Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

(1)

Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat

Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di

Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

SKRIPSI

Oleh :

Amni Pratiwi

111101092

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat

Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di

Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

SKRIPSI

Oleh :

Amni Pratiwi

111101092

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

(4)

(5)

Judul :Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Ibu Bersalin di Medan

Nama : Amni Pratiwi NIM : 111101092

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2015

ABSTRAK

Rokok merupakan bahan berbahaya yang didalamnya terkandung komponen padat atau partikel dibagi menjadi tar dan nikotin. Tar adalah kumpulan bahan kimia mengandung karsinogen penyebab kanker sementara nikotin adalah bahan adiktif yang membuat orang menjadi ketagihan dan ketergantungan. Ibu hamil yang menghirup asap rokok dari suaminya yang berada dalam satu ruangan atau satu rumah dapat berpengaruh buruk pada kandungannya. Pengaruh asap rokok dari suami sangat berbahaya karena 75% asap rokok akan terhirup pada ibu hamil sebagai perokok pasif dapat dikatakan resiko tinggi terpapar asap rokok yang menjadi faktor bahaya bagi janin seperti bayi berat badan lahir rendah, bayi lahir prematur, bayi terlahir dengan gangguan jantung bawaan, keguguran dan cacat pada janin seperti bibir sumbing Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat paparan asap rokok selama kehamilan dan gambaran berat badan bayi yang dilahirkan. Disain penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampe Purposive sampling dengan kriteria sampel ibu yang baru melahirkan dengan riwayat terpapar asap rokok selama kehamilan dan ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. Sampel dalam penelitian ini 108 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat paparan asap rokok selama kehamilan ringan ( 50% ) dan mayoritas berat badan bayi yang dilahirkan normal yaitu 2500- 4000 gram. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat paparan asap rokok selama kehamilan ringan dengan berat badan bayi yang dilahirkan normal . Diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan konseling atau penyuluhan kepada pasangan suami istri mengenai bahaya asap rokok terhadan berat badan bayi yang di lahirkan.


(6)

(7)

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim.Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan pertolongan dari-Nya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan”.

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir-butir pemikiran yang sangat berharga bagi peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada Ibunda tercinta Nilawati Pane., Aminullah.,dan abangnda Dian Habibi,SP yang selalu menyemangati, membantu, memberi nasehat, mendukung serta mendoakan peneliti, kemudian kepada :

1. Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Ibu Erniyati,S.Kp.,MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan USU. 3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp.,MNS selaku Wakil Dekan II Fakultas

Keperawatan USU.

4. Bapak Ikhsannudin Ahmad Harahap, S.Kp.,MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan USU.

5. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp.,M.Biomed selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan rela meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti.


(8)

6. Ibu Yesi Ariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep., M.Kes dan Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep sebagai dosen penguji pada sidang skripsi peneliti.

7. Dosen dan seluruh staf pegawai Fakultas Keperawatan USU yang turut mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

8. Anggota Pramuka USU, Komunitas Sepeda Gunung Sumut (KSGS) dan Supriadi, terima kasih buat dukungannya selama ini dan telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya demi kelancaran penulisan skripsi ini. 9. Teman seperjuangan Puan, Sugianti, Devi, Wita, Afina, Nurul,Sururi,serta

rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2011 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utarayang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunanskripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunanskripsi ini masih memerlukanpenyempurnaan baik dalam penulisan, serta isi padaskripsi ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penulisan skripsi ini dimasa yang akan datang dapat lebih baik dan bermanfaat.

Medan, Agustus 2015 Peneliti


(9)

Daftar Isi

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ...ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Daftar Gambar ... x

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Perumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

4.1 Praktek Keperawatan ... 5

4.2 Pendidikan Keperawatan ... 5

4.3 Penelitian Keperawatan ... 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Rokok dan efeknya terhadap hasil konsepsi ... 6

1.1 Zat yang terkandung dalam rokok ... 6

1.2 Perbedaan jenis rokok ... 9

1.3 Jumlah rokok yang dihisap ... 9

2. Kehamilan dan perkembangan fetus ... 10

3. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ... 16

4. Paparan asap rokok pada ibu hamil ... 17

Bab 3. Kerangka Penelitian ... 21

1. Kerangka Konseptual ... 21

2. Definisi Konseptual ... 22

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 23

1. Desain Penelitian ... 23

2. Populasi dan Sampel ... 23

2.1 Populasi... 23

2.2 Sampel ... 23

3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

4. Pertimbangan Etik ... 24

5. Instrumen Penelitian ... 25

5.1 Kuesioner data demografi... 25

5.2 Kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan ... 26

5.3 Kuesioner kehamilan dan berat badan bayi ... 26

6. Valditas dan Reliabilitas ... 27

6.1 Validitas ... 27

6.2 Reliabilitas ... 27

7. Pengumpulan Data ... 28


(10)

Bab 5.Hasil Penelitian... 30

1. Hasil Penelitian ... 30

1.1 Karakteristik Responden ... 30

1.2 Paparan asap rokok... 33

2. Pembahasan... 39

Bab 6. Kesimpulandan Saran ... 46

1. Kesimpulan ... 46

2. Saran ... 46

2.1 Bagi praktek keperawatan... 46

2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 46

2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 47

Daftar Pustaka ... 48

Lampiran 1. Inform consent Lampiran 2. Kuesioner penelitian

Lampiran 3. Lembar persetujuan validitas Lampiran 4. Master table reliabilitas Lampiran 5. Hasil ujireliabilitas KR-21

Lampiran 6. Hasil analisa univariat data demografik Lampiran 7. Master table pengumpulan data

Lampiran 8. Hasil analisa univariat data paparan asap rokok Lampiran 9. Surat persetujuan komisi etik

Lampiran 10. Surat izin uji reliabilitas dan pengambilan data

Lampiran 11. Surat balasan izin uji reliabilitas dan pengambilan data Lampiran 12. Jadwal tentative penelitian

Lampiran 13. Taksasi dana Lampiran 14. Riwaya thidup


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 : Pertumbuhan Panjang dan Berat Badan selamaMasa Janin………. 12 Table 3.1 :Definisi Operasional Penelitian Paparan Asap Rokok dan Berat Bayi

yang Melahirkan di Rumah Sakit dan Klinik Bersalin Medan…….. 22 Tabel5.1: Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteistik Responden di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan ... 31 Tabel5.2 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Paparan Asap Rokok

selama Kehamilan di Beberapa Rumah SakitdanKlinik Bersalin di Medan ... 33 Tabel5.3 : Gambaran Paparan Asap Rokok selama Kehamilan ... 34 Tabel5.4 : Deskripsi Keadaan Merokokoleh Ibu selama Kehamilan... 36 Table 5.5 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat Kesehatan saat Hamil

dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan ... 37 Tabel5.6 : Distribusi dan Persentase Berat Badan Bayi yang dilahirkan ... 37 Tabel5.7 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan Bayi yang dilahirkan

oleh Ibu Berdasarkan Tingkat Paparan Asap Rokok saat Kehamilan.... ... 38


(12)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1: Kerangka Konseptual Gambaran Paparan Asap Rokok selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan………21


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 :Berat Badan Janin Persentil dan Berat Janin dalam Usia Gestasi……….. 15


(14)

Judul :Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Ibu Bersalin di Medan

Nama : Amni Pratiwi NIM : 111101092

Jurusan : Ilmu Keperawatan Tahun : 2015

ABSTRAK

Rokok merupakan bahan berbahaya yang didalamnya terkandung komponen padat atau partikel dibagi menjadi tar dan nikotin. Tar adalah kumpulan bahan kimia mengandung karsinogen penyebab kanker sementara nikotin adalah bahan adiktif yang membuat orang menjadi ketagihan dan ketergantungan. Ibu hamil yang menghirup asap rokok dari suaminya yang berada dalam satu ruangan atau satu rumah dapat berpengaruh buruk pada kandungannya. Pengaruh asap rokok dari suami sangat berbahaya karena 75% asap rokok akan terhirup pada ibu hamil sebagai perokok pasif dapat dikatakan resiko tinggi terpapar asap rokok yang menjadi faktor bahaya bagi janin seperti bayi berat badan lahir rendah, bayi lahir prematur, bayi terlahir dengan gangguan jantung bawaan, keguguran dan cacat pada janin seperti bibir sumbing Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat paparan asap rokok selama kehamilan dan gambaran berat badan bayi yang dilahirkan. Disain penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampe Purposive sampling dengan kriteria sampel ibu yang baru melahirkan dengan riwayat terpapar asap rokok selama kehamilan dan ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. Sampel dalam penelitian ini 108 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat paparan asap rokok selama kehamilan ringan ( 50% ) dan mayoritas berat badan bayi yang dilahirkan normal yaitu 2500- 4000 gram. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat paparan asap rokok selama kehamilan ringan dengan berat badan bayi yang dilahirkan normal . Diharapkan pada penelitian ini dapat memberikan konseling atau penyuluhan kepada pasangan suami istri mengenai bahaya asap rokok terhadan berat badan bayi yang di lahirkan.


(15)

(16)

Rokok merupakan bahan berbahaya yang didalamnya terkandung komponen padat atau partikel dibagi menjadi tar dan nikotin. Tar adalah kumpulan dari ratusan bahan kimia mengandung karsinogen ( dapat menyebabkan kanker) sementara nikotin adalah suatu bahan adiktif yang dapat membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan (Aditama, 2011).

Indonesia merupakan Negara pengguna rokok dengan prevalensi tertinggi se-Asia Tenggara (WHO, 2013).Data WHO Report On The Global Tobacco Epidemic (2013) menunjukkan prevalensi sehari-hari dewasa yang merokok di Indonesia mencapai 29% ditahun 2011. Pada tahun 2012, 12 negara (termasuk Cina dan Indonesia), dengan laki-laki diperkirakan prevalensi yang lebih besar dari 40% dan diperkirakan prevalensi wanita lebih rendah dari 5%, menyumbang hampir 40% dari perokok dunia (Marie, 2012). Proctor (2011) Indonesia merupakan negara produsen rokok urutan ke 5 tertinggi di dunia dengan jumlah rokok yang diproduksi mencapai 57,40 miliar rokok pada tahun 2010. Freeman mencatat terjadinya peningkatan jumlah perokok pria di Indonesia dari 54,3 % pada tahun 2006 meningkat menjadi 57,0 % pada tahun 2012. Berbeda halnya dengan perokok wanita, jumlah perokok wanita menurun dari 4,1 % pada tahun 2006 menjadi 3,6 % pada tahun 2012.

Beberapa tahun belakangan bahaya asap rokok tidak hanya difokuskan pada perokok itu sendiri atau disebut perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Perokok pasif adalah seseorang yang menghirup asap rokok dari orang di


(17)

dekatnya yang sedang merokok. Meskipun perokok pasif tak merokok secara langsung, namun seperti perokok aktif, perokok pasif juga memiliki risiko terserang berbagai penyakit yang disebabkan oleh asap rokok (Amelia, 2012).

Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 dan PP Nomor 19 tahun 2003 tentang bahaya asap rokok menyatakan bahwa dilingkungan seperti tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok. Bahaya paparan asap rokok tidak hanya pada orang yang menghirup langsung, namun juga pada ibu hamil akan membahayakan janin yang dikandungnya (Dinkes Bogor, 2011).

Ibu hamil yang menghirup asap rokok dari suaminya yang berada dalam satu ruangan atau satu rumah dapat berpengaruh buruk pada kandungannya. Pengaruh asap rokok dari suami sangat berbahaya karena 75% asap rokok akan terhirup pada ibu hamil sebagai perokok pasif dapat dikatakan resiko tinggi terpapar asap rokok yang menjadi faktor bahaya bagi janin seperti bayi berat badan lahir rendah, bayi lahir prematur, bayi terlahir dengan gangguan jantung bawaan, keguguran dan cacat pada janin seperti bibir sumbing (Linda, 2011).

Janin dalam kandungan ibu yang terpapar asap rokok dapat menyebabkan kematian mendadak (sudden infant death syndrome), infeksi saluran pernafasan bawah, asma, dan bronchitis. Dalam kehamilan, plasenta akan berfungsi sebagai alat respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau


(18)

beberapa fungsi di atas terganggu, maka janin dan plasenta akan bermasalah (Aditama, 2011).

Hasil dari Riskesdas (2013) menyatakan bahwa presentase balita (0-59 bulan) dengan BBLR sebesar 10,2%. Masalah bayi dengan BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada system pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal dan termoregulasi (Kemenkes, 2013).

Khattar, Awasthi dan Das (2013) mengatakan penyebab terjadinya bayi BBLR dipengaruhi oleh banyak faktor yang berhubungan dengan masa kehamilan, keadaan janin, plasenta dan keadaan lingkungan semasa kehamilan. Ibu hamil yang merokok merupakan penyebab utama bayi berat badan lahir rendah. Perokok pasif mengandung zat beracun yang sama dan akan memberikan efek yang sama pada janin.

Sirajuddin et al (2011) mengatakan paparan asap rokok berhubungan nyata dengan berat lahir bayi. Jumlah minimal yang memberikan efek pada status berat lahir rendah adalah 30 batang/perhari. Faktor yang berhubungan dengan jumlah batang rokok yang diisap adalah pendidikan rendah dan pengeluaran rendah atau kelompok penghasilan rendah memiliki kebiasaan merokok yang lebih tinggi dibanding kelompok menengah atas.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.


(19)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan fenomena yang terjadi, adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.

3. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran data demografi pada ibu saat hamil yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. b. Mengidentifikasi paparan asap rokok pada ibu saat hamil yang

melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. c. Mengidentifikasi gambaran paparan asap rokok selama kehamilan

pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.

d. Mengidentifikasi keadaan ibu hamil yang merokok selama kehamilan pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.


(20)

e. Mengidentifikasi riwayat kesehatan ibu saat kehamilan pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. f. Mengidentifikasi rata-rata berat lahir pada bayi di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan yang lahir dari ibu dengan riwayat paparan asap rokok.

4. Manfaat penelitian

4.1 Bagi Praktek Keperawatan

Sebagai tambahan informasi khususnya pada rumah sakit dalam mengembangkan dan meninkatkan pengetahuan ibu hamil terkait dengan bahaya merokok terhadap kehamilan dan janin.

4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Menambah data dan kepustakaan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan.

4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan bermanfaat bagi kemajuan keperawatan khususnya di Indonesia.


(21)

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nocotiana Eabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin.Tembakau atau produk yang mengandung tembakau adalah zat adiktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit seperti serangan jantung dan pembuluh darah, stroke penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut, impotensi, kelainan kehamilan dan janin. Zat adiktif adalah zat yang apabila dikonsumsi manusia akan menimbulkan adiksi atau ketagihan. Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan beresiko mengalami proses kelahiran bermasalah termasuk berat badan lahir rendah, lahir mati atau lahir cacat. (Dinkes Bogor, 2011)

1.1 Zat yang terkandung dalam rokok

Zat yang terkandung didalam rokok biasanya zat-zat kimia yang bisa membatasi pertumbuhan janin.Zat-zat kimia tersebut mereduksi jumlah sel yang dihasilkan didalam tubuh dan otak janin, salah satunya yaitu zat nikotin yang terkandung didalam rokok membuat pembuluh-pembuluh darah menjadi mengkerut, sehingga mengurangi persediaan darah untuk plasenta yang berakibat terganggunya perubahan janin. Dalam darah perokok kadar karbonmonoksida lebih tinggi. Perempuan perokok yang hamil harus menghentikan kebiasaan


(22)

merokoknya karena akan sangat merugikan kesehatan janin yang dikandung. Karbonmonoksida akan terkonsentrasi dalam darah janin. Karbondioksida akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa kedalam darah, semakin banyak jumlah karbonmooksida dalam darah janin,maka akan semakin rendah berat badan bayi saat lahir. Setiap batang rokok dinyalakan akan mengelurakan lebih 4000 zat kimia yang terkandung dalam rokok yang berdampak bahaya bagi kesehatan ataupun zat yang terkandung dalam rokok diantaranya aseton (bahan pembuat cat), naftalen (bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab kanker), methanol (bahan bakar roket), phenol butane (bahan bakar korek api), polonium 201 (bahan radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai), nikotin dan karbon monoksida (Widiyarso, 2008)

Aditama (2011) menyatakan rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monooksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, 4-ethylcatechol, ortocresol, parylene, dan lain-lain. Secara umum bahan-bahan kimia ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau artikel dibagi menjadi nikotin dan tar adalah kumpulan dari ratusan atau bahkan ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok setelah dikurangi nikotin dan tar. Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen (dapat menyebabkan kanker). Sedangkan nikotin adalah suatu bahan adiktif, bahan yang dapat


(23)

membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan.Daun tembakau mengandung satu sampai tiga persen nikotin.

Bila seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus menghisap bahan-bahan kimia yang disebutkan diatas. Bila rokok dibakar, maka asapnya juga akan berterbangan disekitar siperokok. Asap yang berterbangan juga mengandung bahan yang berbahaya, dan bila asap itu di hisap oleh orang yang ada disekitar siperokok maka orang itu juga akan menghisap bahan kimia berbahaya kedirinya, walaupun ia sendiri tidak merokok. Asap yang dihisap si perokok adalah ”asap utama” dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar yang dihisap oleh orang disekitar perokok disebut “asap sampingan” (Aditama, 2011)

Sangat penting diketahui dan perlu mendapat perhatian adalah kenyataan yang menunjukkan bahwa kadar bahan-bahan berbahaya ternyata lebih tinggi pada asap sampingan daripada asap utama. Kadar aseton pada asap sampingan adalah 2 sampai 5 kali lebih tinggi daripada asap utama, kadar benzene 10 kali lebih tinggi, kadar gas CO sekitar 2,5 sampai 4,7 kali lebih tinggi dan kadar nikotin pada asap sampingan adalah 1,8-3,3 kali lebih tinggi daripada kadar asap utama. Selanjutnya, kadar asam asetat adalah 1,9 sampai 3,9 kali lebih tinggi pada asap sampingan daripada asap utama, kadar hydrogen sianida 4,2 sampai 6,4 kali lebih tinggi, kadar toluene 6 sampai 8 kali lebih tinggi, kadar anilin 30 kali lebih tinggi, dan kadar nikel bisa sampai 3 kali lebih tinggi. Jadi, walaupun asap sampingan dikeluarkan dulu keudara bebas sebelum dihisap oleh perokok pasif, tetapi karena kadar bahan berbahayanya lebih tinggi daripada asap utama, maka


(24)

perokok pasif tetap menerima akibat buruk dari kebiasaan merokok orang disekitarnya (Aditama, 2011)

1.2 Perbedaan Jenis Rokok

Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok yaitu rokok berdasarkan bungkus rokok seperti klobot yang merupakan bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yang berbungkus daun aren, sigaret pembungkusnya seperti kertas, cerutu bahan yang berbungkus daun tembakau. Sedangkan rokok yang berdasarkan bahan baku atau isi yaitu rokok putih dimana rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok kretek dimana bahan baku atau isinya seperti daun tembakau dan cengkeh dan rokok klembak yaitu bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh dan kemenyan (Sharon, 2007)

1.3 Jumlah Rokok yang Dihisap

Bustan,M.N (2000) Menyatakan Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak per hari. Perokok dapat dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1. Perokok Ringan disebut perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

2. Perokok Sedang disebut perokok sedang jika menghisap 10 – 20 batang per hari.

3. Perokok Berat disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang per hari


(25)

Bila sebatang rokok dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan asap rokok maka dalam tempo setahun bagi perokok sejumlah 20 batang (satu bungkus) per hari akan mengalami 70.000 hisapan asap rokok. Beberapa zat kimia dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan bersifat kumulatif (ditimbun), suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksis sehingga akan mulai kelihatan gejala yang ditimbulkan (Mangku s., 1997).

2. Kehamilan dan Perkembangan Fetus

Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru tejadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang atrem (Guyton,1997 dalam Sukarni dkk 2013). Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sperma (Kushartanti, 2004 dalam Sukarni, 2013).

Menurut (Sukarni, 2013) Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan organisme oleh karena pada masa ini ovum yang dibuahi (zigot) mengadakan pembelahan dan diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ yang hampir lengkap sehingga terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses perkembangan organ “dari tidak ada menjadi ada” ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ, misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12, sehingga beberapa sumber mengklasifikasikan pertumbuhan masa embironal sampai dengan minggu ke-12 (trimester pertama kehamilan). Sedangkan minggu ke 12 sampai dengan sekitar minggu ke 40 (pada kehamilan normal/aterm) dimana organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan


(26)

yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup dan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin).

Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi pada masa janin adalah pertumbuhan kepala yang relative lebih lambat dibandingkan tubuh lainnya. Pada permulaan bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari panjang puncak kepala bokong (PPB). Menjelang permulaan bulan kelima ukuran kepala kira-kira sepertiga panjang puncak kepala-tumit (PPT) dan pada saat lahir kira-kira seperempat PPT, karena itu sesuai dengan berlalunya waktu pertumbuhan badan bertambah cepat, tetapi pertumbuhan kepala menjadi melambat (Sadler, 1997).

Sadler (1997) menyebutkan selama bulan ketiga, wajah makin menyerupai menusia. Mata, yang mula-mula menghadap kelateral, menjadi teretak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitifnya disamping kepala. Anggota badan mencapai panjang relatifnya, dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, walaupun anggota badan bawah masih agak pendek dan kurang berkembang dibanding anggota badan atas. Pusat-pusat oksifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Pada minggu ke-12 juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke-6, gelung-gelung usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu kesebelas gelung-gelung ini kembali masuk kr rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan reflex dapat dibangkitkan pada janin yang gugur, yang menujnukan adanya keiatan otot. Akan tetapi gerakan ini sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya.


(27)

Tabel 2.1 pertumbuhan panjang dan berat badan selama masa janin, menurut Sadler (1997)

Umur (minggu) PPB (cm) Berat Badan (g)

9-12 5-8 10-45

13-16 9-14 60-200

17-20 15-19 250-450

21-24 20-23 500-820

25-28 24-27 900-1300

29-32 28-30 1400-2100

33-36 31-34 2200-2900

37-38 35-36 3000-3400

Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat dan pada akhir dari paruh pertama kehidupan dalam Rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm, yaitu kira-kira setegah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berat badan janin hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500 g. Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus, yang disebut rambut lanugo ; alis mata dan rambut kepala juga dapat dilihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan oleh ibunya (Sadler, 1997).

Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah, khususnya selama dua bulan terakhir, yang pertambahannya meliputi 50 persen dari berat badan cukup bulan (kira-kira 3200 g). Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan Nampak berkeriput, karena tidak ada jaringan ikat dibawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau paruh pertama


(28)

bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberapa sistem organ dapat berfungsi, sistem pernafasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik (Sadler, 1997).

Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak dibawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa), yang terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia 28 minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah (Sadler, 1997).

Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapat ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin 3000-3400 g. PPB-nya kira-kira 36 cm, dan PPT kira-kira 50 cm. ciri-ciri seksnya jelas sekali, dan testis seharusnya sudah ada didalam skrotum (Sadler, 1997).

Saat lahir paling cepat dinyatakan sebagai 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan. Oosit biasanya dibuahi 12 jam setelah ovulasi, dan persetubuhan seharusnya berlangsung 24 jam sebelum pembuahan. Seorang wanita hamil biasanya akan memeriksakan dirinya apabila ia duakali berturut-turut tidak mendapatkan haid. Pada saat itu biasanya ia tidak ingat lagi dengan jelas kapan persetubuhan itu berlangsung dan arena saat pertumbuhan struktur ditentukan (Sadler, 1997).

Klasifikasi berat badan lahir berdasarkan Reeder (2012) meliputi hal-hal berikut: Besar terhadap usia gestasi : berat badan diatas persentil ke-90 (atau 2 deviasi standar atau lebih di atas normal) tanpa memperdulikan usia gestasi.


(29)

Sesuai terhadap usia gestasi : berat badan berada diantara persentil10 dan ke-90 untuk usia neonates. Kecil terhadap usia gestasi : berat badan berada dibawah persentil ke-10 (atau 2 deviasi standart dibawah normal). Berat badan lahir rendah adalah berat badan 2500 gram atau kurang pada saat lahir. Berat badan lahir sangat rendah :adalah berat badan 1500 gram atau kurang pada saat lahir.

Berat badan bayi membantu mengkaji pertumbuhan dan usia gestasi membatu mengkaji maturasi. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 40 minggu dan berat badannya kurang dari 2500 g (berada dibawah persentil ke-10 untuk berat badan dan panjang badan) dapat terlahir matang, tetapi pertumbuhannya tidak adekuat. Gangguan ini disebut retardasi pertumbuhan intrauteri, yaitu laju pertumbuhan janin tidak memenuhi nilai yang diharapkan; bayi baru lahir tersebut diklasifikasikan sebagai SGA. Bayi baru lahir yang usia gestasinya 36 minggu dan berat badannya 3500 g (diatas persentil ke-90 untuk berat badan). Dapat terlihat belum matang, tetapi pertumbuhannya berlebihan. Bayi baru lahir yang besar bagi usia gestasi tersebut biasanya lahir dari ibu yang menderita diabetes. Meskipun berat badan bayi tersebut telah mencapai berat rata-rata bayi cukup bulan, tetapi sebenarnya bayi tersebut prematur, dengan maturasi yang tidak sempurna pada berbagai sistem organ. Karena sebagian bayi lahir dibawah persentil ke-10 atau diatas persentil ke-90 dan memiliki pola pertumbuhan yang normal, rasio berat badan terhadap panjang badan dapat dihitung untuk pengkajian yang lebih akurat. Rumusnya dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dalam gram dengan 100 dan membaginya dengan panjang dalam sentimeter kubik (Reeder, 2012)


(30)

Berat Badan (g) x 100 Panjang (cm3)

2.500 g x 100 = 250.000= 2 50 cm3 125.000

Gambar 2.1 berat badan janin persentil ke-10,25, 50,75, dan 90 berat badan janin dalam gram dan usia gestasi (minggu menstruasi) dalam buku (Reeder, 2012)

Bayi baru lahir berisiko mengalami berbagai masalah medis, yang bergantung pada usia gestasinya.


(31)

3. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2449 gram) (Prawironardjo, 2006 dalam Rukiyah et al, 2010).

Janin dengan berat 500 – 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature.Dari minggu 28-36 disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu (Sukarni,2013).

Tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir prematur (Rustam,1998 dalam Rukyah et al, 2010)

BBLR disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor yaitu : genetik (faktor gen, interaksi lingkungan, berat badan ayah, jenis kelamin), kecukupan gizi (nutrisi ibu ketika hamil, kecukupan protein dan energi, kekurangan nutrisi), karakteristik dan berat ibu (berat ibu ketika hamil, paritas, jarak kelahiran), penyakit (infeksi di masyarakat seperti malaria, anaemia, syphilis, rubella), komplikasi kehamilan (eklamsi, infeksi ketika melahirkan), gaya hidup ibu (merokok dan mengkonsumsi alkohol) dan lingkungan (polusi, faktor sosial ekonomi) (WHO, 2007). Pada beberapa kasus, efek merokok pada bayi secara signifikan mempengaruhi berat badan lahir dan mengancam kesehatan janin. Selain itu, bayi yang lahir dilingkungan rumah yang penghuninya merokok akan mengalami efek jangka panjang (Wheeler,2004).


(32)

4. Paparan asap rokok pada ibu hamil

Rokok mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik dan nitrosamine, yang merupakan zat karsinogen yang poten dan agen mutasi pada hewan.Ia dapat menyebabkan pelepasan enzim-enzim dari neutrofil granulosit dan makrofag yang dapat merusakkan elastin dan menyebabkan kerusakan paru-paru. Permeabilitas sel-sel epitel paru akan meningkat walaupun pada perokok yang tidak menunjukkan sebarang simptom dan berhubungan dengan konsentrasi karboksihemoglobin dalam darah. Permeabilitas yang berubah ini dapat menyebabkan zat-zat karsinogen masuk melalui epitel paru dengan lebih mudah (Kumar, 2002).

Menurut Kumar (2002), di antara bahaya dari merokok adalah resiko mendapat penyakit seperti kanker paru-paru, karsinoma esofagus, penyakit jantung iskemik, penyakit pembuluh darah perifer, kanker kandung kermih, peningkatan jumlah sperma yang abnormal serta dapat timbul masalah ingatan. Pada ibu hamil yang merokok, beresiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Pada perokok pasif, dapat terjadi sesak nafas dan batuk serta terdapat resiko mendapat asma, pneumonia serta bronkitis pada anak dengan orang tua yang merokok.Beberapa penelitian mengenai resiko yang mungkin dialami perokok menunjukkan bahawa perokok mempunyai kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkan kematian dibanding bukan perokok.

Nikotin adalah zat dalam rokok yang paling sering diteliti. Senyawa ini diserap dengan mudah oleh paru dan dianggap paling banyak menimbulkan efek


(33)

fermasi dan fisiologis merokok. Kadar nikotin darah sangat beragam berdasarkan pada lama dan intensitas inhalasi, dan adaatau tidaknya filter (Cook et al.,1990;Warner,1989 dalam Reeder 2012). Nikotin diketahui melintasi plasenta, tetapi efek utamanya pada janin secara tidak langsung melalui penyempitan pembuluh darah ibunya dan penurunan ketersediaan oksigen yang disebabkan pelepasan katekolamin dari sel saraf perifer dan kelenjar adrenalin (Kleinman et.al.,1987;Floyd et.al,. 1991 dalam Reeder 2012).

Asap rokok juga mengandung karbon monoksida, yang tercampur dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. Kadar zat ini bisa tiga sampai delapan kali lebih tinggi dari pada kadar normalpada perokok,yang dapat merusak oksigenasi pada ibu dan janin. Produk sampingan asap yang berbahaya juga bias dikirim lewat menyusui (Lieberman et.al., 1990; Fox et.al.,1990 dalam Reeder 2012).

Khatar, Awasthi dan Das (2013), menyatakan bahwa bayi yang dilahirakn prematur, status sosial ekonomi rendah, riwayat berat badan lahir rendah, tidak ada dilakukan pemeriksaan kehamilan, penyakit anemia dan paparan asap rokok adalah hal yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah (BBLR), dimana hubungan dosisnya di temukan (10-20 rokok yang dihisap/hari dan > 20 rokok yang dihisap/hari).

Berat badan lahir rendah akibat paparan asap rokok di lingkungan yang mengenai wanita hamil mungkin disebabkan banyak faktor, termasuk vasokonstriksi sifat nikotin, peningkatan carboxyhaemo-globin, hipoksia jaringan


(34)

janin, mengurangi pengiriman gizi, dan meningkatnya denyut jantung serta tekanan darah. Hubungan dosis-respons antara paparan asap rokok dan BBLR dapat dijelaskan oleh efek kumulatif akibat menghirup nikotin dan karbon monoksida, yang mencapai janin melalui plasenta dan mencegah janin mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuh. Ibu yang merokok merupakan faktor risiko terkena BBLR. Studi yang dilakukan dinegara-negara maju, telah melaporkan bahwa paparan asap rokok pada wanita yang terpapar memiliki kemungkinan peningkatan BBLR, dengan perbandingan kisaran 1,0-2,2. Sebagian besar studi dari India berada diefek paru perokok pasif. Penelitian yang dilakukan di Vellore, Nagpur dan Chandigarh menyatakan bahwa penurunan berat badan lahir bayi dari ibu yang terkena paparan asap rokok menunjukan adanya hubungan yang akurat ( Khatar,Awasthi dan Das, 2013),

Miyake, Tanaka1 and Arakawa (2013), menyatakan dalam penelitian Generation RS bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jam/hari di akhir kehamilan (kehamilan ≥ 25 minggu) secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur.

Sebuah studi kasus-kontrol di Selandia Baru menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan paparan asap rokok ibu di tempat kerja atau saat bersosialisasi, tapi bukan antara risiko usia kehamilan belum cukup bulan dan ayah yang merokok di rumah tangga lainnya. Wanita yang pasangannya merokok selama kehamilan memiliki risiko meningkat secara signifikan kelahiran belum cukup bulan, tapi sebelumna tidak ada riwayat BBLR atau kelahiran prematur. Menurut review oleh Jauniaux


(35)

dan Burton, tembakau racun mengganggu fungsi trofoblas dan biologi sel janin yang mengatur metabolisme protein dan aktivitas enzim, menyebabkan dampak pada pertumbuhan janin, dengan penurunan berat badan, lemak tubuh, dan banyakan parameter tropometri lainnya (Miyake, Tanaka1 and Arakawa, 2013),

Banihosseini Z. S. et al (2013) menyatakan Semua ibu perokok pasif mengalami paparan asap rokok di rumah, bukan di tempat kerja. Suami wanita hamil yang ditemukan menjadi sumber utama paparan (81,4%). Lebih dari setengah subyek terkena (53,7%) dan memiliki teman perokok atau relatif mereka serumah dengan perokok selama kehamilan. Jumlah rata-rata rokok dikonsumsi di rumah adalah enam batang perhari dalam semua trimester. Itu rata-rata waktu paparan asap rokok selama kehamilan adalah 30 menit per hari. Lebih dari setengah kelompok positif (59,3%) tinggal disatu ruangan dengan perokok. Lebih dari 95% dari subyek melaporkan paparan asap rokok sebelum kehamilan.


(36)

Kerangka kerja atau kerangka konseptual adalah gabungan dari beberapa teori yang kemudian membentuk sebuah pola pikir atau kerangka pikir penelitian (Putra, 2012). Pada penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang menggambarkan gambaran paparan asap rokok dengan berat badan bayi yang di lahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan. Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai beikut :

Skema 3.1. Kerangka penelitian gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan

Ibu hamil terpapar

asap rokok

Kejadian

bayi


(37)

2. Definisi Konseptual

Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu paparan asap rokok dan berat badan bayi lahir.

Tabel 1. Definisi operasional Gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Paparan

asap rokok selama kehamilan

Frekuensi dan durasi ibu hamil

berinteraksi dengan asap rokok

dilingkungan rumah atau tempat kerja

Kuesioner Ringan= 1-3 Sedang= 4-6 Berat= 7-10

Ordinal

2 Berat badan bayi lahir

berat badan bayi baru lahir dengan persalinan normal atau sesar yang cukup umur (38 minggu sampai 40 minggu), memiliki berat 2500 gram / 2,5 kg – 4000 gram / 4 kg

Kuesioner < 2000 2500 – 4000 >4000


(38)

mencapai tujuan penelitian, desain berguna sebagai pedoman untuk mencapai tujuan penelitian (Sastroasmoro, 2011).Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dengan berat badan bayi yang dilahirkan oleh ibu yang melahirkan di beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan.

2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sastroasmoro, 2011). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, dan RS ibu dan anak Badrul Aini, klinik Bersalin Sumiariani Medan.

2.2Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap dan dianggap bisa mewakili populasi (Riyanto, 2011. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive sampling, dengan kriteria sampel : ibu yang saat hamil mempunyai riwayat terpapar dengan asap rokok, yang melahirkan di bebrapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin Medan yaitu RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, dan RS ibu dan anak Badrul Aini, klinik Bersalin Sumiariani.


(39)

Sampel pada penelitian ini berdasarkan ktiteria inklusi yaitu seluruh ibu melahirkan di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan dengan riwayat suami perokok. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu kejadian kematian janin dalam Rahim,cacat kongenital dan kelahiran premature.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada juni - Agustus 2015 di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. Alasan peneliti memilih tempat- tempat tersebut karena RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, RS ibu dan anak Badrul Aini, klinik Bersalin Sumiariani belum pernah dilakukan penelitian tentang gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di rumah sakit dan klinik bersalin tersebut.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah melewati Komisi Etik Penelitian Keperawatan dan mendapatkan izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, lalu mengirimkan surat izin ke RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, RS ibu dan anak Badrul Aini, klinik Bersalin Sumiariani sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan beberapa rumah sakit dan klinik bersalin tersebut peneliti mulai mengumpulkan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, prosedur penelitian dan penelitian ini bersifat sukarela sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya tekanan baik secara fisik maupun psikologis. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk


(40)

berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut atau bersedia secara lisan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati keputusannya.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya, pada lembar pengumpulan data.Peneliti cukup memberikan kode pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan catatan tentang data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).

5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan alat berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka dan konsep. Instrumen tersebut terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi responden serta kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan.

5.1 Kuesioner Data Demografi

Instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi berisi kode, tanggal, inisial responden, umur, suku, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, status obstetric dan rata-rata pendapatan keluarga perbulan.

5.2 Kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan

Kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa sering ibu terpapar asap rokok selama kehamilan.


(41)

Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Pada kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan berisi 10 pertanyaan. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas,tegas dan konsisten. Kuesioner ini berupa checklist terhadap pilihan ya atau tidak. Untuk pernyataan ya diberi skor 1 dan untuk yang tidak diberikan skor 0.

5.3 Kuesioner kehamilan dan berat badan bayi

Kuesioner kehamilan dan berat badan bayi bertujuan untuk mengidentifikasi berat badan bayi yang dilahirkan oleh ibu. Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Pada kuesioner kehamilan dan berat badan bayi berisi 4 pertanyaan. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas,tegas dan konsisten. Kuesioner ini berupa checklist terhadap pilihan ya atau tidak. Untuk pernyataan ya diberi skor 1 dan untuk yang tidak diberikan skor 0.


(42)

6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

6.1Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu instrumen dijadikan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dengan berat badan bayi yang dilahirkan, peneliti melakukan konsultasi kepada ahlinya yaitu Nur Afi Darti.,S.Kp.,M.Kep , Nur Asiah Skep,.Ns.,M.Kep dan Mula Tarigan S.Kp.,M.Kes yang dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian dikatakan valid jika nilai Coefisiet Validity Index (CVI) > 0,70. Pada instrumen ini telah dinyatakan valid dengan nilai CVI = 1.

6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan unutk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan tetap bisa konsisten atau sama bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Budiman dan Riyanto, 2013). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data kepada responden dengan kriteria yang sama seperti responden sebenarnya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini telah dilakukan pada 30 contoh sampel yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok sampel penelitian. Uji reliabilitas di lakukan di RS.Haji Medan dengan hasil uji reliabilitas pada kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan adalah 0,79. kuesioner kehamilan dan berat badan bayi adalah 0,73 ini dikatakan reliable karena nilainya > 0.70.


(43)

Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan izin yang telah diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian yaitu RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, RS ibu dan anak Badrul Aini, dan klinik Bersalin Sumiariani. Setelah mendapatkan izin, peneliti datang ke Rumah sakit dan Klinik bersalin tersebut selama waktu penelitian sampai jumlah responden yang dibutuhkan terpenuhi untuk melakukan pengumpulan data penelitian. Setelah calon responden selesai melakukan pemeriksaan atau konsultasi (konseling) dengan para petugas kesehatan, peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia diminta untuk menandatanangi surat persetujuan. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti selama 10 menit dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak mengerti.Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisa.

8. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Notoatmodjo (2010) menyatakan langkah yang diambil untuk proses pengolahan data meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editting atau mengedit data, untuk mengevaluasi atau memeriksa kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian, memasitikan bahwa semua pilihan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk.


(44)

b. Coding atau mengkode data yaitu memberikan angka tertentu pada kuesioner tujuannya untuk mempermudah analisa data pada waktu melakukan tabulasi dan analisa data.

c. Entry atau memasukkan data yaitu melakukan pengolahan data yang dimasukkan ke dalam program atau software komputer. Software ini bermacam-macam dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Salah satu program yang paling sering digunakan ialah program SPSS for Windows. d. Cleaning atau pembersihan data yaitu pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.

Data yang telah diperoleh, ditabulasikan, diolah dan disajikan dalam bentuk statistik deskriptif, yaitu uji statistik univariat. Hasil ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan presentase.


(45)

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan mengenai bagaimana gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di Beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan. Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2015. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 108 orang ibu yang melahirkan di RS.Islam Malahayati, RSU Mitra Sejati, RS Ibu dan Anak Badrul Aini, dan Klinik Bersalin Sumiariani dengan riwayat suami perokok. Berikut akan diuraikan karakteristik demografi responden dan bagaimana gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan.

1.1.Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini seluruh responden adalah ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan dengan riwayat suami perokok. Tabel 5.1 mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi umur, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, status obstetrik dan rata-rata pendapatan keluarga perbulan.


(46)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di Medan (N=108)

Karakteristik Frekuensi

Persentase (%)

Umur

Kurang dari 20 tahun 20 – 35 tahun

Lebih dari 35 tahun

7 92 9 8,5 85,2 8,3 Suku Jawa Batak Minang Aceh Melayu Lainnya 44 47 10 2 4 1 40,7 43,5 9,3 1,9 3,7 0,9 Pendidikan SD SMP SMA PT 3 10 46 49 2,8 9,3 42,6 45,4 Pekerjaan IRT Buruh/tani Wiraswasta PNS/TNI Lainnya 50 5 25 15 13 46,3 4,6 23,1 13,9 12,0


(47)

Status Obstetrik G1 G2 G3 G4 G5 G6 Pendapatan

Rp.1.000.000 – 2.000.000 Rp.2.100.000 – 3.000.000 Rp.3.100.000 – 4.000.000 Rp > 4.000.000

35 29 35 7 1 1 32 21 20 36 32,4 26,9 32,4 6,5 0,9 0,9 28,7 19,4 18,5 33,3

Tabel 5.1 diatas dapat dilihat sebagian besar responden berada dalam kelompok usia reproduksi yaitu 20 – 35 tahun sebanyak 92 orang (85,2%) . Mayoritas responden bersuku Batak sebanyak 47 orang (43,5%) dan jawa sebanyak 44 orang (40,7%). Akan tetapi tidak semua masyarakat bersuku batak dan jawa yang paling banyak mengkonsumsi rokok. Mayoritas Pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 49 orang (45,4%) dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 49 orang (45,5%). Dilihat dari status obstetrik mayoritas merupakan kehamilan pertama dan ke tiga seimbang yaitu sebanyak 35 orang (32,4%) dan rata-rata pedapatan keluarga perbulan yaitu di atas Rp.4.000.000,-/bulan sebanyak 36 orang (33,3%).


(48)

1.2Paparan Asap Rokok

Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 54 responden (50%) terpapar asap rokok ringan, sebanyak 41 responden (41%) terpapar asap rokok sedang dan 13 responden (12%) terpapar asap rokok berat selama kehamilan. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan (n = 108)

Paparan asap rokok Frekuensi (f) Persentase (%)

Ringan 54 50

Sedang 41 38

Berat 13 12

Tabel 5.3 Menunjukan seluruh responden yaitu 108 orang (100%) menyatakan tinggal serumah dengan suami dan anggota keluraga yang merokok. Dimana jumlah orang yang tinggal serumah dengan ibu Mayoritas kurang dari 2 orang yaitu sebanyak 92 responden (85,2%). Sebanyak 41 responden (38%) menyatakan tinggal dengan suami dan anggota keluarga yang merokok kurang dari 10 batang perhari dan 67 responden (62%) tinggal dengan suami dan anggota keluarga yang merokok lebih dari 10 batang perhari dan sebanyak 62 responden (57,4%) menyatakan terpapar asap rokok selama berada dirumah kurang dari 3 jam per hari dan 46 responden (42,6%) ibu terpapar asap rokok di rumah lebih dari 3 jam per hari. Sebanyak 68 responden (63%) ibu tidak berkerja di luar rumah dan 40 responden (37%) ibu berkerja di luar rumah. Sebanyak 51


(49)

responden (47,2%) ibu tidak memiliki rekan yang merokok di tempat ibu berkerja atau berada di lingkungan tempat ibu berkerja dan 57 responden (52,8%) ibu memiliki rekan yang merokok di tempat ibu berkerja atau berada di lingkungan tempat ibu berkerja. Sebanyak 60 responden (55,6%) tidak terpapar asap rokok di luar rumah atau di tempat kerja dan 48 responden (44,4%) terpapar asap rokok di lingkungan rumah dan di tempat kerja. Hal ini menyebabkan mayoritas 54 responden (50%) dari penelitian ini mengalami paparan asap rokok ringan seperti yang telah di lampirkan pada table 5.2 diatas.

Table 5.3 Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan (N = 108)

Pernyataan Frekuensi

(f)

Persentase (%)

1.Ibu tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok

Ya 108 100

Tidak - -

Jumlah orang yang tinggal serumah dengan ibu Kurang dari 2 orang

92 85,2

Lebih dari 2 orang 16 14,8

2. Jumlah rokok yang di hisap oleh anggota keluarga yang merokok selama dirumah

Kurang dari 10 batang/hari 41 38


(50)

3.lama ibu terpapar asap rokok selama di rumah

Kurang dari 3 jam/hari 62 57,4

Lebih dari 3 jam/hari 46 42,4

4. Ibu berkerja di luar rumah

Ya 40 37

Tidak 68 63

5. Rekan kerja ibu merokok di tempat kerja atau di lingkungan tempat ibu tinggal

Ya 57 52,8

Tidak 51 47,2

6.Lama ibu terpapar asap rokok selama berada di luar rumah atau tempat kerja

Kurang dari 3 jam/hari 60 55,6

Lebih dari 3 jam/hari 48 44,4

Tabel 5.4 Pada hasil penelitian ini didapatkan data sebanyak 14 responden (13%) menyatakan merokok selama kehamilan. Mayoritas responden mulai merokok sejak trimester pertama dan 1 responden (0,9%) menyatakan mulai merokok saat trimester kedua. Dimana semua responden yang merokok menyatakan dapat menghabiskan rokok lebih dari 6 batang/hari dengan mayoritas jenis rokok yang di konsumsi adalah rokok berfilter sebanyak 12 responden (11,1%) dan 2 responden (1,9) mengkonsumsi rokok non filter.


(51)

Tabel 5.4 Deskripsi keadaan merokok oleh ibu (n=14) selama kehamilan Pernyataan Frekuensi (f) Persentase (%)

1.Ibu hamil yang merokok selama kehamilan

Ya 14 13

Tidak 94 87

2.jumlah batang rokok yang di konsumsi ibu

Lebih dari 6 batang/hari 14 87

Kurang dari 6 batang/hari - -

3.waktu ibu mulai merokok selama kehamilan

Trimester 1 13 12

Trimester 2 1 0,9

4.jenis rokok yang dikonsumsi oleh ibu

Rokok berfilter 12 11,1

Rokok non filter 2 1,9

Tabel 5.5 Menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase riwayat kesehatan saat hamil dan berat badan bayi yang dilahirkan. Dimana mayoritas 98 responden (90,7%) tidak pernah melahirkan bayi berat lahir rendah yaitu dibawah 2500 gram di kehamilah sebelumnya dan 10 responden (9,3%) menyatakan pernah melahirkan bayi berat lahir rendah di kehamilan sebelumnya dengan riwayat terpapar asap rokok . Mayoritas 81 responden (75%) tidak mengalami komplikasi selama kehamilan dan 27 responden (25%) mengalami komplikasi yang mayoritas mengalami hiperemesis (lihat table 5.6) dan sebanyak 77 responden (71,5%) memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatn ≥4x selama kehamilan.


(52)

Table 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat Kesehatan Saat Hamil dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan (n=108)

Pernyataan Frekuensi (f) Persentase (%)

1.Riwayat kelahiran bayi berat lahir rendan (BBLR)

Pernah 10 9,3

Tidak pernah 98 90,7

2.Mengalami komplikasi kehamilan

Ada 27 25

Tidak ada 81 75

3.Riwayat pemeriksa kehamilan

≤ 3x 31 28,7

≥4x 77 71,3

Table 5.6 Menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase berat badan bayi yang dilahirkan yaitu mayoritas 91 responden (83,5%) melahirkan bayi dengan berat 2500 – 4000 gram dan tidak di dapatkan bayi yang lahir dengan berat badan > 4000 gram.

Table 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase berat badan bayi yang dilahirkan (n = 108)

Pernyataan Frekuensi (f) Persentase (%)

< 2400 gram 17 15,6

2500 – 4000 gram 91 83,5

>4000 gram - -

Jika dilihat berdasarkan tingkat paparan asap rokok, maka keadaan berat badan bayi yang di lahirkan adalah seperti yang terdapat pada table 5.8 di bawah ini.


(53)

Table 5.7 Distribusi frekuensi dan persentase berat badan bayi yang di lahirkan oleh ibu berdasarkan tingkat paparan asap rokok saat kehamilan.

Tingkat paparan asap rokok

Berat Badan Bayi Jumlah <2400

gram

2500 – 4000 gram

>4000 gram

Ringan 9 46 - 55

Sedang 6 41 - 47

Berat 2 4 - 6

Jumlah 17 91 - 108

Table 5.7 menunjukkan bahwa paparan asap rokok ringan mayoritas 46 responden melahirkan bayi dengan berat 2500 – 4000 gram, dan 9 responden melahirkan bayi dengan berat < 2400 gram. Pada paparan asap rokok sedang mayoritas 41 responden melahirkan bayi 2500 – 4000 gram dan 6 responden melahirkan bayi dengan berat < 2400 gram. Sedangan paparan asap rokok berat sebanyak 4 responden melahirkan bayi dengan berat 2500 – 4000 gram dan 2 responden melahirkan bayi dengan berat < 2400 gram. Dimana pada penelitian ini tidak di temukan responden yang melahirkan bayi > 4000 gram.

1. Pembahasan

2.1 Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan Di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin Di Medan


(54)

Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 54 responden (50%) terpapar asap rokok ringan, sebanyak 41 responden (41%) terpapar asap rokok sedang dan 13 responden (12%) terpapar asap rokok berat selama kehamilan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ramadhan (2012) tentang distribusi frekuensi ibu hamil perokok pasif di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Meuraxa Kota Banda Aceh menyatakan dari 45 responden paling besar didapatkan ibu hamil perokok pasif ringan sebanyak 26 orang (57,8%). Kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif merupakan perilaku berisiko yang patut dihindari. Rokok dapat

membahayakan kesehatan terutama ibu hamil karena zat-zat berbahaya yang

terkandung di dalam rokok seperti tar, nikotin, karbon monoksida (CO), dan timah

hitam (Pb) dapat mengganggu pertumbuhan janin di dalam kandungan. Dampak dari

kebiasaan merokok pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, komplikasi

kehamilan, penurunan fungsi paru pada bayi, bayi berat lahir rendah, bahkan

kematian bayi pada saat dilahirkan (Hindmarsh, 2008).

Didalam penelitian ini terdapat 14 responden (13%) menyatakan merokok selama kehamilan dimana semua responden yang meokok menyatakan menghabiskan lebih dari 6 batang rokok/hari. Perokok aktif dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu perokok ringan dan perokok berat. Perokok ringan adalah perokok yang menghisap < 10 batang perhari dan perokok berat adalah orang yang menghisap ≥ 10 batang perhari (Nindriani, 2013). Sebanyak 13 responden (12%) diantaranya mengatakan mulai merokok sejak sebelum hamil atau trimester pertama. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jauniaux (2007) di London. Jauniaux menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok sejak


(55)

awal kehamilan dapat menurunkan berat plasenta dan menyebabkan penurunan berat badan lahir bayi pada saat persalinan.

Sebanyak 94 orang responden (87%) menjawab tidak merokok selama kehamilan, ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan responden dimana 49 orang (45,4%) berpendidikan terakhir perguruan tinggi. Seperti yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2010) pengetahuan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya pendidikan, pengalaman dan sumber informasi. Proverawati (2012) mengatakan Pendidikan yang dimiliki oleh ibu adalah salah satu faktor penentu terjadinya bayi

berat lahir rendah. semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki bu maka semakin

mudah memahami kiat-kiat dalam menjaga kesehatan selama kehamilan.

Penelitian ini mendapatkan 108 responden (100%) menjawab tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok dan sebanyak 92 responden (85,2%) menjawab tinggal bersama suami. Menurut Ridwan (2000) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis risiko pajanan asap rokok terhadap berat badan lahir “, menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir BBLR dari suami yang merokok lebih 10 batang sebesar 59,5% dan untuk yang kurang dari 10 batang lahir BBLR sebanyak 45,5%. Hasil analisis OR sebesar 1,760 95% CI.0,795-3,897, berarti suami dengan merokok lebih 10 batang perhari berisiko 1,76 kali lebih besar untuk mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR). Linda (2011) mengatakan Ibu hamil yang menghirup asap rokok dari suaminya yang berada dalam satu ruangan atau satu rumah dapat berpengaruh buruk pada kandungannya. Pengaruh asap rokok dari suami sangat berbahaya karena 75% asap rokok akan terhirup pada ibu hamil sebagai perokok pasif dapat dikatakan


(56)

resiko tinggi terpapar asap rokok yang menjadi faktor bahaya bagi janin seperti bayi berat badan lahir rendah, bayi lahir prematur, bayi terlahir dengan gangguan jantung bawaan, keguguran dan cacat pada janin seperti bibir sumbing.

Lebih dari setengah responden 67 orang (62%) menyatakan tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok lebih dari 10 batang perhari, hal ini sejalan dengan penelitian Sirajuddin (2011) mengatakan paparan asap rokok berhubungan nyata dengan berat lahir bayi. Jumlah minimal yang memberikan efek pada status berat lahir rendah adalah 30 batang/perhari, dan tidak sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasil perhitungan statistik menunjukkan rokok yang dihisap 1-10 batang per hari oleh perokok aktif di dalam rumah selama ibu hamil, berisiko bagi ibu hamil untuk melahirkan BBLR sebesar 2,47 kali. Paparan asap rokok oleh perokok aktif yang merokok di dalam rumah lebih dari 11 batang, berisiko 3,33 kali lebih besar bagi ibu hamil untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak ada perokok di dalam rumahnya (Irnawati, 2011). Penelitian Khattar (2013) di India yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok memiliki peluang lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. Semakin banyak jumlah paparan asap rokok dari batang rokok yang dihisap maka semakin tinggi pula risiko ibu melahirkan bayi berat lahir rendah. Bila ibu hamil terpapar asap rokok dari suami yang mengkonsumsi rokok antara 11-20 batang setiap hari berisiko 4,06 kali menyebabkan terjadinya bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan yang tidak sama sekali menghisap rokok, bahkan meningkat 17,62 kali lebih berisiko bila terpapar terpapar asap rokok dari


(57)

suami yang mengkonsumsi rokok > 20 batang setiap harinya. Sebanyak 62 responden (57,4%) mengatakan kurang dari 3 jam/hari menghirup paparan asap rokok selama berada di rumah dan 60 responden (55 ,6%) mengatakan kurang dari 3 jam/hari terpapar asap rokok di tempat berkerja atau di lingkungan tempat ibu berkerja. Sesuai dengan penelitian Miyake, Tanaka dan Arakawa (2013), menyatakan dalam penelitiannya di Generation RS didapatkan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok lebih dari 3 jam/hari di akhir kehamilan (kehamilan ≥ 25 minggu) secara bermakna dikaitkan dengan peningkatan risiko BBLR, tetapi tidak lahir prematur.

Sebanyak 68 responden (63%) tidak berkerja di luar rumah tetapi 57 responden (52,8%) menjawab memiliki rekan yang merokok di tempat ibu berkerja atau berada dilingkungan tempat ibu berkerja. Hal ini dikarenakan ada 25 responden ( 23,1% ) memiliki perkerjaan wiraswasta.

2.2 Gambaran kehamilan dan berat badan bayi Di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin Di Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan asap rokok ringan mayoritas 46 responden melahirkan bayi dengan berat 2500 – 4000 gram. Pada paparan asap rokok sedang mayoritas 41 responden melahirkan bayi 2500 – 4000 gram dan pada penelitian ini tidak di temukan responden yang melahirkan bayi > 4000 gram. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Ramadhan (2012) yaitu dari 4 responden yang perokok pasif berat di dapatkan 3 (75%) ibu mengalami kejadian BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah), dari 2 responden yang perokok pasif ringan di dapatkan 9 (34,6%) ibu melahirkan bayi berat badan normal, sedangkan dari 15


(58)

responden yang tidak terpapar dengan asap rokok di dapatkan 15 (100%), ibu melahirkan dengan bayi berat badan normal (tidak mengalami kejadian BBLR). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,004 (p ≤ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penelitian Amiruddin (2007) menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok berisiko 3,7 kali lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, dan kadar nikotin dalam rokok. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin panjang waktu yang dihabiskan untuk merokok, dan semakin tinggi kadar nikotin dalam rokok yang dihisap maka bahaya yang ditimbulkan dari paparan asap rokok pada ibu hamil semakin meningkat. Kandungan nikotin dalam rokok yang dihirup oleh ibu hamil dapat meningkatkan tekanan darah dan adrenalin sehingga nafsu makan dari ibu hamil menjadi menurun. Bila nafsu makan menurun maka asupan makanan bergizi pada ibu hamil menjadi berkurang, begitu juga untuk bayinya. Bila asupan gizi untuk bayi tidak tercukupi maka dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan.

Sebanyak 98 responden (90,7%) tidak pernah melahirkan bayi dibawah 2500 gram dan 10 responden (9,3%) pernah melahirkan berat badan lahir rendah (<2500 garam) pada kehamilan sebelumnya dimana responden tersebut juga terpapar asap rokok di kehamilan sebelumnya tersebut.

Mayoritas 91 responden (83,5%) melahirkan bayi dengan berat badan normal. Didukung dengan hasil penelitian sebanyak (90,7%) ibu yang melahirkan


(59)

tidak punya riwayat melahirkan bayi berat lahir rendah. Data hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu yang melahirkan berusia 20 sampai 35 tahun dimana usia tersebut adalah usia produktif seorang wanita untuk hamil dan melahirkan. Umur 20-35 tahun adalah umur reproduksi yang optmal bagi seorang wanita, karena pada umur tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang, sudah mampu merawat bayi dan dirinya sendiri sebagai seorang ibu (Manuaba, 2012). Sedangkan pada umur dibawah 20 tahun, organ-organ reproduksi wanita tidak dapat berfungsi dengan sempurna. Bila rahim dan panggul wanita belum mencapai ukuran dewasa akan mempermudah terjadinya komplikasi pada masa kehamilan dan persalinan. Demikian pula pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun, organ reproduksinya mengalami penurunan kesehatan karena proses degeneratif sudah mulai bermunculan (Prawirohardjo, 2010). Mayoritas ibu yang melahirkan pada penelitian ini berpendapatan keluarga > Rp. 4.000.000. Sesuai dengan penelitian Amalia (2009) bahwa ibu yang status ekonominya rendah berisiko 4,354 kali melahirkan bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu yang status ekonomi tinggi. Kejadian bayi berat lahir rendah sering terjadi pada ibu dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Proverawati (2012) menyatakan sosial ekonomi masyarakat sering dinyatakan dengan pendapatan keluarga yang mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan, kesehatan, dan pemenuhan gizi dalam keluarganya Status gizi ibu pada masa kehamilan berkaitan erat dengan terjadinya bayi berat lahir rendah karena status gizi pada masa kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan (Manuaba, 2012).


(60)

Hasil penelitian “Gambaran Paparan Asap Rokok selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang di Lahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan” mendapatkan 50% ibu yang melahirkan terpapar asap rokok ringan dengan berat badan bayi lahir 2500 sampai 4000 gram.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

2.1 Praktek Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi teman sejawat, diharapkan dapat memberikan konseling atau penyuluhan mengenai bahaya paparan asap rokok bagi ibu hamil, sehingga kepada ibu hamil agar disarankan untuk menghindari dari asap rokok dan apabila ada keluarga yang merokok diharapkan tidak didalam rumah.

2.2 Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan sumber informasi yang penting bagi mahasiswa, dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai tingkat paparan asap rokok selama dan kaitannya dengan berat badan bayi yang dilahirkan.


(61)

Pada penelitian ini tidak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi rendah selain paparan asap rokok. Diharapkan pada penelitian selanjutnya meneliti tentang faktor yang mempengaruhi bayi berat lahir rendah selain paparan asap rokok.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. (2011).Rokok dan Kesehatan.Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Aditama, 1997.Rokok Dan Kesehatan.Edisi 3.Penerbit Universitas Indonesia. Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian : suatu pendekatan raktik. Edisi revisi

VI. Jakarta Wacana Medika Badan Pusat Statistik. 2014, Angka

Kematian Balita.[online]. http://www.bps.go.id/int/in

dex.php/indikator/79 [diakses 16 November 2014]

Amalia, Lia. 2009. Faktor Risiko Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di RSU Dr. MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. Gorontalo : Jurusan Kesehatan Masyarakat FIKK Universitas Negeri Gorontalo.

Amiruddin, Ridwan. 2007. Risiko Paparan Asap Rokok dan Obat-Obatan Terhadap Kelahiran Prematur di Rumah Sakit Siti Fatimah Makassar. Makassar : Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanuddin.

Banihosseini. Z. S. et al (2013). The effect of cigarette smoke exposure on vitamin D level and biochemical parameters of mothers and neonates. Journal of

diabetes & metabolic disordes.

Http://www.jdmdonline.com/content/12/1/19

Budiman, dan Riyanto Agus. (2013). Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan Bogor, (2011). Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Manusia. Bogor: http://dinkes2.bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&view=artic le&id=171&Itemid=122 Dibuka 07 April 2012

Hindmarsh, Peter. 2008. Gender, Smoking During Pregnancy and Gestational Age Influence Cord Leptin Concentrations in Newborn Infants. London : Paediatric Endocrinology at University College Hospital

Irnawati, dkk. (2011) Ibu hamil perokok pasif sebagai faktor risiko bayi berat lahir rendah. Jurnal gizi klinik indonesia Vol. 8, no. 2, oktober 2011: 54-59. 22/2/2013 12:00

Jauniaux, Eric. (2007). Morphological and Biological Effects of Maternal

iExposure to Tobacco Smoke on the Feto-Placental Unit. London : Royal Free and University College London Medical School.

Kemenkes. (2013). Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Khattar, D., Awasthi, S., dan Das, V. (2013). Residental environmental tobacco smoke exposure during pregnancy and low birth weight of neonates : Case


(63)

control study in a public hospital in Lucknow, India. Journal of Indian Pediatrics.Vol : 50. Pp : 134-137

Kumar P., Clark M., 2002.Clinical Medicine, 5th Edition. London: W B Saunders Ltd. 855-857.

Linda. (2011). Janin Yang Terpapar Nikotin.Diakses dari.

http://www.mediasari.com/2011/07/ancaman-rokok-bagi-wanita-hamil.html. dibuka tanggal 06 Oktober 2014

Mangku, S.(1997).Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta:Gramedia Marie et.al (2012).Smoking prevalence and cigarette consumption in 187

countries, 1980-2012.The journal of the American Medical

Association.Vol : 311. No.2

http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=1812960#Conclusi ons.

Manuaba, I.B. Gde. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Miyake, Y., et al. (2013). Active and passive maternal smoking during pregnancy and birth outcomes: The Kyushu Okinawa Maternal and Child Health Study. BMC Pregnancy and Childbirth 2013. http://www.biomedcentral.com/1471-2393/13/157.

Nindriani, Yuli. 2013. Hubungan Kebiasaan Merokok dan Olahraga Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Polisi Lalu Lintas. Jawa Timur : Program Studi Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : Pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Proctor.R. (2011).Cigarettes are being extruded – and thereforesmoked– at a rateof more than 300 millionmiles per year, which is about 34,000 miles

perhour, 24 hours a day. Manufacturing Cigarettes.

http://www.tobaccoatlas.org/uploads/Files/pdfs/industry/manufacturing/m anufacturing_pdf.pdf

Proverawati, Atikah. 2012. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Putra, Sitiatava Rizema. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta : D-Medika.

Ramadhan,N (2012). Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Badan Layanan Umum Daerah RSU Meuraxa Banda Aceh. Jurnal Ilmiah STIKES U’Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012. Reeder., Martin., dan Griffin.(2012).Keperawaran Maternitas: Kesehatan


(64)

Ridwan. (2000). Analisis Risiko Pajanan Asap Rokok Terhadap Berat Badan Lahir. Di RumahSakit Fatimah, Makasar. Jurnal Saintek vol 6 no 3

Riyanto,A (2011). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Sadler,T.W. (1996). Embriologi kedokteran Langman. Jakarta:EGC

Sharon, G. (2007). Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan Tembakau. Sastroasmoro, Sudigdo, dan Sofyan Ismail. (2011). Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.

Setyowati T.1996, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan Sirajuddin., Tamrin. A., Hartono. R., dan Manjilala. (2011). Pengaruh paparan

asap rokok terhadap kejadian berat badan lahir bayi di Sulawesi Selatan. Media gizi pangan. Vol XI edisi 1.

Sukarni k dan Wahyu p,2013,BukuAjar KeperawatanMaternitas,Yogyakarta,Nuha Medika


(65)

Lampiran 1. Inform consent

LEMBAR PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul Penelitian : Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

Peneliti : Amni Pratiwi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran paparan asap rokok selama kehamilan dan berat badan bayi yang dilahirkan pada ibu yang melahirkan di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin di medan. Calon responden yang ditemui akan diberi informasi terlebihdahulu mengenai maksud dan tujuan peneliti, jika yang bersangkutan bersedia menjadi responden maka ia diminta untuk menandatangani Lembar Persejutuan Menjadi Responden Penelitian, setelah itu responden diminta untuk mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan peneliti, dengan pilihan jawaban ya dan tidak untuk pertanyaan paparan asap rokok selama kehamilan, serta pilihan jawaban ya dan tidak untuk mengetahui kehamilan dan berat badan bayi. Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang disampaikan responden dan tidak akan digunakan untuk hal di luar kepentingan penelitian.

Medan, Juli 2015 Peneliti,


(66)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Setelah membaca penjelasan tentang penelitian yang berjudul “Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan”, maka saya dengan sukarela dan tanpa paksaan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Medan, Juli 2015 Responden,


(67)

Lampiran 2. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang Dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan

Klinik Bersalin di Medan

Kode : Tanggal :

Petunjuk pengisian

1. Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda (√) pada pilihan pernyataan yang telah disediakan. Isilah kolom yang kosong dengan jujur.

2. Bila ada pernyataan yang kuran dimengerti, Ibu dapat menanyakan kepada peneliti.

I. Data Demografi

1. Inisial Nama : ……….. (Diisi oleh peneliti) 2. Umur : ……….. tahun

3. Suku : Jawa Mandailing Batak Karo

Minang Melayu Aceh Lain-Lain. 4. Agama : Islam

Kristen Protestan Kristen Katolik


(68)

Hindu Budha

Lain – lain ……..

5. Pendidikan : SD S SMP S SMU PT 6. Pekerjaan : Tidak Bekerja PNS/TNI

Buruh/Tani lain-lain Wiraswasta

7. Status Obstetri : G: .… P: .… Ab; .… (diisi oleh peneliti) 8. Rata-rata pendapatan keluarga perbulan : ...

II.Kuesioner paparan asap rokok selama kehamilan

1. Apakah Ibu merokok selama kehamilan

a) Ya b) tidak

( jika no.1 Ya, maka lanjutkan menjawab soal no 2, 3 dan 4 ) 2. berapa batang sehari ibu merokok ……….batang/hari 3. Sejak kapan ibu mulai merokok? ……….

4. Jenis rokok apa yang ibu hisap? ………

5. Apakah Ibu tinggal serumah dengan anggota keluarga yang merokok?

a) Ya b) tidak

Jika ya,berapa orang yang merokok dan tinggal serumah dengan Ibu? sebutkan………….. orang

6. Jika no.5 Ya, Berapa batang jumlah rokok yang dihisap oleh anggota keluarga Ibu yang merokok selama dirumah?... batang/hari


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

TAKSASI DANA

No KEGIATAN BIAYA

1 Menyiapkan proposal sampai sidang proposal Biaya internet dan pulsa modem Kertas A4 80 gr 1 rim

Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka Fotokopi memperbanyak proposal Sidang proposal

Rp. 100.000,00 Rp. 40.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 100.000,00 2 Pengumpulan data dan analisa data

Izin penelitian dan ethical clearance fakultas keperawatan USU

Biaya pengambilan data di RS Islam Malahayati

Biaya pengambilan data di RSU Mitra Sejati

Biaya pengambilan data di Klinik Sumiariani

Biaya pengambilan data di RS Ibu dan Anak Badrul Aini

Transportasi

Fotokopi Kuesioner dan informed consent Cinderamata Rp. 100.000,00 Rp. 150.000.00 Rp. 250.000.00 Rp. 175.000.00 Rp. 100.000.00 Rp. 200.000,00 Rp. 60.000,00 Rp. 300.000,00 3 Pengumpulan laporan skripsi

Kertas A4 80 gr 1 rim Jilid skripsi

Fotokopi laporan penelitian Sidang skripsi

Rp. 40.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00


(6)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Amni Pratiwi Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Medan / 06 Oktober 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pelajar Timur Gg. Darmo Perumahan Mansion At Pelajar No.6,Kec.Medan Denai

No. HP : 085761480363

Nama Ayah : Aminullah Nama Ibu : Nilawati Pane Riwayat Pendidikan :

1. 1997 – 1999 : TK Pertiwi Candirejo, Air molek, INHU, Riau 2. 1999 – 2005 : SD. Negeri 04 Air molek, INHU, Riau

3. 2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Air molek, INHU, Riau 4. 2008 -2011 : SMA Negeri 3 Padang sidimpuan


Dokumen yang terkait

Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Berat Badan Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

11 111 74

Karateristik Ibu yang Melahirkan Bayi dengan berat Badan lahir Rendah (BBLR) di Rumah sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tahun 2012-2013

0 42 101

Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003 -2004

0 33 99

Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Badan Bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011

0 41 59

Karakteristik Ibu Yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sri Ratu Medan Tahun 1999-2001

0 29 92

Gambaran Tekanan Darah Ibu Dan Berat Badan Bayi Baru Lahir Pada Ibu Yang Melahirkan Dengan Umur Kehamilan Aterm Di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2014. 2015

0 19 53

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 5

Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

0 0 49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok dan efeknya terhadap hasil konsepsi - Gambaran Paparan Asap Rokok Selama Kehamilan dan Berat Badan Bayi yang dilahirkan pada Ibu yang Melahirkan di Beberapa Rumah Sakit dan Klinik Bersalin di Medan

0 0 15

Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Berat Badan Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan

0 0 21