PPT AKUNTANSI SEWA 1
AKUNTANSI SEWA
1. Nugrahe
ni
2. Fikri
3. Risha
4. Alda
5. Dwita
KELOMPO
K
VI
“Pengertian Sewa”
Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa)
dengan lessor (pemberi sewa) dimana lessee diberikan
hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor
pada periode yang telah disepakati. Atas diperolehnya
hak
tersebut,
lessee
diharuskan
melakukan
pembayaran
kepada
lessor.
Istilah sewa pada pembahsan ini dulunya dikenal
sebagai sewa guna usaha.
Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara
tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak
menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok
sewa.
Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai
berhak untuk menggunakan aset sewaan.
Klasifikasi Sewa
1. Sewa
lease)
Operasi
(operating
2. Sewa Pembiayaan (finance
lease)
Sewa pembiayaan (finance
lease) atau Capital lease
Transaksi
sewa
dikelompokkan dalam sewa
pembiayaan jika transaksi
sewa tersebut mengalihkan
manfaat
dan
risiko
kepemilikan
secara
signifikan dari pihak lessor
kepada pihak lessee.
Klasifikasi sebagai Sewa Pembiayaan atau
Sewa Operasi didasarkan pada substansi
transaksi dan bukan pada bentuk
kontraknya
Sewa operasi (operating
lease)
Transaksi
sewa
dikelompokkan ke dalam
sewa operasi jika dalam
perjanjian transaksi tidak
ada pengalihan manfaat
dan
risiko
kepemilikan
secara signifikan dari pihak
lessor kepada pihak lessee.
Kriteria Sewa
Pembiayaan
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di
awal masa sewa sebesar nilai terndah antara nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Nilai
kini
dari
pembayaran
sewa
minimum
dihitung
menggunakan tingkat bunga implisit. Jika lessee tidak
mengetahui atau tidak praktis menghitung bunga implisit, maka
digunakan tingkat bunga inkremental.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee dalam sewa
pembiayaan ditambah kedalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Pengukuran
Setelah
Pengakuan Awal
Lessee harus memisahkan bagian beban bunga (beban
keuangan) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa
minimum pada setiap periode.
Lessee akan menyusutkan aset tersebut seperti halnya
penyusutan pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 16
(Revisi 2011). Periode penyusutan tergantung dari kriteria
sewa pembiayaan mana yang terpenuhi pada perjanjian
sewa.
Jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin,
maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui
lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut. Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin, maka
beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee
tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Penyajian dan
Pengungkapan
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Jika aset sewaan
tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat
disajikan sebagai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan sebesar nilai
perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset
tidak lancar.
Liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian
liabilitas yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal
pelaporan disajikan sebagai liabilitas lancar dan sisanya disajikan
sebagai liabilitas tidak lancar (jangka Panjang).
Laporan Laba Rugi
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban
bunga dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan
dalam tercatat aset lainnya.
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai
Residu
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin
selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp
150.000.000, tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada
tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu
tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara
tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 41.933.455. PT Lessee
membayar biaya langsung awal sebesar Rp 10.000.000 diluar pembayaran sewa. Tingkat
bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee)
sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur
ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua
perusahaan adalah garis lurus.
Diminta :
1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya !
2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran sewa ke-2 !
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jawaban
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa,
yaitu sebagai berikut :
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada
akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan kepada PT
Lessor pada akhir masa sewa.
2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan
nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa
dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Kriteria ini juga tidak terpenuhi karena
tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam perjanjian
sewa.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian umur
ekonomis aset sewaan (5 tahun).
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai
berikut :
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Pembayaran sewa minimum
Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4, i=8%)*
Jawaban
Rp41.933.445
Rp35.770.969
Nilai kini pembayaran sewa minimum**
Rp150.000.000
Nilai wajar aset
Rp150.000.000
X
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi
secara material. Kriteria ini tidak terpenuhi karena
tidak terdapat informasi terkait.
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis sewa adalah sewa
pembiayaan, sehingga PT Lessee mengakui aset dan liabilitas terkait diawal masa
sewa dengan jurnal sebagai berikut:
02 Januari 2015
Aset Sewa Pembiayaan
Rp 160.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Rp 150.000.000
Kas
Rp 10.000.000
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jawaban
Perlu diperhatikan bahwa pengakuan aset dilakukan pada awal masa
sewa yaitu tanggal 2 Januari 2015. Sedangkan tanggal 1 Januari 2015
adalah awal sewa. Untuk memudahkan pencatatan selanjutnya,
sebaiknya menggunakan tabel amortisasi seperti pada tabel 20.1.
Tanggal
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee--Tanpa Nilai Residu
Penerimaan
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Sewa
Bunga(8%)
02/01/2015
-
02/01/2015
41.933.445
02/01/2016
41.933.445
02/01/2017
02/01/2018
Pokok Piutang
-
Sewa
-
150.000.000
41.933.445
108.066.555
8.645.324
33.288.121
74.778.434
41.933.445
5.982.275
35.951.170
38.827.264
41.933.445
3.106.181
38.827.264
0
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jurnalnya
02 Januari 2015
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Kas
41.933.445
31 Desember 2015
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
40.000.000
31 Desember 2015
Beban Penyusutan
Utang Bunga
02 Januari 2016
Aset Sewa Pembiayaan
Utang Bunga
Kas
31 Desember 2018
Akumulasi Penyusutan
Aset Sewa Pembiayaan
8.645.324
33.288.121
8.645.324
160.000.000
41.933.445
40.000.000
8.645.324
41.933.445
160.000.000
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilaitanggal
Residu
Pada
1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah
PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000, dengan
nilai residu Rp 30.000.000. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada
tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor
yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa
dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp
35.768.978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8%
(diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee
adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode
penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
Diminta :
1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya !
2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran
sewa ke-2 !
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilai
Residuanalisis jenis sewa, sama dengan ilustrasi sebelumnya (tanpa
Berdasarkan
nilai residu), yaitu
kriteria masa sewa terpenuhi sehingga sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Sedangkan
untuk nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum, perhitungannya berbeda jika ada nilai
residu.
Jika Nilai Residu dijamin oleh PT Lessee, maka nilai
kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah
sebagai berikut :
Pembayaran Sewa
Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%)
Nilai kini pembayaran sewa**
Nilai residu yang dijamin
Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)*
Rp 35.768.978
3,5770969 x
Rp 127.949.104
Rp 30.000.000
0, 7350298 x
Nilai kini residu yang dijamin**
Rp 22. 050.896
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum
Rp 150.000.000
Nilai wajar aset
Rp 150.000.000
Jika Nilai Residu tidak dijamin oleh PT Lessee, maka
nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
adalah sebagai berikut :
Pembayaran Sewa
Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%)
Nilai kini pembayaran sewa**
Nilai residu yang dijamin
Rp 35.768.978
3,5770969 x
Rp 127.949.104
0
Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)*
0, 7350298
Nilai kini residu yang dijamin**
0
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum
Rp 127.949.104
Nilai wajar aset
Rp 150.000.000
*Dibulatkan
x
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilai Residu
Nilai Residu Dijamin
Nilai Residu Tidak Dijamin
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Tidak Dijamin
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Dijamin
Tanggal
Penerimaan
Sewa
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Bunga(8%)
Pokok Piutang
Sewa
02/01/2015
Tanggal
Penerimaan
Sewa
150.000.000
02/01/2015
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Bunga(8%)
Pokok Piutang
Sewa
127.949.104
02/01/2015
35.768.978
-
35.768.978
114.231.022
02/01/2015
35.768.978
-
35.768.978
92.180.126
02/01/2016
35.768.978
9.138.482
26.630.497
87.600.525
02/01/2016
35.768.978
7.374.410
28.394.568
63.785.558
02/01/2017
35.768.978
7.008.042
28.760.936
58.839.589
02/01/2017
35.768.978
5.102.845
30.666.134
58.839.589
02/01/2018
35.768.978
4.707.167
31.061.811
27.777.778
02/01/2018
35.768.978
2.649.554
33.119.424
0
31/12/2018
30.000.000
2.222.222
27.777.778
0
31/12/2018
-
-
-
-
Tabel 20.4 Perbandingan Jurnal bagi Lessee antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin
Tanggal
Jurnal
02/01/2015 Aset Sewa Pembiayaan
Nilai Residu Dijamin
150.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Kas
31/12/2015 Beban Penyusutan
35.768.978
Liabilitas Sewaan
Utang Bunga
Kas
26.630.497
9.138.482
*( Rp 150.000.000 – Rp 30.000.000)/4
** 127.949.104,42/4
127.949.104
35.768.978
35.768.978
31.987.276**
30.000.000
9.138.482
Aset Sewa Pembiayaan
35.768.978
30.000.00*
Beban Bunga
Utang Bunga
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Beban Bunga
Akumulasi Penyusutan
127.949.104
150.000.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/2018
Nilai Residu Tidak Dijamin
9.138.482
35.768.978
27.777.778
2.222.222
120.000.000
31.987.276
7.374.410
28.394.568
7.374.410
7.374.410
35.768.978
127.949.104
150.000.000
127.949.104
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Operasi -
Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena
lessee hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa
dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu
dari manfaat aset yang dinikmati pengguna
Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa
yang dilakukan oleh lessee
Laporan Laba Rugi
Penyajian dan
Pengungkapan
Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam Laporan
Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah
tercatat aset lainnya.
Contoh Sewa Operasi
Pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4
tahun kepada PT Lessor dengan membayar sewa Rp 10.000.000
per bulan. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. PT Lessor
membebaskan PT lessee atas pembayaran sewa selama 6 bulan
pertama, sehingga PT Lessee mengakui dan membayar beban
sewa pada tahun 2015 sebesar Rp 60.000.000 sekalipun gedung
telah digunakan selama 1 tahun.
Berapa beban sewa yang harus diakui PT Lessee pada tahun
2015 ?
Contoh Sewa Operasi
Jawaban
Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp 10.000.000 x 42 bulan )
Rp 420.000.000
Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulan
Beban sewa per bulan ( RP 420.000.000/48 bulan )
Rp
8.750.000
Beban sewa/tahun berdasarkan ISAK 23 (Rp 8.750.000 x 12 bulan )
Rp 105.000.000
Berdasarkan perhitungan diatas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih
tinggi (Rp 60.000.000 dikoreksi menjadi Rp 105.000.000), namun pada
tahun-tahun selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp 120.000.000 menjadi
Rp 105.000.000)
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pembiayaan Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor
mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, yaitu
investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat bunga
implisit.
Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan
tingkat bunga implisit.
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka
diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai
residu dijamin atau tidak.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa
pembiayaan ditambahkan ke dalam nilai investasi bersih.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pembiayaan Pengukuran
Setelah Pengakuan
Awal
Penyajian dan
Pengungkapan
Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan
pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode.
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan harus
dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam
PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan-pengakuan dan pengukuran.
Piutang pembiayaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian piutang
yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan
sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar.
Laporan Laba Rugi
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi , kecuali jika beban
tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Operasi -
Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Sama halnya dengan lessee,perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor
juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui pendapatan atau
pembayaran sewa yang diterima.
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang
diterima dari lessee.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai
asset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama
dengan pendapatan sewa.
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis
lurus selama masa sewa,kecualai terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan asset sewaan yang menurun.
Penyajian dan
Pengungkapan
Laporan Laba Rugi
Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis
lurus selama masa sewa,kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pabrikan atau Dealer Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer, pada
awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi
bersih, seperti piutang halnya sewa pembiayaan pada umunya.
Lessor pabrikan atau dealer juga mengakui pendapatan penjualan pada
awal sewa sebesar nilai wajar aset atau sebesar nilai kini dar
pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah.
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga
pasar.
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan
dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau
tidak.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer
sehubungan dengan negosisasi dan pengaturan sewa diakui sebagai
beban ketika laba penjualan diakui.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pabrikan atau Dealer Pengukuran
Setelah
Pengakuan
Awal
Penyajian dan
Pengungkapan
Pengukuran setelah pengakuan awal untuk sewa pembiayaan bagi lessor
pabrikan atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya,
yaitu lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga)
dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap
periode.
Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan
atau dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa, seperti pada
pembahasan sebelumnya.
1. Nugrahe
ni
2. Fikri
3. Risha
4. Alda
5. Dwita
KELOMPO
K
VI
“Pengertian Sewa”
Sewa adalah perjanjian antara lessee (penyewa)
dengan lessor (pemberi sewa) dimana lessee diberikan
hak oleh lessor untuk menggunakan aset milik lessor
pada periode yang telah disepakati. Atas diperolehnya
hak
tersebut,
lessee
diharuskan
melakukan
pembayaran
kepada
lessor.
Istilah sewa pada pembahsan ini dulunya dikenal
sebagai sewa guna usaha.
Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara
tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak
menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok
sewa.
Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai
berhak untuk menggunakan aset sewaan.
Klasifikasi Sewa
1. Sewa
lease)
Operasi
(operating
2. Sewa Pembiayaan (finance
lease)
Sewa pembiayaan (finance
lease) atau Capital lease
Transaksi
sewa
dikelompokkan dalam sewa
pembiayaan jika transaksi
sewa tersebut mengalihkan
manfaat
dan
risiko
kepemilikan
secara
signifikan dari pihak lessor
kepada pihak lessee.
Klasifikasi sebagai Sewa Pembiayaan atau
Sewa Operasi didasarkan pada substansi
transaksi dan bukan pada bentuk
kontraknya
Sewa operasi (operating
lease)
Transaksi
sewa
dikelompokkan ke dalam
sewa operasi jika dalam
perjanjian transaksi tidak
ada pengalihan manfaat
dan
risiko
kepemilikan
secara signifikan dari pihak
lessor kepada pihak lessee.
Kriteria Sewa
Pembiayaan
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui aset dan liabilitas di
awal masa sewa sebesar nilai terndah antara nilai wajar aset
sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Nilai
kini
dari
pembayaran
sewa
minimum
dihitung
menggunakan tingkat bunga implisit. Jika lessee tidak
mengetahui atau tidak praktis menghitung bunga implisit, maka
digunakan tingkat bunga inkremental.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee dalam sewa
pembiayaan ditambah kedalam jumlah yang diakui sebagai aset.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Pengukuran
Setelah
Pengakuan Awal
Lessee harus memisahkan bagian beban bunga (beban
keuangan) dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa
minimum pada setiap periode.
Lessee akan menyusutkan aset tersebut seperti halnya
penyusutan pada aset tetap yang diatur dalam PSAK 16
(Revisi 2011). Periode penyusutan tergantung dari kriteria
sewa pembiayaan mana yang terpenuhi pada perjanjian
sewa.
Jika perjanjian sewa terdapat nilai residu yang dijamin,
maka beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui
lessee, setelah memperhitungkan nilai residu yang dijamin
tersebut. Sedangkan jika nilai residu tidak dijamin, maka
beban penyusutan atas aset sewaan yang diakui lessee
tidak memperhitungkan nilai residu yang dijamin tersebut.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Pembiayaan Penyajian dan
Pengungkapan
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Jika aset sewaan
tersebut digunakan untuk kegiatan operasi dapat
disajikan sebagai bagian dari aset tetap, yaitu disajikan sebesar nilai
perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada bagian aset
tidak lancar.
Liabilitas sewaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian
liabilitas yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal
pelaporan disajikan sebagai liabilitas lancar dan sisanya disajikan
sebagai liabilitas tidak lancar (jangka Panjang).
Laporan Laba Rugi
Pada sewa pembiayaan, lessee mengakui beban penyusutan dan beban
bunga dalam Laporan Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan
dalam tercatat aset lainnya.
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa Nilai
Residu
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah mesin
selama 4 tahun dengan PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp
150.000.000, tanpa nilai residu. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada
tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor yaitu
tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara
tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp 41.933.455. PT Lessee
membayar biaya langsung awal sebesar Rp 10.000.000 diluar pembayaran sewa. Tingkat
bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8% (diketahui oleh PT Lessee)
sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee adalah sebesar 10%. Umur
ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode penyusutan yang digunakan kedua
perusahaan adalah garis lurus.
Diminta :
1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya !
2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran sewa ke-2 !
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jawaban
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan analisis atas jenis sewa,
yaitu sebagai berikut :
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan kepemilikan aset kepada lessee pada
akhir masa sewa. Kriteria ini tidak terpenuhi karena aset dikembalikan kepada PT
Lessor pada akhir masa sewa.
2. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan
nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa
dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. Kriteria ini juga tidak terpenuhi karena
tidak ada opsi untuk membeli aset yang ditawarkan kepada PT Lessee dalam perjanjian
sewa.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan. Kriteria ini terpenuhi karena masa sewa (4 tahun) meliputi sebagian umur
ekonomis aset sewaan (5 tahun).
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan. Kriteria ini terpenuhi dengan perhitungan sebagai
berikut :
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Pembayaran sewa minimum
Faktor nilai kini anuitas due of I (n=4, i=8%)*
Jawaban
Rp41.933.445
Rp35.770.969
Nilai kini pembayaran sewa minimum**
Rp150.000.000
Nilai wajar aset
Rp150.000.000
X
5. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi
secara material. Kriteria ini tidak terpenuhi karena
tidak terdapat informasi terkait.
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa jenis sewa adalah sewa
pembiayaan, sehingga PT Lessee mengakui aset dan liabilitas terkait diawal masa
sewa dengan jurnal sebagai berikut:
02 Januari 2015
Aset Sewa Pembiayaan
Rp 160.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Rp 150.000.000
Kas
Rp 10.000.000
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jawaban
Perlu diperhatikan bahwa pengakuan aset dilakukan pada awal masa
sewa yaitu tanggal 2 Januari 2015. Sedangkan tanggal 1 Januari 2015
adalah awal sewa. Untuk memudahkan pencatatan selanjutnya,
sebaiknya menggunakan tabel amortisasi seperti pada tabel 20.1.
Tanggal
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee--Tanpa Nilai Residu
Penerimaan
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Sewa
Bunga(8%)
02/01/2015
-
02/01/2015
41.933.445
02/01/2016
41.933.445
02/01/2017
02/01/2018
Pokok Piutang
-
Sewa
-
150.000.000
41.933.445
108.066.555
8.645.324
33.288.121
74.778.434
41.933.445
5.982.275
35.951.170
38.827.264
41.933.445
3.106.181
38.827.264
0
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa
Nilai Residu
Jurnalnya
02 Januari 2015
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Kas
41.933.445
31 Desember 2015
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
40.000.000
31 Desember 2015
Beban Penyusutan
Utang Bunga
02 Januari 2016
Aset Sewa Pembiayaan
Utang Bunga
Kas
31 Desember 2018
Akumulasi Penyusutan
Aset Sewa Pembiayaan
8.645.324
33.288.121
8.645.324
160.000.000
41.933.445
40.000.000
8.645.324
41.933.445
160.000.000
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilaitanggal
Residu
Pada
1 Januari 2015, PT Lessee menandatangani kontrak sewa sebuah
PT Lessor. Nilai wajar mesin saat awal sewa sebesar Rp 150.000.000, dengan
nilai residu Rp 30.000.000. PT Lessee mulai menggunakan mesin tersebut pada
tanggal 2 Januari 2015. Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan ke PT Lessor
yaitu tanggal 31 Desember 2018. PT Lessor menetapkan pembayaran sewa
dilakukan secara tahunan tiap awal periode mulai 2 Januari 2015 sebesar Rp
35.768.978. Tingkat bunga implisit yang ditetapkan PT Lessor sebesar 8%
(diketahui oleh PT Lessee) sedangkan tingkat bunga inkremental bagi PT Lessee
adalah sebesar 10%. Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun. Metode
penyusutan yang digunakan kedua perusahaan adalah garis lurus.
Diminta :
1. Tentukan jenis sewa pada kontrak diatas. Jelaskan alasannya !
2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan mulai dari awal sewa hingga pembayaran
sewa ke-2 !
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilai
Residuanalisis jenis sewa, sama dengan ilustrasi sebelumnya (tanpa
Berdasarkan
nilai residu), yaitu
kriteria masa sewa terpenuhi sehingga sewa dikategorikan sebagai sewa pembiayaan. Sedangkan
untuk nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum, perhitungannya berbeda jika ada nilai
residu.
Jika Nilai Residu dijamin oleh PT Lessee, maka nilai
kini dari jumlah pembayaran sewa minimum adalah
sebagai berikut :
Pembayaran Sewa
Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%)
Nilai kini pembayaran sewa**
Nilai residu yang dijamin
Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)*
Rp 35.768.978
3,5770969 x
Rp 127.949.104
Rp 30.000.000
0, 7350298 x
Nilai kini residu yang dijamin**
Rp 22. 050.896
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum
Rp 150.000.000
Nilai wajar aset
Rp 150.000.000
Jika Nilai Residu tidak dijamin oleh PT Lessee, maka
nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
adalah sebagai berikut :
Pembayaran Sewa
Faktor nilai kini anuitas due of I (n = 4. i = 8%)
Nilai kini pembayaran sewa**
Nilai residu yang dijamin
Rp 35.768.978
3,5770969 x
Rp 127.949.104
0
Faktor nilai kini ( n = 4. i = 8%)*
0, 7350298
Nilai kini residu yang dijamin**
0
Jumlah nilai kini pembayaran sewa minimum
Rp 127.949.104
Nilai wajar aset
Rp 150.000.000
*Dibulatkan
x
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan
Nilai Residu
Nilai Residu Dijamin
Nilai Residu Tidak Dijamin
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Tidak Dijamin
Tabel 20.1 Tabel Amortisasi bagi Lessee—Nilai Residu Dijamin
Tanggal
Penerimaan
Sewa
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Bunga(8%)
Pokok Piutang
Sewa
02/01/2015
Tanggal
Penerimaan
Sewa
150.000.000
02/01/2015
Pendapatan
Pengurangan
Piutang
Bunga(8%)
Pokok Piutang
Sewa
127.949.104
02/01/2015
35.768.978
-
35.768.978
114.231.022
02/01/2015
35.768.978
-
35.768.978
92.180.126
02/01/2016
35.768.978
9.138.482
26.630.497
87.600.525
02/01/2016
35.768.978
7.374.410
28.394.568
63.785.558
02/01/2017
35.768.978
7.008.042
28.760.936
58.839.589
02/01/2017
35.768.978
5.102.845
30.666.134
58.839.589
02/01/2018
35.768.978
4.707.167
31.061.811
27.777.778
02/01/2018
35.768.978
2.649.554
33.119.424
0
31/12/2018
30.000.000
2.222.222
27.777.778
0
31/12/2018
-
-
-
-
Tabel 20.4 Perbandingan Jurnal bagi Lessee antara Nilai Residu Dijamin dan Tidak Dijamin
Tanggal
Jurnal
02/01/2015 Aset Sewa Pembiayaan
Nilai Residu Dijamin
150.000.000
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Kas
31/12/2015 Beban Penyusutan
35.768.978
Liabilitas Sewaan
Utang Bunga
Kas
26.630.497
9.138.482
*( Rp 150.000.000 – Rp 30.000.000)/4
** 127.949.104,42/4
127.949.104
35.768.978
35.768.978
31.987.276**
30.000.000
9.138.482
Aset Sewa Pembiayaan
35.768.978
30.000.00*
Beban Bunga
Utang Bunga
Liabilitas Sewa Pembiayaan
Beban Bunga
Akumulasi Penyusutan
127.949.104
150.000.000
Akumulasi Penyusutan
31/12/2018
Nilai Residu Tidak Dijamin
9.138.482
35.768.978
27.777.778
2.222.222
120.000.000
31.987.276
7.374.410
28.394.568
7.374.410
7.374.410
35.768.978
127.949.104
150.000.000
127.949.104
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Operasi -
Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Perlakuan akuntansi untuk sewa operasi sangat sederhana karena
lessee hanya perlu mengakui beban atas pembayaran sewa
dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu
dari manfaat aset yang dinikmati pengguna
Nilai beban sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa
yang dilakukan oleh lessee
Laporan Laba Rugi
Penyajian dan
Pengungkapan
Pada sewa operasi, lessee mengakui beban sewa dalam Laporan
Laba Rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah
tercatat aset lainnya.
Contoh Sewa Operasi
Pada awal tahun 2015 PT Lessee menyewa gedung selama 4
tahun kepada PT Lessor dengan membayar sewa Rp 10.000.000
per bulan. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. PT Lessor
membebaskan PT lessee atas pembayaran sewa selama 6 bulan
pertama, sehingga PT Lessee mengakui dan membayar beban
sewa pada tahun 2015 sebesar Rp 60.000.000 sekalipun gedung
telah digunakan selama 1 tahun.
Berapa beban sewa yang harus diakui PT Lessee pada tahun
2015 ?
Contoh Sewa Operasi
Jawaban
Jumlah pembayaran sewa keseluruhan (Rp 10.000.000 x 42 bulan )
Rp 420.000.000
Periode sewa sesuai perjanjian 48 bulan
Beban sewa per bulan ( RP 420.000.000/48 bulan )
Rp
8.750.000
Beban sewa/tahun berdasarkan ISAK 23 (Rp 8.750.000 x 12 bulan )
Rp 105.000.000
Berdasarkan perhitungan diatas, beban sewa tahun 2015 menjadi lebih
tinggi (Rp 60.000.000 dikoreksi menjadi Rp 105.000.000), namun pada
tahun-tahun selanjutnya menjadi lebih rendah (Rp 120.000.000 menjadi
Rp 105.000.000)
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pembiayaan Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Dalam sewa pembiayaan, pada awal masa sewa lessor
mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi bersih, yaitu
investasi kotor yang didiskontokan dengan tingkat bunga
implisit.
Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung menggunakan
tingkat bunga implisit.
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka
diperhitungkan dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai
residu dijamin atau tidak.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa
pembiayaan ditambahkan ke dalam nilai investasi bersih.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pembiayaan Pengukuran
Setelah Pengakuan
Awal
Penyajian dan
Pengungkapan
Lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga) dan
pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap periode.
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Piutang tersebut disajikan dalam kelompok piutang pembiayaan dan harus
dianalisis terhadap kemungkinan penurunan nilai seperti yang diatur dalam
PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan-pengakuan dan pengukuran.
Piutang pembiayaan disajikan terpisah menurut jatuh temponya. Bagian piutang
yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan disajikan
sebagai aset lancar dan sisanya disajikan sebagai aset tidak lancar.
Laporan Laba Rugi
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi , kecuali jika beban
tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat asset lainnya.
Akuntansi Sewa Bagi Lessee
- Sewa Operasi -
Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Sama halnya dengan lessee,perlakuan akuntansi untuk sewa operasi bagi lessor
juga sederhana karena lessor hanya perlu mengakui pendapatan atau
pembayaran sewa yang diterima.
Nilai pendapatan sewa diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang
diterima dari lessee.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam sewa operasi diakui sebagai
asset sewaan dan dibebankan selama masa sewa dengan dasar yang sama
dengan pendapatan sewa.
Laporan Posisi Keuangan
(Neraca)
Lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi dengan dasar garis
lurus selama masa sewa,kecualai terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan asset sewaan yang menurun.
Penyajian dan
Pengungkapan
Laporan Laba Rugi
Pada sewa operasi, lessor mengakui pendapatan sewa dalam Laporan Laba Rugi.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis
lurus selama masa sewa,kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih
mencerminkan pola waktu atas manfaat penggunaan aset sewaan yang menurun.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pabrikan atau Dealer Pengakuan
Awal dan
Pengukuran
Dalam sewa pembiayaan ketika lessor adalah pabrikan atau dealer, pada
awal masa sewa lessor mengakui piutang sewa sebesar nilai investasi
bersih, seperti piutang halnya sewa pembiayaan pada umunya.
Lessor pabrikan atau dealer juga mengakui pendapatan penjualan pada
awal sewa sebesar nilai wajar aset atau sebesar nilai kini dar
pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah.
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung pada tingkat bunga
pasar.
Jika aset yang disewakan memiliki nilai residu, maka diperhitungkan
dalam nilai investasi kotor terlepas apakah nilai residu dijamin atau
tidak.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer
sehubungan dengan negosisasi dan pengaturan sewa diakui sebagai
beban ketika laba penjualan diakui.
Akuntansi Sewa Bagi Lessor
- Sewa Pabrikan atau Dealer Pengukuran
Setelah
Pengakuan
Awal
Penyajian dan
Pengungkapan
Pengukuran setelah pengakuan awal untuk sewa pembiayaan bagi lessor
pabrikan atau dealer sama dengan sewa pembiayaan pada umumnya,
yaitu lessor harus memisahkan antara bagian pendapatan sewa (bunga)
dan pelunasan pokok atas pembayaran sewa minimum pada setiap
periode.
Penyajian dan pengungkapan pada sewa pembiayaan bagi lessor pabrikan
atau dealer sama dengan dan sewa pembiayaan biasa, seperti pada
pembahasan sebelumnya.