Juknis BOP RA Tahun 2017 JUKNIS BOP RA 2017

(1)

(2)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

NOMOR 7382 TAHUN 2016

TENTANG PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan pelaksanaan

pembangunan nasional melalui peningkatan mutu pendidikan dan penuntasan wajib belajar, perlu adanya

program Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Raudhatul Athfal (RA) yang dapat menunjang proses belajar mengajar;

b. bahwa dalam rangka akuntabilitas pelaksanaan

Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017, perlu dibuat petunjuk teknis;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia


(3)

Tahun 2016 Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

6. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang

Kementerian Agama;

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 2014

tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada

Kementerian Agama;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015

tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

10.Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015

tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama;

11.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016

tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017;

12.Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL TAHUN ANGGARAN 2017.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional

Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.


(4)

KEDUA : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan dalam pelaksanaan Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017.

KETIGA : Keputusan ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2017.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2016 DIREKTUR JENDERAL,

Ttd


(5)

Petunjuk Teknis BOP RA i (PAUD), Kementerian Agama meluncurkan program Bantuan Operasional Pendidikan Raudlatul Athfal (BOP RA) di seluruh Indonesia. Program BOP yang merupakan program utama Pendidikan Anak Usia Dini saat ini diharapkan mampu membantu dalam memenuhi biaya operasional Pendidikan RA dan memberikan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

BOP yang dimaksud yaitu berupa pemberian dana langsung kepada lembaga RA (Raudlatul Athfal) yang besarnya dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing RA dan satuan biaya bantuan sebesar Rp. 300.000,- Penggunaan dana BOP diutamakan untuk membantu RA dalam memenuhi biaya operasional Pendidikan.

Dengan berpedoman pada PMK Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas PMK Nomor 168/PMK.05/2015tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga maka kami menerbitkan Petunjuk Teknis BOP RA tahun 2017, bagi pengelola lebih menyederhanakan bentuk laporan pertanggungjawabannya

BOP RA ini diharapkan dapat meringankan siswa bagi keluarga tidak mampu dari kewajiban membayar iuran dan biaya-biaya lainnya khususnya untuk kegiatan ekstrakurikuler siswa RA, mengingat bantuan operasional pendidikan RA masih dinilai sangat minim.

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi seluruh pengelola BOP RA dalam melaksanakan program BOP di raudhatul athfal. Untuk itu, kepada seluruh pengelola BOP RA baik Kemenag di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta satuan pendidikan di RA agar memahami dan mempedomani petunjuk teknis BOP ini dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 Desember 2016

Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Ttd

Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA. KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim


(6)

Petunjuk Teknis BOP RA ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... ... 1

B. Pengertian BOP ... 2

C. Tujuan BOP ... 2

D. Sasaran dan Besar Bantuan BOP ... 2

E. Waktu Penyaluran Dana ... 2

F. Dasar Hukum ... 3

II. IMPLEMENTASI PROGRAM BOP ... 5

A. Rudhatul Athfal (RA) Penerima Program BOP ... 5

B. Peranan Program BOP dalam Pelaksanaan Program Pendidikan ... 5

C. Program BOP dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 5

III.ORGANISASI PELAKSANA ... 7

A. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Pusat ... 7

B. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Provinsi ... 7

C. Tugas dan Tanggungjawab Kemenag Tingkat Kab/Kota ... 7

D. Tugas dan Tanggungjawab RA ... 8

IV. MEKANISME PELAKSANAAN BOP... 9

A. Mekanisme Alokasi Dana BOP ... 9

B. Mekanisme Penyaluran Dana BOP ... 10

1. Mekanisme Penyaluran Dana BOP ... 10

2. Waktu Penyaluran Dana BOP ... 11

V. PENGGUNAAN DANA BOP RA ... 12

A. Komponen Pembiayaan ... 12

B. Larangan Penggunaan Dana BOP RA ... 12

C. Mekanisme Pembelian Barang/Jasa di RA ... 13

VI. MONITORING DAN SUPERVISI PROGRAM BOP RA ... 14

A. Monitoring oleh Kemenag Tingkat Pusat... 14

B. Monitoring oleh Kanwil Kemenag Provinsi... 15

C. Monitoring oleh Kantor Kemenag Kab/Kota ………. . 16

VII. PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ... 17

A. Pelaporan ... 17

B. Perpajakan ... 20

VIII. PENGAWASAN DAN SANKSI ... 23

A. Pengawasan ... 23

B. Sanksi ... 23


(7)

iii LAMPIRAN BOP

Formulir BOP-01 Surat Perjanjian Kerjasama ... 25

Formulir BOP-02 Rekapitulasi Nama dan Nomor Rekening RA ... 32

Formulir BOP-03 Surat Pernyataan Pengiriman Nomor Rekening RA ... 33

Formulir BOP-04 Rencana penggunaan Dana BOP ... 34

Formulir BOP-05 Laporan Penggunaan Dana BOP ... 35

Formulir BOP-06 Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKRA) ... 36

Formulir BOP-07 Buku Kas Umum ... 37

Formulir BOP-08 Laporan Pertanggungjawaban BOP... 38

Formulir BOP-09 Kuitansi/Bukti Pembayaran ... 39


(8)

Petunjuk Teknis BOP RA 1

Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor

Tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 421 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Pendidikan Raudhatul Athfal

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Raudlatul Athfal (RA) adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan melalui jalur formal. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 28 ayat 3 disebutkan sebagai berikut: Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak -kanak TK , Raudlatul Athfal RA atau bentuk lainnya yang sederajat. Sedangkan PAUD diluar jalur pendidikan formal adalah antara lain playgroup, TPA, TPQ dan sejenisnya.

Kesadaran akan pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dewasa ini telah tumbuh sebagai sebuah kesadaran kolektif antara masyarakat dan pemerintah. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa hampir seluruh lembaga pendidikan anak usia dini seperti RA dan sejenisnya terselenggara atas prakarsa dan swadaya masyarakat.Pertumbuhan lembaga pendidikan semacam RA semakin meningkat, begitu juga jumlah siswanya semakin bertambah. Dari data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menunjukkan bahwa RA yang berjumlah 27.999. semuanya dikelola masyarakat berstatus swasta. Dimana jumlah siswanya seluruh Indonesia adalah 1.231.101

Ketersediaan lembaga pendidikan anak usia dini yang memenuhi standar pelayanan minimal merupakan harapan dan tuntutan zaman yang perlu terus diupayakan. Harapan itu perlu diwujudkan dalam tataran operasional mengingat pelayanan pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun adalah usia emas (the golden age).

Pada usia inilah merupakan titik berangkat menuju generasi muda bangsa yang bermutu dan berkualitas.

Sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan yang semakin berkembang dan adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki RA sebagai lembaga layanan pendidikan anak usia dini, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Madrasah mengambil langkah kongkrit dengan cara memberikan BOP RA.

Pemberian bantuan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas Kepala RA untuk mengelola lembaga pendidikannya menjadi lebih baik sehingga akan tercapai tujuan lembaga pendidikan yang ideal. Proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan akan terwujud apabila didukung oleh program pengembangan kesiswaan dan disertai oleh dukungan sarana prasarana yang menunjang. Diharapkan juga bahwa dengan bantuan operasional tersebut dapat meluluskan perserta didik yang berkualitas dan kompetitif sebagai row input calon siswa MI yang bermutu.

Untuk terlaksananya BOP RA dengan tertib, tepat sasaran, tepat guna dan akuntabel perlu disusun suatu petunjuk teknis pelaksanaan yang dapat


(9)

Petunjuk Teknis BOP RA 2 dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program Peningkatan Kompetensi Daya Saing Siswa RA

B. Pengertian BOP

BOP adalah program pemerintah berupa pemberian dana langsung kepada RA yang besarnya dihitung berdasarkan jumlah siswa pada masing-masing RA.

BOP dapat digunakan oleh RA untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional non personalia dengan jenis pengeluaran atau biaya sebagaimana diatur Permendiknas No. 69 Tahun 2009. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOP. Secara detil jenis kegiatan yang boleh dibiayai dari dana BOP dibahas pada bagian penggunaan dana BOP.

C. Tujuan BOP

Secara umum program BOP bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung Program PAUD

Secara khusus program BOP bertujuan untuk:

1) Membantu biaya operasional RA

2) Mengurangi angka putus sekolah pada RA.

3) Meningkatkan Angka partisipasi Kasar (APK) siswa RA;

4) Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa RA dari keluarga tidak mampu dengan membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah. 5) Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa kurang

mampu pada RA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.

D.Sasaran Program dan Besar Bantuan BOP

Sasaran program BOP adalah semua RA di seluruh Indonesia yang telah memiliki izin operasional.

Besar biaya satuan BOP yang diterima oleh RA dihitung berdasarkan jumlah siswa per RA dengan besaran Rp 300.000,-/siswa/tahun. Jumlah besaran tersebut disalurkan dalam satu periode.

E.Waktu Penyaluran Dana

Pada Tahun Anggaran 2017, dana BOP akan diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai Desember 2017, dan dicairkan satu kali tahap paling lambat akhir bulan April 2017.


(10)

Petunjuk Teknis BOP RA 3

F. Dasar Hukum

Dasar hukum pemberian BOP adalah:

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

14. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

15. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

17. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

18. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4562);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423)

21. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Perubahan kelima atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

23. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan


(11)

Petunjuk Teknis BOP RA 4 Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

24. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; 25. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan

Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di lingkungan Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di lingkungan Kementerian Agama;

26. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 80 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

27. Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun 2016 tentang Perubahan ke dua atas PMA No. 67 tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama; 28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan

Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.02/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2014;

31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang perubahan atas PMK Nomor 168/PMK.05/2012 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;


(12)

Petunjuk Teknis BOP RA 5 BAB II

IMPLEMENTASI PROGRAM

BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN RAUDLATUL ATHFAL (RA)

A.Raudlatul Athfal (RA) Penerima Program BOP

1. RA penerima dana BOP berkewajiban untuk mengisi data individual secara online

ke website EMIS atau manual ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; 2. Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa RA atas pengalokasian dana BOP, RA

penerima program BOP untuk membantu (discount fee) siswa RA dari keluarga tidak mampu dari kewajiban membayar iuran dan biaya-biaya untuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya;

3. RA yang menolak menerima dana BOP harus diputuskan melalui persetujuan orang tua siswa melalui Komite dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota serta tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa miskin di RA tersebut; 4. Seluruh RA yang menerima program BOP harus mengikuti pedoman yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

B.Peranan Program BOP dalam Pelaksanaan Program Pendidikan

Program BOP merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan program PAUD di Indonesia. Mengingat pentingnya program ini, seluruh pengelola pendidikan RA wajib memperhatikan hal-hal berikut:

1. Program ini memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi seluruh siswa RA untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu;

2. Program ini menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses layanan pendidikan anak usia dini yang terjangkau dan bermutu;

3. Program ini mempersempit gap partisipasi RA antar kelompok penghasilan (kaya-miskin) dan antar wilayah (kota-desa);

4. Program ini menyediakan sumber dana bagi RA untuk mencegah siswa putus sekolah karena alasan tidak mampu membayar iuran pendidikan dan biaya ekstrakurikuler;

5. Program ini mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk memberikan dukungan dalam pengembangan RA.

C. Program BOP dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Program BOP memberikan dukungan kepada RA untuk menyusun perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing -masing RA. Pelaksanaan program ini dilaksanakan secara demokratis, transparan, dan akuntabel yan g dilaksanakan secara bersama antara pihak RA, Komite, dan anggota masyarakat.


(13)

Petunjuk Teknis BOP RA 6 Pengelolaan program BOP menjadi kewenangan RA secara mandiri dengan melibatkan Kepala RA, Dewan Guru dan Komite RA. Penggunaan dana BOP semata-mata ditujukan hanya untuk kepentingan peningkatan layanan pendidikan pada lembaga RA.

Melalui program BOP ini, RA diharapkan dapat lebih mengembangkan mutu pendidikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. RA mengelola dana secara profesional, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. BOP harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemberdayaan RA dalam rangka peningkatan akses, mutu, dan manajemen RA.


(14)

Petunjuk Teknis BOP RA 7 BAB III

ORGANISASI PELAKSANA

Program BOP dikelola secara terpadu oleh Direktorat Pendidikan Madrasah, Kanwil Kemenag Provinsi dan KanKemenag Kota/Kabupaten. Dengan demikian, maka proses pendataan, pencairan, dan penyaluran dana BOP dikelola oleh Kankemenag Kota/Kabupaten, Kanwil Kemenag Provinsi dan Direktorat Pendidikan Madrasah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

A. Tugas dan Tanggungjawab Kementerian Agama Tingkat Pusat

1. Menyusun rancangan program;

2. Menetapkan alokasi dana dan sasaran tiap Provinsi;

3. Merencanakan dan melakukan sosialisasi program;

4. Melakukan penyusunan dan sosialisasi petunjuk teknis pelaksanaan program BOP;

5. Menyusun database RA tingkat nasional;

6. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi;

7. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

8. Memonitor perkembangan penyelesaian penanganan pengaduan yang dilakukan oleh Tim Manajemen BOP Provinsi;

B. Tugas dan Tanggungjawab Kementerian Agama Tingkat Provinsi 1. Menetapkan alokasi dana BOP pada tingkat kabupaten/kota;

2. Melakukan koordinasi dengan Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota dalam rangka penyaluran dana BOP RA;

3. Mempersiapkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan dana dan kegiatan yang telah ditetapkan;

4. Mempersiapkan dan menyusun anggaran BOP ke dalam DIPA Kanwil sesuai dengan Akun dan peruntukannya;

5. Merencanakan dan melakukan sosialisasi program B OP di tingkat provinsi; 6. Melakukan pendataan penerima bantuan;

7. Menyalurkan dana ke RA sesuai dengan kuota yang ditetapkan 8. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi; 9. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

10. Menyampaikan laporan realisasi bantuan kepada Kemenag tingkat pusat.

C. Tugas dan Tanggungjawab Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota 1. Menetapkan alokasi dana BOP untuk setiap raudhatul athfal;

2. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada raudhatul athfal penerima BOP;

3. Melakukan pendataan raudhatul athfal;

4. Melakukan koordinasi dengan Bidang Pendidikan Madrasah/TOS Kanwil Kemenag Provinsi dan dengan raudhatul athfal dalam rangka penyaluran dana;

5. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi; 6. Mengumpulkan data dan laporan dari raudhatul athfal;


(15)

Petunjuk Teknis BOP RA 8 8. Bertanggungjawab terhadap kasus penyalahgunaan dana di tingkat

kabupaten/kota;

9. Menyampaikan laporan realisasi bantuan kepada Bidang Pendidikan Madrasah/TOS Kanwil Kemenag Provinsi dan instansi terkait;

D. Tugas dan Tanggungjawab Raudhatul Athfal

1. Penanggungjawab

Kepala Raudhatul Athfal

2. Anggota

a. Pendidik yang ditugaskan oleh Kepala Raudhatul Athfal untuk bertanggung jawab dalam mengelola dana BO P

b. Satu orang dari unsur Komite RA

Adapun tugas dan tanggungjawab raudhatul athfal

1. Memberitahukan kepada Kantor Kemenag Kab/Kota setelah dana BOP diterima;

2. Bersama-sama dengan Komite RA, mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran;

3. Mengelola dana BOP secara bertanggungjawab dan transparan;

4. Mengumumkan besaran dana BOP yang digunakan oleh raudhatul athfal di papan pengumuman raudhatul athfal yang ditandatangani oleh Kepala raudhatul athfal, Bendahara, dan Komite RA;

5. Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOP dan barang-barang yang dibeli oleh raudhatul athfal yang ditandatangani oleh Kepala raudhatul athfal, Bendahara, dan Komite RA (lihat pertanggungjawaban keuangan BOP);

6. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan d ana di raudhatul athfal;

7. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat;

8. Menyampaikan laporan penggunaan dana BO P kepada Kantor Kemenag Kab/Kota.


(16)

Petunjuk Teknis BOP RA 9 BAB IV

MEKANISME PELAKSANAAN BOP

A. Mekanisme Alokasi Dana BOP

Pengalokasian dana BOP dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mengumpulkan data jumlah siswa raudhatul athfal pada tiap Provinsi yang telah dikirimkan melalui EMIS Kanwil Kementerian Agama dengan format yang dilengkapi nama, tempat tanggal lahir, alamat, dan data lainnya sebagaimana format isian yang disediakan oleh EMIS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;

b. Atas dasar data jumlah siswa raudhatul athfal pada tiap provinsi berbasis EMIS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tersebut, Direktorat Pendidikan Madrasah menetapkan alokasi dana BO P untuk raudhatul athfal pada tiap provinsi yang dituangkan dalam DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

c. Setelah menerima alokasi dana BOP dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Bidang Madrasah/TOS Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Seksi Madrasah/TOS Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan verifikasi ulang data jumlah siswa tiap raudhatul athfal sebagai dasar dalam menetapkan alokasi dana BOP di tiap raudhatul athfal;

B. Mekanisme Penyaluran Dana BOP RA

1. Mekanisme Penyaluran Dana BOP

Penyaluran dana BOP RA dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Pencai ran dana BOP RA dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung (LS) ke rekening RA sebagai penerima bantuan operasional.

1.1. Penetapan Pejabat Perbendaharaan

a. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi:

- Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus pencairan dana BOP pada masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Surat Keputusan.

b. Dalam hal DIPA dana BOP RA dialokasikan pada Kan tor Kementerian Agama Kabupaten/Kota:


(17)

Petunjuk Teknis BOP RA 10 - Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atas DIPA dimaksud dapat

menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) khusus pencairan dana BOP lebih dari 1 (satu) orang sesuai kebutuhan melalui Surat Keputusan.

1.2. Syarat penyaluran dana BOP RA adalah:

a. Dalam pengajuan pencairan dana BOP, lembaga RA menyampaikan Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKARA);

b. Diterbitkannya Surat Keputusan PPK tentang Penetapan Penerima Bantuan Operasional RA yang disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran;

c. Atas nama KPA, PPK membuat Surat Perjanjian Kerjasama (Formulir BOP-01) dengan Kepala RA sebagai penerima dana BOP, yang memuat hak dan kewajiban antara kedua belah pihak;

d. Kuitansi/bukti penerimaan yang telah ditandatangani oleh kepala RA;

e. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOP yang telah diterima oleh RA, harus sudah diserahkan kepada PPK sebagai dokumen laporan pada akhir tahun angaran

1.3. Peyaluran dana BOP RA dilaksanakan oleh Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi atau Kantor Kemen ag

Kabupaten/Kota dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1.3.1. Pembayaran Langsung (LS)

a. Mekanisme pencairan BOP RA dapat menggunakan mekanisme pembayaran langsung (LS) dalam bentuk uang kepada RA melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

b. PPK melakukan pengujian dokumen permohonan pencairan dana BOP yang diajukan RA sesuai dengan Petunjuk Teknis;

c. PPK menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) setelah Surat Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh kedua belah pihak, menerbitkan SK PPK tentang penerima bantuan, RAKRA dari Kepala RA, dan kuitansi bukti penerimaan telah ditandatangani oleh Kepala RA;

d. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis BOP RA, PPK menyampaikan informasi kepada RA untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan;

e. PPDSM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan kepada KPPN berdasarkan pengajuan SPP dari PPK;


(18)

Petunjuk Teknis BOP RA 11

2. Waktu Penyaluran dana BOP RA:

Penyaluran dana BOP RA tahun Anggaran 2017 dilakukan dalam satu tahap dihitung dalam satu tahun, paling lambat akhir bulan April 2017, berdasarkan jumlah siswa pada semester tersebut.

Jika pada akhir tahun anggaran terdapat sisa penggunaan dana BOP yang ada di rekening RA, maka harus disetorkan ke kas negara.


(19)

Petunjuk Teknis BOP RA 12 BAB V

PENGGUNAAN DANA BOP RA

A. Komponen Pembiayaan

Dana BOP RA yang diterima oleh RA dapat digunakan untuk membiayai komponen kegiatan-kegiatan sebagaimana berikut:

1. Pengembangan perpustakaan 2. Pembelian alat peraga edukatif 3. Pembelian bahan habis pakai

4. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa 5. Langganan daya dan jasa lainnya

6. Kegiatan penerimaan siswa baru

7. Biaya pemantauan/pendeteksian tumbuh kembang anak 8. Biaya Peningkatan gizi anak atau pemberian makan tambahan 9. Penyusunan dan pelaporan

10.Pembelian perangkat pengolahan data 11.Perawatan sarana dan prasarana RA 12.Pengembangan profesi guru

13.Pembayaran honorarium bulanan Guru dan Tenaga Kependidikan yang bukan PNS.

Dalam menggunakan dana BOP, Lembaga RA harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Prioritas utama penggunaan dana BOP adalah untuk kegiatan operasional RA; 2. Bagi RA yang telah menerima dana bantuan yang lain, tidak diperkenankan

menggunakan dana BOP untuk peruntukan yang sama. Sebaliknya jika dana BOP tidak mencukupi untuk pembelanjaan yang diperbolehkan, maka RA dapat mempertimbangkan sumber pendapatan lain yang diterima oleh lembaganya; 3. Biaya transportasi dan uang harian bagi guru yang bertugas di luar jam mengajar

harus mengikuti peraturan yang berlaku.

B. Larangan Penggunaan Dana BOP RA

1. Disimpan dengan maksud dibungakan; 2. Dipinjamkan kepada pihak lain;

3. Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS);

4. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BO P atau software sejenis;

5. Membiayai kegiatan raudhatul athfal yang memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya;


(20)

Petunjuk Teknis BOP RA 13 7. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk kepentingan

pribadi (bukan inventaris raudhatul athfal), kecuali untuk siswa miskin; 8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;

9. Membangun gedung/ruangan baru;

10. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran; 11. Menanamkan saham;

12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar;

13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/ sosialisasi/ pendampingan terkait program BOP/perpajakan program BOP yang diselenggarakan lembaga di luar Kementerian Agama.

C. Mekanisme Pembelian Barang/ Jasa di RA

Pembelian barang/jasa dilakukan oleh RA dengan ketentuan:

1. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis dalam menentukan barang dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dengan cara membandingnkan harga penawaran d ari penyedia barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan negosiasi; 2. Memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan, dan kewajaran harga

serta tepat guna;

3. Membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barang/jasa;


(21)

Petunjuk Teknis BOP RA 14 BAB VI

MONITORING DAN SUPERVISI PROGRAM BOP

Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap pelaksanaan program BOP. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa dana BOP diterima oleh yang berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan penggunaan yang tepat.

Komponen utama yang dimonitor antara lain: 1. Alokasi dana BOP pada RA penerima bantuan; 2. Penyaluran dan penggunaan dana BOP;

3. Pelayanan dan penanganan pengaduan masalah BOP; 4. Administrasi keuangan BOP;

5. Pelaporan serta pengumuman rencana penggunaan dana BOP.

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap pelayanan dan penanganan pengaduan, sehingga pelayanan pengaduan dapat ditingka tkan. Dalam pelaksanaannya, monitoring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari fakta, menginvestigasi , menyelesaikan masalah, dan mendokumentasikan.

Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

A.Monitoring oleh Kementerian Agama Tingkat Pusat

1. Monitoring Pelaksanaan Program

a. Monitoring ditujukan untuk memantau: 1) Penyaluran dan penyerapan dana BOP

2) Kinerja Kanwil Kementerian Agama Provinsi

b. Responden adalah Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau Kemenag Kab/Kota dan Lembaga RA;

c. Merencanakan dan membuat jadual monitoring dengan mempertimbangkan monitoring yang telah dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

2. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana

a. Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding, investigasi, menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan dan mendokumentasikannya;

b. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan pengaduan masalah BOP;


(22)

Petunjuk Teknis BOP RA 15 c. Kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dalam menangani

pengaduan dan penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan; d. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi;

e. Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan sesuai dengan masalah dan kebutuhan di lapangan.

Pengaduan ke Kementerian Agama Pusat melalui email : BOPkemenagpusat@gmail.com

B.Monitoring oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi

1. Monitoring Pelaksanaan Program

a. Monitoring ditujukan untuk memantau:

1)Penyaluran dan penyerapan dana BOP di raudhatul athfal 2)Penggunaan dana BOP di tingkat raudhatul athfal

b. Responden terdiri dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, raudhatul athfal penerima bantuan;

c. Merencanakan dan membuat jadual monitoring dengan mempertimbangkan monitoring yang telah dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau oleh Kementerian Agama Tingkat Pusat.

2. Monitoring Kasus Pengaduan dan Penyelewengan Dana

a. Monitoring kasus pengaduan ditujukan untuk melakukan fact finding, investigasi, menyelesaikan masalah yang muncul di lapangan dan mendokumentasikannya;

b. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan penanganan pengaduan masaah BOP;

c. Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan

penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan;

d. Responden disesuaikan dengan kasus yang terjadi;

e. Kegiatan monitoring kasus pengaduan akan dilaksanakan se suai

dengan masalah dan kebutuhan di lapangan.

C. Monitoring oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

1. Monitoring Pelaksanaan Program

a. Monitoring ditujukan untuk memantau:

1)Penyaluran dan penyerapan dana di raudhatul athfal 2)Penggunaan dana di tingkat raudhatul athfal


(23)

Petunjuk Teknis BOP RA 16

b. Responden terdiri dari lembaga raudhatul athfal penerima bantuan;

c. Merencanakan dan membuat jadwal monitoring dengan mempertimbangkan monitoring yang telah dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi atau oleh Kementerian Agama Tingkat Pusat;

d. Monitoring dapat melibatkan Pengawas Madrasah secara terintegrasi dengan kegiatan pengawasan lainnya oleh Pengawas Madrasah.

2. Monitoring Penanganan Pengaduan

a. Monitoring penanganan pengaduan bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul di raudhatul athfal.

b. Kerjasama dengan lembaga terkait dalam menangani pengaduan dan penyimpangan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan.


(24)

Petunjuk Teknis BOP RA 17 BAB VII

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan program BOP RA,masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (pusat, Provinsi/Kabupaten/Kota diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait.

A.Pelaporan

1. Tingkat RA

a. Rencana Kegiatan dan Anggaran RA(RKARA)

Rencana Kegiatan dan Anggaran RA (RKARA) harus memuat rencana penerimaan dan rencana penggunaan uang dari semua sumber dana yang diterima RA. RKARA ini harus ditandatangani oleh Kepala RA dan diketahui oleh Ketua Yayasan atau Komite RA. Dokumen ini disimpan di RA dan diperlihatkan kepada pengawas, Kepala Seksi RA, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

RKARA dibuat dalam satu tahun anggaran. Oleh karena itu, RA dapat membuat Formulir tahunan sebagaimana Formulir BOP -06. RKARA perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan secara rinci yang dibuat tahunan untuk setiap sumber dana yang diterima RA.

b. Pembukuan

RA diwajibkan membuat pembukuan dari dana yang diperoleh RA khusus untuk program BOP. Buku yang digunakan adalah sebagai berikut:

1)Buku Kas Umum (Formulir BOP-07)

Buku Kas Umum disusun untuk masing -masing rekening bank yang dimiliki oleh RA. Pembukuan dalam Buku Kas Umum meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga yang meliputi:

a) Kolom Penerimaan: dari penyalur dana (BOP atau sumber dana lain), penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa giro dari bank.

b)Kolom Pengeluaran: pembelian barang dan jasa, biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro dan setoran pajak.

Buku Kas Umum ini harus diisi pada tiap transaksi (segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan).


(25)

Petunjuk Teknis BOP RA 18 Dokumen ini disimpan di RA dan diperlihatkan kepada pengawas RA, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kab/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

Terkait dengan pembukuan dari dana yang diperoleh RA untuk program BOP, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan komputer.

2) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas Umum sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya;

3) Setiap akhir bulan, Buku Kas Umum ditutup oleh Bendahara dan

diketahui oleh Kepala RA;

4) Uang tunai yang ada di Kas Tunai tidak lebih dari Rp 10 juta;

5) Apabila ada kesalahan atas penulisan angka/huruf, maka yang salah agar dicoret dengan dua garis rapih, sehingga tulisan yang semula salah masih dapat dibaca kemudian diparaf;

6) Apabila dalam satu bulan berjalan tidak/belum terjadi transaksi pengeluaran/ penerimaan, maka tetap ada pembukuan dalam bulan tersebut dengan uraian NIHIL dan ditandatangani oleh Bendahara dan diketahui oleh Kepala RA;

7) Apabila bendahara meninggalkan tempat kedudukannya atau berhenti

dari jabatannya, Buku Kas Umum dan buku pembantunya serta bukti -bukti pengeluaran harus diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita Acara Serah Terima.

c. Bukti Pengeluaran

1. Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kwitansi yang sah;

2. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai. Untuk transaksi dengan nilai sampai Rp 250.000, - tidak dikenai bea meterai, sedang transaksi dengan nilai nominal antara Rp 250.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp 3.000,- dan transaksi dengan nilai nominal lebih besar dari Rp 1.000.000,- dikenai bea meterai dengan tarif sebesar Rp 6.000,-;

3. Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya;

4. Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;

5. Setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala R A dan lunas dibayar oleh Bendahara;


(26)

Petunjuk Teknis BOP RA 19 6. Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh RA sebagai

bahan bukti dan bahan laporan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Tim Manajemen BOP:

a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP harus dilaporkan oleh setiap RA ke Tim Manajemen BOPKemenag Provinsi, Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kab/Kota. Laporan lengkap penggunaan dana BOP disimpan di RA untuk bahan pemeriksaan, tetapi dapat juga dijadikan sebagai syarat pencairan pada semester berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh masing -masing Tim Manajemen BOP Provinsi.

b. Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada PPK paling lambat tanggal 31 Desember 2017.

2. Tingkat Provinsi / Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota

Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Tim Manajemen BOP provinsi Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten/Kota adalah:

a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi pembelajaan (expenditure) barang atau kegiatan yang diperbolehkan digunakan dari dana BOP pada tiap kabupaten/kota.

b. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi penerimaan (revenue) siswa RA terhadap dana BOP pada tiap kabupaten/kota sebagaimana.

3. Tingkat Pusat

Hal-hal yang perlu dilaporkan dari Direktorat Pendidikan Madrasah adalah:

a. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi pembelanjaan (expenditure) barang atau kegiatan yang diperbolehkan digunakan dari dana BOP pada tiap provinsi.

b. Rekapitulasi penggunaan dana BOP dari sisi penerimaan (revenue) siswa RA terhadap dana BOP pada tiap provinsi .

B.Perpajakan

Ketentuan peraturan perpajakan dalam penggunaan dana BOP diatur sebagai berikut.

1. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP untuk pembelian ATK/bahan/penggandaan dan lain-lain pada kegiatan penerimaan siswa baru; kesiswaan; laporan hasil belajar siswa; pembelian bahan-bahan


(27)

Petunjuk Teknis BOP RA 20 habis pakai, seperti buku tulis, kapur tulis, pensil dan bahan praktikum; pengembangan profesi guru; pembelian bahan-bahan untuk perawatan/perbaikan ringan gedung sekolah.

Bendaharawan/pengelola dana BOP tidak termasuk bendaharawan pemerintah sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana BOP pada raudhatul athfal yang terkait atas penggunaan dana BOP untuk belanja barang sebagaimana tersebut di atas adalah:

a. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22. b. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak). 2. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP untuk

pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks yang sudah rusak.

Bendaharawan/pengelola dana BOP pada raudharul athfal adalah tidak termasuk bendaharawan pemerintah sehingga tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN. Dengan demikian kewajiban perpajakan bagi bendaharawan/pengelola dana BOP pada raudhatul athfal yang terkait dengan pembelian/penggandaan buku teks pelajaran dan/atau mengganti buku teks yang sudah rusak adalah:

a. Tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22. b. Atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku

pelajaran agama, PPN yang terutang dibebaskan.

c. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha Kena Pajak) atas pembelian buku yang bukan buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama.

3. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan pemberian honor pada kegiatan penerimaan siswa baru, kesiswaan, pengembangan profesi guru, dan penyusunan laporan BOP. Bendaharawan/penanggung jawab dana BOP pada raudhatul athfal adalah:

a. Bagi guru/pegawai non PNS sebagai peserta kegiatan, harus dipotong PPh Pasal 21 dengan menerapkan tarif Pasal 17 UU PPh sebesar 5 % dari jumlah bruto honor.


(28)

Petunjuk Teknis BOP RA 21 b. Bagi guru/pegawai PNS diatur sebagai berikut :

 Golongan I dan II dengan tarif 0% (nol persen).

 Golongan III dengan tarif 5% (lima persen) dari penghasilan bruto.  Golongan IV dengan tarif 15% (lima belas persen) dari penghasilan

bruto.

4. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana BOP, pada raudhatul athfal, untuk membayar honor kepada tenaga kerja lepas orang pribadi yang melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan raudhatul athfal harus memotong PPh Pasal 21 dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

b. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.


(29)

Petunjuk Teknis BOP RA 22 BAB VIII

PENGAWASAN DAN SANKSI

A. Pengawasan

Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya.

Pengawasan program BOP meliputi pengawasan melekat (Waskat), pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

1. Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya, baik di tingkat pusat, Provinsi, kab/kota maupun RA. Prioritas utama dalam program BOP adalah pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Wilyah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota kepada RA.

2. Pengawasan Fungsional Internal

Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan program BOP secara internal adalah Inspektorat Jenderal KementerianAgama RI. Instansi tersebut dapat melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit.

3. Pengawasan Eksternal

Instansi pengawas eksternal yang melakukan pengawasan program BOP adalah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Instansi ini dapat melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit.

4. Pemeriksaan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan pemeriksaan terhadap program BOP.

5. Pengawasan Masyarakat

Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOP, program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yang terdapat di RA, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Lembaga tersebut melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOP di RA, namun tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimp angan dalam pengelolaan BOP, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

B. Sanksi

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau RA dan/atau siswa, akan dijatuhkan oleh aparat/peja bat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya:


(30)

Petunjuk Teknis BOP RA 23

1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang -undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja);

2. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana BOP yang terbukti disalahgunakan ke kas negara;

3. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana BOP;

4. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun berikutnya kepada kabupaten/kota dan provinsi, bilamana terbukti pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok atau golongan.


(31)

Petunjuk Teknis BOP RA 24 BAB IX

PENGADUAN MASYARAKAT

1. Apabila masyarakat menemukan masalah atau hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka dapat menyampaikannya melalui:

Telepon : 021 - 3811523 Faksimil : 021 - 3859117

Email : bopkemenagpusat@gmail.com Website : http://madrasah.kemenag.go.id

2. Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan juga menyediakan nomor telepon/email untuk menampung pertanyaan/pengaduan masyarakat di masing-masing wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.

Jakarta, 30 Desember 2016

Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Ttd


(32)

Petunjuk Teknis BOP RA 25

LAMPIRAN BOP RA

(Logo Kanwil/Kankemenag)

(Logo Raudhatul Athfal)

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

NOMOR : ………….. (Kemenag) NOMOR : ... (Raudhatul Athfal)

I. TENTANG

PEMBERIAN DANA BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL ANTARA

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ... /KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ... / KOTA ...

DENGAN

RAUDHATUL ATHFAL ……….

Pada hari ini …… tanggal ……. bulan …….. tahun Dua Ribu Enam Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ... NIP : NIP ...

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan Keputusan Kuasa

Pengguna Anggaran No. ……. tanggal …………

Alamat : …………

Yang bertindak untuk dan atas nama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ... /Kantor Kementerian Agama Kabupaten ... / Kota ... dan untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : …………..

Jabatan : Kepala Raudhatul Athfal ………… berdasarkan Surat Ketua Yayasan No : ... tanggal ...

Formulir BOP–01


(33)

Petunjuk Teknis BOP RA 26

Alamat : ………..

Yang bertindak untuk dan atas nama Raudhatul Athfal ………… dan untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dan masing-masing disebut PIHAK. PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu bahwa berdasarkan:

1. Undang - undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4286);

2. Undang - undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4297);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);


(34)

Petunjuk Teknis BOP RA 27

12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);Undang - undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355);

13. Peraturan Pemeritah No. 45 Tahun 2013 tentang Tatacara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

14. Peraturan Menteri Keuangan No.168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

15. Peraturan Menteri Agama No………. tentangPedoman Umum …………. 16. Akte Pendirian Raudhatul Athfal ... beserta perubahannya;

17. Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Nomor ... tanggal ... Tentang Penunjukan Penerima Dana Bantuan Operasional Sekolah;

18. DIPA Satker …….. Tahun Anggaran 2017 Nomor : SP DIPA-………….. tanggal ... revisi ke-... tanggal ...

PARA PIHAK menyatakan bahwa :

1. PIHAK PERTAMA memberikan Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal;

2. PIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud butir 1 di atas ;

3. PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk menandatangani Surat Perjanjian ini dengan ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal-pasal tersebut di bawah ini.

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

( 1 ) Maksud dibuatnya perjanjian ini adalah untuk mengatur pelaksanaan penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang dananya berasal dari DIPA Satker

………… Tahun Anggaran 2017.

( 2 ) Tujuan dibuatnya perjanjian ini adalah agar pelaksanaan penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal dilakukan secara lebih efektif, efisien dan akuntabel.

Pasal 2

NILAI BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL

( 1 ) Nilai Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang dituangkan dalam perjanjian ini adalah sebesar sisa dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang belum disalurkan kepada Raudhatul Athfal ... yaitu sebesar Rp... (dengan huruf).


(35)

Petunjuk Teknis BOP RA 28

( 2 ) Nilai bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam daftar perhitungan sebagaimana lampiran perjanjian ini yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan perjanjian ini.

Pasal 3

PEMBEBANAN DANA BANTUAN OPERASIONAL RAUDHATUL ATHFAL

Penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal dibebankan pada DIPA Satker Tahun Anggaran 2017 dengan kode pembebanan ...

Pasal 4

TATA CARA PENYALURAN

( 1 ) Penyaluran Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal dilakukan dengan pengajuan Surat Perintah Membayar kepada KPPN Jakarta II oleh PIHAK PERTAMA untuk selanjutnya diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana yang ditujukan langsung kepada Rekening PIHAK KEDUA melalui Bank ... Rekening No. ... atas nama Raudhatul Athfal ...

( 2 ) Pencairan pembayaran dilakukan sekaligus setelah PIHAK KEDUA mengajukan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Raudhatul Athfal kepada PIHAK PERTAMA

dengan dilampiri:

1. Rencana pengeluaran dana bantuan operasional yang akan dicairkan secara sekaligus; 2. Perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;

3. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan;

4. Surat Pernyataan Tanggung jawab Mutlak (SPTJM).

( 3 ) PIHAK PERTAMA memproses tagihan dan menerbitkan Surat Perintah Membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterima tagihan dari PIHAK KEDUA secara benar dan lengkap.

Pasal 5

HAK DAN KEWAJIBAN

( 1 ) Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA meliputi :

a. PIHAK PERTAMA berhak melakukan monitoring penggunaan Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;

b. PIHAK PERTAMA berhak meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan layanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;

c. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyalurkan Dana Bantuan Operasional Sekolah kepada PIHAK KEDUA setelah dipenuhi syarat-syarat penyaluran dana bantuan; dan

( 2 ) Hak dan berkewajiban PIHAK KEDUA meliputi :

a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 2 dalam hal telah menyampaikan syarta-syarat penyaluran dana bantuan kepada PIHAK PERTAMA;


(36)

Petunjuk Teknis BOP RA 29

b. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal sesuai Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal;

c. PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan Dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;

d. PIHAK KEDUA berkewajiban menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang tidak digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 paling lambat tanggal 31 Desember 2017; dan

e. PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 6

PERNYATAAN KESANGGUPAN

Dengan menandatangani perjanjian ini, PIHAK KEDUA menyatakan kesanggupan untuk: 1. Menggunakan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal sesuai dengan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Bantuan Operasional Raudhatul Athfal;

2. Menyetorkan ke Kas Negara sisa dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal yang tidak digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 paling lambat tanggal 31 Desember 2017.

Pasal 7 SANKSI

Dalam hal PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sebagian atau seluruhnya isi perjanjian ini, PIHAK PERTAMA akan mengenakan Sanksi berupa sanksi administratif sampai dengan sanksi penghentian penyaluran dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal pada tahun berikutnya termasuk melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila ditemukan unsur tindak pidana.

Pasal 8

LAPORAN BERKALA PENGGUNAAN DANA

PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan penggunaan dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal setiap bulan kepada PIHAK PERTAMA

Pasal 9

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN AKHIR TAHUN

PIHAK KEDUA pada akhir tahun anggaran berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Bantuan Operasional Raudhatul Athfal Tahun Anggaran 2017 kepada PIHAK PERTAMA paling lambat pada tanggal 8 Januari 2018.


(37)

Petunjuk Teknis BOP RA 30 Pasal 10

PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA

( 1 ) Perjanjian ini berakhir sesuai dengan masa jangka waktu pelaksanan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Surat Perjanjian ini.

( 2 ) Surat Perjanjian dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum jangka waktu Perjanjian berakhir atas terjadinya salah satu kondisi antara lain:

a. Ada ketentuan perundang-undangan dan/atau kebijakan Pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya Surat Perjanjian ini; dan

b. Salah satu Pihak mengakhiri Surat Perjanjian ini karena adanya Peristiwa Wanprestasi terhadap ketentuan Hak dan Kewajiban sebagaimana diatur pada Pasal 6 Surat Perjanjian ini.

( 3 ) PIHAK yang berkehendak untuk mengakhiri Surat Perjanjian ini sebagaimana dimaksud pada ayat (2) b. dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki;

b. Tidak menghapuskan hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan terhadap pihak lainnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Surat Perjanjian ini;

c. PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sehingga pengakhiran Surat Perjanjian dengan alasan sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian ini secara sah cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan tidak memerlukan penetapan atau putusan Pengadilan; dan

d. Pihak yang akan mengakhiri surat perjanjian setelah terlebih dahulu melaporkan kepada Menteri Keuangan selaku wakil pemerintah yang memberikan penugasan.

Pasal 11

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

( 1 ) Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Surat perjanjian ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini. Penyelesaian secara damai dapat dilakukan melalui musyawarah secara langsung antara PARA PIHAK atau melalui perantaraan pihak ketiga yang disepakati oleh Para Pihak dalam bentuk mediasi.

( 2 ) Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat dilakukan oleh PARA PIHAK secara musyawarah, PARA PIHAK menetapkan Pengadilan Negeri ... sebagai tempat penyelesaian perselisihan.


(38)

Petunjuk Teknis BOP RA 31 Pasal 12

PENUTUP

( 1 ) PARA PIHAK menyatakan telah menyetujui untuk melaksanakan perjanjian ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

( 2 ) Perjanjian ini terdiri dari 7 (tujuh) halaman yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian ini yang dibubuhi paraf pada setiap halaman kecuali pada halaman terakhir dan halaman lampiran yang ditandatangani oleh PARA PIHAK.

( 3 ) Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) terdiri dari 2 (dua) asli bermaterai cukup untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

( 4 ) Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan memiliki daya laku surut sejak

tanggal ……….. 2017.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : ... 2017

Untuk dan atas nama

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi ... /Kantor Kementerian Agama

Kabupaten ... / Kota ... PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,

……….

NIP……….

Untuk dan atas nama

Raudhatul Athfal ………

KEPALA RAUDHATUL ATHFAL,


(39)

P et u n ju k T ek n is B O P RA 32 1 2 1 2 1 2 Nama Rekening

(Nama Lembaga tidak Boleh Rekening Pribadi)

NIP.

………

Kepala Subbagian Tata Usaha

Dibuat oleh Kasi Madrasah Kab/Kota Dikirim ke Tim Manajemen BOP Provinsi

No

NIP

……….. Kantor Kementerian Agama Kab/Kota………

Kabupaten/Kota : Provinsi :

Nomor Rekening

REKAPITULASI NAMA DAN NOMOR REKENING RA PENERIMA DANA BOP TINGKAT KAB/KOTA

Kepala Seksi Madrasah Mengetahui,

Penandatangan (2 orang)

Kantor Kementerian Agama Kab/Kota………..

FORMULIR BOP-02

NSM Nama RA Bank Cabang


(40)

Petunjuk Teknis BOP RA 33

SURAT PERNYATAAN PENGIRIMAN NOMOR REKENING RA

Pada hari ini, tanggal ...………... kami kirimkan salinan halaman pertama Buku Tabungan Bank ... alamat Bank ... atas nama RA :

Nama RA : ... NSM : ... Alamat RA : Jalan ... Kel/Desa ... Kecamatan ... Kab/Kota ... No Rekening : ...

Atas Nama : 1. Jabatan ... 2. Jabatan ...

Nomor telepon yang bisa dihubungi jika fax yang kami kirimkan kurang jelas :

1. No. ... Telp. ... 2. No. ... Telp. ... 3. No. ... Telp. ...

Yang Mengirimkan

( ... )

Formulir BOP–03

Dibuat oleh RA


(41)

Petunjuk Teknis BOP RA 34

CONTOH

RENCANA PENGGUNAAN DANA BOP PERIODE...s/d……….

Jumlah Siswa :... Siswa Jumlah Dana BOP : Rp...

Rencana Penggunaan Dana BOP di RA

NO Komponen Jumlah Dana (Rp)

TOTAL

Kepala RA

(...)

Bendahara

(...)

FORMULIR BOP-04

Dibuat oleh RA Ditempel di Papan Pengumuman


(42)

Petunjuk Teknis BOP RA 35

CONTOH

LAPORAN PENGGUNAAN DANA BOP PERIODE...s/d...

A. Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)

B. Pembelian Barang/Jasa

No Barang/Jasa yang dibeli Tanggal/Bulan Nama Toko/

Penyedia Jasa Jumlah (Rp)

Kepala RA

(...)

Bendahara

(...)

FORMULIR BOP-05

Dibuat oleh RA Ditempel di Papan Pengumuman


(43)

(44)

Petunjuk Teknis BOP RA 37 Formulir BOP-07

Diisi oleh Bendahara Simpan di RA

BUKU KAS UMUM Nama RA :__________________________

Desa/Kecamatan :__________________________ Kabupaten :__________________________ Provinsi :__________________________

Tanggal No.Kode No.

Bukti Uraian

Penerimaan (Debit)

Pengeluaran

(Kredit) Saldo

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui Dibuat Oleh

Kepala RA Bendahara


(45)

Petunjuk Teknis BOP RA 38

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Raudhatul Athfal : ………...

Nama Kepala Raudhatul Athfal : ……….

Alamat : ………...

Nama Bantuan : Bantuan Operasional Pendidikan

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ……….. dan Perjanjian Kerja

Sama Nomor ………. telah menerima Bantuan Operasional Pendidikan

dengan nilai nominal sebesar Rp. ………. (….dengan huruf….).

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut:

1. Laporan penggunaan jumlah dana:

a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. ……… (..dengan huruf..)

b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ……… (..dengan huruf..)

c. Jumlah total sisa dana : Rp. ……… (..dengan huruf..)

2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan 100% Bantuan Operasional Pendidikan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama tersebut di atas.

Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan Operasional

Pendidikan sebesar Rp. ………. (….dengan huruf….) telah kami

simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar Rp.

………. (….dengan huruf….) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara

(BPN). (terlampir)

3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian laporan pertanggungjawaban Bantuan Operasional Pendidikan ini Kami buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

…………. , ……… 2017

Kepala RA

materai Rp. 6.000,-

………

KOP SURAT

FORMULIR BOS–08

Dibuat oleh Kepala Raudhatul Athfal Dikirim ke PPK


(46)

Petunjuk Teknis BOP RA 39

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Tahun Anggaran : ………. Nomor Bukti : ……….

Sudah terima dari : Kepala RA

RA : ………..

Desa/Kecamatan : ……….. Kabupaten : ……….. Provinsi : ……….. Jumlah uang : Rp. ………..…………. Terbilang : ………..……… Untuk pembayaran : ………..………… Sumber Dana : Dana BOP RA Periode bulan ……..………. s.d ………..

Penerima Uang Tanda tangan

(Nama jelas )

Lunas dibayar tanggal ……….

Kepala RA Bendahara RA

Tanda tangan dan stempel Tanda tangan

(Nama jelas ) (Nama jelas )

Formulir BOP–09


(47)

Petunjuk Teknis BOP RA 40

KUITANSI/BUKTI PENERIMAAN

Nomor : ………..

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen Satker ……….… Jumlah uang : Rp. ………..…………. Terbilang : ………..………

Untuk pembayaran : Penggunaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Tahun 2017 Berdasarkan SK PPK tentang Penerima Dana BOP

No. ………. Tanggal ……….

Tempat, tanggal ………. Kepala RA ………..

Tanda tangan, stempel di atas materai Rp. 6.000

(Nama jelas )

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat Komitmen

Tanda tangan dan stempel (Nama jelas )

N)P. ……….

Formulir BOP–10


(1)

Petunjuk Teknis BOP RA

35 CONTOH

LAPORAN PENGGUNAAN DANA BOP PERIODE...s/d...

A. Pengeluaran

No Jenis Pengeluaran Tanggal/Bulan Jumlah (Rp)

B. Pembelian Barang/Jasa

No Barang/Jasa yang dibeli Tanggal/Bulan Nama Toko/

Penyedia Jasa Jumlah (Rp)

Kepala RA

(...)

Bendahara

(...)

FORMULIR BOP-05 Dibuat oleh RA Ditempel di Papan Pengumuman


(2)

(3)

Petunjuk Teknis BOP RA

37

Formulir BOP-07 Diisi oleh Bendahara

Simpan di RA

BUKU KAS UMUM

Nama RA :__________________________ Desa/Kecamatan :__________________________ Kabupaten :__________________________ Provinsi :__________________________

Tanggal No.Kode No.

Bukti Uraian

Penerimaan (Debit)

Pengeluaran

(Kredit) Saldo

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui Dibuat Oleh

Kepala RA Bendahara


(4)

Petunjuk Teknis BOP RA

38 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL

PENDIDIKAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Raudhatul Athfal : ………... Nama Kepala Raudhatul Athfal : ……….

Alamat : ………...

Nama Bantuan : Bantuan Operasional Pendidikan

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor ……….. dan Perjanjian Kerja

Sama Nomor ………. telah menerima Bantuan Operasional Pendidikan

dengan nilai nominal sebesar Rp. ………. (….dengan huruf….).

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut:

1. Laporan penggunaan jumlah dana:

a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. ……… (..dengan huruf..) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ……… (..dengan huruf..) c. Jumlah total sisa dana : Rp. ……… (..dengan huruf..) 2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan 100% Bantuan Operasional

Pendidikan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama tersebut di atas.

Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan sebesar Rp. ………. (….dengan huruf….) telah kami simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar Rp. ………. (….dengan huruf….) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN). (terlampir)

3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian laporan pertanggungjawaban Bantuan Operasional Pendidikan ini Kami buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

…………. , ……… 2017 Kepala RA

materai Rp. 6.000,-

………

KOP SURAT

FORMULIR BOS–08

Dibuat oleh Kepala Raudhatul Athfal Dikirim ke PPK


(5)

Petunjuk Teknis BOP RA

39

KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN

Tahun Anggaran : ………. Nomor Bukti : ……….

Sudah terima dari : Kepala RA

RA : ………..

Desa/Kecamatan : ……….. Kabupaten : ……….. Provinsi : ……….. Jumlah uang : Rp. ………..…………. Terbilang : ………..……… Untuk pembayaran : ………..………… Sumber Dana : Dana BOP RA Periode bulan ……..………. s.d ………..

Penerima Uang Tanda tangan

(Nama jelas )

Lunas dibayar tanggal ……….

Kepala RA Bendahara RA

Tanda tangan dan stempel Tanda tangan

(Nama jelas ) (Nama jelas )

Formulir BOP–09


(6)

Petunjuk Teknis BOP RA

40

KUITANSI/BUKTI PENERIMAAN

Nomor

: ………..

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen

Satker ……….…

Jumlah uang

:

Rp. ………..………….

Terbilang

:

………..………

Untuk pembayaran : Penggunaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Tahun 2017

Berdasarkan SK PPK tentang Penerima Dana BOP

No. ………. Tanggal ……….

Tempat, tanggal ……….

Kepala RA

………

..

Tanda tangan, stempel di atas

materai Rp. 6.000

(Nama jelas )

Setuju dibebankan pada mata anggaran berkenaan

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat Komitmen

Tanda tangan dan stempel

(Nama jelas )

N)P. ……….

Formulir BOP–10