JENIS BARANG YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN PROSEDUR EKSPORNYA DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

JENIS BARANG YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN PROSEDUR EKSPORNYA DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA

DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

Oleh

RADNO ALEXANDER TOBING

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung adalah instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan pelayanan lalu lintas perdagagan internasional. Salah satu bentuk pengawasan dan pelayanan yang menjadi tanggung jawab adalah pengawasan atas barang yang dikenakan bea keluar dan pelayanan ekspornya. Atas barang yang dikenakan bea keluar menjadi perhatian khusus bagi instansi ini, karena semakin tinginya tingkat kegiatan ekspor barang tersebut.

Dalam penulisan laporan akhir ini memiliki tiga tujuan, diantaranya adalah mengetahui barang-barang apa saja yang dikenakan tarif bea keluar pada saat kegiatan ekspor, memahami dasar dan tujuan diberlakukannya bea keluar atas barang tertentu, dam mengetahui prosedur-prosedur yang harus dipenuhi dan dilalui dalam ekspor barang yang dikenakan bea keluar.

Dalam melakukan penelitian berdasarkan metode penelitian lapangan dan kepustakaan maka penulis mendapatkan hasil bahwa adanya perbedaan proses ekspor atas barang yang dikenakan bea keluar dan barang umum. Barang umum dalam proses ekspornya hanya melakukan pelaporan dan menyerahkan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang tanpa memperhitungkan bea keluarnya. Ini dikarnakan tidak diberlakukannya bea keluar atas barang tersebut, sedangkan barang yang dikenakan bea keluar wajib melakukan pelaporan dan menyerahkan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang serta melakukan penghitungan atas bea keluar barang tersebut. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung telah memberikan pelayanan yang baik terhadap para eksportir dalam melakuakan kegiatan ekspor barang yang dikenakan bea keluar. Namun harus diperhatikan dalam penentuan tarif yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan secara periodik dimana perlu adanya sosialisasi atas tarif tersebut agar menghindari ketidak sesuaian pengenaan tarif untuk penghitungan bea keluar tersebut.


(2)

(3)

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung, Tapanuli Utara pada tanggal 19 Mei 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara yang berasal dari pasangan J. Lumban Tobing dan Linda Rita Uli Pasaribu. Jenjang Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Taman Kanak-Kanak Xaverius Way Halim Permai pada tahun 1998, menamatkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Xaverius 3 Way Halim Permai pada tahun 2005, lalu melanjutkan pendidikan menengah di SMP Xaverius 4 Way Halim Permai yang telah selesai pada tahun 2008, dan

pendidikan menengah atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung yang kemudian lulus pada tahun 2011. Tahun 2011 juga penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada program Diploma III Perpajakan


(5)

MOTO

“Mahkota orang bijak adalah kepintarannya, tajuk orang bebal adalah kebodohannya”

(Amsal 14:24)

“Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama

menerima hasil usahanya” (2 Timotius 2:6)

“Sebelum melakukan tindakan sadarilah akan kemampuan dirimu”


(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Laporan Akhir ini kepada kedua Orang Tuaku, Ayah dan Ibu tercinta atas segala doa, perhatian, kesabaran, kasih, dan restunya. Adikku Sheren Destiana Tobing tersayang dan seluruh keluarga besarku atas

segala doa, perhatian, dan pengorbanan.

Sahabat-sahabat terbaikku, serta semua yang telah memberikan motivasi, semangat, dan doa untuk keberhasilanku.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 3

1.3 Tujuan Penulisan ………... 3

1.4 Manfaat Penulisan ………... 4

1.5 Metode Penulisan ……….... 4

1.5.1 Penelitian Lapangan ………... 4

1.5.2 Penelitian Kepustakaan ………. 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Hukum ……….. 5

2.2 Pengertian Pajak ………. 6

2.3 Fungsi Pajak ……… 6


(8)

2.4.1 Menurut Golongan ………. 8

2.4.2 Menurut Sifatnya ………... 8

2.4.3 Menurut Lembaga Penmungutnya ………. 8

2.5 Istilah-Istilah Kepabeanan Dibidang Ekspor ………... 9

2.6 Prosedur ……….... 12

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung….. 13

3.2Tujuan dan Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung …. 14 3.2.1 Tujuan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung ……… 14

3.2.2 Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung ……… 15

3.3Visi dan Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung …. 16 3.3.1 Visi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung ……… 17

3.3.2 Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung ……… 17


(9)

3.4Motto Kantor Pengawasan dan Pelayanan

Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung …. 18 3.5 Struktur Organisasi ……… 18

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Ekspor Di KPPBC TMP B Bandar Lampung …... 24

4.2 Pengenaan Bea Keluar ……….. 25

4.3 Perhitungan Bea Keluar ……… 33

4.4 Prosedur Ekspor Barang Yang Dikenakan Bea Keluar ……. 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 43

5.2 Saran ……….. 44


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan zaman mengalami peningkatan yang sangat pesat dan menjadikan keadaan itu sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat guna mengikuti perkembangan tersebut, begitu juga sektor ilmu pengetahuan dan teknologi. Situasi ini mengakibatkan arus globalisasi di seluruh belahan dunia mengalami peningkatan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Demi memenuhi perkembangan zaman tersebut banyak cara yang dilakukan supaya segala

sesuatunya terpenuhi. Dari waktu ke waktu tingkat permintaan akan sumber daya alam juga meningkat. Kondisi ini disebabkan meningkatnya juga kebutuhan di bidang industri baik dari dalam negeri maupun luar negri. Pemenuhan sumber daya alam inilah yang nantinya digunakan sebagai awal dari proses produksi. Dimana hasil dari alam digunakan sebagai bahan baku dalam suatu proses

produksi. Hasil produksi tersebut akan dipasarkan ke dalam negeri maupun keluar negeri.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam tersebut, seperti hasil hutan, tambang, laut dan masih banyak lagi. Tentu dalam keadaan yang


(11)

2

seperti ini membuat Indonesia berpotensi meraup keuntungan yang besar dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Namun yang menjadi masalah adalah ketersediaan sumber daya alam tersebut memiliki tingkat batas tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan sumber daya alam tersebut. Peranan pemerintah sangat dituntut untuk mengurangi masalah ini, khususnya dalam bidang

kepabeanan dan cukai. Peranan Direktorat Jendral Bea dan Cukai (DJBC) sangat diperlukan khususnya dibidang lalu lintas perdagangan internasional. Sebagai suatu institusi pemerintahan, DJBC sendiri selalu menjunjung fungsi utamanya, yaitu Trade Facilitator, Industrial Assistance, Revenue Collector, dan Community

Protector.Dialin sisi demi menjaga lalu lintas perdagangan internasional DJBC

juga dituntut untuk untuk menjadi instansi abdi negara, dimana fungsi DJBC mengumpulkan dana yang berasal dari pengenaan tarif atas bea masuk dan bea keluar, yang nantinya dana tersebut digunakan negara dengan tujuan

pembangunan nasional.

Namun yang menjadi perhatian adalah pengenan tarif bea keluar. Dimana selain menjadi pungutan negara bea keluar juga berperan mengurangi ataupun menjaga stabilitas barang-barang yang berasal dari dalam negeri yang nantinya akan diekspor ke luar negeri. Pada dasarnya pengenaan tarif bea keluar adalah 0%. Dimana pemberlakuan tarif 0% atas bea keluar bertujuan untuk menunjang barang yang berasal dari dalam negeri agar dapat bersaing dengan barang-barang yang berasal dari luar negeri. Tidak semua barang-barang dapat dikenakan tarif bea keluar, hanya ada beberapa barang yang dikenakan tarif khusus tersebut. Dimana ada banyak dasar dan tujuan mengapa barang-barang tersebut dikenakan


(12)

3

tarif bea keluar. Prosedur ekspor atas barang yang dikenakan tarif bea keluar pun berbeda dengan barang-barang ekspor lainya

Dari beberapa informasi yang telah disebutkan diatas maka penulis merasa tergerak untuk melakukan penelitian lebih lanjut atas hal-hal yang telah

dikemukakan tersebut, serta tertarik untuk mengambil judul “JENIS BARANG YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN PROSEDUR EKSPORNYA DI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis menemukan beberapa masalah yang harus diteliti lebih lanjut, antara lain:

1. Apa yang menjadi dasar dan tujuan diberlakukannya Bea Keluar ? 2. Jenis barang apa saja yang dikenakan Bea Keluar oleh DJBC?

3. Bagaimana prosedur ekspor yang harus dipenuhi eksporti dalam ekspor barang yang dikenakan Bea Keluar di KPPBC TMP B Bandar Lampung?

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan dari diadakannya penelitian dan penulisan ini adalah :

1. Mengetahui barang-barang apa saja yang dikenakan tarif bea keluar pada saat kegiatan ekspor.

2. Memahami dasar dan tujuan diberlakukannya tarif bea keluar atas barang tertentu.

3. Mengetahui prosedur-prosedur yang harus dipenuhi dan dilalui dalam ekspor barang yang dikenakan tarif bea keluar.


(13)

4

1.4Manfaat Penulisan

Manfaat diadakannya penelitian dan penulisan ini adalah untuk memberikan informasi yang tepat dan aktual bagi para pembaca dan khususnya bagi para eksportir mengenai ekspor barang yang dikenakan tarif bea keluar di Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung. Sehingga apa yang telah disampaikan menjadi lebih bermamfaat dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam melakukan kegiatan ekspor bagi pembaca, eksportir, dan para masyarakat yang ingin mendalami hal ini

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam pelaksanaan penelitian adalah metode penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.

1.5.1 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan adalah bentuk suatu penelitian dimana penulis melakukan kegiatan penelitian atau pengambilan data langsung pada tempat kegiatan yaitu Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung.

1.5.2 Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah bentuk penelitian yang pengambilan datanya berasal dari data data yang bersifat tersurat, seperti undang –undang dan brosur.


(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Hukum

1. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor.

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 518/KM.4/2014 tentang Penetapan Harga Ekspor Untuk Penghitungan Bea Keluar.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Harga Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK/.001.2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Harga Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.


(15)

6

2.2Pengertian Pajak

Menurut Undang-undang No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Menurut Drs. M. Suparmoko, M.A., Ph. D, dalam bukunya Keuangan Negara (2000:94). “Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk”.

Menurut Erly Suandy dalam bukunya Perencanaan Pajak (2003). “Pajak adalah salah satu penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan”.

Berdasarkan pendapat par di atas dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran atau pungutan yang digunakan oleh suatu badan yang bersifat umum (Negara) untuk memasukkan uang kedalam kas Negara dalam menutupi segala pengeluaran yang telah dilakukan dimana pungutannya dapat dipaksakan.

2.3Fungsi Pajak

1. Fungsi anggaran atau penerimaan (budgetair)

Pada fungsi ini pemungutan pajak berperan sebagai pengumpul dana sebanyak-banyaknya ke kas negara. Penerimaan negara dari sektor perpajakan dimasukkan ke dalam komponen penerimaan dalam negeri


(16)

7

pada APBN, yang nantinya digunakan oleh pemerintah untuk belanja rutin pemerintah maupun pengeluaran untuk membiayai pembangunan 2. Fungsi Mengatur (regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Contohnya adalah pengenaan pajak yang lebih tinggi kepada barang mewah dan minuman keras.

3. Fungsi Stabilitas

Karena sifatnya yang sangat luas, seperti: stabilitas nilai tukar rupiah, stabilitas moneter bahkan bisa juga stabilitas keamanan, fungsi ini berkaitan dengan fungsi lainnya, seperti regulerend. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar defisit perdagangan tidak semakin melebar

4. Fungsi Redistribusi

Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Kebutuhan akan dana itu, salah satunya dapat dipenuhi melalui pajak. Pajak hanya dibebankan kepada mereka yang mempunyai kemampuan untuk membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun tadi, dapat juga dimanfaatkan oleh mereka yang tidak

mempunyai kemampuan membayar pajak, untuk meningkatkan pendapatannya.


(17)

8

2.4Pengelompokan Pajak

Dalam kenyataanya pajak dikelompokkan menurut beberapa jenis. Dimana pajak itu dikelompokkan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya. Yaitu :

2.4.1 Menurut Golongannya

1. Pajak langsung adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak tanpa hak pelimpahan. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh). 2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnyadapat dibebankan

atau dilimpahkan pada orang lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

2.4.2 Menurut Sifatnya

1. Pajak Subjektif adalah pajak yag berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dengan artian memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : pajak Penghasilan.

2. Pajak Objektif adalah pajak yang hanya memperhaikan objek tanpa memperhatikan wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan nilai dan Pajak penjualan berang mewah.

2.4.3 Menurut Lembaga Pemungutnya

1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan dipergunakan untuk rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Meah, Bea Materai.


(18)

9

2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan dipergunakan untuk membiayai pemerintah daerah. Pajak daerah terdiri atas:

- Pajak Provinsi Contoh Pajak kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor

- Pajak Kabupaten/kota contoh Pajak hotel, restoran, hiburan.

2.5Istilah-istilah Kepabeanan Dibidang Ekspor 1. Pabean

Pabean adalah instansi (jawatan, kantor) yang mengawasi, memungut, dan mengurus bea masuk (impor) dan bea keluar (ekspor), baik melalui darat, laut, maupun melalui udara. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi dan lembaga yang menjalankan tugas ini serta sebagai unsur pelaksana tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan Republik Indonesia di bidang kepabeanan dan cukai.

2. Kepabeanan

Kepabeanan adalah semua bentuk kegiatan dimana peranan DJBC sebagai pengawas lalu lintas perdagangan atas barang yang masuk maupun yang keluar dari daerah pabean serta kegiatan pemungutan bea masuk dan bea keluar.

3. Daerah Pabean

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku


(19)

10

undang-undang kepabeanan. Barang dari luar daerah pabean yang memasuki daerah pabean akan terhutang bea masuk dan wajib menyelesaikan kewajiban pabeannya.

4. Kawasan Pabean

Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

5. Ekspor

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain, atau kegiatan mengeluarkan dan menjual barang dari dalam daerah pabean ke luar daerah pabean.

Menurut Prof. Dr. Herman Budi Sasono, S.E., MM dalam bukunya yang berjudul Manajemen Ekspor dan Perdagangan Internasional (2013). “Ekspor adalah kegiatan menjual produksi dari suatu negara ke negara lain melewati batas terluar wilayah kepabeana suatu negara, dengan tujuan mendapatkan devisa yang dibutuhkan negara”.

6. Eksportir

Orang perorangan atau badan yang melakuakan kegiatan mengeluarkan dan/atau menjual barang dari dalam daereah pabean keluar daerah pabean


(20)

11

7. Pemberitahuan Ekspor Barang

Pemberitahuan Ekspor Brang yang selanjutnya disingkat dengan PEB adalah pemberitahuan pabean yang digunakan untuk memberitahukan ekspor barang.

8. Harga Patokan Ekspor

Harga patokan ekspor yang selanjutnya disingkat HPE adalah harga patokan yang ditetapkan secara periodik oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan setelah berkoordinasi dengan menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian/kepala badan teknis terkait.

9. Harga Ekspor

Harga ekspor adalah harga yang digunakan untuk penghitungan bea keluar, yang selanjutnya penetapan harga ekspornya berdasarkan harga patokan yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah. Dimana harga patokan tersebut menjadi dasar dalam penghitungan besaran bea keluar.

10.Tarif

Tarif adalah dasar perhitungan atau besaran pengenaan beban terhadap suatu barang. Dalam kepabeanan tarif pada umumnya digunakan untuk memperhitungan besaran bea masuk pada barang impor dan juga untuk memperhitungkan besaran bea keluar pada barang yang akan di ekspor


(21)

12

11.Bea Keluar

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 “Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor”.

Penetapan barang ekspor yang dikenakan bea keluar dilakuakan oleh Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dan/atau usul menteri yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang perdagangan dan/atau menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen/kepala badan teknis terkait.

2.6Prosedur

Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan, dan melibatkan beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian demi tercapainya kesesuaian satu dengan yang lain.

Menurut Richard F. Neuschael dalam Sistem Informasi Akuntansi (2011:1) “Prosedur adalah suatu unsur-unsur operasi klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang di dalam suatu atau lebih departemen yang ditetapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.


(22)

13

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung berkedudukan di Bandar Lampung yang beralamatkan di Jalan Yos Sudarso Pelabuhan Panjang Bandar Lampung. Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung

merupakan salah satu kantor yang bertugas untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi DJBC. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung berada dibawah pengawasan kantor wilayah DJBC Sumatera bagian selatan. Provinsi Lampung yang terletak di ujung selatan pulau Sumatra merupakan pintu gerbang lalu lintas antara pulau Sumatera dengan pulau jawa. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung juga merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuknya barang baik dalam daerah pabean maupun dari luar daerah pabean. Produk utama provinsi Lampung adalah hasil bumi. Hasil bumi ini di ekspor ke berbagai Negara yang pemuatannya melalui KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung.


(23)

14

3.2 Tugas dan Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Dalam pelaksanaan kegiatannya, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung memiliki Tugas dan Fungsi yang harus di jalankan. Adapun Tugas dan Fungsinya adalah sebagai berikut:

3.2.1 Tugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Direktorat Jendral Bea dan Cukai merupakan salah satu instansi yang memiliki peran yang sangat penting bagi Negara. Adapun tugas-tugas dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

1. Melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya; 2. Melindungi Industri tertentu didalam negeri dari persaingan yang tidak

sehat dengan industry sejenis dari luar negeri; 3. Memberantas penyeludupan;

4. Melaksanakan tugas titipan dari instansi-instansi lain yang

berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas Negara;

5. Memungut bea keluar dan pajak dalam rangka impor secara maksimal untuk kepentingan keuangan Negara;

6. Menerapkan wawasan dan sanksi dalam artian agar peraturan dapat ditaati dengan baik dan secara sadar hukum.


(24)

15

Adapun inti dari tugas tugas tersebut dapat disimpulkan menjadi satu, yaitu : “Melakukan Pengawasan dan Pelayanan Di Bidang Kepabeanan dan Cukai Dalam Daerah Wewenangnya Berdasarkan Peraturan

Perundang-Undangan”

3.2.2 Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan intelijen, patroli, dan operasi pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, serta pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan pengangkutan barang;

2. Penyidikan dibidang kepabeanan dan cukai;

3. Pengelolaan dan pemeliharaan secara operasi, sarana komunikasi, dan senjata api;

4. Pelaksanaan pemungutan bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan Negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai; 5. Pemberian pelayanan teknis dan kemudahan dibidang kepabeanan dan

cukai;

6. Penelitian dokumen pemberitahuan impor dan ekspor barang, nilai pabean, fasilitas ekspor impor, dan pemeriksaan fisik;


(25)

16

7. Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, nilai pabean, dan sanksi administrasi berupa denda;

8. Pelayanan atas pamasukan, pemuatan, pembongkaran, penimbunan barang, serta pengawasan pelaksanaan pengeluaran barang keluar dan dari kawasan pabean;

9. Penelitian dokumen cukai, pemeriksaan pengusaha barang kena cukai dan urusan perusakan pita cukai;

10. Pembukuan dokumen kepabeanan dan cukai serta dokumen lainnya; 11. Pengendalian dan pelaksanaan urusan perizinan kepabeanan dan cukai; 12. Pemeriksaan pabean dan pengawasan pelaksanaan penimbunan dan

pengeluaran barang ditempat penimbunan pabean dan tempat penimbunan berikat, pengelolaan tempat penimbunan pabean dan tempat penimbunan berikat, dan pelaksanaan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai;

13. Pelaksanaan pengolahan data dan penyajian laporan kepabeanan dan cukai serta penerimaan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai;

14. Pelaksanaan administrasi kantor pengawasan dan pelayanan yang baik.

3.3 Visi dan Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Demi tercapainya fungsi dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung, terdapat beberapa visi dan misi yang digenggam, yaitu:


(26)

17

3.3.1 Visi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan ingin mencapai misinya, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung memiliki visi agar menjadi yang terbaik diantara seluruh KPPBC dalam jajaran kanwil DJBC Sumatera bagian selatan khususnya dan DJBC pada umumnya. Maka Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung memiliki visi sebagai berikut:

“Menjadi Kantor Madya Pabean B Yang Modern Dengan Pengawasan dan Pelayanan Terbaik Dalam Kinerja dan Citra”

3.3.2 Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung keberadaannya adalah sebagai pelayan dan pengawas untuk arus lalu lintas barang dari dalam maupun dari luar kawasan pabean. Agar pelaksanaan tugas tersebut dapat dapat terealisasi secara optimal, maka Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung menetapkan misi yang saling berkaitan yaitu:

1. Memberikan Pelayanan Yang Cepat, Tepat, dan Akurat; 2. Melakukan Pengawasan Yang Efektif dan Efisien; 3. Mengutamakan Kualitas Kerja; dan


(27)

18

3.4Motto Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung

- Santun melayani - Siaga mengawasi - Siap mengabdi 3.5Struktur Organisasi

Susunan lengkap organisasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung terdiri dari :

1. Kepala Kantor 2. Subbagian Umum

3. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai 4. Seksi Perbendaharaan

5. Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2)

6. Seksi Pengolahan Data dan administrasi Dokumen 7. Seksi Layanan dan Informasi

8. Seksi Kepatuahan Internal

Masing-masing bagian organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda


(28)

19

Berikut adalah tugas dari masing masing bagian organisasi :

1. Kepala Kantor

Mengkoordinasikan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, pungutan bea masuk, pungutan bea keluar, cukai dan pajak lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai serta pengawasan lalu lintas barang berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku demi tercapainya kelancaran dalam pelaksanaan tugas.

2. Subbagian Umum

Subbagian Umum mempunyai tugas yang penting di KPPBC sebagai berikut: - Melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, dan rumah

tangga Kantor Pengawasan dan Pelayanan.

- Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja.

- Penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undang kepabeanan dan cukai.

- Pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Subbagian umum terdiri dari:

- Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian. - Urusan Keuangan.


(29)

20

3. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai

Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas penting, selain melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai seksi ini juga memiliki tugas sebagai berikut:

- Melakukan pelayanan teknis dan fasilitas dibidang kepabeanan dan cukai, - Penelitian dan pemeriksaan.

- Pemberitahuan nilai pabean. - Penetapan klasifikasi pabean.

- Melakukan penelitian dokumen cukai dan pemeriksaan barang kena cukai. - Administrasi perizinan.

- Pemantauan produksi.

Seksi PKC terdiri dari: - Subseksi Hanggar. - Subseksi Cukai.

4. Seksi Perbendaharaan

Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas pemungutan administrasi bea masuk, bea keluar, cukai, dan pungutan negara lainya yang dipungut oleh Direktorat Jendral, dan pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkut dan

pemberitahuan pengangkutan barang.

Seksi Perbendaharaan terdiri dari:

- Subseksi Administrsi Penerimaan dan Jaminan. - Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian. - Subseksi Manifes.


(30)

21

5. Seksi Penindakan dan Penyidikan

Seksi P2 mempunyai tugas melakukan intelijalanen, patroli, dan oprasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang kepabeanan dan cukai, penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai serta pengolahan dan pengadministrasian sarana opras, sarana komunikasi dan senjata api

Seksi P2 terdiri dari: - Subseksi Intelijen.

- Subseksi Penindakan dan Sarana Oprasi.

- Subseksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan.

6. Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen

Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen memiliki tugas melakukan pengoprasian komputer dan sarana penunjangnya, pengolahan/penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan teknis

komunikasi dan data, pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabeanan dan cukai, penerimaan dan penelitian kelengkapan atas pendistribusian

dokumen kepabeanan dan cukai, serta penyajian data kepabeanan dan cukai.

7. Seksi Layanan dan Informasi

Seksi PLI mempunyai tugas penting di KPPBC sebagai berikut: - Melakukan bimbingan keptuhan, konsultasi, dan layanan informasi

dibidang kepabean dan cukai.

- Sebagai pemberi penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan dibidang kepabean dan cukai.


(31)

22

- Sebagai media penyedia informasi kepabean dan cukai kepada pegawai dan pengguna jasa.

- Sebagai media pemberi bimbingan dalam memetuhi dan memahami peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai bagi pengguna jasa.

8. Seksi Kepatuahan Internal

Seksi Kepatuhan Internal mempunyai tugas penting yaitu sebagai berikut: - Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja Bea dan

Cukai.

- Pengendalian masalah integritas dan profesionalisme pegawai. - Menyusun evaluasi kinerja di bidang pelayanan dan pengawasan.

- Sebagai pelapor dan pemantau tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasaan fungsional dan pengawasan masyarakat.

Dengan adanya tugas tugas tersebut, bagian-bagian/seksi dituntut untuk

menjalankan tugas tersebut sebaik mungkin, namun bagian-bagian/seksi tersebut dituntut juga tetap memengang teguh kesatuan kantor tersebut.


(32)

23

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

KEPALA KANTOR

KEPALA SUBBAGIAN UMUM

KAUR KEUANGAN KAUR KEPEGAWAIAN KAUR RUMAH TANGGA

KASI. PENGELOHAN DATA DAN ADMINISTRASI DOKUMEN

KASI. PENYULUHAN DAN LAYANANAN INFORMASI KASI. KEPATUHAN INTERNAL KASI. PERBENDAHARAAN KASI. PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN KASUBSI INTELIJEN KASUBSI PENDIDIKAN DAN SARANA OPERASI KASUBSI PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN KASUBSI ADM. PENERIMAAN DAN JAMINAN I KASUBSI ADM. PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN I KASUBSI ADMINISTRASI MANIFEST I KASI. PELAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI KASUBSI HANGGAR PABEAN DAN CUKAI KELOMPOK JABATAN KASUBSI PENYULUHAN KASUBSI LAYANAN INFORMASI KASUBSI KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN DAN ADMINISTRASI KASUBSI KEPATUHAN PELAKSANAN TUGAS PENGAWASAN


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis mendapatkan beberapa kesimpulan :

1. Dalam pengenaan bea keluar telah diatur segala ketentuanya dengan baik dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008

2. Dalam pengenaan bea keluar ternyata banyak barang-barang yang

dikenakan bea keluar, yaitu Kulit, Kayu, Biji Kakao, Kelapa Sawit/Crude Palm Oil (CPO)/produk turunan lainya. Dalam pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Bea Dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor, sesungguhnya prosedur ekspor yang ada di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung telah berjalan dengan baik dan memegang teguh peraturan-peraturan yang berlaku.


(34)

44

5.2 Saran

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan dan Pembahasan dalam penulisan mengenai jenis barang yang dikenakan bea keluar dan prosedur ekspornya, maka penulis memiliki beberapa saran yang dapat diterima oleh kantor yang bersangkutan yaitu :

1. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas dan pelayan dalam lalu lintas perdagangan serta sebagai pemungut bea keluar dan

mengabdikannya sepenuhnya kepada negara, maka perlu adanya kebijakan yang diambil dalam menentukan pemberlakuan bea keluar terhadap barang barang tertentu. Dalam hal ini pemberlakuan bea keluar juga dapat

menurunkan persaingan antara barang dalam negeri dengan negara lain. Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus terhadap barang/komoditi yang dikenakan bea keluar supaya barang tersebut tidak kalah saing namun tidak menurunkan penerimaan negara berupa bea keluar. 2. Perlunya pelayanan yang lebih baik lagi dan sosialisasi tentang

pemberlakuan undang-undang mengenai bea keluar kepada eksportir. Hal ini ditujukan agar tidak terjadinya kesalahan dan ketidak sesuaian dalam prosedur ekspor yang harus dilalui eksportir, yang nantinya menimbulkan sanksi bagi eksportir tersebut.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Puspitawati, Lilis., Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor. Jakarta

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara. Yokyakarta: BPFE Yogyakarta. Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sasono, Herman Budi. 2013. Manajemen Ekspor dan Perdagangan Internasional. Yogyakarta: ANDI.


(1)

21

5. Seksi Penindakan dan Penyidikan

Seksi P2 mempunyai tugas melakukan intelijalanen, patroli, dan oprasi

pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan

dibidang kepabeanan dan cukai, penyidikan tindak pidana kepabeanan dan

cukai serta pengolahan dan pengadministrasian sarana opras, sarana

komunikasi dan senjata api

Seksi P2 terdiri dari:

- Subseksi Intelijen.

- Subseksi Penindakan dan Sarana Oprasi.

- Subseksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan.

6. Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen

Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen memiliki tugas

melakukan pengoprasian komputer dan sarana penunjangnya,

pengolahan/penyimpanan data dan file, pelayanan dukungan teknis

komunikasi dan data, pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabeanan

dan cukai, penerimaan dan penelitian kelengkapan atas pendistribusian

dokumen kepabeanan dan cukai, serta penyajian data kepabeanan dan cukai.

7. Seksi Layanan dan Informasi

Seksi PLI mempunyai tugas penting di KPPBC sebagai berikut:

- Melakukan bimbingan keptuhan, konsultasi, dan layanan informasi

dibidang kepabean dan cukai.

- Sebagai pemberi penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan


(2)

- Sebagai media penyedia informasi kepabean dan cukai kepada pegawai

dan pengguna jasa.

- Sebagai media pemberi bimbingan dalam memetuhi dan memahami

peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai bagi pengguna jasa.

8. Seksi Kepatuahan Internal

Seksi Kepatuhan Internal mempunyai tugas penting yaitu sebagai berikut:

- Melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja Bea dan

Cukai.

- Pengendalian masalah integritas dan profesionalisme pegawai.

- Menyusun evaluasi kinerja di bidang pelayanan dan pengawasan.

- Sebagai pelapor dan pemantau tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasaan fungsional dan pengawasan masyarakat.

Dengan adanya tugas tugas tersebut, bagian-bagian/seksi dituntut untuk

menjalankan tugas tersebut sebaik mungkin, namun bagian-bagian/seksi tersebut


(3)

23

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

KEPALA KANTOR

KEPALA SUBBAGIAN UMUM

KAUR KEUANGAN KAUR KEPEGAWAIAN KAUR RUMAH TANGGA

KASI. PENGELOHAN DATA DAN ADMINISTRASI DOKUMEN

KASI. PENYULUHAN DAN LAYANANAN INFORMASI KASI. KEPATUHAN INTERNAL KASI. PERBENDAHARAAN KASI. PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN KASUBSI INTELIJEN KASUBSI PENDIDIKAN DAN SARANA OPERASI KASUBSI PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN KASUBSI ADM. PENERIMAAN DAN JAMINAN I KASUBSI ADM. PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN I KASUBSI ADMINISTRASI MANIFEST I KASI. PELAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI KASUBSI HANGGAR PABEAN DAN CUKAI KELOMPOK JABATAN KASUBSI PENYULUHAN KASUBSI LAYANAN INFORMASI KASUBSI KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN DAN ADMINISTRASI KASUBSI KEPATUHAN PELAKSANAN TUGAS PENGAWASAN


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis

mendapatkan beberapa kesimpulan :

1. Dalam pengenaan bea keluar telah diatur segala ketentuanya dengan baik

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008

2. Dalam pengenaan bea keluar ternyata banyak barang-barang yang

dikenakan bea keluar, yaitu Kulit, Kayu, Biji Kakao, Kelapa Sawit/Crude

Palm Oil (CPO)/produk turunan lainya. Dalam pelaksanaannya sesuai

dengan Peraturan Direktur Jendral Bea Dan Cukai Nomor P-40/BC/2008

tentang Tatalaksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor, sesungguhnya

prosedur ekspor yang ada di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung telah berjalan dengan baik


(5)

44

5.2 Saran

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan dan Pembahasan dalam penulisan mengenai

jenis barang yang dikenakan bea keluar dan prosedur ekspornya, maka penulis

memiliki beberapa saran yang dapat diterima oleh kantor yang bersangkutan

yaitu :

1. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas dan pelayan dalam lalu

lintas perdagangan serta sebagai pemungut bea keluar dan

mengabdikannya sepenuhnya kepada negara, maka perlu adanya kebijakan

yang diambil dalam menentukan pemberlakuan bea keluar terhadap barang

barang tertentu. Dalam hal ini pemberlakuan bea keluar juga dapat

menurunkan persaingan antara barang dalam negeri dengan negara lain.

Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus terhadap barang/komoditi

yang dikenakan bea keluar supaya barang tersebut tidak kalah saing

namun tidak menurunkan penerimaan negara berupa bea keluar.

2. Perlunya pelayanan yang lebih baik lagi dan sosialisasi tentang

pemberlakuan undang-undang mengenai bea keluar kepada eksportir. Hal

ini ditujukan agar tidak terjadinya kesalahan dan ketidak sesuaian dalam

prosedur ekspor yang harus dilalui eksportir, yang nantinya menimbulkan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Puspitawati, Lilis., Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor. Jakarta

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta

Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara. Yokyakarta: BPFE Yogyakarta.

Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Sasono, Herman Budi. 2013. Manajemen Ekspor dan Perdagangan Internasional. Yogyakarta: ANDI.