bab iii pers dlm masyarakat 2
Waktu: 8 x 45 Menit
(Keseluruhan KD)
Standar Kompetensi:
3. Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat
Demokrasi
Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan Pengertian, Fungsi, Dan
Peran Serta Perkembangan Pers Di Indonesia.
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan
Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik
Dalam Masyarakat Demokrasi Di Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan Dampak
Penyalahgunaan Kebeba-san Media Massa
Dalam Masyara-kat Demokrasi Di Indonesia.
Waktu:
4 x 45 Menit
Standar Kompetensi:
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam
Masyarakat Demokrasi
Kompetensi Dasar:
3.1. Mendeskripsikan Pengertian,
Fungsi, Dan Peran Serta
Perkembangan Pers Di Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
Menjelaskan Pengertian Pers.
Menguraikan Tentang Teori-teori Pers.
Mendeskripsikan Sistem Pers Di
Beberapa Negara.
Menganalisis Sifat, Fungsi, Dan
Peranan Pers Serta Perkembangan
Pers Di Indonesia.
1.PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERAN SERTA
PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
a.Pengertian
Pers
Istilah Pers diberi pengertian dengan
penerbitan pers.
Belakangan pengertiannya meliputi dua hal :
a. Pers dalam arti sempit, yakni media cetak
b. Pers dalam arti luas, yakni meliputi semua
barang cetakan yang ditujukan untuk umum
sebagai pengganti istilah printed mass
media.
Wartawan sebagai bagian dari pers adalah
orang yang secara teratur melaksanakan
kegiatan jurnalistik (tulis-menulis berita).
1. Ensiklopedi Pers Indonesia, istilah Pers merupakan
sebutan bagi penerbit/perusahaan/kalangan yang
berkaitan dengan media masa atau wartawan.
2. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, adalah
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi :
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data
dan grafik maupun dlm bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan
segala jenis saluran yang tersedia.
3. Profesor Oemar Seno Adji, Pers dalam arti sempit
mengandung penyiaran-penyiaran pikiran,
gagasan atau berita-berita dengan kata tertulis.
Dalam arti luas, yaitu memasuk-kan di dalamnya
semua media mass communications yang
4. L. Taufik, dalam bukunya, pengertian pers
terbagi dua :
a. Pers dalam arti sempit diartikan sebagai
surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan
buletin-buletin kantor berita. Jadi, pers
terbatas pada media tercetak.
b. Pers dalam arti luas mencakup semua
media massa, termasuk radio, televisi, film
dan internet.
5. Leksikom Komunikasi, Pers berarti : 1) usaha
percetakan dan penerbitan, 2) usaha
pengumpulan dan penyiaran berita, 3)
penyiaran berita melalui surat kabar, majalah,
radio, dan televisi. Istilah “press” atau pers :
surat kabar dan majalah (dalam arti sempit)
b. TEORI-TEORI
TENTANG PERS
Teori Pers Otoritarian
Menganggap negara merupakan ekspresi
tertinggi dari organisasi kelompok manusia,
mengungguli masyarakat dan individu.
Menurut Mc. Quail, prinsip-prinsip dasar
pelaksanaan pers otoritarian:
1. Media selamanya (akhirnya)harus tunduk kepada
penguasa yang ada.
2. Penyensoran dapat dibenarkan.
3. Kecaman thd penguasa atau penyimpangan dari
kebijakan resmi tidak dapat diterima.
4. Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam
organisasinya.
TEORI PERS
LIBERTARIAN
Berpendapat bahwa pers harus memiliki
kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu
manusia mencari dan menemukan kebenaran
yang hakiki tersebut.
Teori ini memandang sensor merupakan
tindakan yang inkonstitusional thd
kemerdekaan pers. Karena pers mempunyai
tugas :
1.Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi
(iklan)
2.Melayani kebutuhan kehidupan politik
3.Mencari keuntungan (demi kelangsungan
hidupnya)
4.Menjaga hak warga negara
5.Memberi hiburan.
Krisna Harahap, Menyebutkan Ciri-ciri Pers
Libertarian:
1. Publikasi bebas dari setiap penyensoran
pendahuluan,
2. Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi
setiap orang tanpa memerlukan izin atau
lisensi,
3. Kecaman terhadap pemerintah, pejabat atau
partai politik tidak dapat dipidana,
4. Tidak ada kewajiban mempublikasikan
segala hal,
5. Publikasi “kesalahan” dilindungi sama
halnya dengan publikasi kebenaran dalam
hal-hal yang berkaitan dengan opini dan
keyakinan,
TEORI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
Bahwa kebebasan pers harus disertai
tanggung jawab kepada masyarakat.
Kebebasan pers itu perlu dibatasi oleh dasar
moral, etika dan hati nurani insan pers.
Komisi Kemerdekaan Pers, bahwa kemerdekaan
pers itu
harus diartikan:
1. Bahwa kebebasan tersebut tidaklah berarti
bebas untuk melanggar kepentingankepentingan individu lain.
2. Bahwa kebebasan harus memperhatikan
segi-segi keamanan negara.
3. Bahwa pelanggaran terhadap kemerdekaan
pers membawa konsekuensi/ tanggung jawab
terhadap ukuran yang berlaku.
Lanjutan ………….
Prinsip utama teori Tanggung Jawab Sosial:
1. Media mempunyai kewajiban tertentu kepada
masyarakat.
2. Menetapkan standar yang tinggi atau professional
tentang keinformasian, kebenaran, obyektivitas,
keseimbangan, dsb.
3. Dapat mengatur diri sendiri dalam kerangka
hukum dan lembaga yang ada.
4. Menghindari segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan kejahatan, yang akan
mengakibatkan ketidaktertiban atau penghinaan
terhadap minoritas etnik atau agama.
5. Bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan.
6. Memberi kesempatan yang sama untuk
mengemukakan berbagai sudut pandang dan hak
untuk menjawab.
7. Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar
TEORI PERS
KOMUNIS
Pers merupakan alat pemerintah (partai yang
berkuasa) dan bagian integral dari negara,
sehingga pers harus tunduk kepada
pemerintah. Berfungsi sebagai alat untuk
melakukan “indoktrinasi massa”.
Ciri-ciri Teori Pers Komunis :
1. Media berada di bawah pengendalian kelas
pekerja, karenanya ia melayani kepentingan
kelas tersebut.
2. Media tidak dimiliki secara pribadi.
3. Masyarakat berhak melakukan sensor dan
tindakan hukum lainnya untuk mencegah atau
menghukum setelah terjadinya peristiwa
publikasi anti masyarakat.
c. SISTEM PERS DI BEBERAPA
NEGARA
Sistem Pers Barat
(USA)
Representasi sistem pers barat ini dapat diwakili
oleh sistem pers Amerika Serikat dan Eropa. Pada
umunya baik Amerika maupun Eropa menganut
falsafah “Liberalisme”, yang menjadi landasan
sistem sosial, sistem politik dan sistem
pemerintahan mereka.
Di Amerika Serikat, pers mempunyai kebebasan
untuk bergerak. Di dalam sistem liberal, pers tidak
berorientasi pada politik pemerintah (bukan
merupakan terompet pemerintah seperti di negaranegara).
Lanjutan
………….
SISTEM
(RUSIA)
PERS KOMUNIS
Pers di negara Komunis dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah; tidak adak
kepemilikan oleh perorangan atau swasta.
Pers digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan kekuasaan pemerintah
dan partai untuk kegiatan propaganda dan
agitasi.
Ada lembaga kontrol/sensor yang
diberi nama GLAVIT. Tugasnya :
mengawasi bahan-bahan pers
yang akan dipublikasikan dan
tugas-tugas untuk mengamankan
politik ideologis dan keamanan.
Lanjutan ………….
MENURUT F. RACHMADI, FUNGSI PERS
KOMUNIS:
1. Pers sebagai alat propaganda, agitator, dan
organisator kolektif.
2. Pers merupakan tempat pendidikan kaderkader komunis di kalangan masa.
3. Pers bertugas sebagai lembaga yang
memmobilisasi dan berorganisir masa untuk
pembangunan ekonomi.
4. Pers menerapkan dan menyiarkan semua
dekrit, keputusan, intruksi yang di
keluarkan oleh Komite Sentral Partai
maupun oleh Pemerintah Rusia serta bahan
publikasi lain dari pemerintah.
ISTEM PERS DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
Ciri-ciri khusus :
1. Cenderung mengikuti sistem pers negara
bekas penjajahnya.
2. Masih mencari bentuk yang tepat, sehingga
kurang stabil.
3. Dituntut dapat berperan sebagai “agent of
social change” dan mempunyai tanggung
jawab atas keberhasilan pembangunan.
4. Dalam pelaksanaannya, terdapat
pembatasan-pembatasan dengan menganut
sistem pers tanggung jawab sosial (social
responsibility).
5. Mengalami masalah di bidang komunikasi,
yaitu; ketimpangan informasi, monopoli, dan
pemusatan yang berlebihan dari sumber dan
jalur komunikasi.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah,
internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
1. Rumuskan kembali pemahaman tentang “Sistem
Pers” yang diterapkan di beberapa negara
(Barat, Komunis dan Berkembang) !
2. Berikan alasan penjelasan, mengapa sistem pers
di negara-negara barat (terutama di Amerika
Serikat yang berfalsafah liberalisme) ada tidak
sependapat dengan kebebasan pers yang ada !
3. Berikan alasan penjelasan, mengapa di negaranegara Komunis pada umumnya, kebebasan pers
sulit diwujudkan !
4. Tulisakan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
karakteristik sistem pers di negara-negara
berkembang pada umumnya !
d.SIFAT, FUNGSI DAN PERANAN
PERS
SIFAT
PERS
Sifat (Falsafah) Pers, mencakup:
• Liberal Democration press (Pers Demokrasi
liberal),
• Communist Press (Pers Komunis),
• Authoritarian Press (Pers Otoriter ),
• Freedom and Responsibility Press (Pers
Bebas dan Bertanggung-jawab),
• Development Press (Pers Pembangunan),
dan
• Five Foundation Press (Pers Pancasila)
MISI DAN FUNGSI PERS
Pers mempunyai misi :
1. Ikut mencerdaskan masyarakat,
2. Menegakkan keadilan,
3. Memberantas kebatilan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers, pada Pasal 3 antara lain
disebutkan pers nasional berfungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan,
kontrol sosial dan dapat juga sebagai
lembaga ekonomi.
Menurut Kusman Hidayat, Pers
mempunyai 4 fungsi:
1. Fungsi Pendidik, yaitu melalui karyakarya tercetaknya, membantu
masyarakat meningkatkan budayanya.
2. Fungsi Penghubung, merupakan sarana
lalu-lintas hubungan antar manusia.
3. Fungsi Pembentuk Pendapat Umum;
melalui rubrik-rubrik dan kolom-kolom
tertentu, merupakan ruang untuk
memberikan pandangan/pikiran kepada
khalayak pembaca.
4. Fungsi Kontrol, pers berusaha
PERANAN PERS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers,
menyebutkan tentang peranan pers:
1. Memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,
mendorong terwujudnya supremasi
hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta
menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum
berdasarkan informasi yang tepat, akurat
dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi
e.PERKEMBANGAN PERS DI
INDONESIA
PERS
JAMAN PENJAJAHAN BELANDA
DAN JEPANG
Pemerintah penjajah Belanda
memandang perlu membuat undangundang khusus untuk membendung
pengaruh pers Indonesia, karena menjadi
momok yang harus diperangi.
Masa pendudukan Jepang, pers Indonesia
banyak yang berjuang tidak hanya
dengan tulisan, melainkan juga melalui:
organisasi, keagamaan, pendidikan,
politik, dsb.
Baik masa kolonial Belanda maupun
Jepang, menggambarkan bahwa
PERS DI MASA
PERGERAKAN
Dengan munculnya
pergerakan modern Budi
Utomo (20 Mei 1908), surat kabar yang
dikeluarkan lebih banyak berfungsi sebagai
alat perjuangan.
Pers menjadi “terompet” dari organisasi
pergerakan sema-cam parlemen orang
Indonesia yang terjajah.
Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan
dan sekaligus menjadi pendorong untuk
memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.
Saat itu, pers mendapat tekanan dari
pemerintah Hindia Belanda, dengan cara
memberantas dan menutup usaha penerbitan
pers pergerakan.
PERS DI MASA PENJAJAHAN
JEPANG
Pers semata-mata menjadi alat pemerintah
Jepang dan bersifat pro Jepang.
Pers banyak mengalami penderitaan dan
pengekangan kebebasan yang lebih daripada
jaman Belanda.
Namun, ada beberapa keuntungan bagi insan
pers Indonesia yang bekerja pada penerbitan
Jepang :
1. Pengalaman yang diperoleh para
karyawan bertambah.
2. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
pemberitaan makin sering dan luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar
berpikir kritis terhadap berita yang
PERS DI MASA REVOLUSI
FISIK
Periode
revolusi fisik terjadi antara tahun
1945 sampai 1949.
Saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan:
a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan
Sekutu dan Belanda yang dinamakan Pers
Nica (Belanda).
b. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh
orang Indonesia yang disebut Pers
Republik.
Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya,
pers harus menjadi penjaga kepentingan
publik (public watch dog).
Untuk menangani masalah-masalah pers,
pemerintah membentuk Dewan Pers pada
tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri dari
orang-orang persuratkabaran, cendikiawan,
PERS DI ERA DEMOKRASI LIBERAL
(1949-1959)
Di
era
demokrasi
liberal,
landasan
kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS
1949 dan UUD Sementara 1950.
Pers
pada
waktu
itu,
lebih
banyak
diperlakukan negatif. Selama periode tahun
1952-1959,
terjadi
tindakan
anti
pers
sebanyak 374 kali, dan yang terbanyak
selama tahun 1957, yaitu mencapai angka
125 kali.
Awal pembatasan terhadap kebebasan pers
adalah efek samping dari keluhan para
wartawan thd pers Belanda dan Cina.
Pemerintah selalu mencari cara untuk
membatasi penerbitan, karena negara tidak
akan
membiarkan
ideologi
“asing”
PERS DI ZAMAN ORDE LAMA ATAU PERS
TERPIMPIN (1956-1966)
Pers Terpimpin, merupakan pers yang lebih
banyak menjadi alat penguasa daripada alat
penyambung lidah rakyat.
Tahun
1960,
penguasa
perang
mulai
mengenakan
sanksi-sanksi
perizinan
terhadap pers dan tindakan tekanan terhadap
pers terus berlangsung.
Memasuki tahun 1964, kondisi kebebasan
pers
semakin
memburuk,
saat
itu
Kementerian
Penerangan
dan
badanbadannya mengontrol semua kegiatan pers.
Tindakan-tindakan
penekanan
terhadap
kebebasan pers merosot, ketika ketegangan
dalam
pemerintahan
menurun.
Para
PERS DI ERA DEMOKRASI PANCASILA DAN
ORDE
Di
awal BARU
pemerintahan Orde Baru, lahirlah istilah
Pers Pancasila.
Masa “bulan madu” antara pers dan pemerintah ,
dipermanis dengan keluarnya UU Nomor 11 Tahun
1966 tentang Pokok-pokok Pers, yang menjamin
tidak ada sensor dan pembredelan.
Sejak
terjadinya
“Peristiwa
Malari”
1974,
kebebasan pers mengalami set-back
yang
berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit .
Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan
melalui telepon supaya pers tidak menyiarkan
suatu
berita.
Demikian
juga
pengawasan
terhadap kegiatan pers dan wartawan diperketat ,
terutama menjelang Sidang MPR-1978.
Pada saat itu, pers jarang malah tidak pernah
melakukan kontrol sosial secara krisis, tegas dan
berani.
KEBEBASAN PERS DI ERA
REFORMASI
Pemerintahan pada masa reformasi sangat
mempermudah izin penerbitan pers. Akibatnya,
pada awal reformasi banyak sekali penerbitan
pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru
bermunculan.
Kalangan pers mulai bernafas lega ketika
pemerintah mengeluarkan UU No. 39/1999
tentang Hak Asasi Manusia dan UU No . 40/1999
tentang Pers.
Di dalam UU Pers, dengan tegas menjamin
adanya kemerdekaan pers sebagai hak asasi
manusia, tidak lagi di kenakan penyensoran,
pembredelan dan pelarangan penyiaran .
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan
di depan hukum, wartawan mempunyai hak
tolak.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,
majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian
lakukan hal-hal berikut :
1. Rumuskan kembali pemahaman anda tentang
perkembangan kehidupan pers di Indonesia semenjak
pra kemerdekaan hingga sekarang ini !
2. Berikan penjelasan bagaimana peranan pers
Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang !
3. Berikan penjelasan kembali tentang peranan pers di
masa revolusi yang dikatakan sebagai “penjaga
kepentingan publik” !
4. Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) indikator yang
mendasar antara peranan pers pada masa orde lama
dan orde baru !
5. Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah
perubahan pers di Indonesia paska rezim orde baru
atau era reformasi dewasa !
Waktu:
4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam
Masyarakat Demokrasi
Kompetensi Dasar:
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan
Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik
Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan
Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media
Massa Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
Menguraikan Tentang Landasan Hukum Pers
Indonesia Dan Norma-norma Pers Nasional.
Menjelaskan Tentang Orgnisasi Pers
Indonesia
Mendeskripsikan Kode Etik Jurnalistik Dan
Tanggung Jawab Profesi Kewartawanan.
Mendeskripsikan Tentang Kebebasan Pers
Indonesia
Menganalisis Dampak Penyalahgunaan
Kebebasan Media Massa Dalam Masyarakat
Demokrasi Indonesia.
2.Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sesuai Kode Etik Jurnalistik Dalam
Masyarakat Demokratis Di Indonesia
a.Landasan Hukum Pers
Indonesia
Pasal 28 UUD 1945
“Pasal 28 F UUD 1945
“Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak
Asasi Manusia
Undang-Undang No. 39 Tahun 2000
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 14 Ayat 1
dan 2
Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam
Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers
b.NORMA-NORMA PERS NASIONAL
Pers Nasional, menganut Norma-norma:
a. Keserasian sosiologis yang berpedoman
pada Pancasila,
b. Pola pikir dan kerja berdasarkan nilai-nilai
gotong-royong.
Lingkup hubungannya pers :
a. Hubungan antara pers dan pemerintah
b. Hubungan antara pers dan masyarakat cq.
golongan-golongan dalam masyarakat.
Hubungan antara pers dan pemerintah
terjalin dalam bentuk yang dijiwai oleh
semangat persekawanan (partnership) dalam
mengusahakan terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
c.ORGANISASI PERS
Dalam komponen sistem pers nasional,
terdapat
Dewan
Pers.
Anggota
Dewan
Pers
terdiri dari:
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi
wartawan;
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh
organisasi perusahaan pers;
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau
komunikasi dan bidang lainnya yang dipilih
oleh organisasi perusahaan pers;
4. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh
anggota;
5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 3 pasal 15
ditetapkan dengan keputusan presiden;
d.SISTEM PERS
NASIONAL
Sistem pers nasional adalah sistem pers
yang berlaku di Indonesia.
Ciri khas sistem pers nasional :
1. Integrasi (integaration )
2. Keteraturan (regularity )
3. Keutuhan (wholeness )
4. Organisasi (organization )
5. Koherensi (coherence )
6. Keterhubungan (connectedness
) dan
7. Ketergantungan
(interdependence ) dari bagianbagiannya.
e.KODE ETIK JURNALISTIK DAN
TANGGUNG JAWAB PROFESI
KEWARTAWANAN
Kehidupan pers nasional Indonesia,
merupakan produk dari sistem nilai yang
berlaku dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke dalam bidang kegiatan
persgame
.
Aturan main (rules of the
) pers nasional:
Landasan Idiil
: Pancasila (Pemb UUD
1945).
Landasan Konstitusi : Undang-Undang Dasar
1945.
Landasan Yuridis
: Undang-undang Pokok
Pers.
Landasan Profesional
: Kode Etik
Jurnalistik.
PERTANGGUNGJAWAB
AN :
Dalam menjalankan profesinya seorang
wartawan harus :
a. Dengan sadar menjalankan tugas, hak,
dan kewajiban,
b. Mengemukakan apa yang sebenarnya
terjadi, jelas, terang, dan mudah
dimengerti serta bersifat terbuka.
Pers dalam pengembangan kegiatan seharihari harus berada dalam konteks interaksi
positif antara pers dan Pemerintah serta
masyarakat.
Jika ada masalah dalam masyarakat, pers
KODE ETIK JURNALISTIK
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah
menetapkan Kode
Etik Kewartawanan.
Kode Etik Wartawan telah dijadikan pedoman ;
a. Sejak berdirinya PWI di Surakarta bulan
Februari 1946.
b. Penegasan kembali dilaksanakan pada tgl 1
Mei 1955.
c. Kongres PWI di Medan (1955), telah
dikeluarkan pengesahan berlakunya Kode Etik
Jurnalistik tersebut.
d. Dalam sidang gabungan PWI Pusat dengan
Badan Pekerja Kongres yang berlangsung di
Ujung Pandang (1968), telah menetapkan
perubahan Kode Etik Jurnalistik th 1955.
M. Alwi Dahlan, Ph. D, menyebutkan
bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik :
1. Etik Institusional, yaitu sistem aturan,
kebijakan, dan kendala formal yang
dikembangkan oleh institusi yang memiliki
media, maupun yang mengawasi media.
2. Etik Personel, yaitu sistem nilai dan
moralitas per-orangan yang merupakan hati
nurani wartawan (keyakinan pribadi yang
menimbang tindakan yang hendak
dilakukannya).
3. Etik Profesional, yaitu menentukan cara
pemberian yang paling tepat sehingga
3. Kebebasan Pers dan Dampak
Penyalahgunaan Kebebasan Media
Massa Dalam Masyarakat Demokratis di
Indonesia
a. Kebebasan Pers Indonesia
Landasan hukum kebebasan pers Indonesia :
1. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang
Kebebasan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum
2. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang
Pers
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran.
PEMAHAMAN TENTANG
KEBEBASAN PERS
Adalah kebebasan mengemukakan
pendapat, baik secara tulisan maupun lisan,
melalui media pers, seperti harian, majalah,
dan buletin.
Pers dituntut tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan, ketertiban dan
keamanan dalam masyarakat.
Kebebasan harus disertai tanggung jawab,
sebab kekuasaan mudah sekali
disalahgunakan dan dibuat semena-mena.
Pers harus mempertimbangkan apakah
berita yang disebarkan dapat
PERS, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH
Hal terpenting yang harus diperhatikan:
1. Interaksi harus dikembangkan sekreatif
mungkin.
2. Negara Indonesia, berpaham pada
keseluruhan dan keseimbangan, baik
antara individu dan masyarakat
3. Harus dikembangkan hubungan
fungsional.
4. Adanya pendekatan kultural terhadap
segala persoalan, sebagai identitas
Indonesia.
5. Pengembangan kultur politik yang
memungkinkan ber-fungsinya sistem
kontrol sosial dan kritik secara efektif dan
7. Pembangunan seluruh bidang kehidupan
masyarakat yang pelaksanaannya bertahap
dan selektif.
8. Adanya kekurangan merupakan gejala
umum yang harus kita terima bersama.
9. Mrp hubungan kekerabatan dan fungsional
yang terus menerus dikembangkan dalam
mekanisme dialog.
10.Adanya otonomi masing-masing lembaga
sesuai asas Demokrasi Pancasila.
11.Pers “lahir” di tengah-tengah masyarakat,
sehingga pers dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.
12.Menurut Wilbur Schramm, pers adalah
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
KEBEBASAN
MEDIA
(Hasil jejak pendapat
Kompas,
12/2/2007):
Dunia
pers Indonesia semakin tenggelam
dalam ideologi komersial,
Fungsi media masa sebagai alat pendidikan
masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang kuat
melekat.
Cenderung
melebih-lebihkan
sebuah
pemberitaan.
Sering berbenturan dengan kepentingan
pemerintah.
Cenderung berorientasi pada aspek komersial
ketimbang idealisme.
Penayangan adegan kekerasan di televisi
sudah berlebihan, termasuk tayangan yang
berbau pornograf dan mistik.
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
singkat dan jelas !
1. Jelaskan yang anda ketahui makna pers dalam
kehidupan masyarkat demokratis !
2. Salah satu karakteristik pers adalah adanya
kebebasan yang bertanggung jawab, berikan
alasan mengapa demikian !
3. Beri penjelasan singkat perbandingan sisem dan
kemerdekaan pers pada negara barat dengan
negara berkembang pada umumnya !
4. Berikan contoh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
dampak positif kelahiran era reformasi dengan
kebebasan pers di Indonesia !
5. Beri penjelasan perbedaan yang mendasar antara
sifat pers pada negara yang berfalsafah
6. Jelaskan yang dimaksud bahwa pers memiliki
fungsi pendidik dan penghubung !
7. Berikan alasan, mengapa salah satu peranan
pers berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 1999 yaitu memperjuangkan keadilan dan
kebenaran !
8. Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah
yang paling mungkin dilaksanakan pemerintah
Indonesia dalam rangka menghadapi pers di era
reformasi yang cenderung mengedepankan
kebebasannya dari pada tanggungjawabnya !
9. Jelaskan, mengapa dalam melaksanakan tugas
kewartawanan diperlukan Kode Etik Jurnalistik !
10.Berikan alasan mengapa Kode Etik Jurnalistik
menjadi aturan mengenai perilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan
ditaati oleh media pers dalam siarannya !
TUGAS DAN DISKUSI
1. Diskusikan dengan teman-temanmu tentang
topik-topik berikut ini !
a. Hubungan kebebasan pers dengan
demokratisasi.
b. Tantangan dunia pers dalam
menjembatani kepentingan rakyat dan
pemerintah.
c. Pentingnya pemahaman masyarakat
terhadap fungsi dan peranan pers di
Indonesia.
d. Melalui pers yang bebas dan
bertanggung jawab dapat terwujud
tegaknya keadilan !
2. Carilah referensi lain baik dari buku, koran,
buletin, majalah, internet dan sebagainya
BENTUKLAH KELOMPOK SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN !
a. Rumuskan kembali yang dimaksud dengan pers !
b. Jelaskan mengapa di negara Indonesia lebih
tepat menerapkan teori pers tanggung jawab
sosial !
c. Jelaskan kembali fungsi dan peranan pers dalam
kehidupan masyarakat!
d. Berikan contoh dampak positif dan negatif pers
Indonesia di era orde baru dan pasca orde baru
(reformasi) !
e. Buatlah analisis tentang penerapan peranan pers
yang bebas dan bertanggung jawab di Indonesia
dalam rangka mendorong masyarakat dan
pemerintah menuju kehidupan yang demokratis !
f. Buatlah makalah sehubungan dengan
pembahasan tersebut dan presentasikan
TERIMAKASIH
pknpedia.blogspot.com
(Keseluruhan KD)
Standar Kompetensi:
3. Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat
Demokrasi
Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan Pengertian, Fungsi, Dan
Peran Serta Perkembangan Pers Di Indonesia.
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan
Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik
Dalam Masyarakat Demokrasi Di Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan Dampak
Penyalahgunaan Kebeba-san Media Massa
Dalam Masyara-kat Demokrasi Di Indonesia.
Waktu:
4 x 45 Menit
Standar Kompetensi:
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam
Masyarakat Demokrasi
Kompetensi Dasar:
3.1. Mendeskripsikan Pengertian,
Fungsi, Dan Peran Serta
Perkembangan Pers Di Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
Menjelaskan Pengertian Pers.
Menguraikan Tentang Teori-teori Pers.
Mendeskripsikan Sistem Pers Di
Beberapa Negara.
Menganalisis Sifat, Fungsi, Dan
Peranan Pers Serta Perkembangan
Pers Di Indonesia.
1.PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERAN SERTA
PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
a.Pengertian
Pers
Istilah Pers diberi pengertian dengan
penerbitan pers.
Belakangan pengertiannya meliputi dua hal :
a. Pers dalam arti sempit, yakni media cetak
b. Pers dalam arti luas, yakni meliputi semua
barang cetakan yang ditujukan untuk umum
sebagai pengganti istilah printed mass
media.
Wartawan sebagai bagian dari pers adalah
orang yang secara teratur melaksanakan
kegiatan jurnalistik (tulis-menulis berita).
1. Ensiklopedi Pers Indonesia, istilah Pers merupakan
sebutan bagi penerbit/perusahaan/kalangan yang
berkaitan dengan media masa atau wartawan.
2. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, adalah
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi :
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik
dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data
dan grafik maupun dlm bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media elektronik dan
segala jenis saluran yang tersedia.
3. Profesor Oemar Seno Adji, Pers dalam arti sempit
mengandung penyiaran-penyiaran pikiran,
gagasan atau berita-berita dengan kata tertulis.
Dalam arti luas, yaitu memasuk-kan di dalamnya
semua media mass communications yang
4. L. Taufik, dalam bukunya, pengertian pers
terbagi dua :
a. Pers dalam arti sempit diartikan sebagai
surat kabar, koran, majalah, tabloid, dan
buletin-buletin kantor berita. Jadi, pers
terbatas pada media tercetak.
b. Pers dalam arti luas mencakup semua
media massa, termasuk radio, televisi, film
dan internet.
5. Leksikom Komunikasi, Pers berarti : 1) usaha
percetakan dan penerbitan, 2) usaha
pengumpulan dan penyiaran berita, 3)
penyiaran berita melalui surat kabar, majalah,
radio, dan televisi. Istilah “press” atau pers :
surat kabar dan majalah (dalam arti sempit)
b. TEORI-TEORI
TENTANG PERS
Teori Pers Otoritarian
Menganggap negara merupakan ekspresi
tertinggi dari organisasi kelompok manusia,
mengungguli masyarakat dan individu.
Menurut Mc. Quail, prinsip-prinsip dasar
pelaksanaan pers otoritarian:
1. Media selamanya (akhirnya)harus tunduk kepada
penguasa yang ada.
2. Penyensoran dapat dibenarkan.
3. Kecaman thd penguasa atau penyimpangan dari
kebijakan resmi tidak dapat diterima.
4. Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam
organisasinya.
TEORI PERS
LIBERTARIAN
Berpendapat bahwa pers harus memiliki
kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu
manusia mencari dan menemukan kebenaran
yang hakiki tersebut.
Teori ini memandang sensor merupakan
tindakan yang inkonstitusional thd
kemerdekaan pers. Karena pers mempunyai
tugas :
1.Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi
(iklan)
2.Melayani kebutuhan kehidupan politik
3.Mencari keuntungan (demi kelangsungan
hidupnya)
4.Menjaga hak warga negara
5.Memberi hiburan.
Krisna Harahap, Menyebutkan Ciri-ciri Pers
Libertarian:
1. Publikasi bebas dari setiap penyensoran
pendahuluan,
2. Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi
setiap orang tanpa memerlukan izin atau
lisensi,
3. Kecaman terhadap pemerintah, pejabat atau
partai politik tidak dapat dipidana,
4. Tidak ada kewajiban mempublikasikan
segala hal,
5. Publikasi “kesalahan” dilindungi sama
halnya dengan publikasi kebenaran dalam
hal-hal yang berkaitan dengan opini dan
keyakinan,
TEORI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
Bahwa kebebasan pers harus disertai
tanggung jawab kepada masyarakat.
Kebebasan pers itu perlu dibatasi oleh dasar
moral, etika dan hati nurani insan pers.
Komisi Kemerdekaan Pers, bahwa kemerdekaan
pers itu
harus diartikan:
1. Bahwa kebebasan tersebut tidaklah berarti
bebas untuk melanggar kepentingankepentingan individu lain.
2. Bahwa kebebasan harus memperhatikan
segi-segi keamanan negara.
3. Bahwa pelanggaran terhadap kemerdekaan
pers membawa konsekuensi/ tanggung jawab
terhadap ukuran yang berlaku.
Lanjutan ………….
Prinsip utama teori Tanggung Jawab Sosial:
1. Media mempunyai kewajiban tertentu kepada
masyarakat.
2. Menetapkan standar yang tinggi atau professional
tentang keinformasian, kebenaran, obyektivitas,
keseimbangan, dsb.
3. Dapat mengatur diri sendiri dalam kerangka
hukum dan lembaga yang ada.
4. Menghindari segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan kejahatan, yang akan
mengakibatkan ketidaktertiban atau penghinaan
terhadap minoritas etnik atau agama.
5. Bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan.
6. Memberi kesempatan yang sama untuk
mengemukakan berbagai sudut pandang dan hak
untuk menjawab.
7. Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar
TEORI PERS
KOMUNIS
Pers merupakan alat pemerintah (partai yang
berkuasa) dan bagian integral dari negara,
sehingga pers harus tunduk kepada
pemerintah. Berfungsi sebagai alat untuk
melakukan “indoktrinasi massa”.
Ciri-ciri Teori Pers Komunis :
1. Media berada di bawah pengendalian kelas
pekerja, karenanya ia melayani kepentingan
kelas tersebut.
2. Media tidak dimiliki secara pribadi.
3. Masyarakat berhak melakukan sensor dan
tindakan hukum lainnya untuk mencegah atau
menghukum setelah terjadinya peristiwa
publikasi anti masyarakat.
c. SISTEM PERS DI BEBERAPA
NEGARA
Sistem Pers Barat
(USA)
Representasi sistem pers barat ini dapat diwakili
oleh sistem pers Amerika Serikat dan Eropa. Pada
umunya baik Amerika maupun Eropa menganut
falsafah “Liberalisme”, yang menjadi landasan
sistem sosial, sistem politik dan sistem
pemerintahan mereka.
Di Amerika Serikat, pers mempunyai kebebasan
untuk bergerak. Di dalam sistem liberal, pers tidak
berorientasi pada politik pemerintah (bukan
merupakan terompet pemerintah seperti di negaranegara).
Lanjutan
………….
SISTEM
(RUSIA)
PERS KOMUNIS
Pers di negara Komunis dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah; tidak adak
kepemilikan oleh perorangan atau swasta.
Pers digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan kekuasaan pemerintah
dan partai untuk kegiatan propaganda dan
agitasi.
Ada lembaga kontrol/sensor yang
diberi nama GLAVIT. Tugasnya :
mengawasi bahan-bahan pers
yang akan dipublikasikan dan
tugas-tugas untuk mengamankan
politik ideologis dan keamanan.
Lanjutan ………….
MENURUT F. RACHMADI, FUNGSI PERS
KOMUNIS:
1. Pers sebagai alat propaganda, agitator, dan
organisator kolektif.
2. Pers merupakan tempat pendidikan kaderkader komunis di kalangan masa.
3. Pers bertugas sebagai lembaga yang
memmobilisasi dan berorganisir masa untuk
pembangunan ekonomi.
4. Pers menerapkan dan menyiarkan semua
dekrit, keputusan, intruksi yang di
keluarkan oleh Komite Sentral Partai
maupun oleh Pemerintah Rusia serta bahan
publikasi lain dari pemerintah.
ISTEM PERS DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
Ciri-ciri khusus :
1. Cenderung mengikuti sistem pers negara
bekas penjajahnya.
2. Masih mencari bentuk yang tepat, sehingga
kurang stabil.
3. Dituntut dapat berperan sebagai “agent of
social change” dan mempunyai tanggung
jawab atas keberhasilan pembangunan.
4. Dalam pelaksanaannya, terdapat
pembatasan-pembatasan dengan menganut
sistem pers tanggung jawab sosial (social
responsibility).
5. Mengalami masalah di bidang komunikasi,
yaitu; ketimpangan informasi, monopoli, dan
pemusatan yang berlebihan dari sumber dan
jalur komunikasi.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah,
internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :
1. Rumuskan kembali pemahaman tentang “Sistem
Pers” yang diterapkan di beberapa negara
(Barat, Komunis dan Berkembang) !
2. Berikan alasan penjelasan, mengapa sistem pers
di negara-negara barat (terutama di Amerika
Serikat yang berfalsafah liberalisme) ada tidak
sependapat dengan kebebasan pers yang ada !
3. Berikan alasan penjelasan, mengapa di negaranegara Komunis pada umumnya, kebebasan pers
sulit diwujudkan !
4. Tulisakan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
karakteristik sistem pers di negara-negara
berkembang pada umumnya !
d.SIFAT, FUNGSI DAN PERANAN
PERS
SIFAT
PERS
Sifat (Falsafah) Pers, mencakup:
• Liberal Democration press (Pers Demokrasi
liberal),
• Communist Press (Pers Komunis),
• Authoritarian Press (Pers Otoriter ),
• Freedom and Responsibility Press (Pers
Bebas dan Bertanggung-jawab),
• Development Press (Pers Pembangunan),
dan
• Five Foundation Press (Pers Pancasila)
MISI DAN FUNGSI PERS
Pers mempunyai misi :
1. Ikut mencerdaskan masyarakat,
2. Menegakkan keadilan,
3. Memberantas kebatilan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun
1999 tentang Pers, pada Pasal 3 antara lain
disebutkan pers nasional berfungsi sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan,
kontrol sosial dan dapat juga sebagai
lembaga ekonomi.
Menurut Kusman Hidayat, Pers
mempunyai 4 fungsi:
1. Fungsi Pendidik, yaitu melalui karyakarya tercetaknya, membantu
masyarakat meningkatkan budayanya.
2. Fungsi Penghubung, merupakan sarana
lalu-lintas hubungan antar manusia.
3. Fungsi Pembentuk Pendapat Umum;
melalui rubrik-rubrik dan kolom-kolom
tertentu, merupakan ruang untuk
memberikan pandangan/pikiran kepada
khalayak pembaca.
4. Fungsi Kontrol, pers berusaha
PERANAN PERS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers,
menyebutkan tentang peranan pers:
1. Memenuhi hak masyarakat untuk
mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,
mendorong terwujudnya supremasi
hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta
menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum
berdasarkan informasi yang tepat, akurat
dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi
e.PERKEMBANGAN PERS DI
INDONESIA
PERS
JAMAN PENJAJAHAN BELANDA
DAN JEPANG
Pemerintah penjajah Belanda
memandang perlu membuat undangundang khusus untuk membendung
pengaruh pers Indonesia, karena menjadi
momok yang harus diperangi.
Masa pendudukan Jepang, pers Indonesia
banyak yang berjuang tidak hanya
dengan tulisan, melainkan juga melalui:
organisasi, keagamaan, pendidikan,
politik, dsb.
Baik masa kolonial Belanda maupun
Jepang, menggambarkan bahwa
PERS DI MASA
PERGERAKAN
Dengan munculnya
pergerakan modern Budi
Utomo (20 Mei 1908), surat kabar yang
dikeluarkan lebih banyak berfungsi sebagai
alat perjuangan.
Pers menjadi “terompet” dari organisasi
pergerakan sema-cam parlemen orang
Indonesia yang terjajah.
Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan
dan sekaligus menjadi pendorong untuk
memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.
Saat itu, pers mendapat tekanan dari
pemerintah Hindia Belanda, dengan cara
memberantas dan menutup usaha penerbitan
pers pergerakan.
PERS DI MASA PENJAJAHAN
JEPANG
Pers semata-mata menjadi alat pemerintah
Jepang dan bersifat pro Jepang.
Pers banyak mengalami penderitaan dan
pengekangan kebebasan yang lebih daripada
jaman Belanda.
Namun, ada beberapa keuntungan bagi insan
pers Indonesia yang bekerja pada penerbitan
Jepang :
1. Pengalaman yang diperoleh para
karyawan bertambah.
2. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
pemberitaan makin sering dan luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar
berpikir kritis terhadap berita yang
PERS DI MASA REVOLUSI
FISIK
Periode
revolusi fisik terjadi antara tahun
1945 sampai 1949.
Saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan:
a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan
Sekutu dan Belanda yang dinamakan Pers
Nica (Belanda).
b. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh
orang Indonesia yang disebut Pers
Republik.
Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya,
pers harus menjadi penjaga kepentingan
publik (public watch dog).
Untuk menangani masalah-masalah pers,
pemerintah membentuk Dewan Pers pada
tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri dari
orang-orang persuratkabaran, cendikiawan,
PERS DI ERA DEMOKRASI LIBERAL
(1949-1959)
Di
era
demokrasi
liberal,
landasan
kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS
1949 dan UUD Sementara 1950.
Pers
pada
waktu
itu,
lebih
banyak
diperlakukan negatif. Selama periode tahun
1952-1959,
terjadi
tindakan
anti
pers
sebanyak 374 kali, dan yang terbanyak
selama tahun 1957, yaitu mencapai angka
125 kali.
Awal pembatasan terhadap kebebasan pers
adalah efek samping dari keluhan para
wartawan thd pers Belanda dan Cina.
Pemerintah selalu mencari cara untuk
membatasi penerbitan, karena negara tidak
akan
membiarkan
ideologi
“asing”
PERS DI ZAMAN ORDE LAMA ATAU PERS
TERPIMPIN (1956-1966)
Pers Terpimpin, merupakan pers yang lebih
banyak menjadi alat penguasa daripada alat
penyambung lidah rakyat.
Tahun
1960,
penguasa
perang
mulai
mengenakan
sanksi-sanksi
perizinan
terhadap pers dan tindakan tekanan terhadap
pers terus berlangsung.
Memasuki tahun 1964, kondisi kebebasan
pers
semakin
memburuk,
saat
itu
Kementerian
Penerangan
dan
badanbadannya mengontrol semua kegiatan pers.
Tindakan-tindakan
penekanan
terhadap
kebebasan pers merosot, ketika ketegangan
dalam
pemerintahan
menurun.
Para
PERS DI ERA DEMOKRASI PANCASILA DAN
ORDE
Di
awal BARU
pemerintahan Orde Baru, lahirlah istilah
Pers Pancasila.
Masa “bulan madu” antara pers dan pemerintah ,
dipermanis dengan keluarnya UU Nomor 11 Tahun
1966 tentang Pokok-pokok Pers, yang menjamin
tidak ada sensor dan pembredelan.
Sejak
terjadinya
“Peristiwa
Malari”
1974,
kebebasan pers mengalami set-back
yang
berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit .
Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan
melalui telepon supaya pers tidak menyiarkan
suatu
berita.
Demikian
juga
pengawasan
terhadap kegiatan pers dan wartawan diperketat ,
terutama menjelang Sidang MPR-1978.
Pada saat itu, pers jarang malah tidak pernah
melakukan kontrol sosial secara krisis, tegas dan
berani.
KEBEBASAN PERS DI ERA
REFORMASI
Pemerintahan pada masa reformasi sangat
mempermudah izin penerbitan pers. Akibatnya,
pada awal reformasi banyak sekali penerbitan
pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru
bermunculan.
Kalangan pers mulai bernafas lega ketika
pemerintah mengeluarkan UU No. 39/1999
tentang Hak Asasi Manusia dan UU No . 40/1999
tentang Pers.
Di dalam UU Pers, dengan tegas menjamin
adanya kemerdekaan pers sebagai hak asasi
manusia, tidak lagi di kenakan penyensoran,
pembredelan dan pelarangan penyiaran .
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan
di depan hukum, wartawan mempunyai hak
tolak.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran,
majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian
lakukan hal-hal berikut :
1. Rumuskan kembali pemahaman anda tentang
perkembangan kehidupan pers di Indonesia semenjak
pra kemerdekaan hingga sekarang ini !
2. Berikan penjelasan bagaimana peranan pers
Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang !
3. Berikan penjelasan kembali tentang peranan pers di
masa revolusi yang dikatakan sebagai “penjaga
kepentingan publik” !
4. Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) indikator yang
mendasar antara peranan pers pada masa orde lama
dan orde baru !
5. Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah
perubahan pers di Indonesia paska rezim orde baru
atau era reformasi dewasa !
Waktu:
4 x 45 Menit
Standar Kompetensi :
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam
Masyarakat Demokrasi
Kompetensi Dasar:
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan
Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik
Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan
Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media
Massa Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:
Menguraikan Tentang Landasan Hukum Pers
Indonesia Dan Norma-norma Pers Nasional.
Menjelaskan Tentang Orgnisasi Pers
Indonesia
Mendeskripsikan Kode Etik Jurnalistik Dan
Tanggung Jawab Profesi Kewartawanan.
Mendeskripsikan Tentang Kebebasan Pers
Indonesia
Menganalisis Dampak Penyalahgunaan
Kebebasan Media Massa Dalam Masyarakat
Demokrasi Indonesia.
2.Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sesuai Kode Etik Jurnalistik Dalam
Masyarakat Demokratis Di Indonesia
a.Landasan Hukum Pers
Indonesia
Pasal 28 UUD 1945
“Pasal 28 F UUD 1945
“Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak
Asasi Manusia
Undang-Undang No. 39 Tahun 2000
tentang Hak Asasi Manusia Pasal 14 Ayat 1
dan 2
Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam
Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers
b.NORMA-NORMA PERS NASIONAL
Pers Nasional, menganut Norma-norma:
a. Keserasian sosiologis yang berpedoman
pada Pancasila,
b. Pola pikir dan kerja berdasarkan nilai-nilai
gotong-royong.
Lingkup hubungannya pers :
a. Hubungan antara pers dan pemerintah
b. Hubungan antara pers dan masyarakat cq.
golongan-golongan dalam masyarakat.
Hubungan antara pers dan pemerintah
terjalin dalam bentuk yang dijiwai oleh
semangat persekawanan (partnership) dalam
mengusahakan terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
c.ORGANISASI PERS
Dalam komponen sistem pers nasional,
terdapat
Dewan
Pers.
Anggota
Dewan
Pers
terdiri dari:
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi
wartawan;
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh
organisasi perusahaan pers;
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau
komunikasi dan bidang lainnya yang dipilih
oleh organisasi perusahaan pers;
4. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh
anggota;
5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 3 pasal 15
ditetapkan dengan keputusan presiden;
d.SISTEM PERS
NASIONAL
Sistem pers nasional adalah sistem pers
yang berlaku di Indonesia.
Ciri khas sistem pers nasional :
1. Integrasi (integaration )
2. Keteraturan (regularity )
3. Keutuhan (wholeness )
4. Organisasi (organization )
5. Koherensi (coherence )
6. Keterhubungan (connectedness
) dan
7. Ketergantungan
(interdependence ) dari bagianbagiannya.
e.KODE ETIK JURNALISTIK DAN
TANGGUNG JAWAB PROFESI
KEWARTAWANAN
Kehidupan pers nasional Indonesia,
merupakan produk dari sistem nilai yang
berlaku dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke dalam bidang kegiatan
persgame
.
Aturan main (rules of the
) pers nasional:
Landasan Idiil
: Pancasila (Pemb UUD
1945).
Landasan Konstitusi : Undang-Undang Dasar
1945.
Landasan Yuridis
: Undang-undang Pokok
Pers.
Landasan Profesional
: Kode Etik
Jurnalistik.
PERTANGGUNGJAWAB
AN :
Dalam menjalankan profesinya seorang
wartawan harus :
a. Dengan sadar menjalankan tugas, hak,
dan kewajiban,
b. Mengemukakan apa yang sebenarnya
terjadi, jelas, terang, dan mudah
dimengerti serta bersifat terbuka.
Pers dalam pengembangan kegiatan seharihari harus berada dalam konteks interaksi
positif antara pers dan Pemerintah serta
masyarakat.
Jika ada masalah dalam masyarakat, pers
KODE ETIK JURNALISTIK
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah
menetapkan Kode
Etik Kewartawanan.
Kode Etik Wartawan telah dijadikan pedoman ;
a. Sejak berdirinya PWI di Surakarta bulan
Februari 1946.
b. Penegasan kembali dilaksanakan pada tgl 1
Mei 1955.
c. Kongres PWI di Medan (1955), telah
dikeluarkan pengesahan berlakunya Kode Etik
Jurnalistik tersebut.
d. Dalam sidang gabungan PWI Pusat dengan
Badan Pekerja Kongres yang berlangsung di
Ujung Pandang (1968), telah menetapkan
perubahan Kode Etik Jurnalistik th 1955.
M. Alwi Dahlan, Ph. D, menyebutkan
bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik :
1. Etik Institusional, yaitu sistem aturan,
kebijakan, dan kendala formal yang
dikembangkan oleh institusi yang memiliki
media, maupun yang mengawasi media.
2. Etik Personel, yaitu sistem nilai dan
moralitas per-orangan yang merupakan hati
nurani wartawan (keyakinan pribadi yang
menimbang tindakan yang hendak
dilakukannya).
3. Etik Profesional, yaitu menentukan cara
pemberian yang paling tepat sehingga
3. Kebebasan Pers dan Dampak
Penyalahgunaan Kebebasan Media
Massa Dalam Masyarakat Demokratis di
Indonesia
a. Kebebasan Pers Indonesia
Landasan hukum kebebasan pers Indonesia :
1. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang
Kebebasan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum
2. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang
Pers
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran.
PEMAHAMAN TENTANG
KEBEBASAN PERS
Adalah kebebasan mengemukakan
pendapat, baik secara tulisan maupun lisan,
melalui media pers, seperti harian, majalah,
dan buletin.
Pers dituntut tanggung jawabnya untuk
menegakkan keadilan, ketertiban dan
keamanan dalam masyarakat.
Kebebasan harus disertai tanggung jawab,
sebab kekuasaan mudah sekali
disalahgunakan dan dibuat semena-mena.
Pers harus mempertimbangkan apakah
berita yang disebarkan dapat
PERS, MASYARAKAT DAN
PEMERINTAH
Hal terpenting yang harus diperhatikan:
1. Interaksi harus dikembangkan sekreatif
mungkin.
2. Negara Indonesia, berpaham pada
keseluruhan dan keseimbangan, baik
antara individu dan masyarakat
3. Harus dikembangkan hubungan
fungsional.
4. Adanya pendekatan kultural terhadap
segala persoalan, sebagai identitas
Indonesia.
5. Pengembangan kultur politik yang
memungkinkan ber-fungsinya sistem
kontrol sosial dan kritik secara efektif dan
7. Pembangunan seluruh bidang kehidupan
masyarakat yang pelaksanaannya bertahap
dan selektif.
8. Adanya kekurangan merupakan gejala
umum yang harus kita terima bersama.
9. Mrp hubungan kekerabatan dan fungsional
yang terus menerus dikembangkan dalam
mekanisme dialog.
10.Adanya otonomi masing-masing lembaga
sesuai asas Demokrasi Pancasila.
11.Pers “lahir” di tengah-tengah masyarakat,
sehingga pers dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.
12.Menurut Wilbur Schramm, pers adalah
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
KEBEBASAN
MEDIA
(Hasil jejak pendapat
Kompas,
12/2/2007):
Dunia
pers Indonesia semakin tenggelam
dalam ideologi komersial,
Fungsi media masa sebagai alat pendidikan
masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang kuat
melekat.
Cenderung
melebih-lebihkan
sebuah
pemberitaan.
Sering berbenturan dengan kepentingan
pemerintah.
Cenderung berorientasi pada aspek komersial
ketimbang idealisme.
Penayangan adegan kekerasan di televisi
sudah berlebihan, termasuk tayangan yang
berbau pornograf dan mistik.
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
singkat dan jelas !
1. Jelaskan yang anda ketahui makna pers dalam
kehidupan masyarkat demokratis !
2. Salah satu karakteristik pers adalah adanya
kebebasan yang bertanggung jawab, berikan
alasan mengapa demikian !
3. Beri penjelasan singkat perbandingan sisem dan
kemerdekaan pers pada negara barat dengan
negara berkembang pada umumnya !
4. Berikan contoh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
dampak positif kelahiran era reformasi dengan
kebebasan pers di Indonesia !
5. Beri penjelasan perbedaan yang mendasar antara
sifat pers pada negara yang berfalsafah
6. Jelaskan yang dimaksud bahwa pers memiliki
fungsi pendidik dan penghubung !
7. Berikan alasan, mengapa salah satu peranan
pers berdasarkan Undang-Undang Nomor 40
Tahun 1999 yaitu memperjuangkan keadilan dan
kebenaran !
8. Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah
yang paling mungkin dilaksanakan pemerintah
Indonesia dalam rangka menghadapi pers di era
reformasi yang cenderung mengedepankan
kebebasannya dari pada tanggungjawabnya !
9. Jelaskan, mengapa dalam melaksanakan tugas
kewartawanan diperlukan Kode Etik Jurnalistik !
10.Berikan alasan mengapa Kode Etik Jurnalistik
menjadi aturan mengenai perilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan
ditaati oleh media pers dalam siarannya !
TUGAS DAN DISKUSI
1. Diskusikan dengan teman-temanmu tentang
topik-topik berikut ini !
a. Hubungan kebebasan pers dengan
demokratisasi.
b. Tantangan dunia pers dalam
menjembatani kepentingan rakyat dan
pemerintah.
c. Pentingnya pemahaman masyarakat
terhadap fungsi dan peranan pers di
Indonesia.
d. Melalui pers yang bebas dan
bertanggung jawab dapat terwujud
tegaknya keadilan !
2. Carilah referensi lain baik dari buku, koran,
buletin, majalah, internet dan sebagainya
BENTUKLAH KELOMPOK SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN !
a. Rumuskan kembali yang dimaksud dengan pers !
b. Jelaskan mengapa di negara Indonesia lebih
tepat menerapkan teori pers tanggung jawab
sosial !
c. Jelaskan kembali fungsi dan peranan pers dalam
kehidupan masyarakat!
d. Berikan contoh dampak positif dan negatif pers
Indonesia di era orde baru dan pasca orde baru
(reformasi) !
e. Buatlah analisis tentang penerapan peranan pers
yang bebas dan bertanggung jawab di Indonesia
dalam rangka mendorong masyarakat dan
pemerintah menuju kehidupan yang demokratis !
f. Buatlah makalah sehubungan dengan
pembahasan tersebut dan presentasikan
TERIMAKASIH
pknpedia.blogspot.com