1 PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEMPE PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) (Sebagai Alternatif Pengembangan untuk Pengajaran Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan SMA Kelas XII Semester Ganjil) SKRIPSI Diajukan untuk Me

  

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEMPE PADA PAKAN TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

(Sebagai Alternatif Pengembangan untuk Pengajaran Pada Materi Pertumbuhan

  dan Perkembangan SMA Kelas XII Semester Ganjil)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

  Oleh

  

Listiyani

NPM. 1311060180

Jurusan: Pendidikan Biologi

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

  

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEMPE PADA PAKAN TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

(Sebagai Alternatif Pengembangan untuk Pengajaran Pada Materi Pertumbuhan

  dan Perkembangan SMA Kelas XII Semester Ganjil)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Tarbiyah

  Oleh

  

Listiyani

NPM. 1311060180

Jurusan: Pendidikan Biologi

  Pembimbing I : Dr. H. Agus Jatmiko, M.Pd Pembimbing II : Gres Maretta, M.Si

  

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1438 H / 2017 M

  

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEMPE PADA PAKAN TERHADAP

PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

Oleh

  

Listiyani

  Lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan salah satu lele unggulan. Lele ini memiliki pertumbuhan yang dua kali lebih cepat bila dibandingkan benih lele dumbo lainnya pada tingkatan umur yang sama. Lele sangkuriang merupakan salah satu ikan tawar yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Menurut informasi, lele sangkuriang memiliki citarasa yang lebih unggul, banyak dikonsumsi karena mudah diolah, banyak disukai, memiliki kandungan protein yang tinggi, dan umur panen yang lebih singkat. Penyediaan pakan yang merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya lele sangkuriang dapat menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan. Oleh karena itu, diperlukan solusi dengan menggunakan alternatif bahan pakan tambahan menggunakan limbah industri rumah tangga pembuatan tempe yaitu kulit biji kacang kedelai atau ampas tempe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  Penelitian ini di laksanakan di Desa Sukabanjar RT 001 RW 005, Bukit Rejo, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dengan satu sebagai kontrol, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali pengulangan. Penelitian menggunakan 120 ekor ikan lele sangkuriang berumur 7 minggu dengan berat awal 23 gram yang ditempatkan di 12 kolam plastik hitam. Berat, panjang, suhu dan pH air diukur setiap 7 hari sekali selama 35 hari.

  Hasil penelitian diuji menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANSIRA), hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perbedaan yang nyata pada pemberian pakan yang ditambah dengan pemberian ampas tempe terhadap pertumbuhan berat maupun panjang badan ikan lele sangkuriang. Pakan terbaik terdapat pada perlakuan P3 dengan dosis 20% dengan bobot berat badan 40 gram, panjang mutlak yaitu 6,66 cm dan memperoleh nilai konversi terendah diantara perlakuan lainnya yaitu 274.

  

MOTTO

٤١ َنوُعِجۡرَي ۡمُهَّلَعَل ْاوُلِ َعَ يِ َّلَّ ٱ َضۡعَب مُهَقيِذُيِل ِساَّنل ٱ يِدۡيَٱ ۡتَبَسَك اَمِب ِرۡحَبۡل ٱَو َِّبۡل ٱ ِفِ ُدا َسَفۡل ٱ َرَهَظ

  

Artinya: “ Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari

akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS. Ar-

rum : 41).

  

P E R S E M B A H A N

  Sebuah persembahan dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan bahagia, penulisan skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Kedua orang tuaku, ayahanda Tohari dan Ibunda Robinah tercinta yang senantiasa selalu memberikan do’a nya disetiap langkahku serta yang telah memberikan semangat, motivasi, menjadi teladan dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

  2. Adik-adik yang sangat kusayangi, Adi Akbar yang juga satu almamater di kampus UIN Raden Intan Lampung semoga selalu diberi kemudahan dan sukses dengan kuliahnya, dan Anggun Sahlima yang sedang menempuh jenjang sekolah di pondok, semoga diberi kemudahan untuk menjadi penghapal Al-

  Qur’an dan juga meraih cita-cita. Semuanya telah memberikan do’a dan dukungannya kepadaku sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  3. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung yang selalu kubanggakan tempatku menimba ilmu pengetahuan dan memperbanyak teman untuk menjalin silaturahmi.

RIWAYAT HIDUP

  Listiyani, dilahirkan pada tanggal 09 Februari 1994, di Natar yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Tohari dan Robinah

  Pendidikan di mulai dari TK atau Raudhatul Athfal Al Fatah Muhajirun, Kecamatan Natar dan tamat pada tahun 2001, melanjutkan di Sekolah Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Fatah Muhajirun, Kecamatan Natar dan tamat pada tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al Fatah Muhajirun, Kecamatan Natar dan tamat pada tahun 2010, selanjutnya melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Al Fatah Muhajirun, Kecamatan Natar dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di IAIN yang sekarang sudah berubah siklus PT menjadi UIN Raden Intan Lampung Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Biologi.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrahim, Alhamdulillah, puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya kepada hambanya yang bertaqwa dan berkat Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, yang syafaatnya selalu kita nantikan sampai akhir zaman.

  Penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Tanpa bimbingan dan bantuan ketersediaannya fasilitas, skripsi ini tidak akan tersususn sebagaimana mestinya. Untuk ini penulis bersyukur kepada Allah SWT dan juga tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak, kiranya tidak berlebihan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada : 1.

  Dr. H. Chairul Anwar, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.

2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd selaku Ketua Jurusan Prodi Biologi 3.

  Dr. H. Agus Jatmiko, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I, dan Gres Maretta, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu serta pikiran dalam membimbing, memotivasi dan mengarahkan

  4. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada penulis.

  5. Pimpinan dan Karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Institut yang telah memberikan informasi, data, referensi, dan lain-lain.

  6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan motivasi.

  7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa dan kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan juga mendo’akan sampai terselesaikannya skripsi ini. Aamiin Yaa Robbal’alamiin.

  Bandar Lampung, November 2017

  Listiyani NPM. 1311060180

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

ABSTRAK ...............................................................................................................ii

PERSETUJUAN ..................................................................................................... iii

PENGESAHAN ...................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6 C. Batasan Masalah ....................................................................................... 7 D. Perumusan Masalah.................................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Tempe .......................................................................... 9 B. Tinjauan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) .................................... 12

  1. Klasifikasi Lele Sangkuriang ............................................................... 12

  2. Morfologi Lele Sangkuriang ................................................................ 12

  3. Keunggulan Lele Sangkuriang ............................................................. 14

  D. Pakan ........................................................................................................ 16

  1. Pakan Buatan ........................................................................................ 16

  2. Pakan Alami ......................................................................................... 18

  E. Jumlah Pemberian Pakan .......................................................................... 20

  F. Waktu dan Frekuensi Pemberian Pakan ................................................... 21

  G. Cara Pemberian Pakan ............................................................................. 22

  H. FCR (feed conversion ratio) ..................................................................... 23

  I. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 24 J. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 26

  BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 27 B. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 27 C. Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Sampel ................................. 28 D. Cara Kerja ................................................................................................. 29 E. Parameter Pengamatan............................................................................... 32 F. Analisis Data .............................................................................................. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ....................................................................................... 35

  1. Hasil Data Pengamatan Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang ...... 35

  2. Laju Pertumbuhan Harian Ikan ............................................................... 46

  3. Hasil Pengamatan Konversi Pakan (FCR) .............................................. 54

  4. Hasil Pengamatan Panjang Mutlak ......................................................... 55

  5. Hasil Pengamatan Kualitas Air Kolam ................................................... 56

  B. Pembahasan ................................................................................................. 60

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................. 74 B. Saran ............................................................................................................ 74

  

DAFTAR TABEL

  Tabel Judul Tabel Halaman

  2.1 Karakteristik Lele Sangkuriang dibandingkan dengan Lele Dumbo ................. 15

  2.2 Karakter yang dihasilkan Lele Dumbo Sangkuriang dengan Lele Dumbo........ 16

  3.1 Pedoman Pengelolaan Pakan.............................................................................. 30

  4.1 Hasil Rata-rata Pertumbuhan Berat Badan Ikan Lele Sangkuriang ................... 36

  4.2 Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-7 ............................ 38

  4.3 Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-7 ............................................ 39

  4.4 Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-14 .......................... 40

  4.5 Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-14 .......................................... 40

  4.6 Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-21 .......................... 42

  4.7. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-21 .......................................... 42

  4.8 Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-28 .......................... 43

  4.9 Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-28 .......................................... 44

  4.10 Hasil Analisis Sidik Ragam Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan

  4.11. Hasil Uji BNT Pengaruh Pemberian Ampas Tempe Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Berat Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-35 .......................................... 45

  4.12. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-7 ......................... 46

  4.13. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-14 ....................... 48

  4.14. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-21 ....................... 49

  4.15. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-28 ....................... 51

  4.16. Laju Pertumbuhan Harian Ikan Lele Sangkuriang Hari Ke-35 ....................... 53

  4.17. Nilai Konversi Pakan Ikan Lele Sangkuriang Selama Penelitian ................... 54

  4.18. Hasil Pertumbuhan Panjang Mutlak................................................................ 55

  4.19. Hasil Pengukuran Suhu Pada Masing-masing Perlakuan ............................... 56

  4.20. Hasil Pengukuran pH Air Kolam Pada Masing-masing Perlakuan ................ 58

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar Judul Gambar Halaman Gb 2.1 Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) ........................................................ 13 Gb 4.1 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Ikan Lele Sangkuriang ................................ 37 Gb 4.2 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Berat Hari Ke-7 ........................................... 47 Gb 4.3 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Berat Hari Ke-14 ......................................... 48 Gb 4.4 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Berat Hari Ke-21 ......................................... 50 Gb 4.5 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Berat Hari Ke-28 ......................................... 52 Gb 4.6 Grafik Rata-rata Pertumbuhan Berat Hari Ke-35 ......................................... 53 Gb 4.7 Grafik Rata-rata Pengukuran Suhu Air Kolam Selama Penelitian .............. 57 Gb 4.8 Grafik Rata-rata pH Air Kolam Selama Penelitian ...................................... 59

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Judul Lampiran Halaman Lampiran 1. Hasil Pengukuran Berat Badan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias

  

gariepinus ) Selama Penelitian (gram) ................................................................... 1

  Lampiran 2. Perhitungan Untuk Uji Analisis Sidik Ragam (Ansira) dan Uji Lanjut BNT Pada Data Pertumbuhan Berat Lele Sangkuriang pada Hari Ke-7 .................. 2 Lampiran 3. Perhitungan Untuk Uji Analisis Sidik Ragam (Ansira) dan Uji Lanjut BNT Pada Data Pertumbuhan Berat Lele Sangkuriang pada Hari Ke-14 ................ 6 Lampiran 4. Perhitungan Untuk Uji Analisis Sidik Ragam (Ansira) dan Uji Lanjut BNT Pada Data Pertumbuhan Berat Lele Sangkuriang pada Hari Ke-21 ............... 10 Lampiran 5. Perhitungan Untuk Uji Analisis Sidik Ragam (Ansira) dan Uji Lanjut BNT Pada Data Pertumbuhan Berat Lele Sangkuriang pada Hari Ke-28 ............... 14 Lampiran 6. Perhitungan Untuk Uji Analisis Sidik Ragam (Ansira) dan Uji Lanjut BNT Pada Data Pertumbuhan Berat Lele Sangkuriang pada Hari Ke-35 ............... 18 Lampiran 7. Perhitungan Rata-rata Laju Pertumbuhan Harian Ikan ........................ 22 Lampiran 8. Perhitungan Jumlah Pakan Berdasarkan Jumlah Pakan Yang Diberikan Serta Efisiensi Pemberian Pakan ............................................................. 27 Lampiran 9. Hasil Rata-rata Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) .................................................................................................. 31 Lampiran 10. Tabel Nilai F (0,05) ........................................................................... 33 Lampiran 11. Hasil Pengukuran Suhu Air Kolam Pada Masing-masing Perlakuan Selama Penelitian ..................................................................................................... 35 Lampiran 12. Hasil Pengukuran pH Air Kolam Pada Masing-masing Perlakuan Selama Penelitian ..................................................................................................... 36

  Lampiran 14. Silabus Pembelajaran ......................................................................... 40 Lampiran 15. RPP .................................................................................................... 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) adalah salah satu ikan air tawar

  yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan di Indonesia. Ikan lele sangkuriang memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan dengan ikan lele dumbo lainnya, selain itu ikan lele sangkuriang adalah salah satu ikan air tawar yang banyak disukai karena mudah diolah untuk dikonsumsi serta pemeliharaannya yang mudah. Bahkan, lele menjadi salah satu penyumbang budidaya perikanan

  1 dengan tingkat pertumbuhan 17-18% per tahun.

  Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti lele sangkuriang memiliki permintaan cukup tinggi

  2 yaitu mencapai ± 500.000 ekor/minggu di pasar domestik.

  Berbicara soal budidaya, khususnya budidaya ikan lele sangkuriang, dimana pada budidaya ikan ini membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang baik. Karena kandungan nutrisi yang baik dalam pakan berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhannya. Oleh karena itu, dalam budidaya ikan lele 1 Sri Rahayu, Budidaya Lele di lahan sempit, (Jakarta:Infra Pustaka, 2013), h. 18. sangkuriang ini tidak lepas dari pakan yang diberikan untuk mendukung pertumbuhannya.

  Kandungan nutrisi dalam pakan sangat penting berperan dalam pertumbuhan ikan lele sangkuriang, karena ikan lele sangkuriang akan tumbuh dengan baik apabila seluruh kebutuhan nutrisinya bisa terpenuhi secara maksimal. Misalnya kandungan atau kebutuhan protein tersedia dalam pakan dalam komposisi dan jumlah yang memadai. Protein unsur yang paling penting dalam pakan. Di dalam protein terkandung sejumlah asam amino yang sangat diperlukan untuk penyusunan tubuh dan pertumbuhan ikan. Secara garis besar, fungsi utama protein dalam tubuh ikan adalah berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukkan jaringan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak, komponen

  3

  dan sebagai sumber energi bagi ikan. Oleh karena itu, kandungan nutrisi dalam pakan sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ikan lele sangkuriang.

  Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan ikan budidaya. Pakan pada kegiatan budidaya umumnya adalah pakan komersial yang menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya

  4

  produksi yang dikeluarkan. Dalam budidaya ikan air tawar, biaya pakan merupakan biaya produksi terbesar dalam usaha budidaya. Pemanfaatan bahan tambahan pakan alternatif, merupakan salah satu cara untuk mengatasi tingginya 3 Mahyuddin Kholish, Paduan Lengkap Agribisnis Lele, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), h. 91. 4

  5

  biaya produksi yang bersumber dari bahan pakan. Oleh karena itu, alternatif bahan pakan tambahan yang menarik diamati adalah pemanfaatan limbah industri rumah tangga pembuatan tempe yaitu kulit biji kacang kedelai atau ampas tempe. Bahan pakan ini ketersediaannya cukup banyak dan tidak bersaing dengan manusia.

  Berkaitan dengan hal tersebut, dimana ampas tempe merupakan limbah padat dari hasil produksi pembuatan tempe yang dapat mencemari lingkungan jika proses pembuangan limbahnya dibuang begitu saja. Padahal tidak semua hasil limbah tidak dapat dimanfaatkan, hasil limbah seperti limbah ampas tempe masih dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak atau sebagai tambahan pakan alternatif dalam budidaya ikan lele sangkuriang. Oleh karena itu, sebaiknya ampas tempe yang berasal dari limbah hasil pembuatan tempe dapat dimanfaatkan dan tidak dibuang begitu saja yang nantinya dapat membuat kerusakan lingkungan.

  Karena penanganan yang baik berkaitan dengan pemanfaatan limbah yang tidak dibuang begitu saja dapat mengurangi dampak negatif yang disebabkannya yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sebagaimana di dalam salah satu firman Allah SWT QS. Ar-rum ayat 41 yang berbunyi.

  ٤١ ظَو دُ فِ لۡ ظَ لۡ دُ نَّ ظَ ظَٱ اْو دُ فِ ظَ فِ نَّٱ

  ظَ لۡ ظَ دُ ظَي فِ دُ فِٱ فِا نَّلٱ فِ لۡ ظَ لۡ ظَ ظَ ظَ ظَ فِ فِ لۡ ظَ لۡٱ ظَ رِّ ظَ لۡٱ فِ دُا ظَ ظَ لۡٱ ظَ ظَ ظَ

  

Artinya: “ telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari

akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS. Ar

  6 rum:41).

  Limbah tempe atau ampas tempe adalah kulit ari kedelai yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ketersediaan ampas tempe cukup banyak dan belum banyak dimanfaatkan. Ampas tempe akan cepat busuk dan baunya dapat mencemari lingkungan, oleh karena itu harus segera dimanfaatkan atau dilakukan pengawetan agar dapat dimanfaatkan diwaktu lain. Kandungan nutrisi ampas tempe terdiri dari air 82,57%, protein 12,63%, lemak 9,71%, TDN 83,18% dan

  7 abu 8,60 %.

  Penelitian penggunaan limbah ampas tempe sering digunakan sebagai pakan ternak, sebagaimana dalam penelitian Rofiqoh (2008) melaporkan bahwa penggunaan ampas tempe dalam ransum terhadap performan domba lokal jantan tidak menurunkan konsumsi pakan, selain itu penelitian yang dilakukan Nindya Agung (2007) melaporkan bahwasannya ampas tempe mempunyai kualitas nutrien yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan kecernaan pada domba lokal jantan. Wirawan et al (2015) melaporkan bahwa penggunaan 15% kulit ari kacang kedelai terfermentasi dalam ransum secara nyata meningkatkan konsumsi ransum, berat badan akhir, penambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum. 6 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Diponegoro:Bandung.,2010), H.

  408. 7

  Penelitian ampas tempe juga dilakukan oleh Siti Sulastri (2008) yang melaporkan bahwasannya ampas tempe dapat digunakan dalam ransum domba lokal jantan sampai taraf 30% dari total ransum dilihat dari konsumsi dan kecernaan bahan kering maupun bahan organik. Akan tetapi, belum ditemukan penelitian penggunaan ampas tempe dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan judul “PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEMPE PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias

  gariepinus )

  ” B.

   Identifikasi Masalah

  Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, adapun masalah yang dapat di identifikasi yaitu:

  1. Masih kurangnya informasi bagi pembudidaya ikan air tawar tentang pakan tambahan yang mempunyai kandungan nutrisi cukup baik dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  2. Pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  3. Komposisi pakan tambahan alternatif ampas tempe yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

C. Batasan Masalah

  Untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan dalam proposal ini, maka penulis membatasi permasalahan. Adapun batasan permasalahan dalam hal ini diantaranya adalah: 1.

  Pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan berat ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  2. Pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan panjang ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  3. Pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap efisiensi pakan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

D. Perumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka rumusan proposal ini adalah:

  1. Bagaimana pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)?

  2. Bagaimana pengaruh pemberian ampas tempe dengan komposisi berbeda pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias

  gariepinus )? 3.

  Bagaimana pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap efisiensi pakan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

E. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tempe dengan komposisi berbeda pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias

  gariepinus ).

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap efisiensi pakan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

F. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yang berguna bagi peneliti maupun masyarakat yaitu:

  1. Secara Teoritis: Bagi peneliti, hasil penelitian yang telah dilakukan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pemberian ampas tempe pada pakan terhadap pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus).

  2. Secara Praktis: a.

  Bagi peserta didik yaitu sebagai alternatif sumber belajar yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan.

  b.

  Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca terutama pembudidaya ikan tentang alternatif bahan pakan tambahan dari kandungan nutrisi cukup baik dapat digunakan sebagai alternatif pakan tambahan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan, dan juga dapat bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, masyarakat memperoleh informasi bahwa limbah hasil buangan industri pembuatan tempe ataupun rumah tangga masih dapat dimanfaatkan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan tentang Tempe Tempe merupakan salah satu produk olahan dari kedelai yang difermentasi

  dengan Rhizopus sp. Proses pembuatan tempe yaitu dengan cara merendam biji kedelai, direbus, dan melepas kedelai dari kulit arinya kemudian dilakukan peragian dan dibungkus (Dirjen Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB, 1986). Pada proses pembuatan tempe dihasilkan banyak limbah baik yang berupa cair maupun limbah padat. Menurut survey Direktorat Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB (1986) yang disitasi oleh Purbowati et al (2001) angka konversi (persentase bobot limbah dari bahan baku) berkisar antara 10% - 20% (rata-rata 16.6%). Limbah tempe yang berupa kulit ari kedelai atau biasa disebut ampas tempe dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Limbah tempe akan cepet busuk dan baunya akan mencemari lingkungan, oleh karena itu harus segera dimanfaatkan. Melalui pengeringan, ampas tempe dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama sehingga penggunaannya sebagai pakan

  8 ternak akan optimal.

  Proses produksi tempe, memerlukan banyak air yang digunakan untuk perendaman, perebusan, pencucian serta pengupasan kulit kedelai. Limbah yang diperoleh dari proses-proses tersebut diatas dapat berupa limbah cair maupun limbah padat. Sebagian besar limbah padat yang berasal dari kulit kedelai, kedelai yang rusak dan mengambang pada proses pencucian serta lembaga yang lepas pada waktu pelepasan kulit, sudah banyak yang dimanfaatkan untuk makanan ternak. Limbah cair berupa air bekas rendaman kedelai dan air bekas rebusan

  9 kedelai masih dibuang langsung di perairan disekitarnya.

  Pada umumnya pembuatan tempe merupakan industri rumah tangga yang tidak menggunakan alat yang modern, dan proses pembuatannya secara tradisional dan konvensional. Biji kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe, mula-mula direndam kemudian direbus dan dilepas kulit arinya, untuk kemudian dilakukan peragian dan pembungkusan. Kulit ari kedelai inilah yang merupakan limbah (ampas) tempe. Jumlah besarnya limbah tempe ini

  10

  berkisar 10 – 20 persen dari bahan baku tempe (kedelai). Jika kita urutkan dari proses pembuatan tempe, maka limbah dapat berasal mulai dari air bekas pencucian dan perebusan pertama, rendaman pertama berupa limbah cair. Kemudian pengupasan menghasilkan limbah padat, dilanjutkan

  11 pencucian ke dua sampai penirisan yang juga menghasilkan limbah cair.

  9 Wiryani, Erry. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe, Lab Ekologi dan Biosistematik Jur. Biologi FMIPA UNDIP, Semarang. 10 Departemen pertanian. Inventarisasi Potensi dan Pemanfaatan Limbah Industri

Pertanian, (Laporan Survey Direktorat Bina Produksi Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Limbah tempe atau ampas tempe adalah kulit ari kedelai yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ketersediaan ampas tempe cukup banyak dan belum banyak dimanfaatkan. Ampas tempe akan cepat busuk dan baunya dapat mencemari lingkungan, oleh karena itu harus segera dimanfaatkan atau dilakukan pengawetan agar dapat dimanfaatkan diwaktu lain. Kandungan nutrisi ampas tempe terdiri dari air 82,57 persen, protein 12,63 persen, lemak 9,71 persen, TDN

  12 83,18 persen dan abu 8,60 persen.

  Ampas tempe merupakan salah satu limbah industri pembuatan tempe berupa kulit kedelai (kupasan kulit ari) yang dapat dijadikan sumber serat ternak.

  Limbah industri pembuatan tempe juga berupa limbah cair rebusan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan. Kulit ari kedelai mempunyai kandungan bahan kering 92,82 %, 4,24% protein, 5,45% lemak dan 8,60 persen abu, sedangkan air rebusan mempunyai kandungan air 72,08%, 5,29% protein, 0,54% lemak dan 3,38% abu. Menurut Setyorini (2007) ampas tempe mempunyai kandungan bahan kering 90,71%, 14,53% protein kasar, 52,91 TDN, 54,16% SK dan masing-masing atas dasar BK. Sedangkan menurut Direktorat Gizi cit Nurrichana et al (2002) komposisi kimia kulit ari kedelai terdiri dari 37,74% SK, 34,9% protein, 0,23%

  13 Ca, 0,58% Fosfor dan zat-zat lain 26,06%.

12 Adiwinarti, R et al. Performans Domba yang diberi Pakan Tambahan Limbah Tempe

  

pada Aras yang Berbeda Animal Production . Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro,

Semarang, 2001. 13

B. Tinjauan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) 1. Klasifikasi Lele Sangkuriang

  Kingdom : Animalia Phillum : Chordata Kelas : Pisces Sub Kelas : Telestei Ordo : Ostariophusi Sub Ordo : Siluridae Suku : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias gariepinus

  14 2.

   Morfologi Lele Sangkuriang

  Lele unggulan ini memiliki lensa mata yang dapat bergerak keluar masuk sehingga dalam menghadapi objek bisa lebih fokus. Mata kecilnya dapat mengenali warna dan bentuk lewat objek yang dilihatnya. Lele sangkuriang juga memiliki hidung yang sangat peka di bagian anterior. Fungsinya untuk mendeteksi bau. Kepalanya berbentuk pipih ke bawah dengan panjang mencapai hampir sepertiga dari panjang tubuhnya, artinya lebih panjang dari kepala lele dumbo. Kepala lele sangkuriang dilapisi oleh tulang pelat yang cukup keras. Di dalamnya terdapat sebuah rongga di atas insang yang merupakan tempat alat pernapasan tambahan berupa labirin. Fungsinya untuk menghirup oksigen dari udara bebas saat menyembul atau melompat ke permukaan air.

  

https://agusrochdianto.files.wordpress.com/2013/11/

Gambar 2.1 Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)

  Lele sangkuriang juga memiliki gigi yang berupa tulang kasar dan letaknya di mulut bagian depan. Pada bagian mulut, terdapat empat pasang sungut, yaitu sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibula dalam, dan sepasang sungut

  

maxilar . Badannya berbentuk bulat pada bagian tengah dan kemudian memipih ke

  samping di bagian belakang. Kulitnya tak bersisik, dilapisi lendir yang licin, dan membuat tubuhnya yang berwarna hitam kehijauan di bagian punggung serta putih kekuningan di bagian perut ini menjadi berkilau. Kulitnya cenderung polos dengan bintik tubuh tidak sebanyak bintik pada lele dumbo biasa. Sirip punggung sangkuriang memiliki panjang hampir mencapai panjang badannya. Lele senjata untuk mempertahankan diri. Pada sirip ini terdapat bagian yang keras yang disebut patil. Fungsinya sebagai senjata untuk mempertahankan diri. Sirip dada ini juga berfungsi untuk menopang tubuh saat bergerak di darat. Selain itu, sirip lele

  15 sangkuriang memiliki ekor berbentuk kipas yang berfungsi untuk bergerak maju.

  Lele sangkuriang (Clarias gariepinus var Sangkuriang) adalah salah satu varietas atau strain unggul yang dihasilkan oleh peneliti di tanah air. Lele ini merupakan hasil perbaikan genetik lele yang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar ( BBPBAT) Sukabumi dengan melakukan

  16 silang-balik (backcross) terhadap induk lele dumbo yang ada di Indonesia.

3. Keunggulan Lele Sangkuriang Lele sangkuriang memiliki keunggulan dibandingkan lele dumbo.

  Keunggulan lele sangkuriang dibandingkan dengan lele dumbo di antaranya adalah fekunditas telur yang lebih banyak, yaitu mencapai 60.000 butir dengan derajat penetasan telur >90%, sedangkan lele dumbo hanya 30.000 butir dengan derajat penetasan >90%. Untuk karakter pertumbuhan, panjang rata-rata benih lele sangkuriang umur 26 hari dapat mencapai 3-5 cm, sedangkan lele dumbo hanya 2- 3 cm. Keunggulan paling penting adalah nilai konversi pakan atau FCR (Feed

  15 16 Sri Rahayu, Budidaya Lele di lahan sempit, (Jakarta:Infra Pustaka, 2013), H. 14-16.

  

Convertion Rate ) lele sangkuriang yang berada pada kisaran 0,8-1, sedangkan

  

17

untuk lele dumbo nilai FCR- nya dari 1.

  

Tabel 2.1.

Beberapa Karakter Lele Sangkuriang Dibandingkan Dengan Lele Dumbo

  Karakter Reproduksi Deskripsi

  Lele Sangkuriang Lele Dumbo Kematangan gonad pertama 8-9 bulan 4-5 bulan Fekunditas (butir telur/kg induk 40.000-60.000 20.000-30.000 betina) Diameter telur (mm) 1,1-1,4 1,1-1,4 Lamanya inkubasi telur pada 30-36 30-36 suhu 23-24°C Lamanya kantong telur terserap 4-5 4-5 pada suhu 23-24°C (hari) Derajat penetasan telur (%) >90 >80 Sifat larva Tidak kanibal Tidak kanibal Kelangsungan hidup larva (%) 90-95 90-95 Pakan alami larva sp, sp,

  Moina Moina Daphnia sp, Daphnia sp, Tubifex sp Tubifex sp

Tabel 2.2 Karakter Yang Dihasilkan Lele Dumbo Sangkuriang Dengan Lele Dumbo

  Deskripsi Karakter Pertumbuhan Lele Sangkuriang Lele Dumbo

  Pendederan benih I (umur 5-26 hari):

  • Pertumbuhan harian (%) 29,26 20,38
  • Panjang standar (cm) 3-5 2-3
  • Kelangsungan hidup (%) >80 >80

  Pendederan benih I (umur 26-40 hari):

  • Pertumbuhan harian (%) 13,96 12,18
  • Panjang standar (cm) 5-8 3-5
  • Kelangsungan hidup (%) >90 >90

  Sumber: DKP, 2003 4.

   Lingkungan Ideal

  Lele termasuk ikan yang dapat hidup dalam lingkungan atau air dalam kondisi apapun. Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang relatif tinggi terhadap kondisi yang kurang baik. Namun demikian, diperlukan suatu kondisi lingkungan yang ideal agar lele sangkuriang dapat tumbuh dengan baik. Beberapa kriteria lingkungan dan air yang ideal adalah sebagai berikut: 1.

  Lele sangkuriang dapat dibudidayakan pada ketinggian 0-800 dpl. Bahkan ada kemungkinan untuk dibudidayakan dengan baik hingga pada ketinggian di atas 1000 meter dpl.

2. Lele sangkuriang dapat hidup di dalam air bersuhu antara 20-35° C, dengan

3. Tingkat keasaman air (pH) dimana lele sangkuriang dapat hidup adalah

  18 antara 6-9. pH air paling optimal untuk pertumbuhannya adalah 6,5-7,2.

C. Pakan

  Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan budidaya. Pakan pada kegiatan budidaya umumnya adalah pakan komersial yang menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi yang dikeluarkan.

  Kebutuhan pakan berperan penting dalam budidaya ikan lele dumbo sangkuriang. Lele dumbo memang rakus dalam hal soal pakan. Kandungan nutrisi yang ada di dalam pakan berpengaruh pada kecepatan tumbuh kembangnya. Pakan berprotein tinggi akan mempercepat perkembangan tubuhnya. Dosis pemberian pakan dan kandungan protein di sesuaikan dengan ukuran dan jumlah lele yang sedang dipelihara. Kandungan nutrisinya harus sesuai dengan tumbuh kembang lele dan mendukung kesehatannya. Ada dua jenis pakan yaitu pakan

  19 alami dan pakan buatan.

1. Pakan Buatan

  Pakan buatan yang diberikan kepada ikan lele dapat berupa tepung, remah, dan pelet. Pakan buatan untuk ikan lele harus sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.

  Apabila pakan yang diberikan pada lele budidaya mempunyai kandungan nutrisi 18 yang cukup tinggi maka tidak saja akan menjamin hidup dan aktivitas ikan tetapi juga mempercepat pertumbuhannya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan pada lele selama dipelihara, tidak hanya sekedar cukup dan tepat waktu tetapi juga pakan tersebut harus memiliki kandungan nutrisi atau gizi yang cukup. Bila lele budidaya mengkonsumsi pakan yang kandungan nutrisinya rendah maka pertumbuhan terhambat, bahkan akan timbul gejala-grejala tertentu yang disebut

  20 kekurangan gizi (malnutrition).

2. Pakan Alami

  Pakan alami merupakan pakan yang sudah tersedia di alam. Pakan alami berupa mikroorganisme yang hidup di lingkungan perairan. Mikroorganisme tersebut berasal dari jenis-jenis plankton, udang-udang renik dan cacing-cacing kecil. Mikroorganisme ini memilki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap perairan setempat. Pakan alami ini tidak mudah rusak oleh pengaruh lingkungan. Pakan alami yang berlebih tidak begitu berpengaruh pada kualitas air kolam.

  a.

  Fitoplankton dan jenis-jenisnya

  

Diatomae. Diatomae adalah ganggang bersel tunggal yang masuk dalam divisi

Thallophyta dan Bacillariophyta. Mikroorganisme ini berbentuk silinder dan

  lonjong. Bentuk Diatomae silinder hidup di air laut, sedangkan Diatomae lonjong hidup di air tawar. Nama lain Diatomae yaitu ganggang kersik. Sebagai pakan alami untuk lele, kandungan nutrisinya terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Nutrisi dan gizi yang ada pada Diatomae sangat baik diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan benih-benih lele.

  

Chlorella sp. Mikroorganisme ini ber sel tunggal. Termasuk ganggang hijau.

  Bentuknya bulat telur dan memiliki klorofil. Warnanya hijau cerah. Panjang Chlorella 3-8 mikron. Untuk bukaan larva-larva lele sangat cocok.

  

Spirulina sp. Ganggang berwarna hijau kebiruan. Berbentuk seperti benang tipis

  dan menyerupai spiral. Berdiameter 1-3 mikron. Ada jenis Spirulina lain sangat

  

21

cocok untuk pakan alami larva-larva lele.

  b.

  Plankton hewani (zooplankton)

  

Brachionus memiliki panjang sekitar 60-80 mikron. Kandungan protein jenis