Peranan Anggaran Kas terhadap Pengendalian Likuiditas Perusahaan pada PT "X".
dengan sebaik-baiknya, karena dengan adanya anggaran kas ini perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangannya. Anggaran kas merupakan gambaran dana yang dimiliki oleh perusahaan dan kapan dana tersebut dibutuhkan maupun kapan perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk membayar pinjaman yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal ini sangatlah penting untuk menjaga kondisi perusahaan agar selalu dalam keadaan yang likuid. Mengingat sangat pentingnya anggaran kas bagi suatu perusahaan, maka penulis mengajukan skripsi dengan judul PERANAN ANGGARAN KAS TERHADAP PENGENDALIAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN PADA PT “X”.
Anggaran kas PT “X” selama tahun 2005 perusahaan mengalami defisit kas dikarenakan saldo awal pada bulan januari sangat kecil dan juga pengeluaran perusahaan pada bulan januari lebih besar daripada penerimaan kasnya sehingga menyebabkan kas menjadi deficit dan menyebabkan pula defisit kas pada bulan-bulan berikutnya. Sedangkan keadaan perusahaan pada tahun 2006 jauh lebih baik dari pada tahun 2005, meskipun saldo kas awal pada bulan januari minus akan tetapi tidak mempengaruhi kas pada tahun 2006.
Demikian pula PT “X” harus selalu memperhatikan apakah perusahaan ini setiap saat dapat memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan. Bila dilihat dari current ratio PT “X” pada tahun 2005 sebesar 92.26 %. Quick ratio PT “X” pada tahun 2005 sebesar 36.25 % maka bila dilihat secara umum PT “X” mempunyai tingkat likuiditas yang kurang baik. Cash ratio PT “X” pada tahun 2005 adalah sebesar 0.29 % .
Diharapkan dengan dibuatnya anggaran kas perusahaan dapat memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Apakah perusahaan akan mengalami defisit atau mengalami surplus.dan itu akan sangat berguna bagi perusahaan sehingga diharapkan kondisi perusahaan ke depannya akan dalam keadaan likuid terus. Dengan adanya anggaran kas perusahaan dapat membuat kebijakan-kebijakan untuk mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi.
(2)
ABSTRAKSI ……… i
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ……… vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ……… 1
1.2Pembatasan Masalah ……… 3
1.3Identifikasi Masalah ……… 3
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian ……… 4
1.5Kegunaan Penelitian ……… 4
1.6Kerangka Pemikiran ……… 5
1.7Metode Penelitian ……… 9
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kas ……… 11
2.1.1 Pengertian Kas dan Motif Memiliki Kas ………… 13
2.1.2 Sumber-sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas 15
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ……… 20
(3)
2.2.1 Pengertian Anggaran Kas ……… 28
2.2.2 Kegunaan Anggaran Kas ……… 29
2.2.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas………. 30
2.2.4 Tahap-tahap Penyusunan Anggaran Kas ………… 32
2.3 Likuiditas ……… 33
2.3.1 Pengertian Likuiditas ………. 33
2.3.2 Rasio Likuiditas ………. 35
2.3.3 Hubungan Anggaran Kas dengan Likuiditas ……. 37
2.4 Teknik Peramalan ………. 38
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……….. 42
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………. 42
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ………. 43
3.1.3 Aktivitas Perusahaan……… ……….. 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penjualan Perusahaan ……….. 50
4.2 Tahap-tahap Penyusunan Anggaran Kas ……… 56
4.3 Analisa Peranan Anggaran Kas PT “X” ……… 71
4.4 Perhitungan Rasio Likuiditas ……… ………. 73
(4)
5.2 Saran ……….. 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(5)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Memasuki era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang sangat besar sebagai sarana pendukung pembangunan suatu bangsa. Dari pembangunan tersebut diupayakan terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatannya sendiri. Dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, badan usaha dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien dalam merencanakan dan mengestimasi kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka suatu perusahaan harus memiliki manajemen yang baik, agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba dapat tercapai. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dalam suatu perusahaan adalah faktor uang ( money ) sebagai sumber pendanaan aktivitas perusahaan. Uang ( money ) disini merupakan unsur terpenting diantara unsur-unsur sumber daya yang lainnya seperti : man, machine, material, method, dan market. Oleh karena itu unsur uang ( money ) tersebut haruslah diperhatikan dengan lebih baik sehingga diperlukanlah suatu perencanaan dan pengendalian yang baik dalam bidang keuangan perusahaan, khususnya mengenai kas baik yang berupa penerimaan maupun pengeluaran. Kelebihan maupun kekurangan kas mempunyai pengaruh yang sangat besar
(6)
terhadap kelancaran perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga pada akhirnya akan sangat mempengaruhi pendapatan laba dari suatu perusahaan. Di dalam pengelolaan uang ( money ) yang terdapat didalam suatu perusahaan diperlukan adanya suatu alat perencanaan dan pengendalian keuangan, agar posisi keuangan selalu dalam keadaan sehat. Salah satu alat perencana dan pengendali dalam keuangan adalah anggaran kas ( cash budget ). Dengan adanya anggaran memungkinkan manajer untuk meramalkan perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Bila sebuah perusahaan merencanakan ke depan, maka anggaran dan proses pengawasan dapat memberikan manajemen suatu dasar pengertian yang baik tentang operasi perusahaan dalam kaitannya dengan lingkungan usaha. Pengertian ini memungkinkan perusahaan untuk bertindak cepat dalam menghadapi perubahan-perubahan. Jadi dengan demikian penganggaran dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bertindak secara efektif.
Bagi manajer keuangan suatu perusahaan, anggaran kas ini memberikan kerangka pemikiran untuk menilai dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas yang akan datang, dan merupakan suatu analisa tentang pola arus kas pada masa yang akan datang. Dengan demikian seorang manajer keuangan dapat menilai dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk menentukan apakah kebijakan tersebut akan memaksimalkan arus uang kas perusahaan.
Mengenai pentingnya anggaran kas bagi suatu perusahaan dirasakan pula oleh suatu perusahaan yang bergerak pada bidang otomotif seperti PT “X” .PT “X”
(7)
berpikir bahwa penerimaan dan pengeluaran kas dapat direncanakan dengan baik sehingga dapat meminimalkan masalah yang timbul dan jika masalah tersebut dapat diatasi maka kondisi keuangan PT “X” khususnya dalam likuiditas akan semakin liquid. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka penulis akan membatasi penelitian ini pada masalah “ PERANAN ANGGARAN KAS TERHADAP PENGENDALIAN LIKUIDITAS PERUSAHAAN PADA PT “X”.
1.2.Pembatasan Masalah
Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk meramalkan penjualan tahun 2005 & 2006 adalah data penjualan tahun-tahun sebelumnya. Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan data tahun 2004 untuk meramalkan penjualan tahun 2005 dan 2006. Data yang peneliti peroleh yaitu neraca, laporan laba rugi serta data penjualan selama satu periode.
Peramalan penjualan terdiri dari pendekatan time series dan eksplanatoris. Pendekatan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan time series, dengan alasan bahwa untuk meramalkan penjualan dan bukan untuk mengetahui mengapa penjualan itu terjadi. Sedangkan metode peramalan yang dipakai adalah metode regresi penjualan terhadap waktu.
1.3.Identifikasi Masalah
Penggunaan anggaran kas di suatu perusahaan sangat berguna dalam membantu pengelolaan keuangan karena dengan anggaran kas perusahaan dapat mengetahui posisi kas di masa yang akan datang. Hal ini dapat dijadikan dasar
(8)
kebijakan keuangan perusahaan. Pengelolaan anggaran kas menyangkut perencanaan dan pengendalian terhadap kebutuhan dan penggunaan dana tunai, sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian khusus dalam mengelola kas untuk mencapai suatu tingkat likuiditas yang diharapkan. Dalam hal ini penulis mengkhususkan pada masalah :
1. Apakah anggaran kas dapat mengatur pengelolaan arus kas perusahaan. 2. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan khususnya likuiditasnya.
3. Bagaimana peranan anggaran kas dalam mengendalikan likuiditas perusahaan.
1.4.Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang anggaran kas yang dilakukan oleh perusahaan dan berusaha untuk mengungkapkan permasalahannya serta dapat memberikan alternatif penyelesaiannya. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk :
1. Membuat dan menganalisa anggaran kas perusahaan.
2. Menganalisa kondisi keuangan perusahaan khususnya likuiditasnya.
3. Menganalisa peranan anggaran kas dalam mengendalikan likuiditas perusahaan.
1.5.Kegunaan Penelitian
Data-data dan informasi yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
(9)
1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang manajemen keuangan, khususnya mengenai anggaran kas dalam hubungannya dengan likuiditas. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif untuk mengelola anggaran kasnya pada masa yang akan datang. 3. Bagi rekan-rekan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai pembanding bagi yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh anggaran kas terhadap pengendalian likuiditas perusahaan.
1.6.Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan dalam operasionalnya selalu membutuhkan kas, oleh karena itu manajer keuangan diharapkan bisa mengelolanya dengan baik, baik untuk kebutuhan jangka pendek misalnya kebutuhan akan kas guna operasional sehari-hari, maupun untuk kebutuhan jangka panjang misalnya investasi karena hal ini menyangkut likuiditas perusahaan. Definisi kas menurut Bambang Riyanto (Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4, halaman 94, tahun 1998):
“ Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.”
Kas sangat diperlukan untuk membiayai segala macam kegiatan sehari-hari perusahaan maupun untuk melakukan investasi baru dalam aktiva tetap. Sehingga kas dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting untuk perusahaan itu sendiri
(10)
Penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting artinya yaitu sebagai alat perencanaan dan pengendalian perusahaan. Apabila terjadi kekacauan dalam pengelolaan anggaran kas akan mengakibatkan terganggunya kelancaran kegiatan suatu perusahaan. Dengan adanya pengaturan uang kas yang baik dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan, sehingga diharapkan kegiatan suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Pengaturan uang kas ini meliputi pemasukan atau penerimaan kas dalam perusahaan, rencana pengeluaran kas serta rencana besarnya saldo kas dari waktu ke waktu. Supaya dapat merencanakan penerimaan dan pengeluaran uang kas, maka diperlukan suatu anggaran kas.
Sebelum dibuat anggaran kas, peneliti terlebih dahulu meramalkan penjualan agar dapat diketahui seberapa besar penerimaan dan pengeluaran yang akan diperoleh oleh perusahaan. Peramalan penjualan terdiri dari pendekatan time series dan eksplanatoris.
Definisi Time series menurut M. Iqbal Hasan ( Pokok-pokok statistika 1, edisi ke-2, halaman 184, tahun 2003 ) :
“ Time Series adalah data yang disusun berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. ”
Definisi ekaplanatoris menurut Sugiyono ( Metode penelitian bisnis, kalaman 10, tahun 2003 ) :
“ E ksplanatoris merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. ”
(11)
Definisi anggaran kas menurut Joel F. Houstan dan Eugene F. Brigham ( Manajemen Keuangan, edisi kedelapan, halaman 158, tahun 2001):
“ Anggaran kas ( Cash Budget ) adalah suatu tabel yang menyajikan arus kas ( penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas ) untuk sebuah perusahaan dalam
suatu periode tertentu.”
Dengan disusunnya anggaran kas, maka perusahaan dapat mengetahui keadaan kas perusahaan tersebut, kapan dalam keadaan defisit atau dalam keadaan surplus karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui jauh sebelumnya dimana perusahaan mendapat surplus kas yang besar, maka perusahaan dapat merencanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien dan efektif. Sebaliknya dengan mengetahui akan
terjadi defisit pada masa yang akan datang, maka perusahaan dapat mengantisipasinya dengan merencanakan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam penentuan sumber dana yang dibutuhkan perusahaan untuk menutupi defisit tersebut.
Penyusunan anggaran kas menjadi tanggung jawab bagian keuangan perusahaan, dan dalam penyusunannya haruslah realistis dan harus ada keseimbangan antara tersedianya kas dengan kegiatan yang memerlukan kas. Masalah yang dapat timbul dalam menyusun anggaran kas adalah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Dengan melihat dari permasalahan tersebut, maka anggaran kas sangat berperan dalam perusahaan untuk membantu merencanakan dan mengendalikan likuiditas perusahaan tersebut.
(12)
Definisi likuiditas menurut Bambang Riyanto (Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan edisi keempat, cetakan kelima, halaman 25, tahun1998);
“Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera dipenuhi”. Masalah likuiditas menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang segera harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Selain itu suatu perusahaan harus menjaga kemampuan untuk membiayai operasi perusahaan, seperti: pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji, bunga pajak, dan sebagainya. Jadi tingkat likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
Dengan adanya anggaran kas yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas, maka perusahaan dapat bersiap-siap untuk menghadapi keadaan defisit atau surplus. Hal ini berkaitan erat dengan analisis rasio likuiditas. Dari anggaran kas dapat diketahui kapan dan berapa besar uang kas yang diperlukan perusahaan supaya dapat tetap dalam keadaan liquid. Semakin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Jika anggaran kas mengalami defisit, hal ini menunjukkan bahwa rasio likuiditasnya menurun ( perusahaan dalam keadaan illiquid ). Peranan anggaran kas disini adalah memilih alternatif yang paling menguntungkan perusahaan, misalnya dengan mengadakan investasi.
(13)
1.7.Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang menggambarkan faktor-faktor atau kejadian pada suatu perusahaan dan kemudian diolah menjadi data selanjutnya diadakan suatu analisa sehingga pada akhirnya menghasilkan kesimpulan.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah: 1. Riset lapangan (Field Research), yaitu data yang diperoleh dengan cara
mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab untuk memperoleh data-data yang sebenarnya, baik secara lisan maupun tulisan.
2. Riset Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang bersifat teoritis. Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur ilmiah, catatan-catatan kuliah serta bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Adapun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan data-data perusahaan antara lain berupa data-data tertulis mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta uraian tugas dan tanggung jawab setiap pejabat perusahaan.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan time series dengan metode regresi.
(14)
Pada bidang usaha ini, kelancaran usaha sehari-hari sangatlah penting. Oleh karena itu suatu anggaran kas sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan.
Dalam membuat suatu anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Menyusun estimasi penerimaan menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating transactions).
2. Menyusun estimasi pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi (operating transactions).
3. Menyusun anggaran kas setelah dibuatnya estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran.
1.8.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini di PT “ X “ yang berlokasi di jalan Abdulrahman Saleh no 4, Bandung. Sedangkan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2006.
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan bidang keuangan, terutama perencanaan kas dalam suatu perusahaan adalah sangat penting. Karena dengan membuat perencanaan mengenai berapa jumlah kas yang diterima dan dipergunakan, perusahaan dapat melakukan tindakan proaktif dan bukan hanya bereaksi apabila suatu kejadian terjadi. Misalnya apabila dalam anggaran kas ternyata diperkirakan terjadi kekurangan / defisit kas, maka perusahaan dapat merencanakan jauh sebelumnya dari mana perusahaan dapat memperoleh sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan tersebut apakah dengan meminjam, mempercepat penagihan, ataupun tindakan lainnya. Apabila anggaran kas tidak dibuat, ada kemungkinan perusahaan tidak mendapat sumber pembiayaan yang murah dan tepat waktunya, sehingga operasionalisasi perusahaan dapat terganggu. Demikian juga apabila terjadinya kelebihan / surplus kas, dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya, sehingga pada akhirnya dapat menambah keuntungan bagi perusahaan.
2. Untuk menyusun anggaran kas terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan dan ramalan biaya-biaya yang terjadi. Peramalan ini harus dilakukan setepat mungkin karena ketepatan peramalan amat mempengaruhi perencanaan
(16)
penerimaan dan pengeluaran kas. Peramalan yang dipakai dengan menggunakan metode regresi sederhana.
3. Dengan dibuatnya anggaran kas untuk tahun 2005 dan tahun 2006, maka dapat diketahui keadaan kas perusahaan tiap bulannya, dimana pada tahun 2005 perusahaan mengalami defisit untuk setiap bulannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data yang penulis peroleh dari perusahaan. Karena ituah ada beberapa pendapatan tambahan lainnya yang tidak dapat dimasukan dalam perencanaan anggaran kas. Untuk anggaran kas tahun 2006 perusahaan dalam kondisi yang semakin membaik. Hal ini ditunjukan dengan keadaan kas yang mengalami kelebihan / surplus kas.
4. Dengan menghitung likuiditas perusahaan, maka likuiditas perusahaan untuk tahun 2005 dapat diketahui dengan menggunakan current rasio sebesar 92.26 %, sedangkan apabila menggunakan quick rasio sebesar 36.25 %, sedangkan dengan menggunakan cash rasio sebesar 0.29 %. Likuiditas yang terjadi ini bagi perusahaan dapat dikatakan sangat tidak bagus, sehingga perusahaan dapat dikatakan tidak likuid.
5.2. Saran
Penulis memberikan saran-saran berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebagai berikut:
1. PT “X” sebaiknya membuat anggaran kas di masa mendatang, karena penerimaan dan pengeluaran kas dapat direncanakan dan dikontrol dengan lebih baik.
(17)
2. Dalam merencanakan anggaran kas sebaiknya semua pihak yang terkait ikut dilibatkan. Maksudnya adalah agar peramalan yang dibuat lebih realistis, tidak hanya mengandalkan data masa lalu secara teoritis saja tetapi juga menyatakan kondisi yang akan datang.
3. Dalam membuat anggaran kas ini sebaiknya PT “X” membuat penerimaan maupun pengeluaran kas secara efisien dan efektif.
(18)
Copeland, E., Thomas., J., Fred, Weston., Manajemen Keuangan, edisi ke-9, Binarupa Aksara, 1997
Gitosudarmo, Indriyo., Basri, Manajemen Keuangan, edisi ke-2, Yogyakarta : BPFE, 1992.
Hasan, Iqbal, M., Pokok-Pokok Statistik 1, edisi ke-2, Bumi Aksara, 2003.
Horne, Van., C., James., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, edisi ke-9, Salemba Empat, 1997.
Houston, Joel., F., Eugene F., Brigham., Manajemen Keuangan, edisi ke-8, Erlangga, 2001
Husnan, Suad, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, edisi e-2, Yogyakarta : BPFE, 1992
(19)
Muwanir, Analisis Laporan Keuangan, edisi ke-4, Liberty Yogyakarta, 2002
Riyanto, Bambang, Dasar dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4, cetakan ke-5, Yogyakarta: BFPE, Otk 2001
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta, 2003.
Weston, Joel.,F., Copeland E., Thomas., Manajemen Keuangan , jilid 2, edisi ke-9 Erlangga, 1ke-9ke-97
(20)
(1)
Bab V.Kesimpulan 79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan bidang keuangan, terutama perencanaan kas dalam suatu perusahaan adalah sangat penting. Karena dengan membuat perencanaan mengenai berapa jumlah kas yang diterima dan dipergunakan, perusahaan dapat melakukan tindakan proaktif dan bukan hanya bereaksi apabila suatu kejadian terjadi. Misalnya apabila dalam anggaran kas ternyata diperkirakan terjadi kekurangan / defisit kas, maka perusahaan dapat merencanakan jauh sebelumnya dari mana perusahaan dapat memperoleh sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan tersebut apakah dengan meminjam, mempercepat penagihan, ataupun tindakan lainnya. Apabila anggaran kas tidak dibuat, ada kemungkinan perusahaan tidak mendapat sumber pembiayaan yang murah dan tepat waktunya, sehingga operasionalisasi perusahaan dapat terganggu. Demikian juga apabila terjadinya kelebihan / surplus kas, dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya, sehingga pada akhirnya dapat menambah keuntungan bagi perusahaan.
2. Untuk menyusun anggaran kas terlebih dahulu dibuat ramalan penjualan dan ramalan biaya-biaya yang terjadi. Peramalan ini harus dilakukan setepat mungkin karena ketepatan peramalan amat mempengaruhi perencanaan
(2)
Bab V.Kesimpulan 80
penerimaan dan pengeluaran kas. Peramalan yang dipakai dengan menggunakan metode regresi sederhana.
3. Dengan dibuatnya anggaran kas untuk tahun 2005 dan tahun 2006, maka dapat diketahui keadaan kas perusahaan tiap bulannya, dimana pada tahun 2005 perusahaan mengalami defisit untuk setiap bulannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data yang penulis peroleh dari perusahaan. Karena ituah ada beberapa pendapatan tambahan lainnya yang tidak dapat dimasukan dalam perencanaan anggaran kas. Untuk anggaran kas tahun 2006 perusahaan dalam kondisi yang semakin membaik. Hal ini ditunjukan dengan keadaan kas yang mengalami kelebihan / surplus kas.
4. Dengan menghitung likuiditas perusahaan, maka likuiditas perusahaan untuk tahun 2005 dapat diketahui dengan menggunakan current rasio sebesar 92.26 %, sedangkan apabila menggunakan quick rasio sebesar 36.25 %, sedangkan dengan menggunakan cash rasio sebesar 0.29 %. Likuiditas yang terjadi ini bagi perusahaan dapat dikatakan sangat tidak bagus, sehingga perusahaan dapat dikatakan tidak likuid.
5.2. Saran
Penulis memberikan saran-saran berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebagai berikut:
(3)
Bab V.Kesimpulan 81
2. Dalam merencanakan anggaran kas sebaiknya semua pihak yang terkait ikut dilibatkan. Maksudnya adalah agar peramalan yang dibuat lebih realistis, tidak hanya mengandalkan data masa lalu secara teoritis saja tetapi juga menyatakan kondisi yang akan datang.
3. Dalam membuat anggaran kas ini sebaiknya PT “X” membuat penerimaan maupun pengeluaran kas secara efisien dan efektif.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafarudin, Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Andi Offsed, 1993
Copeland, E., Thomas., J., Fred, Weston., Manajemen Keuangan, edisi ke-9, Binarupa Aksara, 1997
Gitosudarmo, Indriyo., Basri, Manajemen Keuangan, edisi ke-2, Yogyakarta : BPFE, 1992.
Hasan, Iqbal, M., Pokok-Pokok Statistik 1, edisi ke-2, Bumi Aksara, 2003.
Horne, Van., C., James., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, edisi ke-9, Salemba Empat, 1997.
Houston, Joel., F., Eugene F., Brigham., Manajemen Keuangan, edisi ke-8, Erlangga, 2001
Husnan, Suad, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan, edisi e-2, Yogyakarta : BPFE, 1992
(5)
Keown, J., Arthur., Scott F., David., Martin D., John., Petty William., J., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, 2000
Muwanir, Analisis Laporan Keuangan, edisi ke-4, Liberty Yogyakarta, 2002
Riyanto, Bambang, Dasar dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke-4, cetakan ke-5, Yogyakarta: BFPE, Otk 2001
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta, 2003.
Weston, Joel.,F., Copeland E., Thomas., Manajemen Keuangan , jilid 2, edisi ke-9 Erlangga, 1ke-9ke-97
(6)