PENGATURAN DAN PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENYELUNDUPAN ORANG BERDASARKAN HUKUM POSITIF INDONESIA.
PENGATURAN DAN PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP
PELAKU PENYELUNDUPAN ORANG BERDASARKAN HUKUM
POSITIF INDONESIA
ABSTRAK
Wina Siti Nuraeni
110110110001
Perkembangan globalisasi dunia yang ditandai dengan pesatnya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mengakibatkan intensitas
lalu intas orang antar negara semakin meningkat dan berdampak pada
perkembangan kejahatan. Salah satunya adalah kejahatan atau tindak
pidana penyelundupan orang dengan pelaku yang perannya beragam
sejak keberangkatan dari negara asal, transit, dan tujuan. Hingga bulan
juni 2015 tercatat sekitar 13,188 orang menjadi perhatian di Indonesia, ini
menunjukan bahwa kasus penyelundupan orang merupakan kejahatan
serius. Sehingga dalam penelitian ini akan dikaji mengenai penindakan,
penegakan hukum yang efektif serta efisien dan sanksi pidana yang
difokuskan kepada para pihak terlibat didalamnya terutama para pelaku
dalam tindak pidana penyelundupan orang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah yurisdis normatif, yang menitik beratkan pada data sekunder atau
data kepustakaan, mengacu pada berbagai peraturan, baik perundangundangan maupun literatur-literatur atau buku-buku yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini bersifat deskriptif
analitis guna memperoleh gambaran yang sistematis mengenai pelaku
penyelundupan orang di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penegakan hukum dan
penanganan pelaku penyelundupan orang di Indonesia saat ini telah
dilakukan meskipun pada prosesnya masih terdapat beberapa faktor
penghambat baik itu dari aspek peraturan yang mengaturnya, penegak
hukum, sarana prasarana maupun masyarakat. Di Indonesia saat ini
belum ada perundang-undangan khusus yang mengatur mengenai
penyelundupan orang sehingga penerapan sanksi terhadap pelaku
penyelundupan orang di Indonesia biasanya dikenakan dan di jatuhkan
ancaman pidana dalam pasal 120 undang-undang nomor 6 tahun 2011
tentang keimigrasian, dan Pasal 303 undang-undang nomor 17 tahun
2008 tentang pelayaran, dimana penjatuhan sanksi bagi pelaku
disamakan tanpa melihat peran, berbeda dengan pengaturan dalam
KUHP.
PELAKU PENYELUNDUPAN ORANG BERDASARKAN HUKUM
POSITIF INDONESIA
ABSTRAK
Wina Siti Nuraeni
110110110001
Perkembangan globalisasi dunia yang ditandai dengan pesatnya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mengakibatkan intensitas
lalu intas orang antar negara semakin meningkat dan berdampak pada
perkembangan kejahatan. Salah satunya adalah kejahatan atau tindak
pidana penyelundupan orang dengan pelaku yang perannya beragam
sejak keberangkatan dari negara asal, transit, dan tujuan. Hingga bulan
juni 2015 tercatat sekitar 13,188 orang menjadi perhatian di Indonesia, ini
menunjukan bahwa kasus penyelundupan orang merupakan kejahatan
serius. Sehingga dalam penelitian ini akan dikaji mengenai penindakan,
penegakan hukum yang efektif serta efisien dan sanksi pidana yang
difokuskan kepada para pihak terlibat didalamnya terutama para pelaku
dalam tindak pidana penyelundupan orang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah yurisdis normatif, yang menitik beratkan pada data sekunder atau
data kepustakaan, mengacu pada berbagai peraturan, baik perundangundangan maupun literatur-literatur atau buku-buku yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian ini bersifat deskriptif
analitis guna memperoleh gambaran yang sistematis mengenai pelaku
penyelundupan orang di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penegakan hukum dan
penanganan pelaku penyelundupan orang di Indonesia saat ini telah
dilakukan meskipun pada prosesnya masih terdapat beberapa faktor
penghambat baik itu dari aspek peraturan yang mengaturnya, penegak
hukum, sarana prasarana maupun masyarakat. Di Indonesia saat ini
belum ada perundang-undangan khusus yang mengatur mengenai
penyelundupan orang sehingga penerapan sanksi terhadap pelaku
penyelundupan orang di Indonesia biasanya dikenakan dan di jatuhkan
ancaman pidana dalam pasal 120 undang-undang nomor 6 tahun 2011
tentang keimigrasian, dan Pasal 303 undang-undang nomor 17 tahun
2008 tentang pelayaran, dimana penjatuhan sanksi bagi pelaku
disamakan tanpa melihat peran, berbeda dengan pengaturan dalam
KUHP.