RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

  PENDAHULUAN

BAB I I.1 LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan berbagai arahan pengembangan dan penataan ruang pada kabupaten Pesisir Selatan perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai dan mampu

  menjawab berbagai kebutuhan masyarakat serta dunia usaha. Namun berdasarkan realita yang terjadi, penyediaan infrastruktur di kabupaten Pesisir Selatan masih mengalami berbagai permasalahanan, terutama akibat belum fokusnya dan belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten yang semestinya memiliki fungsi sebagai alat koordinasi pembangunan infrastruktur,namun dalam implementasinya rencana tata ruang belum menjadi acuan sektor dalam pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur bidang pekerjaan umum.Akibatnya dewasa ini terjadi ketidakterpaduan dalam pembangunan infrastruktur. Dalam rangka mewujudkan keterpaduan berbagai pembangunan infrastruktur kabupaten Pesisir Selatan secara terpadu dengan tingkat Pemeritah Provinsi Sumatera Barat maupun Pemerintah Pusat, perlu disiapkan perencanaan program Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya yang merupakan salah satu dokumen yang perlu disusun sebagai dokumen perencanaan pembangunan Bidang Cipta Karya di daerah yang mengacu pada Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Program Jangka Menengah (RPJM), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Strategis Kabupaten Pesisir Selatan untuk mendukung tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

  Sehubungan dengan itu, pemerintah kabupaten Pesisir Selatan perlu menyiapkan suatu acuan bagi perencanaan pembangunan infrastruktur bidang ke cipta karyaan, yang disebut dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya yang merupakan dokumen tahunan yang disusun dalam periode 5 (lima) tahun yang berisi sinkronisasi program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, baik yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat.

  Penyusunan program (RPIJM) Bidang Cipta Karya ini diharapkan dapat menggerakkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable) serta diharapkan mampu menjadi pedoman/arahan dalam perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

  Maksud dari kegiatan RPIJM adalah untuk merencanakan program pembangunan infrastruktur keciptakaryaan serta untuk mewujudkan sasaran pengembangan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

  Sedangkan tujuan dari penyusunan RPIJM adalah tersusunnya daftar program investasi infrastruktur bidang Cipta Karya sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD, Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya,yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Pesisir Selatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat berusaha dan tempat tinggal, baik di perkotaan maupun di perdesaan dalam segi kualitas maupun kuantitas lingkungan yang sehat dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah secara efektif dan efisien.

I.3 KEDUDUKAN RPIJM

  Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan. Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi sektor–sector di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman,dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut di libatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi – pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat. RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan local dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama- sama oleh para pemangku kepentingan. RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPI2JM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPI2JM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik ditingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota.

  Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota. Disamping itu, Disamping itu, Disamping itu, RPI2JM RPI2JM RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.

  Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar1.1. Karya dapat dilihat pada gambar1.1. Karya dapat dilihat pada gambar1.1.

  Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Infrastruktur Bidang Cipta Karya Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya, kota/kabupaten. Selanjutnya, kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan. (RPKPP) dengan skala kawasan. (RPKPP) dengan skala kawasan.

  Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah:

  1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk Rencana investasi yang disusun.

  2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan system pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

  3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi,APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakatpun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

  4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program.

  5. Partisipatif yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

  Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis,dimana setiap tahun nya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantumdi dalam dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastrukturyang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

I.4 MUATAN RPIJM

  Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri dari 8 (delapan) bab yaitu:

  Bab1 Pendahuluan

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM,serta muatan RPIJM bidang Cipta Karya.

  Bab2 Profil Kabupaten/Kota

  Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota mengenai potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Infrastruktur Bidang Cipta Karya Pada bab ini berisikan arahan RTRW Nasional, Pulau, Propinsi, RTR KSN, MP3EI, MP3KI, KEK Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kotaseperti geografi,

  administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi.

  Bab5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

  Bab6 AspekTeknisPerSektor

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan system penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sector dijelaskan isustrategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing–masing sektor.

  Bab7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

  Pada babini berisikan penjelasan mengenai keterpaduan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.

  Bab8 Aspek Lingkungan dan Sosial

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan social pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Bab9 Aspek Pembiayaan

  Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Bab10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota

  Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang focus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

  

Bab11 Matriks Rencana Program Terpadu dan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Bidang Cipta Karya

  Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota.

MEKANISME PENYUSUNAN RPI2JM

  1. UNIT PELAKSANA DI PUSAT DAN DAERAH

  Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya Kabupaten Pesisir Selatan pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina.Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2JM. Di dalam mekanisme penyusunan RPI2JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil).

  Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2JM.Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

  Sementara di tingkat kabupaten Pesisir Selatan, dibentuk satgas RPI2JMKabupaten Pesisir Selatanyang bertugas menyusun RPI2JM.Satgas dibentuk dengan SK Bupati dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BLHD, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM.

  2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PELAKSANA

  Setiap tingkatan Satgas RPI2JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing- masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota. Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu:

  1. Tim Pengarah a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara

  Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar Kementerian PU.

  2. Kepala Satuan Tugas

  a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya;

  b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta Karya;

  c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program Bidang Cipta Karya;dan

  d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian program di Bidang Cipta Karya.

  3. Koordinator Wilayah

  a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta Karya;

  b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi Kabupaten/Kota;

  c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2JM, Memorandum Program, SPPIP, SSK, RISPAM, dan RTBL;

  d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;

  e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang Cipta Karya tahun 2015 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan berbasiskan pada RPI2JM Kabupaten/Kota; f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2JM Kabupaten/Kota kepada

  Pemerintah Kabupaten/Kota; g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta Karya seperti CSR, PHLN, dll;

  h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran dokumen- dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

  4. Sekretariat

  a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan Pengendalian;

  b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya; c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal; d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah

  Kabupaten/Kota;

  e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;

  f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

  g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan Koordinator Wilayah;

  h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah terlaksana; dan i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator

  Wilayah. Satgas RPIJM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan penyusunan RPIJMyang dilakukan pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya. Satgas ini terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari masing-masing tim tersebut yaitu:

  1. Tim Pengarah

  a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah Kota/Kabupaten/Propinsi;

  b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di dalam dan di Propinsi; c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan

  Propinsi; dan

  d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2JM Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.

  2. Tim Pelaksana

  a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten;

  b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJMdi tingkat Kota dan Kabupaten;

  c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten yang akan dihasilkan dari proses pendampingan ini; d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten.

  3. Tim Sekretariat

  a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;

  b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJMKota/Kabupaten; dan c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.

  d. Peran Satgas RPIJMKabupaten Pesisir Selatan pada dasarnya adalah sebagai perumus dokumen RPIJM.Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJMKabupaten Pesisir Selatan ditetapkan oleh Keputusan. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten Pesisir Selatanterdiri dari 3 tim yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu:

  1. Pengarah

  a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJMBidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten Pesisir Selatan;

  b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait mitra kerjasama; dan c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

  2. Pelaksana

  a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan;

  b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat Kabupaten Pesisir Selatan;

  c. Menyusun RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Pesisir Selatan;

  d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan yang akan dihasilkan dari proses pendampingan; e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus

  Pendampingan RPIJMKabupaten Pesisir Selatan

  3. Sekretariat

  a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan Pelaksana;

  b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan; dan c. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan oleh pengarah dan pelaksana.