ini biasanya dipakai untuk bermacam-macam bentuk penggunaan lahan, antara lain persawahan tadah hujan dan tegalan serta galian batu gamping.
  • Grumusol, jenis tanah ini berasal dari bahan induk , bahan kapur, napal dan batu liat. Tanah kelabu tua dengan tekstur liat dan struktur sangat gempal serta konsisten teguh sampai plastis. Tanah Grumusol ini tersebar di daerah bukit lipatan yang merupakan bagian bawah punggung antiklinal dan lembah-lembah sinklinal dengan bentuk wilayah bergelombang. Jenis tanah ini mempunyai kemampuan lahan untuk pertanian yang sangat terbatas oleh air.

4.6 Klimatologi

  Berdasarkan kajian data iklim pada masing-masing kecamatan dapat diketahui bahwa rata-rata hari hujan di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah sebanyak 10 hari perbulan dengan curah hujan rata-rpetaata sebesar 230 mm per bulan. Sedangkan curah hujan di atas 300 mm perbulan terjadi antara bulan Desember sampai dengan Februari. Curah hujan sebesar 100 – 300 mm per bulan pada umumnya terjadi pada bulan Maret sampai bulan juni, dan pada bulan juli sampai bulan Oktober. Kondisi iklim di wilayah Propinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa karakteristik iklim di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk wilayah iklim tropika humida. Temperatur udara rata-rata sebesar 26 C dengan perbedaan temperatur pada waktu siang dan malam berkisar antara 5-7

  C. Temperatur minimum terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Agustus, Berdasarkan pembagian iklim di wilayah Kalimantan Timur, iklim Kabupaten Penajam Paser Utara termasuk zone 1 dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1800 sampai 2000 mm/tahun dengan rata-rata tahunan 1963 mm/tahun.

4.7 Kondisi Perumahan

  Sebagai kebutuhan dasar manusia selain pangan dan sandang, maka keberadaan papan (perumahan) layak huni yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat memberi suasana nyaman bagi penghuninya, merupakan salah satu dampak perubahan tingkat sosial ekonomi penduduk.Menurut luas lantai perumahan bangunan tempat tinggal, sebagian besar rumah tangga menempati

  2 luas lantai 21-49 m , yaitu mencapai 46,78 persen dari seluruh rumah tangga.

  2 Sedangkan rumah tangga yang luas lantainya kurang dari 20 m , hanya sekitar4,09 persen.

  2 Grafik 4.5 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah (m ) di

Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

  4,09 5,07 6,87

  < 20 21 - 49 46,78 37,19

  50 - 99 100 - 149 > 150

  

Sumber : BPS KabupatePenajam Paser Utara

4.5 Fasilitas Rumah

  

Grafik 4.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten

Penajam Paser Utara Tahun 2013

Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

  Sampai saat ini, sumber air minum yang paling banyak digunakan adalah air dalam kemasanbaik yang bermerk maupun yang isi ulang sebesar 54,99 persen rumah tangga. Sedangkan yang menggunakan air minum yang berasal leding(yaitu leding meteran, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, serta air leding yang dijual eceran) hanya 3,42persen. Tingginya rumah tangga yang menggunakan air kemasan untuk air minum menunjukkan bahwa tingkat kesadaran penduduk untuk kebersihan dan kesehatan air minum sudah tinggi.

  54,99 3,42 12,76 16,29

  6,54 0,19 5,81 Air kemasan

  Leding Sumur bor/pompa Sumur terlindung Sumur tak terlindung Mata air terlindung Lainnya Grafik 4.7 Persentase Rumah TanggaMenurut Sumber Penerangan di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

  Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara

  Selain air minum, fasilitas rumah yang akan dibahas yaitu sumber penerangan di rumah tersebut. Pada tahun 2013, rumah tangga dengan sumber penerangan listrik PLN yaitu sebesar 90,10 persen dan rumah tangga dengan sumber penerangan listrik Non PLN sebesar 7,08 persen. Di samping itu, masih ada sekitar 2,81 persen rumah tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara yang masih menggunakan pelita, sentir, obor, dan lainnya.

  Grafik 4.8 Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik PLN Menurut Daya yang Terpasang di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

  Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara 90,1 7,08

  0,29 2,52 PLN Non PLN Petromak/Aladin Pelita/Sentir/Obor

  29,23 36,85 4,33 0,58 0,77 28,24 71,76

  450 watt 900 watt 1.300 watt 2.200 watt > 2.200 watt Tanpa meteran Pada tahun 2013 terdapat 28,24 persen rumah tangga memakai listrik PLN tanpa meteran. Hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa rumah tangga tersebut mencuri listrik PLN, tapi bisa jadi karena mereka menyambung listrik dari tetangganya. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan meteran dengan porsi terbesar adalah pada daya sebesar 900 watt, yaitu terdapat 36,85 persen rumah tangga.

  Indikator sosial sebagai petunjuk kesejahteraan rumah tangga lainnya adalah ketersediaan fasilitas jamban yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan penghuni. Tercatat rumah tangga yang menggunakan jamban sendiri sebanyak 90,39 persen rumah tangga. Sedangkan yang memakai jamban umum sekitar 1,85persen rumah tangga. Disamping itu masih ada rumah tangga yang tidak memiliki jamban sekitar 3,92 persen.

  Grafik 4.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013

  3,92 1,85 3,83

  Sendiri Bersama Umum Tidak ada

  90,39

Sumber : BPS Kabupaten Penajam Paser Utara