PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MINOMARTANI 1KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MINOMARTANI 1 KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SURATININGSIH NIM 13604227056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

„’Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan ,Tetapi Orang bodoh menghina hikmat dan Didikan „ [’Amsal 1;7.]

„’Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian , karena keUntungannya melebihi emas’’ Amsal [ 3;13-14.] „’Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui

segala rahasia dan Memiliki seluruh pengetahuan , dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung , tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna’’.[1 korintus 13 ;2.]

„’Berdoa dan tabah dan sabar serta semangat selalu dan pantang menyerah adalah Kunci keberhasilan “. [ Suratiningsih ]


(6)

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. BUNDAKU SUDARTI [ ALM ] AYAHKU SUMINI

SISWANTO,Yang telah memberikan kesempatan,dukungan dan doanya kepadaku.

2. SATRIO TITUK KRISTIYANTO,Anakutersayang yang


(7)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN PAKEM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MINOMARTANI 1KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

Oleh

SURATININGSIH NIM. 13604227056

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi atas rendahnya hasil belajar guling belakang siswa yang mempunyai nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 7,00. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar guling belakang melalui pendekatan PAKEM pada siswa kelas V di SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Minomartani 1. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PAKEM sebagai upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang.. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis diskriptif kuantitatif dan kualitatif

Hasil penelitian, menunjukkan nilai rata-rata kelas sebelum tindakan atau tes awal sebesar 62,6 atau 33%, meningkat pada siklus I sebesar 69,8 atau 71% dan bertambah pada siklus II sebesar 75,5 atau 100%. Nilai tersebut diatas telah memenuhi standar nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada materi guling belakang melalui pendekatan PAKEM pada siswa kelas V SD negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik ,Kabupaten Sleman dapat meningkat.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hormat dan kemuliaan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas anugrahNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Guling Belakang melalui pendekatan PAKEM Pada Siswa Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman” dengan baik. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran. Penyusunan dan penulisan skripsi ini selesai dengan segala kekurangannya atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan dalam menempuh studi PKS S1 Pendidikan Jasmani KesehatandanRekreasi.

2. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko,M.S.Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan dalam penulisan skripsi.

3. Bapak Amad Komari,M.Si.Ketua Jurusan POR yang telah memberikan kemudahan dalam penelitianini.

4. Bapak Drs. Sriawan,M.Kes. Ka Prodi PGSD Pendidikan Jasmani yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian

5. Bapak Erwin Setyo Kriswanto, M. Kes, pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi selama saya masih kuliah.

6. IbuDra. Sri Mawarti, M.Pd, dosen pembimbing skripsi yang memberikan bimbingan, arahn, masukan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi. 7. Bapak Nugroho N. Atmodjo,S.Pd KepalaSekolah, SD Negeri Minomartani


(9)

8. Bapak/Ibu Guru, sertaSiswa-siswi SD Negeri Minomartani 1 yang telah banyak membantu dalam pengambilan data skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Mei 2015


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian. ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. DeskripsiTeori ... 7

B. Penelitian Yang relevan ... .. 27

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Prosedur Penelitian... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ... 45

B. Deskripsi Hasil penelitian ... ... 45


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65

B. Implikasi ... 65

C. Keterbatasan ... 66

D. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. RubrikPengamatanKelas Terhadap Guru... 42

Tabel 2.AngketsiswaterhadappembelajaranGulingBelakang ... 43

Tabel 3.RubrikPenilaianKeterampilanGulingBelakang ... 44

Tabel4.Hasil Belajar Senam lantai Guling Belakang ... 50

Tabel 5 Jawaban Angket Siswa mengenai Pembelajaran Guling Belakang Akhir Siklus I ... 51

Tabel 6. Hasil Belajar Senam lantai Guling Belakang ... 58

Tabel 7 Jawaban Angket Siswa mengenai Pembelajaran Guling Belakang Akhir Siklus II... 59


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gerakan Guling Belakang ... 16

Gambar 2. Model Pengembangan penelitian Tindakan kelas ... 30

Gambar 3. Permainan Kapal Goyang Bawa Bola ... 33

Gambar 4. Guling Belakang-Oper Bola ... 34

Gambar 5. Teknik Guling Belakang ... 35

Gambar 6. Permainan Kapal Goyang Bawa Bola ... 38


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1.NilaiAwalHasilBelajarGulingBelakang ... 71

Lampiran2.AngketSiswaAwalPembelajaran ... 72

Lampiran3.RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 75

Lampiran4.InstrumenPengamatan Guru ... 84

Lampiran5.LembarObservasiPembelajaran PAKEM ... 86

Lampiran6.LembarPenilaianHasilBelajarGulingBelakang ... 88

Lampiran7.DaftarHasilBelajarSiswa ... 90


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Mata pelajaran pendidikan jasmani termasuk didalamnya. Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di

SD/MI untuk meningkatakan kebugaran jasmani, mengembangkan

ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pembelajaran jasmani mencakup materi atletik, senam, dan permaninan yang kesemuanya itu wajib diberikan pada semua peserta didik.

Senam merupakan bentuk latihan fisik yang disusun secara sistimatis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. senam berarti bermacam- macam gerakan yang dilakukan oleh atlet dalam keadaan telanjang (Satrio Ahmad Y.,2007: 1 ).” Sebagai cadang olahraga, senam mempunyai daerah dengan batas-batasnya sendiri, mempunyai ruang lingkup yang tertentu, Ini berarti bahwa cabang olahraga senam berbeda dengan pencak silat, cabang olahraga senam tidak sama dengan sepak bola dan senam bukan pula loncat indah.

Kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah-istilah yang dipakai untuk menamai jenis-jenis senam. Ada senam buyung, Senam Jantung sehat, senam aerobic, senam artistik, senam akrobatik, dan senam tera ( Muhajir, 2004:64 ) Menurut FIG ( Federation International Gymnastique) senam dapat dikelompokan menjadi (1) senam artistic, ( artistic gymnastics ), (2) senam


(16)

ritmik ( Sportive rhythmic gymnastics ), dan (3) senam umum ( general gymnastics).

Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik. Disebut senam lantai karena semua ketrampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainnya, Senam lantai adalah satu cabang olahraga sendiri maupun untuk olahraga orang lain, itulah sebabnya senam juga disebut sebagai olahraga dasar (Muhajir, 2004: 64). Senam lantai mengacu pada gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dari setiap bagian anggota tubuh dan kemampuan komponen motorik/gerak seperti kekuatan,kecepatan keseimbangan, kelentukan, kelincahan dan ketepatan.

Senam lantai guling belakang bagi siswa yang usia sekolah dasar masih mengalami kesulitan untuk melakukannya, maka siswa diajak untuk melakukan senam lantai guling belakang dalam bentuk bermain. Sebab dengan bermain akan menimbulkan rasa senang dan menarik perhatian, sehingga siswa melakukannya dengan sungguh-sungguh, siswa tidak terasa lelah dan tidak merasa terpaksa,tetapi atas dasar kesadaran sendiri untuk melakukannya dan hasilnya diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari pembelajaran senam lantai guling belakang dengan suasana yang penuh bermain adalah upaya pengembangan memenuhi prasyarat dengan memberi pengalaman menarik dan menyenangkan, variasi latihan dan tantangan yang harus tetap ditampilkan dalam pembelajaran untuk membimbing siswa pada peningkatan daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi kelincahan dan keseimbangan yang merupakan prasyarat dalam


(17)

mengajarkan senam lantai guling belakang, Senam lantai guling belakang memiliki tingkat resiko yang tinggi, oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajran dan untuk meminimalisir resiko cidera perlu diarahkan pada penggunaan pendekatan bermain untuk melatih kelentukan dan keseimbangan. Permasalahan yang mendasar dalam pembelajaran senam lantai untuk siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 adalah siswa kesulitan dalam melakukan guling belakang karena mempunyai rasa takut. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar guling belakang kelas v yang sudah kkm sejumlah 6 siswa, yang kurang dari kkm sejumlah 15 siswa tahun 2013. Dan hasil belajar guling belakang kelas v yang sudah kkm sejumlah 16 siswa,yang kurang dari kkm sejumlah 5 siswa tahun 2014 belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah sebesar 70,0. Selain hal tersebut karakteristik siswa yang dalam hal ini masih senang-senangnya untuk bermain, maka dalam pembelajaran senam lantai guling belakang harus disesuaikan dengan usia dan tingkat pekembangan siswa, kemudian dikemas dalam bentuk permainan sederhana, mudah dilaksanaan dan yang penting faktor kegembiraannya. Dengan demikian anak tertarik dan mulai menyayangi olahraga senam khususnya senam lantai guling belakang. Penekanannya pada aspek bermain, karena bermain adalah bagaian dari kehidupan anak. Terutama bagi anak yang kurang berbakat, dengan pendekatan bermain akan menjadikan kegiatan menjadi menarik dan menggembirakan.

Kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran senam lantai siswa V SD Negeri Minomartani 1 dilakukan dengan menggunakan alat yang


(18)

seadanya, saat ini masih ada guru yang menggunakan model pendekatan yang menekankan yang menekankan pada prestasi, setelah siswa diberikan pemanasan dan penjelasan serta contoh gerakan mengenai senam lantai. Siswa Kadang-kadang bosan dengan model pembelajaran yang menonton, sehingga menjadikan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran senam lantai menurun.

Kemampuan guru pendidikan jasmani sekolah dasar yang sangat terbatas juga menjadi kendala terutama dalam mengembangkan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai kurang dapat menarik minat siswa. Dampak dari model pembelajaran yang monoton, siswa merasa bosan , kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran senam lantai guling belakang. Dilihat dari perkembangan otot, hanya otot tertentu saja yang mengenai sasaran.

Bedasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Guling Belakang melalui Pendekatan Pakem pada siswa Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan ngaglik kabupaten Sleman. Diharapkan dengan penelitian tersebut dapat memperbaiki pembelajaran, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:


(19)

2. Perlunya variasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

3. Perlunya upaya peningkatan hasil belajar senam lantai guling belakang melalui pendekatan PAKEM pada siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1. C. Batasan Masalah

Agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan lebih fokus, maka perlu diberikan batasan sehingga ruang lingkup dari penelitian ini menjadi lebih jelas. Penelitian ini dibatasi pada upaya peningkatan hasil belajar senam lantai melalu pendekatan bermain siswa kelas Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

E. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan, maka dapat dirumuskan masalah. “Bagaimana upaya meningkatkan pembelajaran senam lantai guling belakang melalu pendekatan bermain Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman?”

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran senam guling belakang melalui pendekatan bermain siswa Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya hasil peningkatan pembelajaran senam lantai guling belakang melalui pendekatan bermain Siswa Kelas V SD Negeri


(20)

Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman , Maka penelitian ini bermanfaat :

1. Secara teoritis memberikan sumbangan keilmuan pendidikan jasamani khususnya pembelajaran senam lantai melalui pendekatan bermain.

2. Secara praktis :

a. Bagi Guru, membantu memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan professional guru pendidikan jasmani

b. Bagi peserta didik, memperoleh suasana pembelajaran dan pengalaman baru dan menghilangkan kejenuhan di dalam kelas.

c. Bagi sekolah, sebagai alternatif proses pembelajaran pendidikan jasmani.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI A.Deskripsi Teori

1. Hakikat Hasil Belajar

Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyakarat lebih setelah diundangkannya Undang – undang RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang secara legal formal memberikan pengertian tentang pembelajaran, Dalam pasal 1 butir 20 bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar“.

Pembelajaran mengandung 5 konsep yakni interaksi, perserta didik, pendidik,sumber belajar, dan lingkungan belajar. Menurut pasal 1 butir 4 UU nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, Jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Sementara itu dalam pasal 16 UU nomer 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,dosen, konselor, pamong belajar, widiyaiswara, tutor, instruktur, fasilator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan, Sumber belajar atau Learing Resources, Secara umum diartikan sebagai segala yang dapat digunakan oleh peserta didik dan pendidikan dalam proses belajar dan pembelajaran, jika dikelompokan sumber belajar dapat


(22)

berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekan, tersiar, jaringan dan lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learing environment adalah lingkungan yang menjadi latar belakang terjadinya proses belajar seperti di kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, kursus, warnet, keluarga, masyarakat dan alam semesta.

Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistimatis dan sistimik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar serta hasil belajar tersebut, Pembelajaran harus menghasilkan belajar tetapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi soio-kultural dalam lingkungan masyarakat.

Belajar bukanlah semata-mata mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi. Bukan pula sebagi latihan belaka seperti latihan membaca dan menulis. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oemar Hamalik, 2004: 27). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut Pidarta (1997:197) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa mengatakan pada pengetahuan lain serta mengkomunikasikan kepada orang lain.


(23)

Belajar adalah suatu perubahan dari sistem directori yang memungkinkannya berfungsi lebih baik. Pada bagian lain, ditemukan pula bahwa dalam proses belajar tersebut ada lima faktor yang berpengaruh yaitu: waktu, lingkungan sosial, komunikasi, inteligensi, dan pengetahuan tentang belajar itu sendiri. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang relatif menetap. Artinya belajar terjadi jika perubahan atau modifikasi perilku terjadi dan perubahan itu tetap pada masa yang relatif lama dalam masa kehidupan individu.

Perubahan yang relatif menetap tersebut memungkinkan pengamatan terhadap penampilan yang meskipun bervariasi akan dapat diklasifikasikan pada ciri-ciri tertentu yang dimiliki. Keadaan yang tetap ini dengan istilah kapabilitas, yang mengandung makna seseorang mampu melakukan penampilan tertentu. Dikemukakan pula bahwa ada lima kategori hasil belajar dalam kelompok kapabilitas tersebut, yaitu informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketrampilan gerak.

Terjadinya proses belajar karena adanya bermacam-macam stimulus dari lingkungan sekitar siswa, sehingga terjadi interaksi dengan lingkungan. Kata kunci terjadinya pembelajaran adalah perubahan. Tidak ada tujuan pengajaran yang dicapai sebelum setiap siswa menjadi “berbeda” dalam beberapa hal antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Winkel (1996 : 51) menggolongkan kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan


(24)

kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensorik-motorik yang meliputi ketrampilan melakukan rangkaian gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik-afektif yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.

Secara umum, hasil belajar yang akan dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu faktor internal (faktor siswa itu sendiri) dan faktor eksternal (lingkungan). Sementara Caroll (dalam Nana Sudjana, 1989 : 30) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi lima yaitu:

a. Bakat belajar

b. Waktu yang tersedia untuk belajar

c. Waktu yang diperlukan siswa untuk menalarkan / menyerap pelajaran d. Kemampuan siswa

e. Kualitas pengajaran

Poin a, b, c, d berkenaan dengan faktor internal, sedangkan poin e merupakan faktor eksternal. Kualitas pengajaran merupakan salah satu lingkungan belajar yang cukup dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.

2. Hakikat Senam

Istilah senam berasal dari Bahasa Inggris “Gymnastic” dalam bahasa aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani “Gymnos” yang berarti telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan


(25)

tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh (Agus Mahendra, 2001: 9). Menurut Imam Hidayat (1981: 2), “senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. Lebih lanjut Imam Hidayat dalam Agus Mahendra (2004: 2) mendefinisikan senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004:14), senam ialah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motorability). Menurut Imam Hidayat (1981: 2) senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

Menurut pendapat para ahli tersebut tentang hakikat senam maka dapat disimpulkan bahwa senam merupakan latihan tubuh yang disusun secara sistematis, berencana dan diawali oleh gerakan dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipuatif dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui ciri-ciri dan kaidah-kaidah senam antara lain :


(26)

b. Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah keterampilan, menambah keindahan gerak, meningkatkan keindahan tubuh).

c. Gerakan harus selalu tersusun dan sistimatis. Berdasar pengertian di atas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,disusun dengan sistimatis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.Selian itu, senam digunakan untuk meningkatkan keterampilan gerakan tubuh, sehingga dari pengertian dan ciri-ciri di atas maka sesuai dengan pemahaman pendekatan PAKEM. Karena dengan pendekatan PAKEM adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Menurut FIG (Federation International de Gymnastique) yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Senam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu:

a. Senam artistik (artistic gymnastics)

b. Senam ritmik sportif (sportive rhtymic gymnastics) c. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics)

d. Senam aerobic sport (Sport aerobics) e. Senam trampoline (trampolinning) f. Senam umum (general gymnastics).

Sedangkan materi senam lantai yang diajarkan di Sekolah Dasar kelas V diantaranya (Depdiknas,2007: 82) :


(27)

a. Guling Depan (Forward Roll)

Guling depan adalah guling yang dilakukan ke depan. Adapun langkah-langkah untuk melakukan guling ke depan adalah sebagai berikut.

1) Berdiri tegak, kedua tangan lurus di samping badan

2) Angkat kedua tangan ke depan, bungkukkan badan, letakkan kedua telapak tangan di atas matras.

3) Siku kesamping, masukkan kepala di antara dua tangan. 4) Sentuhkan bahu ke matras.

5) Bergulinglah ke depan.

6) Lipat kedua lutut, tarik dagu dan lutut ke dada dengan posisi 7) tangan merangkul lutut.

8) Sikap akhir guling depan adalah jongkok kemudian berdiri tegak. b. Guling Belakang (Backward Roll)

Langkah-langkah guling belakang bulat yaitu sebagai berikut: 1) Jongkok, tekuk kedua siku tangan menghadap ke atas di dekat

telinga, dagu dan lutut tarik ke dada.

2) Guling badan ke belakang hingga bahu menyentuh matras, lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan di dekat telinga.

3) Bahu menyentuh matras, kedua telapak tangan menyentuh matras, gerakkan kaki untuk dijatuhkan ke belakang kepala.

4) Jatuhkan ujung kaki ke belakang kepala. 5) Dorong lengan ke atas.


(28)

6) Jongkok dengan lengan lurus ke depan. c. Gerakan Lenting

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan lenting tengkuk adalah sebagai berikut:

1) Sikap Awal

Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan diangkat lurus ke atas. Sambil membungkukkan badan, tetakkan kediua tangan di matras kira-kira satu langkah dari kaki. Setelah itu letakkan tengkuk di antara kedua tangan sambil mengambil sikap guling depan. Kedua kaki dijaga agar tetap lurus.

2) Pelaksanaan

Ketika posisi untuk guling depan tercapai, segeralah mengguling ke depan. Saat tubuh sudah berada di atas kepala, kedua kaki segera dilecutkan lurus ke depan sambil dibantu oleh kedua tangan yang mendorong badan dengan menekan matras. Lecutan ini meyebabkan badan melenting ke depan.

3) Sikap Akhir

Ketika layangan selesai, kedua kaki segera mendatar.Badan tetap melenting dan kedua lengan tetap terangkat lurus. Akhirnya berdiri tegak.


(29)

d. Sikap Kayang

Caranya adalah sikap berdiri membelakangi matras dengan kedua kaki agak dibuka dan kedua tangan diayunkan ke belakang, ke atas secara perlahan hingga kedua telapak tangan menempel pada matras. Kemudian secara perlahan berdiri tegak.

e. Sikap Lilin

Sikap lilin adalah tidur terlentang, dengan dilanjutkan mengangkat kedua kaki lurus ke atas (rapat) bersama-sama. Pinggang ditopang oleh kedua tangan, sedangkan pundak teta menempel pada lantai.

3. Hakekat Guling Belakang

Teknik guling belakang merupakan materi di dalam olahraga senam. Menurut Sunarsih, dkk (2006: 33)Gerak guling disebut juga dengan gerakan roll. Gerakan berguling dapat dilakukan ke depan dan dapat pula dilakukan ke belakang.Guling belakang adalah gerakan mengguling dengan posisi badan mengarah ke depan kemudian mengguling dengan tumpuan kedua tangan yang kuat dan diakhiri dengan sikap awal, oleh karena itu, dalam pembelajaran materi pokok senam terutama guling belakang diperlukan komunikasi atau arahan yang tepat dari guru kepada siswa supaya cedera dapat dihindari dan mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan guling belakang.

Langkah-langkah guling belakang menurut Hananto, dkk, (2007:51) yaitu:


(30)

a. Sikap permulaan, Jongkok membelakangi matras dengan paha merapat di dada, kedua tangan berada di samping telinga, dan kedua telapak tangan menghadap ke atas.

b. Gerakan guling belakang, angkatlah kedua tumit, bersama dengan itu pinggul diturunkan dan langsung berguling belakang. Kedua tangan menyentuh matras, dilanjutkan dengan menarik lutut ke arah kepala dibantu dengan dorongan kedua tangan sehingga badan berbentuk bulat dan langsung kembali jongkok menghadap ke arah semula.

Gambar 1. Gerakkan guling belakang

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling belakang adalah:

a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak.

b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling belakang, hal ini disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat.

c. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan yang digunakan untuk menumpu diatas matras.

d. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala menoleh ke samping.


(31)

4. Hakikat Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

a. Pengertian PAKEM

Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) seiring dengan munculnya Program Managing Basic Education atau (MBE). Program Managing Basic Education atau (MBE), bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dalam rangka desentralisasi pemerintah. Program ini dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota, dengan mengembangkan praktik-praktik yang baik yang sudah ada. Program juga mendorong pengembangan dan diseminasi praktik yang baik serta gagasan-gagasan lain di tingkat kabupaten/kota. Menurut Krismanto (2003:2) PAKEM merupakan sebuah pendekatan umum. PAKEM yang disebut Pembelajaran Kontekstual di SD atau MI bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari (Program MBE, 2006: i). PAKEM mulai disosialisasikan Tim Pusat Kurikulum bekerja sama dengan United Nations Educational Scietific and cultural Organization (UNESCO) dan United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF). Menurut Siswono (dalam Aisyah, dkk, 2007:44), pendekatan PAKEM bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan


(32)

belajar yang lebih melengkapi siswa dengan ketrampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupan kelak.

1) Pembelajaran diartikan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2) Aktif diartikan siswa maupun berinteraksi untuk menunjang pembelajaran. Dengan memberikan kesempatan siswa aktif akan mendorong kreativitas siswa dalam belajar maupun memecahkan masalah terutama dalam latihan guling belakang.

3) Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu belajar, bahkan menciptakan teknik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan belajarnya.

4) Efektif yang diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan pembelajaran.

5) Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar mengajar yang hidup, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif, dan mendorong pemusatan perhatian siswa terhadap belajar. Agar menyenangkan diperlukan afirmasi (penguatan/penegasan), member pengakuan dan merayakan kerja kerasnya dengan tepuk tangan, poster umum, catatan pribadi atau saling menghargai. Kegiatan belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan harus tetap bersandar pada tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.


(33)

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: 1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan „pojok baca’

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam melakukan gerakan guling belakang.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan oleh peneliti dapat

simpulkan bahwa pembelajaran PAKEM adalah pendekatan

pembelajaran secara konstektual kepada peserta didik yang bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta melengkapi siswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Jika suasana belajar yang aktif kreatif dan efektif terjadi, maka akan mendorong siswa untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk terus belajar.


(34)

b. Ciri-ciri Model PAKEM

Menurut Mohammad Syaifuddin (2008:2) yang diunduh dari wanita yang berbahagia.wordpress.com menyebutkan ciri-ciri PAKEM adalah sebagai berikut:

1) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara untuk membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi peserta didik.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yeng lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.

4) Guru menerapkan strategi pembelajaran yang lebih kooperatif dan interaktif termasuk cara belajar kelompok.

5) Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya sendiri

dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan

gagasannya, dan melibatkan pesrta didik dalam menciptakan 6) lingkungan sekolahnya.

Menurut Brian Gardner (2009:5) yang diunduh dari

eduarticles.com menyebutkan bahwa dari kepanjangannya PAKEM terdiri dari Aktif, Kreatif, Efektif,dan Menyenangkan.


(35)

1) Aktif

Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.

2) Kreatif

Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

3) Efektif

Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif. Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, dan membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan cara melibatkan seluruh peserta didik dalam


(36)

merencanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4) Menyenangkan

Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan maksud pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Menyenangkan berarti tidak membebani siswa tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sehubungan dengan ciri menyenangkan dalam PAKEM, mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namum harapan untuk sukses tetap tinggi.

b) Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar. Demikian Rose dan Nicholl.

c) Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama


(37)

orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat,waktu rehat dan jeda teratur serta dukungan antusias.

d) Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.

e) Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar. 5. Pendekatan PAKEM dalam Pembelajaran Guling Belakang

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Galih (2009:1) senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan. Senam lantai dilakukan di atas matras, biasanya berukuran 120 x 240cm, 150 x 300 cm dan 180 x 360 cm (Suyati, 1992:423). Rangkaian gerakan senam harus dimulai dari komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung gerakan ketangkasan, keseimbangan,


(38)

keluwesan, dll. Menurut Suyati (1992:435) macam-macam teknik senam lantai diantaranya:

a. Guling depan atau forward roll berarti menggelidingkan badan kedepan mulai dari pundak punggung-pinggul kembali sikap semula.

b. Guling belakang atau backward roll berarti menggelindingkan badan kebelakang mulai dari panggul-punggung-pundak kembali sikap semula.

c. Guling dari berdiri di atas kedua tangan (Handstand roll).

d. Guling depan dengan awalan meloncat diteruskan dengan guling belakang dengan lutut lurus dan rapat (Dive roll diteruskan drop sit backward roll).

e. Berdiri di atas kedua tangan yang diawali guling belakang (Back extension atau stut),dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti hanya membahas mengenai guling belakang. Hal tersebut dikarenakan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 masih dibawah KKM. Selain itu, dalam guling belakang nanti peneliti akan menerapakan pendekatan PAKEM dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk senam lantai atau sesuai penjalasan dari pendekatan PAKEM dalam pembelajaran senam. 6. Karakteristik Anak Kelas V Sekolah Dasar

Menurut Yudha (2001: 17) periode spesifikasi, umumnya ada anak berusia antara 10-13 tahun. Pada saat ini, anak sudah dapat menentukan pilihannya akan cabang olahraga yang sangat disukainya. Secara umum


(39)

peserta didik memiliki kemampuan dalam koordinasi dan kelincahan yang jauh lebih baik.Atas dasar pertimbangan pada faktor fisik, kognitif, dan budaya, peserta didik memilih untuk lebih mengkhususkan pada salah satu cabang yang dianggap mampu peserta didik lakukan.Peserta didik sudah mulai bisa memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Anak mulai mencari atau menghindari aktivitas yang tidak disukainya. Sedangkan menurut Suyati (1992:14 – 16) karakteristik anak umur 10-13 tahun atau kelas 5-6 adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik Fisik

1) Otot tangan dan lengan lebih berkembang

2) Anak-anak menjadi sadar akan keadaan jasmaninya 3) Anak laki-laki senang pertandingan yang kasar dan keras 4) Anak-anak pada masa ini ada perbaikan kecepatan bereaksi 5) Anak-anak umur ini gemar akan jenis olahraga pertandingan

6) Koordinasi anak-anak umur ini baik, karena itu sudah dapat diajarkan jenis-jenis kegiatan yang agak sukar, artinya kegiatan yang memerlukan gerakan gabungan.

b. Karakteristik Sosial dan Emosional

1) Bersamaan dengan proses kematangan fisik, emosinya pada waktu itu tidak stabil.

2) Karena hasrat bergabung dan adanya perbedaan cara menimbulkan salah paham antara anak satu dan lainnya.


(40)

4) Anak-anak usia ini emosi biasa berontak.

5) Mempunyai tanggapan positif terhadap penghargaan dan puji-pujian. 6) Anak-anak masa ini mempunyai pandangan kritis terhadap tindakan

orang dewasa.

7) Rasa kebanggaan berkembang.

8) Setiap hal yang dikerjakan, menginginkan adanya penghargaan atau pengenalan.

9) Ingin pengenalan atau penghargaan dari kelompok.

10) Anak-anak masa ini mudah memperoleh teman. Lebih senang melakukan kegiatan dalam kelompok dari pada kegiatan yang bersifat perorangan (individual).

c. Karakteristik Mental

1) Anak-anak masa ini lebih gemar bermain-main dengan mempergunakan bola.

2) Anak-anak lebih berminat dalam permainan-permainan beregu atau berkelompok.

3) Anak-anak sangat terpengaruh apabila ada kelompok yang menonjol atau mencapai prestasi.

4) Sementara anak masa ini mudah putus asa, karena itu usahakan bangun kembali atau bangkit kembali apabila tidak berhasil dalam mencapai sesuatu.

5) Dalam melakukan sesuatu usaha, selalu berusaha mendapat persetujuan dari guru terlebih dahulu.


(41)

6) Anak-anak masa ini pada umumnya memperhatikan soal waktu, karena itu berusaha bekerja tepat pada waktunya. Jadi, dengan tahapan-tahapan tersebut, diharapkan siswa kelas atas sekolah dasar lebih tertarik dengan fondasi gerakkan guling belakang yang benar.Pada saat memasuki tahap spesifikasi, fondasi gerak dasar itu diharapkan sudah terbentuk.

B.Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai proses pembelajaran baik secara teori maupun praktek di lapangan telah banyak dilakukan salah satunya penelitian:

1. Penelitian oleh Tri Iswiyanti Lestari (2009). Penelitian “Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Senam Lantai melalui Pendekatan PAKEM. Penelitian ini merupaka penelitian tindakan kelas yang dilakukan tiga siklus, setiap siklus 2x tatap muka dan setiap tatap muka 70 menit,dengan sampel 20 siswa, Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran senam lantai guling belakang melalui pendekatan Pakem dapat meningkatankan dari target 75% menjadi 90%.

2. Penelitian Oleh Sri Ismini Spd (2011). “Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Senam Lantai Melalui Pendektan PAKEM. Penelitian Tindakan kelas Siswa Kelas IV SD Negeri Redjodani Berjumlah 20 siswa . Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas pembelajaran senam lantai guling belakang melalui pendekatan PAKEM Dapat meningkatan, Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa latihan senam lantai pada siklus pertama nilai 68,45 meningkat menjadi 79,76 pada siklus


(42)

kedua, dan pada siklus ketiga meningkatan 88,10% atau 100% siswa dapat mecapai KKM.

C.Kerangka Berpikir

Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar sambil bekerja (menyelesaikan tugas yang diberikan guru), guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar,misalnya lapangan yang berumput yang tebal dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan dasar-dasar senam lantai seperti latihan guling, meroda,dan lain-lain, sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan serta efektif. Sesuai dengan pemahaman diatas maka peneliti sebagai guru pendidikan jasmani di SD Negeri Minomartani 1 ingin menerapakan pendekatan PAKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani, dalam mata pelajaran senam lantai, khususnya guling belakang. Hal tersebut dikarenakan pendekatan PAKEM dapat melihat keaktifan dan kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran guling belakang, serta untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran yang diberikan guru sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang. Keaktifan siswa akan terlihat dalam kompetisi melakukan gerakan guling belakang. Kreatifitas siswa dapat dilihat dari variasi gerakan guling belakang dari berbagai posisi kaki seperti kaki jingkat atau lurus. Efektif akan terlihat pada proses kegiatan pembelajaran yang mudah dipahami siswa untuk melakukan gerakan guling


(43)

belakang dan juga hasil belajar senam yang diperoleh siswa dapat meningkat. Sedangkan menyenangkan dapat dilihat dari suasana siswa yang riang dan gembira selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan permasalahan dan kajian teori di atas maka pendekatan PAKEM dapat mengakibatkan hasil dan proses pembelajaran guling belakang siswa kelas V dapat meningkat, sehingga apa yang menjadi tujuan dari peneliti dapat tercapai. Selain itu, pendekatan PAKEM dirasa sesuai dengan karakteristik siswa kelas V. Berdasarkan pemikiran tersebut penulis merancang pelaksanaan pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan dari metode atau pendekatan yang diterapkan.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau kerja sama dengan peneliti dan kelas V SD Negeri Minomartani 1. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Lewin (Pardjono,2007: 22), yaitu yang terdiri dari perencanaan (pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan pengelolaan kelas), tindakan (siklus 1, siklus 2, dst), pengamatan, dan refleksi.

Gambar 2. Model pengembangan penelitian tindakan kelas B.Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PAKEM pada siswa Kelas V SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman kelas V semester I tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus ini akan mengaplikasikan pembelajaran dengan pokok permasalahan bagaimana cara meningkatkan prestasi penguasaan teknik dasar guling belakang dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

1 Perencanaan

4 Refleksi 2 Tindakan


(45)

C.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 dengan jumlah siswa 21 yang terdiri dari 9 siswa putra dan 12 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan oleh tiga orang guru pendidikan jasmani yaitu dua orang mitra peneliti dalam hal ini berperan sebagai observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung.

D.Prosedur Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:98-99), dalam penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah satu putaran siklus, komponen tersebut yaitu (Arikunto, 2006:98-99):

1. Perencanaan atau Planning, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tidakan tersebut dilakukan. 2. Tindakan atau Acting, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di

dalam kancah, yakni mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan atau Observation, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang berkolaborasi dengan peneliti. Satu orang guru sarjana olahraga.

4. Refleksi atau Reflection, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan. Adapun penjelasan lebih rinci persiklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(46)

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan tindakan yang akan diberikan (game dan materi) 3) Membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan. b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa b) Apersepsi

c) Pemanasan: Dengan gerakan statis dan dinamis seperti, penguluran, peregangan, dsb

2) Kegiatan Inti

a) Permainan Berlomba mencium lutut

(1) siswa duduk dengan kaki diluruskan ke depan dan sambil bernyanyi ”Sluku-Sluku” Bathok Bathok e Ela Elo Siromo Menyang Solo Oleh-Olehe Payung Mutho, Mak Jentit Lolo Lo Bah Wong Mati Ora Obah, Yen Obah Medheni Bocah Yen Urip Golek o Dhuwit. ”Syair golek o duwit” siswa berusaha mencium lutut.


(47)

(3) Kemudian dilanjutkan kedua kaki agak dibuka sedikit dan anak berusaha mencium lutut sambil menyanyi lagu di atas. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih dan menguatkan otot punggung.

Gambar 3. Permaian Kapal Goyang Bawa Bola b) Kapal Goyang Bawa Bola

(1) Siswa masih dalam posisi duduk seperti permainan pertama tetapi sekarang permainannya diubah yaitu melakukan kapal goyang dengan menggunakan bola.

(2) Siswa duduk sambil memegang kedua kaki yang ditekuk. Setelah aba-aba angkat badan sedikit ke atas, kemudian kaki digerakkan lurus ke atas, dan diayunkan ke bawah sehingga mengangkat badan.

(3) Gerakan diulang-ulang dan bola tidak boleh jatuh. Tujuan untuk melatih gerakan mengguling belakang.

c) Guling Belakang - Oper Bola

(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok di bagi 3 - 4 orang.


(48)

(2) Tiap kelompok diberi beberapa bola voli, anggota kelompok yang pertama mengoperkan bola dengan menggunakan kedua kaki dengan mengguling kebelakang (gambar 4).

(3) Anggota kelompok yang lain menerima dengan kedua kaki kemudian dihimpit dengan kaki dan dioperkan keteman satu kelompok dengan guling kebelakang, dan seterusnya

(4) Siapa yang lebih dulu mengoperkan bola paling cepat makadianggap pemenang dengan ketentuan siapa yang lebih dahulu mendapat poin 3, yang kedua poin 2, dan terakhir mendapat poin 1

(5) Kelompok yang mengumpulkan poin lebih banyak dianggap pemenang perlombaan.

Gambar 4 Guling Belakang – Oper Bola

Tujuan untuk pengenalan guling belakang dan memperkuat pergelangan tangan sebagai penyangga dan kaki agar dibiasakan rapat.


(49)

d) Teknik guling belakang.

Gambar 5. Teknik guling belakang

(1) Guru mempraktekan gerakan guling belakang

(2) Guru menjelaskan tiap tahap melakukan guling kebelakang dengan tanya-jawab dengan siswa.

(3) Kemudian siswa disuruh mempraktekan gerakan guling belakang, sambil kelompoknya mengoreksi kesalahannya (4) Siswa dalam posisi jongkok, tekuk kedua siku tangan

menghadap ke atas di dekat telinga, dagu dan lutut tarik ke dada (gambar 4.a).

(5) Guling badan ke belakang hingga bahu menyentuh matras, lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan di dekat telinga. gambar 4.b.

(6) Bahu menyentuh matras, kedua telapak tangan menyentuh matras, gerakkan kaki untuk dijatuhkan ke belakang kepala (gambar 4.c)

(7) Jatuhkan ujung kaki ke belakang kepala, Dorong lengan ke atas dan Jongkok dengan lengan lurus ke depan (gambar 4.d) a b c d


(50)

(8) Dan kembali dalam posisi jongkok seperti awalan tadi (gambar 4.e)

Tujuan teknik tahap ini siswa agar mampu dan berani melakukan guling belakang dengan benar.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdo’a dan dibubarkan/ c. Pengamatan

1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan.

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

d. Refleksi Setelah pelaksanaan PTK selesai peneliti mengamati hasil yang telah disusun dan menganalisa data yang telah diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman sejawat (critical friend), guru penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tidakan yang akan diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang PTK, dengan cara diskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Siklus II a. Perencanaan

1) Berdiskusi dengan kolaborator mengenai pembelajaran yang akan diberikan dalam siklus II.


(51)

3) Membuat RP (rencana pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan. b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa b) Apersepsi

c) Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi 2) Kegiatan Inti

a) Berlomba mencium lutut

(1) siswa duduk dengan kaki diluruskan ke depan dan sambil bernyanyi ”Sluku-Sluku” Bathok Bathok e Ela Elo Siromo Menyang Solo Oleh-Olehe Payung Mutho, Mak Jentit Lolo Lo Bah Wong Mati Ora Obah, Yen Obah Medheni Bocah Yen Urip Golek o Dhuwit. ”Syair golek o duwit” siswa berusaha mencium lutut.

(2) Yang mencium lutut paling lama dialah juaranya

(3) Kemudian dilanjutkan kedua kaki agak dibuka sedikit dan anak berusaha mencium lutut sambil menyanyi lagu di atas. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih dan menguatkan otot punggung.


(52)

b) Kapal Goyang

(1)Siswa masih dalam posisi duduk seperti permainan pertama tetapi sekarang permainannya diubah yaitu melakukan kapal goyang dengan membawa bola.

(2) Siswa duduk sambil memegang kedua kaki yang ditekuk. Setelah aba-aba angkat badan sedikit ke atas, kemudian kaki digerakkan lurus ke atas, dan diayunkan ke bawah sehingga mengangkat badan.

Gambar 6. Permaian Kapal Goyang Bawa Bola

(3) Gerakan diulang-ulang dan tidak boleh menjatuhkan bola Tujuan untuk melatih gerakan mengguling belakang.

c) Guling Belakang - Oper Bola

(1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok di bagi 3 - 4 orang.

(2) Tiap kelompok diberi beberapa bola voli, anggota kelompok yang pertama mengoperkan bola dengan menggunakan kedua kaki dengan mengguling kebelakang (gambar 5.c).

(3) Anggota kelompok yang lain menerima dengan kedua kaki kemudian dihimpit dengan kaki dan dioperkan keteman satu kelompok dengan guling kebelakang, dan seterusnya.


(53)

(4) Siapa yang lebih dulu mengoperkan bola paling cepat maka dianggap pemenang dengan ketentuan siapa yang lebih dahulu mendapat poin 3, yang kedua poin 2, dan terakhir mendapat poin 1.

(5) Kelompok yang mengumpulkan poin lebih banyak dianggap pemenang perlombaan.

Gambar 7. guling belakang – oper bola

Tujuan untuk pengenalan guling belakang dan memperkuat pergelangan tangan sebagai penyangga dan kaki agar dibiasakan rapat.

d) Teknik Guling belakang.

(1) Siswa dalam posisi jongkok, tekuk kedua siku tangan menghadap ke atas di dekat telinga, dagu dan lutut tarik ke dada (gambar 5.a).

(2) Guling badan ke belakang hingga bahu menyentuh matras, lutut dan dagu tetap mendekat dada, telapak tangan di dekat telinga. gambar 5.b.


(54)

(3) Bahu menyentuh matras, kedua telapak tangan menyentuh matras, gerakkan kaki untuk dijatuhkan ke belakang kepala(gambar 5.c)

(4) Jatuhkan ujung kaki ke belakang kepala, Dorong lengan ke atas dan Jongkok dengan lengan lurus ke depan (gambar 5.d) (5) Dan kembali dalam posisi jongkok seperti awalan tadi

(gambar 5.e) Tujuan tehnik tahap 1 ini siswa agar mampu dan berani melakukan guling belakang dengan benar, lurus, dan tepat pada sasaran.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdo’a dan dibubarkan c. Pengamatan

1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan.

2) Pengisian lembar observasi d. Refleksi

Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II, hal ini kaitanya dengan partisipasi siswa, selain itu juga mengetahui hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dilakukan tes unjuk kerja, sedangkan partisi siswa dengan lembar angket yang diberikan kepada siswa.


(55)

E.Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan (data lembar observasi) digunakan untuk menilai proses pembelajaran yang dilakukan guru, hasil tes siswa (tes unjuk kerja) digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dalam melakukan guling belakang, dan angket digunakan untuk menilai proses pembelajaran dari siswa. Pengisian angket mengenai pembelajaran dari tiap siklus yang diberikan oleh peneliti. Pengisian angket terhadap siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus atau setelah siklus selesai. F. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini berupa data-data dalam bentuk lembar observasi, angket dan tes hasil pembelajaran guling belakang.

1. Analisis Data Lembar Observasi dan Angket Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai proses pembelajaran guru di kelas dan diskusi dengan kolabolator. Sedangkan angket digunakan untuk menilai pembelajaran yang diberikan guru sudah berhasil atau belum berhasil. Setelah terkumpul, kedua data disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

a. Penilaian Pengamatan Kelas terhadap Guru dalam Pembelajaran Guling belakang. Penilaian Pengamatan kelas menggunakan rubrik pengamatan seperti pada tabel satu ( 1 ) di halaman 42.


(56)

Tabel 1. Rubrik Pengamatan Kelas terhadap Guru

No ASPEK-ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 2 3 4

I PENDAHULUAN

1. Membariskan siswa dan memimpin barisan 2. Memeriksa kesiapan siswa

3. Melakukan kegiatan apersepsi 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

II PEMANASAN

1. Memberikan pemanasasn berupa penguluran

2. Memberikan pemanassan dalam bentuk permainan yang mengarah pada materi pembelajaran

III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran

2. Memberikan penjelasan sebelum siswa melakukan gerakan

3. Memberikan koreksi terhadap gerakan yang dilakukan siswa

4. Memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk melakukan gerakan

5. Memberikan kegiatan yang aman dan menyenangkan 6. Menggunakan metode pembelajaran dari yang mudah ke

yang sulit

7. Menggunakan metode yang sederhana ke kompleks 8. Memberikan evaluasi secara keseluruhan

IV KEGIATAN PENUTUP

1. Kegiatan pendinginan menggunakan metode bermain 2. Menyampaikan inti pembelajaran yang telah dilakukan 3. Memberikan perintah mencuci tangan dan kaki

4. Memberikan perintah untuk berganti pakaian

5. Memberikan kesempatan untuk mempersiapkan pelajaran berikutnya

6. Menutup kegiatan dengan berbaris dan berdoa Keterangan:

Skor 1 : Tidak pernah Skor 3 : Sering Skor 2 : Jarang Skor 4 : Selalu


(57)

b. Penilaian Angket Pembelajaran Guling Belakang secara kualitatif berdasarkan jawaban siswa.

Tabel 2. Angket Siswa Terhadap Pembelajaran Guling Belakang N

o

Aspek Indikator Ya Tidak

1.

Aktif 1.siswa dapat bergerak dengan aktif (semangat)

2. guru aktif membantu siswa dalam menjelaskan materi

3. siswa memperoleh kesempatanpatan Bertanya

4. siswa melakukan praktik atauaktvitas jasmani/ bergerak

5. siswa dapat mengerti penjelasan dariGuru

2.

Kreatif 6. cara mengajar guru variatif/banyak ide

7. siswa merasa menemukan hal-halbaru dalam pembelajaran

8. siswa mempunyai ide

untukmenyelesaikan tugas pembelajaran 9. Siswa saling bekerjasama

dalammenyelesaikan tugas yang diberikan

Guru

3. Efektif 10. siswa dapat menyelesaikan tugasyang diberikan guru

11. semua siswa dapat melakukanguling belakang

4. Menye nagkan

12. guru simpatik dan menyenangkan 13. siswa merasa aktvitasjasmani/rohani ini bentuknyamenyenangkan

14. siswa merasa suasana kelas Menyenangkan

15. siswa merasa

waktunpembelajaran/jam olahraga terasa

Pendek Jumlah


(58)

2. Analisis Data Hasil Pembelajaran Guling belakang Siswa Hasil pembelajaran guling belakang yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batasbatas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Analisis Data hasil guling belakang siswa dinilai secara kualitatif dan kuantitatif

Analisis data didapatkan berdasarkan instrument penilaian keterampilan guling belakang sebagai berikut :

Tabel 3. Rubrik Penilaian Keterampilan Guling Belakang Aspek Yang

dinilai

Uraian Rentang

Skor

Skor 1. Sikap

Awal

a.Siswa dalam posisi telapak kedua kaki rapat

b.Tekuk kedua siku tangan menghadap ke atas di samping telinga.

c.Dagu dan lutut di dekatkan ke dada

1 1 1 2. Gerakan

mengguling

a.Badan mengguling ke belakang lurus, secara berurutan bagian belakang badan menyentuh matras mulai dari pantat, punggung bagian bawah, pinggang bagian atas di bahu.

b. Kedua lutut dan dagu tetap mendekat kedada.

c.Kedua tangan menumpu matras di samping telinga.

d. Kedua tangan dan lengan

mendorong badan.

1

1 1 1 3. Sikap akhir a. Posisi jongkok kedua kaki rapat

b. Pandangan dan kedua lengan lurus kedepan

c. kedua tangan memegang lutut

1 1 1 Keterangan :

Setiap indikator mempunyai skor 1. Indikator minimal 0.


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi, Subjek, Waktu, dan Data Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini yaitu di SD Negeri Minomartani 1 Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman yang mempunyai luas lapangan 8 x 30 m. Luas Bagunan 520 m².

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek atau sample penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 yang terdiri dari 21 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

3. Deskripsi Waktu Penelitian

Waktu penelitian mulai bulan Maret sampai Mei 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis data lembar observasi, angket, hasil belajar. Data yang diambil adalah mengenai meningkatkan pembelajaran guling belakang melalui pendekatan PAKEM pada siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1.

B.Deskripsi Data Penelitian

Hasil penelitian diawali dengan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas V SD Negeri Minomartani 1,dalam observasi tersebut ditemukan bahwa hasil proses pembelajaran dalam bentuk kuantitatif masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga ketuntasan secara klasikal. Selain itu berdasarkan hasil angket siswa hanya 33% yang merasa senang dan aktif selama mengikuti pembelajaran.


(60)

Selanjutnya peneliti melakukan upaya peningkatan pembelajaran guling belakang dengan pendekatan PAKEM pada siswa kelas V SD Negeri Minomartani 1 yang dilakukan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan. Pada akhir setiap pertemuan selalu dilakukan evaluasi pembelajaran guling belakang.

Proses penelitian ini dijabarkan melalui empat tahapan dalam tiap siklus antara lain :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana berdasarkan temuan masalah yang terjadi sebelum dilakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan meliputi menentukan pokok permasalahan dalam penelitian, membuat skenario pembelajaran dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidetifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam satu siklus berlangsung 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 selama 3 jam pelajaran (3x35 menit) sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2015. Materi pokok pembelajaran tentang guling belakang pada olahraga senam pada siklus II gerakan semakin


(61)

kompleks atau lebih detail gerakannya. Adapun jalanya pembelajaran adalah sebagai berikut : Permainan pertama adalah berlomba mencium lutut yaitu Siswa duduk dengan kaki diluruskan ke depan dan sambil bernyanyi ”Sluku-Sluku” Bathok Bathok e Ela Elo Siromo Menyang Solo Oleh-Olehe Payung Mutho, Mak Jentit Lolo Lo Bah Wong Mati Ora Obah, Yen Obah Medheni Bocah Yen Urip Golek o Dhuwit. ”Syair golek o duwit” siswa berusaha mencium lutut. Yang mencium lutut paling lama dialah juaranya. Kemudian dilanjutkan kedua kaki agak dibuka sedikit dan anak berusaha mencium lutut sambil menyanyi lagu di atas. Permainan kedua adalah permainan kapal goyang yaitu siswa masih dalam posisi duduk seperti permainan pertama tetapi sekarang permainannya diubah yaitu melakukan kapal goyang. Siswa duduk sambil memegang kedua kaki yang ditekuk. Setelah aba-aba angkat badan sedikit ke atas, kemudian kaki digerakkan lurus ke atas, dan diayunkan ke bawah sehingga mengangkat badan. Gerakan diulang-ulang. Permainan ketiga adalah permainan Guling Belakang – Oper Bola yaitu Siswa dibagi menjadi dua kelompok dengan tiap kelompok di bagi 7 Anak. Tiap kelompok diberi satu buah bola volly, anggota kelompok yang pertama mengoperkan bola dengan menggunakan kedua kaki dengan mengguling kebelakang. Anggota kelompok yang lain menerima dengan kedua kaki kemudian dihimpit dengan kaki dan dioperkan keteman satu kelompok dengan guling kebelakang, dan seterusnya. Siapa yang lebih dulu mengoperkan bola paling cepat maka


(62)

dianggap pemenang dengan ketentuan siapa yang lebih dahulu selesai mengoperkan bola sampai siswa paling akhir. Kelompok yang mengumpulkan poin lebih banyak dianggap pemenang perlombaan. Tujuan untuk pengenalan guling belakang dan memperkuat pergelangan tangan sebagai penyangga dan kaki agar dibiasakan rapat. Materi pokok pembelajaran tentang guling belakang pada olahraga senam. Adapun jalannya pembelajaran adalah sebagai berikut : Setelah melakukan cukup permainan, maka siswa disuruh melakukan tes evaluasi yaitu dengan melakukan guling belakang di matras yang telah disediakan peneliti. Kemudian dievaluasi oleh peneliti dan kolabolator.

c. Observasi

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti didampingi oleh 1 orang kolabolator yang melakukan pengamatan dan menilai pembelajaran guling belakang siswa dengan mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh kolabolator dengan hasilnya sebagai berikut:

1) Hasil Pengamatan Kelas terhadap Guru

Berdasarkan hasil observasi pengamatan kelas terhadap guru di lapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat di

peroleh perbedaan pengamatan terhadap guru dalam

menyampaikann materi pada pertemuan pertama dengan pertemuan ke dua, gambaran pembelajaran tersebut sebagai berikut:


(63)

a) Pada waktu melakukan membuka pelajaran guru belum menyampaikan apersepsi, yaitu menjelaskan kaitan antara materi senam sebelumnya, dan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama, namun pada pertemuan kedua guru sudah mulai menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan cukup jelas.

b) Pemanasan sudah dilakukan dengan penguluran atau peregangan terlebih dahulu untuk setiap pertemuan pada siklus satu.

c) Guru dalam kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan pertama belum mengoreksi kesalahan gerakan siswa namun pada pertemuan berikutnya sudah nampak.

d) Pada waktu kegiatan penutup, pertemuan pertama guru menyampaikan inti dari pembelajaran secara singkat dan pada pertemuan kedua hal tersebut sudah nampak dan sudah dilakukan dengan jelas.

2) Hasil Pembelajaran Siswa oleh Guru

Setelah selesai tindakan pada siklus pertama peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan siswa dalam melakukan guling belakang dari pada pertemuan pertama. Hasil proses pembelajaran guling belakang yang dicapai siswa meningkat dari pertemuan pertama dengan nilai rata-rata kelas siswa 62,6 menjadi


(64)

69,8 Dan persentase ketuntasan siswa meningkat dari 25% menjadi 58,3%. Namun, persentase ketuntasan tersebut belum memenuhi target yang diinginkan yaitu 80% sebagai ketuntasan klasikal. Tabel 4. Hasil Belajar Senam lantai Guling Belakang

3) Angket siswa

Lembar angket diberikan kepada siswa dan guru menjelaskan tentang cara pengisian angket oleh siswa. Maka diperoleh jawaban dari siswa seperti dalam table 1 berikut ini:

Nama

Siswa sikap gerakan sikap nilai sikap Gerakan sikap nilai

awal akhir awal akhir

1NS – 1 3 3 1 7 3 3 2 8

2NS – 2 2 3 1 6 3 3 1 7

3NS – 3 2 3 1 6 3 3 1 7

4NS – 4 3 3 1 7 3 3 1 7

5NS – 5 3 2 1 6 3 3 1 7

6NS – 6 2 3 1 6 3 3 1 7

7NS – 7 3 2 1 6 3 3 1 7

8NS – 8 2 3 1 6 2 3 1 6

9NS – 9 3 3 2 8 3 3 2 8

10NS – 10 2 3 1 6 3 3 1 7

11NS – 11 2 2 1 5 3 3 1 7

12NS – 12 3 2 1 6 3 2 1 6

13NS – 13 2 3 1 6 3 2 1 6

14NS – 14 3 3 1 7 3 3 2 8

15NS – 15 2 2 1 5 3 2 1 6

16NS – 16 3 3 1 7 3 3 1 7

17NS – 17 3 2 1 6 3 3 1 7

18NS – 18 3 3 2 8 3 3 1 8

19NS – 19 2 3 1 6 3 3 1 7

20NS – 20 3 2 1 6 3 3 1 7

21NS – 21 2 3 1 6 2 3 1 6

Jumlah 132 Jumlah 146

62,6 Rata-rata 69,82 No

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2


(65)

Tabel 5. Jawaban Angket Siswa Mengenai Pembelajaran Guling Belakang Pada Akhir Siklus I

No Aspek Indikator ya Tidak

1. Aktif 1.siswa dapat bergerak dengan aktif(semangat)

19 2

2. guru aktif membantu siswa dalam menjelaskan materi

19 2

3. siswa memperoleh kesempatan Bertanya

20 1

4. siswa melakukan praktik atau aktvitas jasmani/ bergerak guling belakang

21 0

5. siswa dapat mengerti penjelasan dari Guru

19 2

2. Kreatif 6. cara mengajar guru variatif/banyak ide

21 0

7. siswa merasa menemukan hal-hal baru dalam

pembelajaran

20 1

8. siswa mempunyai ide untuk menyelesaikan tugas pembelajaran

16 5

9. Siswa saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

10 11

3. Efektif 10. siswa dapat

menyelesaikan tugas yang diberikan guru

17 4

11. semua siswa dapat melakukan guling belakang

12 9

4. Menyenang

kan

12. guru simpatik dan menyenangkan

21 0

13. siswa merasa aktvitas jasmani/rohani ini

bentuknya menyenangkan

21 0

14. siswa merasa suasana kelas Menyenangkan

21 0

15. siswa merasa waktu pembelajaran/jam olahraga terasa pendek

16 5

Jumlah 273 42


(66)

Berdasarkan jawaban siswa di atas maka peneliti simpulkan bahwa selama ini pembelajaran yang diberikan guru menyenangkan dan efektif, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak aktif ndalam mengikuti pembelajaran guling belakang dan merasa pembelajaran kurang menyenangkan. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil jawaban siswa dari sebelum diberi tindakan yaitu 33,3% dan meningkat menjadi 81,7% sesudah diberi tindakan pada siklus pertama.

d. Refleksi

Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan. Dengan adanya tindakan penelitian ini meningkatkan gairah dan semangat siswa untuk belajar senam lantai khususnya guling belakang. Demikian juga hasil belajar dari tindakan pertama sampai akhir siklus ada peningkatan hasil belajar guling belakang siswa. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dengan kolabolator membandingkan hasil penilaian pembelajaran siswa pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh data bahwa 5 siswa belum tuntas atau baru 58,3% siswa yang tuntas. Hal tersebut dikarenakan guru kurang memberikan penjelasan dan siswa takut untuk bertanya apabila mengalami kesulitan. Sehingga setelah berkoordinasi dengan kolabolator, maka menyarankan untuk melajutkan penelitian ke siklusII agar diperoleh hasil yang maksimal, salah satunya dibuktikan dengan hasil diskusi dengan kolabolator sebagai berikut:


(67)

Peneliti Kolabolator 1 Peneliti Kolabolator 1 Peneliti Kolabolator 1 Peneliti

: “Bagaimana pendapat Saudara dalam pembelajaran guling belakang yang baru dilaksanakan?”

: “Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama proses pembelajaran berlangsung siswa

cukup aktif dan kreatif mengikuti

pembelajaran.”

:“Apakah proses pembalajaran berlangsung efektif?”

: “Seperti apa yang saya sampaikan di atas bahwa siswa sangat senang, aktif, dan kreatif

dalam mengikuti proses pembelajaran,

walaupun sebagian kecil siswa masih ada yang

canggung,karena baru mengenal model

pembelajaran dengan bermain, tetapi saya rasa : “Bagaimana pendapat saudara tentang kemampuan siswa dalam proses pembelajaran guling belakang?”

: “Siswa dapat melakukan gerakan yang sesuai dengan teknik melakukan guling belakang, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan terutama pada tahap mengguling sehingga anak tidak merasa takut lagi. sebagai masukan untuk siklus kedua perlu diberikan permainan yang mendukung hal tersebut.”

: “Saya setuju pendapat saudara kolabolator, bahwa hasil proses pembelajaran siswa cukup baik, tetapi memang masih ada gerakan-gerakan yang sebagian kecil siswa tampak ragu-ragu yaitu saat akan melangkan dan berguling oleh karena itu penelitian ini akan dilanjutkan pada pertemuan kedua.”


(68)

2. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil pembelajaran guling belakang pada sisklus I maka peneliti dan kolabolator sepakat untuk dilanjutkan pada siklus II. Pada tahap perencanaan siklus II ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan pokok permasalahan dalam penelitian, membuat scenario pembelajaran dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidetifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam siklus kedua berlangsung 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 07 April 2015 selama 3 jam pelajaran (3x35 menit) sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2015. Materi pokok pembelajaran tentang guling belakang pada materi senam lantai. Adapun jalanya pembelajaran adalah sebagai berikut: Permainan pertama adalah

belomba mencium lutut yaitu Siswa duduk dengan kaki

diluruskan ke depan dan sambil bernyanyi ”Sluku-Sluku” Bathok Bathok e Ela Elo Siromo Menyang Solo Oleh-Olehe Payung Mutho, Mak Jentit Lolo Lo Bah Wong Mati Ora Obah, Yen Obah Medheni Bocah Yen Urip Golek o Dhuwit. ”Syair goleko duwit”siswa berusaha


(69)

mencium lutut. Yang mencium lutut paling lama dialah juaranya. Kemudian dilanjutkan kedua kaki agak dibuka sedikit dan anak berusaha mencium lutut sambil menyanyi lagu di atas. Permainan kedua adalah permainan kapal goyang yaitu siswa masih dalam posisi duduk seperti permainan pertama tetapi sekarang permainannya diubah yaitu melakukan kapal goyang. Siswa duduk sambil memegang kedua kaki yang ditekuk. Setelah aba-aba angkat badan sedikit ke atas, kemudian kaki digerakkan lurus ke atas, dan diayunkan ke bawah sehingga mengangkat badan. Gerakan diulang-ulang.Perminan ketiga adalah permainan Guling Belakang - Oper Bola yaitu Siswa dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 7 anak. Tiap kelompok diberi 1 bola Voli, anggota kelompok yang pertama mengoperkan bola dengan menggunakan kedua kaki dengan mengguling kebelakang. Anggota kelompok yang lain menerima dengan kedua kaki kemudian dihimpit dengan kaki dan dioperkan keteman satu kelompok dengan guling kebelakang, dan seterusnya. Siapa yang lebih dulu mengoperkan bola paling cepat maka dianggap pemenang dengan ketentuan siapa yang lebih dahulu selesai mengoperkan bola sampai siswa paling akhir. Kelompok yang

mengumpulkan poin lebih banyak dianggap pemenang

perlombaan.Tujuan untuk pengenalan guling belakang dan memperkuat pergelangan tangan sebagai penyangga dan kaki agar dibiasakan rapat. Setelah melakukan cukup permainan, maka siswa disuruh melakukan


(70)

tes evaluasi yaitu dengan melakukan guling belakang di matras yang telah disediakan peneliti. Kemudian dievaluasi oleh peneliti dan kolabolator.

c. Observasi

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti didampingi oleh 1 orang kolabolator yang melakukan pengamatan dan menilai pembelajaran guling belakang siswa dengan mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh kolabolator dengan hasilnya sebagai berikut:

1) Hasil Pengamatan Kolabolator

Berdasarkan hasil pengamatan dari kolabolator dalam pertemuan pertama diperoleh nilai rata-rata kolabolator 72,7, hal tersebut dikarenakan siswa mulai memahami penjelasan dari guru.Selanjutnya dalam pertemuan kedua nilai rata-rata dari kolabolator meningkat menjadi 75,5, sehingga proses pembelajaran guling belakang yang diberikan kepada siswa sudah sangat baik Sedangkan hasil pengamatan siswa, kolabolator mencatat bahwa pada pertemuan pertama selama mengikuti pembelajaran ada beberapa siswa belum mampu melakukan guling belakang. Namun, dalam pertemuan kedua siswa sudah banyak yang bisa melakukan guling belakang dengan baik dan benar. Hal tersebut dikarenakan


(71)

siswa sudah tidak merasa takut lagi untuk melakukan guling belakang.

2) Hasil Pembelajaran Siswa oleh Guru

Setelah selesai tindakan pada siklus pertama peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan siswa dalam melakukan guling belakang dari pada pertemuan pertama. Hasil proses pembelajaran guling belakang yang dicapai siswa meningkat dari pertemuan pertama dengan nilai rata-rata kelas siswa 72,7 menjadi 75,5, pertemuan kedua atau hasil dari nilai rata-rata kedua pertemuan tersebut yaitu 74,1 (100% siswa yang lulus, yaitu 21 siswa yang tuntas). Nilai tersebut sudah memenuhi target yang dinginkan yaitu lebih dari 80% yang mendapat nilai di atas Standar KKM 70 mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.


(72)

Tabel 6. Hasil Belajar Senam lantai Guling Belakang Nama

Siswa

sikap gerakan sikap nilai sikap Gerakan sikap nilai

awal akhir awal akhir

1NS – 1 3 3 2 8 3 3 2 8 2NS – 2 3 3 1 7 3 3 1 7 3NS – 3 3 3 1 7 3 3 2 8 4NS – 4 3 3 2 8 3 3 2 8 5NS – 5 3 3 1 7 3 3 1 7 6NS – 6 3 3 2 8 3 3 2 8 7NS – 7 3 3 1 7 3 3 1 7 8NS – 8 3 3 1 7 3 3 1 7 9NS – 9 3 3 2 8 3 3 2 8 10NS – 10 3 3 1 7 3 3 1 7 11NS – 11 3 3 2 8 3 3 2 8 12NS – 12 3 3 1 7 3 3 1 7 13NS – 13 3 3 1 7 3 3 2 8 14NS – 14 3 3 2 8 3 3 2 8 15NS – 15 3 3 1 7 3 3 2 8 16NS – 16 3 3 1 7 3 3 2 8 17NS – 17 3 2 1 6 3 3 1 7 18NS – 18 3 3 1 7 3 3 2 8 19NS – 19 3 3 2 8 3 3 2 8 20NS – 20 3 3 1 7 3 3 1 7 21NS – 21 3 3 1 7 3 3 1 7

Jumlah 153 159

72,7 75,5

Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Rata-rata No


(73)

3) Angket Siswa

Hasil angket siswa maka diperoleh jawnan dari siswa seperti dalam tabel berikut:

Tabel 7. Jawaban Angket Siswa Mengenai Pembelajaran Guling Belakang Pada Akhir Siklus II

N o

Aspek Indikator Ya

Tidak

1.

Aktif 1.siswa dapat bergerak dengan aktif (semangat)

21 0

2. guru aktif membantu siswa dalam menjelaskan materi

20 1

3. siswa memperoleh kesempatan bertanya

20 1

4. siswa melakukan praktik atau aktvitas jasmani/ bergerak

19 2

5. siswa dapat mengerti penjelasan dari Guru

20 1

2.

Kreatif 6. cara mengajar guru variatif/banyak Ide

16 3

7. siswa merasa menemukan hal-hal baru dalam pembelajaran

19 2

8. siswa mempunyai ide untuk menyelesaikan tugas pembelajaran

19 2

9. Siswa saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

17 4

3. Efektif 10. siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru

19 2

11. semua siswa dapat melakukan guling belakang

18 3

4. Menyena ngkan

12. guru simpatik dan

menyenangkan

21 0

13. siswa merasa aktvitas jasmani/ rohani ini bentuknya menyenangkan

21 0

14. siswa merasa suasana kelas Menyenangkan

21 0

15. siswa merasa waktu

pembelajaran/ jam olahraga terasa pendek

18 3

Jumlah 291 24


(1)

Nama Siswa :

No Aspek Indikator Ya Tidak

1. Aktif 1.siswa dapat bergerak dengan aktif (semangat)

2. guru aktif membantu siswa dalam menjelaskan materi

3. siswa memperoleh kesempatanpatan Bertanya

4. siswa melakukan praktik atau aktvitas jasmani/ bergerak

5. siswa dapat mengerti penjelasan dari

Guru

2. Kreatif 6. cara mengajar guru variatif/banyak ide

7. siswa merasa menemukan hal-hal baru dalam pembelajaran

8. siswa mempunyai ide untuk menyelesaikan tugas pembelajaran 9. Siswa saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru

3. Efektif 10. siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru

11. semua siswa dapat melakukan guling belakang

4. Menyena gkan

12. guru simpatik dan menyenangkan

13. siswa merasa aktvitas jasmani/rohani ini bentuknya menyenangkan

14. siswa merasa suasana kelas Menyenangkan

15. siswa merasa waktu

pembelajaran/jam olahraga terasa pendek


(2)

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1 Kegiatan pendahuluan


(3)

Gambar 3 Siswa melakukan permainan “Sluku Sluku Batok”


(4)

(5)

Gambar 6 Siswa melakukan “Guling Belakang”


(6)

Gambar 8 Kegiatan Refleksi