Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Dalam Mengurangi Nekrosis Hepatosit Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) Yang diinduksi CCl4.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) DALAM MENGURANGI NEKROSIS HEPATOSIT TIKUS JANTAN

GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCl4 Gregorius Enrico, 2009 Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes.

Pembimbing II : Sonja Sutedja, dr.

Hepatitis adalah peradangan difus jaringan hepar yang disebabkan oleh agen hidup maupun tidak hidup. Prevalensi hepatitis di Indonesia masih tinggi, oleh karena itu masyarakat mencari pengobatan alternatif, salah satunya dengan buah merah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah merah dalam mengurangi nekrosis hepatosit tikus yang diinduksi CCl4.

Desain penelitian adalah prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. Tikus jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 6 kelompok (n = 5). Kelompok I dan II diberi

1 ml CMC 1%, kelompok III diberi sediaan yang mengandung lechitin 28 mg/hari, kelompok IV, V, dan VI masing-masing diberi ekstrak buah merah

dosis 0,5 ml, 1 ml, dan 2 ml. Setelah 8 hari perlakuan, kelompok II, III, IV, V, dan VI diinduksi CCl4 1,5 ml/kgBB, kemudian semua kelompok dikorbankan dan dilakukan pengamatan histopatologi. Data yang diukur adalah jumlah nekrosis hepatosit sesudah 8 hari perlakuan dengan ekstrak buah merah. Analisis data menggunakan statistik ANAVA satu arah dilanjutkan uji Tukey HSD (α = 0,05). Hasil menunjukkan ekstrak buah merah mengurangi nekrosis hepatosit pada kelompok dosis 0,5 ml (nekrosis hepatosit = 39,82) dan 1 ml (nekrosis hepatosit = 34,18) pada tikus yang diinduksi CCl4, bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (nekrosis hepatosit = 79,02). Kesimpulan yang didapat yaitu ekstrak buah merah dosis 0,5 ml dan 1 ml mengurangi nekrosis hepatosit sangat signifikan pada tikus yang diinduksi CCl4 (p = 0,000).


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE EFFECT OF BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) EXTRACT

IN REDUCING NECROTIC HEPATOCYTES

OF MALE WISTAR RATS (Rattus norvegicus L.) INDUCED BY CCl4

Gregorius Enrico, 2009 Tutor I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Tutor II : Sonja Sutedja, dr.

Hepatitis is a diffuse inflammation of liver that can be caused by living or non-living agent. The prevalence of hepatitis in Indonesia is still high. Therefore, people are looking for alternative medication, such as buah merah. The purpose of this research is to know the effect of buah merah extract in reducing necrotic hepatocytes of CCl4-induced rats.

This research is a true prospective experimental using Random Complete Design with comparative characteristic. Thirty male Wistar rats were divided into 6 groups (n = 5). Group I and II got 1 ml CMC 1%, group III got lechitin-contained agent 28 mg/day, group IV, V, and VI got buah merah extract 0,5 ml, 1 ml, and 2 ml. After 8 days of treatment, group II, III, IV, V, and VI were induced by CCl4 1,5 ml/kgBW then all groups were sacrified and histopathology

observed. The number of necrotic hepatocytes were counted after 8 days of treatment with buah merah extract. The result were analyzed by one way ANAVA followed by Tukey HSD test (α = 0,05).

The result showed that buah merah extract reduced necrotic hepatocytes of 0,5 ml-group (necrotic hepatocytes = 39,82) and 1 ml-group (necrotic hepatocytes = 34,18) on CCl4-induced rats, compared with positive control group

(necrotic hepatocytes = 79,02). The conclusion is 0,5 ml and 1 ml buah merah extract reduced necrotic hepatocytes highly significantly on CCl4-induced rats

(p = 0,000).


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Hepar ... 7

2.1.1 Anatomi Hepar ... 7

2.1.2 Histologi Hepar ... 9


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.1 Fungsi Metabolik ... 13

2.1.3.2 Fungsi Hematologik ... 14

2.1.3.3 Fungsi Produksi dan Sekresi Empedu ... 14

2.1.4 Kerusakan Jaringan Hepar ... 15

2.1.5 Hepatoprotektor ... 18

2.2 Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) ... 18

2.2.1 Morfologi Buah Merah ... 19

2.2.2 Kandungan Kimia Buah Merah ... 20

2.2.2.1 Karotenoid dan Betakaroten ... 20

2.2.2.2 Vitamin E (Tokoferol) ... 21

2.2.3 Manfaat Buah Merah ... 22

2.3 Antioksidan ... 24

2.4 Radikal Bebas ... 26

2.5 Karbon Tetraklorida (CCl4) ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Bahan/Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Bahan dan Alat ... 29

3.1.2 Subjek Penelitian ... 30

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.2.1 Desain Penelitian ... 31

3.2.2 Variabel Penelitian ... 31

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 31

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 32

3.2.4 Prosedur Kerja ... 33

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan ... 33

3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 33

3.2.4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 33


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.2.6 Metode Analisis ... 36

3.2.6.1 Hipotesis Statistik ... 36

3.2.6.2 Kriteria Uji ... 36

3.2.7 Aspek Etik Penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 37

4.1 Data Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Kelompok Kontrol Negatif ... 41

4.1.2 Kelompok Kontrol Positif ... 42

4.1.3 Kelompok Kontrol Pembanding ... 42

4.1.4 Kelompok Perlakuan 1 ... 43

4.1.5 Kelompok Perlakuan 2 ... 44

4.1.6 Kelompok Perlakuan 3 ... 44

4.2 Pembahasan ... 45

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.1.1 Kesimpulan Umum ... 48

5.1.2 Kesimpulan Tambahan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Senyawa Aktif dalam Ekstrak Buah Merah ... 22

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Per 100 Gram Buah Merah ... 24

Tabel 4.1 Data Jumlah Nekrosis Hepatosit pada 10Lapang Pandang Perisentralis ..37

Tabel 4.2 Hasil ANAVA - Jumlah Nekrosis Hepatosit ... 39

Tabel 4.3 Hasil Tukey HSD - Jumlah Nekrosis Hepatosit dalam Lon (Ln) ... 40

Tabel L.1.1 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok I ... 52

Tabel L.1.2 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok II ... 52

Tabel L.1.3 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok III ... 52

Tabel L.1.4 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok IV ... 53

Tabel L.1.5 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok V ... 53


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Makroskopis Hepar ... 9

Gambar 2.2 Sistem Asinus Mikroskopis Hepar ... 10

Gambar 2.3 Struktur Mikroskopis Hepar ... 12

Gambar 2.4 Buah Merah ... 20

Gambar 4.1 Jaringan Hepar Kelompok Kontrol Negatif ... 41

Gambar 4.2 Jaringan Hepar Kelompok Kontrol Positif ... 42

Gambar 4.3 Jaringan Hepar Kelompok Kontrol Pembanding ... 43

Gambar 4.4 Jaringan Hepar Kelompok Perlakuan 1 ... 43

Gambar 4.5 Jaringan Hepar Kelompok Perlakuan 2 ... 44

Gambar 4.6 Jaringan Hepar Kelompok Perlakuan 3 ... 44

Gambar L.4.1 Penimbangan Tikus ... 58

Gambar L.4.2 Pemberian Sediaan yang Mengandung Lechitin dengan Sonde ... 58

Gambar L.4.3 Pemberian Ekstrak Buah Merah dengan Sonde ... 58

Gambar L.4.4 Laparotomi ... 59

Gambar L.4.5 Irigasi Jaringan Hepar ... 59


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Distribusi Jumlah Nekrosis Hepatosit ... 38


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Jumlah Nekrosis Hepatosit ... 52

Lampiran 2 Perhitungan Dosis ... 54

Lampiran 3 Data Perhitungan Statistik ... 57

Lampiran 4 Gambar Percobaan ... 58


(10)

52 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Jumlah Nekrosis Hepatosit

Tabel L.1.1 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok I

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 6 8 12 1 6 5 6 6 6 1 57

2 5 5 8 7 2 1 1 3 3 5 38

3 5 3 1 5 5 6 3 3 1 4 36

4 3 6 6 4 1 2 2 3 6 1 34

Rata-rata 4,12 Tabel L.1.2 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok II

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 86 81 82 85 90 91 88 85 89 79 856 2 81 77 82 88 78 86 75 83 84 81 815 3 67 75 48 66 75 50 76 66 70 77 670 4 76 80 82 80 85 88 89 76 82 82 820 Rata-rata 79,02 Tabel L.1.3 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok III

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 17 38 34 35 35 37 32 37 33 40 338 2 54 55 41 49 50 43 55 53 52 41 493 3 44 49 50 51 48 45 50 45 54 44 480 4 48 59 46 46 48 49 47 62 44 44 493 Rata-rata 45,10


(11)

53

Universitas Kristen Maranatha Tabel L.1.4 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok IV

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 11 33 29 30 30 32 27 32 28 35 287 2 49 50 36 44 45 38 50 48 37 36 433 3 39 44 45 46 43 40 45 40 49 39 430 4 43 54 41 41 43 44 42 57 39 39 443 Rata-rata 39,82 Tabel L.1.5 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok V

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 60 37 42 43 54 43 48 36 40 36 439 2 45 37 40 40 42 53 29 44 38 39 407 3 39 38 30 33 34 36 39 35 33 44 361 4 14 20 15 10 23 19 10 13 21 15 160 Rata-rata 34,18 Tabel L.1.6 Jumlah Nekrosis Hepatosit Kelompok VI

No. Tikus Lapang Pandang Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 75 79 80 80 83 80 71 71 76 73 768 2 84 83 77 84 85 76 76 79 86 77 807 3 85 76 71 78 84 83 72 70 86 72 777 4 42 62 48 48 56 40 64 63 43 48 514 Rata-rata 71,65


(12)

54

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 2

Perhitungan Dosis 1. Buah merah

Diketahui:

Dosis pemakaian buah merah pada manusia: 2 x 15 ml = 30 ml/hari. Konversi untuk tikus 200 gr: 0,018 x 30 = 0,54 ml.

Untuk tikus 350 gr: x 0,54 = 0,9 ml = 1 ml/hari [Dosis 2 (Kelompok V)]. Dosis 1 (Kelompok IV): ½ x 1 ml = 0,5 ml/hari.

Dosis 3 (Kelompok VI): 2 x 1 ml = 2 ml/hari. 2. Sediaan yang mengandung lechitin (Lesichol®)

Lesichol® dalam tiap kapsulnya mengandung lechitin murni (95%) 300 mg, vitamin B1 6 mg, vitamin B2 6 mg, vitamin B6 6 mg, vitamin B12 6 µg, asam nikotinat 30 mg, dan vitamin E 10 mg.

Diketahui:

Dosis Lesichol® untuk dewasa 900 mg/hari (3 x 1 tablet 300 mg). Konversi untuk tikus 200 gr: 0,018 x 900 = 16,2 mg.

Untuk tikus 350 gr: x 16,2 = 28,35 mg dalam CMC 1% = 28 mg/hari dalam CMC 1%.

3. CCl4 Diketahui:

Dosis CCl4 = 1,5 ml/kgBB dalam minyak zaitun dengan perbandingan 1:1. Untuk tikus 350 gr: x 1,5 = 0,525 ml = 0,5 ml.


(13)

55

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 3

Data Perhitungan Statistik

Oneway

Descriptives

N e krosis

40 1.20 03 .7 22 42 .1 14 23 .9 69 3 1.43 14 .0 0 2.48 40 4.36 15 .1 36 03 .0 21 51 4.31 80 4.40 50 3.87 4.51 40 3.78 76 .2 23 47 .0 35 33 3.71 61 3.85 90 2.83 4.13 40 3.65 47 .2 72 54 .0 43 09 3.56 75 3.74 18 2.40 4.04 40 3.44 48 .4 60 68 .0 72 84 3.29 74 3.59 21 2.30 4.09 40 4.25 12 .2 15 86 .0 34 13 4.18 22 4.32 03 3.69 4.45 24 0 3.45 00 1.12 708 .0 72 75 3.30 67 3.59 33 .0 0 4.51 K elom p ok I

K elom p ok II K elom p ok III K elom p ok IV K elom p ok V K elom p ok V I Total

N M e an S td. D eviation S td. Error Lo w er B ou nd U p per B ou nd 95 % C o nfide nce Inte rva l for

M e an

M inim u m M a xim u m

Test of Homogeneity of Variances N ekrosis

26 .000 5 23 4 .00 0

Le ven e


(14)

56

Universitas Kristen Maranatha

ANOVA

N e krosis

26 7.59 0 5 53 .518 34 7.72 9 .00 0

36 .014 23 4 .15 4

30 3.60 4 23 9 B etw ee n G roup s

W ith in Grou ps Tota l

S um o f

S quare s df M e an S qu are F S ig.

Multiple Comparisons D e pen de nt Va riab le : N e kro sis

Tukey H SD

-3.1 61 21 * .0 877 2 .0 00 -3.4 13 3 -2.9 09 1 -2.5 87 23 * .0 877 2 .0 00 -2.8 39 3 -2.3 35 2 -2.4 54 35 * .0 877 2 .0 00 -2.7 06 4 -2.2 02 3 -2.2 44 45 * .0 877 2 .0 00 -2.4 96 5 -1.9 92 4 -3.0 50 89 * .0 877 2 .0 00 -3.3 03 0 -2.7 98 8 3.161 21 * .0 877 2 .0 00 2.909 1 3.413 3 .5 739 7* .0 877 2 .0 00 .3 219 .8 260 .7 068 6* .0 877 2 .0 00 .4 548 .9 589 .9 167 6* .0 877 2 .0 00 .6 647 1.168 8 .1 103 1 .0 877 2 .8 08 -.14 18 .3 624 2.587 23 * .0 877 2 .0 00 2.335 2 2.839 3 -.57 39 7* .0 877 2 .0 00 -.82 60 -.32 19 .1 328 9 .0 877 2 .6 55 -.11 92 .3 850 .3 427 8* .0 877 2 .0 02 .0 907 .5 949 -.46 36 6* .0 877 2 .0 00 -.71 57 -.21 16 2.454 35 * .0 877 2 .0 00 2.202 3 2.706 4 -.70 68 6* .0 877 2 .0 00 -.95 89 -.45 48 -.13 28 9 .0 877 2 .6 55 -.38 50 .1 192 .2 099 0 .0 877 2 .1 63 -.04 22 .4 620 -.59 65 5* .0 877 2 .0 00 -.84 86 -.34 45 2.244 45 * .0 877 2 .0 00 1.992 4 2.496 5 -.91 67 6* .0 877 2 .0 00 -1.1 68 8 -.66 47 -.34 27 8* .0 877 2 .0 02 -.59 49 -.09 07 -.20 99 0 .0 877 2 .1 63 -.46 20 .0 422 -.80 64 4* .0 877 2 .0 00 -1.0 58 5 -.55 44 3.050 89 * .0 877 2 .0 00 2.798 8 3.303 0 -.11 03 1 .0 877 2 .8 08 -.36 24 .1 418 .4 636 6* .0 877 2 .0 00 .2 116 .7 157 .5 965 5* .0 877 2 .0 00 .3 445 .8 486 .8 064 4* .0 877 2 .0 00 .5 544 1.058 5 (J) p erlakua n

K elom p ok II K elom p ok III K elom p ok IV K elom p ok V K elom p ok V I K elom p ok I K elom p ok III K elom p ok IV K elom p ok V K elom p ok V I K elom p ok I K elom p ok II K elom p ok IV K elom p ok V K elom p ok V I K elom p ok I K elom p ok II K elom p ok III K elom p ok V K elom p ok V I K elom p ok I K elom p ok II K elom p ok III K elom p ok IV K elom p ok V I K elom p ok I K elom p ok II K elom p ok III K elom p ok IV K elom p ok V (I) pe rla ku an

K elom p ok I

K elom p ok II

K elom p ok III

K elom p ok IV

K elom p ok V

K elom p ok V I

M e an D iffe re nce

(I-J) S td. Error S ig . Lo w er B o und U p per B o und 95 % C o nfide nce Inte rva l

The m e an diffe rence is sig nifica nt a t th e .05 le ve l. *.


(15)

57

Universitas Kristen Maranatha Nekrosis

Tukey H SD a

40 1.2 003

40 3.4 448

40 3.6 547 3.6 547

40 3.7 876

40 4.2 512

40 4.3 615

1.0 00 .16 3 .65 5 .80 8 perlakuan

Ke lom pok I Ke lom pok V Ke lom pok IV Ke lom pok III Ke lom pok V I Ke lom pok II Sig.

N 1 2 3 4

Su bset for a lph a = .05

M e ans for grou ps in h om og eneo us su bse ts a re displayed. U ses H arm on ic M e an S am ple S ize = 40.000. a.


(16)

58

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 4

Gambar Percobaan

Gambar L.4.1 Penimbangan Tikus

Gambar L.4.2 Pemberian Sediaan yang Mengandung Lechitin dengan Sonde

Gambar L.4.3 Pemberian Ekstrak Buah Merah dengan Sonde


(17)

59

Universitas Kristen Maranatha Gambar L.4.4 Laparotomi

Gambar L.4.5 Irigasi Jaringan Hepar


(18)

60

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 5


(19)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat badan bayi. Hepar menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen, di bawah diafragma, dilindungi oleh tulang iga, dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Salah satu fungsi hepar adalah untuk melindungi tubuh terhadap zat toksik dengan jalan proses detoksifikasi. Sebagian besar zat kimia atau obat-obatan masuk melalui saluran cerna akan melewati hepar sebagai organ metabolisme sentral (Sujono Hadi, 2002; Martini, 2004).

Penyakit pada hepar merupakan salah satu masalah yang cukup serius dalam bidang kesehatan. Salah satu penyakit hepar yang banyak ditemukan di masyarakat adalah hepatitis. Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hepar yang dapat disebabkan oleh berbagai etiologi antara lain virus, bakteri, parasit, zat-zat kimia, obat-obatan, dan autoimun dengan manifestasi klinik serupa (Sujono Hadi, 2002). Penyakit hepatitis dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hepar yang dapat menyebabkan hepar kehilangan fungsinya bahkan dapat berakhir dengan kematian. Beberapa bentuk hepatitis yang paling sering ditemukan adalah hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Prevalensi hepatitis di Indonesia masih cukup tinggi. Indonesia menduduki urutan ketiga negara tertinggi pengidap hepatitis B di dunia. Berdasarkan data WHO, pengidap hepatitis B di Indonesia mencapai 11, 6 juta jiwa. Dari data WHO tahun 2000, perkiraan jumlah penderita hepatitis B kronik 5%, dan hepatitis C kronik sebesar 3% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Gangguan pada hepar selain akibat virus, toksin, dan autoimun, dapat juga disebabkan oleh zat-zat kimia tertentu. Akhir-akhir ini makin bertambah banyak jenis obat yang beredar baik di pasaran bebas maupun di apotik dan makin banyak


(20)

2

Universitas Kristen Maranatha

penderita dengan kelainan hepar yang diakibatkan oleh pemakaian obat. Zat-zat kimia ini di dalam tubuh membentuk radikal bebas yang sangat reaktif dan tidak stabil. Akibatnya, jaringan hepar mengalami perubahan morfologi berupa degenerasi intraseluler, peradangan, akumulasi lemak dalam sel (steatosis), dan nekrosis. Pada kerusakan yang lebih lanjut, akan terjadi fibrosis, yaitu suatu bentuk patologi hepar yang kompleks, yang merupakan akumulasi komponen protein ekstraseluler secara berlebihan dan mengubah gambaran morfologi hepar yang normal (Rivera, 2001). Hasil akhir dari kerusakan hepar yang ireversibel adalah timbulnya suatu keadaan yang disebut sirosis (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Salah satu zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan hepar adalah karbon tetraklorida (CCl4). Karbon tetraklorida merupakan zat kimia yang bersifat toksik, namun masih banyak digunakan terutama dalam bidang industri. Zat ini larut dalam lemak sehingga dapat dengan mudah melewati membran sel dan terdistribusi ke seluruh tubuh dengan konsentrasi tertinggi pada jaringan hepar, otak, ginjal, otot, lemak, dan darah (de Fouw, 1999).

Obat spesifik untuk pengobatan gangguan hepar terutama yang disebabkan oleh virus sampai saat ini belum ditemukan. Obat-obat yang ada hanya bersifat simtomatik yaitu menghilangkan keluhan saja dan obat suportif yang bekerja membantu pulihnya kelainan klinis dan laboratorium. Hal ini menyebabkan banyak penderita yang mencoba berbagai pengobatan alternatif yang dipercaya dapat mengatasi gangguan hepar antara lain dengan tumbuhan obat asli Indonesia. Dalam hal ini, buah merah adalah salah satu dari sekian banyak tumbuhan obat asli Indonesia yang dapat menjadi salah satu pilihan.

Buah merah merupakan jenis tanaman pandan-pandanan yang tumbuh dan tersebar hampir di seluruh wilayah Papua. Secara tradisional, masyarakat Papua memanfaatkan buah merah sebagai sumber pangan, pewarna alami makanan, obat cacing, pencegah penyakit mata dan kulit, serta meningkatkan stamina. Dari analisis kimia yang dilakukan, buah merah mengandung zat gizi bermanfaat dalam kadar yang tinggi yang dikenal sebagai antioksidan. Antioksidan dan


(21)

3

Universitas Kristen Maranatha

zat-zat lain ini dipercaya dapat melindungi sel-sel hepar agar tidak rusak (I Made Budi dan Fendi R. Paimin, 2005).

Berdasarkan asumsi bahwa ekstrak buah merah mengandung senyawa-senyawa yang mempunyai efek perlindungan terhadap hepar pada pemaparan CCl4, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui efek perlindungannya terhadap nekrosis hepatosit.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah ekstrak buah merah dapat mengurangi terjadinya nekrosis hepatosit tikus yang diinduksi CCl4.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek perlindungan ekstrak buah merah sebagai hepatoprotektor sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif dalam pencegahan kerusakan hepar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah merah terhadap nekrosis hepatosit tikus yang diinduksi CCl4.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah memperluas wawasan pengetahuan

tentang tanaman obat asli Indonesia, dalam hal ini mengenai efek buah merah sebagai hepatoprotektor.

Manfaat praktis penelitian ini adalah membantu dalam pengembangan obat alternatif untuk menurunkan angka kejadian kerusakan hepar akibat virus, toksin, zat-zat kimia, dan lain-lain.


(22)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Hepar terdiri dari 4 lobus utama yaitu lobus kanan dan kiri yang terbagi oleh ligamentum falciforme, lobus kuadratus, dan kaudatus (Martini, 2004). Secara mikroskopis, hepar terdiri dari 50.000-100.000 lobuli. Setiap lobulus berbentuk heksagonal yang terdiri dari hepatosit yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Hepatosit meliputi 80% sel hepar sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel epitel sistem empedu, endotelium, sel Kupffer, dan sel Ito (Jones dan Aggeler, 1995; Junqueira, 2005).

Pada penyakit hepatitis, gambaran histopatologi yang sering ditemukan adalah perubahan reaktif pada sel Kupffer, degenerasi intraseluler, steatosis, peradangan, nekrosis hepatosit yang terisolasi, kerusakan difus hepatosit, dan adanya regenerasi hepatosit selama penyembuhan (Sujono Hadi, 2002).

Kerusakan hepatosit selain diakibatkan oleh virus, dapat juga didapatkan pada keadaan intoksikasi oleh bahan-bahan kimia. Salah satu contoh bahan kimia adalah obat-obatan, yang masuk ke dalam tubuh per oral, dicerna oleh usus, dan mengalami proses detoksikasi di hepar. Penumpukan bahan kimia ini bersifat toksik karena dapat menyebabkan kerusakan struktur histologis hepar.

Salah satu bahan toksik yang menyebabkan terjadinya gangguan hepar adalah karbon tetraklorida (CCl4). Dampak buruk yang terjadi tidak secara langsung disebabkan oleh CCl4 melainkan oleh CCl3 (triklorkarbon radikal), suatu metabolit toksik reaktif, yang merupakan hasil biotransformasi CCl4 yang dikatalisis oleh enzim sitokrom P-450, suatu enzim oksidase yang berperan dalam metabolisme obat-obatan dalam hepar. Metabolit reaktif ini akan mengakibatkan peroksidasi dari lipid di dalam retikulum endoplasma, yang akan mengakibatkan kerusakan pada struktur dan fungsi membran dan jika jumlah CCl4 yang telah dikonsumsi telah cukup akan mengakibatkan Ca2+ intraselular meningkat sehingga mengakibatkan nekrosis hepatosit (de Fouw, 1999; Kumar, 2005).


(23)

5

Universitas Kristen Maranatha

Untuk melindungi hepar dari faktor-faktor yang dapat merusaknya, diperlukan hepatoprotektor yang salah satunya dapat diperoleh dari buah merah. Dari analisis kimia yang dilakukan, buah merah mengandung zat gizi bermanfaat dalam kadar yang tinggi, antara lain betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Selain itu terdapat juga omega 3 dan omega 9 yang dapat menangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan dan zat-zat lain ini dipercaya dapat melindungi sel-sel hepar agar tidak rusak (I Made Budi dan Fendi R. Paimin, 2005).

Dalam buah merah, kandungan antioksidan memiliki peran besar dalam melindungi sel-sel hepar dari jejas. Antioksidan adalah molekul yang dapat memperlambat atau mencegah oksidasi dari molekul lain. Oksidasi sendiri adalah reaksi kimia dimana terjadi pemindahan elektron dari suatu substansi menjadi agen oksidasi. Reaksi oksidasi ini menghasilkan radikal bebas yang memulai reaksi berantai untuk menghancurkan sel. Dalam hal ini, antioksidan menghentikan reaksi berantai ini dengan menghilangkan radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi lain (Anonim1, 2008).

Dengan adanya kandungan berbagai zat yang bersifat antioksidan diharapkan dapat memberikan efek perlindungan pada hepatosit akibat radikal bebas dengan menekan jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak buah merah sebagai hepatoprotektor mengurangi nekrosis hepatosit tikus yang diinduksi oleh CCl4.

1.6Metodologi Penelitian

Desain penelitian ini adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Pada penelitian ini dilakukan uji pemberian ekstrak buah merah pada tikus jantan untuk melihat efeknya terhadap nekrosis hepatosit yang diinduksi CCl4. Data yang diukur adalah jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis.


(24)

6

Universitas Kristen Maranatha

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan dengan p < 0,05.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dengan waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2008 hingga November 2009.


(25)

48 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Ekstrak buah merah dosis 0,5 ml dan 1 ml mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada tikus yang diinduksi CCl4. Dosis ekstrak buah merah

1 ml setara dengan dosis pemakaian buah merah 30 ml/hari pada manusia.

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

Perlindungan ekstrak buah merah dosis 1 ml terhadap kerusakan hepatosit akibat CCl4 lebih baik dibandingkan dengan ekstrak buah merah dosis 0,5 ml

dan dosis 2 ml.

Ekstrak buah merah dosis 2 ml tidak dapat digunakan karena bersifat hepatotoksik.

5.2 Saran

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai:

1. Efek ekstrak buah merah sebagai hepatoprotektor dengan menggunakan metode atau parameter lain seperti penilaian aktivitas enzim hepar (SGPT) maupun dengan menggunakan hewan coba lain yang diinduksi CCl4.

2. Efek ekstrak buah merah dengan berbagai variasi dosis dan dengan rentang waktu perlakuan yang lebih lama untuk mencari dosis toksik dan batas keamanan.

3. Uji klinis ekstrak buah merah pada penderita hepatitis atau gangguan fungsi hepar lain guna mendapatkan bukti ilmiah bagi penggunaannya pada manusia.


(26)

49 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Antioksidan. http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_Merah_Papua,

18 Desember 2008.

Anonim2. 2002. Histology of liver. http://www.siumed.edu/dking2ergGI1

66b.htm, October 5th, 2009.

Anonim3. 2009. Hepatoprotektor. http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=760,

12 Oktober 2009.

Boileau T.W.M., Moore A.C., Erdman J.W. 1999. Carotenoids and vitamin A.

In Papas, A.M.: Antioxidant status, diet, nutrition, and health. USA: CRC

Press. p. 133-51.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy phytochemistry medical plants. 2nd edition.

Paris: Lavoisier Publishing. p. 149.

De fouw J. 1999. Carbon tetrachloride. International programme on chemical

safety. WHO. http://www.inchem.org, Desember 18th, 2008.

Decker K. 1989. Hepatic mediators of inflamation. Cells of The Hepatic Sinusoid,

2(2): 171-5.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. P2M & PL DAN

LITBANGKES. http://www.depkes.go.id, 18 Desember 2008.

Dinna Sofia. 2003. Antioksidan dan radikal bebas.

http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81, 5 Agustus 2009.

Drake R.L., Volg W., Mitchell A.W.M. 2005. Gray’s anatomy for students.

Internasional edition. Spain: Elsevier. p. 285-7.

Gani W. Tambunan. 1994. Patologi gastroenterologi. Jakarta: EGC. h. 146-8.

Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color textbook of histology. Philadelphia: WB

Saunders Company. p. 348-9.

Guyton & Hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Terjemahan Irawati

Setiawan, Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso. Jakarta: EGC. h. 1106-8.

Haas E. 2003. Vitamin E-tocopherol. http://www.ghchealth.com, August 5th,

2009.

Hedi R. Dewoto, S. Wardhini B.P. 2005. Vitamin. Dalam S.G. Ganiswarna:


(27)

50

Universitas Kristen Maranatha

Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta:

Penebar Swadaya. h. 8-20.

I Made Budi, Fendy R. Paimin. 2005. Buah merah. Jakarta: Penebar Swadaya.

h. 7, 20-6, 43-50.

Jones A.L., Aggeler J. 1995. Structure of the liver. In Bockus H.L.:

Gastroenterology. 5th edition. Philadelphia: WB Saunders Company. p. 1813-30.

Junqueira L.C., Carneiro J. 2005. Basic histology. 11st edition. USA: McGraw

Hill. p. 319-26.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar statistika. Jakarta: PT Raya Grafindo

Persada. h. 257-62.

Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. Robbins and cotran pathologic basis of

disease. 7th edition. Pennsylvania: Elsevier Saunders. p. 25, 878-81.

Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy and physiology. 6th edition. San

Fransisco: Benjamin Cummings. p. 902-6.

McCance K.L., Grey T.C. 2006. Pathophysiology: the basic for disease in adults

and children. 5th edition. Missouri: Elsevier Mosby. p. 52.

Miguna Astuti. 2009. Pengaruh pemberian antioksidan ekstrak kayu

secang, vitamin C, dan vitamin E. http://one.indoskripsi.com/judul- skripsi/biologi/pengaruh-pemberian-antioksidan-ekstrak-kayu--secang-vitamin-dan-vitamin-e, 5 Agustus 2009.

Ni R., Maria A.L, Jingbo Z., Charles S.L. 2001. Toxicity of β-carotene and its

exacerbation by acetaldehyde in HepG2 cells. J Alcohol and Alcoholism, 36:

281-5.

Niwa Y. 1997. Radikal bebas mengundang kematian. Tokyo: Personal Care Co.

Ltd. h. 30-40, 77-8.

Rivera C.A., Bradford B.U., Hunt K.J., Adachi Y., Schrum L.W., Koop D.R., et

al. 2001. Attenuation of CCl4-induced hepatic fibrosis by GdCl3 treatment of

dietary glycine. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol, 281(1): 200-7.

Robbins S.L., Kumar V.. 1995. Buku ajar patologi I. Edisi 4. Terjemahan Staf

Pengajar Laboratorium Patologi Anatomi FK UI. Jakarta: EGC. h. 2, 8-10, 14.

Sherlock S. 1979. Penyakit hati dan sistem saluran empedu. Terjemahan Petrus


(28)

51

Universitas Kristen Maranatha

Sujono Hadi. 2002. Gastroenterologi. Edisi 7. Bandung: Alumni. h. 402, 420,

618.

Sunita Almatsier. 2005. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. h. 173, 190, 194, 198, 215.

Syafruddin A.R. Lelosutan. 2008. Peranan hepatoprotektor pada penyakit

hati kronik. http://forahmi.org/index.php?option=com_content&task =view&id =30&Itemid=31, 12 Oktober 2009.

Xu Y., Bradham C., Brenner D.A., Czaja M.J. 1997. Hydrogen peroxide-induced

liver cell necrosis is dependent on AP-1 activation. http://ajpgi.


(1)

5

Universitas Kristen Maranatha Untuk melindungi hepar dari faktor-faktor yang dapat merusaknya, diperlukan hepatoprotektor yang salah satunya dapat diperoleh dari buah merah. Dari analisis kimia yang dilakukan, buah merah mengandung zat gizi bermanfaat dalam kadar yang tinggi, antara lain betakaroten, tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Selain itu terdapat juga omega 3 dan omega 9 yang dapat menangkal terbentuknya radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan dan zat-zat lain ini dipercaya dapat melindungi sel-sel hepar agar tidak rusak (I Made Budi dan Fendi R. Paimin, 2005).

Dalam buah merah, kandungan antioksidan memiliki peran besar dalam melindungi sel-sel hepar dari jejas. Antioksidan adalah molekul yang dapat memperlambat atau mencegah oksidasi dari molekul lain. Oksidasi sendiri adalah reaksi kimia dimana terjadi pemindahan elektron dari suatu substansi menjadi agen oksidasi. Reaksi oksidasi ini menghasilkan radikal bebas yang memulai reaksi berantai untuk menghancurkan sel. Dalam hal ini, antioksidan menghentikan reaksi berantai ini dengan menghilangkan radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi lain (Anonim1, 2008).

Dengan adanya kandungan berbagai zat yang bersifat antioksidan diharapkan dapat memberikan efek perlindungan pada hepatosit akibat radikal bebas dengan menekan jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Ekstrak buah merah sebagai hepatoprotektor mengurangi nekrosis hepatosit tikus yang diinduksi oleh CCl4.

1.6 Metodologi Penelitian

Desain penelitian ini adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Pada penelitian ini dilakukan uji pemberian ekstrak buah merah pada tikus jantan untuk melihat efeknya terhadap nekrosis hepatosit yang diinduksi CCl4. Data yang diukur adalah jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis.


(2)

6

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan dengan p < 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dengan waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2008 hingga November 2009.


(3)

48 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

Ekstrak buah merah dosis 0,5 ml dan 1 ml mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada tikus yang diinduksi CCl4. Dosis ekstrak buah merah 1 ml setara dengan dosis pemakaian buah merah 30 ml/hari pada manusia.

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

Perlindungan ekstrak buah merah dosis 1 ml terhadap kerusakan hepatosit akibat CCl4 lebih baik dibandingkan dengan ekstrak buah merah dosis 0,5 ml dan dosis 2 ml.

Ekstrak buah merah dosis 2 ml tidak dapat digunakan karena bersifat hepatotoksik.

5.2Saran

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai:

1. Efek ekstrak buah merah sebagai hepatoprotektor dengan menggunakan metode atau parameter lain seperti penilaian aktivitas enzim hepar (SGPT) maupun dengan menggunakan hewan coba lain yang diinduksi CCl4.

2. Efek ekstrak buah merah dengan berbagai variasi dosis dan dengan rentang waktu perlakuan yang lebih lama untuk mencari dosis toksik dan batas keamanan.

3. Uji klinis ekstrak buah merah pada penderita hepatitis atau gangguan fungsi hepar lain guna mendapatkan bukti ilmiah bagi penggunaannya pada manusia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2008. Antioksidan. http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_Merah_Papua, 18 Desember 2008.

Anonim2. 2002. Histology of liver. http://www.siumed.edu/dking2ergGI1 66b.htm, October 5th, 2009.

Anonim3. 2009. Hepatoprotektor. http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=760, 12 Oktober 2009.

Boileau T.W.M., Moore A.C., Erdman J.W. 1999. Carotenoids and vitamin A. In Papas, A.M.: Antioxidant status, diet, nutrition, and health. USA: CRC Press. p. 133-51.

Bruneton J. 1999. Pharmacognosy phytochemistry medical plants. 2nd edition. Paris: Lavoisier Publishing. p. 149.

De fouw J. 1999. Carbon tetrachloride. International programme on chemical safety. WHO. http://www.inchem.org, Desember 18th, 2008.

Decker K. 1989. Hepatic mediators of inflamation. Cells of The Hepatic Sinusoid, 2(2): 171-5.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. P2M & PL DAN

LITBANGKES. http://www.depkes.go.id, 18 Desember 2008.

Dinna Sofia. 2003. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81, 5 Agustus 2009.

Drake R.L., Volg W., Mitchell A.W.M. 2005. Gray’s anatomy for students. Internasional edition. Spain: Elsevier. p. 285-7.

Gani W. Tambunan. 1994. Patologi gastroenterologi. Jakarta: EGC. h. 146-8. Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color textbook of histology. Philadelphia: WB

Saunders Company. p. 348-9.

Guyton & Hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Terjemahan Irawati Setiawan, Ken Ariata Tengadi, Alex Santoso. Jakarta: EGC. h. 1106-8.

Haas E. 2003. Vitamin E-tocopherol. http://www.ghchealth.com, August 5th, 2009.

Hedi R. Dewoto, S. Wardhini B.P. 2005. Vitamin. Dalam S.G. Ganiswarna: Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 720, 730.


(5)

50

Universitas Kristen Maranatha Hernani, Mono Rahardjo. 2005. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta:

Penebar Swadaya. h. 8-20.

I Made Budi, Fendy R. Paimin. 2005. Buah merah. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 7, 20-6, 43-50.

Jones A.L., Aggeler J. 1995. Structure of the liver. In Bockus H.L.: Gastroenterology. 5th edition. Philadelphia: WB Saunders Company. p. 1813-30.

Junqueira L.C., Carneiro J. 2005. Basic histology. 11st edition. USA: McGraw Hill. p. 319-26.

Kemas Ali Hanafiah. 2006. Dasar-dasar statistika. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. h. 257-62.

Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. Robbins and cotran pathologic basis of disease. 7th edition. Pennsylvania: Elsevier Saunders. p. 25, 878-81.

Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy and physiology. 6th edition. San Fransisco: Benjamin Cummings. p. 902-6.

McCance K.L., Grey T.C. 2006. Pathophysiology: the basic for disease in adults and children. 5th edition. Missouri: Elsevier Mosby. p. 52.

Miguna Astuti. 2009. Pengaruh pemberian antioksidan ekstrak kayu secang, vitamin C, dan vitamin E. http://one.indoskripsi.com/judul- skripsi/biologi/pengaruh-pemberian-antioksidan-ekstrak-kayu--secang-vitamin-dan-vitamin-e, 5 Agustus 2009.

Ni R., Maria A.L, Jingbo Z., Charles S.L. 2001. Toxicity of β-carotene and its exacerbation by acetaldehyde in HepG2 cells. J Alcohol and Alcoholism, 36: 281-5.

Niwa Y. 1997. Radikal bebas mengundang kematian. Tokyo: Personal Care Co. Ltd. h. 30-40, 77-8.

Rivera C.A., Bradford B.U., Hunt K.J., Adachi Y., Schrum L.W., Koop D.R., et al. 2001. Attenuation of CCl4-induced hepatic fibrosis by GdCl3 treatment of dietary glycine. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol, 281(1): 200-7.

Robbins S.L., Kumar V.. 1995. Buku ajar patologi I. Edisi 4. Terjemahan Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomi FK UI. Jakarta: EGC. h. 2, 8-10, 14. Sherlock S. 1979. Penyakit hati dan sistem saluran empedu. Terjemahan Petrus


(6)

51

Sujono Hadi. 2002. Gastroenterologi. Edisi 7. Bandung: Alumni. h. 402, 420, 618.

Sunita Almatsier. 2005. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. h. 173, 190, 194, 198, 215.

Syafruddin A.R. Lelosutan. 2008. Peranan hepatoprotektor pada penyakit hati kronik. http://forahmi.org/index.php?option=com_content&task =view&id =30&Itemid=31, 12 Oktober 2009.

Xu Y., Bradham C., Brenner D.A., Czaja M.J. 1997. Hydrogen peroxide-induced liver cell necrosis is dependent on AP-1 activation. http://ajpgi. physiology.org/cgi/content/full/273/4/G795#B11, August 5th, 2009.


Dokumen yang terkait

AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) DIABETES

1 20 6

PENDAHULUAN Perbandingan Efek Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus Conoideus L) Dengan Obat Anti Hiperglikemik Oral Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Diabetik Yang Diinduksi Oleh Aloksan.

0 2 5

Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Kadar Bilirubin Darah Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) Yang Diinduksi CCl4.

0 2 26

Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Penurunan Kadar SGOT Hepar Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L.) Yang Diinduksi CCl4.

0 0 24

Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Jaringan Usus Mencit Jantan Galur DDY Yang Diinduksi Colitis Dengan DSS.

0 0 36

EFEK EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM DAN mSTOPATOLOGIK HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CCl4 | Sanata Lingga | Jurnal Sain Veteriner 313 172 1 PB

0 0 9

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH

0 0 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH

0 0 10

PENGARUH KOMBINASI GLIBENKLAMID DAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam) TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN TUBULUS RENALIS PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DIABETES

0 0 15

PENGARUH GLIBENKLAMID KOMBINASI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN KORPUSKULUM MALPHIGI RENALIS TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DIABETES

0 0 15