Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB IV

BAB IV
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sumber data dari 3 anak
remaja dan 3 keluarga yang berdomisili di Salatiga, seperti dibawah ini :
4.1. Profil Subjek
4.1.1. Profil Subjek I
Subjek I bernama Indyo Adi berusia 21 tahun, berjenis kelamin lakilaki dan tinggal di Karang Kepoh Salatiga. Saat ini subjek tinggal bersama
ayahnya sejak orang tuanya bercerai. Subjek adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk di bangku SD
kelas 3 dan berusia 9 tahun. Status Indyo saat ini adalah mahasiswa. Setelah
bercerai, ibunya memilih tinggal di Solo, dan ayahnya menetap di Salatiga
hingga sekarang. Penyebab orang tuanya bercerai adalah karena ayah dari
Indyo dulu punya kebiasaan jarang pulang rumah, hampir tiap hari minum
minuman beralkohol, dan suka bermain judi.
Sebelum bercerai, ibunya bekerja dipercetakan foto Wahid Salatiga
dan ayahnya bekerja honorer bendahara kantor Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Salatiga. Dari hal-hal yang dilakukan ayah Indyo, membuat
ibunya tidak tahan dengan keadaan rumah tangganya, karena ayahnya tidak
peduli dengan anak istrinya, sehingga ibunya memilih jalan untuk bercerai.
Setelah bercerai, ibunya mencoba keluar kota untuk mencari pekerjaan lain,

dan akhirnya mendapatkan pekerjaan dikota Solo yang berhubungan dengan
lukisan. Sampai saat ini ibunya memiliki bisnis lukisan yang sering mengikuti
pameran dihotel Jakarta. Sedangkan ayahnya hingga sekarang ini masih
bekerja dikantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Salatiga.

21

Ayah Indyo sekarang ini sudah memiliki istri lagi dan memiliki 2
orang putra. Meskipun Indyo memiliki ibu baru, tetapi dia merasa biasa saja
karena mereka jarang berkomunikasi meski satu rumah. Indyo mengakui jika
jarang berkomunikasi dengan ayah dan ibu barunya, namun dia sayang
terhadap dua adik tirinya. Bahkan Indyo sering mengajak maen adik-adiknya
keluar rumah.

4.1.2. Profil Subjek II
Subjek II bernama Tika berusia 20 tahun, berjenis kelamin perempuan
dan tinggal di Jl. Perum Kota Baru Salatiga. Saat ini subjek tinggal bersama
ibunya sejak orang tuanya bercerai. Subjek adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk di bangku SD
kelas 2 dan berusia 8 tahun. Status Tika saat ini adalah mahasiswi di Salatiga.

Sebelum orang tuanya bercerai, mereka tinggal di Ujung Pandang, Sulawesi.
Setelah orang tuanya bercerai, ayahnya langsung pergi dan tinggal di Jakarta
dan ibunya ke Salatiga bersama ketiga anaknya dan menetap hingga sekarang.
Yang menyebabkan orang tuanya bercerai adalah karena perbedaan prinsip.
Jika kedua pasangan suami istri sudah tidak bisa sejalan atau sepikiran lagi,
maka yang sering terjadi adalah perceraian. Pasangan satu maunya seperti ini,
namun yang satu lagi maunya tidak seperti itu, yang terjadi adalah bentrok
pikiran yang dilanjut dengan percekcok-an atau adu mulut dan lama-lama
menuju ke arah perceraian. Itulah yang terjadi dengan orang tua Tika. Saat ini
ibu dari Tika memiliki usaha sendiri dirumahnya, yaitu menerima pesanan
aneka snack dan juga catering.

4.1.3. Profil Subjek III
Subjek III bernama Vanka berusia 21 tahun, berjenis kelamin
perempuan dan tinggal di Nanggulan Salatiga. Saat ini subjek tinggal
bersama ayahnya sejak orang tuanya bercerai. Subjek merupakan anak

22

tunggal. Orang tuanya bercerai ketika dia berusia 17 tahun. Status subjek saat

ini adalah karyawati disalah satu perusahaan Salatiga yang menerima pesanan
souvenir untuk pernikahan. Yang menyebabkan orang tuanya bercerai adalah
karena perbedaan prinsip. Hal ini sama dengan yang dialami orang tua subjek
II (Tika). Bahkan Vanka menceritakan sendiri kepada peneliti jika ibunya
menginginkan perceraian sesaat namun suatu saat menginginkan baikan lagi
dengan ayahnya. Vanca berfikir bahwa orang tuanya bukan remaja yang
sedang pacaran lalu bisa putus nyambung. Vanca pun tidak terima jika
ayahnya

dipermainkan

perasaannya

oleh

ibunya.

Ayahnya

tidak


menginginkan perceraian, namun yang bersikap keras ingin cerai adalah
ibunya sendiri. Setelah orang tuanya bercerai, ibunya pergi dan tinggal di
Jawa Barat dan ayahnya menetap di Salatiga bersama Vanca. Ternyata ibunya
di Jawa Barat menikah lagi tanpa memberi kabar kepada Vanca dan ayahnya.
Namun, Vanca dan ayahnya sudah tidak mempersoalkannya karena dari awal
yang menginginkan perceraian adalah ibunya sendiri. Ayah Vanca memiliki
usaha ternak ayam dirumah. Vanca tidak menginginkan dan tidak
memperbolehkan ayahnya untuk menikah lagi, karena dia tidak mau ayahnya
mengalami hal yang sama ketika dengan ibunya.

4.2. Hasil Observasi
4.2.1. Gambaran Subjek I
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 20 Oktober 2011 dan
dilakukan dirumah peneliti. Peneliti mempunyai beberapa pertanyaan yang harus
dijawab oleh masing-masing subjek. Untuk membedakan karakter tiap subjek,
peneliti mengamati gerak-gerik subjek terhadap lingkungan sekitar dan melihat
reaksi subjek atas lingkungan sekitarnya itu. Ketika peneliti mengamati subjek I
yang berada dalam rumah peneliti, subjek terlihat orang yang ramah kepada orang
lain, itu terlihat saat ada orang yang datang ke rumah peneliti dan subjek pun


23

mengajak senyum dan menyapa orang tersebut. Subjek termasuk orang yang peka
terhadap lingkungan sekitar.
Peneliti melakukan triangulasi terhadap teman terdekat subjek yang
bernama Astri. Astri mengetahui kalau orang tua subjek bercerai saat dia masih
kelas 3 SD. Astri mengenal orang tua subjek dan bahkan pernah diajak subjek
pergi ke rumah Ibunya yang sekarang tinggal di Solo, sedangkan Bapaknya
tinggal di Karang Kepoh bersama subjek dengan ibu baru atau ibu tiri dan kedua
adiknya. Menurut Astri, subjek merupakan orang yang mudah berteman dan
terbuka dengan siapa saja, temannya banyak, temannya juga ramah - ramah.
“Memang disisi lain, subjek adalah orang yang mudah marah atau tempramen, itu
pun jika berada dekat dengan saya?” Ini pernyataan dari Astri. Astri menilai
bahwa subjek begitu karena dia terlalu sayang terhadap Astri, sehingga hal kecil
pun bisa menjadi masalah yang besar. Namun jika subjek terhadap orang lain, dia
tetap bisa membawa diri. Dalam artian subjek merupakan orang yang ramah, baik
hati, suka menolong temannya yang sedang kesusahan, mudah bergaul dan
terbuka dengan orang lain.


4.2.2. Gambaran Subjek II
Peneliti melakukan wawancara dengan subjek pada tanggal 9 Februari
2012 dan dilakukan dirumah subjek. Ketika peneliti mengamati subjek II yang
berada dalam lingkungan rumahnya, subjek terlihat seperti orang yang sedang
melamun dan tidak banyak kata. Subjek akan menjawab pertanyaan yang
ditanyakan saja, jika tidak ditanya, dia akan diam.
Peneliti melakukan triangulasi terhadap adik subjek yang bernama Yesi.
Menurut Yesi, subjek merupakan orang yang baik, apa adanya dan pendiam. Jika
sudah mengenal lama dengan subjek, maka subjek sebenarnya adalah orang yang
lucu. Ibu subjek juga membenarkan hal itu. Menurut Ibunya, subjek memang
orang yang tidak banyak kata.

24

4.2.3. Gambaran Subjek III
Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 10 Februari 2012 dan
dilakukan dilingkungan tempat kerja subjek di ruko Pahlawan Salatiga. Ketika
peneliti mengamati subjek III yang berada dalam lingkungan kerjanya, subjek
terlihat orang yang cepat tanggap atas lingkungan sekitar. Subjek peka terhadap
lingkungan sekitarnya. Itu terlihat ketika ada salah seorang teman kerjanya yang

meminta tolong untuk diambilkan sesuatu dengan cara memberi kode, subjek pun
membalas dengan memberikan kode bahasa tubuh tangan untuk menunggu
sebentar, memberikan senyuman, serta alisnya ditarik ke atas dan kepala
mengangguk untuk memastikan bahwa subjek mau mengambilkan sesuatu yang
disuruh temannya.
Peneliti melakukan triangulasi terhadap teman kerja subjek yang bernama
Mia. Mia mengetahui kalau orang tua subjek bercerai saat dia masih kelas 2 SMU.
Mia juga tahu kalau saat ini, subjek tinggal bersama Ayahnya, sedangkan Ibunya
di Jawa Barat bersama suami baru. Menurut Mia, subjek merupakan orang yang
ramah, baik, cerewet, apa adanya, mudah berteman, terbuka dengan orang lain,
dan dekat sekali dengan ayahnya. Selain itu, subjek juga dinilai merupakan sosok
orang yang suka bercanda, sehingga sangat mudah jika berkomunikasi dengan
subjek.

25

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Remaja yang Orang Tuanya Perceraian Terhadap Penikahan T1 132008015 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Remaja yang Orang Tuanya Perceraian Terhadap Penikahan T1 132008015 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Remaja yang Orang Tuanya Perceraian Terhadap Penikahan T1 132008015 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Remaja yang Orang Tuanya Perceraian Terhadap Penikahan T1 132008015 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB V

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua T1 362007701 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Interpersonal Anak Remaja Pasca Perceraian Orang Tua

0 0 12