SEKILAS TENTANG MANGROVE

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:18:01 2017 / +0000 GMT

SEKILAS TENTANG MANGROVE
LINK DOWNLOAD [26.84 KB]
Pengertian Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang hanya dapat tumbuh dan berkembang biak di daerah tropis, seperti Indonesia. Mangrove
sangat penting artinya dalam pengelolaan sumberdaya di sebagian besar wilayah di Indonesia. Fungsi mangrove yang terpenting
bagi daerah pantai adalah penyambung darat dan laut. Tumbuhan, hewan, benda-benda lainnya dan nutrisi tumbuhan ditransfer ke
arah darat melalui tumbuhan mangrove ini. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang sangat penting bagi
manusia. Mangrove terdiri dari tiga substrat, yaitu pasir, Lumpur dan Lumpur berpasir.
Pohon mangrove membutuhkan waktu 5 tahun untuk tumbuh menjadi pohon dewasa dan penanamannya mempunyai rasio
kesuksesan 75% untuk tumbuh menjadi pohon dewasa. Tumbuhan mangrove akan tumbuh dengan baik jika berada di lahan yang
memiliki sistem air terbuka ke laut lepas dimana pergantian air laut dapat terjadi setiap hari atau secara reguler sehingga akar
tumbuhan tersebut mendapatkan air yang ?baru? setiapharinya.
Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah :
Memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;
Memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp.,
serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;
Memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;
Secara ekologis, hutan mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds)

dari berbagai jenis ikan, udang dan kerang. Selain itu serasah mangrove ( daun,ranting, dan biomassa lainnya) yang jatuh ke perairan
dapat menjadi sumber pakan bagi biota perairan dan menjadi unsure hara yang sangat menentukan produktivitas biota yang hidup
disekitar mangrove.
Hutan mangrove ini juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai jenis burung, reptilia,mamalia dan beberapa lainnya. Sehingga
hutan mangrove menyediakan keanekaragaman (biodiversity) dan plasma nutfah ( genetic pool ) yang tinggi serta berfungsi sebagai
pelindung daratan dari gempuran gelombang, tsunami, angin topan, perembesan air laut dan gaya-gaya dari laut lainnya.
Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu hasil hutan, perikanan estuaria dan pantai serta wisata alam.
Secara ekonomi, hutan mangrove dapat dimanfaatkan kayunya secara lestari untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas.
Hutan mangrove juga merupakan pemasok larva ikan, udanag, dan biota lainnya.
Secara ideal, pemanfaatan kawasan mangrove harus mempertimbangkan kebutuhan masyarakat tetapi tidak sampai mengakibatkan
kerusakan terhadap keberadaan mangrove. Selain itu, yang menjadi pertimbangan paling mendasar adalah pengembangan kegiatan
yang menguntungkan bagi masyarakat dengan tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove secara ekologis (fisik-kimia
dan biologis). Perlu juga mengembangkan matapencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar mangrove dengan mengandalkan
bahan baku non-kayu dan diversifikasi bahan baku industri kehutanan dan arang seperti yang terjadi di Nipah Panjang, Batu Ampar,
Pontianak. Masyarakat merubah pola konsumsi bahan bakar dari minyak tanah dan arang bakau menjadi arang leban dan tempurung
kelapa dan menggunakan tungku hemat energi atau anglo.
Mangrove merupakan karakteristik dari bentuk tanaman pantai, estuari atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung
daerah tropis dan sub tropis. Dengan demikian maka mangrove merupakan ekosistem yang terdapat di antara daratan dan lautan dan
pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan yang ekstensif dan produktif.Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove
sering juga dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah bakau itu sendiri dalam bahasa

Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp.( Hutching, P and P.Saenger,1987
).
Secara garis besar mangrove tersusun atas pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bawah pasang surut tertinggi. Daerah
tersebut merupakan sebuah daerah yang bergerak, dimana lumpur secara bertahap mengalami sedimentasi akibat tertambat oleh akar
mangrove yang khas. Secara perlahan-lahan akan berubah menjadi daerah semi terestrial (semi daratan). Lumpur-lumpur tersebut
berasal dari hasil erosi lahan di atasnya. Dengan demikian ekosistem mangrove akan dapat terbentuk jika terdapat suplai sedimen
dari sungai yang bertemu dengan perairan laut.( FAO,1983).
Keseimbangan dari ekosistem hutan mangrove tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan yang mendukungnya. Bagaimana oksigen,
sinar matahari, salinitas air dan suhu perairan bisa mendukung keseimbangan ekosistem. Dalam perairan air payau ternyata
dibutuhkan cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang terlarut
dalam air sehingga akan digunakan oleh elemen sistem yang lain.( G.D. Steel, Robert & H. Torrie, James. 1995).

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 2:18:01 2017 / +0000 GMT

Jika dipandang dari sisi ekologis, hutan mangrove memiliki fungsi sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah

pembesaran (nursery grounds) dari berbagai jenis ikan, udang dan kerang. Selain itu serasah mangrove ( daun,ranting, dan biomassa
lainnya) yang jatuh ke perairan dapat menjadi sumber pakan bagi biota perairan dan menjadi unsur hara yang sangat menentukan
produktivitas biota yang hidup disekitar mangrove tersebut.( Hutabarat, Suhala & M. Evants, Stewart. 1985).
Pohon mangrove membutuhkan waktu 5 tahun untuk tumbuh menjadi pohon dewasa dan penanamannya mempunyai rasio
kesuksesan 75% untuk tumbuh menjadi pohon dewasa. Tumbuhan mangrove akan tumbuh dengan baik jika berada di lahan yang
memiliki sistem air terbuka ke laut lepas dimana pergantian air laut dapat terjadi setiap hari atau secara reguler sehingga akar
tumbuhan tersebut mendapatkan air yang ?baru? setiapharinya.( Mann, K.H,1988).
Silvofishery adalah sebuah bentuk terintegrasi antara budidaya tanaman mangrove dengan tambak air payau. Hubungan tersebut
diharapkan mampu membentuk suatu keseimbangan ekologis, sehingga tambak yang secara ekologis mempunyai kekurangan
elemen produsen yang harus disuplai melalui pemberian pakan, akan tersuplai oleh adanya subsidi produsen (biota laut) dari hutan
mangrove(Quarto&Alfredo, 1985 ).
Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pada pantai yang landai, komposisi
ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai
menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pada
pantai yang terjal komposisi, distribusi dan lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove
untuk tumbuh.( P. E.J, Hegerl, and J.P.S. Davie,1990).

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |