PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI HIPNOSIS MATERI HIMPUNAN KELAS VII
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN
STRATEGI HIPNOSIS MATERI HIMPUNAN KELAS VII
The development of Mathematics Teaching Instrument based on Realistic
Mathematics Education (RME) By Using Hypnosis Strategy on Sets Concept at
the seventh grade students.
Muhammad Ilyas Yusuf (Prodi Matematika FKIP Universitas Pekalongan)
Abstract
Based on the fore research the RME approaches were one of the teaching approaches that
could improve the students’ activeness, besides the theoretic approach showed that
hypnosis was one of the ways to maximize the students’ brain works, so that RME by
using Hypnosis was used by the researcher to solve this problem. This study is proposed
to create some Mathematics teaching instruments based on valid RME, practice and
effective. The teaching instruments developed are Syllabi, Lesson Plan, and students’
activities worksheets, teaching CD, Learning Test. The method used in this research is 4D by Thiagarajan that has been modified into 3-D such as; (1) define, (2) design and (3)
develop. The results of this research are; (1) the valuators said that the Mathematics
teaching Instruments based on RME was valid; (2) the researchers said that the RME
using Hypnosis strategy was good (in score average 58), the researchers’ responses to the
instruments were positive (in score average 82%); and (3) the students’ proportion that
achieved the standardized passing grade in each cycle was 80%; the last is the average
score in their prestige and activeness in the first cycle was 38,7 and 58,5; in the second
cycle 77,9 and 66,4; in the third cycle 79,7 and 68,1. The summary of this research was
that the Mathematics teaching instrument based on RME on the sets concept was valid,
practice and effective. The researcher suggests to the SMP teachers to apply the
mathematics teaching based on RME using Hypnosis Strategy on the other mathematics
concepts.
Key words: Realistic Mathematic Education (RME), Hypnosis.
peserta
PENDAHULUAN
Dari hasil analisis peserta
didik pada proses pendefinisian
didik
dalam
belajar
matematika.
Dari hasil analisis materi dan
Atap
konsep (pada proses define) di SMP
Kaliombo Kabupaten Pekalongan
Satu Atap Kaliombo Kabupaten
(SMP
peneliti
Pekalongan (SMP SA Kaliombo)
berasumsi kuat bahwa rendahnya
diperoleh informasi bahwa: (1)
prestasi belajar matematika peserta
konsep himpunan merupakan salah
didik disebabkan karena rendahnya
satu pokok bahasan matematika
keaktifan belajar matematika para
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
(define)
di
SA
SMP
Satu
Kaliombo),
124
Pendidikan (KTSP) yang diajarkan
permasalahan
pada
VII
matematika yang menimpa kelas
semester 2, (2) pembelajaran materi
VII SMP SA Kaliombo, yaitu suatu
himpunan
ajaran
pembelajaran
yang
dapat
mencapai
meningkatkan
keaktifan
belajar
peserta
didik
pada
2009/2010
kelas
tahun
tidak
pembelajaran
ketuntasan, yakni proporsi siswa
matematika
yang mencapai KKM kurang dari
peserta didik. Dengan berbagai
80%,
pertimbangan
(3)
pada
tahun
ajaran
belajar matematika
teoritis,
2009/2010, rata-rata prestasi belajar
peneliti
siswa pada materi himpunan sangat
penerapan pendekatan pendidikan
rendah yaitu 51, dan (4) ada
matematika realistikdengan strategi
kendala
hipnosis
yang
dihadapi
dalam
berasumsi
akhirnya
kuat
dalam
bahwa
pembelajaran
matematika
dikelas
dapat
yaitu: (a) pemakaian simbol yang
meningkatkan
keaktifan
belajar
abstrak,
pembelajaran
konsep
(b)
meremehkan
himpunan,
siswa
cenderung
matematika peserta didik kelas VII
materi
himpunan
SMP
(menganggap
seolah-olah
SA
Kaliombo,
meningkatnya
dengan
keaktifan belajar
gampang), dan (c) penggunaan
matematika
metode
dapat meningkatkan prestasi belajar
dalam
matematika
pembelajaran
yang
kurang
peserta didik maka
matematika peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis
merangsang keaktifan siswa dalam
belajar. Peneliti berasumsi bahwa
kurikulum
kendala-kendala ini menyebabkan
pendefinisian
keaktifan
berasumsi
belajar
matematika
pada
proses
(define),
kuat
peneliti
bahwa
selain
peserta didik kelas VII tergolong
permasalahan di atas masih ada
rendah
permasalahan pembelajaran yang
dalam
pembelajaran
matematika, hal ini mengakibatkan
berhubungan
prestasi belajar matematika peserta
pembelajaran.
didik tergolong rendah.
pembelajaran
Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu
solusi
untuk
mengatasi
belum
dengan
perangkat
Perangkat
yang
memaksimalkan
digunakan
potensi
peserta didik. Hal ini disebabkan
125
perangkat
pembelajaran
yang
peserta
didik.
Dalam
hal
ini,
digunakan oleh guru matematika di
peneliti mengembangkan perangkat
SMP SA Kaliombo bersifat asal-
pembelajaran matematika berbasis
asalan,
pendidikan
formalitas
saja,
tidak
matematika
realistik
divalidasi oleh yang ahli/bukan
dengan strategi hipnosis kelas VII
rekomendasi depdiknas, berbasis
materi himpunan.
pendekatan konvensional dan pada
Berdasarkan latar belakang
prakteknya tidak sesuai dengan
di atas, maka rumusan masalah
KTSP.
perangkat
penelitian
digunakan
bagaimanakah
Sehingga
pembelajaran
diragukan
yang
kevalidan
isi
dan
ini
adalah:
(1)
mengembangkan
perangkat pembelajaran matematika
konstruknya, hal ini diduga sebagai
berbasis
salah
hipnosis materi himpunan yang
satu
penyebab
tidak
PMR
valid?;
matematika di SMP tersebut yang
pembelajaran matematika berbasis
berakibat hasil belajar peserta didik
PMR
rendah.
materi
mengatasi
apakah
strategi
maksimalnya hasil pembelajaran
Untuk
(2)
dengan
dengan
perangkat
strategi
hipnosis
himpunan
yang
dikembangkan praktis?; dan (3)
permasalahan yang terkait dengan
apakah
perangkat pembelajaran di SMP SA
menggunakan
Kaliombo,
pembelajaran matematika berbasis
maka
peneliti
pembelajaran
perangkat
mengembangkan suatu perangkat
PMR
pembelajaran matematika dengan
materi himpunan efektif ?
kriteria: (1) mengacu kepada KTSP
dengan
dengan
strategi
hipnosis
METODE PENELITIAN
2006, (2) divalidasi ahli, dan (3)
Penelitian
ini
termasuk
berbasis pendekatan pembelajaran
penelitian pengembangan perangkat
yang
pembelajaran matematika. Model
dapat
merangsang
perkembangan potensi peserta didik
pengembangan
khususnya keaktifan peserta didik
pembelajaran
secara
dalam penelitian ini adalah model
optimal,
meningkatkan
sehingga dapat
prestasi
belajar
4-D
yang
perangkat
yang
digunakan
dikemukakan
oleh
126
Thiagarajan, Semmel dan Semmel
pengamat berpendapat bahwa PMR
(1974).
tetapi
dalam
strategi hipnosis terlaksana dengan
peneliti
hanya
baik atau sangat baik. Respon
yaitu
pengamat dikatakan positif apabila
develop.
85% pengamat berpendapat bahwa
Akan
penelitian
ini,
menggunakan
define,
tiga
design,
Perangkat
tahap
dan
pembelajaran
yang
PMR
strategi
hipnosis
dan
silabus,
perangkatnya baik atau sangat baik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Respon peserta didik dikatakan
(RPP), Lembar Kegiatan Pesrta
positif apabila 85% peserta didik
Didik (LKPD), CD pembelajaran,
berpendapat bahwa PMR strategi
dan Tes Prestasi Belajar (TPB).
hipnosis
dikembangkan
meliputi
Variabel penelitian dalam
dan
menyenangkan,
perangkatnya
merupakan
hal
uji coba ini adalah: (1) Keaktifan
baru, dan minat yang tinggi/sangat
belajar matematika peserta didik
tinggi
dalam PMR strategi hipnosis, dan
strategi hipnosis. Hasil uji coba soal
(2) Prestasi belajar matematika
menggunakan: (1) Uji validitas, (2)
peserta didik setelah PMR strategi
uji
hipnosis. Metode pengumpulan data
kesukaran,
pada tahap develop adalah: (1)
pembeda.
untuk
reliabilitas,
dan
mengikuti
(2)
uji
(4)
uji
PMR
tingkat
daya
metode distribusi, (2) metode tes,
Pada setiap siklus dihitung
(3) metode observasi, (4) metode
rata-rata prestasi belajar peserta
angket.
didik, jika terjadi nilai rata-rata
Data
perangkat
prestasi belajar pada siklus n lebih
menghitung
besar dari pada nilai rata-rata
presentase dari penilaian para ahli,
prestasi belajar pada siklus n-1,
jika 85% atau lebih para ahli
maka
mengatakan baik atau sangat baik,
dikatakan meningkat.
dianalisis
maka
tersebut
validasi
dengan
perangkat
pembelajaran
dikatakan
Keterlaksanaan
PMR
valid.
nilai
prestasi
belajar
Pada setiap siklus, dihitung
rata-rata
skor
keaktifan
belajar
strategi
matematika peserta didik, kemudian
hipnosis dikatakan baik jika 85%
di konversikan ke dalam bentuk
127
nilai, jika rata-rata nilai keaktifan
HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik pada siklus ke-n lebih
Berdasarkan hasil validasi
besar dari pada rata-rata nilai
diatas, maka silabus, RPP, LKPD,
keaktifan peserta didik pada siklus
CD pembelajaran, dan TPB yang
ke-n lebih besar dari pada rata-rata
dikembangkan tersebut baik dan
nilai peserta didik pada siklus ke-
dapat digunakan dengan revisi.
(n-1),
terjadi
Berdasarkan
belajar
disimpulkan bahwa semua soal baik
maka
dikatakan
peningkatan
keaktifan
uji
coba
pada TPB I maupun TPB II valid
matematika peserta didik.
Uji
hasil
normalitas
data
dan
reliabel.
Berdasarkan
uji
kolmogorof
normalitas terhadap data nilai ujian
smirnov. Dengan tabel tes satu
tengah semester kelas VII SMP SA
sampel kolmogorof smirnov bisa
Kaliombo tahun 2009/2010 dengan
menemukan kemungkinan (dua sisi)
bantuan SPSS 15 menghasilkan
yang dikaitkan dengan munculnya
nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah
harga–harga
99,6 % lebih besar 5%, hal ini
menggunakan
uji
sebesar
harga
D
atau kurang dari , maka tolak H0
berarti H0 diterima.
(Siegel, 1994: 59).
terhadap data nilai UH, TPB I dan
observasi dibawah H0. Jika p sama
Berdasarkan
uji
proporsi
digunakan
TPB II, diperoleh hasil: (1) proporsi
untuk mengetahui proporsi data
siswa yang mencapai KKM pada
prestasi belajar peserta didik pada
pra siklus adalah 38 %, dengan z
kelas uji coba. Hal ini nantinya
hitung = -4 lebih kecil dari –(z
akan menyimpulkan apakah prestasi
tabel) = - 1,64; artinya bahwa
belajar peserta didik tuntas secara
proporsi
klasikal
yaitu
dengan
proporsi
KKM kurang dari 80%, hal ini
peserta
didik
yang
mencapai
berarti pembelajaran pada pra siklus
Uji
proporsi
ketuntasan ≥ 80 %.
siswa
yang
mencapai
tidak tuntas (2) proporsi siswa yang
mencapai KKM pada siklus I
adalah 69% , dengan z hitung = -1
lebih besar dari –(z tabel) = -1,64;
128
artinya bahwa proporsi siswa yang
adalah 92,3%. Dari data tersebut,
mencapai KKM sama dengan 80%,
dapat
hal ini berarti pembelajaran pada
persentase adalah 80,75% peserta
siklus I tuntas dan (3) proporsi
didik senang terhadap komponen
siswa yang mencapai KKM pada
PMR
siklus II adalah 77%, dengan z
himpunan.
hitung = -0,3 lebih besar dari –(z
dihitung
Strategi
Dari
bahwa
rata-rata
hipnosis
Tabel
materi
4.21
dapat
tabel) = -1,64; artinya bahwa
disimpulkan bahwa peserta didik
proporsi
yang menganggap materi
yang
KKM sama dengan 80%, hal ini
diajarkan
baru
berarti pembelajaran pada siklus II
adalah 100%, peserta didik yang
tuntas.
hasil
menganggap LKPD yang dipakai
pengamatan terhadap PMR strategi
merupakan hal baru adalah 100%,
hipnosis, diperoleh bahwa seluruh
peserta didik yang menganggap
pengamat
bahwa
CDI yang berikan merupakan hal
perangkat draf-2 dan PMR Strategi
baru adalah 100%, peserta didik
Hipnosis adalah baik.
yang
siswa
yang
mencapai
Berdasarkan
Dari
berpendapat
Tabel
disimpulkan
4.20
hal
menganggap
pembelajaran
yang
metode
diterapkan
perasaan
merupakan hal baru adalah 100%,
peserta didik yang senang dengan
peserta didik yang menganggap
materi
perasaan
demonstrasi yang dilakukan guru
peserta didik yang senang dengan
merupakan hal baru adalah 100%,
LKPD adalah 69, 2 % , perasaan
peserta didik yang menganggap
peserta didik yang senang dengan
bahwa
CDI adalah 76,9%, perasaan peserta
merupakan hal baru adalah 100%.
didik yang senang dengan metode
Dari data tersebut, dapat dihitung
pembelajaran
84,6%,
bahwa rata-rata persentase adalah
perasaan peserta didik yang senang
100%, artinya 100% peserta didik
dengan demonstrasi guru adalah
menganggap
84,6%, perasaan peserta didik yang
PMR
senang
adalah
dengan
bahwa
dapat
merupakan
76,9%,
adalah
suasana
suasana
Strategi
bahwa
belajarnya
komponen
hipnosis
materi
belajar
129
himpunan merupakan hal yang
himpunan
baru.
dalam penelitian ini valid, (2) Para
Dari hasil respon peserta
yang
pengamat
dikembangkan
berpendapat
bahwa
didik, berarti peserta didik yang
keterlaksanaan
berminat mengikuti PMR Strategi
hipnosis materi himpunan baik dan
hipnosis adalah 76,9%; 75% peserta
respon
didik merespon positip terhadap
terhadap perangkat PMR Strategi
LKPD yang dipakai, 75% peserta
hipnosis
didik merespon positip terhadap CD
tergolong baik, sehingga perangkat
yang
PMR
dipakai.
Sehingga
dapat
PMR
pengamat
Strategi
serta
materi
Strategi
siswa
himpunan
hipnosis
materi
dikatakan bahwa respon peserta
himpunan disimpulkan praktis, dan
didik terhadap perangkat draf-2 dan
(3) Setelah perangkat PMR Strategi
PMR
hipnosis
Strategi
Hipnosis
adalah
materi
himpunan
di
posistif. Dari hasil pengamatan
ujicobakan di kelas VII SMP SA
terhadap
Kaliombo
pembelajaran
berbasis
disimpulkan
bahwa
berarti
pembelajaran tuntas secara klasikal
pengamat
dan dapat meningkatkan keaktifan
berpendapat bahwa PMR Strategi
serta prestasi belajar matematika
hipnosis terlaksana dengan sangat
siswa
baik.
sehingga perangkat PMR dengan
PMR
strategi
bahwa
hipnosis,
seluruh
pada
materi
himpunan,
Strategi hipnosis materi himpunan
SIMPULAN DAN SARAN
disimpulkan efektif.
Simpulan
Kesimpulan dari penelitian
Saran
Berdasarkan
ini adalah : (1) Para validator
kesimpulan
berpendapat bahwa setiap perangkat
diatas, maka saran peneliti adalah:
PMR
hipnosis
(1) menyarankan kepada para guru
yang
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
materi
dengan
Strategi
himpunan
dikembangkan dalam penelitian ini
agar
mengimplementasikan
baik dan dapat digunakan, sehingga
pembelajaran
disimpulkan bahwa perangkat PMR
khususnya pada materi himpunan
dengan Strategi hipnosis materi
yang sesuai perangkat PMR strategi
matematika
130
Hipnosis, dan (2) menyarankan
kepada para peneliti pendidikan
matematika
penelitian
agar
lebih
mengadakan
lanjut
untuk
menguji efektivitas PMR Strategi
Hipnosis pada materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gravemeijer, K. 1994. Developing
Realistic
Mathematics
Education.
Utrecht:
Freudenthal Institute.
Gravemeijer K. 1994. Educational
Development
and
Developmental Research in
Mathematics
Education.
JRME. 7 / 25 : 443 – 471.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia
(Konstatasi Keadaan Masa
Kini Menuju Harapan Masa
Depan). Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Soedjadi, R. 2001. Pembelajaran
Matematika Berjiwa RME.
Surabaya: UNESA.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta: Kencana.
Thiagarajan, Semmel. DS. Semmel.
1974.
Instructional
Development for Training
Teacher
of
Exceptional Children. A.
Source Book Blomington;
Central for Innovation on
Teaching the Handicapped.
Wong
Gravemeijer-Doorman.
1999.
Context
problems
in
realistic
mathematics
education: A calculus course
as an example. Educational
Studies in Mathematics.39:
111-129.
dan
Hakim.
2009.
Dahsyatnya
Hipnosis.
Jakarta: Visimedia
Nieveen. 1999. Prototyping to
Reach Product Quality.
Netherlands: University of
Twente.
Rusli dan Wijaya. 2009. The Secret
Of
Hypnosis.
Jakarta:
Penebar Plus
Romy Rafael. 2006. Hipnoterapi.
Jakarta: Transmedia
Supinah,
2008.
Pembelajaran
Matematika SD dengan
pendekatan
Kontekstual
dalam melaksanakan KTSP.
Yogyakarta : Depdiknas.
131
BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN
STRATEGI HIPNOSIS MATERI HIMPUNAN KELAS VII
The development of Mathematics Teaching Instrument based on Realistic
Mathematics Education (RME) By Using Hypnosis Strategy on Sets Concept at
the seventh grade students.
Muhammad Ilyas Yusuf (Prodi Matematika FKIP Universitas Pekalongan)
Abstract
Based on the fore research the RME approaches were one of the teaching approaches that
could improve the students’ activeness, besides the theoretic approach showed that
hypnosis was one of the ways to maximize the students’ brain works, so that RME by
using Hypnosis was used by the researcher to solve this problem. This study is proposed
to create some Mathematics teaching instruments based on valid RME, practice and
effective. The teaching instruments developed are Syllabi, Lesson Plan, and students’
activities worksheets, teaching CD, Learning Test. The method used in this research is 4D by Thiagarajan that has been modified into 3-D such as; (1) define, (2) design and (3)
develop. The results of this research are; (1) the valuators said that the Mathematics
teaching Instruments based on RME was valid; (2) the researchers said that the RME
using Hypnosis strategy was good (in score average 58), the researchers’ responses to the
instruments were positive (in score average 82%); and (3) the students’ proportion that
achieved the standardized passing grade in each cycle was 80%; the last is the average
score in their prestige and activeness in the first cycle was 38,7 and 58,5; in the second
cycle 77,9 and 66,4; in the third cycle 79,7 and 68,1. The summary of this research was
that the Mathematics teaching instrument based on RME on the sets concept was valid,
practice and effective. The researcher suggests to the SMP teachers to apply the
mathematics teaching based on RME using Hypnosis Strategy on the other mathematics
concepts.
Key words: Realistic Mathematic Education (RME), Hypnosis.
peserta
PENDAHULUAN
Dari hasil analisis peserta
didik pada proses pendefinisian
didik
dalam
belajar
matematika.
Dari hasil analisis materi dan
Atap
konsep (pada proses define) di SMP
Kaliombo Kabupaten Pekalongan
Satu Atap Kaliombo Kabupaten
(SMP
peneliti
Pekalongan (SMP SA Kaliombo)
berasumsi kuat bahwa rendahnya
diperoleh informasi bahwa: (1)
prestasi belajar matematika peserta
konsep himpunan merupakan salah
didik disebabkan karena rendahnya
satu pokok bahasan matematika
keaktifan belajar matematika para
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
(define)
di
SA
SMP
Satu
Kaliombo),
124
Pendidikan (KTSP) yang diajarkan
permasalahan
pada
VII
matematika yang menimpa kelas
semester 2, (2) pembelajaran materi
VII SMP SA Kaliombo, yaitu suatu
himpunan
ajaran
pembelajaran
yang
dapat
mencapai
meningkatkan
keaktifan
belajar
peserta
didik
pada
2009/2010
kelas
tahun
tidak
pembelajaran
ketuntasan, yakni proporsi siswa
matematika
yang mencapai KKM kurang dari
peserta didik. Dengan berbagai
80%,
pertimbangan
(3)
pada
tahun
ajaran
belajar matematika
teoritis,
2009/2010, rata-rata prestasi belajar
peneliti
siswa pada materi himpunan sangat
penerapan pendekatan pendidikan
rendah yaitu 51, dan (4) ada
matematika realistikdengan strategi
kendala
hipnosis
yang
dihadapi
dalam
berasumsi
akhirnya
kuat
dalam
bahwa
pembelajaran
matematika
dikelas
dapat
yaitu: (a) pemakaian simbol yang
meningkatkan
keaktifan
belajar
abstrak,
pembelajaran
konsep
(b)
meremehkan
himpunan,
siswa
cenderung
matematika peserta didik kelas VII
materi
himpunan
SMP
(menganggap
seolah-olah
SA
Kaliombo,
meningkatnya
dengan
keaktifan belajar
gampang), dan (c) penggunaan
matematika
metode
dapat meningkatkan prestasi belajar
dalam
matematika
pembelajaran
yang
kurang
peserta didik maka
matematika peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis
merangsang keaktifan siswa dalam
belajar. Peneliti berasumsi bahwa
kurikulum
kendala-kendala ini menyebabkan
pendefinisian
keaktifan
berasumsi
belajar
matematika
pada
proses
(define),
kuat
peneliti
bahwa
selain
peserta didik kelas VII tergolong
permasalahan di atas masih ada
rendah
permasalahan pembelajaran yang
dalam
pembelajaran
matematika, hal ini mengakibatkan
berhubungan
prestasi belajar matematika peserta
pembelajaran.
didik tergolong rendah.
pembelajaran
Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu
solusi
untuk
mengatasi
belum
dengan
perangkat
Perangkat
yang
memaksimalkan
digunakan
potensi
peserta didik. Hal ini disebabkan
125
perangkat
pembelajaran
yang
peserta
didik.
Dalam
hal
ini,
digunakan oleh guru matematika di
peneliti mengembangkan perangkat
SMP SA Kaliombo bersifat asal-
pembelajaran matematika berbasis
asalan,
pendidikan
formalitas
saja,
tidak
matematika
realistik
divalidasi oleh yang ahli/bukan
dengan strategi hipnosis kelas VII
rekomendasi depdiknas, berbasis
materi himpunan.
pendekatan konvensional dan pada
Berdasarkan latar belakang
prakteknya tidak sesuai dengan
di atas, maka rumusan masalah
KTSP.
perangkat
penelitian
digunakan
bagaimanakah
Sehingga
pembelajaran
diragukan
yang
kevalidan
isi
dan
ini
adalah:
(1)
mengembangkan
perangkat pembelajaran matematika
konstruknya, hal ini diduga sebagai
berbasis
salah
hipnosis materi himpunan yang
satu
penyebab
tidak
PMR
valid?;
matematika di SMP tersebut yang
pembelajaran matematika berbasis
berakibat hasil belajar peserta didik
PMR
rendah.
materi
mengatasi
apakah
strategi
maksimalnya hasil pembelajaran
Untuk
(2)
dengan
dengan
perangkat
strategi
hipnosis
himpunan
yang
dikembangkan praktis?; dan (3)
permasalahan yang terkait dengan
apakah
perangkat pembelajaran di SMP SA
menggunakan
Kaliombo,
pembelajaran matematika berbasis
maka
peneliti
pembelajaran
perangkat
mengembangkan suatu perangkat
PMR
pembelajaran matematika dengan
materi himpunan efektif ?
kriteria: (1) mengacu kepada KTSP
dengan
dengan
strategi
hipnosis
METODE PENELITIAN
2006, (2) divalidasi ahli, dan (3)
Penelitian
ini
termasuk
berbasis pendekatan pembelajaran
penelitian pengembangan perangkat
yang
pembelajaran matematika. Model
dapat
merangsang
perkembangan potensi peserta didik
pengembangan
khususnya keaktifan peserta didik
pembelajaran
secara
dalam penelitian ini adalah model
optimal,
meningkatkan
sehingga dapat
prestasi
belajar
4-D
yang
perangkat
yang
digunakan
dikemukakan
oleh
126
Thiagarajan, Semmel dan Semmel
pengamat berpendapat bahwa PMR
(1974).
tetapi
dalam
strategi hipnosis terlaksana dengan
peneliti
hanya
baik atau sangat baik. Respon
yaitu
pengamat dikatakan positif apabila
develop.
85% pengamat berpendapat bahwa
Akan
penelitian
ini,
menggunakan
define,
tiga
design,
Perangkat
tahap
dan
pembelajaran
yang
PMR
strategi
hipnosis
dan
silabus,
perangkatnya baik atau sangat baik.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Respon peserta didik dikatakan
(RPP), Lembar Kegiatan Pesrta
positif apabila 85% peserta didik
Didik (LKPD), CD pembelajaran,
berpendapat bahwa PMR strategi
dan Tes Prestasi Belajar (TPB).
hipnosis
dikembangkan
meliputi
Variabel penelitian dalam
dan
menyenangkan,
perangkatnya
merupakan
hal
uji coba ini adalah: (1) Keaktifan
baru, dan minat yang tinggi/sangat
belajar matematika peserta didik
tinggi
dalam PMR strategi hipnosis, dan
strategi hipnosis. Hasil uji coba soal
(2) Prestasi belajar matematika
menggunakan: (1) Uji validitas, (2)
peserta didik setelah PMR strategi
uji
hipnosis. Metode pengumpulan data
kesukaran,
pada tahap develop adalah: (1)
pembeda.
untuk
reliabilitas,
dan
mengikuti
(2)
uji
(4)
uji
PMR
tingkat
daya
metode distribusi, (2) metode tes,
Pada setiap siklus dihitung
(3) metode observasi, (4) metode
rata-rata prestasi belajar peserta
angket.
didik, jika terjadi nilai rata-rata
Data
perangkat
prestasi belajar pada siklus n lebih
menghitung
besar dari pada nilai rata-rata
presentase dari penilaian para ahli,
prestasi belajar pada siklus n-1,
jika 85% atau lebih para ahli
maka
mengatakan baik atau sangat baik,
dikatakan meningkat.
dianalisis
maka
tersebut
validasi
dengan
perangkat
pembelajaran
dikatakan
Keterlaksanaan
PMR
valid.
nilai
prestasi
belajar
Pada setiap siklus, dihitung
rata-rata
skor
keaktifan
belajar
strategi
matematika peserta didik, kemudian
hipnosis dikatakan baik jika 85%
di konversikan ke dalam bentuk
127
nilai, jika rata-rata nilai keaktifan
HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik pada siklus ke-n lebih
Berdasarkan hasil validasi
besar dari pada rata-rata nilai
diatas, maka silabus, RPP, LKPD,
keaktifan peserta didik pada siklus
CD pembelajaran, dan TPB yang
ke-n lebih besar dari pada rata-rata
dikembangkan tersebut baik dan
nilai peserta didik pada siklus ke-
dapat digunakan dengan revisi.
(n-1),
terjadi
Berdasarkan
belajar
disimpulkan bahwa semua soal baik
maka
dikatakan
peningkatan
keaktifan
uji
coba
pada TPB I maupun TPB II valid
matematika peserta didik.
Uji
hasil
normalitas
data
dan
reliabel.
Berdasarkan
uji
kolmogorof
normalitas terhadap data nilai ujian
smirnov. Dengan tabel tes satu
tengah semester kelas VII SMP SA
sampel kolmogorof smirnov bisa
Kaliombo tahun 2009/2010 dengan
menemukan kemungkinan (dua sisi)
bantuan SPSS 15 menghasilkan
yang dikaitkan dengan munculnya
nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah
harga–harga
99,6 % lebih besar 5%, hal ini
menggunakan
uji
sebesar
harga
D
atau kurang dari , maka tolak H0
berarti H0 diterima.
(Siegel, 1994: 59).
terhadap data nilai UH, TPB I dan
observasi dibawah H0. Jika p sama
Berdasarkan
uji
proporsi
digunakan
TPB II, diperoleh hasil: (1) proporsi
untuk mengetahui proporsi data
siswa yang mencapai KKM pada
prestasi belajar peserta didik pada
pra siklus adalah 38 %, dengan z
kelas uji coba. Hal ini nantinya
hitung = -4 lebih kecil dari –(z
akan menyimpulkan apakah prestasi
tabel) = - 1,64; artinya bahwa
belajar peserta didik tuntas secara
proporsi
klasikal
yaitu
dengan
proporsi
KKM kurang dari 80%, hal ini
peserta
didik
yang
mencapai
berarti pembelajaran pada pra siklus
Uji
proporsi
ketuntasan ≥ 80 %.
siswa
yang
mencapai
tidak tuntas (2) proporsi siswa yang
mencapai KKM pada siklus I
adalah 69% , dengan z hitung = -1
lebih besar dari –(z tabel) = -1,64;
128
artinya bahwa proporsi siswa yang
adalah 92,3%. Dari data tersebut,
mencapai KKM sama dengan 80%,
dapat
hal ini berarti pembelajaran pada
persentase adalah 80,75% peserta
siklus I tuntas dan (3) proporsi
didik senang terhadap komponen
siswa yang mencapai KKM pada
PMR
siklus II adalah 77%, dengan z
himpunan.
hitung = -0,3 lebih besar dari –(z
dihitung
Strategi
Dari
bahwa
rata-rata
hipnosis
Tabel
materi
4.21
dapat
tabel) = -1,64; artinya bahwa
disimpulkan bahwa peserta didik
proporsi
yang menganggap materi
yang
KKM sama dengan 80%, hal ini
diajarkan
baru
berarti pembelajaran pada siklus II
adalah 100%, peserta didik yang
tuntas.
hasil
menganggap LKPD yang dipakai
pengamatan terhadap PMR strategi
merupakan hal baru adalah 100%,
hipnosis, diperoleh bahwa seluruh
peserta didik yang menganggap
pengamat
bahwa
CDI yang berikan merupakan hal
perangkat draf-2 dan PMR Strategi
baru adalah 100%, peserta didik
Hipnosis adalah baik.
yang
siswa
yang
mencapai
Berdasarkan
Dari
berpendapat
Tabel
disimpulkan
4.20
hal
menganggap
pembelajaran
yang
metode
diterapkan
perasaan
merupakan hal baru adalah 100%,
peserta didik yang senang dengan
peserta didik yang menganggap
materi
perasaan
demonstrasi yang dilakukan guru
peserta didik yang senang dengan
merupakan hal baru adalah 100%,
LKPD adalah 69, 2 % , perasaan
peserta didik yang menganggap
peserta didik yang senang dengan
bahwa
CDI adalah 76,9%, perasaan peserta
merupakan hal baru adalah 100%.
didik yang senang dengan metode
Dari data tersebut, dapat dihitung
pembelajaran
84,6%,
bahwa rata-rata persentase adalah
perasaan peserta didik yang senang
100%, artinya 100% peserta didik
dengan demonstrasi guru adalah
menganggap
84,6%, perasaan peserta didik yang
PMR
senang
adalah
dengan
bahwa
dapat
merupakan
76,9%,
adalah
suasana
suasana
Strategi
bahwa
belajarnya
komponen
hipnosis
materi
belajar
129
himpunan merupakan hal yang
himpunan
baru.
dalam penelitian ini valid, (2) Para
Dari hasil respon peserta
yang
pengamat
dikembangkan
berpendapat
bahwa
didik, berarti peserta didik yang
keterlaksanaan
berminat mengikuti PMR Strategi
hipnosis materi himpunan baik dan
hipnosis adalah 76,9%; 75% peserta
respon
didik merespon positip terhadap
terhadap perangkat PMR Strategi
LKPD yang dipakai, 75% peserta
hipnosis
didik merespon positip terhadap CD
tergolong baik, sehingga perangkat
yang
PMR
dipakai.
Sehingga
dapat
PMR
pengamat
Strategi
serta
materi
Strategi
siswa
himpunan
hipnosis
materi
dikatakan bahwa respon peserta
himpunan disimpulkan praktis, dan
didik terhadap perangkat draf-2 dan
(3) Setelah perangkat PMR Strategi
PMR
hipnosis
Strategi
Hipnosis
adalah
materi
himpunan
di
posistif. Dari hasil pengamatan
ujicobakan di kelas VII SMP SA
terhadap
Kaliombo
pembelajaran
berbasis
disimpulkan
bahwa
berarti
pembelajaran tuntas secara klasikal
pengamat
dan dapat meningkatkan keaktifan
berpendapat bahwa PMR Strategi
serta prestasi belajar matematika
hipnosis terlaksana dengan sangat
siswa
baik.
sehingga perangkat PMR dengan
PMR
strategi
bahwa
hipnosis,
seluruh
pada
materi
himpunan,
Strategi hipnosis materi himpunan
SIMPULAN DAN SARAN
disimpulkan efektif.
Simpulan
Kesimpulan dari penelitian
Saran
Berdasarkan
ini adalah : (1) Para validator
kesimpulan
berpendapat bahwa setiap perangkat
diatas, maka saran peneliti adalah:
PMR
hipnosis
(1) menyarankan kepada para guru
yang
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
materi
dengan
Strategi
himpunan
dikembangkan dalam penelitian ini
agar
mengimplementasikan
baik dan dapat digunakan, sehingga
pembelajaran
disimpulkan bahwa perangkat PMR
khususnya pada materi himpunan
dengan Strategi hipnosis materi
yang sesuai perangkat PMR strategi
matematika
130
Hipnosis, dan (2) menyarankan
kepada para peneliti pendidikan
matematika
penelitian
agar
lebih
mengadakan
lanjut
untuk
menguji efektivitas PMR Strategi
Hipnosis pada materi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Gravemeijer, K. 1994. Developing
Realistic
Mathematics
Education.
Utrecht:
Freudenthal Institute.
Gravemeijer K. 1994. Educational
Development
and
Developmental Research in
Mathematics
Education.
JRME. 7 / 25 : 443 – 471.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia
(Konstatasi Keadaan Masa
Kini Menuju Harapan Masa
Depan). Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi.
Soedjadi, R. 2001. Pembelajaran
Matematika Berjiwa RME.
Surabaya: UNESA.
Trianto. 2009. Mendesain Model
Pembelajaran
InovatifProgresif. Jakarta: Kencana.
Thiagarajan, Semmel. DS. Semmel.
1974.
Instructional
Development for Training
Teacher
of
Exceptional Children. A.
Source Book Blomington;
Central for Innovation on
Teaching the Handicapped.
Wong
Gravemeijer-Doorman.
1999.
Context
problems
in
realistic
mathematics
education: A calculus course
as an example. Educational
Studies in Mathematics.39:
111-129.
dan
Hakim.
2009.
Dahsyatnya
Hipnosis.
Jakarta: Visimedia
Nieveen. 1999. Prototyping to
Reach Product Quality.
Netherlands: University of
Twente.
Rusli dan Wijaya. 2009. The Secret
Of
Hypnosis.
Jakarta:
Penebar Plus
Romy Rafael. 2006. Hipnoterapi.
Jakarta: Transmedia
Supinah,
2008.
Pembelajaran
Matematika SD dengan
pendekatan
Kontekstual
dalam melaksanakan KTSP.
Yogyakarta : Depdiknas.
131