Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung).

(1)

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN

PENJUALAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Oleh

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN

PENJUALAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Oleh

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti NIM. 1205315083

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(3)

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN

PENJUALAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti NIM. 1205315083

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakanplagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 5 November 2015 Yang menyatakan,

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti NIM. 1205315083


(5)

ABSTRACT

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti. Nim 1205315083. Marketing Strategies to Increase Sales Organic Fertilizer (Case Study on 174 Simantri Gapoktan Dharma Pertiwi Lukluk Village, District Mengwi, Badung ). Supervised By: Ir. Nyoman Parining, M.Rur.M and Dr. I Gede Putra Adi Setiawan , SP, MSi

The marketing strategy is a form of plan that decompose in the field of marketing. To obtain optimal results, marketing strategies have a broad scope in the field of marketing include the strategy in the face of competition, pricing strategy, product strategy, service strategy and so on. This study aims to determine the general strategy and alternative strategies for marketing organic fertilizer at 174 Simantri Gapoktan Dharma Pertiwi.

This study was conducted in July 2015 held at 174 Simantri Gapoktan Dharma Pertiwi Lukluk Village, Mengwi sub district, district Badung.Sumber research data from the primary data and secondary data. Respondents of this study is a good expert respondents category of actors, academia, the bureaucracy and the categories of consumers.

The analytical method used in this research is the analysis of the corporate environment that consists of a matrix of IFAS (Internal Strategic Factors) and matrix analysis EFAS (External Strategic Factors), the SWOT matrix and matrix IE (internal external). Analysis of IE matrix based on the score matrisk IFAS and matrix EFAS to obtain the position of the business of Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi is in cell 1, namely Growth, this position illustrates Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi in internal conditions are very strong and the response effort organic fertilizer is to external factors that it faces is high. SWOT matrix analysis resulted in several alternative strategies contained in columns such strategies SO strategies produce four alternative strategies, strategy 3 ST generate alternative strategies, WO strategy resulted in four alternative strategies and strategies WT produce three alternative strategies.


(6)

ABSTRAK

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti. Nim 1205315083. Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung). Dibimbing Oleh :Ir. Nyoman Parining, M.Rur.M dan Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP, MSi

Strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terurai di bidang pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam menghadapi persaingan, strategi harga, strategi produk, strategi pelayanan dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi umum dan strategi alternatif pemasaran pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 bertempat di Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sumber data penelitian ini dari data primer dan data sekunder. Responden penelitian ini adalah pakar baik responden kategori pelaku, akademisi, pihak birokrasi dan kategori konsumen.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan perusahaan yang terdiri dari matriks IFAS (Faktor Strategi Internal) dan analisis matriks EFAS (Faktor Strategi Eksternal), matriks SWOT dan matriks IE (internal eksternal). Analisis matriks IE berdasarkan pada hasil skor matrisk IFAS dan matriks EFAS sehingga didapatkan posisi usaha dari Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi berada pada sel 1 yaitu Growth, posisi ini menggambarkan Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi dalam kondisi internal yang sangat kuat dan respon usaha pupuk organik ini terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Analisis matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO menghasilkan 4 alternatif strategi, strategi ST menghasilkan 3 alternatif strategi, strategi WO menghasilkan 4 alternatif strategi dan strategi WT menghasilkan 3 alternatif strategi.


(7)

RINGKASAN

Pupuk organik mulai diminati oleh banyak kalangan seperti :pengusaha, produsen, pedagang dan mulai beralih ke produk organik dengan memanfaatkan berbagai limbah untuk pembuatan pupuk organik. Proses pengolahan limbah hasil ternak dapat dikemas menjadi pupuk organik padat (bio kultur) dan urin (bio urin) yang memiliki keunggulan ganda, selain bermanfaat bagi tumbuhan juga dapat memperbaiki unsur hara pada tanah yang tidak dimiliki oleh pupuk kimia, sehingga kesuburan tanah bisa dijaga. Pertanian organik yang sedang berkembang memerlukan peningkatan pasokan pupuk organik. Pengembangan pupuk organik salah satunya dapat dilihat dari segi pemasarannya, dimana memerlukan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan pupuk organik tersebut.

Kebijakan pembangunan pertanian yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah meningkatkan pola integrasi dan kemitraan antar sektor maupun inter sektor, pengembangan pertanian dalam satu kawasan, pengembangan pertanian ramah lingkungan dengan mendorong pertanian organik, peningkatan daya saing produk (kuantitas, kualitas,dan kontinuitas). Gapoktan yang kegiatannya berbasis pada usaha pengembangan pupuk organik adalah Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi berdiri tanggal 7 Juli 2009 yang berlokasi di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Salah satu tujuan dari Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi adalah ikut mendukung program pemerintah yaitu menuju pertanian organik. Adapun produk yang dihasilkan yaitu pupuk padat dengab merek


(8)

dagang “Puti Damar” dan pupuk cair namun yang dipasarkan adalah pupuk padat sedangkan pupuk cair digunakan oleh anggotan dari Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, peluang, kelemahan, ancaman dan tatanan bisnis pupuk organik dan mengetahui bagaimana posisi usaha pupuk organik dan strategi pemasaran seperti apa yang relevan digunakan oleh Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

Penelitian ini menggunakan dua tahap yaitu tahap pertama mengetahui Strategi umum pemasaran pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi dengan menggunakan analisis matriks IFAS analisis matriks EFAS. Analisis matriks IFAS dengan skor total 3,22 Analisis matriks EFAS dengan skor total 3,20. Berdasarkan hasil dari matriks IFAS dan EFAS, maka dapat disusun matriks IE dan menempatkan strategi umum pemasaran pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi pada sel 1. Posisi ini menggambarkan Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi dalam kondisi internal yang sangat kuat dan respon usaha pupuk organik ini terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong tinggi. Tahap kedua untuk mengetahui Strategi alternatif pemasaran pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi menggunakan analisis Matriks SWOT yang dihasilkan dari kombinasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Analisis matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi yang terdapat dalam kolom strategi diantaranya strategi SO (Strengths Opportunities) menghasilkan 4 alternatif strategi, strategi ST (Strengths Threaths)


(9)

menghasilkan 4 alternatif strategi dan strategi WT (Weaknesses Threaths) menghasilkan 3 alternatif strategi

Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi sebagai produsen pupuk organik bisa mempertahankan dan lebih mengembangkan usahanya agar bisa mempertahankan gelar pelopor pupuk organik di Kabupaten Badung dan Provinsi Bali dengan harapan agar lahan di Kabupaten Badung masih tetap produktif dalam menghasilkan produk-produk pertanian dan perkebunan yang sehat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.


(10)

STRATEGI PEMASARAN UNTUK

MENINGKATKANPENJUALAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti NIM. 1205315083

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Nyoman Parining, M. Rur. M Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP, MSi NIP. 196006021986012001 NIP. 197809142000121001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana


(11)

STRATEGI PEMASARAN UNTUK

MENINGKATKANPENJUALAN PUPUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

Dipersiapkan dan diajukan oleh Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti

NIM. 1205315083

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 7 Januari 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No: 02/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 5 Januari 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Dr. I Wayan Budiasa, SP.,MP Anggota :

1. Ir. I Wayan Widyantara, MP 2. Drs. I Ketut Rantau, M.Si 3. Ir. Nyoman Parining, M. Rur. M


(12)

RIWAYAT HIDUP

Ni Luh Gede Wulan Adi Praniti lahir di Tabanan pada tanggal 16 Januari 1994. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan I Nyoman Wirawan dan Putu Nyani.

Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak Katholik Tegal Jaya (1999-2000). Pendidikan dasar ditempuh di SD Katholik Tegal Jaya

(2000-2006). Kemudian penulis melanjutkan ke SMP Pancasilan Canggu (2006-2009). Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA 2 Mengwi (2009-2012). Penulis kemudian diterima melalui Jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) Tahun 2012 pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Pada saat pemilihan konsentrasi, penulis memilih Konsentrasi Pengembangan Bisnis.

Selama masa kuliah, penulis aktif dalam organisasi yaitu sebagai anggota dari Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa Universitas Udayana selama 2 Tahun dari tahun 2012-2014. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan kampus, diantaranya adalah mengikuti kegiatan Dies Natalis Universitas Udayana sebagai peserta kontemporer mewakili Fakultas Pertanian, sebagai panitia Expo Fakultas Pertanian, panitia Student Day Universitas Udayana, dan berbagai kegiatan kampus lainnya.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Penjualan Pupuk Organik (Studi Kasus pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) merupakan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi umum pemasaran pupuk organik ditinjau dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan posisi usaha pupuk organik dan mengetahui bagaimana strategi alternatif pemasaran pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar sarjana. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. I Wayan Widyantara, MP selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.


(14)

3. Ibu Ir. Nyoman Parining, M.Rur.M, selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP, M.Si, sebagai dosen pembimbing 2 yang telah memberikan banyak pengarahan, motivasi dan bimbingan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

5. Bapak Drh. I Gusti K. Susilabawa (Ketua Gapoktan Dharma Pertiwi), Bapak I Wayan Nesa (Ketua Poktan Padang Luwih), Ibu Ni Made Supartini (Bendahara), segenap pengurus Gapoktan Dharma Petiwi, anggota Simantri 174, konsumen pupuk organik putri damar, rekan-rekan mahasiswa yang sudah membantu dalam proses penelitian serta memberikan banyak informasi terkait dengan penelitian penulis.

6. Bapak Ir. A.A Ngurah Wila Kusuma, Msi (Sekretaris Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung), Bapak Ir. I Wayan Witra, (Kepala Bidang Tanaman Pangan), Bapak Ir. A.A Rai Wirawan (Kepala Bidang Bina Pengelolaan Lahan dan Air), Bapak Ir. Dwi Atmika Arya Rumawan, MM (Kepala Bidang Perkebunan ) dan Bapak Ir. I Wayan Putra Mardana (Kepala Bidang SDM dan Penyuluhan) yang telah membantu dalam proses penelitian serta memberikan banyak informasi terkait dengan penelitian penulis.

7. Orang tua, Bapak I Nyoman Wirawan dan Ibu Ni Putu Nyani, serta adik-adik tercinta yang selalu mendukung dan menjadi motivasi dalam setiap perjuangan penulis selama ini. Terimakasih atas kasih sayang, doa, dan perjuangan yang tiada henti.


(15)

8. Orang-orang terdekat yang tersayang Taran, Mega, Indri, Trira, Irene, Edi Suyoga, Dwiyani, Trisna, dan teman-teman lainnya agribisnis angkatan 2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bantuannya, dan keluarga besar KKN Jatiluwih periode X, terimakasih atas segala semangat, kerja keras, begadang, cerita, keceriaan, kekeluargaan, dan segala kegilaan lainnya. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam menyeleaikan skripsi ini.

Terimakasih atas bantuan dan motivasi, mohon maaf apabila penulis banyak melakukan kesalahan selama menulis skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

Denpasar, 5 Januari 2016


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

SAMPUL DALAM ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ...iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

RINGKASAN ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN ... ix

TIM PENGUJI ... x

RIWAYAT HIDUP ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI... xv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN... xxi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6


(17)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran... 7

2.2 Lingkungan Usaha ... 10

2.3 Kotoran Sapi ... 14

2.4 Pupuk Organik ... 17

2.5 Penelitian terdahulu ... 20

2.6 Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Data Penelitian... 24

3.2.1 Jenis data ... 24

3.2.2 Sumber data ... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data... 25

3.4 Responden Penelitian... 26

3.4.1 Responden lingkungan internal kategori pelaku ... 26

3.4.2 Responden lingkungan eksternal kategori akademisi ... 27

3.4.3 Responden lingkungan eksternal kategori birokrat ... 27

3.4.4 Responden lingkungan eksternal kategori konsumen ... 28

3.5 Variabel Dan Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Konsep Operasional... 31

3.7 Analisis Data... 32


(18)

3.7.3 Matriks internal eksternal (IE) ... 35

3.7.4 Matriks SWOT ... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah ... 38

4.2 Sejarah Singkat Gapoktan Dharma Pertiwi ... 38

4.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.4 Struktur Organisasi ... 40

4.5 Aktivitas Perusahaan ... 42

4.6 Sumber Daya Manusia Perusahaan ... 44

4.7 Tata Tertib Perusahaan ... 44

4.8 Perusahaan Pesaing ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden ... 47

5. 2 Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi... 48

5.2.1 Identifikasi faktor-faktor internal Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi... 48

5.2.2 Identifikasi faktor-faktor eksternal Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi... 57

5.3 Strategi Umum Pemasaran Pupuk Organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi... 64

5.3.1 Analisis matriks faktor strategi internal (IFAS) ... 64

5.3.2 Analisis matriks faktor strategi eksternal (EFAS) ... 66

5.3.3 Posisi usaha pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi berdasarkan analisis matriks IE (internal eksternal) .... 68


(19)

5.4 Strategi Alternatif Pemasaran pupuk organik pada Simantri 174

Gapoktan Dharma Pertiwi... 70

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 74

6.2 Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(20)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1.1 Tabel Penjualan Pupuk Organik Tahun 2012 s.d 2014 Simantri 174

Gapoktan Dharma Pertiwi ... 4

1.2 Tabel Penjualan Pupuk Organik Bersubsidi tahun 2014 ... 5

3.1 Tabel Variabel dan Pengukuran Variabel Strategi Pemasaran Pupuk Organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi ... 29

3.2 Tabel Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 34

3.3 Tabel Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 35

5.1 Tabel Karakteristik Responden ... 47

5.2 Tabel Bahan Baku Pupuk Organik Tahun 2012 ... 52

5.3 Tabel Bahan Baku Pupuk Organik Tahun 2013 ... 52

5.4 Tabel Bahan Baku Pupuk Organik Tahun 2014 ... 53

5.5 Tabel Penjualan Pupuk Organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Tahun 2012 s.d 2014 ... 58

5.6 Tabel Analisis Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 65


(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten.

Badung ... 23 3.1 Gambar Skema Diagram Matriks IE ... 36 3.2 Gambar Skema Diagram Matriks SWOT ... 37 4.1 Gambar Struktur Organisasi Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi

Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten.

Badung ... 41 5.1 Gambar Skema Diagram Matriks IE Pemasaran Pupuk Organik Pada Simantri

174 Gapoktan Dharma Pertiwi ... 69 5.2 Gambar Skema Diagram Matriks SWOT Pupuk Organik Simantri 174


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Kuisioner Penelitian SWOT ... 77 2. Perhitungan Nilai Bobot ... 87 3. Perhitungan Nilai Rating ... 89 4. Pemasaran Pupuk Organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi

Tahun 2012-2014 ... 91 5. Lampiran Foto ... 100


(23)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pertanian saat ini sedang gencarnya melaksanakan programGoGreenyang mana semua produk pangan bersifat organik. Melihat peluang tersebut banyak kalangan (pengusaha, produsen, dan pedagang) yang cepat beralih ke produk organik dengan memanfaatkan berbagai limbah untuk pembuatan pupuk organik. Proses pengolahan limbah hasil ternak dapat dikemas menjadi pupuk organik padat (bio kultur) dan urin (bio urin) yang memiliki keunggulan ganda, selain bermanfaat bagi tumbuhan juga dapat memperbaiki unsur hara pada tanah yang tidak dimiliki oleh pupuk kimia, sehingga kesuburan tanah bisa dijaga. Melihat kondisi yang ada pada saat ini dimana melambungnya harga pupuk anorganik atau pupuk kimia pabrikan, maka limbah kandang merupakan salah satu peluang usaha tambahan yang memiliki nilai jual. Pertanian organik yang sedang berkembang memerlukan peningkatan pasokan pupuk organik. Pengembangan pupuk organik salah satunya dapat dilihat dari segi pemasarannya, dimana memerlukan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan pupuk organik tersebut (Putranto, 2003).

Menurut Maulana (1994), strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terurai di bidang pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam menghadapi persaingan, strategi harga, strategi produk, strategi pelayanan, dan sebagainya. Suatu perusahaan perlu mengetahui kekuatan


(24)

2

dan kelemahan dalam persaingan, hal ini akan sangat membantu dalam mengetahui serta memanfaatkan setiap peluang yang ada dan meminimalkan ancaman yang akan dihadapi.

Kebijakan pembangunan pertanian yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah meningkatkan pola integrasi dan kemitraan antar sektor maupun inter sektor, pengembangan pertanian dalam satu kawasan, pengembangan pertanian ramah lingkungan dengan mendorong pertanian organik, peningkatan daya saing produk (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas). pengembangan usaha tani terintegrasi ternak tanaman adalah merupakan usaha mengintegrasikan seluruh komponen usaha pertanian baik secara vertikal maupun horizontal sehingga tidak ada limbah yang terbuang. Kegiatan pengembangan usaha tani terintegrasi meliputi keterkaitan empat pilar diantaranya adalah keterkaitan kelembagaan, diversifikasi usaha antara keterkaitan tanaman dengan ternak, keterkaitan nilai tambah dalam pola agro industri, keterkaitan regional dengan memanfaatkan keunggulan komperatif dan kompetitif melalui perwilayahan komoditas (Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali. 2012).

Kegiatan pengembangan usaha tani terintegrasi merupakan upaya pemberdayaan dengan pendekatan usaha kelompok yang mendudukan usaha budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, dan peternakan serta perikanan dengan kegiatan pendukungnya seperti pengolahan pakan, pengolahan limbah ternak untuk pupuk, pengembangan biogas, dan pengolahan hasil serta pemasaran. Dengan demikian petani pengelola yang tergabung dalam satu


(25)

3

terintegrasi adalah mendorong berkembangnya usaha pertanian yang terintegrasi dan berwawasan agribisnis, menghasilkan produk pertanian organik yang berkualitas dan berdaya saing, mendorong berkembangnya usaha pertanian yang menghasilkan produk yang mempunyai nilai tambah, meningkatkan pendapatan, dan kesejahteraan petani, perternak sekaligus mendorong tumbuhnya perekonomian di wilayah pedesaan (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung, 2015).

Di Bali sudah banyak desa yang mendapatkan program simantri dari pemerintah Provinsi Bali. Salah satunya di daerah Kabupaten Badung yaitu di Desa Sobangan yang baru mendapatkan program simantri dan salah satu kegiatan simantrinya yaitu menghasilkan pupuk organik yang juga dipasarkan di kawasan Kabupaten Badung dan Simantri 173 yang memproduksi pupuk organik yang dipasarkan di wilayah Kabupaten Badung (Simantri 174, 2015).

Simantri yang kegiatannya berbasis pada usaha pengembangan pupuk organik adalah Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi berdiri tanggal 7 Juli 2009 yang berlokasi di Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pada saat berdiri Gapoktan Dharma Pertiwi memiliki anggota 120 orang (67 laki dan 53 perempuan), yang tergabung di dalam lima Poktan. Gapoktan Dharma Pertiwi mengelola kotoran sapi menjadi pupuk organik. Gapoktan Dharma Pertiwi telah mendapatkan program PUAP pada tahun 2009 dengan jumlah BLM sebesar Rp 100.000.000 sampai dengan bulan Desember 2013 telah berkembang menjadi Rp 118.810.108. Jumlah kepemilikan sapi pada Gapoktan Dharma Pertiwi tersebut


(26)

4

dihasilkan oleh Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi berupa limbah padat dan limbah cair. Pupuk Organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi merupakan pelopor pupuk organik di Kabupaten Badung dengan merek dagang yaitu “Putri Damar”. Pada tahun 2015 pupuk yang dihasilkan 5 s.d 7 ton perhari. Pupuk organik yang dihasilkan dikemas satu sak pupuk organik yaitu 20 kg. Gapoktan Dharma Pertiwi mendistribusikan produknya langsung kepada pengecer dan konsumen (petani). Data penjualan pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Penjualan Pupuk Organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi Tahun 2012 s.d 2014

Tahun Volume (kg) Persentase (%)

2012 55.982 26,7 %

2013 39.672 18,9%

2014 114.302 54,4%

Jumlah 209.956

Sumber : Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi, 2015

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 menunjukan hasil persentase berdasarkan berat penjualan pupuk organik dalam 3 tahun terakhir. Diperoleh jumlah penjualan 39.672 kg pada tahun 2013 dengan tingkat persentase terendah yang dicapai yaitu 18,9 %. Menurunnya tingkat persentase pada tahun 2013 disebabkan karena menurunnya promosi yang dilakukan dan kurangnya proses strategi pemasaran yang baik oleh Gapoktan Dharma Pertiwi dan terlihat jumlah berat yang dihasilkan setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurun yang sangat tinggi.


(27)

5

Tabel 1.2

Penjualan Pupuk Organik Bersubsidi tahun 2014

Tahun Volume (kg) Persentase (%)

2014 2.020.000

-Jumlah 2.020.000

Sumber : Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi, 2015

Berdasarkan Tabel 1.2 dijelaskan Simantri 174 baru mendapatkan program subsidi pupuk organik pada tahun 2014 dan volume penjualan pupuk organik bersubsidi pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi sebesar 2.020.000 kg.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai strategi pemasaran pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi umum pemasaran pupuk organik ditinjau dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan posisi usaha pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi ?

2. Bagaimana strategi alternatif pemasaran pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi ?


(28)

6

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk mengetahui strategi umum pemasaran pupuk organik ditinjau dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan posisi usaha pupuk organik pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

2. Mengetahui bagaimana strategi alternatif pemasaran pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi dalam menentukan dan menetapkan strategi pemasaran yang tepat.

2. Sebagai sumber referensi dan pengembangan lebih lanjut bagi penelitian mengenai industri pupuk organik di Kabupaten Badung.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran

Menurut David (2004), strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintasan fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya, dalam definisi tersebut manajemen strategi terfokus pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang dijalankan dan tercapainya tujuan pemasaran. Hal yang paling penting bagi Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi dimana hal ini merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu dibidang pemasaran (Sofyan, 1990).

Menurut Kotler (1996) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa penetapan harga merupakan suatu masalah jika


(30)

8

perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru dan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru.

Sudarsono (2007) menyatakan bahwa “Dalam menetapkan harga jual perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: (a) harga pokok jual barang, (b) harga barang sejenis, (c) daya beli masyarakat, (d) jangka waktu perputaran modal, dan (e) peraturan-peraturan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor-faktor objektif. Faktor-faktor-faktor objektif ini kadang-kadang tidak cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar penentuan harga, sehingga ada faktor-faktor pertimbangan subyektif. Manajemen pemasaran merupakan proses kegiatan aktivitas menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan ekonomi dalam agribisnis peternakan. Petani atau pengusaha yang menghasilkan produk pertanian pasti menginginkan produknya sampai dan diterima oleh konsumen yang harus melalui beberapa kegiatan pemasaran (Rahadi dan Hartono, 2003).

Manajemen pemasaran meliputi semua keputusan yang dibuat dalam merancang dan melaksanakan rencana pemasaran dalam rangka menerapkan konsep pemasaran. Seperti telah dikatakan, keputusan-keputusan pemasaran dibuat oleh manajer puncak dan para manajer menengah dan keputusan-keputusan yang diambil dikedua tingkatan ini saling berkaitan (Maulana, 1994). Para manajer pemasaran melaksanakan tugas-tugas ini dengan menyelenggarakan riset, perencanaan, implementasi, dan pengendalian pemasaran. Dalam perencanaan pemasaran, para pemasar harus mengambil keputusan mengenai pasar target, penentuan posisi pasar (market positioning) pengembangan produk, penetapan


(31)

9

harga, saluran distribusi, distribusi fisik, komunikasi, dan promosi (Kotler, 1996). Menurut David (2001), pemasaran meliputi empat faktor yaitu:

1. Harga, bagaimana menetapkan harga untuk memaksimalkan laba dan mencapai sasaran-sasaran yang lain.

2. Promosi, bukan merupakan pengganti kegiatan penjualan, namun hanya menciptakan prospek kepedulian, yang dapat membuat produk dan jasa dapat diterima oleh pelanggan.

3. Distribusi, suatu perusahaan harus menetapkan saluran distribusi dengan tepat agar produk yang dihasilkan dapat sampai kekonsumen.

4. Produk, dalam strategi pemasaran perusahaan harus mengetahui bagaimana keinginan konsumen agar dapat memproduksi barang yang sesuai dengan selera konsumen.

1). Penetapan harga

Menurut Wibowo (1999), harga adalah suatu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan, karena harga yang akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan dicapai oleh perusahaan. Harga jual merupakan nilai suatu barang atau jasa yang merupakan penjumlahan antara biaya yang digunakan dengan laba yang diinginkan.

Menurut Downey dan Ericson (1989), penetapan harga jual adalah suatu sistem atau cara yang dilakukan oleh pihak tertentu dalam menentukan harga jual suatu barang berdasarkan nilai atau kegunaan yang diberikan oleh produk tersebut.


(32)

10

2). Promosi

Promosi merupakan konsekuensi dari melaksanakan bisnis. Situasi mendesak perusahaan untuk memotong biaya promosi pada pertama kali penjualan menurun. Kegiatan promosi dalam suatu usaha dirancang untuk mencapai satu tujuan, yaitu menjual lebih banyak produk atau jasa. Promosi penjualan merupakan program dan penawaran khusus yang dirancang untuk memikat para pelanggan untuk tertarik agar mengambil keputusan pembelian yang positif. Program promosi penjualan ini merupakan bagian terpadu dari strategi pemasaran (Downey dan Erickson, 1989).

3). Distribusi

Program penjualan dan distribusi meliputi semua kegiatan yang terjadi dalam mentransfer barang, menyediakan bantuan, dan informasi kepada pembeli akhir atau kepada distributor (Maulana, 1994).

4). Produk

Karena merupakan inti dari program pemasaran, maka keputusan mengenai produk juga merupakan keputusan yang sangat penting yang paling nyata. Produk yang dipadukan dalam bauran produksi harus saling melengkapi, baik dalam saluran pemasaran maupun dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan (Downey dan Erickson, 1989).

2.2 Lingkungan Usaha

Strengths atau kekuatan dan juga weakness atau kelemahan adalah sesuatu yang sifatnya lebih ke arah internal sedangkan opportunity (peluang) dan threat (ancaman/hambatan) lebih kearah eksternal.


(33)

11

1. Lingkungan eksternal

Menurut Djanahar (2001), lingkungan eksternal adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi :

a. Kekuatan ekonomi, merupakan kekuatan ekonomi lokal, regional, dan global akan berpengaruh terhadap peluang usaha. Hasil penjualan dan biaya perusahaan banyak dipengaruhi oleh peluang usaha.

b. Kekuatan teknologi, merupakan kekuatan teknologi dan kecenderungan perubahannya sangat berpengaruh pada perusahaan. Kemajuan teknologi dalam menciptakan barang dan jasa telah mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat. Oleh karena itu, kemampuan pesaing untuk menciptakan nilai tambah secara cepat melalui perubahan teknologi harus diperhatikan oleh perusahaan tersebut.

c. Kekuatan sosiopolitik, merupakan kekuatan sosial dan politik, dimana kecenderungan dan konteksnya perlu diperhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh terhadap tingkah laku masyarakat. Lingkungan ini akan bermanfaat apabila wirausaha pandai memanfaatkan peluang dari lingkungan tersebut.

d. Kekuatan demografi dan gaya hidup, produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hidup. Kelompok-kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat bisa menciptakan peluang bagi wirausaha. Menurut David (2004), kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu (a) kekuatan ekonomi, (b) kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan,


(34)

12

(c) kekuatan politik, pemerintahan dan hukum, (d) kekuatan teknologi dan kekuatan persaingan. Faktor-faktor eksternal dapat berbeda pada setiap waktu atau industri. Hubungan dengan para pemasok atau distributor sering merupakan faktor keberhasilan yang sangat penting. Variabel lain yang umumnya digunakan termasuk pangsa pasar, banyaknya produk-produk yang bersaing, ekonomi dunia, keunggulan kepemilikan, nilai utama, persaingan harga, kemajuan teknologi, dan suku bunga.

2. Lingkungan internal

Menurut Djanahar (2001), lingkungan internal adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, manajer direksi, distributor, dan pelanggan/konsumen. Lingkungan internal baik perorangan maupun kelompok yang mempunyai kepentingan pada perusahaan akan sangat berpengaruh, yang termasuk perorangan dan kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan dan mengharapkan kepuasan dari perusahaan, diantaranya :

a. Pemasok, berkepentingan dalam menyediakan bahan baku kepada perusahaan. Agar perusahaan dapat memuaskan pembeli/pelanggan, maka perusahaan tersebut harus memproduk barang dan jasa yang bermutu tinggi. Hal ini bisa dicapai apabila bahan baku dari pemasok berkualitas dan tepat waktu serta cukup jumlahnya.

b. Pembeli atau pelanggan, merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh karena dapat memberi informasi bagi perusahaan. Konsumen yang kecewa karena tidak memperoleh manfaat dari perusahaan misalnya akibat mutu,


(35)

13

harga, dan waktu yang tidak memadai akan cenderung untuk pindah, dan berlangganan kepada perusahaan lain.

c. Karyawan, adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan. Karyawan akan berusaha bekerja dengan baik bila memperoleh manfaat dari perusahaan. Semangat kerja yang tinggi akan terjadi apabila mereka mendapat gaji yang cukup, masa depan yang terjamin, dan kenaikan jenjang kepangkatan yang teratur. Jika tidak, maka karyawan bekerja kurang termotivasi, kurang produktif, kurang kreatif, dan akan merugikan perusahaan.

d. Distributor, merupakan lingkungan yang sangat penting dalam perusahaan, karena dapat memperlancar penjualan. Distributor yang kurang mendapat manfaat dari perusahaan yang akan menghambat pengiriman barang sehingga barang akan terlambat datang ke konsumen atau pasar. Menurut David (2004), bahwa kekuatan dan kelemahan dapat ditentukan dengan bercermin pada para pesaing. Kekurangan atau kelebihan yang relatif merupakan informasi yang penting. Kekuatan dan kelemahan juga dapat lebih ditentukan oleh unsur keberadaan dari pada kinerja, misalnya kekuatan bisa berupa kepemilikan sumber daya alam atau sejarah reputasi kualitas. Kekuatan dan kelemahan juga dapat ditentukan berkaitan dengan tujuan perusahaan misalnya, perusahaan yang tidak bertujuan menjual habis barangnya tidak akan menjadikan perputaran barang yang tinggi sebagai kekuatannya. Faktor internal dapat ditentukan dengan banyak cara, termasuk dengan menghitung rasio, mengukur kinerja, dan membandingkan dengan prestasi masa lalu atau dengan rata-rata industri. Berbagai jenis penelitian juga dapat dirancang dan dilakukan untuk meneliti faktor-faktor internal, seperti moral karyawan,


(36)

14

efisiensi produksi, keefektifan periklanan, dan kesetiaan pelanggan. Perencanaan strategi bisnis salah satunya bisa digunakan dengan analisa SWOT:

1. Strengths, analisa kekuatan perusahaan yang bisa dipakai sebagai hal positif untuk acuan kebijakan strategi bisnis yang akan diterapkan. Faktor ini bersifat Internal.

2. Weakness, analisa kelemahan perusahaan, termasuk aspek negatif yang masih terdapat di perusahaan. Penentuan kelemahan yang harus ditutup pada masa yang akan datang untuk memenangkan pesaing. Semua perusahaan pasti mempunyai weakness, tinggal bagaimana cara untuk menutupi kekurangan itu.

3. Opportunity, analisa peluang yang ada pada saat ini dan masa akan datang, peluang-peluang yang bisa dijadikan target untuk memajukan perusahaan, menambah profit, memperluas jaringan atau menambah produk baru. Peluang bisa berupa kebijakan pemerintah, dantrendbisnis yang baru. 4. Threat, analisa ancaman eksternal, baik dari pesaing, rencana kebijakan

pemerintah, trend bisnis yang menurun, dan ancaman-ancaman lain yang bisa membahayakan kelangsungan perusahaan.

2.3 Kotoran Sapi

Menurut Setiawan (2000), kotoran sapi merupakan pupuk kandang limbah dari peternakan sapi yang mempunyai kandungan serat tinggi, karena terdapat serat atau selulosa dalam kadar tinggi pada kotoran ternak ini baik dalam bentuk padat dan air kencing sapi, kotoran sapi merupakan senyawa rantai karbon yang


(37)

15

dapat mengalami proses pelapukan lebih kompleks. Proses pelapukan secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur nitrogen (N) yang terkandung pada kotoran sapi tersebut dalam jumlah besar. Karena alasan ini pupuk kandang dalam kondisi segar atau masih baru tidak disarankan untuk memupuk tanaman apapun. Karena menggunakan pupuk kandang dari ternak apa saja tanpa proses fermentasi terlebih dahulu akan menimbulkan dampak buruk bagi tanaman. Aplikasi kotoran sapi yang paling baik dan rekomendasi adalah membutuhkan proses pengomposan atau fermentasi terlebih dahulu. Selain memiliki kadar serat tinggi, kotoran sapi juga mempunyai kadar air yang cukup tinggi.

Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P, dan K yang tinggi sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik pada tanah yang baik/sehat, kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat, serta ketersediaan asam amino, zat gula, vitamin, dan zat-zat bioaktif hasil dari aktivitas mikroorganisme efektif dalam tanah akan bertambah, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi semakin optimal. Nitrogen (N), phospat (P), kalium (K), dan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Manfaat unsur hara bagi tanaman adalah sebagai berikut :

1. Nitrogen (N), unsur nitrogen dominan yang terkandung dalam pupuk kandang berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman untuk memacu pertumbuhan daun dengan berlangsung proses fotosintesis, unsur N juga berhubungan dengan penggunaan karbohidrat pada tanaman yang


(38)

16

digunakan untuk perkembangan akar, batang, dan daun yang mengakibatkan berat segar meningkat.

2. Phospat (P), membentuk pertumbuhan protein dan miniral yang sangat tinggi bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan, dan pembuahan tanaman serta mempercepat pemasakan biji dan buah.

3. Kalium (K), membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit. Meningkatkan mutu dari biji/buah.

4. Zat pengatur tumbuh (ZPT), zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2002), yang menyatakan bahwa zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik komplek alami yang disintesis oleh tanaman tingkat tinggi yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ada tiga golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin, giberilin, dan auksin. Zat ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan dan pertumbuhan suatu tanaman. Penambahan auksin, giberilin atau sitokinin eksogen mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel.


(39)

17

2.4 Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan bahan pembenahan tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik dapat mencegah terjadinya erosi, penggerakan permukaan tanah (crusting), retakan tanah, dan mempertahankan kelengsengan tanah (Sutanto, 2002). Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki sifat tanah dan untuk mendukung perakaran stek, karena pupuk organik mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan pupuk anorganik. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pupuk organik antara lain (Supriadji, 1985) :

1. Akan menghemat biaya, karena memanfaatkan sisa kotoran dari hewan maupun sisa dari tanaman.

2. Tidak membahayakan lingkungan, tetapi justru dapat membantu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Ketersediaan yang seimbang sesuai dengan kebutuhkan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan yang optimum. Penambahan pupuk buatan ke dalam tanah, terutama unsur hara makro umumnya tidak memberikan keseimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini mengakibatkan adanya sisa hara yang tidak diserap sehingga tidak efisien atau dapat menimbulkan polusi dengan pemberian pupuk organik, pupuk ini boleh dikatakan asal usulnya sebagian besar dari jaringan tanaman sehingga


(40)

18

komposisinya mendekati dengan yang dibutuhkan tanaman (Supriadji, 1985). Saat ini ada beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya, yaitu pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk mikroba.

Ditinjau dari bentuknya ada pupuk organik cair dan ada pupuk organik padat. Sebagai contoh kompos merupakan contoh pupuk organik padat yang dibuat dari bahan organik padat (tumbuh-tumbuhan), sedangkan thilurin adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair (urin sapi). Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan sapi perah, baik berupa feses maupun urinnya dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik (Sutanto, 2002). Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk organik ini dapat digunakan untuk pupuk yang ramah lingkungan. Tanaman yang diberi pupuk organik juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk anorganik, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak (Darmono dkk., 2008). Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik adalah sebagai berikut ;

1. Kandungan hara pupuk organik pada umumnya rendah tetapi bervariasi tergantung pada jenis bahan dasarnya. Kandungan hara rendah berarti biaya untuk setiap unit unsur hara yang digunakan lebih mahal.

2. Menyediakan hara dalam jumlah terbatas. Penyediaan hara yang berasal dari pupuk organik biasanya terbatas dan tidak cukup dalam menyediakan hara yang diperlukan tanaman (Sutanto, 2002).


(41)

19

Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah sebagai berikut :

1. Mempengaruhi sifat fisik tanah a. Menggemburkan tanah

b. Memperbaiki aerasi dan drainase

c. Meningkatkan pengikatan antar-partikel d. Meningkatkan kapasitas mengikat e. Mencegah erosi dan longsor f. Merevitalisasi daya olah tanah 2. Mempengaruhi sifat kimia tanah

a. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) b. Meningkatkan ketersediaan unsur hara

c. Meningkatkan proses pelapukan bahan mineral 3. Mempengaruhi sifat biologi tanah

Menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat. Berbagai kendala yang dimiliki pupuk organik antara lain kualitas kompos tidak konsisten tergantung kepada bahan bakunya. Terutama kompos yang dibuat dari pupuk kandang malah dapat bersifat racun bagi tanaman karena terdapat mineral tembaga dan seng. Kompos bersifat ruah (bulky) sehingga diperlukan dalam jumlah besar, kandungan unsur hara baik makro maupun mikro rendah, dan untuk mengetahui efek pupuk organik terhadap tanaman biasanya diperlukan waktu yang lama. Sebaliknya, pupuk organik mempunyai peluang cukup besar karena berbagai kendala yang dimiliki pupuk organik dapat diatasi,


(42)

20

misalnya dengan pengayaan unsur hara dan penambahan berbagai mikroba. Selain itu bahan baku tersedia sepanjang waktu, harganya murah, adanya kemudahan proses pengomposan, dan banyak manfaatnya (Sutanto, 2002).

Pupuk organik mempunyai kelebihan, kekurangan dan kendala. Kandungan unsur hara pupuk organik yang rendah dapat ditingkatkan dengan pengayaan unsur hara dan atau penambahan mikroba tertentu. Agar penampilannya lebih menarik kompos bisa dikemas dalam bentuk kubus atau butiran. Pupuk organik atau kompos dapat dibuat dengan berbagai macam cara dari sederhana hingga kompleks bahkan dengan penggunaan aktivator/mikroba tertentu untuk mempercepat pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Dengan berkembangnya pertanian organik, semakin mahalnya harga pupuk kimia dan semakin meningkatnya kesadaran petani akan bahaya bahan-bahan kimia serta dicanangkannya program Go Organic 2010 oleh pemerintah maka peluang pemakaian pupuk organik semakin besar.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Suci Sukmayanti (2015) yang berjudul Strategi Pemasaran Pupuk Organik PT. Biotek Indonesia Hijau untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan faktor internal yang dimiliki PT. BIH dengan kekuatan utamanya, yaitu memiliki konsumen tetap dan harga terjangkau sesuai dengan kualitas produk dengan skor tertinggi sebesar 0,24 dan yang berupa kelemahan utama yang dimiliki PT. BIH yaitu kegiatan promosi yang dilakukan kurang, memiliki skor tertinggi sebesar 0,42 faktor eksternal yang dimiliki PT.


(43)

21

BIH dengan peluang utama, yaitu daerah yang belum menggunakan pupuk organik, memiliki skor tertinggi 0,33 sedangkan yang berupa ancaman utama yaitu perusahaan pesaing, memiliki skor tertinggi sebesar 0,72. Total skor matriks yang dimiliki oleh PT. BIH sebesar 3,15 menunjukkan bahwa reaksi perusahaan terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan tergolong kuat, karena lebih besar dari nilai rata-ratanya yaitu 2,50.

Perbedaan analisis yang digunakan penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu menggunakan analisis matriks IFE, matrisk EFE dan matriks BGC pada penelitiannya dan tidak menggunakan matriks IE (internal eksternal), matriks SWOT.

2.6 Kerangka Pemikiran

Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi merupakan salah satu simantri di Kabupaten Badung yang memiliki kegiatan pemasaran di dalam memasarkan pupuk organik. Pemasaran yang dilakukan oleh Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah di Provinsi Bali hanya di Kabupaten Badung dan beberapa wilayah seperti Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli, maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan perusahaan maka diidentifikasi terlebih dahulu.

Penelitian ini diawali dengan pengenalan Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi untuk mengetahui produksi pupuk organik yang merupakan salah satu syarat pemasaran, pengolahan pupuk organik, dan visi misi dari Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi itu sendiri. Kemudian melakukan analisis lingkungan


(44)

22

usaha pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi yang terdiri dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) selanjutnya dianalisis menggunakan analisis SWOT yaitu menggunakan 4 matriks yaitu matriks IFAS, matriks EFAS, matriks SWOT, matriks IE (Internal Eksternal). Setelah melakukan analisis tersebut, penulis dapat melihat bagaimana strategi umum dan strategi alternatif pemasaran pupuk organik yang dapat direkomendasikan pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi (Gambar 2.1).


(45)

23

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Simantri 174 Gapoktan

Dharma Pertiwi

Analisis lingkungan usaha pupuk organik Gapoktan Dharma Pertiwi

Lingkungan internal Lingkungan eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Analisis SWOT

Rekomendasi

Matriks IFAS

Matriks EFAS

Matriks internal eksternal (IE)

Strategi alternatif Strategi pemasaran pupuk organik

Gapoktan Dharma Pertiwi

Strategi umum

Matriks SWOT


(46)

(1)

Secara garis besar, keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan pupuk organik adalah sebagai berikut :

1. Mempengaruhi sifat fisik tanah a. Menggemburkan tanah

b. Memperbaiki aerasi dan drainase

c. Meningkatkan pengikatan antar-partikel d. Meningkatkan kapasitas mengikat e. Mencegah erosi dan longsor f. Merevitalisasi daya olah tanah 2. Mempengaruhi sifat kimia tanah

a. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) b. Meningkatkan ketersediaan unsur hara

c. Meningkatkan proses pelapukan bahan mineral 3. Mempengaruhi sifat biologi tanah

Menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat. Berbagai kendala yang dimiliki pupuk organik antara lain kualitas kompos tidak konsisten tergantung kepada bahan bakunya. Terutama kompos yang dibuat dari pupuk kandang malah dapat bersifat racun bagi tanaman karena terdapat mineral tembaga dan seng. Kompos bersifat ruah (bulky) sehingga diperlukan dalam jumlah besar, kandungan unsur hara baik makro maupun mikro rendah, dan untuk mengetahui efek pupuk organik terhadap tanaman biasanya diperlukan waktu yang lama. Sebaliknya, pupuk organik mempunyai peluang cukup besar karena berbagai kendala yang dimiliki pupuk organik dapat diatasi,


(2)

misalnya dengan pengayaan unsur hara dan penambahan berbagai mikroba. Selain itu bahan baku tersedia sepanjang waktu, harganya murah, adanya kemudahan proses pengomposan, dan banyak manfaatnya (Sutanto, 2002).

Pupuk organik mempunyai kelebihan, kekurangan dan kendala. Kandungan unsur hara pupuk organik yang rendah dapat ditingkatkan dengan pengayaan unsur hara dan atau penambahan mikroba tertentu. Agar penampilannya lebih menarik kompos bisa dikemas dalam bentuk kubus atau butiran. Pupuk organik atau kompos dapat dibuat dengan berbagai macam cara dari sederhana hingga kompleks bahkan dengan penggunaan aktivator/mikroba tertentu untuk mempercepat pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos. Dengan berkembangnya pertanian organik, semakin mahalnya harga pupuk kimia dan semakin meningkatnya kesadaran petani akan bahaya bahan-bahan kimia serta dicanangkannya program Go Organic 2010 oleh pemerintah maka peluang pemakaian pupuk organik semakin besar.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Suci Sukmayanti (2015) yang berjudul Strategi Pemasaran Pupuk Organik PT. Biotek Indonesia Hijau untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan faktor internal yang dimiliki PT. BIH dengan kekuatan utamanya, yaitu memiliki konsumen tetap dan harga terjangkau sesuai dengan kualitas produk dengan skor tertinggi sebesar 0,24 dan yang berupa kelemahan utama yang dimiliki PT. BIH yaitu kegiatan promosi yang dilakukan kurang, memiliki skor tertinggi sebesar 0,42 faktor eksternal yang dimiliki PT.


(3)

BIH dengan peluang utama, yaitu daerah yang belum menggunakan pupuk organik, memiliki skor tertinggi 0,33 sedangkan yang berupa ancaman utama yaitu perusahaan pesaing, memiliki skor tertinggi sebesar 0,72. Total skor matriks yang dimiliki oleh PT. BIH sebesar 3,15 menunjukkan bahwa reaksi perusahaan terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan tergolong kuat, karena lebih besar dari nilai rata-ratanya yaitu 2,50.

Perbedaan analisis yang digunakan penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu menggunakan analisis matriks IFE, matrisk EFE dan matriks BGC pada penelitiannya dan tidak menggunakan matriks IE (internal eksternal), matriks SWOT.

2.6 Kerangka Pemikiran

Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi merupakan salah satu simantri di Kabupaten Badung yang memiliki kegiatan pemasaran di dalam memasarkan pupuk organik. Pemasaran yang dilakukan oleh Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi belum begitu luas dan menjangkau semua wilayah di Provinsi Bali hanya di Kabupaten Badung dan beberapa wilayah seperti Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli, maka diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan perusahaan maka diidentifikasi terlebih dahulu.

Penelitian ini diawali dengan pengenalan Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi untuk mengetahui produksi pupuk organik yang merupakan salah satu syarat pemasaran, pengolahan pupuk organik, dan visi misi dari Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi itu sendiri. Kemudian melakukan analisis lingkungan


(4)

usaha pupuk organik Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi yang terdiri dari lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) selanjutnya dianalisis menggunakan analisis SWOT yaitu menggunakan 4 matriks yaitu matriks IFAS, matriks EFAS, matriks SWOT, matriks IE (Internal Eksternal). Setelah melakukan analisis tersebut, penulis dapat melihat bagaimana strategi umum dan strategi alternatif pemasaran pupuk organik yang dapat direkomendasikan pada Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi (Gambar 2.1).


(5)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Gapoktan Dharma Pertiwi Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Simantri 174 Gapoktan Dharma Pertiwi

Analisis lingkungan usaha pupuk organik Gapoktan Dharma Pertiwi

Lingkungan internal Lingkungan eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Analisis SWOT

Rekomendasi

Matriks

IFAS

Matriks EFAS

Matriks internal eksternal (IE)

Strategi alternatif Strategi pemasaran pupuk organik

Gapoktan Dharma Pertiwi

Strategi umum

Matriks SWOT


(6)