Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan T1 612004038 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi pengolahan isyarat dan teknologi sensor
dewasa ini telah memungkinkan untuk membuat suatu sistem pendeteksi
benturan pada proses pengiriman barang. Accelerometer merupakan sensor
yang dapat mendeteksi perubahan percepatan yang terjadi ketika modul
sensor tersebut digerakkan.
Dengan menempatkan accelerometer pada kemasan barang kiriman
maka dapat dideteksi perubahan percepatan ketika barang kiriman tersebut
diangkut selama proses pengiriman barang. Dan dengan menggunakan
metode pengolahan isyarat digital dibuat suatu sistem pendeteksi
magnitudo isyarat percepatan dari barang kiriman, yang dapat mendeteksi
jika barang kiriman mengalami benturan keras yaitu ketika nilai
magnitudo percepatan barang kiriman yang terjadi selama proses
pengiriman telah melebihi nilai ambang magnitudo percepatan yang
ditentukan sebelumnya.
Penggunaan sistem pendeteksi benturan keras yang akan dibuat
ditujukan untuk jenis barang yang lebih peka dari pada jenis barang pecah
belah secara umum. Jenis barang ini adalah jenis barang yang jika terkena
benturan dengan tingkat kekerasan tertentu yang walau tidak akan tampak
adanya perubahan pada bagian luar barang namun ternyata dapat
mengubah pengaturan dibagian dalam dari sistem pengoperasian barang
1
tersebut. Contoh dari perusahaan yang menggunakan sistem pendeteksi
benturan keras untuk keperluan tersebut misalnya perusahaan di Amerika
bernama Lockheed Martin Space Systems Company (LMSSC) yang
memproduksi piranti keperluan militer dan komersil seperti sistem kendali
misil, dan sistem untuk roket luar angkasa milik NASA[1]. Perusahaan ini
dalam penggunaan sistem pendeteksi benturan keras menentukan nilai
ambang magnitudo percepatan dari benturan keras tersebut melalui hasil
pengujian-pengujian oleh tenaga ahlinya. Dan kemudian dengan
memanfaatkan sistem pencatat nilai amplitudo benturan keras dan waktu
kejadian, perusahaan tersebut dapat membuat suatu asuransi untuk
pengiriman barang-barangnya berdasarkan data-data yang diperoleh[2].
Dengan mengacu pada kebutuhan yang seperti telah dicontohkan tersebut
maka dalam tugas akhir akan direalisasikan suatu alat yang dapat
mendeteksi benturan selama proses pengiriman barang mudah rusak akibat
benturan keras.
1.2.
Batasan Masalah
Berdasarkan Surat Tugas No: 08/I.3/FTEK/X/2011 yang telah
dikeluarkan pada tanggal 12 Oktober 2011, tugas akhir ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1.
Alat yang dibuat dipasangkan pada barang kiriman.
2.
Dalam pengujian, barang kiriman ditetapkan memiliki berat kurang
dari 8 kg.
2
3.
Dimensi alat sekitar 10 cm x 6,5 cm x 3cm.
4.
Alat menggunakan sebuah program aplikasi desktop sebagai media
penampil data serta waktu terjadinya benturan.
5.
Alat menggunakan sebuah program aplikasi desktop sebagai media
pengaturan nilai ambang yang nilainya dapat dirubah dengan
kenaikan perubahan nilai tiap 0.5g.
6.
Alat terdiri dari 1 buah saklar on/off, 1 buah tombol reset, 1 buah
tombol mode pengaturan nilai ambang, 1 buah tombol mode untuk
pengiriman data ke program aplikasi desktop.
7.
Alat dilengkapi sebuah memori eksternal sebagai media
penyimpanan data dan waktu terjadinya benturan.
8.
Menggunakan modul Real Time Clock untuk penanda waktu saat
benturan terjadi.
1.3.
Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai
berikut :
1.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan, spesifikasi alat dan
sistematika penulisan.
3
2.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi dasar teori yang menunjang perancangan alat antara lain
seperti modul accelerometer dan modul digital signal processing
(DSC).
3.
BAB III: PERANCANGAN SISTEM
Berisi bagaimana cara kerja dan perancangan perangkat keras dan
perangkat lunak yang telah dibuat. Perancangan perangkat keras
menjelaskan tentang hubungan antar perangkat dan koneksinya.
Sedang pada perancangan perangkat lunak menjelaskan tentang
garis besar program yang direpresentasikan melalui diagram alir.
4.
BAB IV: PENGUJIAN ALAT
Berisi pengujian dan analisa terhadap perangkat keras dan
perangkat lunak yang telah dibuat dan pengujian sistem secara
keseluruhan.
5.
BAB V: PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pengerjaan skripsi ini dan
saran untuk pengembangan terhadap skripsi ini.
4
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan teknologi pengolahan isyarat dan teknologi sensor
dewasa ini telah memungkinkan untuk membuat suatu sistem pendeteksi
benturan pada proses pengiriman barang. Accelerometer merupakan sensor
yang dapat mendeteksi perubahan percepatan yang terjadi ketika modul
sensor tersebut digerakkan.
Dengan menempatkan accelerometer pada kemasan barang kiriman
maka dapat dideteksi perubahan percepatan ketika barang kiriman tersebut
diangkut selama proses pengiriman barang. Dan dengan menggunakan
metode pengolahan isyarat digital dibuat suatu sistem pendeteksi
magnitudo isyarat percepatan dari barang kiriman, yang dapat mendeteksi
jika barang kiriman mengalami benturan keras yaitu ketika nilai
magnitudo percepatan barang kiriman yang terjadi selama proses
pengiriman telah melebihi nilai ambang magnitudo percepatan yang
ditentukan sebelumnya.
Penggunaan sistem pendeteksi benturan keras yang akan dibuat
ditujukan untuk jenis barang yang lebih peka dari pada jenis barang pecah
belah secara umum. Jenis barang ini adalah jenis barang yang jika terkena
benturan dengan tingkat kekerasan tertentu yang walau tidak akan tampak
adanya perubahan pada bagian luar barang namun ternyata dapat
mengubah pengaturan dibagian dalam dari sistem pengoperasian barang
1
tersebut. Contoh dari perusahaan yang menggunakan sistem pendeteksi
benturan keras untuk keperluan tersebut misalnya perusahaan di Amerika
bernama Lockheed Martin Space Systems Company (LMSSC) yang
memproduksi piranti keperluan militer dan komersil seperti sistem kendali
misil, dan sistem untuk roket luar angkasa milik NASA[1]. Perusahaan ini
dalam penggunaan sistem pendeteksi benturan keras menentukan nilai
ambang magnitudo percepatan dari benturan keras tersebut melalui hasil
pengujian-pengujian oleh tenaga ahlinya. Dan kemudian dengan
memanfaatkan sistem pencatat nilai amplitudo benturan keras dan waktu
kejadian, perusahaan tersebut dapat membuat suatu asuransi untuk
pengiriman barang-barangnya berdasarkan data-data yang diperoleh[2].
Dengan mengacu pada kebutuhan yang seperti telah dicontohkan tersebut
maka dalam tugas akhir akan direalisasikan suatu alat yang dapat
mendeteksi benturan selama proses pengiriman barang mudah rusak akibat
benturan keras.
1.2.
Batasan Masalah
Berdasarkan Surat Tugas No: 08/I.3/FTEK/X/2011 yang telah
dikeluarkan pada tanggal 12 Oktober 2011, tugas akhir ini memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1.
Alat yang dibuat dipasangkan pada barang kiriman.
2.
Dalam pengujian, barang kiriman ditetapkan memiliki berat kurang
dari 8 kg.
2
3.
Dimensi alat sekitar 10 cm x 6,5 cm x 3cm.
4.
Alat menggunakan sebuah program aplikasi desktop sebagai media
penampil data serta waktu terjadinya benturan.
5.
Alat menggunakan sebuah program aplikasi desktop sebagai media
pengaturan nilai ambang yang nilainya dapat dirubah dengan
kenaikan perubahan nilai tiap 0.5g.
6.
Alat terdiri dari 1 buah saklar on/off, 1 buah tombol reset, 1 buah
tombol mode pengaturan nilai ambang, 1 buah tombol mode untuk
pengiriman data ke program aplikasi desktop.
7.
Alat dilengkapi sebuah memori eksternal sebagai media
penyimpanan data dan waktu terjadinya benturan.
8.
Menggunakan modul Real Time Clock untuk penanda waktu saat
benturan terjadi.
1.3.
Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai
berikut :
1.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, tujuan, spesifikasi alat dan
sistematika penulisan.
3
2.
BAB II : DASAR TEORI
Berisi dasar teori yang menunjang perancangan alat antara lain
seperti modul accelerometer dan modul digital signal processing
(DSC).
3.
BAB III: PERANCANGAN SISTEM
Berisi bagaimana cara kerja dan perancangan perangkat keras dan
perangkat lunak yang telah dibuat. Perancangan perangkat keras
menjelaskan tentang hubungan antar perangkat dan koneksinya.
Sedang pada perancangan perangkat lunak menjelaskan tentang
garis besar program yang direpresentasikan melalui diagram alir.
4.
BAB IV: PENGUJIAN ALAT
Berisi pengujian dan analisa terhadap perangkat keras dan
perangkat lunak yang telah dibuat dan pengujian sistem secara
keseluruhan.
5.
BAB V: PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari pengerjaan skripsi ini dan
saran untuk pengembangan terhadap skripsi ini.
4