PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI HIPNOSIS MATERI HIMPUNAN KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN
STRATEGI HIPNOSIS MATERI HIMPUNAN KELAS VII
The development of Mathematics Teaching Instrument based on Realistic
Mathematics Education (RME) By Using Hypnosis Strategy on Sets Concept at
the seventh grade students.
Muhammad Ilyas Yusuf (Prodi Matematika FKIP Universitas Pekalongan)
Abstract
Based on the fore research the RME approaches were one of the teaching approaches that
could improve the students’ activeness, besides the theoretic approach showed that
hypnosis was one of the ways to maximize the students’ brain works, so that RME by
using Hypnosis was used by the researcher to solve this problem. This study is proposed
to create some Mathematics teaching instruments based on valid RME, practice and
effective. The teaching instruments developed are Syllabi, Lesson Plan, and students’
activities worksheets, teaching CD, Learning Test. The method used in this research is 4D by Thiagarajan that has been modified into 3-D such as; (1) define, (2) design and (3)
develop. The results of this research are; (1) the valuators said that the Mathematics
teaching Instruments based on RME was valid; (2) the researchers said that the RME
using Hypnosis strategy was good (in score average 58), the researchers’ responses to the
instruments were positive (in score average 82%); and (3) the students’ proportion that
achieved the standardized passing grade in each cycle was 80%; the last is the average
score in their prestige and activeness in the first cycle was 38,7 and 58,5; in the second

cycle 77,9 and 66,4; in the third cycle 79,7 and 68,1. The summary of this research was
that the Mathematics teaching instrument based on RME on the sets concept was valid,
practice and effective. The researcher suggests to the SMP teachers to apply the
mathematics teaching based on RME using Hypnosis Strategy on the other mathematics
concepts.

Key words: Realistic Mathematic Education (RME), Hypnosis.
peserta

PENDAHULUAN
Dari hasil analisis peserta
didik pada proses pendefinisian

didik

dalam

belajar

matematika.

Dari hasil analisis materi dan

Atap

konsep (pada proses define) di SMP

Kaliombo Kabupaten Pekalongan

Satu Atap Kaliombo Kabupaten

(SMP

peneliti

Pekalongan (SMP SA Kaliombo)

berasumsi kuat bahwa rendahnya

diperoleh informasi bahwa: (1)


prestasi belajar matematika peserta

konsep himpunan merupakan salah

didik disebabkan karena rendahnya

satu pokok bahasan matematika

keaktifan belajar matematika para

dalam Kurikulum Tingkat Satuan

(define)

di

SA

SMP


Satu

Kaliombo),

124

Pendidikan (KTSP) yang diajarkan

permasalahan

pada

VII

matematika yang menimpa kelas

semester 2, (2) pembelajaran materi

VII SMP SA Kaliombo, yaitu suatu


himpunan

ajaran

pembelajaran

yang

dapat

mencapai

meningkatkan

keaktifan

belajar

peserta


didik

pada

2009/2010

kelas

tahun

tidak

pembelajaran

ketuntasan, yakni proporsi siswa

matematika

yang mencapai KKM kurang dari


peserta didik. Dengan berbagai

80%,

pertimbangan

(3)

pada

tahun

ajaran

belajar matematika

teoritis,

2009/2010, rata-rata prestasi belajar


peneliti

siswa pada materi himpunan sangat

penerapan pendekatan pendidikan

rendah yaitu 51, dan (4) ada

matematika realistikdengan strategi

kendala

hipnosis

yang

dihadapi

dalam


berasumsi

akhirnya

kuat

dalam

bahwa

pembelajaran

matematika

dikelas

dapat

yaitu: (a) pemakaian simbol yang


meningkatkan

keaktifan

belajar

abstrak,

pembelajaran

konsep

(b)

meremehkan

himpunan,

siswa


cenderung

matematika peserta didik kelas VII

materi

himpunan

SMP

(menganggap

seolah-olah

SA

Kaliombo,

meningkatnya

dengan

keaktifan belajar

gampang), dan (c) penggunaan

matematika

metode

dapat meningkatkan prestasi belajar

dalam

matematika

pembelajaran

yang

kurang

peserta didik maka

matematika peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis

merangsang keaktifan siswa dalam
belajar. Peneliti berasumsi bahwa

kurikulum

kendala-kendala ini menyebabkan

pendefinisian

keaktifan

berasumsi

belajar

matematika

pada

proses

(define),

kuat

peneliti

bahwa

selain

peserta didik kelas VII tergolong

permasalahan di atas masih ada

rendah

permasalahan pembelajaran yang

dalam

pembelajaran

matematika, hal ini mengakibatkan

berhubungan

prestasi belajar matematika peserta

pembelajaran.

didik tergolong rendah.

pembelajaran

Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu

solusi

untuk

mengatasi

belum

dengan

perangkat
Perangkat

yang

memaksimalkan

digunakan
potensi

peserta didik. Hal ini disebabkan

125

perangkat

pembelajaran

yang

peserta

didik.

Dalam

hal

ini,

digunakan oleh guru matematika di

peneliti mengembangkan perangkat

SMP SA Kaliombo bersifat asal-

pembelajaran matematika berbasis

asalan,

pendidikan

formalitas

saja,

tidak

matematika

realistik

divalidasi oleh yang ahli/bukan

dengan strategi hipnosis kelas VII

rekomendasi depdiknas, berbasis

materi himpunan.

pendekatan konvensional dan pada

Berdasarkan latar belakang

prakteknya tidak sesuai dengan

di atas, maka rumusan masalah

KTSP.

perangkat

penelitian

digunakan

bagaimanakah

Sehingga

pembelajaran
diragukan

yang
kevalidan

isi

dan

ini

adalah:

(1)

mengembangkan

perangkat pembelajaran matematika

konstruknya, hal ini diduga sebagai

berbasis

salah

hipnosis materi himpunan yang

satu

penyebab

tidak

PMR

valid?;

matematika di SMP tersebut yang

pembelajaran matematika berbasis

berakibat hasil belajar peserta didik

PMR

rendah.

materi
mengatasi

apakah

strategi

maksimalnya hasil pembelajaran

Untuk

(2)

dengan

dengan

perangkat

strategi

hipnosis

himpunan

yang

dikembangkan praktis?; dan (3)

permasalahan yang terkait dengan

apakah

perangkat pembelajaran di SMP SA

menggunakan

Kaliombo,

pembelajaran matematika berbasis

maka

peneliti

pembelajaran

perangkat

mengembangkan suatu perangkat

PMR

pembelajaran matematika dengan

materi himpunan efektif ?

kriteria: (1) mengacu kepada KTSP

dengan

dengan

strategi

hipnosis

METODE PENELITIAN

2006, (2) divalidasi ahli, dan (3)

Penelitian

ini

termasuk

berbasis pendekatan pembelajaran

penelitian pengembangan perangkat

yang

pembelajaran matematika. Model

dapat

merangsang

perkembangan potensi peserta didik

pengembangan

khususnya keaktifan peserta didik

pembelajaran

secara

dalam penelitian ini adalah model

optimal,

meningkatkan

sehingga dapat
prestasi

belajar

4-D

yang

perangkat
yang

digunakan

dikemukakan

oleh
126

Thiagarajan, Semmel dan Semmel

pengamat berpendapat bahwa PMR

(1974).

tetapi

dalam

strategi hipnosis terlaksana dengan

peneliti

hanya

baik atau sangat baik. Respon

yaitu

pengamat dikatakan positif apabila

develop.

85% pengamat berpendapat bahwa

Akan

penelitian

ini,

menggunakan
define,

tiga

design,

Perangkat

tahap
dan

pembelajaran

yang

PMR

strategi

hipnosis

dan

silabus,

perangkatnya baik atau sangat baik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Respon peserta didik dikatakan

(RPP), Lembar Kegiatan Pesrta

positif apabila 85% peserta didik

Didik (LKPD), CD pembelajaran,

berpendapat bahwa PMR strategi

dan Tes Prestasi Belajar (TPB).

hipnosis

dikembangkan

meliputi

Variabel penelitian dalam

dan

menyenangkan,

perangkatnya
merupakan

hal

uji coba ini adalah: (1) Keaktifan

baru, dan minat yang tinggi/sangat

belajar matematika peserta didik

tinggi

dalam PMR strategi hipnosis, dan

strategi hipnosis. Hasil uji coba soal

(2) Prestasi belajar matematika

menggunakan: (1) Uji validitas, (2)

peserta didik setelah PMR strategi

uji

hipnosis. Metode pengumpulan data

kesukaran,

pada tahap develop adalah: (1)

pembeda.

untuk

reliabilitas,
dan

mengikuti

(2)

uji

(4)

uji

PMR

tingkat
daya

metode distribusi, (2) metode tes,

Pada setiap siklus dihitung

(3) metode observasi, (4) metode

rata-rata prestasi belajar peserta

angket.

didik, jika terjadi nilai rata-rata
Data

perangkat

prestasi belajar pada siklus n lebih

menghitung

besar dari pada nilai rata-rata

presentase dari penilaian para ahli,

prestasi belajar pada siklus n-1,

jika 85% atau lebih para ahli

maka

mengatakan baik atau sangat baik,

dikatakan meningkat.

dianalisis

maka
tersebut

validasi
dengan

perangkat

pembelajaran

dikatakan

Keterlaksanaan

PMR

valid.

nilai

prestasi

belajar

Pada setiap siklus, dihitung
rata-rata

skor

keaktifan

belajar

strategi

matematika peserta didik, kemudian

hipnosis dikatakan baik jika 85%

di konversikan ke dalam bentuk

127

nilai, jika rata-rata nilai keaktifan

HASIL DAN PEMBAHASAN

peserta didik pada siklus ke-n lebih

Berdasarkan hasil validasi

besar dari pada rata-rata nilai

diatas, maka silabus, RPP, LKPD,

keaktifan peserta didik pada siklus

CD pembelajaran, dan TPB yang

ke-n lebih besar dari pada rata-rata

dikembangkan tersebut baik dan

nilai peserta didik pada siklus ke-

dapat digunakan dengan revisi.

(n-1),

terjadi

Berdasarkan

belajar

disimpulkan bahwa semua soal baik

maka

dikatakan

peningkatan

keaktifan

uji

coba

pada TPB I maupun TPB II valid

matematika peserta didik.
Uji

hasil

normalitas

data

dan

reliabel.

Berdasarkan

uji

kolmogorof

normalitas terhadap data nilai ujian

smirnov. Dengan tabel tes satu

tengah semester kelas VII SMP SA

sampel kolmogorof smirnov bisa

Kaliombo tahun 2009/2010 dengan

menemukan kemungkinan (dua sisi)

bantuan SPSS 15 menghasilkan

yang dikaitkan dengan munculnya

nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah

harga–harga

99,6 % lebih besar 5%, hal ini

menggunakan

uji

sebesar

harga

D

atau kurang dari  , maka tolak H0

berarti H0 diterima.

(Siegel, 1994: 59).

terhadap data nilai UH, TPB I dan

observasi dibawah H0. Jika p sama

Berdasarkan

uji

proporsi

digunakan

TPB II, diperoleh hasil: (1) proporsi

untuk mengetahui proporsi data

siswa yang mencapai KKM pada

prestasi belajar peserta didik pada

pra siklus adalah 38 %, dengan z

kelas uji coba. Hal ini nantinya

hitung = -4 lebih kecil dari –(z

akan menyimpulkan apakah prestasi

tabel) = - 1,64; artinya bahwa

belajar peserta didik tuntas secara

proporsi

klasikal

yaitu

dengan

proporsi

KKM kurang dari 80%, hal ini

peserta

didik

yang

mencapai

berarti pembelajaran pada pra siklus

Uji

proporsi

ketuntasan ≥ 80 %.

siswa

yang

mencapai

tidak tuntas (2) proporsi siswa yang
mencapai KKM pada siklus I
adalah 69% , dengan z hitung = -1
lebih besar dari –(z tabel) = -1,64;

128

artinya bahwa proporsi siswa yang

adalah 92,3%. Dari data tersebut,

mencapai KKM sama dengan 80%,

dapat

hal ini berarti pembelajaran pada

persentase adalah 80,75% peserta

siklus I tuntas dan (3) proporsi

didik senang terhadap komponen

siswa yang mencapai KKM pada

PMR

siklus II adalah 77%, dengan z

himpunan.

hitung = -0,3 lebih besar dari –(z

dihitung

Strategi

Dari

bahwa

rata-rata

hipnosis

Tabel

materi

4.21

dapat

tabel) = -1,64; artinya bahwa

disimpulkan bahwa peserta didik

proporsi

yang menganggap materi

yang

KKM sama dengan 80%, hal ini

diajarkan

baru

berarti pembelajaran pada siklus II

adalah 100%, peserta didik yang

tuntas.

hasil

menganggap LKPD yang dipakai

pengamatan terhadap PMR strategi

merupakan hal baru adalah 100%,

hipnosis, diperoleh bahwa seluruh

peserta didik yang menganggap

pengamat

bahwa

CDI yang berikan merupakan hal

perangkat draf-2 dan PMR Strategi

baru adalah 100%, peserta didik

Hipnosis adalah baik.

yang

siswa

yang

mencapai

Berdasarkan

Dari

berpendapat

Tabel

disimpulkan

4.20

hal

menganggap

pembelajaran

yang

metode
diterapkan

perasaan

merupakan hal baru adalah 100%,

peserta didik yang senang dengan

peserta didik yang menganggap

materi

perasaan

demonstrasi yang dilakukan guru

peserta didik yang senang dengan

merupakan hal baru adalah 100%,

LKPD adalah 69, 2 % , perasaan

peserta didik yang menganggap

peserta didik yang senang dengan

bahwa

CDI adalah 76,9%, perasaan peserta

merupakan hal baru adalah 100%.

didik yang senang dengan metode

Dari data tersebut, dapat dihitung

pembelajaran

84,6%,

bahwa rata-rata persentase adalah

perasaan peserta didik yang senang

100%, artinya 100% peserta didik

dengan demonstrasi guru adalah

menganggap

84,6%, perasaan peserta didik yang

PMR

senang

adalah

dengan

bahwa

dapat

merupakan

76,9%,

adalah

suasana

suasana

Strategi

bahwa

belajarnya

komponen

hipnosis

materi

belajar

129

himpunan merupakan hal yang

himpunan

baru.

dalam penelitian ini valid, (2) Para
Dari hasil respon peserta

yang

pengamat

dikembangkan

berpendapat

bahwa

didik, berarti peserta didik yang

keterlaksanaan

berminat mengikuti PMR Strategi

hipnosis materi himpunan baik dan

hipnosis adalah 76,9%; 75% peserta

respon

didik merespon positip terhadap

terhadap perangkat PMR Strategi

LKPD yang dipakai, 75% peserta

hipnosis

didik merespon positip terhadap CD

tergolong baik, sehingga perangkat

yang

PMR

dipakai.

Sehingga

dapat

PMR

pengamat

Strategi

serta

materi

Strategi

siswa

himpunan

hipnosis

materi

dikatakan bahwa respon peserta

himpunan disimpulkan praktis, dan

didik terhadap perangkat draf-2 dan

(3) Setelah perangkat PMR Strategi

PMR

hipnosis

Strategi

Hipnosis

adalah

materi

himpunan

di

posistif. Dari hasil pengamatan

ujicobakan di kelas VII SMP SA

terhadap

Kaliombo

pembelajaran

berbasis

disimpulkan

bahwa

berarti

pembelajaran tuntas secara klasikal

pengamat

dan dapat meningkatkan keaktifan

berpendapat bahwa PMR Strategi

serta prestasi belajar matematika

hipnosis terlaksana dengan sangat

siswa

baik.

sehingga perangkat PMR dengan

PMR

strategi

bahwa

hipnosis,

seluruh

pada

materi

himpunan,

Strategi hipnosis materi himpunan

SIMPULAN DAN SARAN

disimpulkan efektif.

Simpulan
Kesimpulan dari penelitian

Saran
Berdasarkan

ini adalah : (1) Para validator

kesimpulan

berpendapat bahwa setiap perangkat

diatas, maka saran peneliti adalah:

PMR

hipnosis

(1) menyarankan kepada para guru

yang

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

materi

dengan

Strategi

himpunan

dikembangkan dalam penelitian ini

agar

mengimplementasikan

baik dan dapat digunakan, sehingga

pembelajaran

disimpulkan bahwa perangkat PMR

khususnya pada materi himpunan

dengan Strategi hipnosis materi

yang sesuai perangkat PMR strategi

matematika

130

Hipnosis, dan (2) menyarankan
kepada para peneliti pendidikan
matematika
penelitian

agar
lebih

mengadakan
lanjut

untuk

menguji efektivitas PMR Strategi
Hipnosis pada materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gravemeijer, K. 1994. Developing
Realistic
Mathematics
Education.
Utrecht:
Freudenthal Institute.
Gravemeijer K. 1994. Educational
Development
and
Developmental Research in
Mathematics
Education.
JRME. 7 / 25 : 443 – 471.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia
(Konstatasi Keadaan Masa
Kini Menuju Harapan Masa
Depan). Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Soedjadi, R. 2001. Pembelajaran
Matematika Berjiwa RME.
Surabaya: UNESA.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta: Kencana.
Thiagarajan, Semmel. DS. Semmel.
1974.
Instructional
Development for Training
Teacher
of
Exceptional Children. A.
Source Book Blomington;
Central for Innovation on
Teaching the Handicapped.
Wong

Gravemeijer-Doorman.
1999.
Context
problems
in
realistic
mathematics
education: A calculus course
as an example. Educational
Studies in Mathematics.39:
111-129.

dan
Hakim.
2009.
Dahsyatnya
Hipnosis.
Jakarta: Visimedia

Nieveen. 1999. Prototyping to
Reach Product Quality.
Netherlands: University of
Twente.
Rusli dan Wijaya. 2009. The Secret
Of
Hypnosis.
Jakarta:
Penebar Plus
Romy Rafael. 2006. Hipnoterapi.
Jakarta: Transmedia
Supinah,
2008.
Pembelajaran
Matematika SD dengan
pendekatan
Kontekstual
dalam melaksanakan KTSP.
Yogyakarta : Depdiknas.

131