bab 8 akuntansi sewa guna

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

BAB VIII
AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA
KONSEP SEWA GUNA USAHA

A.

(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 157)
Akuntansi transaksi sewa guna usaha (SGU) atau leasing lebih diatur dalam PSAK No. 30.
Sewa guna usaha atau leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih
(opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.
Ada dua pihak yang berhubungan dalam transaksi ini, yaitu: lessor dan lessee. Berdasarkan
SKB Menteri diatas, ada beberapa jenis SGU atau leasing, yaitu: (1) Finance Lease, (2)
Operating Lease, (3) Sales Type Lease, dan (4) Leveraged Lease.

ISI KONTRAK SEWA GUNA USAHA


B.

(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 157 - 158)
Isi kontrak sewa guna usaha sangat bervariasi , sesuai dengan kesepakatan lessor dan lessee.
Namun secara umum, ketentuan SGU mencakup beberapa hal, yaitu: (a) jangka waktu SGU,
(b) jumlah bayaran periodic, (c) kewajiban pajak, asuransi dan pemeliharaan (executory cost),
(d) batasan, (e) ketentuan tidak dapat dibatalkan atau dibatalkan sebelum jangka waktu SGU
berakhir, dan (f) alternatif bagi lessee untuk membeli atau memperpanjang jangka waktu SGU.

AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA

C.

OLEH LESSEE
(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 158 - 163)
Menurut FASB Statement No. 13, “Accounting for Lease”, jika perjanjian SGU (saat inception of
lease) memenuhi satu atau lebih kriteria dari empat kriteria berikut ini, SGU harus
diklasifikasikan sebagai capital lease.
Kriteria tersebut adalah:
1.

Ada pemindahan kepemilikan kepada pihak lessee
2.
Ada opsi membeli bagi lessee pada akhir masa SGU
3.
Jangka waktu SGU adalah sama dengan 75% atau lebih taksiran umur ekonomis
aktiva SGU dan
4.
Present value (PV) pembayaran SGU minimum (selain executory cost) sama atau
lebih dari 90% nilai wajar aktiva SGU.
Jika perjanjian SGU tidak memenuhi salah satu kriterium di atas, maka SGU diakui sebagai
operating lease.
Menurut PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha,” disebutkan bahwa suatu transaksi SGU
akan diklasifikasikan sebagai capital lease, jika memenuhi semua kriteria berikut:
1. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa guna usaha pada akhir
masa lease, dengan harga yang telah disetujui bersama saat dimulainya perjanjian sewa
guna usaha
2. Seluruh pembayaran berkala dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah nilai residu
mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta
bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease)
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.

1.

Pembayaran SGU Minimum (PSM)
PSM adalah pembayaran yang merupakan kewajiban lessee yang harus dilaksanakan atau
dapat diharapkan terlaksana dalam hubungannya dengan aktiva sewa guna usaha. PSM
meliputi: (a) pembayaran sewa minimum (minimum rental payment), (b) nilai residu terjamin

Prodi Akuntansi FISE UNY

1

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

(guaranted residual value), (c) denda terhadap pelanggaran kesepakatan (penalty), dan (d)
opsi untuk perhitungan pembayaran SGU minimum.
Nilai residu terjamin (guaranted residual value).
Nilai residu adalah taksiran nilai wajar (pasar) aktiva sewa guna usaha pada akhir SGU.
Lessor seringkali memindahkan risiko kerugian kepada lessee atau pihak ketiga melalui
taksiran nilai residu terjamin.
Denda terhadap pelanggaran (penalty).

Jumlah terutang yang dibebankan kepada lessee, jika ada ketentuan mengenai pembaruan
atau pemerluasan kontrak yang dialnggar oleh lessee.
Opsi untuk membeli (bargain purchase option).
Opsi yang diberikan kepada lessee untuk membeli property SGU pada akhir jangka waktu
SGU dengan harga yang lebih rendah dari nilai wajar yang diharapkan.
Executory cost (EC) adalah pengeluaran-pengeluaran yang layaknya dikeluarkan untuk
suatu aktiva selama umur ekonomis aktiva tersebut, seperti asuransi, pemeliharaan dan
pajak.
EC harus dikeluarkan dari perhitungan nilai sekarang pembayaran SGU minimum, sebab
item tersebut tidak menunjukkan pembayaran atau reduksi terhadap kewajiban.
Perhitungan nilai sekarang pembayaran lease minimum menggunakan tarif bunga pinjaman
inkrimental yang ditentukan oleh lessee (lessee’s incre,emtal borrowing rate).
Tingkat bunga ini adalah tingkat bunga yang ditetapkan pada inception of lease, jika terjadi
jika lessee meminjam dana untuk membeli aktiva SGU. Namun, jika (a) lessee mengetahui
tingkat bunga implisit yang digunakan oleh lessor, dan (b) tingkat bunga ini lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat bunga inkrimental lessee, maka lessee harus menggunakan
tingkat bunga implicit lessor.
Tingkat bunga implisit adalah tingkat bunga yang jika diterapkan pada pembayaran lease
minimum dan nilai residu yang tidak dijamin menyebabkan nilai tunainya sama dengan nilai
wajar aktiva SGU.

Ada dua alasan penggunaan tarif ini, yaitu: lebih realistik dan untuk menjamin bahwa lessee
tidak menghindari pengkapitalisasian aktiva SGU dan utang terkait.
Contoh : Akuntansi SGU Capital oleh Lessee
Pada tanggal 1 Januari 1997, PT. Rima (lessor) dan PT. Rina (lessee) menandatangani
perjanjian SGU. Ketentuan-ketentuan SGU yang telah disepakati, sebagai berikut:
(1)
Jangka waktu SGU adalah 5 tahun. Perjanjian SGU tidak dapat dibatalkan.
Pembayaran sewa tahunan dimulai awal tahun (dasar anuitas) masing-masing sebesar Rp.
51.963,24
(2)
Nilai wajar aktiva SGU pada inception of the lease adalah Rp. 200.000
dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun, tanpa nilai residu
(3)
PT. Rina membayar kos eksekutori secara langsung kepada pihak ketiga,
kecuali untuk pajak kekayaan Rp. 4.000 per tahun, yang termasuk dalam pembayaran
tahunan (poin a)
(4)
Perjanjian SGU tidak berisi opsi untuk memperbarui dan lessee diharapkan
mengembalikan aktiva SGU kepada lessor pada akhir masa SGU
(5)

Tingkat bunga inkrimental lessee sebesar 11% per tahun
(6)
Lessee mendepresiasi aktiva serupa dengan dasar garis lurus
(7)
Lessor menentukan sewa tahunan untuk mendapatkan tingkat return
sebesar 10% per tahun; kondisi ini diketahui oleh lessee
Jawab
Berdasarkan kondisi di atas perjanjian SGU memenuhi klasifikasi sebagai capital lease, sebab
memenuhi kriteria:
(1) jangka waktu lease 5 tahun; umur ekonomis aktiva SGU 5 tahun; memenuhi uji periode
75%
(2) nilai sekarang pembayaran lease minimum melebihi 90% dari nilai wajar aktiva SGU.
Prodi Akuntansi FISE UNY

2

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

Jumlah pembayaran lease minimum = Rp. 51.963,24 x 5
= Rp. 259.816,20

Jumlah kapitalisasi aktiva SGU sama dengan nilai tunai pembayaran lease minimum dengan
mengeluarkan jumlah kos eksekutori (Rp. 4.000).
Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga implisit (lessor) sebesar 10%.
Jumlah Kapitalisasi = (Rp. 51.963,24 – Rp. 4.000) x PV Anuity
due;(5 tahun; i = 10%)
= Rp. 47.963,24 x 4,16986
= Rp. 200.000
Jurnal yang perlu dibuat PT Rina (lessee) pada tanggal 1 Januari 1997 adalah:
Aktiva SGU – Capital Lease
Rp. 200.000
Utang SGU
Rp. 200.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran lease pada tanggal 1 Januari 1997 adalah:
Biaya pajak kekayaan
Rp. 4.000.
Utang SGU
47.9634,24
Kas
Rp. 51.963,24


Total bunga yang dibayar selama jangka waktu SGU adalah Rp. 59.816,20 merupakan
beda antara nilai tunai pembayaran sewa (Rp. 200.000,00) dengan kas atual yang
dikeluarkan (Rp. 259.816,20). Berdasarkan metode bunga efektif, maka biaya bunga
tahunan merupakan fungsi utang SGU yang beredar, seperti tampak pada table berikut:
Tanggal
1/1/97
1/1/97
1/1/98
1/1/99
1/1/00
1/1/01
Total

Sewa
Tahunan (a)

Kos
Eksekutori (b)

Biaya Bunga

10% ©

Amortisasi
Utang SGU (d)

51.963,24
51.963,24
51.963,24
51.963,24
51.963,24
Rp. 259.816,20

4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
Rp. 20.000,-

0

15.203,68
11.927,17
8.324,72
4.360,26
Rp. 39.816,20

47.963,24
32.759,56
36.035,52
39.639,07
43.602,61
Rp. 200.000,-

Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.


Utang SGU (e)
Rp. 2000.000,00
152.036,76
119.277,20
83.241,68
43.602,61
0,00
-

Pembayaran lease oleh lessee
Kos eksekutori termasuk dalam pembayaran lease
10% dari Saldo Utang SGU sebelumnya
(a) minus (b) dan (c)
Saldo sebelumnya minus (d)

Pada tanggal 31 Desember 1997, PT Rina mengakui biaya bunga terutang dan jurnal yang
perlu dibuat adalah:
Biaya Bunga
Rp. 15.203,68
Utang Bunga
Rp. 15.203,68
Mencatat depresiasi aktiva SGU selama jangka waktu SGU 5 tahun yang ditentukan dengan
metode garis lurus:
Biaya Depresiasi SGU CL
Rp. 40.000
Akumulasi Depresiasi CL
Rp. 40.000
(Rp. 200.000 / 5 tahun)
Jurnal untuk mencatat pembayaran lease 1 Januari 1998, sebagai berikut:
Biaya Pajak Kekayaan
Rp. 4.000
Biaya Bunga
Rp. 15.203,68
Utang SGU capital lease
Rp. 32.759,56
Kas
Rp. 51.963,24
Jika pada akhir jangka waktu SGU, lessee tidak menggunakan opsi membeli aktiva SGU, maka
aktiva tersebut harus dikemabalikan kepada lessor. Selanjutnya, semua rekening yang
berhubungan dengan transaksi SGU harus ditutup. Sebaliknya, jika lessee menggunakan opsi
untuk membeli aktiva SGU dengan harga Rp. 10.000 dan taksiran umur ekonomis menjadi 7
tahun, maka jurnal yang perlu dibuat adalah:
Prodi Akuntansi FISE UNY

3

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

Altiva Peralatan (Rp. 200.000 + Rp. 10.000)Rp. 210.000
Akumulasi depresiasi capital lease
Rp. 200.000
Aktiva SGU capital lease
Rp. 200.000
Akumulasi depresiasi peralatan
Rp. 200.000
Kas
Rp. 10.000
Contoh : Akuntansi SGU Operasi oleh Lessee
Berdasarkan metode ini, biaya sewa diakui selama jangka waktu aktiva SGU dimanfaatkan.
Pengakuan terutang perlu dibuat, jika periode akuntansi berakhir diantara tanggal pembayaran.
Dengan menggunakan ilustrasi di atas, maka jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Januari
1997 adalah:
Biaya Sewa
Rp. 51.963,24
Kas
Rp. 51.963,24
Jika metode capital lease diterapkan, maka jumlah utang yang dilaporakan akan meningkat,
jumlah aktiva akan meningkat, dan laba/rugi akan menurun pada awal periode perjanjian AGU.

AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA

D.

OLEH LESSOR
(Efraim Ferdinan Giri, 1997 : 163 - 167)
Ada tiga manfaat sewa guna usaha bagi lessor, yaitu: (a) pendapatan bunga, (b) intensif pajak
dan (c) nilai residu yang tinggi. Lessor menentukan jumlah sewa dengan mempertimbangkan
rate of return, jangka waktu SGU, status nilai residu (dijamin atau tidak dijamin) dan kapasitas
lessee. Dengan menggunakan ilustrasi lessee di atas, jumlah pembayaran sewa ditentukan
lessor sebagai berikut:
Nilai Wajar Aktiva SGU
Rp. 200.000
(-) Nilai Sekarang dari nilai residu
0
Jumlah yang dapat diperoleh Lessor dari SGU Rp. 200.000
Jangka waktu SGU 5 tahun; tingkat return 10%
dan pembayaran sewa awal tahun (Rp. 200.000 : 4,16986) Rp. 47.963,24
1.

Klasifikasi Sewa Guna Usaha oleh Lessor
Dari sudut pandang lessor, akuntansi SGU dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,
yaitu:
a.
SGU Operasi (operating lease)
b.
SGU Pembiayaan (direct financing lease)
c.
AGU Bertipe Penjualan (sales type lease)
a.

SGU Pembiayaan
Ada beberapa informasi yang diperlukan untuk mencatat SGU pembiayaan, yaitu (1)
investasi bruto (gross investement), (2) pendapatan SGU yang belum diakui (unearned
interest revenue) dan (3) investasi neto (net investement) dan item-item yang lain. PSAK
No. 30 memberikan definisi sebagai item diatas, sebagai berikut:
1)
Invesmen neto dalam aktiva SGU harus diperlakukan dan dicatat
sebagai investasi neto SGU. Item ini terdiri dari piutang SGU ditambah nilai sisa yang
akan diterima oleh perusahaan SGU (Lessor) pada akhir masa SGU dikurangi dengan
pendapatan SGU yang belum diakui (unearned revenue) dan simpanan jaminan
(security deposit).
2)
Pendapatan SGU yang belum diakui adalah selisih antara piutang
SGU (gross investement) ditambah nilai sisa (nilai opsi) dengan kos aktiva SGU
3)
Pendapatan SGU yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat
pengembalian berkala (periodic rate of return) atas investasi neto perusahaan SGU
4)
Apabila perusahaan SGU menjual barang modal kepada Penyewa
guna usaha sebelum berakhirnya masa SGU, maka perbedaan antara harga jual
dengan investasi neto SGU saat penjualan harus diakui sebagai keuntungan atau
kerugian periode berjalan
5)
Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi SGU
harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan

Prodi Akuntansi FISE UNY

4

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

Contoh Akuntansi oleh Lessor
Informasi berikut berhubungan dengan transaksi SGU antara PT Rima (lessor) dab PT Rina
(Lessee):
(1)
Jangka waktu SGU adalah 6 tahun. Perjanjian SGU tidak dapat
dibatalkan. Pembayaran sewa tahunan dimulai awal tahun (dasar anuitas) masing-masing
sebesar Rp. 54.746,77 termasuk didalamnya executory cost Rp. 4.000)
(2)
Kos aktiva SGU adalah Rp. 200.000 nilai wajarnya pada inception of the
lease adalah Rp. 200.000 dengan taksiran umur ekonomis 6 tahun, tanpa nilai residu
(3)
Tidak ada kos langsung awal yang terjadi sehubungan dengan negosiasi
dan penghentian transaksi SGU
(4)
Perjanjian SGU tidak berisi opsi untuk memperbarui dan lessee
diharapkan mengembalikan aktiva SGU kepada lessor pada akhir masa SGU
(5)
Keterkumpulan bayaran SGU terjamin secara layak dan tidak ada kos
tambahan yang akan dikeluarkan oleh Lessor
(6)
Lessor menentukan sewa tahunan untuk mendapatkan tingkat return
sebesar 10% per tahun, kondisi ini diketahui oleh lessee
Jawab
Perhitungan pembayaran SGU tahunan dilakukan sebagai berikut:
Nilai Wajar Aktiva SGU
Rp. 200.000
(-) Nilai Sekarang dari nilai residu
0
Jumlah yang dapat diperoleh Lessor dari SGU Rp. 200.000
Jangka waktu SGU 6 tahun; tingkat return 10%
dan pembayaran sewa awal tahun (Rp. 200.000 : 4,79079)
Rp. 45.746,77
Transaksi SGU memenuhi kriteria SGU – Pembiayaan, sebab
(1) jangka waktu SGU melebihi 75% taksiran umur ekonomis aktiva SGU,
(2) PV pembayaran lease minimum melampaui 90% nilai wajar aktiva SGU,
(3) keterkumpulan bayaran terjamin secara layak,
(4) tidak ada kos yang akan dikeluarkan oleh lessor.
Transaksi ini merupakan bukan SGU bertipe pembiayaan, sebab tidak ada perbedaan antara nilai
wajar aktiva SGU dengan kosnya.
Piutang pembayaran SGU (gross investement) dihitung sebagai berikut:
= pembayaran SGU minimum - executory cost yang dibayar oleh
lessor+ nilai residu tidak dijamin
= [(Rp. 47.746,77 – Rp. 4.000) x 6] + 0
= Rp. 250.480,62
Pendapatan yang belum diakui dihitung sebagai berikut:
= Piutang SGU – Nilai wajar aktiva SGU
= Rp. 250.480,62 – Rp. 200.000
= Rp. 50.480,62
Jurnal untuk mencatat transaksi SGU dan timbulnya piutang serta pendapatan yang belum diakui
dibuat jurnal sebagai berikut:
Piutang SGU
Rp. 250.480,62
Ekuipmen
Rp. 200.000,00
Pendapatan belum diakui SGU
Rp. 50.480,62
Pada tanggal 1 Januari 1997 dicatat pembayaran SGU pertama sebagai berikut
Kas
Rp 45.746,77
Piutang SGU
Rp 41.746,77
Pajak Kekayaan
4.000
Pada tanggal 31 Desember 1997, mengakui pendapatan yang telah menjadi hak untuk tahun
pertama :
Pendapatan yang Belum Diakui-SGU Rp 15.825,32
Pendapatan SGU
Rp 15.825,32

Prodi Akuntansi FISE UNY

5

Diktat “Akuntansi Keuangan Menengah II”

LATIHAN SOAL
Perusahaan Xerox menandatangani sebuah perjanjian lease pada tanggal 1 Januari 2000 untuk
menyewabelikan mesin fotocopy kepada Fotocopy WIMA Madiun. Masa lease yang tidak dapat
dibatalkan ini adalah 5 tahun dan pembayaran diminta pada akhir setiap tahun. Informasi berikut
berhubungan dengan perjanjian ini :
1. Fotocopy WIMA Madiun mempunyai opsi untuk membeli mesin itu dengan harga Rp
10.000.000 pada saat berakhirnya lease.
2. Mesin tersebut berharga perolehan dan nilai wajar sebesar Rp 160.000.000 bagi perusahaan
Xerox; umur ekonomis yang bermanfaat adalah 5 tahun, dengan nilai sisa Rp 10.000.000
3. Fotocopy Wima Madiun diharuskan membayar Rp 5.000.000 setiap tahun kepada perusahaan
Xerox untuk biaya pelaksanaan
4. Perusahaan Xerox ingin memperoleh hasil pengembalian sebesar 10% atas investasinya
5. Kolektibilitas pembayaran cukup dapat diprediksi dan tidak ada ketidakpastian yang penting
mengenai biaya-biaya yang masih harus ditanggung oleh perusahaan Xerox.
Dari data-data tersebut,
a. Dikategorikan sebagai lease apa?
b. Hitunglah 5 pembayaran lease periodik!
c. Hitunglah pembayaran lease minimum!
d. Hitunglah piutang pembayaran lease!
e. Hitunglah pendapatan bunga yang diterima di muka!
f. Hitunglah investasi bersih perusahaan Xerox!
g. Buatlah jurnal saat lease terjadi 1 Januari 2000 untuk perusahaan Xerox!
h. Pada masa akhir pembayaran lease, Fotocopy Wima Madiun menggunakan hak opsinya,
buatlah jurnal penjualan itu untuk perusahaan Xerox!

Prodi Akuntansi FISE UNY

6