LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISIS VOORUITSLAG PT XXX SURABAYA ( STUDI KASUS DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TANJUNG PERAK ) Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)

  LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISIS VOORUITSLAG PT XXX SURABAYA ( STUDI KASUS DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TANJUNG PERAK ) Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Perpajakan DISUSUN OLEH : RIZKI DWI KASWATININGRUM NIM: 041310213097 PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr. Wb

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Berkat dan Rahmat- Nya yang telah diberikan kepada penulis, berupa nikmat kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan segala urusan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin memberi penghargaan dan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Alm. ayah, bunda, dan kakak tercinta yang telah memberikan semangat, motivasi, tenaga, materil, doa dan seluruh yang mereka punya untuk penulis tanpa ada rasa keluh kesah dan rasa sesal sedikit pun.

  2. Dr. H. Widi Hidayat, SE.,M.Si AK.,CMA.,CA selaku Dekan Vakultas Vokasi besertan seluruh Wakil Dekan Vakultas Vokasi Universitas Airlangga.

  3. Bapak Okta Sindhun H. SE.,M A.,AK.,BKP selaku Ketua Program Diploma III Perpajakan Vakultas Vokasi Universitas Airlangga, serta selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Praktik Kerja Lapangan.

  4. Bapak Heru Tjaraka, SE.,M.Si AK.,BKP.,CA selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan tuntunan dan bimbingan ilmu pengetahuan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Diploma III Perpajakan Universitas Airlangga yang telah memberikan bekal dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat berjalan dengan lancar.

  6. Bapak Ilham selaku Staff Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai yang memegang tugas di bagian kepengurusan Voouritslag dan juga sekaligus pembimbing yang mengarahkan penulis dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan.

  7. Sepupu serta sahabat penulis Devita Anggraeni dan Devinda Ratih Yuliapsari yang selalu menyayangi, mendoakan, dan menghibur supaya penulis selalu bahagia dan terus mendukung penulis. iii

  8. Seorang yang terkasih, teman, sahabat, motivator, teman curhat, yang mendukung, yang membantu penulis untuk selalu bersemangat dibalik keputus asaan yang selalu membayangi dan yang selalu menemani penulis dalam suka duka Gagah Rakasiwi Samsudin.

  9. Tara, Vani, dan Andinni teman berjuang yang telah bersedia menemani penulis dalam suka dan duka dengan penuh kesabaran menghadapai sifat penulis di waktu perkuliahan berlangsung, di tempat Praktik Kerja 10. Lapangan, maupun ditempat lain dimana selalu bersama. Teman-teman Prodi Perpajakan Angkatan 2013 yang telah setia menemani penulis selama belajar di Prodi Perpajakan dan dan semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu. Kepada semua pihak tersebut, semoga bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta doa yang diberikan kepada penulis dapat dinilai ibadah oleh

  Allah SWT dan mendapatkan ridho-Nya.

  Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini banyak terdapat keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan sehingga dalam penyusunan sehingga masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membantu, membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya besar harapan penulis semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

  Surabaya, 6 Juni 2016

  Rizki Dwi Kaswatiningrum NIM : 04131021309

  iv v DAFTAR ISI

  Halaman

  2.1.3 Visi Kantor…………………………………………….. 11

  2.1.11 Susunan Organisasi …………………………………… 17

  2.1.10 Tugas Pokok…………………………………………… 14

  2.1.9 Fungsi Utama………………………………………….. 14

  2.1.8 Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai……………… 13

  2.1.7 Lima Komitmen Harian……………………………….. 12

  2.1.6 Strategi………………………………………………… 12

  2.1.5 Motto ………………………………………………….. 12

  2.1.4 Misi…………………………………………………….. 11

  2.1.2 Lokasi………………………………………………….. 11

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… ii KATA PENGANTAR………………………………………………………… iii DAFTAR ISI.……………….………………………………………………… v DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. viii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… ix

  2.1.1 Informasi Umum………………………………………. 9

  2.1 Gambaran Umum……………………………………………… 9

  BAB 2 : PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN...……………. 9

  1.4 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan …………………………. 7

  1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan………………………………. 6

  6

  1 1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan………………………………..

  BAB 1 : PENDAHULUAN…………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan……………………….

  2.2 Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ………………. 19

  2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan ……………… 19

  2.3 Pembahasan Masalah………………………………………….. 20

  2.3.1 Pengertian Vooruitslag………………………………… 21

  2.3.2 Pengertian Penundaan dalam Vooruitslag …………….. 22

  2.3.3 Prosedur Vooruitslag………………………………… .. 23

  2.3.4 Studi Kasus 1 PT. XXX Surabaya atas Permohonan

  Vooruitslag

  ……………………………………………. 23

  2.3.5 Studi Kasus 2 oleh PT. XXX Surabaya atas Permohonan Vooruitslag …………………………….. 29

  BAB 3 : SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………… 32

  3.1 Simpulan.………………………………………………………. 32

  3.2 Saran…………………………………………………………… 32 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 34 LAMPIRAN vi

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ……………………... 13Gambar 2.2 : Struktur Organisasi Perak……………………………………… 16Gambar 2.3 : Uraian Barang yang Diajukan Permohonan Vooruitslag……… 24Gambar 2.4 : Bagan Alir Prosedur Vooruitslag PT. XXX Surabaya………… 27Gambar 2.5 : Uraian Barang yang Diajukan Permohonan Vooruitslag……… 29Gambar 2.6 : Bagan Alir Prosedur Vooruitslag PT. XXX Surabaya………… 30

  vii viii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan……………………. 8

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Jawaban Permohonan Praktik Kerja Lapangan Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Lampiran 3 : Daftar Rekapitulasi Kehadiran dan Nilai Kehadiran Praktik Kerja

  Lapangan Lampiran 4 : Dokumentasi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Lampiran 5 : Surat Persetujuan Permohonan Vooruitslag Lampiran 6 : Surat Keputusan Pemberian Vooruitslag Lampiran 6 : Surat Penolakan Permohonan Vooruitslag ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

  Dalam mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang di dalamnya terkandung asas keadilan, menjunjung tinggi hak setiap anggota masyarakat, dan menempatkan kewajiban pabean sebagai kewajiban kenegaraan yang mencerminkan peran serta anggota masyarakat dalam menghimpun dana melalui pembayaran bea masuk, maka peraturan perundang-undangan kepabeanan ini sebagai bagian dari hukum fiskal harus dapat menjamin perlindungan kepentingan masyarakat, kelancaran arus barang, orang, dokumen, penerimaan bea masuk yang optimal, dan dapat menciptakan iklim usaha yang dapat mendorong laju pembangunan nasional.

  Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Maret 1997 yang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan yang bertujuan untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan, transparansi dan akuntabilias pelayanan publik, mendukung upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian nasional yang berkaitan dengan perdagangan global, mendukung kelancaran arus barang dan meningkatkan efektivitas pengawasan lalu lintas ekspor dan impor dari Kawasan Pabean.

  Kepabeanan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar serta pemungutan bea masuk dan bea keluar, sedangkan Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di Pelabuhan Laut, Bandar Udara, atau Tempat Lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Santoso,2013:103)

  Indonesia sebagai Negara berkembang mempunyai institusi Kepabeanan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan suatu instansi dari pemerintah yang sangat berperan penting dalam melindungi Indonesia atas keluar dan masuknya barang. Lembaga Bea dan Cukai merupakan

  1 gerbang keluar masuk untuk expor dan impor di dalam kawasan Pabean. Sebagai sebuah gerbang masuk dan keluar barang di kawasan Pabean, membuat lembaga Bea dan Cukai juga dikenal sebagai Trade Facilitator. Oleh sebab itu lembaga ini harus mengurus banyak hal yaitu memberikan pelayanan yang mencirikan kata save time, save cost, safety and simple. Dengan menggunakan ciri tersebut, diharapkan lembaga ini dapat memberikan pelayanan terbaik bagi Negara, masyarakat, perdagangan dan pelaku industri.

  Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) adalah instansi vertikal Direktorat Jendral Bea dan Cukai yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai memiliki tugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan Kepabeanan dan Cukai dalam dareah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-udang yang berlaku.

  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2007 tentang Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan

  (Vooruitslag)

  . Dalam implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2007 yang memiliki kendala dalam pelayanan dan pengawasan sebagaimana dalam pasal 37 ayat 2 Undang-Undang Kepabeanan.

  Kendala dalam pelayanan meliputi :

  1. Pengeluaran barang dengan menyerahkan dokumen pelengkap yang formatnya tidak standar.

  2. Surat Keputusan Vooruitslag sebagai persetujuan pengeluaran barang.

  3. Prosedur pelayanan belum diatur.

  4. Penyampaian dokumen secara manual.

  Kendala dalam pengawasan meliputi :

  1. Dokumen pelengkap bukan termasuk pemberitahuan pabean, sehingga jika terjadi kesengajaan kesalahan pemberitahuan jenis dan/atau jumlah, tidak dapat memenuhi unsur pemberitahuan pabean pada Pasal 102 huruf h Undang-Undang Kepabeanan.

  2. Administrasi Vooruitslag belum tertutup karena tidak ada jangka waktu kadaluarsa Surat Keputusan Vooruitslag.

  3. Monitoring tidak didukung sistem berbasis komputer. Bahwa dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan, pengawasan, dan kepastian hukum sehingga dilakukan penyempurnaan ketentuan pelayanan dan pengawasan yaitu dengan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan (Vooruitslag).

  Penyempurnaan Pelayanan :

  1. Pengeluaran barang dengan menyampaikan Pemberitahuan Impor Barang.

  2. Skem pengeluaran Barang sesuai PMK 144/2007 (PIB s.d. SPPB) 3. Terdapat pengaturan Prosedur Pelayanan.

  4. Penyampaian dokumen secara otomasi (CEISA)

  Penyempurnaan Dalam Pengawasan :

  1. Pengeluaran barang dengan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) sehingga kesengajaan kesalahan pemberitahuan jenis dan/atau jumlah dapat memenuhi unsur pemberitahuan pabean pada Pasal 102 huruf h Undang-Undang Kepabeanan.

  2. Terdapat pengaturan jangka waktu kadaluarsa Surat Keputusan Penundaan.

  3. Pemanfaatan Sistem berbasis komputer untuk perijinan dan monitoring.

  Penambahan Dasar Hukum :

  1. Pasal 10B ayat 5 Undang-Undang Kepabeanan, dan 2. Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang Kepabeanan. Tujuan adanya penyempurnaan adalah untuk lebih menjamin kepastian hukum, akuntabilitas pelayanan publik, mendukung upaya peningkatan dan pengembangan perekonomian nasional yang berkaitan dengan perdagangan global, mendukung kelancaran arus barang dan meningkatkan efektivitas penerimaan Negara.

  Penundaan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan 167/PMK.04/205

  pasal 1 angka 11 adalah penundaan pembayaran dalam hal :

  1. Bea masuk;

  2. Bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI); atau

  3. Bea masuk, cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI); atau Karena menunggu keputusan pembebasan atau keringanan. Impor untuk dipakai adalah :

  1. Memasukkan barang ke dalam Kawasan Pabean dengan tujuan untuk dipakai ; atau

  2. Memasukkan baran ke Kawasan Pabean untuk dimiliki atau dikuasai oleh orang yang berdomisili di Idonesia Barang dalam rangka Impor dapat dikeluarkan dengan tujuan Impor untuk dipakai dari Kawasan Pabean, Tempat Penimbunan Sementara, atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan Tempat Penimbunan Sementara, dengan diberikan Penundaan. Dalam hal permohonan pembebasan atau keringanan meliputi Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), Penundaan dapat juga diberikan atas pembayaran pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). Permohonan diserahkan melalui Pejabat Bea dan Cukai penerima dokumen dengan dilampiri :

  1. Bukti atas penerimaan permohonan untuk memperoleh Pembebasan; dan

  2. Fotokopi invoice dan/atau packing list atau dokumen semacam itu. Permohonan memuat :

  1. Alasan untuk mendapatkan Penundaan;

  2. Jumlah bea masuk atau bea masuk dan cukai yang dimintakan Penundaan pembayaran;

  3. Jumlah Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), dalam hal permohonan Penundaan meliputi Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) ; dan 4. Jumlah dan jenis barang.

  Penyerahan jaminan oleh importer yang telah mendapatkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan sebagaimana dimaksud dalam

  pasal 5 ayat 2 pada Peraturan Menteri Keuangan 167/PMK.04/2015 yaitu menyerahkan jaminan. Jaminan diserahkan kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menangani jaminan untuk mendapatkan bukti penerimaan jaminan.

  Jaminan sebagaimana berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan 259/PMK.04/2010 pasal 2 ayat 3 dapat berbentuk:

  1. Jaminan tunai;

  2. Jaminan bank;

  3. Jaminan dari perusahaan asuransi; atau

  4. Jaminan lainnya Atas penyampaian Pemberitahuan Impor Barang dilakukan penetapan tarif dan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan dokumen. Dalam hal atas penetapan tarif dan nilai pabean sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan 167/PMK.04/2015 berakibat kurangnya besar jaminan atas jumlah dan jenis barang yang tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberiaan Penundaan, importer melakukan penyesuaia jaminan sebelum pengeluaran barang.

  Penyampaian Pemberitahuan Pabean Impor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak Keputusan Penundaan diterima. Dalam hal melewati jangka waktu pada angka 1 maka Keputusan Penundaan tidak berlaku. Penyampaian Pemberitahuan Pabean Impor dinyatakan dengan :

  1. Tanda terima surat, dalam hal disampaikan secara langsung;

  2. Bukti pengiriman surat, dalam hal dikirim melalui pos, ekspedisi, atau kurir ; atau

  3. Bukti pengiriman secara elektronik. Pelaksanaan pemnyampaian Pemberitahuan Pabean Impor sampai dengan mendapat persetujuan penggeluaran barang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai pengeluaran barang impor untuk dipakai.

  Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak merupakan bagian dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wilayah Jawa Timur I yang beralamatkan di Jalan Tanjung Perak Timur Nomor 498 Surabaya. Alasan penulis memilih untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak dikarenakan penulis tertarik dengan kasus yang jarang ditemui Permohonan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan (Vooruitslag). Sehubungan degan hal tersebut maka judul yang diambil dalam tugas akhir ini adalah “ANALISIS VOORUITSLAG PT.

  XXX SURABAYA (STUDI KASUS DI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TANJUNG PERAK)”

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

  Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :

  1. Sebagai salah satu persyaratan akademik untuk meraih sebutan Ahli Madya pada program studi Diploma III Perpajakan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

  2. Menerapkan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan untuk diterapkan di lapangan.

3. Memproleh pengalaman bekerja dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa sehingga dapat bersaing di dunia kerja.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

  Manfaat diadakannya Praktek Kerja Lapangan adalah :

  1. Manfaat Bagi Mahasiswa

  a. Mengetahui Prosedur Pelaksaanaan Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai Dengan Jaminan (Vooruistlag).

  b. Mengembangkan wawasan dan disiplin ilmu baik secara teori maupun praktek yang berhubungan dengan Penerimaan Negara.

  c. Memperoleh pengalaman dalam dunia kerja secara nyata di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

  d. Sebagai awal memahami suasana dunia kerja.

  2. Manfaat bagi Almamater

  a. Informasi dari program praktek kerja lapangan dapat digunakan untuk memperbaiki kurikulum agar sesuai dengan perkembangan di bidang Penerimaan Negara. b. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Universitas Airlangga dengan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

  c. Memberikan bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Universitas Airlangga untuk menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan dalam dunia kerja.

  3. Manfaat bagi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak a. Meringankan beban kerja pegawai akan adanya mahasiswa PKL.

  b. Sebagai media untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Penerimaan Bea Masuk melalui mahasiswa.

  c. Memberikan masukan dan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

  4. Bagi Pembaca

  a. Menambah wawasan mengenai Penerimaan atas Bea Masuk sesuai Undang-Undang Kepabeanan yang berlaku di Indonesia.

  b. Untuk mengetahui gambaran Pelaksanaan Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan (Vooruitslag).

  c. Mengetahui gambaran mengenai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

1.4 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

  a. Subjek PKL : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

  b. Objek PKL : Penerimaan Bea Masuk khususnya Penundaan Pembayaran

  c. Topik : Pelaksanaan Vooruistlag pada PT. XXX oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak. d.

  Dilaksanakan selama empat minggu (4 Januari 2016 – 29 Januari 2016)

  

DAFTAR KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TABEL 1.1

NO OKTOBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI KEGIATAN 2015 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 1 2 3 4 1

  2

  3 4 1 2 3 4 1

  2 3 4 1 2 3 4

  1

  2

  3

  4

  1 2 3 4 1 2 3

  4 Pengajuan permohonan izin

  26

1 PKL

  2 Pengarahan PKL Pengarahan I

  4 Pengarahan II

  18 Pengarahan III

  8 Pengarahan IV

04 Jan - 29 Jan

  3 Pengarahan V Pelaksanaan PKL Pembagian dosen

  4 7 pembimbing

  5 Diskusi Judul

  18

  15

  6 Acc Judul

  7 Bab 1

  18 Penyusunan dan bimbingan

  8

  18 Maret - 3 Juni laporan PKL

  9 Penyerahan proposal

  29

  10 Penyerahan laporan PKL 7 17 - 28

  11 Ujian Akhir Semester

  12 Ujian Lisan

  13 TUGAS AKHIR ANALISIS VOORUITSLAG PT ... RIZKI DWI KASWANINGRUM

BAB 2 PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

  2.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak.

  Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak Surabaya. CUSTOMS (Instansi Kepabeanan) merupakan organisasi yang keberadaannya sangat penting bagi suatu negara, demikian pula Direktorat Jendral Bea dan Cukai (Instansi Kepabeanan Indonesia) yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan bertugas di seluruh Republik Indonesia dengan daerah pengawasan meliputi laut, darat, udara, serta tempat-tempat tertentu di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan landas kontinen.

  Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai peran sangat penting dalam pengawasan keluar (Ekspor) dan masuk (Impor) barang dari dan ke Indonesia dan sebagai pelindung penerimaan negara di bidang ekspor-impor. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki peran yang cukup penting dari negara untuk menjalankan tugas dan fungsinya:

  1. Melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya.

  2. Melindungi industri tertentu dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industri dari luar negeri.

  3. Melaksanakan tugas titipan dari intansi-intansi lain dengan Kementrian Keuangan yang berkepentingan dengan lalu lintas barang dan jasa yang melampaui batas-batas negara.

  4. Memungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor secara maksimal untuk kepentingan penerimaan negara.

  5. Memberantas penyelundupan.

2.1.1 Informasi Umum

  Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat

  9 pelayaran intersulair Kawasan Timur Indonesia. Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas. Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875, Ir.W.de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan kepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi rencana ini kemudian ditolak karena biayanya yang sangat tinggi.Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB.Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.

  Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai.Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya.Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga diseluruh Kawasan Timur Indonesia. Dalam masa pembangunan ini, usaha-usaha pengembangan terus dilakukan oleh pelabuhan Tanjung Perak yang diarahkan pada perluasan dermaga, khususnya dermaga kontainer, perluasan dan penyempurnaan berbagai fasilitas yang ada, pengembangan daerah industri dikawasan pelabuhan. pembangunan terminal penumpang dan fasililas-fasilitas lainnya yang berkaitan dengan perkembangan pelabuhan-pelabuhan modern. Dengan jumlah kantor yang tersebar di seluruh Indonesia, meliputi:

  1. Pelabuhan udara/laut;

  2. Pabrik (Kawasan Berikat Rokok, miras, etil alkohol dan minuman yang mengandung etil alkohol;

  3. Perbatasan darat; 4. Perwakilan di luar negeri.

  2.1.2 Lokasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya terletak pada posisi 112°43’22” garis Bujur Timur dan 07°11’54” Lintang Selatan. Tepatnya di Selat Madura sebelah Utara kota Surabaya yang meliputi daerah perairan seluas 1.574,3 ha dan derah daratan seluas 574,7 ha. Di jalan Perak Timur 498, 60164. Nomor telepon (031) 3293686.

  Kondisi ini menjadikan pelabuhan Tanjung Perak menjadi pintu gerbang terbesar kedua di Indonesia untuk pergerakan manusia, barang, dan jasa perdagangan baik antar daerah maupun antar negara terutama sebagai pusat kolektor dan distributor untuk kawasan Timur Indonesia.

  Berdasarkan letak strategis ini maka sangat layak apabila Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya dapat dijadikan sebagai salah satu barometer kegiatan Impor dan Ekspor yang ada di Indonesia.

  2.1.3 Visi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  Menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Terdepan yang Berintegritas, Berkualitas, dan Inovatif.

  2.1.4 Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  1. Memberika pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai secara efisien dan berorientasi pada kepuasan semua pemangku kepentingan;

  2. Melakukan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai secara efektif, terukur, dan akurat;

  3. Melakukan upaya secara aktif dan komprehensif dalam rangka optimalisasi penerimaan Negara.

  2.1.5 Motto Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  ” BC PERAK PAHLAWAN” Bea Cukai Perak Melakukan Perubahan Teratah dan Konsisten, serta Pantang menyerah dalam Pengawasan dan Pelayanan.

  2.1.6 Strategi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  “Profesionalisme sumber daya manusia, efisiensi dalam organisasi dan pelayanan.”

  2.1.7 Lima Komitmen Harian Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak :

  1. Tingkatkan Pelayanan;

  2. Tingkatkan transparansi keadilan dan konsistensi;

  3. Pastikan pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan;

  4. Hentikan perdagangan illegal; dan 5. Tingkatkan integritas.

  2.1.8 Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Gambar 2.1 Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanggal 29 Januari 1996 Gambar 2.1.5: Dasar Hukum:Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 52/KMK.05/1996

  1. Penjelasan Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

  a. Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa di dalamnya melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Gambar laut, gunung, dan angkasa melambangkan daerah pabean Indonesia yang merupakan wilayah berlakunya Undang- Undang Kepabeanan dan Undang-Undang Cukai;

  b. Tongkat dengan ular berjumlah delapan di bagian bawahnya melambangkan hubungan perdagangan internasional Republik Indonesia dengan mancanegara dari delapan penjuru angina.

  c. Sayap yang terdiri 30 sayap kecil dan 10 sayap besar melambangkan hari Keuangan Republik Indonesia tanggal 30 Oktober dan melambangkan Bea dan Cukai dengan unsur pelaksana tugas pokok departemen keuangan di bidang kepabeanan dan cukai; d. Mali padi berjumlah dua bentuk lingkaran melambangkan tujuan pelaksanaan tuas bea dan cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

  2. Warna dari Logo Disesuaikan dengan warna dasar penggunanya.

  2.1.9 Fungsi Utama Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  Berdasarkan Pasal 49 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;

  2. Pelaksanaan pelayanan perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;

  3. Pelaksanaan pemberian bimbingan kepatuhan, konsultasi dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai;

  4. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai dan pungutan Negara lainnya yang dipungut oleh Direktoral Jenderal;

  5. Pelaksanaan intelejen, patrol, penindakan dan penyidkan di bidang kepabeanan dan cukai;

  6. Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang kepabeanan, cukai, dan penyiapan administrasi urusan banding;

  7. Perencanaan dan pelaksaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai;

  8. Penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai; 9. pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan kepabeanan dan cukai;

  10. Pelaksanaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api Kantor Pelayanan Utama;

  11. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja; 12. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Utama.

  2.1.10 Tugas Pokok Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak

  Melaksanakan sebagian tugas pokok Kementrian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan yang ditetapkan oleh Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk Dan Cukai Serta pungutan Negara lainnya berdasarkan peraturan perundang-ungangan yang berlaku.

GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TANJUNG PERAK KEPALA KANTOR (EFRIZAL) KASUBBAG UMUM (LENNI IKA W.) Kaur TU dan Kaur Rumah Kaur Kepegawaian Tangga

  ( QWARTA NAHID N.) Keuangan (FHIERDA SURATIN P) KASI KEPATUHAN HUSEIN) ( KASI KASI PENYULUHAN DAN KASI PENGOLAHAN KASI PENINDAKAN KASI ADMINISTRASI KASI PELAYANAN INTERNAL PERBENDAHARAAN DATA DAN LAYANAN INFORMASI DAN PENYIDIKAN MANIFES (M. SURYO WIDODO) (BANDA CAHYONO) (HIMAWAN INDARJONO) KEPABEANAN DAN (SYAHRIAL BUDI) ( EKO TJAHYONO) ADMINISTRASI CUKAI (SLAMET SUBUR) DOKUMEN

  Kasubsi Kasubsi Kasubsi Intelijen I Penerimaan dan

  Kasubsi Kepatuhan Kasubsi Hanggar Pengadministrasian

  Kasubsi Penyuluhan Jaminan I Kasubsi Intelijen II

  Pelaksanaan Tugas Manifes Pabean dan Cukai Kasubsi Pengolahan Pelayanan &

  I - XV Data Kasubsi I Administrasi Kasubsi Penindakan

  Penerimaan dan Kasubsi Layanan Jaminan II Kasubsi Penindakan II

  Informasi Kasubsi Administrasi Kasubsi Kasubsi

  Kasubsi Kepatuhan Dokumen Penagihan dan Kasubsi Penyidikan &

  Pengadministrasian Pelaksanaan Tugas Pengembalian I

  Barang Hasi Penyidikan Pemberit.

  Pengawasan Pengangkutan Kasubsi Penagihan Kasubsi Sarana Operasi

  Barang Kelompok Jabatan dan Pengembalian Fungsional Sumber : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Dan cukai Tanjung Perak.2016

II TUGAS AKHIR

  ANALISIS VOORUITSLAG PT ... RIZKI DWI KASWANINGRUM

2.1.11 Susunan Organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak :

1. Subbagian Umum Tugas :

  Melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga Kantor pengawasan dan Pelayanan, serta penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas. Subbagian Umum terdiri dari :

  a. Urusan Tata usaha dan Kepegawaian Tugas :

  Melakukan urusan tata usaha dan kepegawaian, serta penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas.

  b. Urusan Keuangan Tugas :

  Melakukan urusan keuangan, anggaran, dan kesejahteraan pegawai.

  c. Urusan Rumah Tangga Tugas : Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

  2. Seksi penindakan dan Penyidikan Tugas :

  Melakukan intelejen, patrol dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai, penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api.

  3. Seksi Administrasi Manifes Tugas :

  Melakukan pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan pengangkutan barang.

  4. Seksi Perbendaharaan

  17

  Tugas :

  Melakukan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.

  5. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Tugas :

  Melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai.

  6. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Tugas :

  Melakukan bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan layanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai.

  7. Seksi Kepatuhan Internal Tugas :

  Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja di lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.

  8. Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi dokumen Tugas :

  Melakukan pengoperasian komputer dan sarana penunjangnya, pengelolaan dan penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan teknis komunikasi data, pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabeanan dan cukai, penerimaan, penelitian kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai, serta penyajian data kepabeanan dan cukai.

  9. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas :

  Melakukan Kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.2 Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

  Kegiaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak sebagai tempat melaksasnakan studi kasus mengenai Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Digunakan Dengan Jaminan (Vooruitslag) yang diajukan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan dimulai dari tahap awal persiapan hingga pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut :

2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan

  Masa persiapan Praktik Kerja Lapangan diawali dengan pembekalan dari Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan. Materi yang diberikan mengenai ketentuan bertujuan untuk mahasiswa dapat beradaptasi di lingkungan tempat Praktik Kerja Lapangan dengan baik dan memudahkan untuk memahami data yang didapat karena telah dijelaskan mengenai topic yang hendak dibahas.

  Diawali dengan mencari tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, pada tahap ini mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dimulai dengan mengajukan surat pengantar Praktik Kerja Lapangan kepada pihak Akademik Universitas Airlangga untuk mendapat ditandatangai oleh Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Selanjutnya mahasiswa menyusun Proposal Permohonan Praktik Kerja Lapangan untuk pengajuan Praktik Kerja Lapangan yang diajukan ke tempat Praktik Kerja Lapangan yang dituju untuk memperoleh izin melaksanakan Praktik Kerja Lapangan kurang lebih 4 (empat) minggu.

  Dalam hal melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun proposal mengenai judul dan hal-hal yang melatarbelakangi Praktik Kerja Lapangan. Judul proposal terlebih dahulu diajukan kepada dosen pembimbing masing-masig dari mahasiswa untuk mendapatkan persetujuan. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mempunyai pandangan jelas dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan.

2.3 Pembahasan Masalah

2.3.1 Pengertian Vooruitslag

  Vooruitslag

  menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 160/PMK.04/2007 adalah merupakan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan. Seiring berjalannya waktu dalam rangka lebih meningkatkan pengawasan, pelayanan, dan kepastian hukum. Maka, dilakukan penyempurnaan ketentuan yaitu dengan mengesahkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan.

  Alasan dilakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2007 tentang Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan terdapat kendala-kendala yaitu :

  1. Kendala dalam pengiriman

  a. Pengeluaran barang dengan menyerahkan dokumen pelengkap yang formatnya tidak standar; b. Surat Keputusan Vooruitslag sebagai persetujuan pengeluaran barang; c. Prosedur pelayanan belum diatur; d. Penyampaian dokumen secara manual.

  2. Kendala dalam pengawasan

  a. Dokumen Pelengkap bukan termasuk pemberitahuan pabean, sehingga jika terjadi kesengajaan kesalahan pemberitahuan jenis dan/atau jumlah, tidak dapat memenuhi unsur pemberitahuan pabean’ b. Administrasi Vooruitslag belum tertutup karena tidak ada jangka waktu kadaluarsa pada Surat Keputusan Vooruitslag; c. Monitoring tidak didukung sistem Informatika.

  3. Dasar hukum Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Kepabeanan.

  (2) Kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan penundaan dalam hal pembayarannya ditetapkan secara berkala atau menunggu keputusan pembebasan atau keringanan. Dengan adanya kendala-kendala tersebut maka dilakukan penyempuranaan dengan mengesahkan Peraturan Menteri Keuangan Republik

  Indonesia Nomor 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan. Berikut merupakan penyempurnaan atas kendala-kendala pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 160/PMK.04/2007 adalah merupakan Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Menggunakan Jaminan adalah sebagai berikut :

  1. Penyempurnaan pelayanan

  a. Pengeluaran barang dengan menyampaikan PIB;

  b. Skem Pengeluaran Barang sesuai Peraturan Menteri Keuangan 144/2007;

  c. Terdapat pengaturan Prosedur pelayanan;

  d. Penyampaian dokumen secara otomasi (Ceisa)

  2. Penyempurnaan dalam pengawasan

  a. Pengeluaran barang dengan PIB sehingga kesengajaan kesalahan pemberitahuan jenis dan/atau jumlah dapat memenuhi unsur pemberitahuan pabean pada pasal 102 huruf h Undang-Undang Kepabeanan;

  b. Terdapat pengaturan jangka waktu kadaluarsa Surat Keputusan Penundaan; c. Pemanfaatan Sistem Informatika untuk perijinan dan monitoring.

  3. Penambahan Dasar Hukum

  a. Pasal 10B ayat 5 Undang-Undang Kepabeanan; dan

  (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

  b. Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang Kepabeanan.

  (3) Kewajiban membayar bea masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan penundaan dalam hal pembayarannya ditetapkan secara berkala atau menunggu keputusan pembebasan atau keringanan. Dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini, Kantor Pengawasan dan

  Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak menerima Permohonan Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan (Vooruitslag) oleh PT XXX Surabaya.

Dokumen yang terkait

FASILITAS PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI PANARUKAN

0 5 5

FASILITAS PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI PANARUKAN

0 2 5

JENIS BARANG YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN PROSEDUR EKSPORNYA DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

0 8 35

PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya

0 0 15

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROSEDUR PEMBAYARAN PREMI BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 KANTOR PEMASARAN AGENCY TUNJUNGAN SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.)

0 1 92

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENGENAAN TARIF PROGRESIF PADA PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI DINAS PENDAPATAN SURABAYA JAWA TIMUR TAHUN 2015 Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Perpajakan

0 0 58

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENYALURAN RASKIN PADA PERUM BULOG DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Akuntansi

0 1 106

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN AKUNTANSI ASET TETAP PRIMKOPAL SATLINLAMIL SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Akuntansi

0 1 63

AUTO 2000 CABANG A.YANI SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Pemasaran

0 0 60

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PROSEDUR PENGARSIPAN DATA PERSONAL PEGAWAI PADA UNIT SUMBER DAYA MANUSIA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASI 8 SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Kesekreta

0 0 91