Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya Rokok Serta Pengaruhnya Terhadap Perilaku Siswa SMA Untuk Mewujudkan Rumah Bebas Asap Rokok di Kota Denpasar.
Community Health
VOLUME X No X Juli 20XX
Halaman XX - XX
Artikel Penelitian
Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Rokok serta
Pengaruhnya terhadap Perilaku Siswa SMA untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Asap Rokok
di Kota Denpasar Tahun 2015
I Kadek Agus Darma Putra *1, dr. I Made Sutarga, M. Kes.
1
Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Email: dekyeye@gmail.com
*Penulis untuk berkorespondensi
ABSTRAK
Upaya pemerintah dalam mengurangi dampak rokok adalah melalui pengembangan
Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR). Perda KTR ini tidak mengatur tentang larangan
merokok di dalam rumah. Pada kenyataan paparan asap rokok di dalam rumah sangat
tinggi sehingga disamping implementasi Perda KTR penting untuk mewujudkan rumah
bebas asap rokok (Smoke-free Home Initiative). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok serta pengaruhnya terhadap
perilaku siswa SMA untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok di Kota Denpasar Tahun
2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar dengan rancangan penelitian adalah
cross-sectional analitik. Sampel penelitian berjumlah 438 dan data yang dikumpulkan
adalah data primer melalui pengisian angket oleh siswa SMA. Analisis data dilakukan
secara deskriptif, bivariat menggunakan uji chi square, dan multivariat menggunakan uji
regresi logistik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 50,5% siswa SMA memiliki pengetahuan baik
tentang bahaya rokok, 62,6% siswa SMA memiliki sikap baik tentang bahaya rokok, dan
76,7% siswa SMA memiliki perilaku untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok.
Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku mewujudkan rumah
bebas asap rokok (OR=2,5; 95% CI 1,08-5,74). Terdapat hubungan bermakna antara
sikap dengan perilaku mewujudkan rumah bebas asap rokok (R=4; 95% CI 2,44-6,51).
Variabel sikap merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku untuk
mewujudkan rumah bebas asap rokok (AOR=3,2; 95% CI 1,96-5,32).
Memberikan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada siswa SMA dapat
meningkatkan perilaku untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok.
Kata Kunci: Rumah bebas asap rokok, Perda KTR, Pengetahuan rokok, Sikap rokok
Organization (WHO) tahun 2011 prevalensi
PENDAHULUAN
Indonesia
menempati
peringkat
ketiga
perokok usia 10 tahun ke atas di Indonesia
sebagai jumlah perokok terbesar di dunia
sebesar 46,8% pada laki-laki dan 3,1%
setelah China dan India. Jumlah perokok di
pada perempuan, dengan jumlah perokok
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
mencapai
peningkatan. Menurut data World Health
diantaranya berasal dari kalangan sosial
62,8
juta
dimana
40%
Community Health 2014, I:2 1
ekonomi rendah. (WHO, 2011) Data Riset
usia 13 sampai 15 tahun terpapar asap
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
rokok
sampai
bahwa
mempunyai orang tua perokok. Hasil yang
Indonesia
sama juga dilaporkan Global Adult Tobacco
2013
prevalensi
menunjukkan
perokok
meningkat,
di
tercatat
prevalensi
perokok
di
Survey
dalam
(GATS)
rumah
2011,
dan
72,4%
sebesar
78,4%
usia 15 tahun ke atas 34,2% di tahun
penduduk Indonesia terpapar asap rokok
2007 dimana 81,2% merokok setiap hari
di dalam rumah. Hal ini berarti paparan
dan
rumah
rokok telah terjadi sejak usia dini. Selain
bersama anggota keluarga yang lain. Pada
itu adanya fakta bahwa sebagian besar
tahun 2010 prevalensi perokok meningkat
dari mereka merokok di dalam rumah
menjadi 34,7% dimana 81,3% merokok
menunjukkan durasi paparan yang lebih
setiap hari, dan 76,6% merokok di dalam
lama
rumah bersama anggota keluarga yang
merupakan
lain. Di tahun 2013 prevalensi perokok
rokok,
meningkat menjadi 36,3% dan sekitar
menghabiskan sebagian besar waktunya
75% masih merokok di dalam rumah
ternyata tidak aman bahkan menjadi salah
bersama anggota keluarga yang lain. Hal
satu sumber paparan rokok. (Kemenkes
ini berakibat lebih dari 97 juta orang
RI, 2007 dan 2010)
85,4%
merokok
di dalam
Indonesia yang tidak merokok terpapar
asap rokok dan membunuh setidaknya
225.000
orang
setiap
tahunnya.
(Kemenkes RI, 2007 dan 2010)
karena
Upaya
rumah
tempat
dan
tempat
pemerintah
dampak
rokok
pengembangan
yang
aman,
seharusnya
bebas
dimana
anak-anak
dalam
mengurangi
adalah
Kawasan
asap
melalui
Tanpa
Rokok
(KTR) yang dijabarkan dalam UU No. 36
Peningkatan jumlah perokok juga terjadi di
Tahun
Provinsi Bali. Pada tahun 2007 prevalensi
Menteri Kesehatan dan
perokok di Provinsi Bali sebesar 24,9% dan
Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011, PP
meningkat
Nomor 109 tahun 2013. Terkait dengan
pada
tahun
2010
menjadi
2009
dan
upaya
perokok masih merokok di dalam rumah
Pemerintah
bersama
menetapkan Peraturan Daerah
keluarga
yang
lain.
Berdasarkan Data Riskesdas 2007 40,5%
dari total populasi adalah perokok pasif
dan 59,1% anak balita terpapar asap
Laporan
Global
Youth
pusat
tersebut,
Provinsi
Bali
telah
No. 10
Tahun 2011 tentang KTR (Perda KTR).
(Riskesdas, 2007 dan 2010)
rokok.
Daerah
Bersama
Menteri Dalam
31,0%. Selain itu 68,1% sampai 79%
anggota
pemerintah
Keputusan
Tobacco
Survei (GYTS) 2009 68,8% anak sekolah
Perda KTR tersebut meliputi 7 kawasan
seperti area bermain anak, tempat umum,
sarana kesehatan, tempat kerja, tempat
belajar
mengajar,
tempat
ibadah
dan
angkutan umum. Tujuan penerapan Perda
Community Health 2014, II:1 2
KTR adalah melindungi orang yang tidak
Kota Denpasar yang terdaftar pada tahun
merokok supaya tidak terkena dampak
2015.
buruk dari asap rokok dan menyediakan
udara bersih dan sehat tanpa asap rokok
yang merupakan hak asasi manusia. Perda
KTR ini tidak mengatur tentang larangan
merokok di dalam rumah. Pada kenyataan
paparan
asap
rokok
sangat
tinggi
di
dalam
sehingga
rumah
disamping
Teknik analisis data dibagi dalam tiga
tahap, yaitu analisis univariat digambarkan
dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis
bivariat menggunakan ukuran asosiasi Odd
Ratio
(OR),
dan
analisis
bivariat
menggunakan ukuran asosiasi Adjusted
Odd Ratio (AOR).
implementasi Perda KTR penting untuk
mewujudkan
rumah
bebas
asap
rokok
Karakteristik
(Smoke-free Home Initiative).
Hasil dari pengisian angket 438 siswa SMA
METODE
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kota
Denpasar dengan desain yang digunakan
adalah
cross-sectional
Pengambilan
sampel
analitik.
dilakukan
dengan
cara multistage random sampling yang
dibagi menjadi tiga stage, yaitu memilih
SMA berdasarkan status sekolah, memilih
kelas
HASIL
dari setiap
kelompok
SMA,
dan
memilih siswa di masing-masing kelas
diperoleh
hasil
responden
terbanyak
adalah pada kelompok umur 17 tahun
sebesar 34,7%, jenis kelamin tertinggi
adalah laki-laki sebesar 48,4%. Pendidikan
orang
tua
Sedangkan
≥
SMA
pekerjaan
sebesar
orang
92,7%.
tua
Wiraswasta/Petani sebesar 44,5%.
Tabel 1.
Distribusi
umur,
jenis
kelamin,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan
orang tua siswa SMA di Kota
Denpasar Tahun 2015
yang telah terpilih.
Perhitungan
asumsi
besar
sampel
proporsi
berdasarkan
pengetahuan
baik
mengenai bahaya rokok yaitu 59% (Friska
S.,
dkk
terhadap
2012)
dengan
populasi
5%
penyimpangan
dan
reabilitas
sampel 95%. Sehingga sampel minimal
yang harus dibutuhkan adalah 372 sampel.
Dalam
penelitian
ini
jenis
data
yang
digunakan adalah data primer dimana data
diperoleh
dari
hasil
pengisian
angket.
Angket diberikan kepada siswa SMA di
Pengetahuan
Community Health 2014, II:1 3
Pada tabel 2 siswa SMA yang memiliki
Dari tabel 5 siswa SMA pada kelompok
pengetahuan cukup tentang bahaya rokok
umur
sebesar
berperilaku
50,5%,
berpengetahuan
sedangkan
baik
tentang
yang
bahaya
16
tahun
untuk
berpeluang
1,9
mewujudkan
kali
rumah
bebas asap rokok dibandingkan kelompok
rokok sebesar 43,1%.
umur ≥ 18 tahun, dengan 95% CI 1,04-
Tabel 2.
3,51,
Pengetahuan siswa SMA tentang
Bahaya Rokok di Kota Denpasar
Tahun 2015
dan
bermakna
secara
statistik
dengan nila p = 0,037. Jenis kelamin siswa
SMA
perempuan
berperilaku
untuk
berpeluang
2,4
mewujudkan
kali
rumah
bebas asap rokok dibandingkan laki-laki,
dengan 95% CI 1,46-3,93, dan bermakna
secara statistik dengan nilai p = 0,0002.
Sikap
Berdasarkan
tabel
3
siswa
SMA
yang
Tabel 5.
memiliki sikap baik tentang bahaya rokok
Perilaku untuk Mewujudkan Rumah
Bebas
Asap
Rokok
Berdasarkan
Karakteristik Siswa SMA di Kota
Denpasar Tahun 2015
sebesar 62,6%, sedangkan sikap kurang
sebesar 37,4%.
Tabel 3.
Sikap Siswa SMA tentang Bahaya
Rokok di SMA Kota Denpasar Tahun
2015
Perilaku
Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan
sebesar
76,6%
siswa
SMA
memiliki
perilaku mewujudkan rumah bebas asap
rokok, sedangkan sebesar 23,3% tidak.
Tabel 4.
Perilaku
Siswa
SMA
untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Rokok di
Kota Denpasar Tahun 2015
Perilaku
Berdasarkan
Pengetahuan
dan
Sikap
Berdasarkan
tabel
6
siswa
SMA
yang
memiliki pengetahuan baik berpeluang 2,5
kali berperilaku mewujudkan rumah bebas
asap
rokok
dibandingkan
pengetahuan
kurang, dengan 95% CI 1,08-5,74, dan
bermakna secara statistik dengan nilai p =
0,033. Sikap siswa SMA yang memiliki
Perilaku Berdasarkan Karakteristik
sikap baik berpeluang 4 kali berperilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
Community Health 2014, II:1 4
rokok dibandingkan sikap kurang, dengan
memiliki sikap baik berpeluang 3,2 kali
95% CI 2,44-6,51, dan bermakna secara
berperilaku
statistik dengan nilai p = 0,0001.
bebas
Tabel 6.
kurang. Hasil uji goodness of fit diperoleh
Perilaku
Siswa
SMA
untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Asap
Rokok Berdasarkan Pengetahuan dan
Sikap tentang Bahaya Rokok di SMA
Kota Denpasar Tahun 2015
untuk
asap
mewujudkan
rokok
rumah
dibandingkan
sikap
nilai p=0,5242 yang artinya model umur,
jenis kelamin, pengetahuan, dan sikap
terhadap
perilaku
siswa
SMA
untuk
mewujudkan rumah bebas asap rokok fit
dengan uji regresi logistik.
DISKUSI
Pengetahuan
Hubungan Perilaku dengan Karakteristik,
Pengetahuan, dan Sikap
Tabel 7.
Hasil
penelitian
sebagian
Hubungan
perilaku
mewujudkan
rumah bebas asap rokok dengan
karakteristik,
pengetahuan,
dan
sikap siswa SMA tentang bahaya
rokok di Kota Denpasar Tahun 2015
menunjukkan
besar
responden
bahwa
memiliki
pengetahuan cukup tentang bahaya rokok
yaitu
sebesar
50,5%.
Hasil
tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh G. Jelantik & Tjindawang (2012)
mengenai Rokok dan Interaksi Kelompok
Sebaya dengan Kebiasaan Merokok pada
Remaja
di
menunjukkan
memiliki
SMAN
5
hasil
Mataram
yang
sebesar
88,3%
cukup
tentang
pengetahuan
rokok. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh Yosantaraputra dkk (2013) mengenai
Gambaran
Mahasiswa
Universitas
Pengetahuan
dan
Fakultas
Andalas
Sikap
Kedokteran
tentang
Rokok
diperoleh hasil penelitian sebsar 64,5%
Analisis multivariat pada tabel 7 diatas
responden memiliki pengetahuan cukup.
menunjukkan
Sikap
variabel
yang
paling
berpengaruh adalah variabel sikap, dimana
nilai p = 0,001 dengan 95% CI 1,96-5,32,
dan
AOR
3,2
yang
independent/murni
artinya
siswa
pengaruh
SMA
yang
Berdasarkan
hasil
besar
SMA
siswa
tentang
bahaya
penelitian
memiliki
rokok
sebagian
sikap
yaitu
baik
sebesar
62,6%. Hasil tersebut didukung penelitian
Community Health 2014, II:1 5
oleh Yuni Christinawaty (2009) mengenai
Gerakan
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan
Indonesia telah dilakukan di Yogyakarta
Sikap Remaja Laki-laki terhadap Kebiasaan
pada tahun 2012, program ini adalah hasil
Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun
kerjasama antara Dinas Kesehatan Kota
2009 yang diperoleh hasil sebesar 83,3%
Yogyakarta
responden memiliki sikap baik tentang
Indonesia. Gerakan rumah bebas asap
bahaya
dengan
rokok juga telah dideklarasikan Universitas
penelitian yang dilakukan oleh Jeff Loren
Gadjah Mada (UGM) pada Januari 2015,
(2009) mengenai Gambaran Pengetahuan
program rumah
dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
bukan memaksa perokok untuk berhentik
Universitas Sumatera Utara diperoleh hasil
merokok,
melainkan
sebesar
melindungi
anak-anak
rokok.
Begitu
89,9%
juga
responden
memiliki
rumah
bebas
asap
dengan
rokok
Quit
Tobacco
bebas asap rokok
lebih
dan
di
ini
untuk
perempuan
pengetahuan baik tentang rokok. Hasil
terutama ibu hamil (perokok pasif) dari
yang
risiko
sama
Gambaran
juga
diperoleh
Pengetahuan
Mahasiswa
mengenai
dan
Fakultas
Sikap
Kedokteran
Universitas Andalas tentang Rokok yang
kesehatan
akibat
paparan
asap
(QTI)
dan
rokok.
Quit
Tobacco
Indonesia
Kelompok Pengendalian Tembakau di FK
menunjukkan 90,1% responden memiliki
UGM meresmikan kegiatan “rumah bebas
sikap
asap rokok” di 4 kampung di Yogjakarta.
baik
tentang
bahaya
rokok
(Yosantaraputra dkk, 2013).
Adapun alur kegiatan rumah bebas asap
Perilaku
rokok di Yogyakarta adalah yang pertama
Hasil
penelitian
siswa
SMA
bebas
asap
menunjukkan
untuk
rokok
perilaku
mewujudkan
cukup
rumah
besar
yaitu
sebanyak 76,7%. Melihat potensi perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
rokok yang cukup tinggi maka implikasinya
terhadap
program
rumah
bebas
asap
rokok (Smoke-free Home Initiative) yaitu
dapat
tentang
mendukung
Kawasan
Peraturan
Bebas
Asap
Daerah
Rokok
survei perilaku merokok rumah tangga,
sosialisasi
hasil
survei,
intervensi masyarakat
FGD
yang
program
melibatkan
kelompok remaja, perencanaan gerakan
rumah bebas asap rokok, diskusi media
untuk kegiatan rumah bebas asap rokok,
diskusi untuk deklarasi rumah bebas asap
rokok,
penandatangan
deklarasi
rumah
bebas asap rokok dan penempelan media.
Efektivitas hasil kegiatan rumah bebas
(Perda KTR) dengan meningkatkan hal
asap
yang masih dianggap kurang agar program
penurunan suami merokok di dalam rumah
rumah
dari 87,0% menjadi 37,1%, suami tahu
bebas
maksimal.
asap
rokok
berjalan
rokok
tersebut
menunjukkan
kegiatan rumah bebas asap rokok 98,4%,
Community Health 2014, II:1 6
suami setuju kegiatan rumah bebas rokok
rokok sebesar 84,4%. Menurut Riskesdas
meningkat dari 68,0% menjadi 95,7%.
(2013) remaja perempuan lebih sedikit
Kesimpulan yang dihasilkan dari gerakan
rumah bebas asap rokok di Yogyakarta
yang merokok dibandingkan remaja lakilaki.
adalah kegiatan rumah bebas asap rokok
Hasil analisis pengetahuan tentang bahaya
merupakan kegiatan pembiasaan merokok
rokok terhadap perilaku siswa SMA untuk
di luar rumah dan merupakan kegiatan
mewujudkan
rumah
pengendalian tembakau yang paling bisa
diperoleh
hasil
diterima, gerakan rumah bebas asap rokok
pengetahuan tentang bahaya rokok maka
merupakan
perilaku untuk mewujudkan rumah bebas
pendukung
kebijakan
KTR
(Padmawati, dkk. 2011).
Hasil
penelitian
penelitian
Mahasiswa
terhadap
sejalan
dengan
Pengaruh
Persepsi
Kawasan
Tanpa
Rokok (KTR) dan Dukungan Penerapannya
di Universitas Sumatera Utara yang diikuti
oleh 98 responden diperoleh hasil 70,4%
responden
Kawasan
mendukung
Tanpa
asap
rokok
semakin
tinggi
asap rokok juga akan semakin tinggi. Pada
ini
mengenai
bebas
Rokok
penerapan
di
Universitas
siswa
SMA
dengan
baik
tentang bahaya rokok memiliki perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
rokok
sebesar
79,4%.
Dalam
teori
Lowrence Green pengetahuan merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
perilaku kesehatan, dimana pengetahuan
masuk ke dalam faktor faktor pendorong
(predisposing
Sumatera Utara (Febriani, 2014).
pengetahuan
factors).
Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia atau
Perilaku
Berdasarkan
Pengetahuan
dan
Sikap
indra
Berdasarkan
terhadap
diperoleh
hasil
analisis
perilaku
mewujudkan
umur
rumah
hasil
siswa
siswa
bebas
untuk
dalam
rokok
(Notoadmodjo, 2010).
asap
SMA
sebagian
mewujudkan
rumah
kelompok
besar
tertinggi
bebas
untuk
asap
rokok
adalah kelompok umur 16 tahun yaitu
sebesar 79,6%. Pada siswa SMA jenis
perempuan
Pengetahuan
SMA
semua
umur
dimilikinya.
merupakan domain yang sangat penting
pada
Kelompok
yang
karakteristik
mewujudkan rumah bebas asap rokok.
kelamin
hasil tau seseorang terhadap objek melalui
memiliki
perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
membentuk
tindakan
seseorang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Solicha
(2012)
mengenai Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Pengunjung
di
Lingkungan
RSUP
Dr.
Kariadi tentang Kawasan Tanpa Rokok
yang
diperoleh
hasil
pada
responden
dengan pengetahuan baik memiliki sikap
patuh
terhadap
kawasan
tanpa
rokok
sebesar 94,3%.
Community Health 2014, II:1 7
Sikap siswa SMA tentang bahaya rokok
memiliki
dapat dilihat dari pernyataan setuju atau
untuk mewujudkan rumah bebas asap
tidak
rokok.
setuju.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan siswa SMA dengan sikap
baik memiliki perilaku mewujudkan rumah
bebas asap rokok sebesar 86,1%. Dalam
teori Lowrence Green sikap merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
perilaku kesehatan, dimana pengetahuan
masuk ke dalam faktor faktor pendorong
(predisposing
factors)
(Notoadmodjo,
2010).
pengaruh
terjadinya
perilaku
Pengaruh independent/murni sikap baik
tentang bahaya rokok berpeluang 3,2 kali
berperilaku
bebas
untuk
asap
mewujudkan
rokok
rumah
dibandingkan
sikap
kurang dimana. Selain itu, perlu dilihat
bahwa
sikap
pengetahuan
dipengaruhi
dimana
oleh
semakin
tinggi
pengetahuan maka semakin tinggi juga
sikap
yang
dimiliki.
Pada
siswa
SMA
Adapun penelitian yang mendukung hal
dengan pengetahuan baik memiliki sikap
diatas
baik tentang bahaya rokok sebesar 68,2%.
adalah
mengenai
Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Guru dan Siswa
tentang Rokok dan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok terhadap Partisipasi dalam
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di SMP
Negeri 1 Kota Medan Tahun 2012 hasil
penelitian menunjukkan responden dengan
sikap baik tentang bahaya rokok memiliki
partisipasi
penerapan
kawasana
tanpa
rokok aktif sebesar 98,6% (Imelda. S, dkk,
2012).
Hasil
penelitian
Imelda
S.
dengan
(2012)
mengenai
Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Guru dan Siswa
tentang Rokok dan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok terhadap Partisipasi dalam
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di SMP
Negeri 1 Kota Medan Tahun 2012 yang
mununjukkan nilai koefisien determinasi
(R2) adalah 0,095 artinya sikap tentang
rokok
Sikap dengan Perilaku
pengaruh
Berdasarkan
analisis
hubungan
multivariat
untuk
yang
paling
berpengaruh untuk mewujudkan rumah
bebas
sejalan
penelitian yang dilakukan oleh Christina
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan
melihat
ini
asap
rokok,
diperoleh
hasil
dan
kebijakan
terhadap
KTR
partisipasi
memberi
dalam
penerapan kawasan tanpa rokok sebesar
9,5%.
SIMPULAN
Pengetahuan
baik
siswa
SMA
tentang
karakteristik yaitu kelompok umur dan
bahya rokok sebesar 43,1%, pengetahuan
jenis kelamin serta pengetahuan tentang
cukup siswa SMA tentang bahya rokok
bahaya rokok tidak memiliki pengaruh.
sebesar 50,5%, dan pengetahuan kurang
Sedangkan sikap tentang bahaya rokok
Community Health 2014, II:1 8
siswa SMA tentang bahya rokok sebesar
1. Febriani,
Tria.
(2014).
Pengaruh
Persepsi Mahasiswa terhadap Kawasan
6,4%.
Sikap baik siswa SMA tentang bahya rokok
sebesar 62,6% dan sikap kurang siswa
SMA tentang bahya rokok sebesar 37,4%.
Tanpa Rokok (KTR) dan Dukungan
Penerapannya di Universitas Sumatera
Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Perilaku siswa SMA untuk mewujudkan
rumah bebas asap rokok sebesar 76,7%
dan
perilaku
mewujudkan
siswa
rumah
SMA
untuk
tidak
bebas
asap
rokok
sebesar 23,3%.
Terdapat
dengan
dengan
SMA
untuk
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
rumah
rokok
Manado.
siswa
bebas
asap
untuk
mewujudkan
rumah
Menengah Pertama (SMP) Islam Yapim
Fakultas
Kesehatan
3. GATS. (2011). Global Adult Tobacco
Survey. Indonesia.
4. GYTS (2009). Global Youth Tobacco
Survei. Indonesia.
5. G. Jelantik, IG Made., Tjindawang, L
Dea. (2012). Hubungan Pengetahuan
2,44-6,51).
Variabel sikap merupakan variabel yang
berpengaruh
SMA
Merokok
Manado.
bebas asap rokok dengan OR = 4 (95% CI
siswa
Bahaya
Sikap
rokok
tentang bahaya rokok dengan perilaku
paling
tentang
dan
bahaya
Terdapat hubungan bermakna antara sikap
SMA
Pengetahuan
antara
dengan OR = 2,5 (95% CI 1,08-5,74).
siswa
Tingkat
bermakna
tentang
perilaku
mewujudkan
A.M Rattu. (2012). Hubungan antara
Tindakan Pencegahannya di Sekolah
hubungan
pengetahuan
2. Friska S. Daju, Jootje M.L Umboh, Joy
untuk
terhadap
mewujudkan
perilaku
rumah
bebas asap rokok dengan AOR = 3,2 (95%
CI 1,96-5,32,).
Remaja tentang Rokok dan Interaksi
Kelompok Sebaya dengan Kebiasaan
Merokok pada Remaja (Studi di SMAN
5). Widyaiswara BPTK Mataram Dinkes
Provinsi NTB.
6. Imelda
S.
Christina.,
UCAPAN TERIMA KASIH
Rusmalawati.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Pengetahuan
dr. I Made Sutarga, M. Kes. atas bantuan
Siswa tentang Rokok dan Kebijakan
dan sarannya, serta SMA di wilayah Kota
Kawasan
Denpasar yang telah bersedia menjadi
Partisipasi dalam Penerapan Kawasan
sampel penelitian ini.
Tanpa Rokok di SMP Negeri 1 Kota
Medan
(2012).
Juanita,
dan
Tanpa
Tahun
Sikap
Rokok
2012.
Pengaruh
Guru
dan
terhadap
Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Community Health 2014, II:1 9
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
7. Loren,
J.
Jurnal Kesehatan Andalas.
(2010).
Pengetahuan
Dan
Gambaran
Sikap
Fakultas
Kedokteran
Sumatera
Utara
Universitas Andalas Tentang Rokok.
Mahasiswa
Universitas
Terhadap
Rokok,
2010. Universitas Sumatera Utara.
8. Kemenkes RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Laporan
Kesehatan
Nasional
Riset
(2008),
Kesehatan
Dasar 2007, Jakarta.
9. Kemenkes RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Laporan
Kesehatan
Nasional
Riset
2011,
Kesehatan
Dasar 2010, Jakarta.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu
Perilaku
Kesehatan.
Rineka
Cipta,
Jakarta.
11. Padmawati,
Retna
Siwi.
(2011).
Gerakan Rumah Bebas Asap Rokok dan
Implikasi
Penerapan
Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok di Yogyakarta.
Ilmu
Kesehatan
Tobacco
Fakultas
Masyarakat.
Indonesia
(QTI),
Kedokteran
Quit
CBMH
Universitas
Gadjah Mada.
12. Purba,
Yuni
Christinawaty.
(2009).
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan,
dan Sikap Remaja Laki-Laki terhadap
Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1
Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
13. Yosantaraputra. Yanwirasti. Abdiana.
(2013). Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Community Health 2014, II:1 10
VOLUME X No X Juli 20XX
Halaman XX - XX
Artikel Penelitian
Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Rokok serta
Pengaruhnya terhadap Perilaku Siswa SMA untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Asap Rokok
di Kota Denpasar Tahun 2015
I Kadek Agus Darma Putra *1, dr. I Made Sutarga, M. Kes.
1
Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Email: dekyeye@gmail.com
*Penulis untuk berkorespondensi
ABSTRAK
Upaya pemerintah dalam mengurangi dampak rokok adalah melalui pengembangan
Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR). Perda KTR ini tidak mengatur tentang larangan
merokok di dalam rumah. Pada kenyataan paparan asap rokok di dalam rumah sangat
tinggi sehingga disamping implementasi Perda KTR penting untuk mewujudkan rumah
bebas asap rokok (Smoke-free Home Initiative). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok serta pengaruhnya terhadap
perilaku siswa SMA untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok di Kota Denpasar Tahun
2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar dengan rancangan penelitian adalah
cross-sectional analitik. Sampel penelitian berjumlah 438 dan data yang dikumpulkan
adalah data primer melalui pengisian angket oleh siswa SMA. Analisis data dilakukan
secara deskriptif, bivariat menggunakan uji chi square, dan multivariat menggunakan uji
regresi logistik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 50,5% siswa SMA memiliki pengetahuan baik
tentang bahaya rokok, 62,6% siswa SMA memiliki sikap baik tentang bahaya rokok, dan
76,7% siswa SMA memiliki perilaku untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok.
Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku mewujudkan rumah
bebas asap rokok (OR=2,5; 95% CI 1,08-5,74). Terdapat hubungan bermakna antara
sikap dengan perilaku mewujudkan rumah bebas asap rokok (R=4; 95% CI 2,44-6,51).
Variabel sikap merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku untuk
mewujudkan rumah bebas asap rokok (AOR=3,2; 95% CI 1,96-5,32).
Memberikan sosialisasi tentang bahaya rokok kepada siswa SMA dapat
meningkatkan perilaku untuk mewujudkan rumah bebas asap rokok.
Kata Kunci: Rumah bebas asap rokok, Perda KTR, Pengetahuan rokok, Sikap rokok
Organization (WHO) tahun 2011 prevalensi
PENDAHULUAN
Indonesia
menempati
peringkat
ketiga
perokok usia 10 tahun ke atas di Indonesia
sebagai jumlah perokok terbesar di dunia
sebesar 46,8% pada laki-laki dan 3,1%
setelah China dan India. Jumlah perokok di
pada perempuan, dengan jumlah perokok
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
mencapai
peningkatan. Menurut data World Health
diantaranya berasal dari kalangan sosial
62,8
juta
dimana
40%
Community Health 2014, I:2 1
ekonomi rendah. (WHO, 2011) Data Riset
usia 13 sampai 15 tahun terpapar asap
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
rokok
sampai
bahwa
mempunyai orang tua perokok. Hasil yang
Indonesia
sama juga dilaporkan Global Adult Tobacco
2013
prevalensi
menunjukkan
perokok
meningkat,
di
tercatat
prevalensi
perokok
di
Survey
dalam
(GATS)
rumah
2011,
dan
72,4%
sebesar
78,4%
usia 15 tahun ke atas 34,2% di tahun
penduduk Indonesia terpapar asap rokok
2007 dimana 81,2% merokok setiap hari
di dalam rumah. Hal ini berarti paparan
dan
rumah
rokok telah terjadi sejak usia dini. Selain
bersama anggota keluarga yang lain. Pada
itu adanya fakta bahwa sebagian besar
tahun 2010 prevalensi perokok meningkat
dari mereka merokok di dalam rumah
menjadi 34,7% dimana 81,3% merokok
menunjukkan durasi paparan yang lebih
setiap hari, dan 76,6% merokok di dalam
lama
rumah bersama anggota keluarga yang
merupakan
lain. Di tahun 2013 prevalensi perokok
rokok,
meningkat menjadi 36,3% dan sekitar
menghabiskan sebagian besar waktunya
75% masih merokok di dalam rumah
ternyata tidak aman bahkan menjadi salah
bersama anggota keluarga yang lain. Hal
satu sumber paparan rokok. (Kemenkes
ini berakibat lebih dari 97 juta orang
RI, 2007 dan 2010)
85,4%
merokok
di dalam
Indonesia yang tidak merokok terpapar
asap rokok dan membunuh setidaknya
225.000
orang
setiap
tahunnya.
(Kemenkes RI, 2007 dan 2010)
karena
Upaya
rumah
tempat
dan
tempat
pemerintah
dampak
rokok
pengembangan
yang
aman,
seharusnya
bebas
dimana
anak-anak
dalam
mengurangi
adalah
Kawasan
asap
melalui
Tanpa
Rokok
(KTR) yang dijabarkan dalam UU No. 36
Peningkatan jumlah perokok juga terjadi di
Tahun
Provinsi Bali. Pada tahun 2007 prevalensi
Menteri Kesehatan dan
perokok di Provinsi Bali sebesar 24,9% dan
Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011, PP
meningkat
Nomor 109 tahun 2013. Terkait dengan
pada
tahun
2010
menjadi
2009
dan
upaya
perokok masih merokok di dalam rumah
Pemerintah
bersama
menetapkan Peraturan Daerah
keluarga
yang
lain.
Berdasarkan Data Riskesdas 2007 40,5%
dari total populasi adalah perokok pasif
dan 59,1% anak balita terpapar asap
Laporan
Global
Youth
pusat
tersebut,
Provinsi
Bali
telah
No. 10
Tahun 2011 tentang KTR (Perda KTR).
(Riskesdas, 2007 dan 2010)
rokok.
Daerah
Bersama
Menteri Dalam
31,0%. Selain itu 68,1% sampai 79%
anggota
pemerintah
Keputusan
Tobacco
Survei (GYTS) 2009 68,8% anak sekolah
Perda KTR tersebut meliputi 7 kawasan
seperti area bermain anak, tempat umum,
sarana kesehatan, tempat kerja, tempat
belajar
mengajar,
tempat
ibadah
dan
angkutan umum. Tujuan penerapan Perda
Community Health 2014, II:1 2
KTR adalah melindungi orang yang tidak
Kota Denpasar yang terdaftar pada tahun
merokok supaya tidak terkena dampak
2015.
buruk dari asap rokok dan menyediakan
udara bersih dan sehat tanpa asap rokok
yang merupakan hak asasi manusia. Perda
KTR ini tidak mengatur tentang larangan
merokok di dalam rumah. Pada kenyataan
paparan
asap
rokok
sangat
tinggi
di
dalam
sehingga
rumah
disamping
Teknik analisis data dibagi dalam tiga
tahap, yaitu analisis univariat digambarkan
dalam bentuk distribusi frekuensi, analisis
bivariat menggunakan ukuran asosiasi Odd
Ratio
(OR),
dan
analisis
bivariat
menggunakan ukuran asosiasi Adjusted
Odd Ratio (AOR).
implementasi Perda KTR penting untuk
mewujudkan
rumah
bebas
asap
rokok
Karakteristik
(Smoke-free Home Initiative).
Hasil dari pengisian angket 438 siswa SMA
METODE
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Kota
Denpasar dengan desain yang digunakan
adalah
cross-sectional
Pengambilan
sampel
analitik.
dilakukan
dengan
cara multistage random sampling yang
dibagi menjadi tiga stage, yaitu memilih
SMA berdasarkan status sekolah, memilih
kelas
HASIL
dari setiap
kelompok
SMA,
dan
memilih siswa di masing-masing kelas
diperoleh
hasil
responden
terbanyak
adalah pada kelompok umur 17 tahun
sebesar 34,7%, jenis kelamin tertinggi
adalah laki-laki sebesar 48,4%. Pendidikan
orang
tua
Sedangkan
≥
SMA
pekerjaan
sebesar
orang
92,7%.
tua
Wiraswasta/Petani sebesar 44,5%.
Tabel 1.
Distribusi
umur,
jenis
kelamin,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan
orang tua siswa SMA di Kota
Denpasar Tahun 2015
yang telah terpilih.
Perhitungan
asumsi
besar
sampel
proporsi
berdasarkan
pengetahuan
baik
mengenai bahaya rokok yaitu 59% (Friska
S.,
dkk
terhadap
2012)
dengan
populasi
5%
penyimpangan
dan
reabilitas
sampel 95%. Sehingga sampel minimal
yang harus dibutuhkan adalah 372 sampel.
Dalam
penelitian
ini
jenis
data
yang
digunakan adalah data primer dimana data
diperoleh
dari
hasil
pengisian
angket.
Angket diberikan kepada siswa SMA di
Pengetahuan
Community Health 2014, II:1 3
Pada tabel 2 siswa SMA yang memiliki
Dari tabel 5 siswa SMA pada kelompok
pengetahuan cukup tentang bahaya rokok
umur
sebesar
berperilaku
50,5%,
berpengetahuan
sedangkan
baik
tentang
yang
bahaya
16
tahun
untuk
berpeluang
1,9
mewujudkan
kali
rumah
bebas asap rokok dibandingkan kelompok
rokok sebesar 43,1%.
umur ≥ 18 tahun, dengan 95% CI 1,04-
Tabel 2.
3,51,
Pengetahuan siswa SMA tentang
Bahaya Rokok di Kota Denpasar
Tahun 2015
dan
bermakna
secara
statistik
dengan nila p = 0,037. Jenis kelamin siswa
SMA
perempuan
berperilaku
untuk
berpeluang
2,4
mewujudkan
kali
rumah
bebas asap rokok dibandingkan laki-laki,
dengan 95% CI 1,46-3,93, dan bermakna
secara statistik dengan nilai p = 0,0002.
Sikap
Berdasarkan
tabel
3
siswa
SMA
yang
Tabel 5.
memiliki sikap baik tentang bahaya rokok
Perilaku untuk Mewujudkan Rumah
Bebas
Asap
Rokok
Berdasarkan
Karakteristik Siswa SMA di Kota
Denpasar Tahun 2015
sebesar 62,6%, sedangkan sikap kurang
sebesar 37,4%.
Tabel 3.
Sikap Siswa SMA tentang Bahaya
Rokok di SMA Kota Denpasar Tahun
2015
Perilaku
Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan
sebesar
76,6%
siswa
SMA
memiliki
perilaku mewujudkan rumah bebas asap
rokok, sedangkan sebesar 23,3% tidak.
Tabel 4.
Perilaku
Siswa
SMA
untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Rokok di
Kota Denpasar Tahun 2015
Perilaku
Berdasarkan
Pengetahuan
dan
Sikap
Berdasarkan
tabel
6
siswa
SMA
yang
memiliki pengetahuan baik berpeluang 2,5
kali berperilaku mewujudkan rumah bebas
asap
rokok
dibandingkan
pengetahuan
kurang, dengan 95% CI 1,08-5,74, dan
bermakna secara statistik dengan nilai p =
0,033. Sikap siswa SMA yang memiliki
Perilaku Berdasarkan Karakteristik
sikap baik berpeluang 4 kali berperilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
Community Health 2014, II:1 4
rokok dibandingkan sikap kurang, dengan
memiliki sikap baik berpeluang 3,2 kali
95% CI 2,44-6,51, dan bermakna secara
berperilaku
statistik dengan nilai p = 0,0001.
bebas
Tabel 6.
kurang. Hasil uji goodness of fit diperoleh
Perilaku
Siswa
SMA
untuk
Mewujudkan Rumah Bebas Asap
Rokok Berdasarkan Pengetahuan dan
Sikap tentang Bahaya Rokok di SMA
Kota Denpasar Tahun 2015
untuk
asap
mewujudkan
rokok
rumah
dibandingkan
sikap
nilai p=0,5242 yang artinya model umur,
jenis kelamin, pengetahuan, dan sikap
terhadap
perilaku
siswa
SMA
untuk
mewujudkan rumah bebas asap rokok fit
dengan uji regresi logistik.
DISKUSI
Pengetahuan
Hubungan Perilaku dengan Karakteristik,
Pengetahuan, dan Sikap
Tabel 7.
Hasil
penelitian
sebagian
Hubungan
perilaku
mewujudkan
rumah bebas asap rokok dengan
karakteristik,
pengetahuan,
dan
sikap siswa SMA tentang bahaya
rokok di Kota Denpasar Tahun 2015
menunjukkan
besar
responden
bahwa
memiliki
pengetahuan cukup tentang bahaya rokok
yaitu
sebesar
50,5%.
Hasil
tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh G. Jelantik & Tjindawang (2012)
mengenai Rokok dan Interaksi Kelompok
Sebaya dengan Kebiasaan Merokok pada
Remaja
di
menunjukkan
memiliki
SMAN
5
hasil
Mataram
yang
sebesar
88,3%
cukup
tentang
pengetahuan
rokok. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh Yosantaraputra dkk (2013) mengenai
Gambaran
Mahasiswa
Universitas
Pengetahuan
dan
Fakultas
Andalas
Sikap
Kedokteran
tentang
Rokok
diperoleh hasil penelitian sebsar 64,5%
Analisis multivariat pada tabel 7 diatas
responden memiliki pengetahuan cukup.
menunjukkan
Sikap
variabel
yang
paling
berpengaruh adalah variabel sikap, dimana
nilai p = 0,001 dengan 95% CI 1,96-5,32,
dan
AOR
3,2
yang
independent/murni
artinya
siswa
pengaruh
SMA
yang
Berdasarkan
hasil
besar
SMA
siswa
tentang
bahaya
penelitian
memiliki
rokok
sebagian
sikap
yaitu
baik
sebesar
62,6%. Hasil tersebut didukung penelitian
Community Health 2014, II:1 5
oleh Yuni Christinawaty (2009) mengenai
Gerakan
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan
Indonesia telah dilakukan di Yogyakarta
Sikap Remaja Laki-laki terhadap Kebiasaan
pada tahun 2012, program ini adalah hasil
Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun
kerjasama antara Dinas Kesehatan Kota
2009 yang diperoleh hasil sebesar 83,3%
Yogyakarta
responden memiliki sikap baik tentang
Indonesia. Gerakan rumah bebas asap
bahaya
dengan
rokok juga telah dideklarasikan Universitas
penelitian yang dilakukan oleh Jeff Loren
Gadjah Mada (UGM) pada Januari 2015,
(2009) mengenai Gambaran Pengetahuan
program rumah
dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
bukan memaksa perokok untuk berhentik
Universitas Sumatera Utara diperoleh hasil
merokok,
melainkan
sebesar
melindungi
anak-anak
rokok.
Begitu
89,9%
juga
responden
memiliki
rumah
bebas
asap
dengan
rokok
Quit
Tobacco
bebas asap rokok
lebih
dan
di
ini
untuk
perempuan
pengetahuan baik tentang rokok. Hasil
terutama ibu hamil (perokok pasif) dari
yang
risiko
sama
Gambaran
juga
diperoleh
Pengetahuan
Mahasiswa
mengenai
dan
Fakultas
Sikap
Kedokteran
Universitas Andalas tentang Rokok yang
kesehatan
akibat
paparan
asap
(QTI)
dan
rokok.
Quit
Tobacco
Indonesia
Kelompok Pengendalian Tembakau di FK
menunjukkan 90,1% responden memiliki
UGM meresmikan kegiatan “rumah bebas
sikap
asap rokok” di 4 kampung di Yogjakarta.
baik
tentang
bahaya
rokok
(Yosantaraputra dkk, 2013).
Adapun alur kegiatan rumah bebas asap
Perilaku
rokok di Yogyakarta adalah yang pertama
Hasil
penelitian
siswa
SMA
bebas
asap
menunjukkan
untuk
rokok
perilaku
mewujudkan
cukup
rumah
besar
yaitu
sebanyak 76,7%. Melihat potensi perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
rokok yang cukup tinggi maka implikasinya
terhadap
program
rumah
bebas
asap
rokok (Smoke-free Home Initiative) yaitu
dapat
tentang
mendukung
Kawasan
Peraturan
Bebas
Asap
Daerah
Rokok
survei perilaku merokok rumah tangga,
sosialisasi
hasil
survei,
intervensi masyarakat
FGD
yang
program
melibatkan
kelompok remaja, perencanaan gerakan
rumah bebas asap rokok, diskusi media
untuk kegiatan rumah bebas asap rokok,
diskusi untuk deklarasi rumah bebas asap
rokok,
penandatangan
deklarasi
rumah
bebas asap rokok dan penempelan media.
Efektivitas hasil kegiatan rumah bebas
(Perda KTR) dengan meningkatkan hal
asap
yang masih dianggap kurang agar program
penurunan suami merokok di dalam rumah
rumah
dari 87,0% menjadi 37,1%, suami tahu
bebas
maksimal.
asap
rokok
berjalan
rokok
tersebut
menunjukkan
kegiatan rumah bebas asap rokok 98,4%,
Community Health 2014, II:1 6
suami setuju kegiatan rumah bebas rokok
rokok sebesar 84,4%. Menurut Riskesdas
meningkat dari 68,0% menjadi 95,7%.
(2013) remaja perempuan lebih sedikit
Kesimpulan yang dihasilkan dari gerakan
rumah bebas asap rokok di Yogyakarta
yang merokok dibandingkan remaja lakilaki.
adalah kegiatan rumah bebas asap rokok
Hasil analisis pengetahuan tentang bahaya
merupakan kegiatan pembiasaan merokok
rokok terhadap perilaku siswa SMA untuk
di luar rumah dan merupakan kegiatan
mewujudkan
rumah
pengendalian tembakau yang paling bisa
diperoleh
hasil
diterima, gerakan rumah bebas asap rokok
pengetahuan tentang bahaya rokok maka
merupakan
perilaku untuk mewujudkan rumah bebas
pendukung
kebijakan
KTR
(Padmawati, dkk. 2011).
Hasil
penelitian
penelitian
Mahasiswa
terhadap
sejalan
dengan
Pengaruh
Persepsi
Kawasan
Tanpa
Rokok (KTR) dan Dukungan Penerapannya
di Universitas Sumatera Utara yang diikuti
oleh 98 responden diperoleh hasil 70,4%
responden
Kawasan
mendukung
Tanpa
asap
rokok
semakin
tinggi
asap rokok juga akan semakin tinggi. Pada
ini
mengenai
bebas
Rokok
penerapan
di
Universitas
siswa
SMA
dengan
baik
tentang bahaya rokok memiliki perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
rokok
sebesar
79,4%.
Dalam
teori
Lowrence Green pengetahuan merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
perilaku kesehatan, dimana pengetahuan
masuk ke dalam faktor faktor pendorong
(predisposing
Sumatera Utara (Febriani, 2014).
pengetahuan
factors).
Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia atau
Perilaku
Berdasarkan
Pengetahuan
dan
Sikap
indra
Berdasarkan
terhadap
diperoleh
hasil
analisis
perilaku
mewujudkan
umur
rumah
hasil
siswa
siswa
bebas
untuk
dalam
rokok
(Notoadmodjo, 2010).
asap
SMA
sebagian
mewujudkan
rumah
kelompok
besar
tertinggi
bebas
untuk
asap
rokok
adalah kelompok umur 16 tahun yaitu
sebesar 79,6%. Pada siswa SMA jenis
perempuan
Pengetahuan
SMA
semua
umur
dimilikinya.
merupakan domain yang sangat penting
pada
Kelompok
yang
karakteristik
mewujudkan rumah bebas asap rokok.
kelamin
hasil tau seseorang terhadap objek melalui
memiliki
perilaku
untuk mewujudkan rumah bebas asap
membentuk
tindakan
seseorang
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
oleh
Solicha
(2012)
mengenai Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Pengunjung
di
Lingkungan
RSUP
Dr.
Kariadi tentang Kawasan Tanpa Rokok
yang
diperoleh
hasil
pada
responden
dengan pengetahuan baik memiliki sikap
patuh
terhadap
kawasan
tanpa
rokok
sebesar 94,3%.
Community Health 2014, II:1 7
Sikap siswa SMA tentang bahaya rokok
memiliki
dapat dilihat dari pernyataan setuju atau
untuk mewujudkan rumah bebas asap
tidak
rokok.
setuju.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan siswa SMA dengan sikap
baik memiliki perilaku mewujudkan rumah
bebas asap rokok sebesar 86,1%. Dalam
teori Lowrence Green sikap merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
perilaku kesehatan, dimana pengetahuan
masuk ke dalam faktor faktor pendorong
(predisposing
factors)
(Notoadmodjo,
2010).
pengaruh
terjadinya
perilaku
Pengaruh independent/murni sikap baik
tentang bahaya rokok berpeluang 3,2 kali
berperilaku
bebas
untuk
asap
mewujudkan
rokok
rumah
dibandingkan
sikap
kurang dimana. Selain itu, perlu dilihat
bahwa
sikap
pengetahuan
dipengaruhi
dimana
oleh
semakin
tinggi
pengetahuan maka semakin tinggi juga
sikap
yang
dimiliki.
Pada
siswa
SMA
Adapun penelitian yang mendukung hal
dengan pengetahuan baik memiliki sikap
diatas
baik tentang bahaya rokok sebesar 68,2%.
adalah
mengenai
Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Guru dan Siswa
tentang Rokok dan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok terhadap Partisipasi dalam
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di SMP
Negeri 1 Kota Medan Tahun 2012 hasil
penelitian menunjukkan responden dengan
sikap baik tentang bahaya rokok memiliki
partisipasi
penerapan
kawasana
tanpa
rokok aktif sebesar 98,6% (Imelda. S, dkk,
2012).
Hasil
penelitian
Imelda
S.
dengan
(2012)
mengenai
Pengaruh
Pengetahuan dan Sikap Guru dan Siswa
tentang Rokok dan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok terhadap Partisipasi dalam
Penerapan Kawasan Tanpa Rokok di SMP
Negeri 1 Kota Medan Tahun 2012 yang
mununjukkan nilai koefisien determinasi
(R2) adalah 0,095 artinya sikap tentang
rokok
Sikap dengan Perilaku
pengaruh
Berdasarkan
analisis
hubungan
multivariat
untuk
yang
paling
berpengaruh untuk mewujudkan rumah
bebas
sejalan
penelitian yang dilakukan oleh Christina
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan
melihat
ini
asap
rokok,
diperoleh
hasil
dan
kebijakan
terhadap
KTR
partisipasi
memberi
dalam
penerapan kawasan tanpa rokok sebesar
9,5%.
SIMPULAN
Pengetahuan
baik
siswa
SMA
tentang
karakteristik yaitu kelompok umur dan
bahya rokok sebesar 43,1%, pengetahuan
jenis kelamin serta pengetahuan tentang
cukup siswa SMA tentang bahya rokok
bahaya rokok tidak memiliki pengaruh.
sebesar 50,5%, dan pengetahuan kurang
Sedangkan sikap tentang bahaya rokok
Community Health 2014, II:1 8
siswa SMA tentang bahya rokok sebesar
1. Febriani,
Tria.
(2014).
Pengaruh
Persepsi Mahasiswa terhadap Kawasan
6,4%.
Sikap baik siswa SMA tentang bahya rokok
sebesar 62,6% dan sikap kurang siswa
SMA tentang bahya rokok sebesar 37,4%.
Tanpa Rokok (KTR) dan Dukungan
Penerapannya di Universitas Sumatera
Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Perilaku siswa SMA untuk mewujudkan
rumah bebas asap rokok sebesar 76,7%
dan
perilaku
mewujudkan
siswa
rumah
SMA
untuk
tidak
bebas
asap
rokok
sebesar 23,3%.
Terdapat
dengan
dengan
SMA
untuk
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
rumah
rokok
Manado.
siswa
bebas
asap
untuk
mewujudkan
rumah
Menengah Pertama (SMP) Islam Yapim
Fakultas
Kesehatan
3. GATS. (2011). Global Adult Tobacco
Survey. Indonesia.
4. GYTS (2009). Global Youth Tobacco
Survei. Indonesia.
5. G. Jelantik, IG Made., Tjindawang, L
Dea. (2012). Hubungan Pengetahuan
2,44-6,51).
Variabel sikap merupakan variabel yang
berpengaruh
SMA
Merokok
Manado.
bebas asap rokok dengan OR = 4 (95% CI
siswa
Bahaya
Sikap
rokok
tentang bahaya rokok dengan perilaku
paling
tentang
dan
bahaya
Terdapat hubungan bermakna antara sikap
SMA
Pengetahuan
antara
dengan OR = 2,5 (95% CI 1,08-5,74).
siswa
Tingkat
bermakna
tentang
perilaku
mewujudkan
A.M Rattu. (2012). Hubungan antara
Tindakan Pencegahannya di Sekolah
hubungan
pengetahuan
2. Friska S. Daju, Jootje M.L Umboh, Joy
untuk
terhadap
mewujudkan
perilaku
rumah
bebas asap rokok dengan AOR = 3,2 (95%
CI 1,96-5,32,).
Remaja tentang Rokok dan Interaksi
Kelompok Sebaya dengan Kebiasaan
Merokok pada Remaja (Studi di SMAN
5). Widyaiswara BPTK Mataram Dinkes
Provinsi NTB.
6. Imelda
S.
Christina.,
UCAPAN TERIMA KASIH
Rusmalawati.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Pengetahuan
dr. I Made Sutarga, M. Kes. atas bantuan
Siswa tentang Rokok dan Kebijakan
dan sarannya, serta SMA di wilayah Kota
Kawasan
Denpasar yang telah bersedia menjadi
Partisipasi dalam Penerapan Kawasan
sampel penelitian ini.
Tanpa Rokok di SMP Negeri 1 Kota
Medan
(2012).
Juanita,
dan
Tanpa
Tahun
Sikap
Rokok
2012.
Pengaruh
Guru
dan
terhadap
Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Community Health 2014, II:1 9
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
7. Loren,
J.
Jurnal Kesehatan Andalas.
(2010).
Pengetahuan
Dan
Gambaran
Sikap
Fakultas
Kedokteran
Sumatera
Utara
Universitas Andalas Tentang Rokok.
Mahasiswa
Universitas
Terhadap
Rokok,
2010. Universitas Sumatera Utara.
8. Kemenkes RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Laporan
Kesehatan
Nasional
Riset
(2008),
Kesehatan
Dasar 2007, Jakarta.
9. Kemenkes RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Laporan
Kesehatan
Nasional
Riset
2011,
Kesehatan
Dasar 2010, Jakarta.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu
Perilaku
Kesehatan.
Rineka
Cipta,
Jakarta.
11. Padmawati,
Retna
Siwi.
(2011).
Gerakan Rumah Bebas Asap Rokok dan
Implikasi
Penerapan
Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok di Yogyakarta.
Ilmu
Kesehatan
Tobacco
Fakultas
Masyarakat.
Indonesia
(QTI),
Kedokteran
Quit
CBMH
Universitas
Gadjah Mada.
12. Purba,
Yuni
Christinawaty.
(2009).
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan,
dan Sikap Remaja Laki-Laki terhadap
Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1
Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
13. Yosantaraputra. Yanwirasti. Abdiana.
(2013). Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Community Health 2014, II:1 10