Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: SABANA SUMBA: Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

Lampiran 1

Daftar nama informan1
N
o
1
2

Nama
Umbu Nuku Palalu
Umbu Lapu Nuku

Jen
kel
L
L

3

Djami Landu Djawa


L

4

Umbu Nggala Litidjawa

L

5

Tay Huka Pati

L

6

Petrus Maku Hinggi Randja

L


7

Oka Njuruhapa

L

8

Salmon Ke Huru

L

9

Utang Mangil

P

10


Day Mbana

P

11

Bangu Kahi

P

12

Katanga Riya

L

13

Noti mBabang


P

14

Kabula Katu

L

15

Umbu Ndawa Lu

L

16
17
18

Hamana Remang
KalukurLijang

Rambu Dai Ataama

L
L
P

Pekerjaan/ jabatan
Petani / Kepala Desa Tanamanang
Petani / Ketua kelompok tani (poktan)
Mandiri 1
Petani / Ketua kelompok tani (poktan)
Mandiri 2
Petani / Ketua kelompok tani (poktan)
Lupa Katahamu
Petani / Ketua kelompok tani (poktan)
Paluanda Lama Hamu
Petani / Ketua kelompok tani
Paluanda Lama Hamu II
Petani / Ketua kelompok tani
Paluanda Lama Hamu

Petani / Ketua kelompok tani Imanuel
(pecahan kelompok tani Paluanda
Lama Hamu)
Petani/ Bendahara kelompok tani
(poktan) Mandiri 1
Petani/ Anggota kelompok tani
(poktan) Mandiri 1
Petani / Istri anggota kelompok tani
(poktan) Mandiri 1
Petani / Anggota kelompok tani
(poktan) Mandiri 1
Petani / Istri ketua kelompok tani
(poktan) Mandiri 2
Petani / Ketua RT 14
Kaliongga/anggotapoktan M2
Petani / Anggota kelompok tani
(poktan) Mandiri 2
Petani / Kepala Dusun Kamaru
Petani/Anggotapoktan M2
Petani / istri Ketua Kelompok Tani

(poktan) Lupa Katahamu

Wawancara dengan para informan dalam daftar di atas dilakukan dalam beberapa kali
penelitian lapangan sebagai berikut; Oktober 2011, September – Oktober 2012,
November 2012, Juli-Oktober 2013, Januari -Februari 2014, dan September –
November 2014.
1

225

SABANA SUMBA :
Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

19

Rambu nJera Koi

P

20


Umbu Kalukur Lili

L

21

Umbu Yiwa Hunggurami

L

22

Kambaru Windi

L

23
24


Umbu Hapu
Fredy Pani Warandoy

L
L

25

L

26
27

Pdt. Elias Rawambani, SM.
Th.
Pdt. Em. Pala Hambarandi
Ir. Johanis H. Wunu, M.Si

28


Ir. John Oktavianus, MM

L

29

B.K. Philipus

L

30

Umbu Tamu Kalaway, SH.
M.Si

L

31

Lazarus Tarapanjang, SE


L

32

Ir. Eddy L. Kitu

L

33

SherlyYefta Maria Neno, SP

P

34

NdamaWenda, SP

P

35

Suharyadi

L

36

I Gusti Ayu Sitawati

P

226

L
L

Ibu dari Rambu Dai Ataama yang bisa
pahudur (buat benang dari kapas)
Petani / Kaur Umum Desa Tana
Manang dan anggota kelompok tani
Lupa Kata Hamu
Petani / Anggota kelompok tani
Paluanda Lama Hamu
Petani / Sekretaris kelompok tani
Mandiri 1
Ama Bokul Hamayang
Petani / Ketua Gabungan Kelompok
Tani Bunga Mekar, Desa Tanamanang
Pendeta / Tokoh Masyarakat
Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat
PNS/Kepala Dinas Perkebunan Sumba
Timur
PNS/Kepala Dinas Perkebunan Sumba
Barat Daya
Kepala Bidang Produksi, Dinas
Perkebunan Sumba Barat Daya
Pensiunan PNS/ mantan Ketua
Bappeda Sumba Timur/mantan PR
dan supervisor PT AAI
PNS/Kepala Bagian pada Dinas
Perkebunan Sumba Timur
Kabid Bina Produksi Pertanian
(Kepala Bagian yang
bertanggungjawab pada PAKN di
Dinas Perkebuanan Sumba Timur)
Penyuluh kapas di Dinas Perkebunan
Sumba Timur
Penyuluh kapas di Dinas Perkebunan
Sumba Timur
PNS / Pegawai Kecamatan Pahunga
Lodu, petugas perkebunan
Pimpinan PT ASTIL

Lampiran

Lampiran 2

Mitos Asal Muasal Kapas di Sumba2
Masyarakat Sumba percaya bahwa leluhur mereka berasal dari seorang
ratu (imam) yang bernama Umbu Ndilu. Ia dan istrinya yang bernama
Rambu Kahi tinggal di langit ke 6 dari 8 lapisan langit yang bertingkattingkat. Sang Khalik yang menjadi penguasa semesta tinggal di langit
tertinggi di lapisan pertama. Sementara bumi yaitu Tanah Sumba (Tana
Humba) yang dihuni manusia diyakini berada di lapisan langit paling
rendah, yaitu langit ke-8. Umbu Ndilu mempunyai 15 orang anak; 8
putra dan 7 putri. Suatu hari Umbu Ndilu memerintahkan anakanaknya turun ke bumi untuk berkembang biak memenuhi Tana
Humba. Namun sebelum mereka pergi, ia memerintahkan ke 8
putranya menghadap Sang Khalik di langit pertama untuk meminta
nasihat dan saran tentang apa yang harus mereka lakukan di bumi
nantinya. Ke-8 putra itu pergi menuruti perintah ayahnya. Namun
perjalanan dari langit ke 6 menuju langit pertama itu sangat jauh
sehingga mereka kehabisan bekal makanan dan minuman di tengah
perjalananan. Si putra bungsu kemudian berinisiatif untuk
mengorbankan dirinya sendiri demi menunaikan tugas dari ayahnya. Ia
minta dibunuh, sehingga kakak-kakaknya dapat memakan dagingnya
dan minum darahnya agar dapat bertahan mencapai tujuan. Sebelum
mati, ia berpesan untuk tidak memakan bagian kepala dan tulangtulangnya. Bagian-bagian itu harus dibawa pulang kembali ke rumah
mereka di langit ke-6, setelah mencapai langit pertama. Kakakkakaknya mengikuti keinginannya, menuruti wasiatnya, dan
melanjutkan perjalanan mereka tanpa si bungsu. Akhirnya sampailah
mereka di langit pertama dan menemui Sang Khalik untuk
menyampaikan pesan ayah mereka. Kemudian Sang Khalik berkata
bahwa mereka harus berkembang-biak dengan mengawini ke-7
saudara perempuan mereka dan kemudian tinggal menyebar agar dapat
2

Sumber : Pdt. Elias Rawambani Sm.Th.

227

SABANA SUMBA :
Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi Desa

memenuhi bumi. Para putra Umbu Ndilu pun menerima saran itu,
teteapi mulai khawatir membayangkan perjalanan dan kehidupan
mereka di bumi nanti. Sang Khalik kemudian menyinggung
pengorbanan si putra bungsu dan berkata :

“ Mengapa kalian khawatir? Bukankah saudara bungsumu rela mati
sehingga kalian bisa melanjutkan perintah ayahmu? Ia bahkan telah
mempersiapkan bekal untuk kelangsungan hidup kalian di bumi
melalui bagian-bagian tubuhnya yang telah ia pesankan untuk tidak
dimakan. Tulang dan kepalanya itu harus kamu tanam sehingga dapat
menjadi bahan makanan. Tapi sebelum menanamnya, ambillah dulu
bagian mata, hidung, gigi, dan otak dari kepalanya, kemudian tanamlah
masing-masing secara terpisah. Mata dan hidungnya akan menjadi
benda yang harus digunakan untuk menjalin kekerabatan diantara
kamu semua. Gigi-giginya akan menjadi bahan makanan yang dapat
kalian gunakan untuk bertahan hidup. Tanamlah otaknya untuk
melindungi tubuhmu dari panasnya matahari dan dinginnya hujan ”.
Setelah menerima nasihat dan perintah Sang Khalik, ke 7 putra itu pun
pulang ke langit ke 6 menemui ayahnya yang segera menyuruh mereka
melakukan perintah Sang Khalik. Sesampai di Bumi, ketujuh pasangan
itu menanam bagian-bagian tubuh si putra bungsu. Setelah ditanam,
tulang-tulangnya berubah menjadi tanaman kacang panjang.
Kepalanya berubah menjadi pohon kelapa, hidung dan matanya
berubah menjadi sirih dan pinang, gigi-giginya berubah menjadi
tanaman jagung, dan otaknya menjadi tanaman kapas. Kapas yang
dipercaya berasal dari otak si bungsu itulah yang kemudian dibuat
benang sebagai bahan utama membuat kain tenun pada masyarakat
Sumba.

228