PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Konsentrasi Teknik Elektro Sekolah Lanjutan

Oleh

Oleh

ALIANGGA KUSUMA 1201038

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh Aliangga Kusuma S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Sekolah Pascasarjana

© Aliangga Kusuma 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

ALIANGGA KUSUMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Mukhidin, M.Pd NIP. 19531110 198002 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. H. Bachtiar Hasan, MSIE NIP. 19551204 198103 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Prof. Dr. Mokhamad Syaom Barliana, M.Pd, MT NIP. 19630204 198803 1 002


(4)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK

UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik, dan mengetahui kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan di SMK Negeri 1 Koba Kab. Bangka Tengah Propinsi Bangka Belitung. Metode penelitian ini menggunakan research & development (R & D) yang diawali dengan studi pendahuluan dilanjutkan tahap pengembangan dan penilaian produk. Subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari tiga orang expert judgement dan 28 orang peserta didik teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik. Pengumpulan data dengan teknik studi dokumentasi, wawancara dan kuisioner berupa angket. Prosedur penelitian ini adalah proses penyusunan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) Studi pendahuluan, dengan melakukan wawancara terhadap ketua program dan guru. Studi analisis silabus dan menganalisa kompetensi dasar dalam penyusunan bahan ajar (b) Mengumpulkan sumber belajar dan literatur serta pokok-pokok materi yang akan disusun. (c) Penyusunan draft bahan ajar dasar dan pengukuran listrik. (d) Uji coba terbatas produk. (e) uji coba Lebih luas produk. (f) Pengolahan data dan evaluasi. Kesimpulan penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik yaitu bahan dikembangkan dari kurikulum 2013 dan silabus mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik, sehingga materi bahan ajar dikembangkan mulai dari materi arus listrik dan arus elektron, bahan-bahan listrik, elemen pasif, elemen aktif, rangkaian resistif arus searah, teorema dua kutub, daya dan usaha, peralihan rangkaian, sistem satuan pengukuran, alat ukur dan pengukuran listrik, dan jenis alat ukur. Kelayakan bahan ajar di validasi dan dinilai oleh expert judgement, sedangkan untuk keterbacaan dan penggunaan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik di ujicoba pada sejumlah peserta didik dengan hasil dalam kategori baik.


(5)

ABSTRACT

DEVELOPING BASIC TEACHING MATERIALS AND ELECTRICAL MEASUREMENT FOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL

This research is aimed to develop teaching materials of basic principle and electrical measurement, and to figure out the feasibility of teaching materials which have been developed in SMK Negeri 1 Koba Kab. Bangka Tengah Bangka Belitung. This research method using the research & development (R & D) that begins with a preliminary study followed the development phase and product assessment. Research subjects are determined by using purposive sampling technique that consists of three expert judgment and 28 students electricity utilization installation techniques. Collecting data with tecnic documentation study, interview and questionnaire in the form of a questionnaire. The procedure of this research is the process of preparing the basic teaching materials and electrical measurements through the stages as follows: (a) A preliminary study, by conducting interviews with the head of the program and teachers. Studies syllabus analysis and analyzing core competencies in materials development. (b) Collect a source of learning and literature as well as the main points of the material to be prepared. (c) Preparation of draft basic teaching materials and electrical measurements. (d) The trial is limited products. (e) More extensive product testing. (f) Data processing and evaluation. The conclusion of this study is the development of teaching materials and the basic subjects, namely electrical measurements of curriculum materials developed in 2013 and syllabus basic subjects and electrical measurements, so that the teaching materials developed starting from the material of electric current and electron current, electrical materials, passive elements, active elements, resistive circuits direct current, two poles theorem, power and effort, switching circuits, system of units of measurement, measuring instruments and electrical measurements , and the type of measuring device. The validation of the feasibility of teaching materials and assessed by expert judgment, whereas for readability and use basic teaching materials and electrical measurements on the test in a number of students with results in both categories.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Pembatasan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Srtuktur Organisasi Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Bahan Ajar ... 6

1. Pengertian Bahan Ajar ... 6

2. Pengembangan Bahan Ajar ... 16

3. Buku Teks ... 27

4. Modul... 35

B. Kerangka Pemikiran ... 37

C. Penelitian yang Relevan ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Metode dan Desain Penelitian ... 42

B. Alur Penelitian ... 44

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pengembangan Bahan Ajar ... 54

C. Pembahasan Penelitian ... 77

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 81

A. Simpulan ... 81

B. Implikasi ... 81

C. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Ketercapaian ... 51

Tabel 4.1 Bab dan Materi Pokok Bahan Ajar ... 56

Tabel 4.2 Penilaian Buku Teks Kelayakan Isi ... 59

Tabel 4.3 Penilaian Buku Teks Kelayakan Bahasa ... 62

Tabel 4.4 Penilaian Buku Teks Kelayakan Kegrafikan ... 64

Tabel 4.5 Hasil Angket Peserta Didik pada Uji Coba Terbatas ... 69


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 38

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 43

Gambar 3.2 Alur Penelitian... 44


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan tersebut menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan perkembangan itu. Hal itu diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global. Untuk itu, pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan menjadi hal pokok. Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk membentuk peserta didik agar menjadi warga negara Indonesia guna mencapai bangsa Indonesia yang bermartabat.

Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang merupakan hasil kegiatan pembelajaran. Salah satu perubahan tersebut adalah adanya perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis kompetensi menjadi kurikulum 2013. Salah satu perubahan dari kurikulum 2013 adalah perubahan mata pelajaran dan penambahan jam pelajaran. Penambahan jam pelajaran merupakan konsekuensi dari perubahan proses pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu. Perubahan juga terjadi pada proses penilaian yang semula berbasis output menjadi berbasis proses dan output.

Implementasi kurikulum diterapkan dengan baik tergantung dari guru dan peserta didik. Kesiapan dan kemampuan peserta didik sebagai subyek sekaligus penerima layanan pendidikan dalam menyerap pendidikan yang bermutu juga bergantung pada guru sebagai fasilitor belajar. Guru memegang peran sentral terhadap proses dan hasil pendidikan karena guru merupakan subyek yang diharapkan mampu menterjemahkan kurikulum menjadi lebih operasional dalam bentuk silabus maupun bahan ajar. Peran guru di masing-masing sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merumuskan kompetensi lulusannya serta menyusun bahan ajar bagi peserta didiknya.


(11)

2

Perubahan kurikulum 2013 berorientasi pada penguatan proses pembelajaran yang memicu peserta didik mampu berpikir kritis dan memiliki kemampuan seimbang pada aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Hal tersebut menuntut kreativitas guru dalam menjalankan atau melaksanakan proses belajar mengajar. Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk merancang ataupun menyusun bahan ajar yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar.

Bahan ajar merupakan komponen yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Keberadaan bahan ajar akan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memenuhi kompetensi dasar. Suparmin dan Pujiastuti (dalam Aisyi, dkk. 2013, hlm. 117) mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Lestari (2013, hlm. 1) menyatakan bahwa bahan ajar dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku. Peneliti memberikan kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa penggunaan bahan ajar merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan sudah merupakan suatu bagian yang integral terhadap metode belajar yang dipakai. Perancangan bahan ajar diharapakan sesuai dengan kompetensi dan kurikulum yang berlaku. Dalam upaya meningkatkan efektifitas siswa dalam belajar, maka guru dituntut untuk menggunakan bahan ajar yang isi materinya lebih terperinci dan sesuai kompetensi dalam hal ini berupa buku pegangan siswa.

Bahan ajar sebaiknya mampu memenuhi syarat sebagai bahan ajar, seperti relevansi dengan kurikulum yang sedang berlaku, kesesuaian metode dengan materi yang disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya apakah teori-teori yang dgunakan dalam penulisan bahan ajar ini sudah sesuai atau belum. Penelusuran awal yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Bangka Belitung didapatkan informasi dari guru produktif pada jurusan teknik ketenegalistrikan bahwa selama periode penggunaan kurikulum baru, belum memiliki sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang ada dalam


(12)

3

kurikulum. Salah satunya pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik yang merupakan mata pelajaran produktif yang menjelaskan prinsip kerja, dan cara pengoperasian dan penggunaan dari alat ukur listrik dan elektronika. Namun mereka melakukan upaya penyusunan bahan ajar yang dapat mereka dapatkan dengan browsing di internet.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, kendala pada mata pelajaran dasar dan penukuran listrik adalah keterbatasan sumber belajar dan literature tentang dasar dan pengukuran listrik berupa buku teks, minat baca peserta didik yang masih rendah sehingga peserta didik mendengarkan penjelasan guru dalam pembelajaran, dan peserta didik membutuhkan bahan ajar untuk dapat mempelajari materi dasar dan pengukuran listrik.

Pengembangan bahan ajar diharapkan dapat mengatasi kendala yang selama ini ada sebab di dalam bahan ajar memungkinkan adanya kelengkapan mulai dari strategi, materi, penugasan dan evaluasinya. Mahasiswa juga dapat belajar secara mandiri dan dapat belajar lebih aktif serta dapat mengatasi perbedaan kemampuan antar mahasiswa sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sejalan dengan paparan diatas, peneliti menilai pentingnya pengembangan bahan ajar pembelajaran segera diwujudkan yang harapannya hasil pengembangannya dapat segera diterapkan, terlebih lagi saat ini pendidikan karakter bangsa sedang gencar didengungkan.

Berdasarkan pemaparan permasalahan, diperlukan perangkat pembelajaran yang dapat mengatasi kendala tersebut, maka peneliti akan merancang bahan ajar pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik”. Pemilihan bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik yang akan dirancang ataupun disusun dikarenakan pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran baru yang terdapat pada kurikulum 2013. Bahan ajar diharapkan dapat memberikan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dalam kurikulum. Selanjutnya, dihasilkan produk bahan ajar berupa buku Dasar dan Pengukuran Lstrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X.


(13)

4

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Peneliti mengidentifikasikan masalah berdasarkan latar belakang sebagai berikut:

1) Jurusan teknik ketenagalistrikan di SMKN 1 Koba belum memiliki bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik.

2) Guru produktif jurusan teknik ketenagalistrikan di SMKN 1 Koba memerlukan bahan ajar sesuai dengan kurikulum 2013.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian berdasarkan latar belakang sesuai dengan batasan masalah dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana mengembangkan bahan ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik di SMK sesuai dengan kurikulum 2013?

D. Pembatasan Masalah Penelitian

Mengingat keterbatasan peneliti serta untuk memfokuskan pembahasannya, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1) Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Koba, Bangka Tengah kelas X jurusan teknik ketenagalistrikan paket keahlian teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

2) Bahan ajar yang dirancang atau disusun adalah Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik pada kelas X berdasarkan pada kurikulum 2013.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengembangkan bahan ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk diterapkan di SMK sesuai dengan kurikulum 2013.

2) Mengetahui kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan menurut expert judgement dan peserta didik.


(14)

5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yaitu: 1. Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian dapat mendorong untuk mengembangkan bahan ajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Bagi siswa, memberikan kemudahkan siswa dalam memahami suatu materi dengan baik

c. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu, kualitas pembelajaran di sekolah serta pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran.

2. Teoritis

Pengembangan dalam bidang bahan ajar diharapkan dapat memberikan banyak informasi mengenai pengembangan bahan ajar pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listik di SMK, dan sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia di bidang pendidikan.

G. Struktur Organisasi Penelitian

Strutur organisasi yang digunakan terdiri dari bab-bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, pembatasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi penelitan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan penelitian yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengebangan (Reasearch and Development) diawali dengan studi pendahuluan dan sampai tahap uji produk dengan batasan uji produk terbatas. Penelitian pengembangan berdasarkan Sugiono (2012, hlm. 497) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan teori melainkan untuk menghasilkan produk tertentu. Penelitian pengembangan ini memiliki tujuan untuk mengembangkan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik di SMK yang memenuhi aspek kelayakan isi, bahasa, dan kegrafikan serta aspek tampilan, penyajian materi dan manfaat.

Metode penelitian dan pengembangan dilaksanakan melalui beberapa langkah. Ada beberapa metode digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, yaitu: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Penelitian dan pengembangan pada dasarnya memiliki dua tujuan utama, yaitu mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. Langkah-langkah penelitian pada metode riset dan pengembangan digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini menggunakan pengembangan suatu produk. Produk yang dikembangkan kemudan diuji dengan serangkaian ujicoba, dan untuk setiap kegiatan ujicoba diadakan evaluasi. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan. Langkah-langkah dalam pengembangan instrument meliputi: studi pendahuluan yang meliputi studi literatur, studi lapangan, wawancara, pengumpulan materi, penyususnan draft produk awal, uji coba produk/uji terbatas, revisi dan perbaikan produk, ujicoba lebih luas/revisi produk.

Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi berupa penyederhanaan tahapan penelitian menjadi: tahap studi lapangan, tahap pengembangan, dan tahap


(16)

43

evaluasi. Langkah-langkah metode penelitan dan pengembangan yang dimodifikasi dapat dilihat bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Pada tahap pendahuluan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: studi pustaka, studi lapangan, pengumpulan informasi, meliputi assesmen kebutuhan, review literatur, analisis kompetensi dasar yang diperlukan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik dan studi penelitian berskala kecil. Melakuakn perencanaan analisis kebutuhan akan dilakukan dengan menggunakan instrumen silabus. Menentukan urutan materi tentang indikasi kebutuhan pembelajaran dalam buku ajar dasar dan pengukuran listrik di SMK.

Pada tahap pengembangan dilakukan langkah yaitu mengumpulkan materi-materi pembelajaran dan membuat atau mendesain bahan ajar, maka akan menghasilkan suatu prototipe (produk awal) dan desain buku ajar dasar dan pengukuran listrik beserta perangkat pembelajaran lainnya, uji coba produk, pengolahan dan analisi data, melakukan revisi produk, kemudian uji coba yang lebih luas.

Tahap evaluasi meliputi analisa dan pembahasan atau pengolahan data, evaluasi dan penyempurnaan untuk mendapatkan produk akhir yang diharapkan. Penilaian pada penelitian bahan ajar dasar dan pengukuran listrik meliputi aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan isi dan aspek kelayakan kegrafikan. Penilaian pada peserta didik meliput aspek tampilan, aspek penyajian materi dan aspek manfaat dari produk bahan ajar.

STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN EVALUASI

Studi pustaka Studi lapangan Analisis kompetensi yang diperlukan Penyusunan draft produk

Uji coba terbatas Uji coba lebih luas

Evaluasi & penyempurnaan


(17)

44

B. Alur Penelitian

Alur penelitian ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut:

Studi

Pendahuluan

Tahap

Pengembangan

Tahap Evaluasi

Gambar 3.2 Alur Penelitian Hasil wawancara

dengan guru

Hasil dokumentasi kurikulum dan silabus

Analisis kebutuhan bahan ajar dasar dan

pengukuran listrik

Penyusunan pokok-pokok materi

Penyusunan draft bahan ajar dasar dan pengukuran listrik

Uji coba terbatas

Pengolahan data dan analisis

Uji coba lebih luas

Pengolahan data dan analisis

Produk akhir

Evaluasi dan penyempurnaan Revisi produk


(18)

45

Penjelasan lebih rinci mengenai alur penelitian diatas diuraikan sebagai berikut: a. Studi Pendahuluan

Tahap pertama pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Studi Lapangan, dilakukan di SMK Negeri 1 Koba Kab. Bangka Tengah Propinsi Bangka Belitung yang menjadi objek penelitian. Pada studi awal, data-data awal dan informasi dikumpulkan. Hasil studi pendahuluan ini digunakan sebagai identifikasi kebutuhan untuk mengembangkan Bahan Ajar Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan. 2) Studi dokumentasi, yaitu pencarian kurikulum, silabus mengenai mata

pelajaran dasar dan pengukuran listrik.

3) Analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Peneliti menentukan kompetensi dasar dan urutan materi yang dibutuhkan dalam pengembangan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik untuk sekolah menengah kejuruan.

b. Tahap Pengembangan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Mengumpulkan sumber-sumber bahan ajar atau literatur

2) Menentukan materi pokok yang akan di bahas berdasarkan silabus

3) Membuat kerangka materi-materi apa saja yang dijadikan bahan, penentuan urutan pembelajaran.

4) Menyiapkan materi pembelajaran 5) Penyusunan dan desain draft bahan ajar

6) Melakukan uji coba terhadap produk kepada expert judgement 7) Melakukan revisi terhadap produk

8) Melakukan ujicoba terbatas dan lebih luas kepada peserta didik c. Tahap Evaluasi

1) Melakukan analisa pengolahan data yang sudah didapatkan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik.


(19)

46

1. Ujicoba Produk

a. Evaluasi guru dan ahli

Evaluasi tahap pertama merupakan tinjauan guru dan ahli bertujuan untuk menggali komentar dan saran, baik secara tertulis maupun lisan, dangan cara melakukan diskusi dan menyerahkan rancangan buku ajar untuk tinjau/review dengan acuan instrumen evaluasi isi, bahasa, dan kegrafikan. Untuk menghasilkan sebuah bahan ajar dasar dan pengukuran listrik yang layak untuk digunakan, diperlukan adanya uji dari tim ahli. Adapun kriteria dari subjek ahli adalah minimal pendidikan S1, ahli dalam bidangnya, sudah mengajar tentang keilmuan teknik ketenagalistrikan minimal lima tahun. Dalam Penelitan ini, peneliti mengambil tiga orang sebagai tim uji ahli.

Dalam rangka memenuhi objektivitas hasil review, maka uji ahli dilakukan oleh Drs. Deden Sumirat, beliau guru mata pelajaran di SMK Negeri 2 Cimahi, beliau guru mata pelajaran teknik listrik. Kustia Aprilia, S.Pd, beliau guru mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik di SMK Negeri 1 Koba, Bangka Tengah, dan Nurdani, S.Pd, beliau guru mata pelajaran listrik di SMK Negeri 1 Lebong Utara.

Tim ahli akan memberikan penilaian dengan mengisi angket yang telah disiapkan peneliti dapat berupa saran, ataupun kritik yang dapat membangun agar buku dapat menjadi lebih baik lagi dan memiliki daya guna di kalangan pembaca. Proses uji oleh guru dan ahli untuk menilai materi yang disajikan sudah sesuai dengan silabus dan dapat digunakan dalam pembelajaran dasar dan pengukuran listrik, serta untuk menilai aspek kelayakan isi, bahasa dan kegrafikan, yaitu (1) review pada evaluasi isi bertujuan untuk mengevaluasi isi buku ajar, isi materi, (2) review pada evaluasi bahasa bertujuan untuk mengevaluasi bahasa yang digunakan, keruntutan dan kesesuaian materi buku ajar, (3) review pada evaluasi kegrafikan bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisik buku ajar, ukuran buku, desain isi buku. Review guru dan ahli pada evaluasi isi, bahasa, dan kegrafikan dilakukan bersamaan. Hasil data dari guru dan ahli dianalisis untuk digunakan sebagai pijakan merevisi produk yang telah dibuat berdasarkan saran-saran atau masukan yang di dapat.


(20)

47

b. Evaluasi peserta didik

Ujicoba pada peserta didik dilakukan untuk mengetahui komentar dan saran penilaan buku ajar dengan acuan instrument evaluasi pada aspek tampilan, aspek penyajian materi dan aspek manfaat. Ujicoba dilakukan pada pengujian terbatas dan lebih luas terhadap peserta didik. Penilaian pertama dilakukan oleh kelompok terbatas peserta didik. Hasil data dari peserta didik dianalisis untuk digunakan sebagai pijakan merevisi buku ajar.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Koba, Bangka Tengah. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan metode purposive sampling. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Koba. Adapun pertimbangan pengambilan sampel karena peserta didik kelas X sedang mengikuti pembelajaran mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian pengembangan ini sesuai dengan tahap penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan mewujudkan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik yang layak untuk pembelajaran. Untuk menghasilkan produk pengembangan yang berkualitas diperlukan pula instrumen yang berkualitas. Instrument penelitian yang digunakan terdiri dari studi dokumentasi, pedoman wawancara, instrument angket expert judgement dan peserta didik tentang buku ajar dasar dan pengukuran listrik yang digunakan.

Menurut BNSP (2007), bahan ajar yang berkualitas wajib memenuhi empat unsur kelayakan yakni kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasan, dan kelayakan kegrafikaan. Kelayakan isi menurut BSNP mengacu pada Permendiknas No. 2 Tahun 2008 yakni harus memenuhi tiga indikator: (1) Kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Keakuratan materi, (3) Materi pendukung pembelajaran.


(21)

48

Variabel peneletian yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah penilaian terhadap isi dan penyajian bahan ajar dasar dan pengukuran listrik. a. Penilaian Kelayakan Isi

Merupakan penilaian terhadap isi materi pembelajaran yang disajikan. b. Penilaian Kelayakan Bahasa

Merupakan penilaian terhadap bahasa pada bentuk penyajian dari bahan ajar c. Penilaian Kelayakan Kegrafikan

Merupakan penilaian terhadap tampilan secara grafika dan tampilan bahan ajar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dasar dan pengukuran listrik. Teknik penelitian kajian dokumentasi guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dokumen yang dikumpulkan berupa kurikulum, silabus, kompetensi dasar dan kompetensi inti, dan materi-materi tentang pembelajaran dasar dan pengukuran listrik.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara lisan terhadap narasumber dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan. Wawancara merupakan suatu pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Komunikasi yang baik adalah interaksi yang terencana, dan wawancara dilakukan untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Teknik ini digunakan untuk mewawancarai guru, expert judgement, dan sumber lain yang terkait di lingkungan SMK. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Sesuai dengan bentuk wawancara, maka peneliti tidak terikat secara ketat pada pedoman wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah disiapkan terlebih dahulu, tetapi


(22)

49

sebagian mungkin ditambah, diubah, bahkan dihilangkan pada saat wawancara. Pelaksaan wawancara dilakukan selama masa penelitian. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskriftif naratif.

3. Angket

Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrument atau alat pengumpul data yang disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Angket digunakan untuk mengukur efektivitas produk. Instrument kuisioner disusun dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas bahan ajar sehingga produk tersebut layak untuk digunakan. Data yang diperoleh dari serangkaian uji coba berupa data penilaian, tanggapan, saran-saran yang diperoleh dari uji coba lapangan, dan dari guru mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Data-data tersebut digunakan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

Angket penilaian bahan ajar untuk ahli terdiri dari beberapa komponen, yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasadan keayakan kegrafikan. Indicator-indikator kualitas pengembangan bahan ajar dari aspek isi bahan ajar terdiri dari relevansi materi, bobot materi dan tata bahasa, dan desain bahan ajar terdiri dari tata letak dan tulisan/bahasa, kelengkapan penyajian, kelengkapan unsur tata letak, perpaduan warna serta ilustrasi dan gambar.

Angket penilaian dari responden, disusun dengan menggunakan kreteria penilaian skala likert. Pada skala likert, awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan rendah 1. Ketika pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih dalam kategori 3, untuk menghindari hal tersebut skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan pilihan 4 pilihan (Direktorat Pembinaan SMK 2008: 13), dengan makna sebagai berikut.

4 = Sangat baik/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik. 3 = Baik/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik.

2 = Cukup/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik. 1 = Kurang/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik


(23)

50

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dimulai dari studi pendahuluan, data penilaian expert judgement, data uji coba oleh peserta didik. Data penelitian ini merupakan data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif prosentase.

1. Pengolahan data hasil studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi terhadap kurikulum. Data yang dihasilkan pada tahap studi pendahuluan bersifat kualitatif. Melakukan identifikasi kebutuhan pengembangan bahan ajar. Pengolahan data kualitatif hasil wawancara dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

2. Pengolahan data hasil penilaian expert judgement dan peserta didik

Pengolahan data menggunakan penilaian responden terhadap beberapa indikator mengenai isi dan struktur buku. Indikator yang dicantumkan diadapsi dari instrument penilaian buku teks BNSP. Dalam instrumen penilaian buku teks BSNP pelajaran mendeskripsikan bahwa materi yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik, kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial dan emosional, berpusat pada peserta didik, mengembangkan keterampilan proses, dan kelengkapan penyajian.

Respoden pada tahap berikutnya memberikan pendapat terkait proporsi gambar dan teks yang tepat. Menurut Muslich (2010, hlm. 238), perbandingan gambar dan teks yang digunakan harus benar-benar dapat menjelaskan gagasan yang disampaikan secara verbal, menarik siswa serta mudah untuk dipahami. Muslich (2010, hlm.311) menyatakan bahwa, tidak terlalu banyak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif karena akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks. Sedangkan BSNP menyatakan, proporsi gambar dan teks disesuaikan dengan tingkat kepahaman peserta didik. Selain itu pula, proporsi gambar dan teks harus tepat disesuaikan dengan materi atau pesan yang akan disampaikan. Karena gambar bisa membantu menyampaikan pesan yang tertera dalam teks, begitu pula sebaliknya.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase melalui pemaparan data atau simpulan data yang diolah menggunakan


(24)

51

teknik presentase yang dibagi menjadi lima kategori dengan rumus sebagai berikut:

P =

100

 

tertinggi bobot

n

pilihan bobot

jawaban

% Keterangan:

P = Persentase nilai yang dicapai Σ = Jumlah

n = Jumlah seluruh responden

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Ketercapaian

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat Baik Tidak Perlu direvisi 75% - 89% Baik Tidak Perlu direvisi 65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi 0 - 54% Sangat Kurang Direvisi

Produk dinyatakan baik, layak, dan menarik apabila hasil observasi berada pada kualifikasi minimal baik. Sehingga produk atau bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik tidak perlu direvisi lagi.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyi, F.K., dkk. (2013). Pengembangan Bahan Ajar TIK SMP Mengacu pada Pembelajaran Berbasis Proyek. Invotec, IX (02), hlm. 117-128.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arif, Z., dan Napitupulu, W.P. (1997). Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Grasindo.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar Penilaian Buku Teks. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Borg dan Gall , M.D. (1989). Educational Research an Introduction (5thed). New York & London: Longman,inc

Chambliss, M. J. & R. C. Calfee. (1998). Textbooks for Learning: Nurturing Children’s Minds. Massachusetts: Blackwell Publishers.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Daryanto., & Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.

Geene, Harry A. & Petty, Walter T. (1986). Delevoping Language Skills, In The Elemtary Schools. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Harjanto. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Renica Cipta.

Kurniasih, I., dan Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia.

Lukman, Ishartiwi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Mind Map untuk Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, I (02), hlm 109-122.


(26)

84

Muslich, M. (2010). Text Book Writting: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,dan Pemakaian Buku teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Panen, P., dan Purwanto. (2004). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.

Pargito. 2010. Dasar-dasar pendidikan IPS. Bandar lampung: Fakultas Pendidikan dan keguruan Universitas Lampung.

Prabawa, D.G.A.P., Santyasa, I.W,. Warpala, I.W.S. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Produksi Audio dan Video di SMK Negeri 1 Sukadasa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif. Jogjakarta: Diva Press.

Priyatni, Endah Tri. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Kritis Berbasis Intervensi Responsif. Jurnal Litera, XIII (01).

Putra, Nusa. (2012). Research and Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakatra: PT. Grafindo Persada.

Raharjo. S.T., dan Sunawi, A. H. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Handout Sistem Penerima Televisi di SMK Piri 1 Yogyakarta. Journal

Rahman, M., dan Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2008). Menyusun Bahan Ajar Agar Tujuan Perkuliahan Tercapai Lebih Menyenangkan. Malang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(27)

85

Suparmin, dan Pujiastuti, D. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Jambi: Program Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Jambi.

Suparno. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Mata Diktat Adaktif Berbasis Web Based Learning pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Bangunan. Teknologi dan Kejuruan. 34 (01), hlm. 61-70.

Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Atas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas

Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2004). Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2013). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Widodo, C. dan Jasmadi. (2008). Buku Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.


(1)

49

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagian mungkin ditambah, diubah, bahkan dihilangkan pada saat wawancara. Pelaksaan wawancara dilakukan selama masa penelitian. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskriftif naratif.

3. Angket

Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrument atau alat pengumpul data yang disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Angket digunakan untuk mengukur efektivitas produk. Instrument kuisioner disusun dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas bahan ajar sehingga produk tersebut layak untuk digunakan. Data yang diperoleh dari serangkaian uji coba berupa data penilaian, tanggapan, saran-saran yang diperoleh dari uji coba lapangan, dan dari guru mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Data-data tersebut digunakan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.

Angket penilaian bahan ajar untuk ahli terdiri dari beberapa komponen, yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasadan keayakan kegrafikan. Indicator-indikator kualitas pengembangan bahan ajar dari aspek isi bahan ajar terdiri dari relevansi materi, bobot materi dan tata bahasa, dan desain bahan ajar terdiri dari tata letak dan tulisan/bahasa, kelengkapan penyajian, kelengkapan unsur tata letak, perpaduan warna serta ilustrasi dan gambar.

Angket penilaian dari responden, disusun dengan menggunakan kreteria penilaian skala likert. Pada skala likert, awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan rendah 1. Ketika pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih dalam kategori 3, untuk menghindari hal tersebut skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan pilihan 4 pilihan (Direktorat Pembinaan SMK 2008: 13), dengan makna sebagai berikut.

4 = Sangat baik/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik. 3 = Baik/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik.

2 = Cukup/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik. 1 = Kurang/tepat/sistematis/konsisten/memadai/menarik


(2)

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data dimulai dari studi pendahuluan, data penilaian expert judgement, data uji coba oleh peserta didik. Data penelitian ini merupakan data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif prosentase.

1. Pengolahan data hasil studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi terhadap kurikulum. Data yang dihasilkan pada tahap studi pendahuluan bersifat kualitatif. Melakukan identifikasi kebutuhan pengembangan bahan ajar. Pengolahan data kualitatif hasil wawancara dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

2. Pengolahan data hasil penilaian expert judgement dan peserta didik

Pengolahan data menggunakan penilaian responden terhadap beberapa indikator mengenai isi dan struktur buku. Indikator yang dicantumkan diadapsi dari instrument penilaian buku teks BNSP. Dalam instrumen penilaian buku teks BSNP pelajaran mendeskripsikan bahwa materi yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik, kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial dan emosional, berpusat pada peserta didik, mengembangkan keterampilan proses, dan kelengkapan penyajian.

Respoden pada tahap berikutnya memberikan pendapat terkait proporsi gambar dan teks yang tepat. Menurut Muslich (2010, hlm. 238), perbandingan gambar dan teks yang digunakan harus benar-benar dapat menjelaskan gagasan yang disampaikan secara verbal, menarik siswa serta mudah untuk dipahami. Muslich (2010, hlm.311) menyatakan bahwa, tidak terlalu banyak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif karena akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks. Sedangkan BSNP menyatakan, proporsi gambar dan teks disesuaikan dengan tingkat kepahaman peserta didik. Selain itu pula, proporsi gambar dan teks harus tepat disesuaikan dengan materi atau pesan yang akan disampaikan. Karena gambar bisa membantu menyampaikan pesan yang tertera dalam teks, begitu pula sebaliknya.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase melalui pemaparan data atau simpulan data yang diolah menggunakan


(3)

51

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik presentase yang dibagi menjadi lima kategori dengan rumus sebagai berikut:

P =

100

 

tertinggi bobot

n

pilihan bobot

jawaban

% Keterangan:

P = Persentase nilai yang dicapai

Σ = Jumlah

n = Jumlah seluruh responden

Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Ketercapaian

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan 90% - 100% Sangat Baik Tidak Perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak Perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 - 54% Sangat Kurang Direvisi

Produk dinyatakan baik, layak, dan menarik apabila hasil observasi berada pada kualifikasi minimal baik. Sehingga produk atau bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik tidak perlu direvisi lagi.


(4)

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aisyi, F.K., dkk. (2013). Pengembangan Bahan Ajar TIK SMP Mengacu pada Pembelajaran Berbasis Proyek. Invotec, IX (02), hlm. 117-128.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arif, Z., dan Napitupulu, W.P. (1997). Pedoman Baru Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Grasindo.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Standar Penilaian Buku Teks. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Borg dan Gall , M.D. (1989). Educational Research an Introduction (5thed). New York & London: Longman,inc

Chambliss, M. J. & R. C. Calfee. (1998). Textbooks for Learning: Nurturing Children’s Minds. Massachusetts: Blackwell Publishers.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Daryanto., & Dwicahyono, A. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.

Geene, Harry A. & Petty, Walter T. (1986). Delevoping Language Skills, In The Elemtary Schools. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Harjanto. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Renica Cipta.

Kurniasih, I., dan Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Padang: Akademia.

Lukman, Ishartiwi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Mind Map untuk Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMP. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, I (02), hlm 109-122.


(5)

84

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, M. (2010). Text Book Writting: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan,dan Pemakaian Buku teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Panen, P., dan Purwanto. (2004). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.

Pargito. 2010. Dasar-dasar pendidikan IPS. Bandar lampung: Fakultas Pendidikan dan keguruan Universitas Lampung.

Prabawa, D.G.A.P., Santyasa, I.W,. Warpala, I.W.S. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Multimedia Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Produksi Audio dan Video di SMK Negeri 1 Sukadasa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3.

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif. Jogjakarta: Diva Press.

Priyatni, Endah Tri. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Kritis Berbasis Intervensi Responsif. Jurnal Litera, XIII (01).

Putra, Nusa. (2012). Research and Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu Pengantar. Jakatra: PT. Grafindo Persada.

Raharjo. S.T., dan Sunawi, A. H. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Handout Sistem Penerima Televisi di SMK Piri 1 Yogyakarta. Journal

Rahman, M., dan Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2008). Menyusun Bahan Ajar Agar Tujuan Perkuliahan Tercapai Lebih Menyenangkan. Malang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Aliangga Kusuma, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suparmin, dan Pujiastuti, D. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Jambi: Program Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Jambi.

Suparno. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Mata Diktat Adaktif Berbasis Web Based Learning pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Bangunan. Teknologi dan Kejuruan. 34 (01), hlm. 61-70.

Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Atas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas

Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2004). Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.

Trianto. (2013). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Widodo, C. dan Jasmadi. (2008). Buku Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.