Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020

  Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN PASER

  Samarinda-Tenggarong

  c. Pusat Penyebaran Tersier : Kalimaru (Berau), Bontang

  b. Pusat Penyebaran Sekunder : Samarinda Baru (Samarinda)

  a. Pusat Penyebar Primer : Sepinggan (Balikpapan)

  4. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional

  b. Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Pasir/ Tanah Grogot, Samarinda, Tanjung Sangatta, dan Tanjung Redep

  a. Pelabuhan I nternasional : Pelabuhan Balikpapan

  3. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional

  b. Balikpapan-Samarinda c.

  3.1 ARAHAN RTRW NASIONAL

  Sp Penajam-Balikpapan

  2. Jalan Bebas Hambatan a.

  5). Tenggarong 6). Sangatta

  b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : 1). Tanah Grogot 2). Tanjung Redeb 3). Sanga-sanga 4). Sendawar

  a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : 1). Kota Samarinda 2). Kota Balikpapan 3). Kota Bontang

  1. Sistem Perkotaan Nasional

  3.1.1 Rencana Struktur Ruang Nasional Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan

adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Timur dan

Kabupaten Paser, sebagai berikut :

  5. Wilayah Sungai

  Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 Wilayah Sungai Mahakam

6. Kawasan Lindung Nasional

  a. Tamana Nasional Kutai

  b. Cagar Alam Muara Kaman Sedulang

  c. Cagar Alam Padang Luwai

  d. Cagar Alam Teluk Apar

  e. Cagar Alam Teluk Adang

7. Kawasan Andalan Nasional

  a. Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya

  b. Kawasan Bontang - Samarinda - Tenggarong, Balikpapan Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam2) c. Kawasan Andalan Laut Bontang

8. Kawasan Strategis Nasional

a. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan Malaysia (Sabah-Sarawak)

  b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-sanga, Muara Jawa, Balikpapan Dari arahan RTRW Nasional tersebut diatas, maka kebijakan nasional yang terkait dan bersinggungan langsung dengan wilayah Kabupaten Paser adalah sebagai:

  1. Sistem Perkotaan Nasional sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Tanah Grogot.

  2. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional Pasir/ Tanah Grogot 3. Kawasan Lindung Nasional di Cagar Alam Teluk Apar dan Cagar Alam Teluk Adang.

  

4. Kawasan Andalan Nasional Bontang - Samarinda - Tenggarong, Balikpapan Penajam dan

sekitarnya (Bonsamtebajam2).

3.2 ARAHAN RTRW PULAU KALIMANTAN

  Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Kalimantan disyahkan pada tanggal 5 Januari

2012 dalam bentuk Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang

RTRW Pulau Kalimantan. Tujuan dari penyusunan RTRW Pulau Kalimantan adalah untuk

mewujudkan:

  

1. Kelestarian kawasan konservasi keanekaragaman hayati dan kawasanberfungsi lindung

yang bervegetasi hutan tropis basah paling sedikit 45% (empat puluh lima persen) dari luas Pulau Kalimantan sebagai Paru-paru Dunia;

  2. Kemandirian energi dan lumbung energi nasional untuk ketenagalistrikan;

  

3. Pusat pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi di Pulau Kalimantan;

  Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020

  4. Pusat perkebunan kelapa sawit, karet, dan hasil hutan secara berkelanjutan;

  

5. Kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang

berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikankeharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup;

  6. Pusat pengembangan kawasan perkotaan nasional yang berbasis pada air;

  7. Kawasan ekowisata berbasis hutan tropis basah dan wisata budayaKalimantan;

  

8. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah,

efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah;

  9. Swasembada pangan dan lumbung pangan nasional.

  Arahan RTRW Pulau Kalimantan berupa rencana struktur ruang, rencana

infrastruktur dan rencana pemanfaatan ruang di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut:

A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan

  

1. Pusat industri hilir pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan

gas bumi di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  

3. Pusat industri hilir pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKN Kawasan

Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  

4. Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKW Sangata, PKW

Tanah Grogot, dan PKSN Long Pahangai.

5. pusat industri hilir pengolahan hasil hutan di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-

Tenggarong-Samarinda-Bontang.

  

6. Pusat pengolahan hasil hutan di PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, dan PKW Sendawar.

  

7. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil

perikanan yang ramah lingkungan dilakukan di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan- Tenggarong-Samarinda-Bontang, PKW Tanjung Redeb, dan PKW Sangata.

  

8. Pusat pengembangan ekowisata di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-

Samarinda-Bontang, PKW Tanjung Redeb, PKW Tanah Grogot, PKW Tanah Grogot, dan PKSN Long Pahangai.

  

9. Pusat pengembangan wisata budaya di PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-

Samarinda-Bontang, PKW Sangata, PKW Sendawar.

  

10. Pengembangan dan peningkatan fungsi PKSN sebagai pusat kegiatan pertahanan dan

keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul

  

2. Pusat industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas

bumi di PKW Tanjung Redeb, PKW Sangata, dan PKW Tanah Grogot.

  Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 transportasi di kawasan perbatasan negara dengan Negara Malaysia yaitu di PKSN Long Pahangai. Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 3 - 5 LAPORAN AKHIR

Gambar 3.1 Rencana Struktur Ruang Nasional Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 3 - 6 LAPORAN AKHIR

Gambar 3.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

B. Rencana Pengembangan I nfrastruktur

  

1. Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai

meliputi pengembangan jaringan drainase di : a. PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam.

  b. PKW Tanjung Redeb yang terintegrasi dengan Sungai Berau

  c. PKW Sangata yang terintegrasi dengan Sungai Sangata

  d. PKW Tanah Grogot yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam

  

2. Pengembangan jaringan jalan arteri primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau

Kalimantan, yang merupakan bagian dari Jaringan Jalan Trans Kalimantan, yang

menghubungkan Kuaro – Kademan – Penajam – Balikpapan - Loa Janan - Samarinda.

  

3. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau

Kalimantan, yang merupakan bagian dari Jaringan Jalan Trans Kalimantan, yang menghubungkan Samarinda - Bontang - Sangata - Simpang Perdau - Muara Wahau - Labanan - Tanjung Redeb - Tanjung Selor - Malinau – Mensalong – Simanggaris.

  

4. Jaringan jalan kolektor primer pada Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang

menghubungkan Tumbang Samba - Rabambang - Tumbang Jutuh - Kuala Kurun - Puruk Cahu - Muara Laung - Muara Teweh - Damai – Simpang Blusuh - Resak - Kotabangun - Tenggarong - Loa Janan – Samarinda.

  

5. Jaringan jalan strategis nasional pada Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang

menghubungkan Putussibau-Long Pahangai-Long Nawang-Malinau-Long Midang.

  

6. Jaringan jalan kolektor primer pada jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan yang

menghubungkan Simpang Damai-Sendawar-Long Bangun-Long Pahangai.

  

7. Pengembangan jaringan jalan strategis nasional untuk meningkatkan aksesibilitas di

kawasan perbatasan negara yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keberadaan kawasan berfungsi lindung dilakukan pada Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang menghubungkan Temajuk - Aruk – Jagoi babang - Entikong - Jasa - Nanga Badau - Putussibau - Long Pahangai - Long Nawang - Malinau - Long Midang .

  

8. Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan

nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan : a. PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang dengan Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda),

LAPORAN AKHIR

  Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang), dan Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda), serta Bandar Udara Bontang (Kota Bontang).

  b. PKW Tanjung Redeb dengan Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau) dan Bandar Udara Kalimarau-Berau (Kabupaten Berau); c. PKW Sangata dengan Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur).

  d. PKW Tanah Grogot dengan Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser) .

  

9. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat

pertumbuhan utama dmeliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan: a.

  Balikapan – Samarinda b. Samarinda – Tenggarong c. Tanah Grogot – Penajam d. Samarinda – Bontang, dan

  e. Bontang Sangata

  

10. Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api,

pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah meliputi :

  a. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Pelabuhan Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser), Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang), Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau).

  b. Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandar Udara Susilo (Kabupaten Sintang) dan Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda).

  c. Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang terpadu dengan Bandar Udara Sepinggan (Kota Balikpapan), Bandar Udara Samarinda Baru (Kota Samarinda), Bandar Udara Kalimarau- Berau (Kabupaten Berau), dan Bandar Udara Bontang (Kota Bontang).

  

10. Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang terpadu dengan jaringan

transportasi sungai di Sungai Mempawah, Sungai Landak, Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Sebangau, Sungai Barito, dan Sungai Mahakam.

LAPORAN AKHIR

  

11. Pengembangan jaringan jalur kereta api lintas selatan untuk menghubungkan kawasan

perkotaan nasional, sentra produksi komoditas unggulan, jaringan jalan, pelabuhan, dan bandar udara meliputi :

  a. Batas negara - Simanggaris - Malinau - Tanjung Selor – Tanjung Redeb - Sangkulirang - Sangata – Bontang b. Bontang-Samarinda-Balikpapan

  c. Balikpapan-Tanah Grogot-Tanjung-Ampah

  d. Samarinda-Tenggarong-Kotabangun

  

12. Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dan kawasan

permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di : a. jaringan transportasi Sungai Mahakam yang menghubungkan PKW Sendawar dengan PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang.

  b. jaringan transportasi Sungai Kandilo yang menghubungkan PKW Tanah Grogot dengan pusat-pusat pemukiman di bagian hulu Sungai Kandilo.

  

13. Pengembangan jaringan transportasi penyeberangan untuk membuka keterisolasian

wilayah pulau-pulau kecil terluar, meningkatkan keterkaita, antarprovinsi di Pulau Kalimantan dengan provinsi di luar Pulau Kalimantan, meliputi:

  a. lintas penyeberangan untuk membuka keterisolasian wilayah pulau-pulau kecil terluar

yang menghubungkan Tanjung Redeb – Maratua; dan Tanjung Redeb – Pulau

Sambit

  b. lintas penyebrangan antar provinsi yang menghubungkan: 1)

  Balikpapan – Mamuju (Sulawesi Selatan) 2)

  Balikpapan – Taipan (Sulawesi) 3)

  Balikpapan – Lamongan (Pulau Jawa)

  

14. Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional dan internasional yang dilakukan di: a.

  Pelabuhan Balikpapan (Kota Balikpapan) sebagai pelabuhan utamauntuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang sebagai pusat pengembangan Kawasan AndalanBontang-Samarinda-Tenggarong-Balikpapan- Penajam dan Sekitarnya (Bonsamtebajam) dan Kawasan Andalan Laut Bontang- Tarakan dan Sekitarnya, dan PKW Buntok sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Buntok; b. Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda) sebagai pelabuhan pengumpul untuk melayani PKN Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang

LAPORAN AKHIR

  

sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sangkulirang-Sangata-Muara Wahau

(Sasamawa), Kawasan AndalanBonsamtebajam dan Sekitarnya, serta Kawasan

Andalan Laut Bontang- Tarakan dan Sekitarnya;

  

c. Pelabuhan Tanjung Sangata (Kabupaten Kutai Timur) sebagai pelabuhan pengumpul

untuk melayani PKW Sangata sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan

Sasamawa dan Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya;

d. Pelabuhan Tanjung Redeb (Kabupaten Berau) sebagai pelabuhan pengumpul untuk

melayani PKW Tanjung Redeb sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan

Tanjung Redeb dan Sekitarnya serta Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan

Sekitarnya;

Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser) sebagai pelabuhan pengumpul untuk

e.

melayani PKW Tanah Grogot sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan

Bonsamtebajam dan Sekitarnya, PKW Buntok sebagai pusat pengembangan Kawasan

Andalan Buntok, dan PKW Amuntai sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan

Kandangan;

f. Pelabuhan Maloi (Kabupaten Kutai Timur) sebagai pelabuhan pengumpul untuk

melayani PKW Sangata sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Sasamawa

dan Kawasan Andalan Laut Bontang-Tarakan dan Sekitarnya.

  15. Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur Laut Kepulauan

I ndonesia I dan Alur Laut Kepulauan I ndonesia I I Pelabuhan Balikpapan (Kota

Balikpapan), Pelabuhan Samarinda (Kota Samarinda), Pelabuhan Maloi (Kab.

KutaiTimur), Pelabuhan Tanjung Redeb (Kab. Berau), Pelabuhan Tanah Grogot (Kab.

Paser), Pelabuhan Tanjung Santan (Kota Bontang).

C. Kaw asan Lindung Nasional

  

Rencana Kawasan Lindung Nasional berdasarkan RTRW Pulau Kalimantan yang

ada di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rencana Kawasan Lindung di Provinsi Kalimantan Timur Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab.

  Rencana Kawasan Lindung Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu

  Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati tumbuhan dan satwa endemik v v v v kawasan di kawasan hutan lindung

LAPORAN AKHIR

  Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Rencana Kawasan Lindung

  Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu Pemertahanan luasan kawasan bervegetasi hutan tetap yang memberikan v v v v perlindungan terhadap kawasan bawahannya Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di v v v v kawasan hutan lindung

  Rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi dalam v v v v rangkamemelihara keseimbangan ekosistem pulau Pemertahanan permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses v v v v bagimasyarakat adat yang tidak mengganggu kawasan berfungsi lindung Pemertahanan luasan dan pelestarian kawasan bergambut untuk menjaga v sistem tata air alami dan ekosistem kawasan Pemertahanan & peningkatan fungsi kawasan resapan air, Hulu Sungai Mahakam khususnyapada hulu sungai Pengendalian kegiatan pemanfaatan ruang di Hulu Sungai Mahakam kawasan resapan air Pengendalian perkembangan kawasan terbangun yang

  Sempadan Sungai Mahakam, sempadan Sungai Semboja, sempadan mengganggu dan/atau Sungai Senipah, dan sempadan Sungai Semoi di WS Mahakam merusak fungsi sempadan sungai Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi mengganggu v v dan/atau merusak fungsi kawasan sekitar danau atau waduk Cagar Alam Muara Kaman v

  Sedulang Cagar Alam Padang Luwai v

  Cagar Alam Teluk Apar dan Cagar Alam Teluk v Adang Taman v v v

  Nasional Kutai Taman Hutan Raya Bukit v v

  Suharto Pengembangan pengelolaan v

LAPORAN AKHIR

  Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Rencana Kawasan Lindung

  Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu terhadap kawasan suaka alam laut, cagar alam laut, dan taman wisata alam laut Pelestarian kawasan cagar v v v v budaya dan ilmu pengetahuan Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untuk v v v v perlindungan pantai dan kelestarian biota laut Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi v v v v v v v dengan sungai pada kawasan perkotaan yang rawan banjir Rehabilitasi dan pelestarian kawasan cagar alam geologi v yang memiliki keunikan batuan dan fosil Pemertahanan fungsi kawasan cagar alam geologi v v yang memiliki keunikan bentang alam berupa karst kawasan rawan gempa bumi v kawasan rawan gerakan tanah v v v v kawasan rawan tsunami v v v v Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun v v pada kawasan imbuhan air tanah (CAT) Tanjung Selor Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun v pada kawasan imbuhan air tanah (CAT) Muarapayang Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun v pada kawasan imbuhan air tanah (CAT) Muara Lahai Pemertahanan, pelestarian, dan pengembangan kawasan v laut yang memiliki ekosistem terumbu karang Koridor ekosistem bekantan, gabon, gajah, dan orang utan yang v v v v menghubungkan antarekosistem dataran rendah koridor ekosistem burung endemik yang v menghubungkan antar ekosistem pesisir

LAPORAN AKHIR

  Sumber: Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan

D. Kaw asan Budidaya

  Rencana Kawasan Budidaya berdasarkan RTRW Pulau Kalimantan yang ada di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Rencana Kawasan Budidaya RTRW Pulau Kalimantan di Provinsi Kalimantan Timur Rencana Kawasan Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab.

  Budidaya Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu Pengembangan kawasan peruntukan hutan yang didukung dengan industry pengolahan dengan prinsip v v v v v berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawapasang surut dan v v v v v sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahanpertanian pangan berkelanjutan Pengendalian perubahan peruntukan dan/atau fungsi v v v v v kawasan peruntukan hutan Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawa pasang surut dan sawah v v non irigasi, termasuk yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan Pengendalian alih fungsi lahan kawasan pertanian v v sawah menjadi non sawah Pengembangan kawasan peruntukan pertanian sesuai dengan kesesuaian v v lahan serta kelayakan rawa dan lahan kering/tadah hujan Pengembangan kawasan v v v v v v v v

LAPORAN AKHIR

  Rencana Kawasan Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab.

  Budidaya Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu budi daya perkebunan kelapa sawit Pengembangan kawasan v v v v v v v v budi daya perkebunan karet Pengembangan sentra v v v produksi perikanan Pengembangan kawasan minapolitan berbasis v v v v masyarakat Pengembangan kegiatan v v v perikanan budi daya Pengendalian kegiatan v perikanan tangkap kawasan peruntukan v v v v v pertambangan mineral kawasan peruntukan v v v v v v v v pertambangan batubara kawasan peruntukan pertambangan minyak dan v v v v v v v gas bumi Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral, v v v v v v batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu pengembangan industri pengolahan kelapa sawit v v v v v v dan karet pada kawasan peruntukan industri pengembangan industri pengolahan hasil hutan v v v pada kawasan peruntukan industri pengembangan industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan pada v v v v kawasan peruntukan industri Pengembangan dan pemanfaatan kawasan ekowisata berbasis eko sistem kehidupan orang v v v v utan, bekantan, meranti, anggrek, serta satwa dan tumbuhan endemik kawasan lainnya

LAPORAN AKHIR

  Rencana Kawasan Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab.

  Budidaya Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu Pengembangan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekowisata pada zona pemanfaatan di v v v v kawasan konservasi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan Pelestarian kawasan permukiman berbasis v v budaya Kalimantan Pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang menghubungkan antara kawasan ekowisata, v v v v v v wisata budaya, obyek wisata lainnya, dan kawasan perkotaan Pengembangan pusat jasa pariwisata di kawasan v v perkotaan Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh Prasarana v v v v dan sarana perkotaan yang adaptif terhadap ancaman bencana banjir Pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perbatasan v negara termasuk pulau- pulau kecil terluar dengan dukungan prasarana dan sarana yang memadai Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan kehutanan, termasuk kegiatan industri v v v v v v pengolahan hasil hutan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertanian, termasuk kegiatan industri v v v v v v pengolahan hasil pertanian, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan v v v v v v

LAPORAN AKHIR

  Rencana Kawasan Kota Kota Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab. Kab.

  Budidaya Balikpapan Samarinda Bontang Paser PPU Kubar Kukar Kutim Berau Mahulu untuk kegiatan sektor unggulan perkebunan, termasuk kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan perkebunan v v v v v dengan kawasan perkotaan nasional Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan perikanan, termasuk kegiatan industri v v v v v v pengolahan hasil perikanan, permukiman, sertajaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pertambangan, termasuk kegiatan industri pengolahan pertambangan, lokasi pembuangan tailing v v v v v v v dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkunganhidup, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri dan v v v v v v v permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana Pengembangan kawasan untuk kegiatan sektor unggulan pariwisata, termasuk kegiatan v v v v v v v pendukung pariwisata, permukiman, serta jaringan prasarana dan sarana

  Sumber: Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2012 tanggal 5 Januari 2012 tentang RTRW Pulau Kalimantan Berdasarkan paparan diatas, maka kedudukan Kabupaten Paser dalam RTRW Pulau Kalimantan direncanakan atau diarahkan memegang peranan dan fungsi sebagai berikut:

A. Rencana Struktur Ruang Pulau Kalimantan LAPORAN AKHIR

  

1) Pusat industri pengolahan hasil pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas

bumi di PKW Tanah Grogot.

2) Pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan karet di PKW Tanah

Grogot. 3) Pusat pengembangan ekowisata di PKW Tanah Grogot .

B. Rencana Pengembangan I nfrastruktur

  

1) Pengembangan jaringan drainase di PKN dan PKW yang terintegrasi dengan sungai

meliputi pengembangan jaringan drainase di PKW Tanah Grogot yang terintegrasi dengan Sungai Mahakam.

  Pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan 2) nasional sebagai pusat pertumbuhan dengan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung pemasaran dan distribusi produk unggulan meliputi jaringan jalan arteri primer yang menghubungkan PKW Tanah Grogot dengan Pelabuhan Tanah Grogot (Kabupaten Paser).

  

3) Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan untuk melayani PKN sebagai pusat

pertumbuhan utama dmeliputi jaringan jalan bebas hambatan antarkota yang menghubungkan Tanah Grogot – Penajam.

  

4) Pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan jalur kereta api,

pelabuhan, bandar udara, serta transportasi sungai dan penyeberangan untuk membuka keterisolasian.

  Pengembangan jaringan jalur kereta api lintas selatan untuk menghubungkan kawasan 5) perkotaan nasional, sentra produksi komoditas unggulan, jaringan jalan, pelabuhan, dan bandar udara.

  Pengembangan jaringan transportasi sungai untuk melayani PKN, PKW, dan kawasan 6) permukiman pada bagian hulu sungai dilakukan di PKW Tanah Grogot.

  

7) Pengembangan dan pemantapan pelabuhan yang melayani kawasan perkotaan nasional

sebagai pusat pengembangan kawasan andalan menuju pasar nasional dan internasional yang dilakukan di Pelabuhan Tanah Grogot.

  

8) Pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan di sepanjang Alur Laut Kepulauan

I ndonesia I dan Alur Laut Kepulauan I ndonesia I I Pelabuhan Tanah Grogot.

C. Kaw asan Lindung Nasional

1) Cagar Alam Teluk Apar dan Cagar Alam Teluk Adang

LAPORAN AKHIR

  

2) Pemertahanan kawasan pantai berhutan bakau di wilayah pesisir untuk perlindungan

pantai dan kelestarian biota laut.

3) Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi dengan sungai pada kawasan

perkotaan yang rawan banjir.

4) Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya terbangun pada kawasan imbuhan air

tanah (CAT) Muarapayang. 5) koridor ekosistem burung endemik yang menghubungkan antar ekosistem pesisir.

D. Kaw asan Budidaya

  Pengembangan kawasan peruntukan hutan yang didukung dengan industry pengolahan 1) dengan prinsip berkelanjutan dilakukan pada kawasan peruntukan hutan.

  Pemertahanan luasan kawasan peruntukan pertanian beririgasi, rawapasang surut dan 2) sawah non irigasi, termasuk yang merupakan lahanpertanian pangan berkelanjutan.

  3) Pengendalian perubahan peruntukan dan/ atau fungsi kawasan peruntukan hutan. 4) Pengembangan kawasan budi daya perkebunan kelapa sawit. 5) Pengembangan kawasan budi daya perkebunan karet. 6) Kawasan peruntukan pertambangan mineral. 7) Kawasan peruntukan pertambangan batubara. 8) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi.

9) Pengembangan kawasan peruntukan industri pengolahan hasil pertambangan mineral,

batubara, serta minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu.

  Pengembangan industri pengolahan kelapa sawit dan karet pada kawasan peruntukan 10) industri.

  Peningkatan keterkaitan pusat kegiatan perkebunan dengan kawasan perkotaan nasional.

  11)

3.3 ARAHAN RTRW PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

  Kebijaksanaan RTRW Provinsi Kalimantan Timur mengacu pada dokumen Revisi

RTRW Provinsi Kalimantan Timur 2011 - 2031, yang hingga saat ini masih dalam proses

pembahasan/pengesahan di DPRD Provinsi Kalimantan Timur.

3.3.1 Arahan Struktur Ruang

1. Rencana sistem perkotaan di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya di

  Kabupaen Paser adalah Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW) , yaitu kawasan perkotaan

LAPORAN AKHIR

  yang diklasifikasikan sebagai PKW memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup provinsi atau beberapa kabupaten. PKW di Kabupaten Paser adalah PKW Tanah Grogot, untuk lebih lengkapnya menengenai hirarki pelayanan dan fungsi utama kota dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Hirarki Pelayanan dan Fungsi Utama Kota

  Hirarki Orde Kota Fungsi Fungsi Kegiatan Pelayanan Kota

  II PKW Pusat pengembangan perhubungan

  • Sekunder II Tanah Gogot

  (Paser) udara pengumpan

  • Pusat pengembangan perkebunan

  sawit dan pengolahan hasil sawit

  • Pusat pemerintahan kabupaten

  Tersier II Long Ikis

  IV PKL Pusat kegiatan lokal dan pusat (Kab. Paser) pertumbuhan desa-desa sekitarnya Kuaro

  IV PKL Pusat kegiatan lokal dan pusat (Kab. Paser) pertumbuhan desa-desa sekitarnya

  Sumber : RTRW Prov Kalimantan Timur

  

2. Strategi Dan Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Sarana Wilayah yang terkait

dengan Kabupaten Paser : a. Strategi Dan Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan 1) Rencana Jalan Tol/ Jalan Bebas Hambatan yang menghubungkan Kota Balikpapan

  • – Kota Samarinda – Kota Bontang – Sangatta dan Batu Licin (Provinsi Kalimantan Selatan) – Tanah Grogot – Penajam.

  2) Rencana pengoptimalan dan peningkatan kualitas jaringan jalan arteri sebagai jaringan lintas nasional dan regional antar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan jalan kolektor I sebagai jaringan lintas regional yang menghubungkan jalan arteri dengan pusat -pusat pada hirarki yang lebih rendah. Adapaun pengoptimalan dan peningkatan kualitas jalan tersebut adalah dari . Jalan arteri ini disebut juga dengan

  Kuaro- Kademan- Penajam jalan nasional apabila dilihat dari st atusnya yang pengembangannya merupakan kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan jalan kolektor I yang juga disebut sebagai jalan nasional dan wewenang pengembangannya merupakan tanggung jawab pemerintah pusat terdiri dari Kerang ( batas Prov. Kalsel) – Batas Kota Tanah Grogot – Jl. Noto Sunardi – Batas Kota Tanah Grogot – Lolo – Jl. Sudirman – Jl. Kusuma Bangsa – Lolo – Kuaro.

b. Pengembangan sistem jaringan pelayanan angkutan umum dan terminal meliputi:

LAPORAN AKHIR

  1) Peningkatan terminal menjadi tipe A, yaitu di Kuaro yang difungsikan sebagai

  • – terminal yang melayani penumpang antar Provinsi Kalimantan Timur Kalimantan Selatan.

  2) Peningkatan terminal tipe B di Long I kis

  c. Strategis Pengembangan Jalur Kereta Api 1) Jaringan perkeretaapian nasional: Provinsi Kalimantan Selatan – Kuaro – Long Kali – Penajam – Balikpapan – Sanga sanga – Samarinda – Bontang – Sangatta – Muara Wahau – Muara Lesan – Tanjung Redeb – Tanjung Batu – Tanah Kuning – Tanjung Selor – Kerang Agung – Sesayap – Tidung Pale – Malinau – Mensalong – Pembeliangan – Salang – Simanggaris – Batas Negara, dan jaringan kereta api yang menghubungkan Samarinda – Tenggarong – Kota Bangun. 2) Jaringan perkeretaapian kabupaten menghubungkan Balikpapan – Tanah Grogot – Tanjung.

d. Jaringan Sungai, Danau dan Penyeberangan

  1) Alur pelayaran Lintas Tanah Grogot ke arah hulu Sungai Kandilo, dilayani dari Pelabuhan Tanah Grogot. 2) Pelabuhan Sungai Kandilo meliputi Pelabuhan : Tanah Grogot

  e. Sistem Jaringan Transportasi Laut 1) Pelabuhan utama pengumpul: Pelabuhan Pondong di Kabupaten Paser.

  2) Pelabuhan swasta Terminal PT Kerian Equatorial Mining, Terminal PT Kedico Jaya Agung, Terminal PT BHP Kandilo Coal I ndonesia, Terminal PT Perkebunan Nusantara XI I I di Tanah Grogot, dan Terminal PT Utan.

  f. Penyebaran Bandar Udara, bandara pengumpan Bandar Rantau Panjang di Tanah Grogot.

  

3. Strategi Dan Perwujudan Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah yang terkait

dengan Kabupaten Paser : a. Strategi Pengembangan Sistem Jaringan Energi Dan Tenaga Listrik 1) Strategi Pengembangan PLTA di Sungai Kandilo Kabupaten Paser.

  2) Melanjutkan pembangunan jaringan transmisi yang menghubungkan sistem Samarinda ke sistem Balikpapan untuk mendorong adanya inducing power bagi pertumbuhan kegiatan industri di bagian selatan provinsi Kalimantan Timur, yaitu Balikpapan, Penajam, dan Tanah Grogot.

  b. Strategi Pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi

LAPORAN AKHIR

KOTA KLASIFIKASI PRASARANA ARAHAN PENGEMBANGAN

  

Tanah Grogot Memiliki SBK (Stasiun Bumi Kecil), Peningkatan fungsi mediator utama

SLJJ, dan STO. di kota kecil (IKK).

c. Strategi Pengembangan Sumber Daya Air

  1) Pengembangan kawasan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian SDA di lokasi WS Kandilo. 2) Pengembangan waduk, bendungan dan danau/situ (penyediaan air baku) di lokasi WS Kandilo dan DAS Kandilo.

3) Pengembangan Pelayanan Air Baku di lokasi WS Kandilo : Kota Tanah grogot.

4) Pengembangan Jaringan irigasi di Kabupaten Paser.

3.3.2 Arahan Pola Ruang

1. Arahan Pengembangan Kawasan Lindung

Tabel 3.3 Arahan Pengembangan Kawasan Lindung Kawasan Lindung Kriteria Arahan

  a. Hutan Lindung  kawasan hutan dengan

   Mencegah alih fungsi lahan hutan lindung faktor kemiringan lereng, menjadi kawasan budidaya. jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil  Membatasi tumbuhnya kegiatan perkotaan di kawasan sekitar hutan lindung untuk perkalian bobotnya sama mencegah alih fungsi lahan. dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;

   Mengatur mengenai masyarakat hukum adat dalam pengelolaan kawasan hutan  kawasan hutan yang untuk menghindari konflik pemanfaatan mempunyai kemiringan kawasan hutan. lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen);

   Melakukan rehabilitasi dan konservasi atau kawasan lindung.  kawasan hutan yang

   Secara bertahap melakukan pemulihan mempunyai ketinggian kawasan lindung. paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas

   Membangun kerjasama pengawasan permukaan laut. pengelolaan hutan lindung antara pemerintah dan masyarakat.

   Menyusun aturan pemanfaatan jasa lingkungan bagi kawasan lindung hutan.

LAPORAN AKHIR

  LAPORAN AKHIR Kawasan Lindung Kriteria Arahan

   Mengendalikan pemungutan hasil hutan non kayu.  Pengawasan keberlanjutan kawasan hutan lindung terhadap kegiatan permukiman di kawasan permukiman.

  b. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya Kawasan Bergambut Kriteria kawasan lindung untuk kawasan bergambut yaitu kawasan tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat dibagian hulu sungai dan rawa.

   Mengembalikan fungsi kawasan untuk fungsi-fungsi sebagai berikut:  Sebagai tempat penyimpan karbon, konservasi keanekaragaman hayati, dan sebagai pengatur hidrologi.

   Sebagai tempat pemuliaan untuk ikan-ikan yang dipasarkan di dalam negeri maupun untuk ekspor. Kawasan Resapan Air

   Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih dari 1000 mm/tahun.  Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm.  Mempunyai kemampuan meluluskan air dengan kecepatan lebih dari 1 m/hari.

   Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan tahan setempat.

   Kelerengan kurang dari 15%.  Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.

   Mengendalikan kegiatan perkotaan (industri, permukiman, dan budidaya lain) yang akan mengganggu ekosistem kawasan resapan air.  Rehabilitasi dan konservasi kawasan- kawasan resapan air.

   Mengembalikan fungsi kawasan resapan air dengan memindahkan kegiatan perkotaan yang berada pada kawasan resapan air.

  c. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya Kawasan suaka alam laut Kawasan berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atau yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau

   Memelihara ekosistem pesisir dan laut dengan mengendalikan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran kawasan pesisir dan laut.

   Mengembangkan kegiatan wisata pesisir dan laut yang bertaraf internasional untuk

  Kawasan Lindung Kriteria Arahan keunikan ekosistem menarik wisatawan domestik dan asing.

   Mengarahkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang wisata di kawasan perkotaan terdekat.  Mengembangkan secara terbatas kegiatan perikanan yang dapat mengganggu ekosistem pesisir.

  Kawasan suaka Perlindungan spesies penyu.

   margasatwa merupakan tempat hidup

   Kawasan yang ditunjuk

   Melakukan konservasi dan rehabilitasi dan perkembangan dari suaka margasatwa secara rutin.

  suatu jenis satwa yang

   Menjaga keanekaragaman dan keunikan

  perlu dilakukan upaya satwa dengan membatasi kegiatan konservasi. budidaya yang dapat mengganggu

  ekosistem satwa.

   Memiliki keanekaragaman dan keunikan satwa.

   Mengembangkan wisata suaka margasatwa yang terpadu dengan

   Mempunyai luas yang cukup sebagai habitat kawasan sekitarnya. jenis satwa yang

   Mengarahkan tumbuhnya sarana dan

  bersangkutan. prasarana wisata di kawasan perkotaan terdekat.

   Mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan pariwisata.

  Kawasan Konservasi Pesisir dan Laut Kawasan cagar alam

   Kawasan sarat dan atau  Melakukan konservasi dan rehabilitas rutin perairan yang ditunjuk untuk menjaga ekosistem dan mempunyai luas tertentu keanekaragaman hayati. yang menunjang

   Mendorong dan mempromosikan wisata pengelolaan yang efektif alam bagi turis domestik dan asing.

  dengan daerah penyangga

   Mengarahkan tumbuhnya sarana dan

  cukup luas serta prasarana wisata di kawasan perkotaan mempunyai kekhasan yang dekat dengan kawasan cagar alam. jenis tumbuhan, satwa

   Mendorong keterlibatan masyarakat lokal atau ekosistemnya. dalam mengelola kegiatan pariwisata.

   Kondisi alam baik biota  Mengembangkan industri kerajinan khas maupun fisiknya masih asli lokal sebagai penunjang pariwisata. dan tidak atau belum Dukungan terhadap terciptanya

   diganggu manusia. keseimbangan ekosistem hutan hujan

  tropis

  Kawasan pantai berhutan Kawasan pantai berhutan  Mengembangkan secara terbatas kegiatan bakau/payau bakau adalah minimal 130 perikanan budidaya, industri dan kali nilai rata-rata perbedaan permukiman yang menimbulkan air pasang tetinggi dan pencemaran hutan bakau. terendah tahunan diukur dari  Melakukan rehabilitasi dan konservasi garis air surut terendah ke kawasan pantai berhutan bakau secara arah darat. rutin.

LAPORAN AKHIR

  Kawasan Lindung Kriteria Arahan  Mencegah alih fungsi lahan.

  Taman nasional  Kawasan darat dan atau  Mengembangkan kegiatan pariwisata yang perairan yang ditunjuk melibatkan masyarakat lokal. relatif luas, tumbuhan dan

   Mengarahkan pembangunan sarana dan

  atau satwanya memiliki prasarana pariwisata di kawasan sifat spesifik dan endemik perkotaan terdekat.

   serta berfungsi sebagai Mengembangkan industri kerajinan khas perlindungan sistem lokal sebagai penunjang pariwisata. penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya hayati dan ekosistemnya  Dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri atas zona inti, zona pemanfaatan dan zona lain sesuai dengan keperluan.

  Taman hutan raya  Kawasan yang ditunjuk  Mengembangkan kegiatan pariwisata yang mempunyai luasan melibatkan masyarakat lokal. tertentu, yang dapat

   Mengarahkan pembangunan sarana dan

  merupakan hutan dan prasarana pariwisata di kawasan atau bukan kawasan perkotaan terdekat. hutan

   Memiliki arsitektur bentang alam dan akses yang baik untuk kepentingan pariwisata Taman wisata alam

   Kawasan darat dan atau  Mengembangkan kegiatan pariwisata yang perairan yang ditunjuk melibatkan masyarakat lokal. mempunyai luas yang

   Mengarahkan pembangunan sarana dan

  cukup dan lapangannya prasarana pariwisata di kawasan tidak membahayakan perkotaan terdekat. serta memiliki keadaan

   Mengembangkan industri kerajinan khas yang menarik dan indah, lokal sebagai penunjang pariwisata.

   baik secara alamiah Perlindungan ekosistem hutan hujan tropis maupun buatan. dan spesies endemik.  Memenuhi kebutuhan rekreasi dan atau olah raga serta mudah dijangkau.

   Kawasan yang terdapat

LAPORAN AKHIR

  Kawasan Lindung Kriteria Arahan

  satwa buru yang dikembangbiakkan untuk kelestarian satwa dan memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi olah raga. Kawasan Cagar Budaya Hutan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

   Benda buatan manusia,  dan Ilmu Pengetahuan bergerak atau tidak

   Memelihara dan merevitalisasi kawasan

  bergerak yang berupa cagar budaya secara rutin dan kesatuan atau kelompok, berkelanjutan. atau bagian-bagiannya

   Mempromosikan wisata budaya dan ilmu

  atau sisa-sisanya, yang pengetahuan baik di dalam negeri maupun berumur sekurang- mancanegara. kurangnya 50 tahun atau

   Membangun sarana dan prasarana mewakili masa gaya yang penunjang wisata bertaraf internasional.

  khas dan sekurang-

   Membangun jaringan jalan yang

  kurangnya 50 tahun serta memudahkan akses pada kawasan- dianggap mempunyai nilai kawasan wisata. penting bagi sejarah, ilmu

   Mengendalikan perubahan arsitektur

  pengetahuan, dan bangunan kawasan-kawasan budaya yang kebudayaan. perlu dilestarikan sebagai daya tarik wisata.  Lokasi yang mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya.

  d. Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan sedimentasi Kawasan Rawan Gerakan

   Menyediakan jalan-jalan alternatif untuk

   Kawasan yang labil Tanah disekitar sesar dengan evakuasi. morfologi berlereng terjal

   Menyediakan ruang-ruang yang mudah

  dan rawan longsor. dicapai dalam keadaan bahaya untuk

  digunakan sebagai tempat penampungan

   Daerah dengan kerentanan tinggi untuk sementara bagi korban bencana. terkena gerakan tanah,

   Melindungi kawasan-kawasan yang

  terutama jika kegiatan digunakan sebagai lokasi alat pendeteksi manusia menimbulkan bencana. gangguan pada lereng di

   Mengendalikan secara ketat pemanfaatan

  kawasan ini. lahan untuk kawasan budidaya perkotaan

  di kawasan-kawasan rawan bencana gempa bumi.  Menyediakan sarana dan prasarana sistem peringatan dini.

  Kawasan rawan banjir  Daerah yang diidentifikasi  Menyediakan jalan-jalan alternatif untuk

LAPORAN AKHIR

  Kawasan Lindung Kriteria Arahan sering dan berpotensi evakuasi.

  tinggi mengalami bencana  Merehabilitasi kawasan-kawasan rawan banjir. bencana yang telah dimanfaatkan untuk

  kegiatan permukiman dan kegiatan perkotaan.  Menyediakan ruang-ruang yang mudah dicapai dalam keadaan bahaya untuk digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi korban bencana.