HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA GURU PENJASORKES DENGAN PENGETAHUAN UKS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN PANDAK, BANTUL.
i
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA GURU PENJASORKES DENGAN PENGETAHUAN UKS DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN PANDAK, BANTUL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi sebagaian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
HERU SETYAWAN NIM. 12604227077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
ii PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan Pengetahuan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” yang disusun oleh Heru Setyawan, NIM 12604227077 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, Februari 2015 Pembimbing
Sumarjo, M.Kes
(3)
iii SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.
Yogyakarta, Februari 2015 Yang Menyatakan
Heru Setyawan NIM. 12604227077
(4)
iv HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Atara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan Pengetahuan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 15 Oktober 2014.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan TandaTangan Tanggal
Sumarjo, M.Kes Ketua
……… …………
Hedi Ardiyanto H, M.Or Sekretaris / Anggota II
……… …………
Dr. Subagyo, M.Pd Anggota III
……… …………
Hari Yuliarto, M.Kes Anggota IV ……… …………
Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Keolahragaan Dekan,
Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. NIP. 19600824 198601 1 001
(5)
v MOTTO
Ingatlah wahai manusia, bilamana engkau lahir semua orang disekitarmu tertawa gembira, hanya engkau yang menangis.
Maka lakukanlah perbuatan apapun, sehingga bilamana engkau tiada, semua orang disekitarmu menangis, hanya engkau yang tertawa gembira.
(Dato. Dr. H. Md. Radzi Saleh)
Meminta maaf bukan berarti kita kalah,atau kita lemah, tetapi karena kita sudah lebih dewasa dalam memaknai hidup karena di dunia ini
tidak ada manusia yang sempurna. (Rr. Layung Gagat Rahina)
Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku supaya mereka
mengerti perkataanku ( Q.S. Thaahaa : 25-28 )
Do the best what can you be, if you belive to becomen you will be.
(6)
vi PERSEMBAHAN
Karya besar ini kupersembahkan untuk :
Ayah Ngadiran Mukarim, Ibu Suparmi, Istriku Wiwid, anaku Senior Cheza Adellio inspiratorku Rr. Bekti Setyani Hartono Putri, dan semua team pelatih pencak silat terimakasih untuk dukungan yang telah kalian berikan hingga saat ini. Kalian adalah bagian terpenting dalam hidupku, Terimakasih untuk semuanya.
(7)
vii
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA GURU PENJASORKES DENGAN PENGETAHUAN UKS DI SEKOLAH DASAR
SE-KECAMATAN PANDAK, BANTUL
Oleh :
Heru Setyawan NIM. 12604227077
ABSTRAK
Usaha kesehatan sekolah(UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah, pengetahuan UKS sangat mutlak dimiliki oleh semua guru penjasorkes tidak terkecuali di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak, tempat dilaksanakanya penelitian ini. Selama ini guru penjasorkes jarang sekali ada yang benar-benar rutin mengelola UKS dengan baik terutama dalam hal peningkatan pengetahuan baik praktek ataupun teori untuk meningkatkan kompetensi yang akan menungkung kinerja guru penjasorkes.Belum diketahuinya hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul menjadi tujuan diadakanya penelitian ini
Penelitian ini termasuk penelitian populasi, dengan menggunakan metode angket yang berisi soal-soal seputar pengetahuan UKS untuk diujikan kepada semua guru penjasorkes se-kecamatan Pandak yang berjumlah 25 orang dengan masa kerja bervariasi mulai dari 7 tahun sampai 29 tahun.
Hasil analisis uji korelasi didapat adanya hubungan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS adalah 0,720 dalam bentuk prosentase sebesar 52,9%, angka tersebut masuk dalam katagori korelasi kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru yang mempunyai masa kerja tinggi atau lama memiliki pengetahuan UKS yang tinggi pula. Sedang guru yang mempunyai masa kerja sebentar memiliki pengetahuan UKS yang rendah pula. Masa kerja hanyalah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan UKS, dengan demikian tidak menutup kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan UKS guru yang tidak menjadi bahasan dalam penelitian ini.
(8)
viii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul
“Hubungan Antara Masa Kerja Guru Penjasorkes dengan Pengetahuan UKS di Sekolah Dasar se-Kecamatan Pandak, Bantul” dapat terselesaikan dengan lancar.
Selesainya penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A. Ph.D Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Rumpis Agus Sudarko, M.S Dekan Universitas Negeri Yogyakartayang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Amat Komari, M.Si, Ketua Program Studi PJKR yang membantu penulis sehingga ujian skripsi dapat terlaksana.
4. Bapak Drs. Sriawan, M.Kes Ketua Program Studi PGSD Penjaskes Universitas Negeri Yogyakarta, yang dengan ikhlas memberi ilmu dan tenaga dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Agus Sumhendartin Suryobroto, M.Pd Penasehat Akademik yang telah membimbing peneliti selama belajar di Universitas Negeri Yogyakarta. 6. Bapak Drs. Sumarjo, M.Kes Pembimbing skripsi yang telah dengan sabar dan
(9)
ix
7. Seluruh dosen dan staff jurusan PGSD Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat.
8. Teman-teman PKS PGSD Penjaskes angkatan 2012 terimakasih atas kebersamaannya selama ini dan maaf apabila banyak salah
9. Untuk almamater kebanggaanku FIK UNY
10. Semua guru penjasorkes sekolah dasar se-Kecamatan Pandak atas bantuannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung ataupun tidak telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna baik penyusunan maupun penyajiannya hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengalaman dan pengetahuana yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, segala bentuk masukan yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan yang lebih lanjut. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Februari 2015 Penulis
(10)
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAAN ... iv
MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Deskripsi Teori ... 8
1. Hakikat Masa Kerja ... 8
2. Hakekat Guru Penjasorkes ... 9
a. Pengertian Guru Penjasorkes ... 9
b. Peran Guru Penjasorkes dalam Usaha Kesehatan Sekolah ... 11
c. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ... 14
3. Hakekat Pengetahuan ... 15
a. Pengertian Pengetahuan ... 15
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 17
4. Hakikat UKS ... 24
a. Pengertian UKS ... 24
b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah ... 25
B. Penelitian yang Relevan ... 27
C. Kerangka Pikir ... 29
D. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Desain Penelitian ... 32
B. Devinisi Variabel Operasional Penelitian ... 32
C. Populasi ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 34
(11)
xi
F. Teknik Analisis Data ... 35
1. Uji Validitas ... 35
2. Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
B. Deskripsi Data ... 38
C. Analisis Data dan Hipotesis ... 40
D. Pembahasan ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Implikasi ... 45
C. Keterbatasan Penelitian ... 46
D. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
(12)
xii DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. DaftarMasa Kerja Guru Penjasorkes SD/MI se-Kecamatan
Pandak... 33
Tabel 2. Indikator-indikator Instrumen penelitian ... 35
Tabel 3. Deskripsi Statistik Masa Kerja ... 39
Tabel 4. Diskriptif Statistik Pengetahuan UKS ... 40
(13)
xiii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ... 51
Lampiran 2 Surat Ijin Dari SEKDA ... 52
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah melakukan penelitian dari KKG Penjaskes Kec. PANDAK ... 53
Lampiran 4 Uji Validitas Instrumen Tes ... 54
Lampiran 5 Uji Normalitas ... 58
(14)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha yang dilakukan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungannya sebagai sasaran utama (Soenja Poernomo 2002 : 16). Dalam pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak yang bertujuan menciptakan anak yang berkualitas.
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa :
(15)
2
”Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas”.
Menurut Sumantri, M. (2007) peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha yang dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utama anak-anak sekolah dan lingkungannya. Secara geris besar program UKS dapat dikelompokkan dalam 3 bidang atau disebut TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan, usaha pemeliharaan kesehatan sekolah, dan menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaannya diutamakan di sekolah-sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena SD merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai penyakit dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah lanjutan. (Soenarjo R.J, 2002 : 4)
(16)
3
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta Tim Pembina UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah/TK sampai SLTA/MA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Sasaran tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar sekolah. Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus.
Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya manusianya, dan ekonomi
(17)
4
yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih keras lagi.
Kecamatan Pandak adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bantul yang memiliki 23 Sekolah Dasar baik negeri maupun swasta, dan mayoritas guru penjasorkes di Kecamatan Pandak sudah bersertifkasi dan memiliki masa kerja di atas 15 tahun. Pembinaan UKS di sekolah dasar di kecamatan pandak kebanyakan dilakukan oleh guru penjasorkes, namun karena pembinaan UKS merupakan tugas sampingan maka keberadaan UKS sering terabaikan terutama dalan hal administrasi.
Selain itu menurut Ketua KKG Penjasorkes Kacamatan Pandak Subandi, S.Pd Jas dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini tidak ada pelatihan khusus bagi guru penjasorkes untuk meningkatkan pengetahuan tentang UKS baik teori maupun praktik. Padahal pengetahuan UKS untuk guru penjasorkes sangat
(18)
5
mutlak dimiliki, hal tersebut selain sebagai tuntutan profesi juga dapat meningkatkan profesionalisme guru penjasorkes.
Dari data tersebut diatas peneliti memutuskan untuk meneliti hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di Kecamatan Pandak, harapannya hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai media evaluasi untuk mengambil langkah selanjutnya yang sekiranya diperlukan untuk peningkatan kompetensi guru penjasorkes pada khususnya
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Penyusunan administrasi UKS di sekolah dasar se-Kecamatan Pandak belum maksimal.
2. Belum adanya pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan UKS secara rutin di Kecamatan Pandak
3. Belum diketahuinya hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan Pandak
C. Batasan Masalah
Untuk memberikan fokus pada penelitian kali ini maka permasalahan
dibatasi pada ”hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Unit Pengelola Teknis Pusat Pendidikan Dasar (UPT PPD) Kecamatan Pandak”
(19)
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pertimbangan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah seberapa besar hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan Pandak ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se- Kecamatan Pandak
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis hasil penelitian mempunyai manfaat antara lain :
a. Memberikan sumbangan pengetahuan Khususnya bagi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan agar dapat menggunakan penelitian ini untuk mengetahui kadar pengetahuan UKS di sekolah dasar
b. Sebagai kajian bagi peneliti selanjutnya. Sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan penjasorkes di SD khususnya dalam meningkatkan UKS di sekolah dasar
2. Secara praktis hasil penelitian ini
a. Dapat berguna bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disekolah pada umumnya diharapkan dapat memberikan sumbangan motivasi untuk meningkatan profesionalisme guru agar memenuhi tugas sesuai yang diharapkan.
(20)
7
b. Dijadikan oleh pihak sekolah (Kepala Sekolah) sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan agar guru penjasorkes dapat melaksanakan tugasnya secara profesional
(21)
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Masa Kerja
Pengertian Masa Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995 : 632)
masa kerja adalah “ jangka waktu orang sudah bekerja (pada suatu kantor, badan, dan sebagainya)”. Bagi seorang guru tempat kerja (instansinya) adalah sekolah dan tugas pokoknya adalah mengajar bidang studi tertentu. Dalam melaksanakan tugas seoarang guru tidak jarang mendapat tugas lebih dari satu sekolah. Sehingga makin lama ia bekerja makin banyak pula tugas-tugas yang pernah diterima dan dilakasanakan.
Menurut Bloom (1981 : 8) “masa kerja atau pengalaman kerja guru merupakan karakteristik guru yang patut dipertimbangkan dalam menunjang
pencapaian kualitas penampilanya dalam mengajar”. Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal waktu yang agak lama dimana seorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha
sampai batas waktu tertentu (Suma’mur P.K., 2009:71)
Dengan demikian semakin lama masa kerja seoarang guru, semakin luas pula pengetahuan guru tersebut. Dari uraian diatas di buat definisi operasional masa kerja guru penjasorkes adalah lama guru penjasorkes bertugas disekolah tersebut, masa kerja guru dinyatakan dalam tahun.
(22)
9
2. Hakikat Guru Penjasorkes
a. Pengertian Guru Penjasorkes
Guru adalah orang yang pekerjaanya atau profesinya mengajar, sehingga guru penjasorkes dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Guru Penjasorkes merupakan faktor dominan dalam proses pendidikan di sekolah karena seringkali dijadikan sebagai figur teladan oleh para siswanya.
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap peserta didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Soenarjo (2002: 5), guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus (kompetensi) dalam usaha pendidikan dengan jalan memberikan pelajaran Penjasorkes.
Menurut Sukintaka (2001: 42), persyaratan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk mempunyai persyaratan kompetensi pendidikan jasmani agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, yaitu:
1. Memahami pengetahuan pendidikan jasmani sebagai bidang studi.
2. Memahami karateristik anak didiknya.
3. Mampu membangkitkan dan memberikan kesempatan pada anak didik untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, serta mampu menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan keterampilan motorik anak.
(23)
10
4. Mampu memberikan bimbingan pada anak dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
5. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
6. Memiliki pemahaman dan penguasaan keterampilan gerak 7. Memiliki pemahaman tentang unsure-unsur kondisi jasmani 8. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan,
dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani
9. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam berolahraga
10. Memiliki kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga.
Selanjutnya disebutkan agar mempunyai profil guru penjasorkes yang disebutkan di atas, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sehat jasmani maupun rohani, dan berprofil olahragawan. b. Berpenampilan menarik.
c. Tidak gagap. d. Tidak buta warna. e. Intelejen.
f. Energik dan berketerampilan motorik.
Menurut Sukintaka (2001: 7-8 guru Penjasorkes adalah tenaga profesional yang menangani proses kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan lingkungannya yang diatur secara sistematis dengan tujuan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan Penjasorkes. Dengan pengetahuan, keterampilan dan kewenangan ini, tanggung jawab
(24)
11
terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan pada guru Penjas orkes. Adapun kualitas kesehatan siswa dapat ditingkatkan dengan melaksanakan program-program UKS.
Dengan demikian, keberhasilan program UKS dapat tercapai bila guru Penjasorkes mampu mengelolanya secara baik. Oleh karena itu, guru Penjasorkes perlu melakukan upaya untuk meningkatkan keberhasilan UKS yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Peran Guru Penjasorkes Dalam Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Soenarjo R.J (2002 :77), peran guru Penjasorkes di dalam Usaha Kesehatan Sekolah yaitu sangat berperan sekali dalam pembelajaran kesehatan di lingkungan sekolah, di dalam hal ini guru Penjasorkes sangat berperan aktif yaitu: melalui penyampaian pelajaran di kelas maupun melalui penyuluhan kesehatan kepada siswa-siswi. Guru Penjasorkes adalah tokoh yang paling berperan dalam membina kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Berkaitan dengan olahraga guru Penjas orkes dapat membimbing siswa untuk melakukan gerakan terampil dan efektif untuk segala aktivitasnya didalam pembelajaran olahraga. Selain itu guru Penjasorkes mempunyai tugas untuk menggerakkan masyarakat sekolah untuk aktif dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah.
Menurut Soenarjo R.J (2002:99), guru penjasorkes dalam Usaha Kesehatan Sekolah mempunyai peran utama yaitu :
(25)
12
1. Menanamkan kebiasaan hidup sehat dikalangan siswa. 2. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebersihan siswa. 3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kebersihan
lingkungan sekolah.
4. Melakukan P3K dan pengobatan ringan dalam batas-batas kemampuannya.
5. Mengenal tanda-tanda penyakit menular beserta permasalahanya dan mengetahui tindakan-tindakan selanjutnya.
6. Mengamati kelainan tingkah laku siswa.
Berkaitan dengan olahraga, guru Penjasorkes dapat membimbing siswa melakukan gerakan terampil dan efektif untuk segala aktivitasnya di dalam pembelajaran olahraga. Selain itu, guru Penjasorkes mempunyai tugas untuk menggerakkan masyarakat sekolah untuk aktif dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah.
Selain peran guru Penjasorkes di atas ditambahkan oleh
Mu’rifah (1991:264) maka terlibat juga secara aktif dalam mengelola
Usaha Kesehatan Sekolah. diantaranya :
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan pembinaan lingkungan sekolah secara sehat, pelayana kesehatan sekolah sesuai dengan ketentuan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dan instansi Pendidikan Kesehatan Pemda.
b. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan semua kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
c. Mengadakan penilaian/evaluasi dan menyusun laporan sesuai petunjuk.
d. Mencatat data kegiatan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah sebagai bahan penyusunan laporan Kakancam, Depdikbud, Kadin P dan K Kecamatan/penilik dan penilik Agama
(26)
13
Seperti yang dituliskan Mu’rifah (1991:264), untuk menjadi
guru penjasorkes Ada 10 persyaratan kompetensi yaitu : a. Menguasai bahan
1. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah 2. Menguasai bahan pendalaman/pengayaan
b. Mengolah program belajar mengajar
1. Merumuskan tujuan instrumen Usaha Kesehatan Sekolah.
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar. 3. Memiliki dan dapat menyusun prosedur Instrumen
Usaha Kesehatan Sekolah yang tepat. 4. Melaksanakan program belajar mengajar. 5. Mengenal kemampuan anak didik.
6. Merencanakan dan melaksanakan program remidial. c. Mengelola kelas
1. Menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai 2. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran d. Menggunakan sumber
1. Mengenal, memilih dan menggunakan media 2. Membuat alat-alat dengan bentuk sederhana 3. Menggunakan dan mengelola laboratorium
4. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
e. Menguasai landasan-landasan pendidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran h. Mengenal fungsi dan program bimbingan konseling
i. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
j. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dan kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan pendidikan jasmani dan kesehatan. Dengan pengetahuan, keterampilan dan kewenangan ini,
(27)
14
tanggung jawab terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan kepada guru Penjasorkes.
Adapun kualitas kesehatan siswa dapat ditingkatkan dengan melaksanakan program-program UKS. dengan demikian, keberhasilan program UKS dapat tercapai bila guru Penjas mampu mengelolanya secara baik. Oleh karena itu, guru Penjas orkes perlu melakukan upaya untuk meningkatkan keberhasilan UKS dan menjadi tanggung jawabnya.
c. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Menurut Uzer Usman (2010: 9-11) mengatakan peran guru dalam proses belajar mengajar:
1) Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.
2) Guru sebagai Pengelola Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning
manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar dan memerikan rasa aman.
3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
(28)
15
belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
4) Guru sebagai Evaluator
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian ini adalah untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelas, apakah seorang siswa termasuk kelompok pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peranan guru sebagai sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator serta sebagai evaluator dapat berjalan dengan baik, maka akan tercapai hasil pembelajaran yang optimal.
3. Hakikat Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Anas Sudjiono (2007 ; 50) pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (reloads) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Menurut Jujun S, Suriasumantri (1993: 104) “Pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek
termasuk ke dalmnya adalah ilmu”.
Secara sederhana pengetahuan pada dasarnya adalah keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala atau peristiwa yang bersifat ilmiah, sosial maupun perseorangan (The Liang Gie, 1987 : 10). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
(29)
16
pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa alam, apa manusia dan sebagainya (Soekidjo Notoatmojo, 2005 : 22).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap aspek (Soekidjo Notoatmodjo, 2005). Menurut Depdiknas (2002: 1121) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan juga diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).
Penguasaan pengetahuan sangatlah penting, dikarenakan pengetahuan itulah yang menjadikan seseorang akan lebih dinilai dan dihargai intelektualnya. Soerjono Soekanto (2009: 6) berpendapat pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstatitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). Contohnya adalah adanya anggapan (dahulu kala) tentang ras kulit putih yang mempunyai tingkat kepandaian yang melebihi tingkat kepandaian ras-ras dengan warna kulit lain.
Dari pendapat di atas maka pengetahuan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang kita ketahui dan bisa dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan juga mencakup segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
(30)
17
objek yang didapat dari kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri melalui panca indera yang kita terima dengan tujuan untuk mendapatkan kepastian dan menghilangkan adanya prasangka sebagai suatu ketidakpastian yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
Berdasarkan beberapa pengertian pengetahuan di atas maka, yang dimaksud pengetahuan adalam penelitian ini adalah penguasaan terhadap sesuatu yang dalam hal penguasaan terhadap teknologi pembelajaran oleh guru pendidikan jasmani. Penguasaan pengetahuan merupakan salah satu tujuan pokok dari kegiatan pendidikan jasmani. Penguasaan pengetahuan merupakan salah satu tujuan pokok dari kegiatan pendidikan, bahkan penguasaan pengetahuan telah menjadi ukuran untuk menilai berhasil tidaknya tujuan akhir dari suatu pembelajaran.
Seseorang dapat bersikap terhadap suatu objek tersebut. Adanya pengetahuan mengenai onjek tersebut maka seseorang dapat melakukan penelitian terhadap objek itu, sehingga dari situasi akan diperoleh manfaatnya.
b. Faktor - faktor yang memperngaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak, Wahit Iqbal (2007 : 30) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Pendidikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 157),
(31)
18
memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan
b. Informasi.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia (Husein M.F dan Wibowo A, 2002). Informasi juga bisa berarti data yang telah diolah dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif, sehingga hasilnya bisa bermanfaat dalam operasional dana manajemen (Sabarguna B, 2003).
(32)
19
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
c. Sosial budaya dan ekonomi.
Pengertian sosial budaya ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (KBBI,1996:958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa
(33)
20
adanya bantuan orang laindisekitarnya. Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat.
Budaya atau sering disebut kebudayaan berasal dari bahasa Sansekertayaitubuddhayah, yang merupakan bentuk jamak
daribuddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalambahasa Inggris, kebudayaan disebutculture, yang berasal dari katalatinColere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kataculturejuga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan dalam arti luas adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau kulture yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan (Koentjaraningrat, 1980 :195)
Dalam sumber lain dikatakan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran perasaan, reaksi yang diperoleh dan terutama oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya tersendiri dario kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap
(34)
nilai-21
nilai ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu bersifat universal dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum adalah suatu yang berharga atau baik (Barker, Chris 2004 : 21)
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan) (KBBI,1995:251).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan mengatakan adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981:35).
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
(35)
22
tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungann hidup atau yang lebih sering disebut lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.
e. Pengalaman
Pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori episodic, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi
(36)
23
atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi. (Daehler & Bukatko, 1985 dalam Syah : 1003).
Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia.
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia adalah lamanya seseorang hidup di dunia (Badudu J.S 1996 : 1586). Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan
(37)
24
seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998 : 103).
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
4. Hakikat UKS
a. Pengertian UKS
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada hakikatnya adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah, (Pieter Noya, 1983 : 1) UKS adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat disekolah yang bertujuan untuk menangani anak didik yang mengalami kecelakaan ringan (upaya pertolongan pertama pada kecelakaan P3K) melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan ststus gizi anak didik (Drajat Martianto, 2005 : 1)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program keshatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 sampai dengan 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi dua yakni : pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).
(38)
25
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
sedini mungkin (Mu’arifah dan Hardiyanto Wibowo, 1991:131). Menurut
Sumarjo Basoeki (1981: 9) UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang penting untuk pembaharuan dan kebiasaan hidup yang lebih sehat
Usaha Kesehatan Sekolah ialah usaha usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah, dengan sasaran utamanya anak-anak
sekolah dan lingkungannya (Mu’rifah dan Hardianto Wibowo, 1992 :
131). Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah 16 Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)
.
Dari sumber diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya terpadu perilaku hidup sehat peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat di lingkungan sekolah.
b. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Indan Entjang (1983: 120-121) bahwa pendidikan kesehatan tujuannya adalah menananmkan pandangan dan kebiasaan
(39)
26
hidup sehat kepada anak didik agar dapat turut bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta lingkungannya, dan ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan. Tujuan tersebut dicapai dengan tahap-tahap:
1. Memberi pengetahuan tentang dasar-dasar hidup sehat.
2. Menimbulkan sikap dan tingkah laku yang baik terhadap persoalan kesehatan.
3. Membentuk kebiasaan hidup sehat dan latihan-latihan.
Untuk dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan ini dengan baik, diperlukan adanya lingkungan sekolah yang mendukung dan pelayanan kesehatan yang baik. Tetapi meskipun demikian kita tidak
perlu menunggu sampai adanya fasilitas yang lengkap, melainkan harus dapat mulai dari hal-hal yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu, misalkan kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan sekitar sekolah dan lain-lain.
Secara umum tujuan dari program UKS adalah untuk mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Sedangkan secara khusus program ini diharapkan biasa mencapai keadaan sehat anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.
Sasaran kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah yang sering dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu UKS adalah :
(40)
27
1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Health school
living).
Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat/orang tua murid.
2. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur.
Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan – kebiasaan yang rapi.
Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan. 3. Usaha Pemeliharaan kesehatan disekolah
Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan sebagainya).
Usaha kesehatan gigi sekolah.
Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
PPPK dan pengobatan sederhana.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Prima Heranita (2013). Dengan judul Hubungan antara Masa Kerja Guru dengan pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Sleman, Daerah Instimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Sleman yang berjumlah 55 orang. Sampel penelitian ini
(41)
28
diambil dengan menggunakan teknik stratified Propotional Random
Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan pedoman
pengamatan. Uji persyaratan analisis digunakan uji normalitas dan linieritas. Teknik analisis yang digunakan adalah Product Moment Correlation dengan bantuan statistic SPSS 16.0 for Windows
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara masa kerja guru dengan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan analisis Product Moment Correlation yang menghasilkan nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,989 dengan p sebesar 0,011 kurang dari 0,05. Perbedaan masa kerja guru menyebabkan adanya perbedaan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dimiliki oleh guru. Artinya, Guru yang memiliki masa kerja tinggi akan memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang tinggi, sebaliknya, guru yang memiliki masa kerja rendah akan memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang rendah pula.
2. Penelitian yang relevan dilakukan pula oleh Supassorn Visuttipun (2012) dengan judul Hubungan antara Masa Kerja, Tugas Administratif Guru TK dan Kualitas Pembelajaran di TK Budi Mulia Dua Condong Catur Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, dilakukan pada bulan Februari-April 2012. Subyek penelitian
(42)
29
adalah semua guru di TK Budi Mulia Dua Condong Catur Yogyakarta yang mengajar di Kelas B dengan jumlah 19 orang. Pengumpulan data menggunakan observasi terhadap guru dan siswa selama pembelajaran kelas dan kajian dokumen. Pengujian validitas butir dilakukan dengan memintakan pendapat kepada ahli (validitas isi), sedangkan uji reliabilitas tidak digunakan karena instrumen penelitian ini menggunakan pedoman observasi. Analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi linear ganda. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang kuat antara masa kerja dan tugas administratif guru TK secara bersama-sama dengan kualitas pembelajaran (Ryx1 = 0,733; R2yx1 = 53,8%) ada hubungan yang lemah antara masa kerja dengan kualitas pembelajaran (Ryx2 = 0,318 ; R2yx2 = 10,1%) dan ada hubungan yang kuat antara tugas administratif guru TK dengan kualitas pembelajaran (Ryx3 = 0,671; R2yx3 = 45,0%)
C. Kerangka Pikir
Guru pendidikan jasmani olahraga kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pengetahuan UKS disekolah, karena satu-satunya guru mata pelajaran yang mendapatkan pelatihan khusus tentang materi dan pengelolaan UKS, dan di setiap sekolah dasar biasanya tanggung jawab tentang pengelolaan UKS di bebankan pada guru Penjasorkes.
(43)
30
Guru Penjasorkes adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi (kewenangan) untuk mengajarkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dengan pengetahuan, keterampilan, dan kewenangan ini, tanggung jawab terhadap pengelolaan UKS biasanya diserahkan kepada guru pendidikan jasmani. Oleh karena itu pengetahuan tentang UKS baik teori ataupun praktik karena hal tersebut akan sangat mendukung program-program sekolah terutama yang berkaitan dengan upaya pencegahan sakit dan pertolongan pertama bila terdapat siswa atau guru yang sakit.
Pada pelaksanaanya tidak semua guru Penjasorkes mengelola dan meningkatkan kompetensi diri tentang pengetahuan UKS dengan baik terutama dalam hal administrasi, banyak faktor yang menjadi alasan sedikit mengabaikan UKS, selain masalah anggaran yang minim, kesibukan menjadi alasan utama untuk sedikit mengesampingkan pengelolan UKS dengan baik, dan ada beberapa guru penjasorkes yang baru melengkapi administrasi UKS menjelang akreditasi atau lomba gugus.
Meskipun tidak sedikt pula yang melakukan tugasnya dalam pengelolan UKS sesuai dengan apa yang menjadi kewajibannya secara maksimal. Berdasarkan pemaparan diatas peneliti ingin mengetahui seberapa besar hubungan masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS terutama di UPT PPD Kecamatan Pandak, tempat dimana peneliti pernah bertugas menjadi guru penjasorkes selama kurang lebih 7 tahun, terhitung 1 Januari 2005 sampai dengan 11 Juli 2012.
(44)
31 D. Hipotesis
Dari hasil penjelasan tentang hakikat masa kerja penjasorkes dan guru dapat diambil hipotesa bahwa ada hubungan antara tingkat masa kerja guru penjasorkes SD dengan pengetahuan UKS.
(45)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitinya. Penelitian ini adalah penelitian korelasi, yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa adanya upaya mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008 :328).
Desain penelitian ini adalah mengkorelasikan variabel X yaitu masa kerja guru dengan variabel Y yaitu pengetahuan UKS, sehingga bisa diketahui hasilnya. Variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006 : 99). Variabel yang diteliti harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian populasi. Berdasarkan kajian teori maka dapat diuraikan devinisi oprasional dari variabel penelitian ini adalah variabel X yaitu variabel masa kerja guru yang diukur dengan satuan tahun, dan variabel Y yaitu variabel pengetahuan UKS yang diukur dengan menggunakan butir soal-soal seputar pengetahuan UKS sebanyak 30 butir soal, setiap jawaban benar mendapat skor 1 dan yang salah mendapat skor 0.
(46)
33
C. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Penjasorkes se-Kecamatan Pandak Bantul.
Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 25 orang guru Penjasorkes yang berasal dari 23 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Pandak.
Tabel 1.Daftar Masa Kerja Guru Penjasorkes SD/MI se-Kecamatan Pandak
No Nama Instansi MasaKerja
1 Lucia Tri Nurnani, S.Pd SD I PANDAK 29 tahun
2 Suharti, S.Pd SD WIJIREJO I 26 tahun
3 Rujito, S.Pd Jas SD WIJIREJO II 29 tahun
4 Iriyanti, S.Pd SD WIJIREJO II 23 tahun
5 Subandi, S.Pd Jas SD DALEMAN 18 tahun
6 Bambang Kusno SD KANISIUS PIJENAN 29 tahun
7 Winarni, S.Pd MI PIJENAN 7 tahun
8 Suwitarjo SD M KADISORO I 20 tahun
9 Yuli Kundari, S.Pd SD M KADISORO II 9 tahun
10 Sukarjo SD BANTULAN 29 tahun
11 Sutri Orbayanti, S.Pd SD BANTULAN 26 tahun
12 Tuminah SD KREKAH 29 tahun
13 Supardi, S.Pd SD BONGSREN 29 tahun
14 Entiek Nurhayati, S.Pd Jas SD N JIGUDAN 25 tahun
15 Mukinem SD GUNTURAN 27 tahun
16 Sukarmidah SD PAYUNGAN 29 tahun
17 Gunawan, S.Pd SD SALAM 25 tahun
18 Sudarti, S.Pd SD CIREN 26 tahun
19 Suharjono, S.Pd SD M TEGALAYANG I 26 tahun
20 Kadar SD M TEGALAYANG II 29 tahun
21 Suwitarjo SD GUNTING 28 tahun
22 Suyanto, S.Pd SD NGENTAK MANGIR 26 tahun
23 Erma Handayani, S.Pd SD TUNJUNGAN 5 tahun
24 Parsiyem, S.Pd SD GLAGAHAN 23 tahun
(47)
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Angket dibagikan pada guru penjasorkes dengan mendatangi setiap SD yang ada di Kecamatan Pandak. Metode penelitian ini menggunakan model one-shot yaitu uji coba sekaligus untuk penelitian, tujuannya adalah untuk memperoleh data hubungan antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS di sekolah dasar se-UPT PPD Kecamatan Pandak.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini dipergunakan satui nstrumen yang berbentu kangket. Angket dalam penelitian ini termasuk dalam jenis angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda (X) pada kolom atau tempat yang sesuai. Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup agar tidak terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden sehingga proses prengolahan datanya lebih mudah.
Alasan digunakan metode angket, karena dengan metode tersebut peneliti dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Atas dasar pertimbangan lain, baik secara praktis dan metodologis maka dalam pengisiannya dilakukan secara langsung oleh responden.
Sebelum membuat angket untuk melakukan tes, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi rancangan instrumen penelitian yang dapat dilihat pada table dibawah ini.
(48)
35
Tabel 2. Indikator-indikator Instrumen penelitian
Kompetensi Indikator No. Butir Soal ∑ Butir soal
Pengetahuan UKS
- Pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
- Pengetahuan tentang usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah
1,2,3,4,5,6,7,8 9,10,11,12,13, 15,16,17,18,19 ,20,21,22 23,24,25,26,27 ,28,29,30
22
8
JUMLAH 30
Skala Gutman digunakan untuk memberi penilaian terhadap jawaban-jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan sebuah angket atau kuisoner yang berbentuk pilihan ganda kepada responden untuk diminta jawabannya dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumet (Suharsimi Arikunto, 1998:160). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah : rumus Pearson Product Moment yang di include kedalam program
(49)
36
microsoft exel for windows
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
r : Koefisien Korelasi Product Moment x : Item soal
y : skor total
N : Jumlah anggota sampel
Jika ≥ Ho ditolak artinya signifikan. Jika ≤ Ho diterima artinya tidak signifikan. rtabel dapat ditentukan dengan dk: n–k, dengan α 0,05.(18)
2. Analisis Data
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono : 2006) :
(50)
37
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- >0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
- >0,25 – 0,5 : Korelasi cukup
- >0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
- >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
(51)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian untuk mencari korelasi hubungan antara masa kerja guru Penjasorkes dengan pengetahuan UKS dilaksanakan pada 19 Februari 2014 dengan jumlah responden 25 orang, dan mendapatkan beberapa data. Data pertama yaitu data tentang masa kerja, dari 25 orang guru Penjasorkes di UPT PPD Kecamatan Pandak di dapat hasil masa kerja terendah adalah 5 tahun dan masa kerja tertinggi adalah 25 tahun.
Data kedua adalah data tentang pengetahuan UKS yang dihitung menggunakan skor dengan rentangan 0 sampai dengan 30, hasil yang diperoleh dari 25 orang guru Penjasorkes di UPT PPD Kecamatan Pandak adalah skor terendah 12 dan skor tertinggi 27.
B. Deskripsi Data
Dari hasil analisis data penelitian, dapat diperoleh deskripsi data tentang variabel-variabel penelitian sebagai pendukung pembahasan selanjutnya. Dalam penelitian ini jenis data dikelompokan menajdi dua yaitu data tentang masa kerja guru ( X) dan data tentang pengetahuan guru terhadap UKS (Y).
1. Data Masa Kerja
Dari hasil analisis data peneltian yang dilakukan maka dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
(52)
39 Tabel 3.Deskripsi Statistik Masa Kerja
N 25
Min 5
Max 29
Mean 20,72
Std. devision 7,619
Skor maksimal ideal masa kerja guru adalah 30 dan skor terendah ideal adalah 1 .Dengan demikian reratai dealnya sebesar (30 1) 15,5
29 1
. Dan
simpangan baku idealnya sebesar (30 1) 6
1
= 5,167. Berdasarkan rerata ideal dan simpangan baku ideal tersebut, dapat disusun pedoman konversi sebagai berikut :
x> 23,2505 : sangat tinggi
18,0835< x 23,2505 : tinggi 12,9165x18,08375 : sedang
9165 , 12 7495
,
7 x : rendah
x7,7495 : sangat rendah
Dengan rerata sebesar 20,72 kemudian melihat pedoman konversi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan masa kerja guru tinggi yaitu terletak pada interval 18,0835 < x 23,2505.
2. Data Pengetahuan Guru Terhadap UKS
Dari 30 butir pernyataan angket pengetahuan UKS sebagai instrument penelitian didapat data sebagai berikut:
(53)
40
Tabel 4. Diskriptif Statistik Pengetahuan UKS
N 25
Min 12
Max 27
Mean 21,52
Std. Deviation 3,991
Skor maksimal ideal pengetahuan UKS adalah 30 dan skor terendah ideal adalah 0. Dengan demikian rerata idealnya sebesar (30 0) 15
2 1
. Dan
simpangan baku idealnya sebesar (30 0) 6
1
= 5. Berdasarkan rerata ideal dan simpangan baku ideal tersebut, dapat disusun pedoman konversi sebagai berikut:
x> 22,5 : sangat tinggi
17,5< x 22,5 : tinggi 12,5 x17,5 : sedang
5 , 12 5
,
7 x : rendah
x7,5 : sangat rendah
Dengan rerata sebesar 21,68 kemudian melihat pedoman konversi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pengetauan UKS tinggi terletak pada interval 17,5 < x 22,5.
C. Analisis Data dan Uji Hipotesis
1. Analisis Data
Dikarenakan variable bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu variable yaitu masa kerja saja, oleh karena itu dalam penelitian ini
(54)
41
analisis datanya hanya menggunakan korelasi sederhana saja. Korelasi sederhana adalah hubungan antara salah satu variable bebas terhadap variable terikat tanpa mempertimbangkan keberadaan variable bebas yang lainnya. Hasil perhitungan korelasi sederhana pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Hasil perhitungan korelasi
masakerja pengetahuan UKS masakerja Pearson
Correlation 1 .720
**
Sig. (2-tailed) .000
N 25 25
pengetahuan UKS
Pearson
Correlation .720
**
1 Sig. (2-tailed) .000
N 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Atau dalam bentuk persentase dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,720a ,519 ,498 5,398 2,328
a. Predictors: (Constant), pengetahuan UKS b. Dependent Variable: masa kerja
Dari hasil analisis uji korelasi didapat korelasi antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS adalah 0,720 dan R-square sebesar 51,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara masa kerja dan
(55)
42
pengetahuan UKS. Sedangkan arah hubungan adalah positif, berarti semakin lama masakerja guru maka semakin meningkatkan pengetahuan UKS.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan berbunyi “adanya hubungan yang signifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS”.
Untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variable bebas dengan variable terikat digunakan uji t. Dalam uji ini akan menguji hipotesis nol (Ho) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan variable terikat. Sedangkan kriteria yang digunakan adalah Ho diterima jika Signifikansi > 0,05dan Ho ditolak jika Signifikansi < 0,05.
Dari hasil perhitungan korelasi sederhana diatas didapat bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0,00. Ini berarti 0,00 < 0,05 jadi Ho ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS.
D. Pembahasan
Berdasar hasil perhitungan diperoleh hubungan yang siknifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS. Nilai korelasi antara masa kerja guru penjasorkes dengan pengetahuan UKS adalah 0,720. Jika dikonversikan kedalam kriteria berikut :
- 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel
- >0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah
(56)
43
- >0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
- >0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
- 1 : Korelasi sempurna
Angka 0,720 masuk dalam korelasi kuat, berdasar pengujian hipotesis hubungan keduanya signifikan. Jadi semakin lama masa kerja seorang guru penjasorkes maka makin banyak pula pengetahuan UKS.
Hal ini dibuktikan dari uji linieritas digunakan untuk mengetahui bentuk persamaan garis regresi antara variabel bebas dengan variable terikat. Dalam uji ini akan menguji hipotesis nol (Ho) bahwa bentuk regresi linier. Untuk menolak atau menerima Ho dengan membandingkan harga F perhitungan (Fo) dengan harga F dari tabel (Ft) pada taraf signifikan α 0,05 dan derajat kebebasan yang dipakai. Kriterianya adalah menerima hipotesis apa bila harga F perhitungan lebih kecil dari harga F dan tabel dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan yang dipakai, dalam hal yang lain hipotesis ditolak
Dari hasil perhitungan korelasi didapat bahwa nilai signifikasi adalah sebesar 0,00. Ini berarti 0,00 < 0,05 jadi Ho ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru penjasorekes yang memiliki pengalaman mengajar lama atau banyak, dalam arti telah memiliki masa kerja yang relatif lama, akan mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tentang UKS. Hal ini juga beralasan, karena selama bertugas menjadi guru dengan sendirinya akan terjadi proses belajar dalam guru itu sendiri.
(57)
44
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Oleh karena itu sering terdapat ungkapan bahwa “pengalaman adalah guru yang baik”. Tanpa pengalaman mengajar atau masa kerja yang cukup, maka pengetahuan UKS yang dimiliki guru masih rendah.
(58)
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil uji hipotesis menunjukan adanya hubungan yang positif dan siginifikan antara masa kerja guru dengan pengetahuan UKS. Koefisien korelasi antara kedua variabel menunjukan angka yang signifikan dan positif. Dalam bentuk persentase sebesar 51,9 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru yang mempunyai masa kerja tinggi atau lama mempunyai pengetahuan UKS yang tinggi pula. Sedang guru yang mempunyai masa kerja sebentar mempunyai pengetahuan UKS yang rendah pula. Masa kerja hanyalah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan UKS, dengan demikian tidak menutup kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan UKS guru yang tidak menjadi bahasan dalam penelitian ini.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan beberapa hasil penelitian ini, dapat diimplikasikan sebagai berikut.
1. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa masa kerja akan memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan.
2. Guru Penjasorkes wajib memiliki pengetahuan tentang UKS yang memadai untuk menunjang kinerja yang profesional.
(1)
(2)
(3)
No
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
3 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
5 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
6 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
7 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
8 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
11 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
12 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
∑X 6 4 10 10 9 9 4 8 7 6 5 9 7 9 7 9 10 9 10 4 10 8
∑X² 6 4 10 10 9 9 4 8 7 6 5 9 7 9 7 9 10 9 10 4 10 8
∑XY 320 239 567 540 506 515 245 453 372 343 276 517 397 481 388 541 541 505 537 241 548 428
∑Y ∑Y²
rxy 0,027 0,3133 0,5485 0,1571 0,3712 0,4835 0,382 0,34 0,0174 0,2755 0,1251 0,5084 0,2913 0,0593 0,1927 0,8079 0,1715 0,3587 0,1136 0,3362 0,273 0,0535
rtabel
Ket Ggr Ggr Vld Ggr Ggr Vld Ggr Ggr Ggr Ggr Ggr Vld Ggr Ggr Ggr Vld Ggr Ggr Ggr Ggr Ggr Ggr
NO URUT
X1Y
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1
32
0
32
32
32
32
0
32
32
0
0
0
0
32
0
0
32
32
32
0
0
32
2
72
72
72
72
72
72
0
72
72
0
72
72
72
72
0
72
0
72
72
0
72
72
3
0
52
52
52
0
0
0
0
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
0
0
52
0
4
0
0
0
22
0
0
0
0
0
0
22
22
0
22
0
0
0
0
22
0
22
0
5
46
0
0
46
46
0
0
46
46
46
0
0
46
0
0
46
46
46
0
0
46
46
6
0
0
67
67
67
67
67
67
0
67
0
67
0
67
67
67
67
67
67
67
67
0
7
0
0
51
51
51
51
0
0
0
0
0
51
0
0
51
51
51
0
51
51
51
51
8
0
0
57
57
57
57
57
0
0
57
0
57
57
0
57
57
57
0
57
57
57
57
9
40
40
40
0
40
40
0
40
40
0
0
0
40
40
40
0
40
40
40
0
40
40
10
75
75
75
75
75
75
0
75
75
0
75
75
75
75
0
75
75
75
75
0
75
75
11
0
0
66
66
66
66
66
66
0
66
0
66
0
66
66
66
66
66
66
66
66
0
12
55
0
55
0
0
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
0
0
55
∑XY
320
239
567
540
506
515
245
453
372
343
276
517
397
481
388
541
541
505
537
241
548
428
UJI VALIDITAS SOAL TES SIKLUS I skor soal
(4)
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
10 10 10 11 9 9 9 7 10 9 9 9 10 10 7 7 9 11 8 7 11 9 7 3
10 10 10 11 9 9 9 7 10 9 9 9 10 10 7 7 9 11 8 7 11 9 7 3
563 567 548 613 517 541 511 433 558 541 502 506 548 563 440 392 511 613 450 443 613 489 394 165
0,4905 0,5485 0,273 0,6044 0,5084 0,8079 0,4336 0,6858 0,418 0,8079 0,3213 0,3712 0,273 0,4905 0,7625 0,2365 0,4336 0,6044 0,3056 0,7954 0,6044 0,1591 0,2584 0,078
Vld Vld Ggr Vld Vld Vld Ggr Vld Ggr Vld Ggr Ggr Ggr Vld Vld Ggr Ggr Vld Ggr Vld Vld Ggr Ggr Ggr
5 5
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
0
32
0
32
0
0
0
0
32
0
0
32
0
0
0
32
0
32
32
0
32
32
0
0
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
0
0
0
52
52
52
52
52
52
0
52
52
52
52
0
52
52
52
52
0
52
52
0
52
0
52
52
22
0
22
0
22
0
22
0
0
0
22
0
22
22
0
0
22
0
0
0
0
0
0
0
46
0
46
46
0
46
46
46
46
46
0
46
46
46
0
0
46
46
46
0
46
46
46
46
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
67
0
67
67
67
67
67
67
67
67
51
51
51
51
51
51
51
0
51
51
51
51
51
51
51
0
51
51
0
51
51
51
51
0
57
57
57
57
57
57
57
0
57
57
57
57
57
57
57
0
57
57
0
57
57
57
57
0
0
40
40
40
0
0
0
0
40
0
40
40
40
0
0
40
0
40
40
0
40
40
0
0
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
0
0
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
66
0
55
55
0
55
55
55
55
55
0
55
0
0
0
55
0
55
55
55
0
55
55
55
55
0
563
567
548
613
517
541
511
433
558
541
502
506
548
563
440
392
511
613
450
443
613
489
394
165
635 36457
(5)
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
7 10 5 10 11 4 9 8 6 8 7 6 8 4 7 9 9 11 9 8 5 3 8 7
7 10 5 10 11 4 9 8 6 8 7 6 8 4 7 9 9 11 9 8 5 3 8 7
433 563 270 567 589 254 479 460 381 460 434 378 462 242 444 480 541 613 512 456 301 202 495 443
0,6858 0,4905 0,0594 0,5485 0,1352 0,4852 0,0343 0,4202 0,6861 0,4202 0,6968 0,6537 0,4432 0,3476 0,8064 0,0468 0,8079 0,6044 0,4461 0,3744 0,3991 0,5396 0,8214 0,7954
Vld Vld Ggr Vld Ggr Vld Ggr Ggr Vld Ggr Vld Vld Ggr Ggr Vld Ggr Vld Vld Ggr Ggr Ggr Vld Vld Vld
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
0
0
0
32
32
0
0
0
0
32
0
0
0
0
0
32
0
32
32
0
0
0
0
0
72
72
72
72
72
72
0
72
72
72
72
72
72
0
72
72
72
72
72
72
72
72
72
72
52
52
0
52
52
52
0
52
0
0
0
52
52
52
52
52
52
52
52
0
0
0
52
0
0
22
22
0
22
0
22
0
0
0
0
0
22
0
0
0
0
0
0
22
0
0
0
0
46
46
46
0
0
0
46
46
46
0
46
46
0
0
0
46
46
46
0
46
46
0
0
0
67
67
0
67
67
0
67
67
67
67
67
67
67
67
67
0
67
67
67
67
0
0
67
67
0
51
0
51
51
0
51
51
0
51
51
0
51
0
0
51
51
51
51
51
51
0
51
51
0
57
0
57
57
0
57
57
0
57
57
0
57
57
57
57
57
57
57
57
57
0
57
57
0
0
0
40
40
0
40
40
0
40
0
0
0
0
0
40
0
40
40
0
0
0
0
0
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
0
75
75
75
75
75
75
75
75
75
75
66
66
0
66
66
0
66
0
66
66
66
66
66
66
66
0
66
66
66
66
0
0
66
66
55
55
55
55
55
55
55
0
55
0
0
0
0
0
55
55
55
55
0
0
0
55
55
55
(6)
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 32 1024
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 72 5184
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 52 2704
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 22 484
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 46 2116
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 67 4489
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 51 2601
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 57 3249
1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 40 1600
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 75 5625
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 66 4356
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 55 3025
8 5 9 8 6 5 9 7 5 5 3 5
8 5 9 8 6 5 9 7 5 5 3 5
450 274 481 489 392 335 482 440 274 335 199 326
0,3056 0,1032 0,0593 0,7526 0,805 0,7717 0,0717 0,7625 0,1032 0,7717 0,5022 0,673
Ggr Ggr Ggr Vld Vld Vld Ggr Vld Ggr Vld Vld Vld