MENGANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA PEMERIKSAAN GAS DARAH PADA PENGGUNAAN RINGER LAKTAT SEBAGAI CAIRAN PRIMING CARDIOPULMONARY BYPASS DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO Repository - UNAIR REPOSITORY

  

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

LAPORAN PENELITIAN

MENGANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA

PEMERIKSAAN GAS DARAH PADA PENGGUNAAN RINGER LAKTAT

SEBAGAI CAIRAN PRIMING CARDIOPULMONARY BYPASS DI

RUMAH SAKIT DR. SOETOMO

  

Oleh :

dr. Beatrik Vetronella Palangda

Pembimbing :

dr. Puger Rahardjo, Sp. An. KIC. KAKV.

dr. Bambang Pujo Semedi, Sp. An. KIC.

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI DAN

REANIMASI

  

FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR / RSUD Dr. SOETOMO

SURABAYA

2017

  

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

ii

  

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

iii

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  

ABSTRAK

  Latar belakang: Cairan priming adalah cairan yang dipakai untuk mengisi sirkuit CPB sebelum dihubungkan dengan pasien, dan pada setiap institusi terdapat perbedaan komposisi. Komposisi priming ini dapat mempengaruhi keseimbangan asam basa durante CPB. Penelitian ini bertujuan menganalisa perubahan asam basa pada penggunaan cairan priming Ringer Laktat pada operasi bedah jantung.

  Metode: penelitian ini melibatkan 24 subyek berusia lebih dari 18 tahun yang menjalani operasi bedah jantung elektif. Pada semua subyek dilakukan pemberian cairan priming RL 1500ml dan dilakukan pengambilan sampel darah setelah 5 menit, tiap 1 jam dan saat rewarming CPB untuk melihat analisa gas darah, Hb, HCT, Elektrolit, albumin dan laktat. Hasil: Terdapat penurunan yang signifikan nilai Hb, HCT, elektrolit dan albumin setelah pemberian priming, walaupun nilai pH dalam batas normal. Durasi CPB dan durasi cross clamp mempengaruhi secara signifikan keseimbangan asam basa, dan didapatkan hiperlaktatemia terjadi pada 4,2% pasien setelah rewarming. Kesimpulan: Cairan priming RL tidak mempengaruhi perubahan keseimbangan asam basa durante CPB.

  Kata kunci: cross clamp, durasi CPB, keseimbangan asam basa, laktat, priming

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  iv

  

ABSTRACT

Background: Priming solution is a solution used to fill the Cardiopulmonary

bypass (CPB) circuit before connected to the patient. In which the composition of

this solution could be difference in each institution. This priming composition

may affect the acid-base balance during CPB. The aim of this study is to analyze

the changes of acid-base in the use of priming solution Lactate Ringer (LR)

during open heart surgery. Methods: This study involved 24 subjects aged over 18

who underwent elective cardiac surgery. All subjects administered LR 1500ml as

a priming and blood sample was taken after 5 minutes, every 1 hour and during

rewarming of CPB to evaluate the blood gas, Hb, HCT, electrolytes, albumin and

lactate. Results: There was a significant decrease in values of Hb, HCT,

electrolytes and albumin after administration of priming, although the pH values

were within normal limits. The duration of CPB and duration of cross clamp

significantly affected the acid-base balance, and hyperlactataemia was found in

4.2% of patients after rewarming. Conclusions: Priming fluid LR does not affect

the acid-base balance during CPB.

Keywords: Acid-base balance, cardiopulmonary bypass, cross clamp, CPB

duration, priming Lactate Ringer.

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  v

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan pimpinanNya, penulis diberi kesempatan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, serta dapat menyelesaikan penelitian dengan judul

  “Menganalisa Perubahan Keseimbangan Asam Basa Pemeriksaan Gas Darah Pada Penggunaan Ringer Laktat Sebagai Cairan Priming Cardiopulmonary Bypass Di Rumah Sakit Dr. Soetomo” sebagai salah satu

  syarat untuk menyelesaikan pendidikan keahlian di bidang Anestesiologi dan reanimasi.

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran untuk perbaikan akan penulis terima dengan senang hati. Semoga karya akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh guru-guru penulis yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan penelitian ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada yang terhormat :

  • Prof. Dr. dr. Soetojo, SpU(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran universitas Airlangga.
  • dr. Harsono selaku Direktur RSUD Dr Soetomo Surabaya • dr. Hamzah, SpAn KNA selaku Kepala departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo Surabaya.
  • Dr.dr Arie Utariani, SpAn KAP selaku Ketua Program Studi PPDS-1 Anestesiologi dan Reanimasi FK UNAIR/RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
  • Dr. Puger Rahardjo, Sp.An KIC KAKV sebagai Guru dan Dosen Pembimbing penelitian ini yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberikan nasehat dan masukan selama pendidikan dan penyusunan penelitian ini.

  BEATRIK VETRONELLA PALANGDA LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB vi

  • dr. Bambang Pujo Semedi, Sp.An KIC selaku Sekretaris Program Studi PPDS-1 Anestesiologi dan reanimasi FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo Surabaya dan sebagai dosen pembimbing penyusunan penelitian ini serta selama pendidikan atas segala ilmu, petuah dan teladan selama penulis menjalani proses pendidikan ini.
  • dr.Pesta Edwar PM, SpAn sebagai Dosen Pembimbing penulis selama pendidikan ini.
  • dr. Kun Arifi Abbas, Sp.An sebagai Guru yang memberikan banyak masukan dan saran selama proses pendidikan dan penyusunan penelitian ini.
  • dr.Buyung, Sp.An, dr. Mirza Koeshardiandi, Sp.An , dr Muhammad

  Fariz SpBS, dr. Nursetiawan Suroto, SpBS yang telah memotivasi penulis untuk melanjutkan ke pendidikan dokter spesialis.

  • Seluruh staf pengajar di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK

  Unair/RSUD dr Soetomo Surabaya yang dengan kesabaran dan kasih membimbing penulis selama menjalani proses pendidikan.

  • Seluruh Perawat Anestesi, Perawat Bedah, Farmasi dan karyawan di lingkungan Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah membantu dan menjadi keluarga selama penulis menjalani proses pendidikan. Terkhusus terima kasih kepada Perawat dan Karyawan GBPT Lantai 6 : Pak Gatut, Mba Ana, Mas

  Febri, Bu Mei, Bu Riwayati, Pak Hadi, Mba Lili, Prof Sugi, Pak Rokin, Pak Demi yang telah membantu, menyemangati dan menghibur selama penyusunan penelitian ini.

  • Kepada pasien-pasien yang besar peranannya sebagai guru selama penulis menjalani pendidikan.
  • Angkatan Anestesi Januari 2012: IRW (Alm), ALB, BUD, DIT, AJO,

  EDU, TAM, AYU, MAS yang telah menjadi teman dalam suka dan duka selama proses pendidikan ini. Semoga kita tetap menjadi saudara.

  • Seluruh rekan-rekan PPDS 1 Anestesiologi dan Reanimasi FK Unair/RSUD Dr.Soetomo.

  BEATRIK VETRONELLA PALANGDA LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB vii

  • Seluruh rekan-rekan PPDS 1 FK Unair/RSUD Dr Soetomo Surabaya.
  • Seluruh rekan-rekan di RSUD Taman Husada Bontang dan RSUD Sengatta yang mendoakan dan menyemangati selama pendidikan ini. Dan Puji Syukur untuk keluarga besar yang sangat mendukung dan selalu mendoakan dalam kondisi apapun. Rasa hormat dan terimakasi penulis tujukan kepada :
  • Suami penulis tercinta drg Sethmarvidaus. Sahabat yang setia menemani dalam keadaan susah dan senang. Terima kasih untuk segala doa, kasih sayang, kesabaran dan dukungannya dalam menghadapi segala rintangan yang ada. Kepada putra penulis yang sangat kami sayangi, Kaizen, terima kasih untuk ketangguhan dan pengorbanan, serta semangat yang telah diberikan, walaupun sering hanya mendengar suara namun membawa semangat dan sukacita yang luar biasa dalam kehidupan mama.
  • Kepada orang tua penulis yang tercinta Mariana Kudan dan Benyamin

  Doto terimakasih atas ketabahan, kasih sayang, doa dan pengertian selama ini, juga pengorbanan menjaga anak kami selama pendidikan ini.

  • Kepada orang tua penulis yang tercinta Pdt. Johannes Palangda (Alm).

  Walaupun Papa tidak pernah hadir dalam menjalani pendidikan ini, namun mengingat kasih sayang Papa menjadi semangat dan kekuatan sendiri bagi Nella.

  • Kepada Mertua penulis Damaris dan Marthen Takke. terimakasih untuk pengertian, kesabaran dan doa selama ini.
  • Kepada saudara penulis, Kakak Unning dan Kakak Ito, terima kasih untuk kasih sayang dan doa selama ini.
  • Kepada sahabat terkasih Afdol, Mba Sri, Rose, Waty, Ria, Athy, Zony,

    Kak Deli, terima kasih senantiasa menhibur dan mendoakan selama ini.

  • Kepada sahabat sepanjang jalan pendidikan ini Maryani, Kak Odhe,

  Yuke, Kak Alam , terimakasi mengenal kalian sebagai keluarga, semoga persahabatan kita terus berlanjut.

  BEATRIK VETRONELLA PALANGDA LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB viii Penulis tidak akan pernah bisa membalas kebaikan yang selama ini penulis dapatkan. Semoga Tuhan Yesus membalas dengan berlimpah-limpah segala kebaikan saudara sekalian.

  Surabaya, Penulis

  BEATRIK VETRONELLA PALANGDA LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB ix

  

DAFTAR ISI

  Judul Penelitian ...................................................................................... i Lembar Pengesahan ................................................................................ ii Abstrak ................................................................................................... iv Kata Pengantar ........................................................................................ vi Daftar Isi ................................................................................................. x Daftar Tabel ............................................................................................ xiii Daftar Grafik .......................................................................................... xiv Daftar Singkatan .................................................................................... xv Daftar Lampiran ..................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

  1 1.1 Latar Belakang ............................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................

  3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

  4 1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................

  4 1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................

  5 1.4.1 Manfaat Keilmuan .............................................................

  5 1.4.2 Manfaat Terapan ...............................................................

  5 BAB II TINAUAN PUSTAKA ...............................................................

  6 2.1 Sejarah Cardiopulmonary Bypass ................................................

  6 2.2 Fungsi Cardiopulmonary Bypass .................................................

  6 2.3 Perubahan Fisiologi Selama Cardiopulmonary Bypass ................

  8

  2.3.1 Perubahan Hemodinamik Selama Cardiopulmonary Bypass ...........................................................

  8 LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  x

  2.3.2 Perubahan Endokrin Selama Cardiopulmonary Bypass ......

  9

  2.3.3 Perubahan Cairan dan Elektrolit Selama Cardiopulmonary Bypass ...........................................................

  10 2.4 Efek Samping Cardiopulmonary Bypass .....................................

  10 2.5 Cairan Priming Cardiopulmonary Bypass ....................................

  12 2.5.1 Cairan Priming Kristaloid ..................................................

  13 2.5.2 Cairan Priming Koloid ......................................................

  15 2.6 Hemodilusi Selama Cardiopulmonary Bypass .............................

  16 2.7 Hipotermi Selama Cardiopulmonary Bypass ...............................

  17 2.8 Cardioplegi .................................................................................

  18 2.9 Keseimbangan Asam Basa Pasien Operasi Bedah Jantung ...........

  19 2.9.1 Fase Sebelum Cardiopulmonary Bypass ............................

  19 2.9.2 Fase Selama Cardiopulmonary Bypass ..............................

  20 2.9.3 Fase Setelah Cardiopulmonary Bypass dan Pembedahan ...

  21 2.10 Keseimbangan Asam Basa ........................................................

  22 2.11 Kurva Disosiasi Oksihemoglobin ..............................................

  24 2.12 Akurasi Alat ..............................................................................

  25 2.12.1 pH Meter 2011 ATC ........................................................

  25 2.12.2 I Stat ................................................................................

  25 BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................

  27 3.1 Penjelasan Kerangka Konsep .......................................................

  25 3.2 Hipotesa ......................................................................................

  29 BAB IV METODE PENELITIAN ..........................................................

  30 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................

  30 4.2 Tempat Penelitian ........................................................................

  30 4.3 Waktu Penelitian .........................................................................

  30 4.4 Populasi dan Sampel ...................................................................

  30 4.4.1 Populasi Penelitian ............................................................

  30 4.4.2 Sampel Penelitian ..............................................................

  30 LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  xi

  4.4.2.1 Pemilihan Sampel ..................................................

  30 4.4.2.2 Kriteria Inklusi .......................................................

  31 4.4.2.3 Kriteria Eksklusi ....................................................

  31 4.4.2.4 Besar Sampel .........................................................

  31 4.5 Variabel Penelitian ......................................................................

  32 4.5.1 Defenisi Operasional .........................................................

  32 4.6 Kerangka Operasional .................................................................

  34 4.7 Pengumpulan Data, Penyajian Data dan Analisa Statistik ............

  35 4.8 Kelaikan Etik ..............................................................................

  35 4.9 Rincian Biaya Penelitian .............................................................

  36 BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................

  37 BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................

  49 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

  57 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

  58 LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

  

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

xii

  xiii

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

  44 Tabel 5.19 Hubungan pH cardioplegi dengan BGA durante CPB (1 jam on CPB – rewarming) ..........................................................................

  47 Tabel 5.28 Hubungan pH priming, pH cardioplegi, waktu CPB, cross clamp dan suhu dengan Laktat 5 menit on CPB – rewarming ..................

  47 Tabel 5.27 Perubahan nilai laktat 5 menit on CPB dan rewarming ..........

  46 Tabel 5.26 Nilai laktat pada 5 menit on CPB dan Rewarming ..................

  46 Tabel 5.24 Hubungan durasi cross clamp dengan BGA durante CPB(1 jam on CPB – rewarming) .................................................................

  46 Tabel 5.23 Hubungan durasi cross clamp dengan BGA durante CPB .......

  45 Tabel 5.22 Hubungan durasi CPB dengan BGA durante CPB (1 jam on CPB – rewarming ) .............................................................................

  45 Tabel 5.21 Hubungan durasi CPB dengan BGA durante CPB ..................

  45 Tabel 5.20 Durasi CPB dan Durasi Cross Clamp .....................................

  44 Tabel 5.18 Hubungan pH cardioplegi dengan BGA durante CPB .............

  DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Demografi berdasarkan jenis kelamin .....................................

  44 Tabel 5.17 Hubungan pH priming dengan BGA durante CPB ..................

  43 Tabel 5.16 pH priming dan pH Cardioplegi ..............................................

  43 Tabel 5.15 Hubungan antara Flow Rates dan perubahan nilai BGA setelah dihubungkan dengan sirkuit ....................................................

  2 Preoperatif dan 5 menit on CPB .................................

  39 Tabel 5.14 Perbedaan data Hb, HCT, Albumin, SID (Na+K – Cl), pH, dan PCO

  38 Tabel 5.7 Data Baseline Preoperatif .......................................................

  38 Tabel 5.5 Demografi berdasarkan Jenis Operasi .....................................

  37 Tabel 5.3 Demografi berdasarkan Kelompok Usia .................................

  48

  xiv

  IR.PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

DAFTAR GRAFIK Grafik 5.2 Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................................................

  37 Grafik 5.4 Berdasarkan kelompok usia ...........................................................

  38 Grafik 5.6 Berdasarkan Jenis Operasi ...........................................................

  39 Grafik 5.8 Perubahan Hb (5 menit on CPB) .........................................................

  40 Grafik 5.9 Perubahan HCT (5 menit on CPB) ......................................................

  40 Grafik 5.10 Perubahan nilai albumin (5 menit on CPB) ........................................

  41 Grafik 5.11 Perubahan nilai SID (5 menit on CPB) ..............................................

  41 Grafik 5.12 Perubahan pH (5 menit on CPB) .......................................................

  42 Grafik 5.13 Perubahan PCO2 (5 menit on CPB) ...................................................

  42 Grafik 5.25 Nilai laktat 24 sampel pada 5 menit on CPB dan rewarming. ............

  47

  xv

  DAFTAR SINGKATAN ALB : Albumin ACTH : Adrenocorticortropic hormone ATP : Adenosine triphospate ATC : Automatic Temperature Compensation AVR : Aortic valve replacement ASD : Atrial septal defect BB : Berat Badan BSA : Body surface area BGA : Blood gas analysis CPB : Cardiopulmonary bypass CABG : Coronary artery bypass graft DO

  2

  : Delivery oxygen DVR : Double valve replacement EF : Ejection fraction Hb : Hemoglobin HCT : Hematokrit MVR : Mitral valve replacement RL : Ringer Laktat SID : Strong Ion Difference TB : Tinggi Badan

LAPORAN PENELITIAN ANALISA PERUBAHAN KESEIMBANGAN ASAM BASA DURANTE CPB BEATRIK VETRONELLA PALANGDA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Sejak operasi jantung yang pertama kali dilakukan dengan

  

cardiopulmonary bypass (CPB) pada tahun 1950, sampai saat ini terdapat banyak

  perbedaan komposisi cairan priming pada setiap intitusi tergantung protokol

  1,2,3 rumah sakit, preferensi ahli bedah, anestesi, dan perfusionis.

  Pada penggunaan Ringer Raktat sebagai cairan priming diberikan

  34

  penambahan natrium bikarbonat 25 mEg/L untuk mencegah terjadinya asidosis metabolik, sedangkan di RS. DR. Soetomo, cairan priming CPB menggunakan Ringer Laktat tanpa penambahan natrium bikarbonat.

  Naville et al (1964) menggunaan Ringer laktat (RL) sebagai cairan

  • priming , dimana RL memiliki pH berkisar 6,5 dengan komposisi Na 130 mEq/L,

  K 4 mEq/L, Ca 2,7 mEq/L, Laktat 27,5 mEq/L, Cl 109,5 mEq/L. Penggunaan RL menyebabkan perubahan elektrolit dan asam basa. Dalam studi ini dilakukan pemeriksaan gas darah 30 menit setelah pemberian cairan priming RL, didapatkan

  

base deficit -5,5 sampai -2 mEg/L, karena itu diberikan penambahan natrium

  4 bikarbonat 20mEg/L cairan priming.

  Alston et al (2007) Dengan metode Stewart membandingkan ringer laktat dan normal saline sebagai cairan priming. Sebagaimana diketahui pada Metode Stewart, pH dipengaruhi oleh carbon dioksida (PCO2), Strong Ion Difference dan konsentrasi asam lemah total. Dari studi ini pada pemeriksaan gas darah kedua grup didapatkan asidosis metabolik , dimana pada grup normal saline lebih

  5 asidosis metabolik dibandingkan grup ringer laktat.

  Liskaser et al (2009), membandingkan antara grup cairan priming

  Polygeline dan larutan Ringer (komposisi: Na 146 mEq/L, K 4,4 mEq/L, Cl 151

  • mEq/L, Ca 6,8 mEq/L) dengan grup cairan priming Plasmalyte 148 (komposisi:

  • ++ -

  Na 140 mEq/L, K 5 mEq/L, Cl 98 mEq/L, Mg 3 mEq/L, Asetat 27 mEg/L, Glukonat 23 mEq/L) menggunakan metode Stewart. Pada grup Polygene-Ringer terjadinya peningkatan anion kuat (hiperkloremik) yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik, tapi juga terjadi hipoalbumin akibat dilusi yang menyebabkan alkalosis metabolik. Sedangkan pada grup Plasmalyte 148, terjadinya peningkatan unmeasured anion (asetat dan glukonat) yang tidak dapat termetabolisme segera akibat hipotermi yang menurunkan laju metabolisme, sehingga menyebabkan asidosis metabolik, tapi juga terjadi hipoalbumin akibat dilusi yang menyebabkan alkalosis metabolik. Pada kedua grup efek asidosis lebih besar dari pada efek alkalosis, sehingga pada pengukuran gas darah, pH kedua

  6

  grup asidosis metabolik Johanna et al (2015), meneliti asidosis diusional yang terjadi pada CPB dengan menggunakan cairan priming normal saline. Pada penelitian ini didapatkan pH asidosis dan untuk menetralisirnya, dilakukan penambahan

  7 natrium bikarbonat.

  Pada penggunaan CPB, salah satu tujuannya adalah memberikan perfusi

  35 yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dari jaringan dan organ vital.

  Perfusi juga dipengaruhi oleh delivery oksigen (DO ), dimana pada penggunaan

  2 CPB, DO ditentukan oleh pump flow rate dan arterial oxygen content (CaO ).

  2

  2 Nilai DO selama CPB lebih rendah dibandingkan pada subjek yang sadar atau

  2

  dibawah pengaruh anestesi. Penurunan DO dipengaruhi oleh penurunan CaO

  2

  2

  akibat hemodilusi yang terjadi pada saat onset CPB (pengaruh priming). Untuk mengimbangi penurunan DO ini maka digunakan teknik hipotermi untuk

  2

  menurunkan metabolisme organ, sehingga oxygen consumption (VO ) berkurang,

  2

  36 dan terdapat keseimbangan antara supply dan demand.

  Teknik hipotermi yang digunakan untuk menurunkan metabolisme organ

  o

  juga mempengaruhi asam basa. Pada suhu normal 37

  C, pH darah arteri adalah 7,40 dan PCO 40 mmHg. Bila suhu diturunkan, akan terjadi peningkatan

  2

  kelarutan CO dalam plasma, sehingga PCO akan turun dan akan mengakibatkan

  2

  2

  pH akan berubah lebih alkalosis . kondisi lebih alkalosis ini akan mempengaruhi pembuluh darah lebih vasokonstriksi sehingga tidak menguntungkan untuk perfusi organ, karena itu dilakukan manajemen asam basa selama CPB. Ada dua metode yang digunakan untuk mengatur pH darah selama hipotermi, yaitu pH stat dan α- stat. Pada pH stat, pH darah dipertahankan konstan pada 7,40 dan PCO 40 mmHg

  2

  melalui penambahan CO eksogen, sedangkan pada α-stat, analisa gas darah

  2 o

  disesuaikan pengukuran pada 37 C tanpa mengubah suhu hipotermi (misalnya

  o

  bila pengukuran suhu 33

  C, maka pH akan lebih alkalosis, namun alat pengukur akan mengkonversi pengukuran pada suhu 37°C) dan manajemennya disesuaikan

  o 2,8

  hasil gas darah pada 37

  C. Dalam CPB kondisi slight asidosis akan lebih menguntungkan karena pembuluh darah akan lebih vasodilatasi sehingga memperbaiki perfusi organ, dan global hipotermi dapat tercapai dengan cepat, sehingga penurunan metabolisme dapat lebih cepat terjadi. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka di RS. Dr. Soetomo cairan priming RL digunakan tanpa penambahan natrium bikarbonat.

  Penelitian ini dilakukan untuk melihat profil asam basa pemeriksaan gas darah setelah pemberian cairan priming RL tersebut.

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimana pengaruh penggunaan Ringer Laktat sebagai cairan priming CPB terhadap profil asam basa pemeriksaan gas darah pada operasi bedah jantung di RS. DR. Soetomo

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum

  Menganalisa pengaruh cairan priming Ringer Laktat pada CPB terhadap keseimbangan asam-basa.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Menganalisa pengaruh pH cairan priming Ringer Laktat pre CPB terhadap asam basa selama CPB.

  2. Menganalisa pengaruh hemodilusi terhadap asam basa selama CPB.

  3. Menganalisa perubahan pH, PCO

  

2,

  HCO

  3

  dan laktat selama CPB dengan cairan priming Ringer laktat.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Keilmuan

  Menambah wawasan mengenai keseimbangan asam basa dan efek pemberian cairan priming terhadap keseimbangan asam basa.

  1.4.2 Manfaat Terapan a.

  Mengetahui nilai pH cairan priming dan pH cairan cardioplegi, dan mengetahui pengaruh perubahan nilai pH, PCO , HCO , elektrolit,

  2

  3

  albumin dan laktat pada pasien yang menjalani operasi bedah jantung dengan CPB.

  b.

  Mengevaluasi protap cairan priming yang dipakai pada operasi bedah jantung di RS. DR. Soetomo c.

  Dapat dijadikan acuan keputusan klinis perioperatif pasien yang menjalani operasi bedah jantung untuk meningkatkan outcome pasien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Sejarah Cardiopulmonary Bypass

  Mesin cardiopulmonary bypass (CPB) adalah mesin yang dapat sementara mengambil alih fungsi jantung dan paru memberikan oksigenasi ke darah, sehingga dokter bedah dapat melakukan koreksi pada kelainan, memperbaiki katup, memintas obtruksi arteri coronaria dan memungkinkan bagi terjadinya

  2 transplantansi jantung.

  Perkembangan penemuan tentang CPB dimulai sejak awal tahun 1800 dengan dimulainya percobaan melakukan perfusi eksternal, yaitu dengan mengalirkan darah dari hewan atau manusia hidup ke organ yang dipisahkan dari tubuh. Perkembangan ini terus berlangsung, sampai pada tahun 1950, Dr. Gibbon menemukan mesin, dan prosedur CPB pertama kali sukses dilakukan di Rumah

  2,3 Sakit Universitas Thomas Jeferson di Philadelphia, pada tahun 1953.

  Lillehei menulis, “pada tahun 1952, seorang dokter hanya bisa berdoa untuk pemulihan di samping tempat tidur anak yang sekarat akibat malformasi intracardiak”. Saat ini ratusan hingga ribuan prosedur koreksi dilakukan diseluruh

  2,3 dunia setiap tahun.

  2.2 Fungsi Cardipulmonary Bypass

  Normalnya darah masuk ke jantung melalui atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan darah keluar dari jantung ke paru-paru dimana carbon dioksida berdifusi keluar dan digantikan oleh oksigen. Dari paru-paru, darah kembali ke jantung masuk ke atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri kemudian ke aorta dan diteruskan ke sistemik. Mesin CPB adalah mesin yang melakukan

  12 proses tersebut diluar tubuh.

  Untuk dapat menggunakan CPB, jantung harus berhenti dengan menggunakan cardioplegi. Larutan ini akan menghentikan jantung dalam 30-60

  12 detik.

  Darah akan terkuras dengan pengaruh gravitasi (atau dengan beberapa bantuan vakum) melalui kanula di vena kava superior (SVC) dan vena cava inferior (IVC) atau IVC dan atrium kanan (RA) ke mesin jantung paru, di mana darah akan dipompa (dengan roller atau pompa sentrifugal) melalui membran paru buatan (oxygenator) kembali ke pembuluh darah sistemik melalui kanula arteri ditempatkan di ascending aorta Gambar 1. Sirkuit cardiopulmonary bypass Sumber : Cardiopulmonary Bypass and Mechanical Support, Principles and

  Practice. Fourt Edition, 2016

2.3 Perubahan Fisiologi Selama Cardiopulmonary Bypass

  Pada penggunaan CPB, terjadi perubahan fisiologis, termasuk aliran darah sistemik yang relatif rendah, hipotermia, hemodilusi dan non-pulsatile flow.

  Perubahan ini mengakibatkan perubahan pada hemodinamik, endokrin, cairan

  13 dan elektrolit.

2.3.1 Perubahan Hemodinamik Selama Cardiopulmonary Bypass

  Aliran darah sistemik selama CPB diatur lebih rendah dari fisiologi normal. Walaupun memungkinkan untuk aliran yang lebih tinggi, namun akan berhubungan dengan meningkatnya trauma terhadap elemen darah, tanpa peningkatan oxygen delivery yang signifikan. Selama CPB dilakukan teknik hipotermi untuk menurunkan kebutuhan oksigen. Hal ini memungkinkan terjadinya perfusi yang tidak adekuat dari organ sehingga dapat terjadi kerusakan organ yang akan menambah angka morbiditas. Selain itu teknik hipotermi dapat meningkatkan kejadian iskemi kulit dan otot, meningkatkan aktifitas simpatis, meningkatkan viskositas darah sehingga terjadi gangguan oxygen delivery dan meningkatkan kebutuhan oksigen pada saat kejadian menggigil yang

  12,13 bertentangan dengan semua keuntungan teknik ini.

  Pada saat CPB akan terjadi hemodilusi oleh cairan priming yang akan menyebabkan penurunan aliran sistemik dan penurunan resistensi vaskular

  13 perifer, sehingga mengakibatkan kejadian hipotensi setelah memulai CPB.

2.3.2 Perubahan Endokrin Selama Cardiopulmonary Bypass

  Respon endokrin selama CPB tidak dapat dipisahkan terhadap pengaruh anestesi, pembedahan, hemodilusi dan variasi tekanan darah sistemik. Namun secara umum selama CPB terjadi peningkatan level katekolamin serum lebih dibandingkan operasi yang tidak menggunakan CPB. Pelepasan katekolamin ini utamanya disebabkan hipotermi dan stimulasi dari sinus carotis dan baroreseptor aorta yang merupakan respon terhadap amplitudo denyut yang rendah yang terjadi saat non-pulsatile perfusion. Juga dipengaruhi tidak terjadinya metabolisme noradrenalin oleh paru-paru selama CPB akibat paru tidak diperfusi.

  Sekresi renin dari ginjal meningkat sebagai respon terhadap penurunan mean

  

arterial pressure dan terjadi aktivasi angiotensin dan peningkatan sekresi aldosteron. Level vasopresin meningkat selama CPB dan tetap tinggi sampai 48 jam setelah pembedahan. Peningkatan katekolamin, angiotensin II, vasopressin dan agen vasokonstriktor lokal jaringan menyebabkan terjadinya konstriksi

  13 arteriol.

  Hiperglikemi ringan juga terjadi akibat peningkatan gluconeogenesis, resistensi perifer insulin, penurunan insulin serum dan kemungkinan peningkatan

13 ACTH dan level kortisol.

  Perubahan endokrin lain selama CPB, juga pada peningkatan hormon atrial natriuretik dan peningkatan free thyroid hormone dan penurunan free

  13 triiodothyronine .

2.3.3 Perubahan Cairan dan Elektrolit Selama Cardiopulmonary Bypass Pada akhir penggunaan CPB, terjadi peningkatan total body water.

  Terjadi hemodilusi dan peningkatan permeabilitas kapiler akibat aktivasi mediator inflamasi yang menyebabkan perpidahan cairan. Konsentrasi total kalium tubuh menurun akibat respon aldosteron dan kehilangan melalui urine, juga terjadi penurunan magnesium dan kalsium yang utamanya disebabkan

  13 hemodilusi.

2.4 Efek samping Cardiopulmonary Bypass

  12,13

  Efek samping selama CPB : 1. Respon Inflamasi Sistemik. Selama CPB darah melalui sirkulasi yang berbeda dari biasanya. Walaupun saluran sirkuit compatible dengan darah, namun material asing ini akan menstimulasi respon inflamasi sistemik. Selain kontak dengan material asing, ischemic-reperfusion

  injury , endotoksin dari organ abdominal, trauma pembedahan, kehilangan darah dan hipotermia juga menstimulasi respon infalamasi sistemik.

  2. Efek Kardiovaskular. Walaupun tujuan pengguanaan CPB untuk melakukan perbaikan pada jantung, namun penggunaan mesin ini menimbulkan efek samping kardiovaskular. Hal ini mungkin disebabkan respon inflamasi dari jantung. Problem yang paling sering adalah aritmia yang menyebabkan gangguan hemodinamik , namun penyebabnya secara keseluruhan belum diketahui.

  3. Efek Pulmonar. Lebih dari 20% pasien setelah CPB membutuhkan respirator > 48 jam karena disfungsi dari paru. Hal ini disebabkan inflamasi dan iskemi organ paru-paru yang sering menyebabkan edema paru dan sekresi paru meningkat. Selain itu, selama operasi bedah jantung trauma paru terjadi pada saat strenotomi, cedera pleura, dan hipotermia.

  4. Komplikasi Ginjal. Pada operasi bedah jantung dengan CPB terjadi

  komplikasi ginjal lebih dari 30% pasien, dan 1% diantaranya membutuhkan hemodialisa. Kejadian gagal ginjal setelah CPB menyebabkan tingginya mortalitas, lebih lama perawatan ICU dan resiko komplikasi infeksi.

  5. Efek samping cerebral. Kerusakan yang terjadi biasanya disebabkan

  emboli akibat aterosklerotik, udara, lemak dan trombosit. Penyebab lain adalah adanya fluktuasi hemodinamik, hipertermi cerebral setelah CPB dihentikan, inflamasi dan reperfusi.

  6. Efek samping kognitif. Terjadinya penurunan fungsi kognitif pada

  penggunaan CPB, diantaranya kemampuan motorik, kapasitas memori verbal dan konsentrasi. Hal ini dapat berlanjut sampai 6 bulan setelah operasi bedah jantung.

  7. Efek samping gastrointestinal. Komplikasi gastrointestinal terjadi pada

  kurang dari 2% pasien, namun berkaitan dengan angka kematian yang tinggi. Faktor resikonya adalah bertambahnya usia, operasi katup, penurunan cardiac output dan pemanjangan waktu penggunaan CPB.

  8. Efek samping hematologi. Terjadinya koagulopati setelah CPB

  dipengaruhi oleh defek kualitatif maupun kuantitatif trombosit, juga kejadian fibrinolisis kadang terjadi sekunder dari tidak adekuatnya heparinisasi, tidak adekuatnya reversal heparin.

2.5 Cairan Priming Cardiopulmonary Bypass

  Cairan priming (CPB), merupakan cairan yang dipakai untuk mengisi bagian dari sirkuit bypass, seperti tubing, pompa dan reservoir. Tujuan utama dari cairan ini adalah untuk menghilangkan udara dari sistem yang dapat menyebabkan emboli udara bila sirkuit dihubungkan ke pasien.

  3 Pada awal dari penggunaan CPB, darah donor dipakai sebagai cairan

priming pada sirkuit, dan darah pasien sendiri merupakan cairan untuk perfusi.

  Volume cairan priming yang dibutuhkan saat itu sekitar 3-5 liter. Namun hal ini telah banyak ditinggalkan karena beberapa pertimbangan, yaitu membutuhkan biaya yang lebih banyak, kurangnnya darah donor, efek samping dari transfusi darah, termasuk resiko penularan penyakit infeksi dan imunosupresi.

  3 Sekitar tahun 1960, ahli bedah mulai elektif menggunakan cairan kristaloid atau plasma-expanding koloid untuk mengurangi atau menghilangkan

  2 darah dari cairan priming.

  9 Pada pemilihan cairan priming CPB mempertimbangkan : 1.

  Osmolaritas : isoosmotik atau sedikit hipertonis untuk meminimalisir edema jaringan.

  2. Elektrolit : komposisi elektrolit normal yang seimbang harus dipertahankan untuk mencegah abnormalitas elektrolit setelah CPB.

  3. Dilusi : cegah dilusi sampai hematokrit < 21%, dengan: a.

  Volume yang cukup untuk mengisi sirkuit, oksigenator, dan reservoir vena.

  b.

  Volume yang cukup untuk memulai perfusi.

  c.

  Penambahan volume dalam jumlah besar akan menyebabkan hemodilusi.

2.5.1 Cairan Priming Kristaloid

  Cairan priming kristaloid sering digunakan pada CPB. Terdapat banyak variasi cairan priming sesuai institusi, karena hal ini dikembangkan secara empiris. Secara umum, semua cairan priming modern memiliki kandungan elektrolit dan osmolaritas yang sama dengan plasma disebut balanced salt

  

solution , seperti Ringer laktat dengan atau tanpa glukosa merupakan cairan

priming yang umum. Pada penggunaan kristaloid, mengakibatkan penurunan

  tekanan onkotik plasma, sekunder dari dilusi protein plasma dalam sirkulasi. Hal ini dapat terjadi, terutama pada kondisi tidak terdapat glukosa, sehingga cairan berpindah dari intravaskular ke interstitial dan intraseluler. Hal ini menyebabkan edema pasca operatif yang berakibat disfungsi berbagai organ.

  Makin banyak cairan kristaloid yang digunakan makin berpotensi terbentuk edema. Untuk mengurangi terjadinya edema dapat dilakukan penambahan koloid

  2,9

  pada prosedur perfusi Keuntungan dari penggunaan cairan priming kristaloid adalah ketersediannya yang lebih baik, biaya yang lebih rendah dibandingkan cairan

  10 lainnya, dan jarang terjadi reaksi alergi dan efek samping yang berbahaya.

  Pada pasien diabetes, penggunaan cairan yang mengandung laktat dalam jumlah banyak harus berhati-hati, karena laktat dapat diubah menjadi glukosa secara invivo melalui gluconeogenic pathway. Balanced salt solution lain contohnya cairan plasmolyte yang mengandung asetat dan glukonat, juga mengandung magnesium yang merupakan kation penting untuk proses transfer

  1 energi intrasel dan metabolisme adenosine triphospate myocardial.

  Tabel karakteristik physiocochemical cairan priming kristaloid untuk CPB Dextrose Saline 9% Ringer Balanced Manitol 5% Laktat Solution 10% Osmolaritas 292 290 278 294 620 (mOsm/kg) COP (mmHg) + + Na (mmol/L) 154 131 140 ++ K (mmol/L)

  5

  5 - Ca (mmol/L)

  2 Cl (mmol/L) 154 111

  98 ++ Mg (mmol/L) 1,5 Laktat (mmol/L)

  29 Acetat (mmol/L)

  27 Gluconate (mmol/L)

  23 COP = colloid osmotic pressure.

  Sumber: Selection of Priming Solution for Cardiopulmonary Bypass in Adults.

  Multimedia Manual of Cardiothoracic Surgery . 2005

2.5.2 Cairan Priming Koloid

  25.5

  

Mw = weight average molecular weight; Mn = number average molecular

weight; COP = colloid osmotic pressure; T1/2con = half-life of concentration;

PVE = Plasma volume expansion; Gelatin-U = Urea-linked gelatin; Gelatin-S =

succinyl-linked gelatin; HES = hydroxyethyl starch.

  

17 days 12 - 45 168 168 24 – 67

days 1.9 days

  2 - 8 2 - 12 6 - 48 2 - 4 6 - 24 2 – 12 Elimination (h)

  2.5 Duration of PVE (h)

  25.5

  2.5

  Sebagai usaha untuk mengurangi terjadinya edema, dilakukan penambahan koloid pada cairan priming kristaloid, atau bahkan penggunaan cairan koloid sebagai cairan priming. Cairan koloid yang sering dipakai, adalah albumin 5% dan 25%, dextran 5%, HES 6%, dan plasma manusia.

  2,10

  COP (mmHg) 19 - 20 160 78 25 - 30 55 – 60

  Osmolality (mOsm/kg) 300 308 308 302 310 354

  Mn (Daltons) 69.000 25.000 39.000 15.000 14.000 71.000 63.000

  Mw (Daltons) 69.000 40.000 70.000 35.000 35.000 450.000 264.000

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK PENILAIAN KINERJA BAGIAN KEPEGAWAIAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13

BAB 1 PENDAHULUAN - EVALUASI PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK PENILAIAN KINERJA BAGIAN KEPEGAWAIAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 79

EVALUASI PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK PENILAIAN KINERJA BAGIAN KEPEGAWAIAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 92

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA BIDAN YANG BEKERJA SHIFT DAN NON-SHIFT DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 82

PERBANDINGAN RESUSITASI CAIRAN MENGGUNAKAN RINGER LAKTAT DAN RINGER ASETAT TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH DAN BASE EXCESS PADA PASIEN LUKA BAKAR DI RSUD DR SOETOMO

0 0 19

STUDI PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 135

EFEKTIVITAS PEMBUNGKUS PLASTIK TERHADAP PERUBAHAN TANDA-TANDA VITAL PADA BBLR DI RUANG NICU INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

VALIDITAS RENAL ANGINA INDEX SEBAGAI PREDIKTOR GANGGUAN GINJAL AKUT PADA ANAK DENGAN SAKIT KRITIS DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 25

PROFIL KADAR GULA DARAH SETELAH INDUKSI DAN SETELAH OPERASI PADA INFANT YANG DIBERIKAN CAIRAN RUMATAN D5¼NS PADA OPERASI DARURAT DAN ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO - SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 2 92

CHANGE MANAGEMENT DI RSUD DR. SOETOMO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 188