POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN – BARRE SYNDROME (GBS) (Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Departemen Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

  

SKRIPSI

POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN

  

INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN – BARRE

SYNDROME (GBS)

  

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Departemen

Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)

MAS MASYRIFAH

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASI KLINIS

SURABAYA

  

2015

  

SKRIPSI

POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN

  

INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN –

BARRE SYNDROME (GBS)

  

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub

Departemen Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan

Surabaya)

Oleh :

  

MAS MASYRIFAH

NIM : 051111166

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMASI KLINIS

SURABAYA

  

2015

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  

ILMIAH

  Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi / karya ilmiah saya, dengan judul:

  POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN – BARRE SYNDROME (GBS)

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Departemen

Penyakit

   Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)

  untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet, digital library Perpustakaan Universitas Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang – Undang Hak Cipta.

  Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi / karya ilmiah saya buat dengan sebenar – benarnya.

  Surabaya, September 2015

   Mas Masyrifah

iii

051111166

LEMBAR PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mas Masyrifah NIM : 051111166 menyatakan bahwa sesungguhnya hasil skripsi / tugas akhir yang saya tulis dengan judul :

  POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN INTRAVENA

  PADA PASIEN GUILLAIN – BARRE SYNDROME (GBS)

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Departemen

Penyakit

   Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)

  adalah benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini menggunakan data fiktif atau merupakan hasil dari plagiatisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh. Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Surabaya, September 2015

   Mas Masyrifah

iv

051111166

  Lembar Pengesahan

POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN

INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN-BARRE

  

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Departemen

Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)

SKRIPSI

  

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi

Di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

2015

Oleh :

  

MAS MASYRIFAH

NIM : 051111166

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

  

Dra. Toetik Aryani, MSi., Apt Drs. Lestiono, Apt, Sp.FRS

NIP. 19610411 198903 2 001 Letkol Laut (K) NRP 1131/P

v

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “POLA PENGGUNAAN

  IMUNOGLOBULIN INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN-BARRE

  

SYNDROME (GBS) (Penelitian dilakukan di Sub Departemen Penyakit

  Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Segala berkah dan nikmat hanya bagi Allah SWT apabila skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

  Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar

  • – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

  1. Dra. Toetik Aryani, MSi., Apt, selaku dosen pembimbing utama atas waktu, bimbingan, pengajaran, dukungan, saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  2. Drs. Lestiono, Apt, Sp.FRS selaku pembeimbing serta atas waktu, bimbingan, pengajaran, dukungan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

  3. Drs. Sumarno, Apt., Sp.FRS dan Dr. Aniek Setiya Budiatin, MSi., Apt selaku dosen penguji atas setiap saran, masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dalam memperbaiki skripsi ini.

  4. Dr. Isnaeni, M.S., Apt sebagai dosen wali atas bimbingan, dukungan, dan perhatian selama penulis menempuh studi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. vi yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada saya selama menempuh pendidikan sarjana.

  6. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Dr. Hj. Umi Athijah, Apt., M.S., yang telah memberikan segala fasilitas selama menjalani pendidikan maupun melaksanakan penelitian.

  7. Direktur Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, Kepala BANGDIKLAT, Kepala MINMED, serta segenap staff dan karyawan di Rumkital Dr.

  Ramelan Surabaya atas izin, kesempatan dan bantuan yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

  8. Keluarga saya di rumah, Buya Mas Sulaiman, Ibu Mas Jazilatul Hikmiyah, kakak – kakak saya Mbak Nurul dan Mbak Sofi, serta adik – adik saya Arif dan Ekik atas segala doa, dukungan dan semangat sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

  9. Teman – teman seperjuangan: Nurus, Filza serta Deanita atas segala dukungan, kerja sama dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  10. Sahabat - sahabat dikampus Mahardhila, Lita, Yeni dan Vivi serta kelas D angkatan 2011 dan seluruh teman – teman angkatan 2011, terima kasih atas dukungan dan pertemanan selama ini.

  11. Sahabat – sahabat SD saya, Ninik, Dila, Ayik, Likha dan Risky atas dukungan, semangat dan doa yang telah diberikan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Teman – teman KKN ke-50 kelompok Tambaan, Via, Shasha, Faza, Yasinta, Felis, Reihan, Andre, Abbud dan Echal yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. vii pihak yakni farmasis, dokter, tenaga kesehatan lainnya, mahasiswa serta orang – orang yang berminat dalam bidang farmasi klinis. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran, masukan dan kritik sangat saya butuhkan untuk dapat memperbaiki skripsi ini.

  Surabaya, Agustus 2015 Penulis

  viii

  

RINGKASAN

POLA PENGGUNAAN IMUNOGLOBULIN

INTRAVENA PADA PASIEN GUILLAIN-BARRE

  

(Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Sub Deparetmen

Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya)

Mas Masyrifah

  Guillain-Barré Syndrome (GBS) adalah suatu penyakit autoimun

  yang menimbulkan peradangan dan kerusakan mielin akut pada saraf perifer. Penyakit GBS ini umumnya didahului oleh adanya infeksi. Manifestasi klinis dari GBS adalah adanya kelemahan motoris yang progresif pada anggota gerak serta reflek yang menurun atau menghilang. Kelemahan motoris tersebut dapat disertai dengan atau tanpa gejala sensorik atau otonom. Terapi kausatif pada pasien GBS dilakukan dengan cara pemberian imunoterapi seperti imunoglobulin intravena dan Plasma

  

Exchange yang bertujuan untuk mengatasi penyebab autoimun pada pasien

  GBS. Penggunaan imunoglobulin intravena dikatakan aman dan efektif dalam pengobatan penyakit GBS yang parah dan dapat digunakan untuk semua umur. Pemberian imunoglobulin dapat memberikan hasil berupa perbaikan fungsi motorik yang signifikan pada pasien GBS sampai sekitar 55%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pola penggunaan imunoglobulin intravena pada pasien Guillain-Barre Syndrome di Ruang Rawat Inap Sub Departemen Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya meliputi jenis, dosis, waktu dan lama pemberian.

  Penelitian ini dilakukan secara observasional dan retrospektif dengan metode total sampling terhadap rekam medik pasien di ruang rawat inap Sub Departemen Penyakit Saraf Rumkital Dr. Ramelan Surabaya periode Januari 2012 – Januari 2015. Dari hasil penelitian ini diperoleh data pasien dengan diagnosis akhir GBS dan mendapatkan terapi imunoglobulin intravena sejumlah 6 pasien.

  Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh data sebanyak 3 pasien laki

  • – laki (50.0%) dan 3 pasien perempuan (50.0%). Usia < 20 tahun sebanyak 1 pasien (16.67%), 20 – 40 tahun sebanyak 2 pasien (33.33%) dan 41 – 59 tahun sebanyak 3 pasien (50.0%). Dosis imunoglobulin yang diberikan didasarkan pada berat badan dari pasien. Dosis yang direkomendasikan ix
penelitian ini, tidak dicantumkan dosis imunoglobulin yang diberikan pada keenam pasien. Tetapi, dosis dapat dihitung dari jumlah vial yang diberikan pada setiap pasien. Sebanyak 1 pasien (16,67%) yang mendapatkan imunoglobulin dengan dosis yang sudah sesuai yakni 0,4 g/kgBB. Dan sebanyak 4 pasien (66,67%) yang mendapatkan dosis dibawah 0,4 g/kgBB serta 1 pasien (16,67%) mendapatkan dosis diatas 0,4 g/kgBB. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi klinis dari masing – masing pasien seperti adanya penyakit penyerta ataupun komplikasi yang terjadi pada pasien tersebut.

  

Drug Related Problems (DRP) yang mungkin terjadi adalah efek samping

dan interaksi obat.

  Pemberian terapi imunoglobulin intravena pada pasien GBS sebaiknya ditentukan berdasarkan kondisi klinis dari pasien serta dengan mempertimbangkan berbagai faktor terkait terapi seperti efek samping, ketepatan waktu pemberian, cara pemberian dan lama pemberian, karena apabila berbagai faktor tersebut diperhatikan dengan baik maka akan diperoleh respon efektifitas yang baik dari terapi imunoglobulin pada pasien GBS.

  

x

  

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION PATTERN OF INTRAVENOUS

  

IMMUNOGLOBULIN IN GUILLAIN-BARRE

SYNDROME PATIENTS

(Study was performed at Neurology Sub Deparetment of Naval

Hospital Dr. Ramelan Surabaya)

  

BACKGROUND: Guillain-Barré Syndrome (GBS) is an autoimmune

  disease that causes acute inflammation and damage to myelin in the peripheral nerves. This disease is usually preceded by an infection. Intravenous immunoglobulin is used as a causative therapy in patients with GBS. Mechanism of action intravenous immunoglobulin is neutralizing autoantibodies or suppress the production of autoantibodies. Based on the literature, the use of intravenous immunoglobulin is safe and effective in the treatment of severe GBS disease and can be used for all ages. Several things related dosing, timing and possible adverse effect should be considered by health workers especially pharmacist, because it can help to improve the effectiveness of therapeutic response in patients.

  

OBJECTIVE: The purpose of this study is to documented intravenous

  immunoglobulin therapy given to GBS patients at Neurology Departement of Naval Hospital Dr. Ramelan Surabaya in order to know drug utilization including the drug therapy profiles, dosage regiments, time and frequency of drug administration.

  

SUBJECTS AND METHODS: By observational retrospective method

  GBS hospitalized-patients in any age admitted between Januay 2012 and January 2015 were reviewed. Patient’s medical history, clinical and laboratory data, and therapy for patients were documented in medical record. The results were compared with literature.

  

RESULTS: All of 6 patients GBS was showed mens (50.0%), womens

  (50.0%), age <20 years (16.67%), 20-40 years (33.33%), and 41 – 59 years (50.0%). Intravenous immunoglobulin given at a dose of 0.4 g/kgBB in 1 patients (16.367%). Given at doses below 0.4 g/kgBB in 4 patients (66.67%) and doses above 0.4 g/kgBB was given in 1 patients (16.67%). Drug Related Problems (DRP) that occur are adverse reaction like nausea (33.33%), fever (16,67%) and drug interaction (16.67%).

  

CONCLUSIONS: Intravenous immunoglobulin is used as a causative

  therapy in patients with GBS to overcome the causes of autoimmune xi

  (16,367%). Given at doses below 0.4 g/kgBB in 4 patients (66,67%) and doses above 0.4 g/kgBB was given in 1 patients (16,67%). Drug Related Problems (DRP) that occur in this research are the adverse reaction of drug and the drug interaction.

  Keywords: Guillain-Barre Syndrome (GBS), Drug Utilization Pattern, Intravenous Immunoglobulin.

  

xii

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN SAMPUL ……………………………………………..…........ i HALAMAN JUDUL …………………….…………………...…................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …............ iii LEMBAR PERNYATAAN BUKAN HASIL PLAGIARISME …............. iv LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….……….. v KATA PENGANTAR …………….…………………………………….… vi RINGKASAN …………………………………………………….............. ix ABSTRAK ……………………………………………………...………… xi DAFTAR ISI …………………………...……………………..……......... xiii DAFTAR TABEL ………….………….......………………………......... xvii DAFTAR GAMBAR ………………………………………...……........ xviii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………...………... xix DAFTAR SINGKATAN ……………………………………..................... xx

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ……..………………….……...…...… 1

  1.2 Rumusan Masalah …………….…….…….………………….... 6

  1.3 Tujuan Penelitian ……………...…….……………………........ 6

  1.3.1 Tujuan Umum ………….......…………...…….………. 6

  1.3.2 Tujuan Khusus …………...…….…………….…….…. 7

  1.4 Manfaat Penelitian ………………………….……….………... 7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Anatomi Sistem Saraf …………………………..……………... 8

  2.1.1 Definisi Sistem Saraf …………………….....…...…… 8

  xiv

  2.1.2 Sel – Sel Pada Sistem Saraf ……………..……………. 8

  2.1.2.1 Pengertian Sel Saraf ...………………..………........ 8

  2.1.2.2 Klasifikasi Sel Saraf ...………………..………….... 9

  2.1.2.3 Sel Glial ……………………………….………… 10

  2.1.3 Susunan Sistem Saraf …...…………………..…......... 12

  2.1.3.1 Sistem Saraf Pusat ……...………………..……… 12

  2.1.3.2 Sistem Saraf Tepi …...………....………...........… 14

  2.2 Guillain-Barré Syndrome

  2.2.1 Definisi Guillain-Barré Syndrome ……………........... 17

  2.2.2 Epidemiologi ………………………………................ 17

  2.2.3 Etiologi …………………………………...…….......... 18

  2.2.4 Klasifikasi ………………………………………........ 22

  2.2.5 Patogenesis …………………………...………............ 24

  2.2.6 Patofisiologis …………………………………............28

  2.2.7 Manifestasi Klinis …………………………….............28

  2.2.8 Diagnosis ……………………………………....….… 31

  2.3 Penatalaksanaan Terapi ……………………………...……….. .34

  2.4 Terapi Imunoglobulin …………………………….……............ 44

  2.4.1 Imunoglobulin …………………………...…...........… 44

  2.4.2 Mekanisme Kerja …………………...……………….. 46

  2.4.3 Regimen Dosis dan Frekuensi Pemberian ………....... 47

  2.4.4 Farmakokinetika …………………………......……… 48

  2.4.5 Farmakodinamika ………………………………........ 48

  2.4.6 Efek Samping ………………………………...……... 49

  2.4.7 Interaksi Obat ………………………………….......... 50

  2.5 Drug Utilization Study (DUS) …………………...…………....... 52

  2.5.1 Tinjauan Drug Utilization Study (DUS) …...…..…..... 52

  2.5.2 Jangkauan Drug Utilization Study (DUS) …..….…… 53

  2.5.3 Langkah – Langkah Drug Utilization Study (DUS) ....54

  2.5.3.1 Mengidentifikasi obat / terapi untuk memasukkan dalam program ………………………..…..….... 54

  2.5.3.2 Menentukan Design Studi …………..……...….... 54

  2.5.3.3 Menentukan Kriteria Standar ……..…………...... 55

  2.5.3.4 Mendesain Bentuk Pengumpulan Data .….…....... 55

  2.5.3.5 Pengumpulan Data …………………..………….. 56

  2.5.3.6 Melakukan Evaluasi Data ……………..……....... 56

  2.6 Tinjauan Drug Related Problems (DRP) …….………............. 56

  2.6.1 Definisi Drug Related Problems (DRP) …................. 56

  2.6.2 Klasifikasi Drug Related Problems (DRP)………….. 57

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

  3.1 Skema Kerangka Konseptual …………………….………...… 59

  3.2 Uraian Mengenai Kerangka Konseptual ……….…………...... 60

  3.3 Kerangka Operasional ……………………...…….…………... 63

  BAB IV METODE PENELITIAN

  4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ………...………………….… 64

  4.2 Populasi, Sampel, Kriteria Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel …………………………………..…………………... 64

  4.3 Bahan Penelitian …………………………..…………………. 65

  4.4 Instrumen Penelitian ………………………..…………........... 66

  4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ……………….……..………… 66

  4.6 Definisi Operasional ………………………….....……............ 66

  4.7 Metode Pengumpulan Data ……………………………............ 69

  4.8 Analisis Data …………………………………………….......... 69

  BAB V HASIL PENELITIAN

  5.1 Jumlah Sampel ………………….…………………...……...… 71

  5.2 Data Demografi Pasien GBS ……………………………….…. 71

  5.2.1 Jenis Kelamin ………………………………………... 71

  5.2.2 Usia ……………………………………………...….. 72

  5.3 Faktor Pencetus ………………………………………….......... 73

  5.4 Tipe GBS …………………………………………………........ 73

  5.5 Penyakit Penyerta dan Komplikasi ………………………..….. 74

  5.6 Lama Perawatan ……………………………………………..... 75

  5.7 Kondisi KRS Pasien ………………………………………..…. 75

  5.8 Profil Pengobatan Pada Pasien GBS dengan Terapi Imunoglobulin ………………………….……………..… 76

  5.9 Drug Related Problems (DRP) ……………………………….. 81

  5.9.1 Efek Samping yang dapat terjadi setelah pemberian Imunoglobulin Intravena ………………………….... 81

  5.9.2 Interaksi Obat yang dapat terjadi pada pemberian terapi pasien GBS ………………………………..…. 81

  5.10 Keterkaitan Antara Data Klinik dan Data Laboratorium dengan terapi ……………………………………………….... 82

  BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………... 86 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

  7.1 Kesimpulan ……………………………………………...… 110

  7.2 Saran ……………………………………………………...... 110 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..…...... 111

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel II.1 Sistem saraf otonom ....………………………………............... 16 Tabel II.2 Spektrum dari subtipe GBS dan antibodi antigangliosida …….. 26 Tabel II.3 Derajat berat ringannya penyakit GBS ……………………...… 33 Tabel II.4 Strategi terapi antibiotik pada infeksi nosokomial…………….. 37 Tabel II.5 Terapi antibiotik empiris untuk infeksi HAP dan CAP pada pasien dengan faktor resiko yang tidak diketahui untuk Multidrug-

  Resistent, onset awal dan setiap keparahan penyakit ………………………………………………..…………….... 38

  Tabel II.6 Bukti kuat manajemen imunoterapi pasien GBS ……………….........................................................…………..45

  Tabel II.7 Bukti baik manajemen imunoterapi pasien GBS ……………… 46 Tabel II.8 Klasifikasi Drug Related Problems (DRP) ……......................... 57 Tabel V.1 Gejala yang dialami pasien GBS sebelum MRS………………. 73 Tabel V.2 Data penyakit penyerta pada pasien GBS……………………... 74 Tabel V.3 Data komplikasi pada pasien GBS…………………………….. 74 Tabel V.4 Data distribusi kondisi KRS pasien GBS ……........................... 76 Tabel V.5 Profil Penggunaan Imunoglobulin Intravena yang diberikan pada pasien GBS ……………………………………........................... 77 Tabel V.6 Data efek samping potensial …………………………………... 81 Tabel V.7 Data interaksi obat pada pasien GBS ……………………….… 82 Tabel V.8 Kaitan data klinik dengan terapi imunoglobulin ……………… 82 Tabel V.9 Data pemeriksaan cairan serebrospinal pada pasien GBS …...... 84

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Struktur sel saraf ……………………………………….….….. 9Gambar 2.2 Selubung mielin normal dan selubung mielin pasien GBS …. 11Gambar 2.3 Otak besar ………………………………………………….... 12Gambar 2.4 Sruktur molekul prosultiamin ……………………..………… 39Gambar 2.5 Struktur molekul metilcobalamin …………………………… 40Gambar 2.6 Struktur imunoglobulin …………………………….…........... 44Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ……………………………………….. 59Gambar 3.2 Kerangka Operasional ……………………………………..... 63Gambar 5.1 Distribusi Pasien GBS dengan terapi imunoglobulin berdasarkan jenis kelamin ………………………………………………. 72Gambar 5.2 Distribusi Pasien GBS dengan terapi imunoglobulin berdasarkan usia ………………………………………………………… 72Gambar 5.3 Distribusi Pasien GBS dengan terapi imunoglobulin berdasarkan tipe GBS …………………………………………………… 74Gambar 5.4 Distribusi Pasien GBS dengan terapi imunoglobulin berdasarkan lama perawatan …………………………/………………… 75

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Sertifikat uji etik ……….………………………………… ..121 Lampiran 2. Profil Pengobatan Pada Pasien GBS dengan Terapi Lain ….122 Lampiran 3. Data Perhitungan Dosis Imunoglobulin Pada Pasien GBS ...124 Lampiran 4. Tabel induk …………………………………..……………. 125

DAFTAR SINGKATAN

  AIDP : Acute Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy AMAN : Acute Motor Axonal Neuropathy AMSAN : Acute Motor and Sensory Axonal Neuropathy APN : Acute Panautonomic Neuropathy ATN : Acute Tubular Necrosis CIDP : Chronic Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy CMV : Cytomegalovirus CSF : Cerebrospinal Fluid DRP : Drug Related Problems DUS : Drug Utilization Study EBV : Epstein – Barr Virus EMG : Elektromiografi GBS : Guillain Barre Syndrome

  IGIV : Imunoglobulin Intravena KRS : Keluar Rumah Sakit LOS : Lipooligosakarida LP : Lumbal Pungsi MFS : Miller Fisher Syndrome MMR : Mumps, Measless, Rubella MRS : Masuk Rumah Sakit RMK : Rekam Medis Kesehatan

  

DAFTAR PUSTAKA

Alejandria, M.M., Lansang, M.D., Dans, L.F., and Mantaring III JBlas.

  2013. Intravenous Immunoglobulins for Treating Patients with Severe Sepsis and Septic Shock. The Cochrane Library. Anesthesia, Critical and Emergency Care Group Allangari, A.A. 2008. Intravenous Immunoglobulin Utilization in a Tertiary Care Teaching Hospital in Saudi Arabia. Saudi Medical Journal. Vol. 29 No.7, page 477 – 481.

  American Academy of Neurology. 2004. Immunotherapy for Guillain -

  

Barré Syndrome. American Academy of Neurology Guideline

Summary for Clinicians. Amerika: American Academy of Neurology.

  American Thoracic Society Documents. 2005. Guidelines for the Management of Adults with Hospital-acquired, Ventilator-associated, and Healthcare-associated Pneumonia. American Journal of

  

Respiratory and critical care medicine., Vol. 171, page 388 – 416.

  Andary, M.T., Oleszek, J.L., Maurelus, K., and Mc-Crimmon, R.Y., 2014. - Guillain Barré Syndrome. http://emedicine.medscape.com/article/315632-overview diakses tanggal 8 Desember 2014.

  Attal, et al. 2006. EFNS guidelines on pharmacological treatment of neuropathic pain. European Journal of Neurology, Vol.113, Page : 1153 - 1169 Australian Red Cross Blood Service, 2007. Intragam P Product Information. diakses tanggal 28 juni 2015 Baumann, T.J., and Strickland, J. In : Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., (Eds). 2008.

  

Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh Edition.

  New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. 111

  Baxter, Karen. et al. Eds. 2010. Stockley’s Drug Interactions. Ninth Edition. London: Pharmaceutical Press. Page 138 – 139; 328 – 329; and 628 – 629.

  Berger, Melvin. 2011. Choices in IgG Replacement Therapy for Primary Immune Deficiency Diseases: Subcutaneous IgG vs. Intravenous IgG and Selecting an Optimal Dose. Current Opinion in Allergy and Clinical Immunology., Vol. 11, page 532 – 538.

  Billeter, M. In : Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, L.M., 2008. Pharmacotherapy: A

  

Pathophysiologic Approach, Sixth Edition. United States of America:

The McGraw-Hill Companies, Inc.

  Buraga, Ioan., Martin, R.E., Dobrescu, Adrian., and Buraga, Ioana. 2013. Clinical Response to Intravenous Immunoglobulin in Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy. FARMACIA, Vol. 61 No. 5, page 957 – 964 Burmester, G.R., Perzutto, A., Ulrichs, T., and Alrich, A., 2003. Color

  

Atlas of Immunology. Georg Thieme Verlag, Stutgart, Germany. Page

236 – 237.

  Burns, T.M. 2008. Guillain - Barré Syndrome. Seminars in Neurology. Vol. 28 No. 2, page 152 – 167.

  Chen, B., Yoon, J.S., Hu, B., and Basta, M. 2014. High-dose Intravenous Immunoglobulin Exerts Neuroprotective Effect in the Rat Model of Neonatal Asphyxia. Pediatric Research, Vol. 75, No. 5, page 612 – 617 Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 2012. Chapter 5, Drug Related Problems. In: Pharmaceutical Care Practice: The patient

  

Centered Management. Third Edition. New York: Mc-Graw-Hill:

141 – 181.

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri

  

Kesehatan Republik Indonesia nomor

2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum

Penggunaan Antibiotik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

  Dhadke, S.V., Dhadke, V.N., Bangar, S.S., and Korade, M.B., 2013.

  

Clinical Profile of Guillain - Barré Syndrome. Journal of the

Association of Physicians of India., Vol. 61, page 168 -172 Duggan, M and Kavanagh, B.P., 2005. Pulmonary Atelecthasis.

  Anesthesiology, Vol. 102, Page : 838 - 854

  Elovaara, I., et al. 2008. EFNS guidelines for the use of intravenous immunoglobulin in treatment of neurological diseases. European

  Journal of Neurology, Vol. 15, page 893 – 908

  Elovaara, I., et al. 2012. Chapter 9, Intravenous Immunoglobulin in the Treatment of Neurological Diseases. In: European Handbook of

  

Neurological Management: Volume 2, Second Edition. England :

Blackwell Publishing: 111 – 127.

  European Medicines Agency. 2010. Guideline on the Clinical

  

Investigation of Human Normal Immunoglobulin for Intravenous

Administration, rev 2. London: European Medicines Agency

  Fauji, A. 2014. Prosedur Pemeriksaan Muskuloskeletal dan Ekstremitas. iakses tanggal 29 juli 2015 Fokke, C., Van den Berg, B., Drenthen, J., Walgaard, C., Van Doorn, P.A., and Jacobs, B.C., 2013. Diagnosis of Guillain - Barré Syndrome and Validation of Brighton Criteria. BRAIN: a journal of neurology, Vol. 137, page 33 – 43 Feriyawati, Lita. 2005. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi Otot Rangka. diakses tanggal 21 Desember 2014 GBS/CIDP Foundation International, 2012. Guillain-Barré Syndrome:An Acute Care Guide For Medical Professionals.

  

GBS/CIDP Foundation International 2012 Edition. Narbeth : The

  Holly Building

  Heryati, Euis dan Faizah, Nur. 2008. Sistem Saraf dalam: Diktat

Kuliah Psikologi Faal. Fakultas Ilmu Pendidikan. UPI: Bandung.

Halaman 2 dan 12 Hoque, M., Nuruzzaman, M., and Malik, M.A. 2013. Comparative Efficacy of Levofloxacin and Ceftriaxone in the Treatment of Community Acquired Pneumonia in Children. Open Journal of

  Pediatrics, Vol. 3, Page : 266 – 269

  Hughes, et al. 2003. Practice Parameter: Immunotherapy for Guillain- Barre Syndrome. Lancet, Vol. 366, page 1653 – 1666 Hughes, R.A.C., and Cronblath, D.R., 2005. Guillain-Barre syndrome.

  American Academy of Neurology, page 736 – 740

  Iagaru, N., Cinteza, E., and Cochino, A.V., 2007. Adverse Reactions to Intravenous Immunoglobulin Therapy. MEDICA: a journal of clinical medicine, Vol. 2 No.4, page 294 – 298.

  Ikatan Apoteker Indonesia. 2010. ISO Informasi Spesialite Obat

  Indonesia,Volume 46 – 2011 s/d 2012. Jakarta : PT ISFI Inawati. 2010. Sindroma Guillain Barre.

  diakses pada tanggal 26 Oktober 2014. Israr, Y. A., Juraita dan Rahmat, 2009. Sindroma Guillain-Barre. diakses pada tanggal 16 Oktober 2014. Jain, A and Singh, K. 2007. Recent Advences in the Management of Nosocomial Infections. JK Science, Vol. 9, No. 1, page 3-8. Jain, K. K., 2011. The Handbook of Neuroprotection. Springer: Humana Press. Japardi, Iskandar. 2002. Sindrom Guillain Barre. diakses pada tanggal 16 Oktober 2014.

  Jolles, S., Sewell, W.A.C., and Misbah, S.A. 2005. Clinical Uses of Intravenous Immunoglobulin. Clinical and Experimental

  Immunology, Vol. 142, Page : 1 - 11

  Kaida, K and Kusunoki, S. 2010. Antibodies to Gangliosides and ganglioside Complexes in Guillain - Barré Syndrome and Fisher

  

Syndrome: Mini review. Journal of Neuroimmunology, Vol. 223, page

  5 – 12 Khanifudin, Ahmad. 2012. Organ Pada Sistem Saraf. diakses tanggal 21 Desember 2014 Koleba, T and Ensom, M.H., 2006. Pharmacokinetics of Intravenous Immunoglobulin: A Systemic Review. Pharmacotherapy Vol.26, No.6 page 813 – 827 Kroger, A.T and Strikas, R.A., 2014. General Recommendation for Vaccination and Immunoprophylaxis. Centers for Disease Control

  and Prevention. Page 1 – 19

  Kuitwaard, et al. 2009. Pharmacokinetics of Intravenous Immunoglobulin and Outcome in Guillain – Barré Syndrome. Annals

  of Neurology, Vol. 66 page 597-603 Lin, C.S.Y., Krishnan, A.V., Park, S.B., and Kiernan, M.C. 2011.

  Modulatory Effects on Axonal Function After Intravenous Immunoglobulin Therapy in Chronic Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy. Archives of Neurology, Vol. 68, No. 7, page 862 - 869 Liu J, Wang L.N, and McNicol E.D., 2013. Pharmacological treatment for pain in Guillain-Barré syndrome (Review). Cochrane Database of

  Systematic Reviews, Issue 10, Art. No.: CD009950. DOI: 10.1002/14651858.

  CD009950.pub2.

  Lee, David and Bergman, Ulf. 2000. Studies of Drug Utilization.

  

Pharmacoepidemiology, Fifth Edition, Wiley – Black Well, Oxford,

  UK. Page 463 Lepow, M.L and Hughes, P.A., 2007. Infections/Parainfectious Disorders of the Central Nervous System. In : Guide to the Primary

  

Care of Neurological Disorders, Second Edition. American

Association of Neurological Surgeons.

  Masood, Sohail. 2012. Effectiveness of Intravenous Immunoglobulin (IVIG) Therapy in Treatment of Guillain Barre Syndrome. iakses pada tanggal 4 Februari 2015 Meena, A.K., Khadilkar, S.V and Murthy, J.M.K., 2011. Treatment Guidelines for Guillain - Barré Syndrome. Annals of Indian Academy

  of Neurology, Vol. 14 (suppl 1): S73 – S81

  Misra, I., Temesgen, F.D., Soleiman, N., kalyanam, J., and Kurukumbi, M. 2012. Myasthenia Gravis Presenting Like Guillain – Barre Syndrome. Case Reports in Neurology, Vol. 4, Page : 137 - 143 Mori, M., Kuwabara, S., Fukutake, T., and Hattori, T. 2007. Intravenous Immunoglobulin Therapy for Miller Fisher Syndrome. NEUROLOGY, Vol. 68, Page : 1144 – 1146 Muid, Masdar. 2005. Manifestasi Klinis dan Laboratoris penderita Sindroma Guillain Barre Di Ruang Perawatan Anak RSU DR. Saiful Anwar Malang. Jurnal kedokteran Brawijaya, Vol XXI, No.2, p. 90

  • 96 Nascimento, Y., Carvalho, W., and Acurciu, F., 2009. Drug-Related Problems Observed in a Pharmaceutical Care Service, Belo Horizonte, Brazil. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 45 No.2, page 321 – 330 National Institutes of Health, 2015. Cerebral Spinal Fluid (CSF) Collection. Medline Plus Medical Encyclopedia

  Netto, A.B., Taly, A.B., Kulkarni, G.B., Rao, G.U., and Rao, S. 2011. Mortality in mechanically ventilated patients of Guillain Barré

  Syndrome. Official Journal of Indian Academy of Neurology, Vol. 14, Issue. 4, page : 262 - 266 Nugroho. 2013. Anatomi Fisiologi Sistem Saraf. diakses tanggal 21 Desember 2014 Nyati, K.K and Nyati, Roopanshi. 2013. Role of Camplyobacter Jejuni Infection in the Pathogenesis of Guillain – Barré Syndrome: An Update.

  

Biomed Research International. India: Hindawi Publishing

  Corporation. Page 1 -13 Orbach, H., Katz, U., Sherer, Y., and Shoenfeld, Y. 2005. Intravenous Immunoglobulin:Adverse Effect and Safe Administration. Clinical

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP (Penelitian Retrospektif Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap di Ruang Penyakit Jantung RSU Dr. Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 140

STUDI PENGGUNAAN TERAPI CAIRAN PADA PASIEN LUKA BAKAR (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 170

STUDI PENGGUNAAN ARTIFICIAL TEARS PADA PASIEN DRY EYE SYNDROME (Penelitian dilakukan di Klinik Mata Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

1 2 142

STUDI PENGGUNAAN ANTIPARKINSONIAN PADA PASIEN PARKINSONISM (Penelitian dilakukan di Unit Rawat Jalan Saraf dan Geriatri RSUD Dr. Soetomo Surabaya) SILVIA NUR Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 133

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) (Penelitian di Instalasi Rawat Inap Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 108

STUDI PENGGUNAAN ANALGESIK PADA PASIEN PASKA OPERASI BATU EMPEDU (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUD Dr.Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN SEPSIS (Penelitian dilakukan di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 21

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIKEJANG PADA PASIEN STROKE (Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Penyakit Saraf RSUD Dr. Soetomo Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 21

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DENGAN HIPOALBUMINEMIA (Penelitian di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

STUDI PENGGUNAAN ALBUMIN PADA PASIEN LUKA BAKAR SEDANG DAN BERAT (Penelitian dilakukan di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20