Sekilas Tentang Amigurumi

(1)

SEKILAS TENTANG AMIGURUMI

AMIGURUMINITSUITE

KERTAS KARYA

Dikerjakan O L E H

SEPTIAN ADITYA 102203007

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

SEKILAS TENTANG AMIGURUMI AMIGURUMINITSUITE

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Oleh :

SEPTIAN ADITYA 102203007

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

SEKILAS TENTANG AMIGURUMI AMIGURUMINITSUITE

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non -Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH SEPTIAN ADITYA

NIM : 102203007

Pembimbing, Pembaca,

M. Pujiono,SS.,M.Hum. Zulnaidi, S.S. M.Hum. Nip:196910112002121001 Nip :19670807200501001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, S.S. M.Hum. Nip. 1967 08072005 01 1 001


(5)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendididikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan

Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip : 195110131976031001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “Sekilas Tentang Amigurumi ” ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan penulis yang masih terbatas. Tetapi, berkat bantuan beberapa pihak, maka penulis berhasil menyelesaikan kertas karya ini.

Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi dukungan, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulanaidi, S.S. M.Hum. Selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Pujiono, S,S., M.Hum Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Zulnaidi, S.S. M.Hum Selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan pengarahan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian kertas karya ini.

5. Bapak Drs. Yuddi Adrian Muliadi, M.A. Selaku Dosen Wali.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staf pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.


(7)

8. Untuk keluarga yang tersayang : Ayahanda dan teristimewa Ibunda dan kakakku yang telah banyak memberikan pelajaran hidup, semangat dan dukungan yang tidak pernah ada hentinya sehingga penulis menjadi seperti yang sekarang ini.

9. Untuk yang terkasih Wilda Suraya Nasution terima kasih untuk semangat dan dukungan serta selalu ada untukku dalam berbagi suka dan duka.

10. Untuk sahabat seperjuangan dikelas Rahman,Winda, Frans, Aji, Ricardo, Rizal, Elroy, Santri, fitriana, Puza, Elsya, kalian yang telah membuat penulis selalu semangat dalam menjalani hidup ini dan terima kasih sudah banyak membantu.

11. Buat hinode 2010 terima kasih buat selama 3 tahun kita telah sama-sama berbagi kehangatan didalam canda, debat, marah, senyum, tangis, kenangan yang takkan pernah terlupakan bersama dengan kalian.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita dikemudian hari.

Medan Juni 2013

SEPTIAN ADITYA NIM: 102203007


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul ... 1

Tujuan Penulisan ... 3

Batasan Masalah ... 3

Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi ... 4

2.2 Pengertian Amigurumi ... 7

2.3 Teknik Dasar Amigurumi ... 8

2.4 Jenis-Jenis Tusukan ... 9

BAB III PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT AMIGURUMI 3.1 Proses Pembuatan Amigurumi ... 13


(9)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 21

4.2 Saran... 22

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

ABSTRAK

SEKILAS TENTANG AMIGURUMI

Jepang merupakan Negara yang memiliki sangat banyak tradisi dan kebudayaan. Orang-orang Jepang sangat menghargai dan melestarikan tradisi dan kebudayaan yang sudah diturunkan oleh nenek moyang mereka dari zaman dahulu. Disetiap daerah di Jepang memiliki keunikan dan kekhasan budaya tersendiri. Misalnya, pakaian, makanan, cara hidup, festifal-tetival tradisional, dan lain-lain.

Salah satu festival yang sangat terkenal dan sudah ada sejak hingga sekarang, Yaitu Hinamatsuri, Hinamatsuri adalah festival anak permpuan atau festival boneka yang diadakan pada tanggal 9 Maret di Jepang. Keluarga yang mempunyai anak perempuan akan memanjang boneka yang disebut dengan Hinaningyou.

Di Jepang boneka juga mempunyai arti yang sangat mendalam. Contohnya pada perayaan Hinamatsuri, boneka digunakan para orang tua untuk diberikan kepada anak perempuannya dengan tujuan agar dapat melindungi dari segala hal yang buruk. Orang-orang Jepang pada zaman Edo sangat mempercayai dengan memajang boneka, kekuatan yang ada di dalam boneka akan menyerap roh-roh jahat


(11)

Boneka adalah satu mainan yang paling tua dan mempunyai bentuk bermacam-macam. Seperti hewan, manusia, fiksi, dan lain-lain. Pada umumnya boneka dibuat untuk mainan anak-anak tetapi boneka juga dapat berfungsi sebagai ritual atau hal-hal yang bersifat mistik.

Di Jepang boneka mempunyai banyak jenis dan bentuk. Boneka tersebut dapat terbuat dari berbagai macam bahan. Ada yang terbuat dari kayu, plastik, kain, dan lain-lain. Misalnya, pada zaman Kyouhou dan zaman Genroku hampir semua boneka terbuat dari kayu. Boneka ini biasa disebut dengan Kokeshi. Namun, di Jepang ada juga teknik membuat boneka yang sudah ada sejak zaman dulu yaitu, boneka yang terbuat dari benang dengan cara dirajut.

Di Jepang boneka rajut ini sangat terkenal. Boneka ini sering disebut

dengan Amigurumi. Amigurumi berasal dari kata “Ami” yang berarti “Rajut” dan “Nuigurumi” yang berarti “boneka”. Jadi pengertian Amigurumi adalah boneka rajut dengan menggunakan kait jarum (crochet) dari Jepang.

Amigurumi juga belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Hanya belum banyak masyarakat yang sudah mengenal boneka rajut Jepang ini. Proses yang sulit menjadi penghambat Amigurumi kenapa Amigurumi belum diminati dan dikenal masyarakat.


(12)

Dalam proses pengerjaan Amigurumi, ada beberapa teknik dan pola dasar yang harus dikenal. Teknik-teknik dasar membuat Amigurumi ada dua yauitu, cara memegang pensil dan cara memegang pisau. Ada juga pola-pola dasar dalam

pembuatan Amigurumi misalnya, tusuk awal (slip knot), tusuk rantai (chain), tusuk slip (slip stich), dan lain-lain.

Pembuatan Amigurumi membutuhkan proses yang cukup lama. Kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakan Amigurumi ini sangat dibutuhkan. Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan juga cukup banyak. Misalnya, jarum, gunting, benang, tali, dan lain-lain.

Tetapi, jika Amigurumi ditekuni dan mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Amigurumi dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kretifitas dan keterampilan, serta melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama dengan cara mempertahankan pembuatannya yang masih tradisional.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul

Negara Jepang merupakan negara yang memiliki banyak kebudayaan yang masih dilestarikan sampai saat ini. Hampir semua kebudayaan memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Misalnya, makanan tradisional Jepang, pakaian tradisional Jepang, festival-festival tradisional Jepang dan lain-lain.

Festival-festival tradisional Jepang sangat banyak dan memiliki arti sendiri-sendiri. Contohnya, Hinamatsuri. Hinamatsuri adalah festival untuk anak perempuan atau festival boneka yang diadakan setiap tanggal 3 Maret di Jepang. Keluarga yang memiliki anak perempuan akan memajang boneka yang biasa disebut dengan hinaningyou.

Boneka bagi orang-orang Jepang mempunyai arti yang cukup banyak. Bagi orang-orang Jepang boneka dipercaya memiliki kekuatan untuk menyerap roh-roh jahat kedalam tubuh boneka dan menyelamatkan pemilik boneka dari segala hal-hal buruk. Boneka tradisonal Jepang banyak yang terbuat dari kayu yang biasa disebut dengan Kokeshi.

Namun, ada juga boneka yang terkenal di Jepang yang dibuat dengan cara dirajut. Boneka rajut ini biasa disebut dengan Amigurumi. Boneka rajut ini dibuat dengan menggunakan teknik dan pola yang cukup rumit. Namun, bila ditekuni akan menjadi sesuatu hal yang menarik dan unik.

Di Indonesia sendiri Amigurumi juga belum terlalu diminati masyarakat luas. Hanya sebagian kalangan yang sudah mengetahui seni rajut boneka khas Jepang ini.


(14)

Karena teknik dan pola kerjanya yang cukup sulit menyebabkan Amigurumi belum banyak diketahui masyarakat Indonesia.

Meskipun seni rajut boneka ini memiliki teknik kerja yang sulit akan tetapi jika ditekuni akan menjadi suatu lahan bisnis yang menggiurkan dan memproduksi beraneka ragam souvenir. Dengan alasan tersebut maka penulis tertarik memilih judul sekilas tentang Amigurumi sebagai judul kertas karya ini.


(15)

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan memilih judul Amigurumi dalam penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah Amigurumi.

2. Untuk mengetahui teknik dan pola dasar pembuatan Amigurumi. 3. Untuk mengetahui proses pembuatan Amigurumi

4. Untuk mengetahui manfaat Amigurumi.

1.3 Batasan Masalah

Penulis akan memfokuskan pembahasan kertas karya ini pada teknik dan proses pembuatan amigurumi. Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan juga tentang amigurumi secara umum yang meliputi sejarah, pengertian dan pola-pola dasar dalam proses pembuatan Amigurumi.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas.


(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi

Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu “Boneca” yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan hewan, serta tokoh-tokoh fiksi. Boneka adalah satu mainan yang paling tua. Pada zaman Yunani, Romawi atau Mesir kuno boneka sudah ada. Namun dengan fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatannya yang berbeda.

Umumnya boneka dibuat sebagai mainan anak-anak, namun kadang-kadang boneka juga digunakan untuk fungsi-fungsi ritual yang berhubungan dengan alam atau hal-hal yang bersifat gaib atau mistik. Misalnya, di zaman dahulu boneka dipakai pada acara-acara keagamaan atau pada upacara-upacara pemanggilan roh. Seringkali boneka ditemukan pada makam-makam kuno atau situs-situs sejarah.

Di beberapa Negara boneka dapat dirayakan bersama dengan keluarga dan teman. Misalnya, di India terdapat festival boneka yang bernama “Navaratri” atau 9 malam, perayaan ini diadakan selama 9 malam untuk menghormati para dewi, yakni Durga, Lakshmi, dan Saraswati.

Di Jepang juga ada perayaan atau festival boneka yang biasa disebut dengan “Hinamatsuri”. Hinamatsuri adalah perayaan yang diadakan setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan.

Keluaraga yang memiliki anak perempuan akan memajang satu set boneka yang disebut dengan “hinaningyou” atau boneka festival.

Orang-orang Jepang pada Zaman Edo terus mempertahankan cara memajang boneka seperti tradisi yang sudah diturunkan sejak Zaman Heian. Orang-orang Jepang percaya boneka memiliki kekuatan untuk menyerap roh-roh jahat ke dalam


(17)

tubuh boneka dan dapat menyelamatkan sang pemilik boneka dari segala hal-hal yang berbahaya atau sial.

Kalangan bangsawan dan samurai dari Zaman Edo menghargai boneka

Hinamatsuri sebagai modal penting untuk wanita yang ingin menikah, dan sekaligus sebagai pembawa keberuntungan. Sebagai lambang status dan kemakmuran orangtua berlomba-lomba memberi boneka yang terbaik dan termahal bagi putrinya yang ingin menjadi pengantin.

Boneka yang digunakan pada Zaman Edo disebut dengan “tachibina” atau “boneka berdiri”. Boneka ini berada dalam posisi tegak, dan bukan duduk seperti boneka-boneka sekarang ini. Asal-usul Tachibina adalah boneka berbentuk manusia (Katashiro) yang dibuat ahli Onmyoudou untuk menghalau nasib sial.

Sejalan dengan perkembangan Zaman boneka menjadi semakin mewah dan rumit pengerjaannya. Pada Zaman boneka dikenal dengan nama Genrokubina (boneka Zaman Genroku) dan Zaman Kyouhou dikenal dengan nama kyouhoubina (boneka Zaman Kyouhou).

Pada Zaman Edo, Zaman Kyouhou, Zaman genroku hampir semua boneka dibuat dengan bahan kayu. Namun, ada juga boneka yang terbuat dari bahan benang. Biasanya boneka yang dibuat dengan menggunakan benang ini menggunakan teknik sulam atau rajut.

Di Jepang teknik menyulam boneka ini dikenal dengan sebutan Amigurumi. Amigurumi adalah boneka rajutan dengan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang. Amigurumi adalah keterampilan tangan yang lahir pertama kali di Jepang.

Di Indonesia, Amigurumi belum diketahui oleh masyarakat luas. Hanya kalangan tertentu saja yang dapat mengetahui boneka rajut dari Negara Jepang ini.


(18)

Pengerjaannya yang sulit dan memakan waktu yang tidak sedikit inilah yang menjadi penghambat kenapa Amigurumi belum banyak diketahui masyarakat luas.

Namun, jika ditekuni Amigurumi atau boneka rajut ini dapat menghasilkan produk yang berkualitas serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan secara tidak langsung melestarikan kebudayaan yang telah turun-menurun diwariskan.


(19)

2.2 Pengertian Amigurumi

Jepang merupakan Negeri yang mempunyai banyak kebudayaan. Disetiap daerah pasti memiliki keunikan budayanya tersendiri. Misalnya, pakaian, makanan, adat-istiadat, dan lain-lain. Orang-orang Jepang melestarikannya sampai sekarang sehingga masih dapat dinikmati walaupun sudah berumur ratusan tahun.

Orang-orang Jepang juga sangat mempercayai hal-hal yang berbau mistik. Contohnya, orang-orang Jepang sangat mempercayai bahwa mereka harus

memberikan boneka kepada anak perempuannya dan memajang boneka tersebut agar boneka tersebut dapat menyerap roh-roh jahat dan melindungi mereka dari segala hal-hal yang tidak baik.

Boneka bagi orang-orang Jepang sangat banyak manfaat dan fungsinya. Boneka di Jepang juga sangat banyak jenisnya dan terbuat dari bahan-bahan yang berbeda pula. Ada yang terbuat dari kain, kayu dan ada juga yang dibuat dengan menggunakan benang rajut.

Di Jepang boneka yang dibuat dengan di rajut ini biasa dikenal dengan Amigurumi. Amigurumi berasal dari kata “Ami” yang berarti “rajut” dan

“Nuigurumi” yang berarti “boneka”. Jadi, Amigurumi adalah boneka rajut dengan menggunakan teknik satu jarum (crochet) yang berasal dari Jepang.


(20)

2.3 Teknik Dasar Amigurumi

Sebelum membuat Amigurumi (boneka rajut) ada beberapa hal yang harus dikuasai. Teknik dasar harus dipelajari untuk membuat Amigurumi. Dibawah ini ada dua Teknik dasar cara memegang jarum renda yang biasa digunakan :

1. Cara seperti memegang pensil. 2. Cara seperti memegang pisau.

Sedangkan untuk memegang benang, menggunakan tangan yang berlawanan dengan tangan yang digunakan untuk memegang jarum renda. Dengan cara seperti ini, tidak akan ada kesulitan dalam menarik benang dan dapat menentukan tekanan benang yang diinginkan.

Untuk mengganti benang dengan menyelipkan benang yang baru, kemudian lanjutkan merenda seperti biasa. Teknik-teknik dasar seperti ini yang harus dikuasai oleh para pemula yang ingin membuat Amigurumi (boneka rajut).


(21)

2.4 Jenis-jenis Tusukan

Setelah menguasai teknik-teknik dasar dalam membuat Amigurumi, ada lagi yang harus dikuasai dan dikenal. Ada beberapa jenis-jenis tusukan yang harus diketahui, yaitu :

1. Tusuk Awal (slip knot)

Sebagai awal dari rajutan, yang pertama adalah membuat simpul berbentuk lingakaran dengan ujung benang dibagian bawah, pegang simpul pada tangan kiri untuk pengguna tangan kanan (atau tangan yang tidak memegang jarum). Kemudian ambil benang dengan jarum hekken. Tarik benang sampai melalui simpul yang telah dibuat.

2. Tusuk Rantai (chain)

Buat lubang pada benang, masukkan jarum hakken pada lubang tersebut tarik benang melewati lubang. Tarik benang selanjutnya melewati lubang benang yang ada pada jarum hakken. Simpul yang pertama dibuat tidak dihitung, simpul kedua adalah rantai pertama.


(22)

3. Tusuk Slip (slip stich)

Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang lalu tarik melewati lubang. Tusuk slip pertama yang dibuat sudah dihitung sebagai slip stich yang pertama. Selanjutnya lakukan untuk membentuk slip stich berikutnya. 4. Tusuk Tunggal (single crochet)

Seperti halnya membuat tusuk slip, buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai kedua dari jarum hakken. Kaitkan jarum hakken ke benang tarik keluar lubang. Kaitkan benang pada jarum hakken untuk melewati dua lubang yang telah dibuat. Lakukan langkah tersebut untuk membuat tusuk tunggal selanjutnya.

5. Tusuk Setengah Ganda (half double crochet)

Buat rantai sepanjang yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai ketiga dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken ke lubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang ke jarum hakken lalu tarik melewati tiga lubang tadi secara bersamaan. Lakukan langkah yang sama untuk membuat half double crochet selanjutnya.

6. Tusuk Ganda (double crochet)

Buat rantai sesuai dengan yang diinginkan sebagai dasar, masukkan jarum hakken pada rantai keempat dari jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken sebelum masuk ke lubang dasar. Masukkan jarum hakken kelubang dasar, kaitkan ke benang lalu tarik keluar lubang. Sekarang terdapat tiga kaitan benang pada jarum hakken. Kaitkan benang pada jarum hakken lalu tarik melewati dua lubang


(23)

melewati kedua kaitan tadi secara bersamaan hingga terbentuk satu double crochet. Lakukan langkah selanjutnya untuk membentuk double crochet berikutnya.

7. Tusuk Tunggal Dua Tusukan Bersama (single crochet 2 stiches together)

Selipkan atau tusuk jarum hakken, kemudian ambil benang dan tarik sehingga membentuk lengkungan atau loop. Lakukan sekali lagi tetapi selipkan jarum hakken pada tusukkan berikutnya sehingga membentuk lengkungan atau loop kedua. Ambil benang dengan jarum hakken dan tarik melalui dua lengkungan yang telah dibuat sebelumnya.

8. Tusuk Depan (front post)

Tusuk depan merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan juga ada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Selipkan jarum hakken dari belakang simpul ke depan simpul, lalu dengan jarum renda ambil benang dan tarik sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya.

9. Tusuk Belakang (back post)

Sama seperti tusuk depan, tusuk belakang juga dapat diaplikasikan pada jenis tusukan lainnya. Untuk tusuk belakang, sama dengan tusuk depan hanya saja jarum renda diselipkan dari depan simpul menuju belakang simpul.

10. Tusuk Simpul Belakang (rib stitch)

Tusuk simpul belakang merupakan variasi tusukan yang tidak saja diaplikasikan pada tusuk tunggal tetapi juga tusuk lainnya. Letakkan jarum hakken pada bagian belakang tusukan, lalu ambil benang sehingga membentuk suatu lengkungan atau loop. Ambil benang dengan jarum hakken kemudian tarik melalui lengkungan atau loop yang telah dibuat sebelumnya.


(24)

BAB III

PROSES PEMBUATAN DAN MANFAAT AMIGURUMI

3.1 Proses Pembuatan Amigurumi

Setelah mempelajari teknik-teknik dasar dan jenis-jenis tusukan, penulis akan menjelaskan proses pembuatan boneka rajut atau Amigurumi. Dibawah ini adalah cara-cara membuat amigurumi :

a. Cara membuat Amigurumi (boneka rajut) Jepang.

Sebelum membuat ada alat dan bahan yang harus disiapkan sebelum membuat Amigurumi Jepang. yaitu :

1. Benang katun lokal warna krem, hitam, merah, coklat, biru, dan kuning. 2. Hakken rose no.3/0.

3. Tali emas (tali souvenir). 4. Manik-manik hitam untuk mata. 5. Jarum jahit lubang besar dan kecil. 6. Gunting

7. Dakron untuk mengisi boneka.

Setelah disiapkan alat dan bahan, dibawah ini proses pembuatan amigurumi adat Yogyakarta, yaitu :


(25)

a. Membuat pola kepala

1. baris 1 : tusuk rantai satu, delapan tusuk tunggal dalam lingkaran, tarik kencang bagian bawah lingkaran, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama. 2. Baris 2 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal penambahan pada setiap tusuk tunggal berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama. 3. Baris 3 : tusuk rantai satu, dua tusuk tanggal penambahan, satu tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

4. Baris 4 : tusuk rantai satu, dua tusuk tanggal penambahan, dua tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

5. Baris 5 : tusuk rantai satu, dua tusuk tanggal penambahan, tiga tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

6. Baris 6 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada tiap tusuk tunggal berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

7. Baris 7-15 : ulangi baris enam.

8. Baris 16 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, tiga tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

9. Baris 17 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, dua tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

10. Baris 18 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, satu tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip


(26)

11. Baris 19 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama. Isi kepala dengan dakron, lalu jahit bagian bawah kepala hingga tertutup rapat. Matikan benang.


(27)

b. Membuat pola rambut boneka

1. Baris 1 : tusuk rantai satu, delapan tusuk tunggal dalam lingkaran, tarik kencang bagian bawah lingkaran, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

2. Baris 2 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal penambahan pada setiap tusuk tunggal berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

3. Baris 3 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal penambahan, satu tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

4. Baris 4 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal penambahan, dua tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

5. Baris 5 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal penambahan, tiga tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

6. Baris 6-9 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk tunggal berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada setiap tusuk tunggal pertama.

7. Baris 10 : tusuk rantai satu, lompati tusukan dua tusuk tunggal, lima tusuk ganda di satu tempat, tusuk ganda dua tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama atau tujuh tusuk kerang. Sisakan benang dengan panjang secukupnya untuk menjahit rambut ke kepala.


(28)

c. Membuat pola badan

1. Baris 1 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk rantai berkeliling.

2. Baris 2 : tusuk rantai satu, tujuh tusuk tunggal, dua tusuk tunggal penambahan, dua belas tusuk tunggal, dua tusuk tunggal penambahan, tujuh tusuk tunggal, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

3. Baris 3 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk rantai berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

4. Baris 4-9 : ulangi baris tiga.

5. Baris 10 : tusuk rantai satu, tusuk rantai satu, enam tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal tiga kali, enam tusuk tunggal,

pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tunggal tiga kali, enam tusuk tunggal, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

6. Baris 11 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk rantai berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

7. Baris 12-27 : ulangi baris sebelas.

8. Baris 28 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, ulangi dengan berkeliling, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama.

9. Baris 29-30 : tusuk rantai, tusuk tunggal pada setiap tusuk tunggal, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal pertama. Matikan benang, jahit bagian bawah badan hingga tertutup, isi badan dengan dakron.


(29)

d. Membuat pola baju boneka

1. Baris 1 : tusuk tunggal pada tusuk rantai kedua dari hakken, tusuk tunggal pada setiap tusuk rantai, balik.

2. Baris 2-5 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada tiap tusuk tunggal, balik.

3. Baris 6 : tusuk rantai satu, tujuh tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, enam tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, enam tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, tujuh tusuk tunggal, balik.

4. Baris 7 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk tunggal, balik.

5. Baris 8-19 : ulangi baris tujuh.

6. Baris 20 : tusuk rantai satu, lima tusuk tunggal, balik.

7. Baris 21 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, tiga tusuk tunggal, balik.

8. Baris 22 : tusuk rantai satu, dua tusuk tunggal, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, balik

9. Baris 23 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, satu tusuk tunggal, balik.

10. Baris 24 : tusuk rantai satu, pengurangan dua tusuk tunggal menjadi satu tusuk tunggal, matikan benang, bagian punggung. Lompati tusukan empat tusuk tunggal, sambung dengan tusuk selip pada tusuk tunggal berikutnya.


(30)

12. Baris 21 : tusuk rantai satu, tusuk tunggal pada setiap tusuk tunggal, balik.

13. Baris 22-24 : ulangi baris dua puluh satu. Matikan benang.

Rapikan semua sisa benang. Pakaikan pakaian dan aksesori ke boneka yang sudah disambung, tempel mata, flannel merah untuk mulut.


(31)

3.2 Manfaat Amigurumi

Proses pembuatan Amigurumi memang sedikit sulit dan membutuhkan proses yang memakan waktu yang lama, namun setelah Amigurumi dibuat ada banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dibawah ini ada beberapa manfaat Amigurumi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

1. Amigurumi bermanfaat untuk melestarikan budaya yang sudah diturunkan sejak dahulu dan mempertahankan cara pembuatannya yang masih tradisional.

2. Dapat dijadikan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan dengan memproduksi beraneka ragam souvenir.

3. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. 4. Amigurumi dapat melatih kreatifitas dan keterampilan.


(32)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan memaparkan mengenai Amigurumi maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Amigurumi merupakan keterampilan tangan dari negara Jepang yang sudah ada sejak dahulu yang dibuat dengan menggunakan teknik dasar merajut (knitting) atau merenda (crochet) untuk menghasilkan suatu bentuk yang indah.

2. Amigurumi dapat berbentuk apa saja, seperti binatang-binatang yang lucu, aneka makanan, aneka buah-buahan, dan lain-lain.

3. Cara pembuatan Amigurumi yang tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kesabaran dan ketelitian karena proses pengerjaan dan pengaplikasiannya yang cukup memakan waktu.

4. Amigurumi mempunyai banyak manfaat yaitu dapat melestarikan budaya yang sudah ada sejak dahulu, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kreatifitas dan keterampilan.


(33)

4.2 Saran

Amigurumi adalah kerajinan yang dapat melatih kreatifitas dan keterampilan, maka pembaca dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya melatih kreatifitas dan keterampilan Amigurumi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan Amigurumi sebagai lahan bisnis yang menjanjikan.

Oleh karena itu, bagi pembaca anak-anak muda khususnya, mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang, Amigurumi dapat dimanfaatkan sedemikian rupa, hal ini disebabkan Amigurumi merupakan bukan hanya sekedar tempat melatih

keterampilan, namun pembaca dapat menuangkan imajinasi yang tinggi serta ikut serta dalam melestarikan budaya yang sudah diturunkan sejak dahulu kala.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Meiandana L, Festilia, dkk. 2012. Boneka Rajut Amigurumi Nusantara. Jakarta : Tiara Aksa

http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:Amigurumi

http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:Sejarahboneka

http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:BonekaRajut


(35)

LAMPIRAN

Gambar 1. Amigurumi Jepang boneka Hello Kitty


(36)

Gambar 3. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Wanita


(37)

Gambar 5. Amigurumi Jepang boneka Ninja


(38)

ABSTRAK

SEKILAS TENTANG AMIGURUMI

Jepang merupakan Negara yang memiliki sangat banyak tradisi dan kebudayaan. Orang-orang Jepang sangat menghargai dan melestarikan tradisi dan kebudayaan yang sudah diturunkan oleh nenek moyang mereka dari zaman dahulu. Disetiap daerah di Jepang memiliki keunikan dan kekhasan budaya tersendiri. Misalnya, pakaian, makanan, cara hidup, festifal-tetival tradisional, dan lain-lain.

Salah satu festival yang sangat terkenal dan sudah ada sejak hingga sekarang, Yaitu Hinamatsuri, Hinamatsuri adalah festival anak permpuan atau festival boneka yang diadakan pada tanggal 9 Maret di Jepang. Keluarga yang mempunyai anak perempuan akan memanjang boneka yang disebut dengan Hinaningyou.

Di Jepang boneka juga mempunyai arti yang sangat mendalam. Contohnya pada perayaan Hinamatsuri, boneka digunakan para orang tua untuk diberikan kepada anak perempuannya dengan tujuan agar dapat melindungi dari segala hal yang buruk. Orang-orang Jepang pada zaman Edo sangat mempercayai dengan memajang boneka, kekuatan yang ada di dalam boneka akan menyerap roh-roh jahat


(39)

Boneka adalah satu mainan yang paling tua dan mempunyai bentuk bermacam-macam. Seperti hewan, manusia, fiksi, dan lain-lain. Pada umumnya boneka dibuat untuk mainan anak-anak tetapi boneka juga dapat berfungsi sebagai ritual atau hal-hal yang bersifat mistik.

Di Jepang boneka mempunyai banyak jenis dan bentuk. Boneka tersebut dapat terbuat dari berbagai macam bahan. Ada yang terbuat dari kayu, plastik, kain, dan lain-lain. Misalnya, pada zaman Kyouhou dan zaman Genroku hampir semua boneka terbuat dari kayu. Boneka ini biasa disebut dengan Kokeshi. Namun, di Jepang ada juga teknik membuat boneka yang sudah ada sejak zaman dulu yaitu, boneka yang terbuat dari benang dengan cara dirajut.

Di Jepang boneka rajut ini sangat terkenal. Boneka ini sering disebut

dengan Amigurumi. Amigurumi berasal dari kata “Ami” yang berarti “Rajut” dan “Nuigurumi” yang berarti “boneka”. Jadi pengertian Amigurumi adalah boneka rajut dengan menggunakan kait jarum (crochet) dari Jepang.

Amigurumi juga belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Hanya belum banyak masyarakat yang sudah mengenal boneka rajut Jepang ini. Proses yang sulit menjadi penghambat Amigurumi kenapa Amigurumi belum diminati dan dikenal masyarakat.


(40)

Dalam proses pengerjaan Amigurumi, ada beberapa teknik dan pola dasar yang harus dikenal. Teknik-teknik dasar membuat Amigurumi ada dua yauitu, cara memegang pensil dan cara memegang pisau. Ada juga pola-pola dasar dalam

pembuatan Amigurumi misalnya, tusuk awal (slip knot), tusuk rantai (chain), tusuk slip (slip stich), dan lain-lain.

Pembuatan Amigurumi membutuhkan proses yang cukup lama. Kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakan Amigurumi ini sangat dibutuhkan. Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan juga cukup banyak. Misalnya, jarum, gunting, benang, tali, dan lain-lain.

Tetapi, jika Amigurumi ditekuni dan mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Amigurumi dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kretifitas dan keterampilan, serta melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama dengan cara mempertahankan pembuatannya yang masih tradisional.


(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(1)

Dalam proses pengerjaan Amigurumi, ada beberapa teknik dan pola dasar yang harus dikenal. Teknik-teknik dasar membuat Amigurumi ada dua yauitu, cara memegang pensil dan cara memegang pisau. Ada juga pola-pola dasar dalam

pembuatan Amigurumi misalnya, tusuk awal (slip knot), tusuk rantai (chain), tusuk slip (slip stich), dan lain-lain.

Pembuatan Amigurumi membutuhkan proses yang cukup lama. Kesabaran dan ketelitian dalam mengerjakan Amigurumi ini sangat dibutuhkan. Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan juga cukup banyak. Misalnya, jarum, gunting, benang, tali, dan lain-lain.

Tetapi, jika Amigurumi ditekuni dan mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Amigurumi dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kretifitas dan keterampilan, serta melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak lama dengan cara mempertahankan pembuatannya yang masih tradisional.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)