Analisis akuntansi sewa guna usaha.
xv
ABSTRAK
ANALISIS AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA
Studi Kasus Pada PT. Rahayu Putra Persada
Maria Ninda Yulianita
NIM : 112114007
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis akuntansi sewa guna usaha yang dibuat oleh perusahaan apakah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 tentang sewa guna usaha (lessee), yang meliputi dari pengakuan, pengukuran serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang berupa syarat dan prosedur perjanjian sewa guna usaha, pencatatan akuntansi sewa guna usaha yang dibuat oleh perusahaan, serta penyajian laporan keuangan.
Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa perusahaan: (1)Menggunakan jenis sewa guna usaha finance lease, (2) Belum menerapkan PSAK No. 30 tentang akuntansi sewa guna usaha, hal ini dikarenakan perusahaan tidak mencatat jurnal pada saat penghentian sewa guna usaha pada masa akhir sewa guna usaha, dan (3) Perusahaan belum memisahkan asset dan kewajiban sewa guna usaha dengan asset dan kewajiban bukan sewa guna usaha.
(2)
xvi
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF LEASE ACCOUNTING
Case Study on the PT. Rahayu Putra Persada
Maria Ninda Yulianita
NIM : 112114007
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
The purpose of this study was to analyze the lease accounting made by the company whether it is in accordance with Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK (Indonesian Statement of Financial Accounting Standards) No. 30. The study covers recognition, measurement, and disclosure in the financial statements of the company.
The data collection techniques used were interview, and documentation to obtain data such as the terms and procedures of the lease agreement, the lease accounting records made by the company, as well as the presentation of financial statements.
Based on the results of data analysis, it can be concluded that the company: (1)Uses finance-lease type, (2)Does not adopt PSAK No. 30 on lease accounting, since the company does not record a journal at the time of termination at the end of the lease, and (3)Does not segregate assets and leasing obligations with the assets and non lease liabilities.
(3)
i
ANALISIS AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA Studi Kasus Pada PT. Rahayu Putra Persada
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Maria Ninda Yulianita
112114007
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(4)
,
: '
, ,, ,,
SI(Effif
",-
:: ,t ::: ': : : l
.:
:ANAIJSH :ArftIFlrA$[$[ sEw.A
GrntA,rIisAfia
.:
::':
SUdi:Ssus,Paitr',f
f;16ffi
i,Putn,'Pet-**d4.,TehIi,Di
.d*,
Pembimbiqg
I
(5)
:
Selnetaris ta &legota Anggota
Drs.YP
S
I4Si'
QIA.,,CA,,,h;
AEto'ti
M;S-A.$kb..;
r',
(6)
iv
PERSEMBAHAN
Kepercayaan akan diri sendiri adalah rahasia utama untuk sukses.
(C. Rogen)
Percayalah kamu bisa dan itu sudah setengah jalan keberhasilan.
(Theodore Rosevelt)
Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.
(Anonim)
Jangan jadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu
bertahan melengkung melawan terpaan angin.
(Bruce Lee)
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:
Tuhan Yesus dan Santa Maria Pelindungku
(Alm) Papa Yuli dan
(Almh) Mama Anna
Kakak Vendi dan Simak (Nenek) Bintarti
Koko Marvel
(7)
UNTVERSITAS SAiYATA DHARMA
T.AKULTAS EKONOMI
JURUS$I AI(UNTAIYSI
*
PROGRAM STUDI AKTINTAi\iSI PER}TYATAA}I KEASLTAN KARYA TULIS SKRIPSIYang berknda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS AKTII{TANSI SEWA GUNA USAHA
Studi Kasus pada PT. Rahayu Putra Persada Jalan Raya Magelang
*
Purworejo KM 7, Magelangdan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 September 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan
ini
saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan orang lain yang saya ambildengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan ga$asan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah- olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan
ini
saya menyatakan menarik slrripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri.Bila
kemudian terbukti bahwa saya ternyata melalnrkantindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah- olah hasil pemikiran
saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Oktober 2015
Yang me uat pernyataan
Maria Ninda Yulianita
(8)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISYang bertandatangan dibawah
*,
.uru mahasiswa Universitas Sanata Dharma NamaNIM
: Maria Ninda Yulianita
:
ll2ll4007
Derni pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
..,
,,ANALIS$
AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA"Studi Kasus pada PT. Rahayu Putra Persada
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusi secara terbatas, dan mempublikasikannyadi
internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
ijin
dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini saya buat sebenamya.
Yogyakarta, 30 Oktober 201 5
Yans^W",
Maria Ninda Yulianita
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Univeritas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs.YP. Supardiyono, M.Si.,Ak.,QIA.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..
4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA selaku Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi
(10)
viii
5. M.Trisnawati R., S.E., M.Si., Ak, QIA., CA selaku dosen pendamping
akademik yang telah mendampingi dan memberikan motivasi kepada
penulis.
6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan staf sekretariat yang telah banyak membantu penulis sewaktu masih
duduk di bangku kuliah.
7. Bapak Rully, selaku pimpinan PT. Rahayu Putra Persada yang
memberikan ijin penelitian bagi penulis untuk melakukan penelitian dan
segenap karyawan PT. Rahayu Putra Persada yang telah banyak membantu
dalam mencari data yang dibutuhkan peneliti.
8. Ibu Fani yang peduli pada pendidikan saya, dan banyak mendorong dan
mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai
9. Romo Baskoro yang memberikan bantuan dan dukungannya sehingga saya
dapat kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10.Kakak dan Simak (Nenek) yang telah memberikan semangat untuk
penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Koko Marvel atas perhatian, kasih sayang, kesabaran, memberikan
dorongan semangat dan doanya selama ini, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
12.Teman- teman MPT dalam memberikan kritik dan saran selama
(11)
13. Putri,
Vit4
Melinda, Santi dan Esther yang selalu memberikan nasihat danmotivasi kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
14. Serrua teman- teman akuntansi 2011
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis
sepemrhnya akan segala kelemalran dan kekurangan yang ada dalam skripsiini.
Oleh karena itu penulis.mengharapkankritik
dan saranmembangun
dari
para pembaca.Semoga skripsiini
dapat bermanfaat bagi pembaca.Yogyakarta 30,Oktober 20 1 5
lk
(Maria Ninda Yulianita)
.J
i
r(12)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS…… v
HALAMAN PERSETUUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH… vi HALAMAN KATA PENGANTAR……… vii
HALAMAN DAFTAR ISI……….. x
HALAMAN DAFTAR TABEL……….. . xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xiv
ABSTRAK………. xv
ABSTRACT……….. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN………... 1
A.Latar Belakang Masalah……… 1
B.Rumusan Masalah……… 3
C.Tujuan Penelitian……….. 3
D.Batasan Masalah……… 3
E.Manfaat Penelitian ……… 3
F.Sistematika Penulisan………. 4
BAB II LANDASAN TEORI……….. 6
A.Sewa Guna Usaha……… 6
B.Jenis – jenis Sewa Guna Usaha……… 6
C.Karakteristik Sewa Guna Usaha……….. 9
D.Para Pihak dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha……. 11
(13)
xi
F.Prosedur Permohonan Sewa Guna Usaha……… 16
G.Sanksi –Sanksi……….. 18
H.Klasifikasi Sewa Guna Usaha ……….…. 19
I. Pengakuan Sewa Guna Usaha………... 19
J. Pengukuran Sewa Guna Usaha………. …. 24
K.Pengungkapan Sewa Guna Usaha dalam Laporan Keuangan Lessee………….………. 27
BAB III METODE PENELITIAN………. 31
A.Jenis Penelitian………. 31
B.Tempat dan Waktu Penelitian... 31
C.Ruang Lingkup Penelitian... 31
D.Data yang Digunakan... 32
E.Teknik Pengumpulan Data... 32
F.Teknik Analisis Data………. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 39
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 39
B. Visi dan Misi Perusahaan... 40
C.Motto dan Logo Perusahaan... 41
D.Struktur Organisasi Perusahaan dan Penjelasannya.... 42
E.Kegiatan Usaha Perusahaan... 47
F.Syarat Transaksi Sewa Guna Usaha... 51
G.Jaminan... 53
(14)
xii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 56
A. Mendiskripsikan Akuntansi Sewa Guna Usaha Perusahaan... 56
B. Hasil Perbandingkan Akuntansi Sewa Guna Usaha Perusahaan dengan PSAK No. 30 ... 67
BAB VI PENUTUP ... 70
A. Kesimpulan... 70
B. Keterbatasan... 71
C. Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA...…. 72
(15)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Tabel II. 1 Jurnal Umum- Finance Lease……… .. 21 2. Tabel II. 2 Jurnal Umum – Operating Lease……… .. 24 3. Tabel V. 1 Daftar Jadwal Pembayaran ……… 58 4. Tabel V. 2 Pencatatan Transaksi Sewa Guna Usaha
Perusahaan ………. 60 5. Tabel V.3 Depresiasi- Metode Garis Lurus……… 63 6. Tabel V. 4 Perbandingan Pengakuan Akuntansi Sewa
Usaha Perusahaan dengan PSAK No. 30……….. 67 7. Tabel V. 5 Perbandingan Pengukuran Akuntansi
Sewa Guna Usaha Perusahaan dengan PSAK No. 30…… 68 8. Tabel V. 6 Perbandingan Pengungkapan Akuntansi
Sewa Guna Usaha Perusahaan dengan
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar II. 1 Mekanisme Transaksi Sewa Guna Usaha….. 13
(17)
xv
ABSTRAK
ANALISIS AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA
Studi Kasus Pada PT. Rahayu Putra Persada
Maria Ninda Yulianita
NIM : 112114007
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis akuntansi sewa guna usaha yang dibuat oleh perusahaan apakah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 tentang sewa guna usaha (lessee), yang meliputi dari pengakuan, pengukuran serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang berupa syarat dan prosedur perjanjian sewa guna usaha, pencatatan akuntansi sewa guna usaha yang dibuat oleh perusahaan, serta penyajian laporan keuangan.
Berdasarkan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa perusahaan: (1)Menggunakan jenis sewa guna usaha finance lease, (2) Belum menerapkan PSAK No. 30 tentang akuntansi sewa guna usaha, hal ini dikarenakan perusahaan tidak mencatat jurnal pada saat penghentian sewa guna usaha pada masa akhir sewa guna usaha, dan (3) Perusahaan belum memisahkan asset dan kewajiban sewa guna usaha dengan asset dan kewajiban bukan sewa guna usaha.
(18)
xvi
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF LEASE ACCOUNTING
Case Study on the PT. Rahayu Putra Persada
Maria Ninda Yulianita
NIM : 112114007
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
The purpose of this study was to analyze the lease accounting made by the company whether it is in accordance with Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan/ PSAK (Indonesian Statement of Financial Accounting Standards) No. 30. The study covers recognition, measurement, and disclosure in the financial statements of the company.
The data collection techniques used were interview, and documentation to obtain data such as the terms and procedures of the lease agreement, the lease accounting records made by the company, as well as the presentation of financial statements.
Based on the results of data analysis, it can be concluded that the company: (1)Uses finance-lease type, (2)Does not adopt PSAK No. 30 on lease accounting, since the company does not record a journal at the time of termination at the end of the lease, and (3)Does not segregate assets and leasing obligations with the assets and non lease liabilities.
(19)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktiva tetap merupakan bagian penting dari kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan, salah satunya untuk perusahaan jasa transportasi
pengiriman paket/ barang. Menurut PSAK No 16 (2012: 339) asset tetap
adalah asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode. Menurut PSAK No. 30 (2012: 377), Sewa Guna Usaha
adalah suatu perjanjian di mana pihak yang menyewakan (lessor), memberikan hak kepada penyewa (lessee) untuk menggunakan suatu asset selama perode waktu tertentu.
PT. Rahayu Putra Persada memiliki aktiva tetap berupa kendaraan
dan sebagian besar aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan adalah
kendaraan roda empat. Kendaraan tersebut digunakan untuk membantu
menjalankan usaha bisnisnya pada bidang jasa transportasi pengiriman
paket/ barang. Perusahaan untuk memiliki aktiva tetap tersebut harus
melakukan cara seperti membeli tunai dengan menggunakan modal
sendiri, kredit menggunakan jasa lembaga keuangan seperti bank, atau
menggunakan jasa lembaga non keuangan seperti sewa guna usaha. Ketiga
jenis ini yang dipakai oleh perusahaan untuk memiliki aktiva tetap berupa
(20)
cara sewa guna usaha dalam pengadaan kendaraan. Alasan perusahaan
menggunakan sewa guna usaha, karena prosedurnya yang mudah, tidak
sulit,dan pelayanannya cepat.
Sewa guna usaha diperkenalkan untuk pertama kalinya di
Indonesia pada tahun 1974 dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama
Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian
dengan No.Kep-122/MK/2/1974, No 32/M/SK/2/1974, dan No.
30/KPB/1/1974 Tanggal 7 Februari 1974 tentang Perijinan Sewa Guna
Usaha. Menurut Keputusan Menkeu No 1169/KMK.01/1991, pada tanggal
21 November 1991:
Sewa Guna Usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara sewa guna usaha dengan hak opsi( finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran berkala”. Terdapat dua jenis sewa guna usaha, yaitu finance lease dan operating lease. Sewa guna usaha juga terdapat pihak- pihak yang terlibat, diantaranya adalah lessor, lessee, dan supplier.
Para pihak yang terlibat dalam transaksi sewa guna usaha ini
adalah PT. Equity Finance Indonesia sebagai lessor dan PT. Rahayu Putra Persada sebagai lessee. Saat transaksi sewa guna usaha, perusahaan pasti akan menyajikan, mencatat dan melaporkan transaksi yang terjadi didalam
perusahaan. Namun setiap perusahaan dalam melakukan pencatatan
(21)
Oleh karena itu diperlukan Standar Akuntansi seperti PSAK No. 30
yang digunakan untuk penyeragaman dalam pencatatan, pengukuran, dan
pelaporan perusahaan. Standar akuntansi ini merupakan pedoman bagi
terciptanya keseragamaan perlakuan akuntansi transaksi sewa guna usaha,
sehingga pembaca mudah untuk memahami.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah akuntansi sewa guna usaha di PT. Rahayu Putra Persada sudah
sesuai dengan PSAK No. 30?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui akuntansi sewa guna usaha di PT. Rahayu Putra Persada
menurut PSAK No. 30 tentang sewa guna usaha.
D. Batasan Masalah
Dalam perjanjian transaksi sewa guna usaha melibatkan dua pihak yaitu
lessor dan lessee. Namun penelitian ini membatasi pada akuntansi sewa guna usaha untuk pihak lessee.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan dapat mengetahui Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
sewa guna usaha terhadap kebijakan akuntansi sehingga dapat
(22)
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat berguna bagi universitas sebagai tambahan pustaka
dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang ada hubungan dengan
akuntansi sewa guna usaha.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti dalam menerapkan
teori yang telah didapat di bangku kuliah dan menambah pengetahuan
bagi penulis tentang penerapan akuntansi sewa guna usaha.
F. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam
melakukan penelitian serta sebagai dasar dalam melakukan
pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bagian- bagian yang menjelaskan
tentang penelitian, tempat penelitian, data yang dicari,
(23)
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan dan
perkembangan perusahaan, visi, misi perusahaan, struktur
organisasi yang meliputi tanggung jawab dan wewenang,
pencatatan (jurnal) terjadinya kontrak kepada lessor,
pencatatan (jurnal) pembayaran angsuran oleh perusahaan,
dan pencatatan (jurnal) amortisasi.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang data- data yang diperoleh dari
perusahaan dan merupakan hasil yang akan menjawab
permasalahan yang telah ditetapkan, kemudian dilanjutkan
dengan analisis data untuk mengetahui pencatatan
penjurnalan perusahaan antara dengan teori.
BAB VI PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan atas pembahasan yang telah
(24)
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sewa Guna Usaha
Menurut Keputusan Menkeu No 1169/KMK.01/1991, pada tanggal
21November 1991:
“Sewa Guna Usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal secara sewa guna usaha dengan hak opsi ( finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran berkala”.
Menurut Kieso (2007: 159), sewa guna usaha adalah perjanjian
kontraktual antara lessor dan lessee yang memberikan hak kepada lessee
untuk menggunakan properti tertentu, yang dimiliki oleh lessor, selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang sewa yang sudah
ditentukan dan yang umumnya dilakukan secara periodik
B. Jenis- jenis Sewa Guna Usaha
Menurut Samudra (2008 : 27), jenis- jenis sewa guna usaha yang
sudah dikenal secara umum, terdiri dari dua jenis sewa guna usaha yaitu:
1. Finance Lease
Sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha(lessor)
adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa
(25)
dibutuhkan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai
pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan,
pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek
transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha,
penyewa melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala
dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa
(residual value), yang mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunga yang merupakan
pendapatan perusahaan sewa guna usaha.
Akuntansi untuk sewa guna usaha finance lease
memerlukan pencatatan yang serupa dengan pembelian sebuah
aktiva dengan persyaratan kredit jangka panjang. Jumlah yang
dicatat sebagai aktiva dan sebagai utang adalah nilai sekarang dari
pembayaran minimum sewa guna usaha di masa depan.
Pembayaran minimum sewa guna usaha terdiri dari total
pembayaran sewa guna usaha, penawaran opsi pembelian dan nilai
sisa yang dijamin. Dimana finance lease sendiri terbagi dalam beberapa bentuk transaksi. Dua bentuk finance lease yang umum dijumpai adalah direct finance lease serta sale and lease back.
1. Direct Finance Lease
Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease, dimana transaksi ini pihak lessor membeli barang modal atas permintaan lessee dan sekaligus menyewagunakan barang
(26)
tersebut kepada lessee. Lessee dapat menentukan spesifikasi barang yang diinginkan termasuk penentuan harga dan
suppliernya. Proses pembelian yang dilakukan lessor hanyalah untuk memenuhi kebutuhan pihak lessee.
2. Sale and lease back
Proses ini dilakukan di mana pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara lessee dengan lessor.
2. Operating Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha
membeli barang modal dan selanjutnya disewagunakan kepada
penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease, dimana jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha secara berkala dan
mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
modal tersebut beserta dengan bunganya, sedangkan dalam
operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut dengan bunganya.
Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha
mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang
disewagunakan atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha
lainya.
Akuntansi untuk sewa guna usaha operating lease, pembayaran sewa guna usaha sering kali dibayar dimuka. Jika
(27)
periode sewa guna usaha tidak bersamaan dengan tahun fiskal
lessee. Akun sewa guna usaha yang dibayar dimuka akan disesuaikan pada tiap akhir periode.
C. Karakteristik Sewa Guna Usaha
Menurut Stice (2005: 299), bahwa sewa guna usaha sangat
beragam dalam hal provisi kontratualnya. Keragaman ini antara lain
karena adanya provisi untuk pembatalan dan denda, pembaruan kontrak
dan opsi pembelian, persyaratan sewa guna usaha, masa manfaat aktiva,
nilai sisa aktiva, pembayaran minimum sewa guna usaha, tingkat bunga
implisit dalam perjanjian sewa guna usaha, dan tingkat risiko yang
diasumsikan oleh lessee, termasuk pembayaran biaya-biaya tertentu seperti pemeliharaan, asuransi, dan pajak. Hal-hal ini dan fakta lain yang relevan,
harus dipertimbangkan dalam menentukan perlakuan akuntansi yang tepat
untuk sewa guna usaha. Banyak variabel yang mempengaruhi kapitalisasi
sewa guna usaha salah satunya adalah:
1. Provisi Pembatalan
Beberapa sewa guna usaha tidak dapat dibatalkan
(noncancelable), berarti bahwa kontrak sewa guna usaha ini hanya dapat dibatalkan apabila merupakan hasil dari kontinjensi kecil
atau bahwa provisi pembatalan dan denda sangat mahal, sehingga
(28)
2. Opsi Pembelian Murah
Jika harga opsi pembelian digunakan, maka opsi tersebut
disebut dengan opsi pembelian murah. Dengan definisi ini, suatu
opsi pembelian murah adalah satu yang diharapkan akan
digunakan. Karena itu, perjanjian sewa guna usaha yang
memasukkan suatu opsi pembelian umumnya akan berakhir
dengan perpindahan kepemilikan aktiva dari lessor ke lessee. Sewa guna usaha tidak dapat dibatalkan dengan opsi pembelian
murah dicatat sebagai sewa guna usaha modal.
3. Masa Sewa Guna Usaha
Variabel yang paling penting dalam perjanjian sewa guna
usaha adalah masa sewa guna usaha yakni periode waktu dari
permulaan sampai akhir sewa guna usaha. Tujuan akuntansi, masa
akhir sewa guna usaha didefinisikan sebagai akhir periode sewa
guna usaha yang tidak dapat dibatalkan, ditambah opsi untuk
perpanjangan masa sewa yang mungkin dilaksanakan. Suatu opsi
pembaruan murah adalah opsi dengan tingkat sewa guna usaha
yang menarik atau provisi bagus lainnya, sehingga diperkirakan
sewa guna usaha akan diperbarui melebihi periode sewa guna
usaha yang sudah ditetapkan. Jika suatu opsi penawaran
pembaruan dimasukkan dalam kontrak sewa guna usaha, yang
(29)
penawaran opsi pembelian, tetapi tidak melebihi tanggal opsi
pembelian.
4. Nilai Sisa (Residu)
Nilai pasar properti yang disewagunausahakan pada akhir
masa sewa guna usaha disebut dengan nilai sisa atau nilai residu.
Beberapa kontrak sewa guna usaha mengharuskan lessee
menjamin nilai sisa minimum. Jika nilai pasar pada akhir masa
sewa guna usaha turun dibawah nilai sisa yang dijamin, lessee
harus membayar selisihnya. Jika tidak terdapat opsi pembelian
murah atau jaminan atas nilai sisa, lessor kembali memperoleh properti pada akhir masa sewa guna usaha dan mungkin
menawarkan pembaruan sewa guna usaha, menyewagunausahakan
aktiva ke lessee lain, atau menjual properti. D. Para Pihak dalam Perjanjian Sewa Guna Usaha
Menurut Darmawi (2006: 200), pihak- pihak yang terlibat dalam
perjanjian sewa guna usaha adalah
1. Lessor
Perusahaan sewa guna usaha atau pihak yang memberikan
jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk penyediaan barang modal. Lessor dalam finance lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk
membiayai barang modal dengan mendapatkan keuntungan,
(30)
mendapatkan keuntungan dari penyediaan dan pemberian barang
serta pemberian jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta
pengoperasian barang- barang tersebut.
2. Lessee
Perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari pihak lessor. Lessee dalam
finance lease bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara
berkala. Pada akhir kontrak sewa guna usaha, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut. Operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya disamping tenaga operator dan perawatan
alat tersebut tanpa resiko bagi lessee terhadap kerusakan. 3. Supplier
Perusahaan yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh
lessor. Dalam mekanisme finance lease, supplier langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor
sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya dalam
operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada
lessor dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
(31)
4. Bank / Kreditur
Suatu perjanjian atau kontrak sewa guna usaha, pihak bank
atau kreditur tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut,
namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana
kepada lessor terutama dalam mekanisme financial lease. Leverage lease dimana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.
Gambar II.1 Mekanisme Transaksi Sewa Guna Usaha
Sumber:Darmawi (2006 : 201)
Keterangan :
a. Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi, jangka waktu pengiriman serta jaminan purna
jual atas barang yang akan dilease.
b. Lessee melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat dari lessor. Lease quotation memuat mengenai syarat- syarat pokok pembiayaan sewa guna usaha antara lain keterangan barang, harga, cash
(32)
security deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa, dan persyaratan – persyaratan lainnya.
c. Lessor mengirim letter of offer atau commitment letter kepada
lessee yang berisi syarat- syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee tersebut.
d. Penandatanganan kontrak sewa guna usaha setelah semua persyaratan.
e. Pengiriman order beli kepada supplier disertai intruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi yang telah disetujui.
f. Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan dan lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar yang diserahkan kepada supplier.
g. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti- bukti kepemilikan barang lainnya.
h. Pembayaran oleh lessor kepada supplier.
i. Pembayaran sewa (lease payment) secara berkala oleh lessee
kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya.
E. Keunggulan Sewa Guna Usaha
Menurut Kieso (2007: 160), beberapa keunggulan yang umumnya
(33)
1. Pembiayaan 100% dengan Suku Bunga Tetap
Sewa guna usaha sering ditandatangani tanpa
membutuhkan uang muka dari lessee, yang membantu menghemat dana kas yang terbatas khususnya sangat diinginkan oleh
perusahaan baru dan sedang berkembang. Pembayaran lease
bersifat tetap, sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya biaya uang.
2. Proteksi terhadap Keusangan
Peralatan yang di-lease dapat mengurangi risiko keusangan bagi lessee, dan banyak kasus memindahkan risiko nilai residu kepada lessor.
3. Fleksibilitas
Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan- batasan bila dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee. Pembayaran sewa mungkin jumlahnya tidak berubah dari tahun ke tahun atau mungkin berubah naik atau
turun.
4. Pembiayaan yang Lebih Murah
Beberapa perusahaan menyadari bahwa pembiayaan dengan
sewa guna usaha ternyata lebih murah daripada jenis pembiayaan
lainnya. Melalui sewa guna usaha, perusahaan sewa guna usaha
(34)
memberikannya kepada lessee atau pemakai aktiva yang di-lease
berupa pembayaran sewa yang lebih rendah.
5. Keuntungan Pajak
Tujuan perpajakan, perusahaan dapat mengkapitalisasi dan
mendepresiasi aktiva lease. Hasilnya perusahaan melakukan pengurangan di muka alih- alih diakhir dan sekaligus mengurangi
pajaknya.
6. Pembiayaan di Luar Neraca ( Off Balance Sheet Financing)
Beberapa lease tidak mengakibatkan bertambahnya utang pada neraca atau mempengaruhi rasio keuangan, tetapi dapat
menambah kemampuan perusahaan untuk melakukan pinjaman.
F. Prosedur Permohonan Sewa Guna Usaha
Setiap permohonan yang diajukan oleh pihak lessee haruslah langsung kepihak lessor, baik secara lisan maupun tertulis, kemudian oleh pihak lessor akan dipelajari secara seksama sehingga pada akhirnya nanti tidak akan merugikan pihak lessor akibat terjadi kesalahan analisis.
Menurut Kasmir (2005 : 264), prosedur permohonan fasilitas sewa
guna usaha oleh lessee kepada lessor secara umum sebagai berikut:
1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang modal baik secara lisan maupun tertulis.
2. Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan permohonan lessee.
(35)
a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak sewa guna usaha, yang berisikan maksud dan tujuan mengajukan
secara sewa guna usaha serta cara pembayarannya.
b. Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk PT atau yayasan.
c. KTP atau kartu keluaga jika lessee berbentuk perseorangan.
d. Laporan keuangan ( neraca dan laporan laba rugi) tiga tahun terakhir jika lessee berbentuk PT
e. Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk perseorangan.
f. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik perseorangan
maupun perusahaan.
3. Jika dokumen sudah lengkap, maka pihak lessor memberikan informasi tentang persyaratan dalam perjanjian kontrak antara
lessee dengan lessor, termasuk hak dan kewajibannya.
4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan data yang diberikan lessee.
5. Mengukur kemampuan nasabah membayar dan kemauan untuk
membayar dengan disertakan kebenaran informasi dan data yang
ada dilapangan.
6. Jika permohonan lessee telah diterima oleh pihak lessor, maka pihak lessor mengadakan pertemuan dengan pihak lessee, untuk membahas tentang persyaratan yang harus dipenuhi antara lain
(36)
penandatanganan surat perjanjian serta biaya- biaya yang harus
dibayar oleh lessee.
7. Pihak lessee membayar sejumlah kewajibannya dan mendatangani surat perjanjian antara lessee dengan lessor.
8. Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barang yang diinginkan lessee dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak supplier.
9. Pihak lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang sudah disetor lessee sebelumnya kepada pihak lessor.
10.Pihak supplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti pembayaran yang telah dilakukan oleh lessor.
11.Pihak lessor juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah diterbitkan oleh pihak lessor atas nama lessee.
G. Sanksi–sanksi
Menurut Kasmir (2005: 267), sanksi- sanksi yang diberikan pihak
lessor kepada lessee, apabila lessee tidak memenuhi kewajibannya kepada pihak lessor sesuai perjanjian yang telah disepakati adalah sebagai berikut:
1. Berupa teguran lisan supaya segera melunasi.
2. Jika teguran lisan tidak direspon, maka akan diberikan teguran
tertulis.
3. Dikenakan denda sesuai perjanjian.
(37)
H. Klasifikasi Sewa Guna Usaha untuk Lessee
Menurut Juan (2012: 379), terdapat klasifikasi sebagai sewa
pembiayaan:
1. Sewa mengalihkan kepemilikan asset kepada lessee pada akhir masa sewa.
2. Lessee memiliki opsi untuk membeli asset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal
opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan.
3. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik asset
meskipun hak milik tidak dialihkan.
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
secara substansial mendekati seluruh nilai wajar asset sewaan.
5. Asset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
I. Pengakuan Sewa Guna Usaha
1. Finance Lease
Menurut PSAK No. 30 (2014: 30.6), pengakuan sewa finance lease
adalah:
1. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa finance lease sebagai asset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai
(38)
minimum, jika nilai kini tersebut lebih rendah daripada nilai wajar.
Penilaian ditentukan pada awal masa sewa.
2. Transaksi dan kejadian lain dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas keuangannya, dan tidak selalu mengikuti
bentuk hukumnya. Meskipun bentuk hukum perjanjian sewa
nenyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak secara hukum atas asset sewaan, tetapi dalam hal sewa pembiayaan, secara
substansi dan realitas keuangan lessee memperoleh manfaat ekonomik dari penggunaan asset sewaan tersebut selama sebagian
besar umur ekonomiknya. Sebagai kosenkuensinya lessee
menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sejumlah,
pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari asset dan beban
(39)
Tabel II.1
Jurnal Umum – Finance Lease Sumber: PSAK No. 30 (2012: 390- 393)
Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Debit Kredit 20x
1
Jan 1 Peralatan Sewaan xxx
Utang Sewa xxx (Pencatatan sewa finance
lease awal perjanjian)
1 Utang-Sewa xxx Biaya Administrasi xxx Biaya Asuransi xxx
Kas xxx
(Mencatat biaya saat perjanjian sewa guna usaha)
Des 31 Utang Jangka Panjang-Sewa xxx Beban Bunga xxx
Kas xxx
(Membayar sewa secara periodik/ berkala)
31 Beban Depresiasi Aset- Sewa
xxx
Akumulasi Depresiasi Asset- Sewa
xxx
(Mencatat beban penyusutan)
31 Utang Sewa xxx
Kas xxx
(40)
Tabel II.1
Jurnal Umum – Finance Lease Sumber: PSAK No. 30 (2012: 390- 393)
(Lanjutan)
Halaman : 2 Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Debit Kredit 20x4
Des 31 Utang Sewa xxx Akumulasi Peralatan xxx
Peralatan Sewaan xxx (Menutup akun sewa)
3. Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi
keuangan lessee, maka sumber daya ekonomik dan tingkat kewajiban dari entitas menjadi terlalu rendah sehingga mendistorsi
rasio keuangan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan diakui dalam
laporan posisi keuangan lessee sebagai asset dan kewajiban untuk membayar sewa masa depan. Pada awal masa sewa, asset dan
liabilitas untuk membayar sewa masa depan diakui dalam laporan
posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya
langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai asset.
4. Liabilitas dari asset sewaan tidak tepat disajikan sebagai pengurang
asset sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian liabilitas
dalam laporan posisi keuangan dibedakan antara liabilitas jangka
(41)
5. Biaya langsung awal sering terjadi sehubungan dengan aktivitas
sewaa tertentu, seperti aktivitas negoisasi dan pemastian
pengaturan sewa. Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
pada aktivitas lessee untuk sewa pembiayaan ditambahkan dalam jumlah yang diakui sebagai asset
2. Operating Lease
Menurut PSAK No. 30 (2014 : 30.8), pengakuan sewa operating lease
adalah:
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan
dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat asset yang
dinikmati pengguna.
Sewa operasi, pembayaran sewa( tidak termasuk biaya untuk jasa
seperti biaya asuransi dan pemeliharaan) diakui sebagai beban dengan
dasar garis lurus, kecuali terdapat sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna
(42)
Tabel II.2
Jurnal Umum– Operating Lease Sumber : PSAK No. 30 (2012 : 385)
Halaman: 1 Tanggal Keterangan Ref Jumlah
Debit Kredit 20x
1
Jan 15 Beban Sewa xxx
Kas xxx
(Membayar sewa secara periodik/ berkala)
J. Pengukuran Sewa Guna Usaha
Menurut PSAK No. 30 (2014 : 30.6), pengukuran sewa guna usaha
finance lease adalah:
1. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan pengurangan liabilitas. Beban
keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa
sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik
yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada
periode terjadinya.
2. Sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk asset
tersusutkan dan beban keuangan pada setiap periode akuntansi.
Kebijakan penyusutan untuk asset sewaan konsisten dengan asset
yang dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui
berdasarkan PSAK 16: Asset tetap dan PSAK 19: Asset tak
(43)
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka asset
sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih
pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya.
Menurut PSAK No. 30, terdapat tiga jenis metode depresiasi,
diantaranya:
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus ini digunakan apabila manfaat ekonomis
yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama.
Rumus:
Depresiasi = (Harga Perolehan- Nilai Sisa) / taksiran umur asset.
2. Metode Saldo Menurun
Metode saldo menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan
yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan bahwa
aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan
penghasilan, peran aktiva tersebut semakin lama semakin
mengecil seiring semakin tuanya aktiva tersebut.
Rumus:
Tarif depresiasi = ( 100% : taksiran umur manfaat) x 2
3. Metode Unit Produksi
Metode unit produksi ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam
satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dihitung
dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap
(44)
Rumus:
Penyusutan per tahun = jumlah produksi setahun x penyusutan
per unit.
Penyusutan per unit = (harga perolehan – nilai residu) taksiran jumlah produksi.
3. Jumlah tersusutkan dari asset sewaan dialokasikan pada setiap
periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar
yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan asset
yang dimiliki. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee
akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka
perkiraan masa penggunaan asset adalah umur manfaat asset
tersebut. Jika tidak, maka asset sewaan disusutkan selama periode
yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya.
4. Jumlah beban penyusutan asset dan beban keuangan untuk periode
sangat jarang akan sama nilainya dengan jumlah pembayaran utang
sewa untuk periode tersebut, oleh karena itu tidak tepat jika
pembayaran utang sewa langsung diakui sebagai beban. Sejalan
dengan hal tersebut, kecil kemungkinan bahwa nilai asset akan sama
(45)
K. Pengungkapan Sewa Guna Usaha dalam Laporan Keuangan Lessee
Finance Lease
Menurut PSAK.No.30 (2014: 30.7), pengungkapan yang berhubungan
dengan sewa dalam laporan keuangan lessee berbeda dengan sewa dalam laporan keuangan lessor.
1. Finance Lease
a. Aktiva yang disewagunausaha dilaporkan sebagai bagian aktiva
tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha yang
bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban lainnya.
b. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan
laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling
tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
2. Penyusutan aktiva yang disewaguna usahakan yang dibebankan
dalam tahun berjalan.
3. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna
usaha.
4.Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta
amortisasinya sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
5.Ikatan- ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa
(46)
Selain itu finance lease mensyaratkan lessee minimal mengungkapkan asset sewaan, analisis liabilitas sewa guna usaha, dan
penjelasan umum tentang perjanjian sewa guna usaha.
Secara khusus, paragraph 31 PSAK No.30 mensyaratkan
pengungkapan berikut:
a. Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok asset pada tanggal
pelaporan.
b.Rekonsiliasi antara pembayaran sewa minimum pada tanggal
pelaporan dengan nilai kininya.
c. Jumlah agregat pembayaran sewa minimum pada tanggal
pelaporan dan nilai kininya untuk setiap periode berikut:
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
d. Rental kontinjen yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
e. Total perkiraan penerimaan pembayaran sewa – lanjut minimum di masa depan dari kontrak sewa – lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal pelaporan.
f. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessee yang material, yang meliputi namun tidak terbatas pada hal- hal berikut:
(47)
2. Ada atau tidaknya klausul – klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau opsi pembelian dan eskalasi beserta
persyaratannya.
3. Pembatasan – pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan deviden, utang tambahan, dan sewa
lanjutan.
2. Operating Lease
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan
dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis
lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat asset
yang dinikmati pengguna.
Dalam sewa operasi, pembayaran sewa (tidak termasuk biaya
untuk jasa seperti biaya asuransi dan pemeliharaan) diakui sebagai
beban dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain
yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati
pengguna walaupun pembayaran dilakukan tidak atas dasar tersebut.
Sewa operasi, dalam PSAK No. 30 mensyaratkan lessee minimal mengungkapkan komitmen modal terkait pembayaran sewa di masa
depan, beban sewa yang dibebankan ke laporan laba rugi dan
penjelasan umum tentang perjanjian sewa.
Paragraf 35 PSAK No. 30 mensyaratkan pengungkapan sebagai
(48)
a. Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa
guna usaha operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap
periode berikut:
1.Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
3. Lebih dari lima tahun
b. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut
masa depan dari kontrak sewa- lanjut yang tidak dapat dibatalkan
pada akhir periode pelaporan.
c. Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai beban
dalam periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk
masing- masing jumlah pembayaran sewa guna usaha minimum,
rental kontijen, dan pembayaran sewa lanjut.
d. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessee yang material meliputi: 1. Dasar penentuan utang rental kontinjen
2. Ada atau tidaknya klausul – klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau opsi pembelian dan eskalasi beserta
persyaratannya.
3. Pembatasan – pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa guna usaha seperti pembatasan deviden, utang tambahan,
(49)
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang merupakan
deskriptif. Menurut Jogiyanto (2010: 12), penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan
siapa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa yang dilakukannya, kapan
dilakukan, di mana dan bagaimana melakukannya. Penelitian dengan studi
kasus menurut Jogiyanto (2010: 54) adalah penelitian yang mendalam
tetapi hanya melibatkan satu objek saja.
B Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Rahayu Putra Persada yang terletak di
Jln. Raya Magelang – Purworejo KM 7, Magelang b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2015 C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penulisan ini adalah:
a. Pemimpin Perusahaan
b. Bagian Akuntansi
(50)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini terbatas pada masalah akuntansi sewa guna usaha
perusahaan PT. Rahayu Putra Persada
D. Data yang Digunakan
Dokumen terkait dengan sewa guna usaha, diantaranya biaya sewa, bunga, kontrak sewa guna usaha.
Pencatatan/ penjurnalan yang dilakukan oleh perusahaan
Laporan Keuangan yang dilakukan oleh perusahaan (Neraca dan Laporan Rugi/ Laba
Data – data lain yang mendukung penelitian ini E. Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti sebagai
berikut:
a. Metode Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meneliti,
mengumpulkan data mengenai sejarah perusahaan dan
perkembangannya, serta pencatatan pembayaran kendaraan secara
sewa guna usaha.
b. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pihak- pihak yang terkait, untuk memperoleh
informasi terkait sewa guna usaha, di mana berupa prosedur sewa
(51)
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah digunakan langkah- langkah
sebagai berikut:
1. Membandingkan akuntansi sewa guna usaha perusahaan dengan
PSAK No. 30 (2014: 30.6-30.7), yang terdiri dari :
a. Pengakuan
Finance Lease
1. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa sebagai asset dan liabilitas di awal masa sewa sebesar nilai
terendah antara nilai wajar asset sewaan atau sebesar
nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
2. Transaksi dan kejadian lain dicatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas keuangannya, dan tidak
selalu mengikuti bentuk hukumnya. Secara substansi dan
realitas keuangan lessee memperoleh manfaat ekonomik dari penggunaan asset sewaan tersebut selama sebagian
besar umur ekonomiknya. Menanggung kewajiban untuk
membayar hak tersebut sejumlah, pada awal sewa, yang
mendekati nilai wajar dari asset dan beban keuangan.
Jurnal transaksi sewa finance lease:
a. Pada saat pengakuan awal, yaitu asset dan kewajiban
(52)
b. Menbayar biaya- biaya saat perjanjian sewa guna
usaha
c. Membayar angsuran sewa guna usaha
d. Opsi pembelian
e. Depresiasi asset sewa guna usaha
f. Pencatatan penutup akun sewa guna usaha
Operating Lease
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai
beban atas pembayaran sewa dengan dasar garis lurus selama
masa sewa, kecuali terdapat sistematis lain yang dapat lebih
mencerminkan pola waktu dari manfaat asset yang dinikmati.
Jurnal transaksi sewa operating lease:
a. Jurnal pada tiap pembayaran sewa.
b. Pengukuran
Finance Lease
1. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian
yang merupakan beban keuangan dan pengurangan
liabilitas.
2. Finance lease menimbulkan beban penyusutan untuk asset tersusutkan dan beban keuangan pada setiap
periode akuntansi. Jumlah tersusut dari asset sewaan
dialokasikan pada setiap periode akuntansi selama
(53)
Operating Lease
Pada dasarnya, nilai beban sewa diukur berdasarkan
jumlah pembayaran sewa yang dilakukan oleh lessee.
Namun, terkadang lessee mendapatkan insetif tertentu dari
lessor agar bersedia melaksanakan perjanjian sewa. Insetif dapat berupa pembayaran tunai di muka kepada lessee atau potongan pembayaran sewa.
c. Pengungkapan
Finance Lease
1. Aktiva yang disewagunausaha dilaporkan sebagai bagian aktiva
tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna usaha
yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban
lainnya.
2.Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan
laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar
paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya.
b. Penyusutan aktiva yang disewaguna usahakan yang
dibebankan dalam tahun berjalan.
c. Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa
(54)
d.Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta
amortisasinya sehubungan dengan transaksi sale and leaseback.
e. Ikatan- ikatan penting yang dipersyaratkan dalam perjanjian
sewa guna usaha.
Selain itu PSAK No. 30, mensyaratkan lessee minimal mengungkapkan asset sewaan, analisis liabilitas sewa guna usaha,
dan penjelasan umum tentang perjanjian sewa guna usaha.
1. Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok asset pada
tanggal pelaporan.
2. Rekonsililiasi antara pembayaran sewa minimum pada
tanggal pelaporan dan nilai kininya. Selain itu, entitas
mengungkapan total pembayaran sewa minimum masa depan
pada akhir periode pelaporan, dan nilai kininya untuk setiap
periode berikut:
a. Sampai dengan satu tahun
b. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
c. Lebih dari lima tahun
3. Rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode.
4. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-
lanjut masa depan dari kontrak sewa- lanjut yang tidak dapat
(55)
5. Penjelasan umum isi pengaturan sewa yang material yang
meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:
a. Dasar penentuan utang rental kontinjen.
b. Keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan atas pembelian dan klausul eskalasi.
c. Pembatasan yang ditetapkan dalam pengaturan sewa, seperti pembatasan dividen, tambahan utang dan sewa-
lanjut.
Operating Lease
a. Total pembayaran sewa minimum masa depan dalam
sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap
periode berikut:
1. Sampai dengan satu tahun
2. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun.
3. Lebih dari lima tahun.
b. Total perkiraan penerimaan pembayaran sewa
minimum sewa-lanjut masa depan dari kontrak sewa-
lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode
pelaporan.
c. Pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai
beban pada periode, dengan pengungkapan terpisah
untuk jumlah pembayaran minimum sewa, rental
(56)
d. Penjelasan umum pengaturan sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
1. Dasar penentuan utang rental kontinjen.
2. Keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan
atas pembelian dan klausul eskalasi.
3. Pembatasan yang ditetapkan dalam pengaturan
sewa, seperti pembatasan dividen, tambahan
utang dan sewa- lanjut.
4. Membuat kesimpulan bahwa apakah akuntansi sewa guna usaha
(57)
39
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT. Rahayu Putra Persada merupakan salah satu badan usaha milik
swasta yang bergerak dalam bidang jasa transportasi dan angkutan/ jasa
pengiriman paket. Berdiri pertama kali pada tanggal 22 Mei 1975 dengan
nama Rahayu Travel, yang berlokasi di Terminal Kebon Polo 41
Magelang. Rahayu Travel didirikan oleh Bapak Anwar Hardani (Alm),
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penyediaan sarana
transportasi antar kota dan masih berbadan hukum firma. Pada tahun 1998
diubah status badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan
berganti nama menjadi Rahayu Putra Persada.
Perkembangan selanjutnya putra dari bapak Anwar Hardani (Alm)
yaitu Bapak Rully Djunaedi meneruskan usaha dari Bapak Anwar Hardani
(Alm), dimana Bapak Rully Djumaedi menambah jasa yang diberikan oleh
masyarakat yaitu pengiriman barang yang cepat sampai tujuan dengan
aman dan dalam kondisi yang baik. Maka didirikanlah divisi Rahayu Putra
Persada Express (RAPEPEX) pada tanggal 17 November 1998 yang
berkantor dijalan Magelang- Purorejo km 7, Tanjung- Anom Magelang.
Pada awalnya Rappex hanya memiliki dua buah armada saja yaitu Colt
Diesel, yang melayani pengiriman barang (paket) ke Surabaya dan kota-
(58)
Seiring dengan permintaan dan kepercayaan para pelanggan kepada
pelayanan PT. Rahayu Putra Persada, maka perusahaan mulai menambah
armada dengan mobil truk/ box yang lebih besar, agar dapat memuat
barang/ paket lebih banyak. Di samping itu PT. Rahayu Putra Persada juga
memperluas wilayah pengiriman paket ke kota- kota lain di wilayah pulau
jawa seperti: Semarang, Salatiga, Purworejo, Kutoarjo, Kebumen,
Gombong, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Parakan,
Temanggung, Tegal, Cirebon, Tangerang dan Jakarta.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Visi PT. Rahayu Putra Persada adalah menjadi perusahaan penyedia jasa
expedisi yang paling diminati oleh konsumen
Misi
Misi PT. Rahayu Putra Persada adalah:
1. PT. Rahayu Putra Persada sebagai perusahaan penyedia jasa ekspedisi
yang paling diminati oleh konsumen melalui layanan yang tepat waktu,
mudah, aman, dan dengan harga yang kompetitif
2. PT. Rahayu Putra Persada adalah perusahaan yang berorientansi pada
keuntungan perusahaan untuk dapat membesarkan perusahaan, dan
mensejahterakan karyawannya. Dimana perusahaan memberikan
tunjangan- tunjangan antara lain Tunjangan Hari Raya (THR), SPP bagi
anak karyawan sampai dengan jenjang Sekolah Menengah Pertama
(59)
C. Motto dan Logo Perusahaan
1. Motto
“ We Serve Better” menunjukkan bahwa PT. Rahayu Putra Persada akan selalu melayani lebih baik dan selalu memuaskan pelanggan
dengan pelayanan jasa pengiriman yang cepat, terpercaya dan
professional.
2. Logo PT. Rahayu Putra Persada
Arti dan penjelasan logo PT. Rahayu Putra Persada:
a. Bentuk bulatan/ bola dari logo melambangkan perusahaan yang
memiliki eksistensi sebagai perusahaan yang memiliki kualitas
internasional.
b. Perahu yang mengitari bola dari logo melambangkan ruang gerak
PT. Rahayu Putra Persada secara nasional dan internasional,
PT. Rahayu Putra Persada memiliki rencana jangka panjang untuk
bisa melayani masyarakat luas.
c. Satu garis melengkung yang mengitari bola melambangkan
PT. Rahayu Putra Persada tetap eksis sepanjang masa secara konsisten
(60)
d. Garis- garis melengkung yang ada di permukaan bola
melambangkan PT. Rahayu Putra Persada tetap dikenang oleh
pelanggannya sepanjang masa akan keunggulan dalam pelayanan
yang telah diberikan kepada pelanggannya.
e. Tulisan rappex dengan huruf Impact Bold Italic melambangkan
kedudukan perusahaan PT. Rahayu Putra Persada sebagai perusahaan
yang fleksibel.
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang baik dan efektif sangat diperlukan untuk
menunjang perkembangan perusahaan dalam pencapaian tujuan
perusahaan yang sudah ditetapkan. PT. Rahayu Putra Persada memandang
sangat penting untuk memakai struktur organisasi, sehingga dapat terlihat
adanya pembagian tugas yang jelas dari masing- masing bagian.
Dimana tujuan dari struktur organisasi adalah:
1. Mempermudah pelaksanaan tugas
2. Mempermudah pengawasan terhadap semua unit.
3. Mempermudah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Lebih jelasnya dibawah ini disajikan bagan struktur organisasi PT. Rahayu
Putra Persada berserta uraian tugas dan tanggung jawab masing- masing
fungsi dalam perusahaan.
(61)
(62)
1.Pimpinan Perusahaan
a. Bertanggung jawab atas semua divisi di PT. Rahayu Putra Persada
b. Memantau kinerja setiap devisi/ karyawannya.
2.Personalia
a. Bertanggung jawab terhadap penyediaan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b. Melakukan pembinaan tenaga kerja secara umum
c. Menyusun aturan perusahaan secara baku dan menerapkannya.
d. Menyusun paket renumerisasi untuk tenaga kerja
e. Mengevaluasi kinerja tenaga kerja
f. Bekerjasama dengan departemen/ bagian lain terkait.
g. Menyelesaikan hubungan keternagakerjaan
3. Pimpinan Operasional
a. Menjalankan kebijakan pimpinan perusahaan
b. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target perusahaan
c. Menyusun strategi operasional dan work flow yang efisien, efektif., dan mengimplementasikannya.
d. Bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional perusahaan.
e. Menyusun strategi marketing bersama dengan team marketing dan
mengimplementasikannya
f. Mengkoordinasikan Perwakilan
g. Mengevaluasi strategi operasional, marketing dan unjuk kerja
(63)
h. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan ekspedisi
lain
Dimana Pimpian Operasional membawahi:
1. Oprasional Paket dan Kru Box
a. Bertanggung jawab terlaksananya kebijakan oprasional perusahaan
secara baik, efektif, dan efisien.
b. Mengatur, memberikan solusi jika terdapat permasalahan, dan
memonitor barang kiriman di semua agen agar sampai di pelanggan
tepat waktu, utuh dan aman.
c. Mengatur kerja dan absensi Kru Box
d. Menyediakan kendaraan dan krunya untuk memenuhi kebutuhan
armada di tiap kota
e. Mengkordinasikan pengaturan muatan dan paket operan di
magelang.
f. Memberi pengarahan ke kru box bila ada yang melakukan
pelanggaran ringan
g. Memberi Berita Acara (BA), melaporkan ke pimpinan Operasional
dan Personalia
2. Marketing Pusat
a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target penjualan
perusahaan.
b. Menyusun strategi marketing untuk meningkatkan perkembangan
(64)
c. Mengkordinir staf marketing.
3. Perwakilan tiap daerah ( Jakarta, Magelang, Semarang dan Surabaya)
a. Melaksanakan kebijakan bisnis dari kantor pusat
b. Memimpin staf perwakilan agar saling mendukung untuk
kelancaran oprasional
c. Dengan persetujuan Pimpinan Oprasional, berwenang
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) bila ada staf perwakilan yang
melanggar tata aturan kerja yang telah ditetapkan.
d. Meningkatkan volume penjualan di area pemasaran
e. Memonitor distribusi paket turun agar bisa diterima customer utuh dan tepat waktu.
f. Memonitor tarif paket naik agar mendukung perkembangan omzet
perwakilan
g. Membina hubungan baik dengan pelanggan.
h. Membina hubungan baik dengan agen- agen.
i. Menyelesaikan permasalahan intern perwakilan
j. Bertanggungjawab atas kebenaran administrasi keuangan
perwakilan dan kelancaran penagihan piutang.
4. Administrasi Pusat
a. Bertanggung jawab terhadap penyusunan Laporan Keuangan
b. Bertanggung jawab dalam penyediaan data- data yang berhubungan
dengan kinerja dan diperlukan perusahaan/ departemen/ bagian lain
(65)
Laporan penjualan total, Laporan kinerja masing- masing
perwakilan.
c. Menyusun flow of dokumen yang standard dan baku.
d. Bekerjasama dengan departemen/ bagian lain terkait.
5. Oprasional Bengkel
a. Bertanggung jawab terlaksananya kebijakan oprasional perusahaan
secara baik, efektif, dan efisien.
b. Bertanggung jawab atas ketersediaan kendaraan oprasional secara
tepat, waktu, baik dan siap dipergunakan.
c. Melakukan perawatan kendaraan secara baik, efektif, dan efisien.
d. Memberikan masukan kepada pimpinan perusahaan mengenai
kendaraan dan suku cadang.
e. Berkerjasama dengan bagian- bagian terkait.
E. Kegiatan Usaha Perusahaan
PT. Rahayu Putra Persada memiliki dua devisi yaitu devisi jasa
pengiriman trasportasi penumpang dan jasa transportasi pengiriman paket/
barang. Jasa pengiriman paket/ barang yang dilakukan oleh PT. Rahayu
Putra Persada, mengirim paket/ barang sampai ditempat tujuan, aman, dan
cepat. Sehingga dapat memuaskan pelanggannya PT. Rahayu Putra Persada
memiliki cabang untuk jasa pengiriman paket/ barang terdiri dari 39 kota
(66)
NO KOTA ALAMAT NO TLP
1 Magelang
Jl. Raya Magelang- Purworejo
KM 7 Tanjunganom. (0293) 3216021 Terminal Kebonpolo. (0293) 363566 Terminal Sukarno Hatta G. 06 (0293) 366970 Jl. A. Yani No 117 (0293) 365083
2 Surabaya
Jl. Gunug Sari No 19A ( 031) 5678221 Jl. Prapen Raya No 33 (031) 847 1786 Jl. Semarang No 21 (031) 5314156
3 Semarang
Ruko Citarum Blok E No 7 (024) 3588282 Jl. Soekarno Hatta 54
Semarang (024) 91281098
4 Jakarta
Jl. Daan Mogot KM 19,5 No
377, Kalideres Jakarta Barat (021) 5538720 5 Mojokerto Jl. WR. Supratman No 10 (0321) 321125 6 Madiun Jl. Thamrin No 70 (0351) 458486 7 Nganjuk Jl. P. Sudirman No 3 (0358) 323661 8 Malang Jl. Sultan Agung No 28 (0341) 364329 9 Tulungangung Jl. Pattimura No 16 (0355) 7172550 10 Kediri Jl. Dewi Sartika No 32 081-252-166-61
11 Pandaan
Jl. Raya A. Yani No 38B
Pandaan (0343) 4876006
12 Blitar Jl. Kenari 103 Blitar
081-333-553-754
13 Pasuruan
Perum Graha Candi Blok B
No 3 (0343) 9126336
14 Solo
Jl. Abdul Rahman Saleh 45 (0271) 2087309 Jl. Prof. Dr. Suharso No 47 (
Jajar) (0271) 5824018
15 Delanggu Jl. Dutayasa No 5
081- 328-393-502
16 Klaten Jl. Diponegoro No 42 (0272) 3100882
17 Yogyakarta
Jl. Achmat Zakir No 1 (0274) 514638 Jl. Baru Mulungan Sinduardi
Mlati- Sleman (0274) 7877841 18 Muntilan Jl. Pemuda No 93 (0293) 587026
19 Kudus Jl. Jend Sudirman 165 Kudus
085-640-866-666
20 Pati
Pertokoan Jl. Tharmin (Selatan Klenteng) Pati
081- 228-748-006
21 Juwana
Jl. Sunan Ngerang No 60
(67)
22 Salatiga Jl. Osa Maliki No 11 (0298) 311368 23 Purworejo Jl. A. Yani No 108 (0275) 321556
24 Kutoarjo Jl. Diponegoro No 137
081-227-957-400
25 Kebumen Jl. A. Yani No 71 (0287) 381171 26 Gombong Jl. Yos Sudarso No 399 (0287) 471309 27 Purwokerto Jl. Notosuwiryo No 83 (0281) 642030 28 Purbalingga Jl. Sudirman No 35 (0281) 894768 29 Pemalang Jl. Jend. Sudirman No 324 (0284) 321158 30 Pekalongan Jl. Jend Sudirman No 18E (0285) 7951020
31 Kroya
Jl. Rambutan No 3 RT 5/ VII
Kedawung, Kroya, Cilacap 088- 866-551-10 32 Banjarnegara Jl. Letjend. Suprapto No 174 (0286) 591103 33 Wonosobo Jl. A. Yani No 95 (0286) 321217
34 Parakan
Komplek Pasar Ikan Dangkel
Kios No 3 (0283) 5598575 35 Sragen Jl. Raya Sukowati No 445 (0271) 893544
36 Tebet
Jl. Bukit Duri Tanjakan XVNo
1 (021) 71622321 37 Cirebon l. Veteran No 1 (0231) 200737 38 Tegal Jl. Panggung Timur No 6 081-745-5158
39 Denpasar Bali
Jl. Taman Wedasari III No 10
Keboiwa Utara (0361) 7442073
Selain itu PT. Rahayu Putra Persada melayani pengiriman barang/ paket
kilat ke tujuan;
TANGERANG- JAKARTA- CIREBON- TEGAL- SEMARANG-
KUDUS- PATI- JUWANA- SALATIGA- PURWOKERTO- GOMBONG-
KEBUMEN- KUTOARJO- PURWOREJO- PURBALINGGA-
BANJARNEGARA- WONOSOBO- PARAKAN- MAGELANG-
MUNTILAN- YOGYA- KLATEN- DELANGGU- SOLO- SRAGEN-
(68)
1. Jumlah Karyawan yang Bekerja di PT. Rahayu Putra Persada
a. Karyawan Lepas
Dimana karyawan lepas atau disebut dengan pegawai tidak
tetap adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila
karyawan yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari
kerja dan penyelesaian suatu pekerjaan yang diminta oleh pemberi
kerja.
Hak yang didapat oleh karyawan lepas adalah gaji sesuai
dengan kerjaanya atau waktu mereka bekerja, tanpa mendapatkan
jaminan. Karyawan tersebut bersifat kontrak terhadap perusahaan
yang member pekerjaan. Setelah kontrak selesai, hubungan antara
pekerja dan pemberi kerjapun juga selesai. PT. Rahayu Putra
Persada memiliki karyawan lepas sejumlah 46 orang
b. Karyawan Tetap dan Perwakilan
Karyawan tetap adalah karyawan yang menerima atau
memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
Karyawan tetap ini memiliki perjanjian kerja dengan perusahaan
untuk jangka waktu tidak ditentukan, sepanjang waktu tertentu
karyawan tersebut bekerja penuh ( full time) dalam pekerjaan tersebut. Serta karyawan perwakilan adalah karyawan yang berada
di daerah tertentu (cabang) PT. Rahayu Putra Persada memiliki
(69)
Jadi jumlah karyawan yang berada di PT. Rahayu Putra Persada, ada 91
pegawai yang terdiri dari karyawan lepas dan karyawan tetap beserta
perwakilannya.
2.Jam Kerja PT. Rahayu Putra Persada
Hari Jam Kerja
Karyawan Kantor
Senin – Jumat Sabtu
Minggu
08.00 – 16.30 08.00- 14.00
Libur
Karyawan Oprasional
Senin – Jumat Sabtu
Minggu
08.00 – 17.30 08.00 – 16.00
Masuk/ libur tetapi liburnya bergiliran
F. Syarat Transaksi Sewa Guna Usaha
Pada bab sebelumnya telah diuraikan prosedur transaksi akan berjalan jika
semua syarat yang ditentukan oleh perusahaan sewa guna usaha sudah
terpenuhi. PT. Rahayu Putra Persada yang bergerak di bidang jasa paketan,
dimana perusahaan tersebut membutuhkan lembaga pembiayaan seperti
sewa guna usaha untuk membiayai dalam membeli kendaraan. Perusahaan
PT.Rahayu Putra Persada dalam membeli kendaraan secara sewa guna
usaha harus melengkapi syarat- syarat dan prosedur yang telah di minta oleh
perusahaan sewa guna usaha. Adapun syarat dan prosedur transaksi yang
(70)
1. Syarat- syarat pengajuan sewa guna usaha pembiayaan terdiri dari:
Perjanjian pembiayaan dengan penyerahan hak milik. Merupakan
dokumen perjanjian yang utama, dimana PT. Equity Finance
Indonesia sebagai pihak lessor setuju menyediakan fasilitas pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada pihak lessee,
lesseemenyatakan setuju untuk menerima dana tersebut serta mematuhi segala ketentuan yang tercantum dalam perjanjian tersebut.
Jaminan utama dan tambahan diserahkan kepemilikannya kepada
perusahaan.
2. Permohonan pembiayaan sewa guna usaha
Permohonan pembiayaan sewa guna usaha adalah permohonan dari
lessee (PT. Rahayu Putra Persada) kepada lessor (PT. Equity Finance Indonesia) untuk mendapatkan dana kredit pembiayaan guna untuk
pembelian barang. Spesifikasi barang dan harga barang permintaan
harus dicantumkan dalam surat permohonan pembiayaan. Surat
permohonan pembiayaan lease harus ditandatangani oleh calon penyewa dengan menyertakan dan melampirkan data- data yang
diwajibkan. Adapun kelengkapan dokumen permohonan pembiayaan
sewa guna usaha yang ditetapkan perusahaan adalah:
a. Surat kuasa dengan hak subsitusi
Surat kuasa ini merupakan persyaratan dari penyewa yang
menyatakan bahwa, bila pemberi kuasa lalai dalam melakukan
(71)
perusahaan dengan Hak Substitusi untuk menarik kendaraan. Surat
kuasa ini harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan diatas
materai.
b. Surat pernyataan jaminan
Surat pernyataan perusahaan memberikan jaminan kepada lessor
atas pembiayaan sewa guna usaha.
c. Surat persetujuan
Surat persetujuan yang berisikan bahwa pihak lessee mendapatkan persetujuan dati istri/ suaminya dalam perjanjian sewa guna usaha.
G. Jaminan
Selain mengisi perjanjian di atas, pihak lessee yaitu PT. Rahayu Putra Persada juga diwajibkan untuk menyertakan jaminan kepada lessor.
Ada banyak macam- macam jaminan, seperti jaminan Tanah/ bangunan,
Sertifikat Deposit, dan jaminan BPKB. Namun PT. Rahayu Putra Persada
dalam hal sewa guna usaha memberikan jaminan BPKB kendaraan yang
dileasekan kepada PT.Equity Finance Indonesia. BPKB yang sudah diterima sebagai jaminan, yang menyatakan bahwa BPKB tersebut
kepemilikannya sudah dialihkan ke PT. Equity Finance dan disimpan serta
tidak dapat dkeluarkan sebelum angsuran lease lunas.
Selain itu perusahaan memberikan jaminan tambahan yang diserahkan
kepemilikannya kepada perusahaan. Lessee memberikan jamin tambahan berupa BPKB dengan data sebagai berikut:
(72)
Satu unit bus Mercedes Benz OH 1518/60 tahun 2003
No Tangka : MHL6842012J009924
No Mesin : 38695160518744
Warna ; Putih
No Polisi : AB- 7197- AS
No BPKB : C 5909839 1
Atas Nama : Anwar Hardani
H. Prosedur Permohonan Sewa Guna Usaha
Pada umumnya transaksi sewa guna usaha melibatkan dua pihak utama,
yaitu perusahaan yang membiayai sewa guna usaha yang disebut dengan
lessor dalam hal ini adalah PT.Equity Finance Indonesia dan pihak penyewa guna usaha atau disebut dengan lessee adalah PT. Rahayu Putra Persada, sedangkan pihak suppliernya adalah perusahaan yang telah dipilih oleh
lessee ataupun lessor dengan adanya persetujuan dari dua belah pihak. Ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi olek pihak lessee dalam sewa guna usaha agar prosedur transaksi sewa guna usaha finance lease
dapat berjalan dengan baik. Perusahaan pembiayaan sewa guna usaha dalam
hal ini mempunyai ketentuan dalam mengajukan permohonan pembiayaan
sewa guna usaha diantaranya mengisi formulir permohonan pembiayaan
sewa guna usaha yang berisi tentang data pemohon, data pekerjaan, data
penjamin, data jaminan, data penghasilan, dan menyerahkan data- data
(73)
a. Fotocopy KTP Pemohon ( Suami/ Istri)
b. Fotocopy KTP Penjamin (Suami/ Istri)
c. Fotocopy KK ( Kartu Keluarga)
d. Fotocopy SIUP Pemohon
e. Fotocopy TDP Pemohon
f. Fotocopy NPWP
g. Fotocopy Tabungan/ Rekening Koran 3 bulan terakhir.
h. Fotocopy Laporan Keuangan
Terdapat dua macam cara dalam mengajukan permohonan pembiayaan
sewa guna usaha, yaitu pertama perusahaan menghubungi langsung kepada
pihak perusahaan sewa guna usaha atau kedua perusahaan menghubungi
langsung supplier dan supplier mencarikan perusahaan penyedia. Dalam kasus ini PT. Rahayu Putra Persada menggunakan cara yang pertama yaitu
PT. Rahayu Putra Persada mengubungi langsung kepada pihak perusahaan
(74)
56
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Mendiskripsikan Akuntansi Sewa Guna Usaha oleh Perusahaan
Pada tanggal 22 November 2012 PT. Rahayu Putra Persada melakukan
kontrak dengan PT. Equity Finance Indonesia, dimana kontrak tersebut
berkaitan dengan transaksi akuntansi sewa guna usaha.
Transaksi akuntansi sewa guna usaha yang dilakukan oleh PT. Rahayu Putra
Persada adalah sebagai berikut:
PT. Rahayu Putra Persada membeli 1 unit truck Mitsubishi Colt Diesel FE 73
4X2 MT tahun 2010, dengan warna kuning.
Harga Perolehan : Rp. 195.000.000
Nilai Pembiayaan : Rp. 136.500.000
Imbalan jasa untuk 3 tahun
Jangka Waktu Sewa Guna Usaha : 36 bulan
Uang Sewa Bulanan (Adv) : Rp 4.736.000
Imbalan Jasa : 8,30183150% rata- rata pertahun
Tempat Pembayaran : Di Kantor Lessor
Ruko Mataram Plaza Blok E No 7
Cara Pembayaran : Bilyet Giro
(75)
Pada saat awal perjanjian sewa guna usaha, perusahaan membayar terlebih dahulu kepada PT. Equity Finance Indonesia sebesar Rp67.932.000
Pembayaran perjanjian sewa guna usaha tersebut dengan rician sebagai berikutt:
Nilai Sisa : Rp. 58.500.000
Angsuran 1 : Rp 4.736.000
Biaya Administrasi : Rp 600.000
Biaya Asuransi : Rp. 4.096.000
Biaya Notaris :Rp 0 +
(76)
Pada saat kontrak disepakati antara pihak lessor dan lessee, perusahaan sewa (lessor) memberikan daftar pembayaran sewa kepada PT. Rahayu Putra Persada. Daftar pembayaran tersebut diberikan oleh lessee, untuk memberikan informasi kepada lessee jadwal pembayaran sewa guna usaha. Daftar pembayaran sewa guna usaha sebagai berikut:
Tabel V.1
Daftar Jadwal Pembayaran (Dalam Rupiah) No Tanggal Pembayaran Pembayaran Sewa Guna Usaha Imbalan Jasa Sewa Guna Usaha Angsuran Pokok Pembiayaan Sisa Pokok Pembiayaan
1 22-11-2012 4,736,000 0 4,736,000 131,764,000 2 22-12-2012 4,736,000 1,757,220 2,978,780 128,785,220 3 22-01-2013 4,736,000 1,717,494 3,018,506 125,766,714 4 22-02-2013 4,736,000 1,677,239 3,058,761 122,707,953 5 22-03-2013 4,736,000 1,636,447 3,099,553 119,608,400 6 22-04-2013 4,736,000 1,595,111 3,140,889 116,467,511 7 22-05-2013 4,736,000 1,553,224 3,132,776 113,284,735 8 22-06-2013 4,736,000 1,510,778 3,225,222 110,059,513 9 22-07-2013 4,736,000 1,467,766 3,268,234 106,791,279 10 22-08-2013 4,736,000 1,424,181 3,321,819 103,479,400 11 22-09-2013 4,736,000 1,280,014 3,355,986 100,123,474 12 22-10-2013 4,736,000 1,335,258 3,400,742 96,722,732 13 22-11-2013 4,736,000 1,289,905 3,446,095 93,276,637 14 22-12-2013 4,736,000 1,243,948 3,492,052 89,784,585 15 22-01-2014 4,736,000 1,197,377 3,538,623 86,245,962 16 22-02-2014 4,736,000 1,150,186 3,585,814 82,660,148 17 22-03-2014 4,376,000 1,102,465 3,633,635 79,026,513 18 22-04-2014 4,736,000 1,053,907 3,682,093 75,344,420 19 22-05-2014 4,736,000 1,004,802 3,731,198 71,613,222 20 22-06-2014 4,736,000 955,042 3,780,958 67,832,264 21 22-07-2014 4,736,000 904,619 3,831,381 64,000,883
(1)
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
(5)
86
LAMPIRAN II
SURAT PELAKSANAAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)